{"title":"FAKTOR FENOMENA GROUPTHINK DALAM KELOMPOK MASYARAKAT RUKUN TETANGGA DI KELURAHAN TANGKILING KOTA PALANGKA RAYA","authors":"Milka, Zahra Purna Putri","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2694","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model Groupthink pada forum musyawarah kelompok RT di Kelurahan, dan faktor-faktor yang memicu terjadinya fenomena groupthink didalam kelompok pertemuan RT di Kelurahan Tangkiling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) dokumentasi. \nHasil penelitian mengambarkan tida adanya fenomena Groupthink karena gaya kepemimpinan Ketua RT di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Palangka Raya bersifat laissez faire. Faktor pemimpin dominan tidak terindikasi. Dan untuk tingginya kohesivitas kelompok juga terjadi dikarenakan kehadiran dan keterlibatan anggota kelompok dalam pertemuan dan kegiatan RT. Tetapi pada situasi provokatif tidak terbukti dalam penelitian ini, dikarenakan anggota kelompok hanya sedikit dan jarang mengalami rasa cemas dan bingung dalam menghadapi permasalahan yang muncul didalam pertemuan atau kegiatan RT. \nKemudian untuk gejala yang lain seperti, ketertutupan pikiran anggota kelompok terindikasi tidak terjadi adanya Groupthink Adapula gejala selanjutnya tentang tekanan mencapai keseragaman, hal ini pun terindikasi tidak terjadi Groupthink dikarenakan para kelompok RT ini memilih untuk mengutarakan pendapatnya. Lalu gejala yang terakhir yang terdapat dalam penelitian ini yaitu tentang pencarian kesepakatan terlalu dini, ini pun tidak menimbulkan adanya Groupthink karena anggota kelompok memberikan jawaban yang dominan yaitu selalu menerima masukan dari anggota kelompoknya, sehingga dalam perumusan kegiatan tidak menghasilkan kesepakatan yang dini atau cepat. Groupthink dapat muncul karena dipicu oleh 3 faktor, yaitu kohesivitas kelompok, pimpinan yang dominan dan situasi kelompok yang provokatif.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2694","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model Groupthink pada forum musyawarah kelompok RT di Kelurahan, dan faktor-faktor yang memicu terjadinya fenomena groupthink didalam kelompok pertemuan RT di Kelurahan Tangkiling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) dokumentasi.
Hasil penelitian mengambarkan tida adanya fenomena Groupthink karena gaya kepemimpinan Ketua RT di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Palangka Raya bersifat laissez faire. Faktor pemimpin dominan tidak terindikasi. Dan untuk tingginya kohesivitas kelompok juga terjadi dikarenakan kehadiran dan keterlibatan anggota kelompok dalam pertemuan dan kegiatan RT. Tetapi pada situasi provokatif tidak terbukti dalam penelitian ini, dikarenakan anggota kelompok hanya sedikit dan jarang mengalami rasa cemas dan bingung dalam menghadapi permasalahan yang muncul didalam pertemuan atau kegiatan RT.
Kemudian untuk gejala yang lain seperti, ketertutupan pikiran anggota kelompok terindikasi tidak terjadi adanya Groupthink Adapula gejala selanjutnya tentang tekanan mencapai keseragaman, hal ini pun terindikasi tidak terjadi Groupthink dikarenakan para kelompok RT ini memilih untuk mengutarakan pendapatnya. Lalu gejala yang terakhir yang terdapat dalam penelitian ini yaitu tentang pencarian kesepakatan terlalu dini, ini pun tidak menimbulkan adanya Groupthink karena anggota kelompok memberikan jawaban yang dominan yaitu selalu menerima masukan dari anggota kelompoknya, sehingga dalam perumusan kegiatan tidak menghasilkan kesepakatan yang dini atau cepat. Groupthink dapat muncul karena dipicu oleh 3 faktor, yaitu kohesivitas kelompok, pimpinan yang dominan dan situasi kelompok yang provokatif.