{"title":"世界观察三次加强救灾社区的部署","authors":"Adhis Tessa","doi":"10.14203/jmb.v23i2.1204","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Setiap rentang tiga tahun, gunung Merapi meletus dan memberikan kerugian jiwa, benda, dan psikis bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Jika masyarakat tidak memiliki daya tahan (resiliensi) dalam menghadapi bencana tentu risikonya semakin tinggi. Tulisan ini menjelaskan tentang worldview yang memantik penguatan resiliensi dalam menghadapi bencana Merapi. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif etnografi di masyarakat Turgo dan Kaliurang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 12 informan, dan dikuatkan dengan partisipasi observasi. Penelitian telah menemukan tiga worldview tentang Merapi: sebagai sosok yang dituakan, anasir kekuasaan, dan sumber rezeki, telah memantik penguatan interaksi sosial dan sistem mata pencarian untuk tujuan kesiapsiagaan pada pra, saat dan pasca bencana. Resiliensi yang didasarkan pada worldview itu diterjemahkan ke praktik pemenuhan kebutuhan dan pengurangan risiko. Kapasitas ini dapat dikembangkan sebagai mekanisme pengurangan risiko bencana berbasiskan komunitas.","PeriodicalId":32703,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat dan Budaya","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TIGA WORLDVIEW DALAM PENGUATAN RESILIENSI KOMUNITAS TANGGAP BENCANA MERAPI\",\"authors\":\"Adhis Tessa\",\"doi\":\"10.14203/jmb.v23i2.1204\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Setiap rentang tiga tahun, gunung Merapi meletus dan memberikan kerugian jiwa, benda, dan psikis bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Jika masyarakat tidak memiliki daya tahan (resiliensi) dalam menghadapi bencana tentu risikonya semakin tinggi. Tulisan ini menjelaskan tentang worldview yang memantik penguatan resiliensi dalam menghadapi bencana Merapi. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif etnografi di masyarakat Turgo dan Kaliurang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 12 informan, dan dikuatkan dengan partisipasi observasi. Penelitian telah menemukan tiga worldview tentang Merapi: sebagai sosok yang dituakan, anasir kekuasaan, dan sumber rezeki, telah memantik penguatan interaksi sosial dan sistem mata pencarian untuk tujuan kesiapsiagaan pada pra, saat dan pasca bencana. Resiliensi yang didasarkan pada worldview itu diterjemahkan ke praktik pemenuhan kebutuhan dan pengurangan risiko. Kapasitas ini dapat dikembangkan sebagai mekanisme pengurangan risiko bencana berbasiskan komunitas.\",\"PeriodicalId\":32703,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Masyarakat dan Budaya\",\"volume\":\"44 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-11-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Masyarakat dan Budaya\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14203/jmb.v23i2.1204\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Masyarakat dan Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14203/jmb.v23i2.1204","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
TIGA WORLDVIEW DALAM PENGUATAN RESILIENSI KOMUNITAS TANGGAP BENCANA MERAPI
Setiap rentang tiga tahun, gunung Merapi meletus dan memberikan kerugian jiwa, benda, dan psikis bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Jika masyarakat tidak memiliki daya tahan (resiliensi) dalam menghadapi bencana tentu risikonya semakin tinggi. Tulisan ini menjelaskan tentang worldview yang memantik penguatan resiliensi dalam menghadapi bencana Merapi. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif etnografi di masyarakat Turgo dan Kaliurang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 12 informan, dan dikuatkan dengan partisipasi observasi. Penelitian telah menemukan tiga worldview tentang Merapi: sebagai sosok yang dituakan, anasir kekuasaan, dan sumber rezeki, telah memantik penguatan interaksi sosial dan sistem mata pencarian untuk tujuan kesiapsiagaan pada pra, saat dan pasca bencana. Resiliensi yang didasarkan pada worldview itu diterjemahkan ke praktik pemenuhan kebutuhan dan pengurangan risiko. Kapasitas ini dapat dikembangkan sebagai mekanisme pengurangan risiko bencana berbasiskan komunitas.