Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2670
Sandi Justitia Putra, L. Rahmat, I Made Putra Suryantara
Primitive Runaway (PR) adalah program yang menampilkan artis bersama sahabatnya untuk mempelajari adat, budaya serta kebiasaan sebuah sebuah suku, salah satunya episode Negeri diatas Awan Suku Sambori Bima. Kontroversi penonton berawal dari tafsir diri mereka terhadap teks yang dipoduksi oleh PR. Melalui acara ini penonton yang bukan berasal dari Bima akan memiliki persepsi bahwa masyarakat bima adalah masyarakat yang primitif dan terbelakang. Perbedaan pandangan penonton dapat dimengerti karena penonton merupakan pencipta makna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data berupa pendeskripsian mengenai level-level analisis Reality Show PR mulai dari dialog serta adengan dari setiap scene. Metode yang digunakan adalah etnografi media yang digunakan untuk menyelidiki media dan melakukan eksplorasi terhadap entitas (users) saat menonton produk media tersebut. Kesimpulan penelitian ini yakni Adat Istiadat masyarakat Sambori telah membawa ragam makna yang kemudian oleh para penonton di decoding secara berbeda. Hasil analisa informan dengan latar belakang budaya yang berbeda menunjukan posisi dan identitas yang berbeda pula. Kehadiran penonton adalah nyawa bagi setiap tontonan. Pengalaman hidup penonton memberikan pengaruh dalam interaksinya dengan teks media. Penonton menginterpretasikan teks media sesuai dengan keadaan sosial dan kebudayaannya. Latar belakang penonton yang berbeda sehingga apa yang dimaknai dari acara ini pun akan dimaknai secara berbeda pula.
{"title":"“PEMBACAAN PENONTON TERHADAP ISU PRIMITIVE DALAM PROGRAM ACARA REALITY SHOW PRIMITIVE RUNAWAY EPISODE NEGERI DIATAS AWAN SUKU SAMBORI”","authors":"Sandi Justitia Putra, L. Rahmat, I Made Putra Suryantara","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2670","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2670","url":null,"abstract":"Primitive Runaway (PR) adalah program yang menampilkan artis bersama sahabatnya untuk mempelajari adat, budaya serta kebiasaan sebuah sebuah suku, salah satunya episode Negeri diatas Awan Suku Sambori Bima. Kontroversi penonton berawal dari tafsir diri mereka terhadap teks yang dipoduksi oleh PR. Melalui acara ini penonton yang bukan berasal dari Bima akan memiliki persepsi bahwa masyarakat bima adalah masyarakat yang primitif dan terbelakang. Perbedaan pandangan penonton dapat dimengerti karena penonton merupakan pencipta makna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data berupa pendeskripsian mengenai level-level analisis Reality Show PR mulai dari dialog serta adengan dari setiap scene. Metode yang digunakan adalah etnografi media yang digunakan untuk menyelidiki media dan melakukan eksplorasi terhadap entitas (users) saat menonton produk media tersebut. Kesimpulan penelitian ini yakni Adat Istiadat masyarakat Sambori telah membawa ragam makna yang kemudian oleh para penonton di decoding secara berbeda. Hasil analisa informan dengan latar belakang budaya yang berbeda menunjukan posisi dan identitas yang berbeda pula. Kehadiran penonton adalah nyawa bagi setiap tontonan. Pengalaman hidup penonton memberikan pengaruh dalam interaksinya dengan teks media. Penonton menginterpretasikan teks media sesuai dengan keadaan sosial dan kebudayaannya. Latar belakang penonton yang berbeda sehingga apa yang dimaknai dari acara ini pun akan dimaknai secara berbeda pula.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114624229","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2692
Yussi Ambar Sari, Kata Kunci, Interpretasi Bahasa Tubuh, D. Karya
Bahasa tubuh merupakan istilah umum dalam mengkomunikasikan melalui isyarat, postur, sinyal, serta tanda tubuh. Tubuh merupakan instrumen utama dalam tarian, sehingga tari menjadi bentuk komunikasi estetis. Tari pada dasarnya merupakan media komunikasi bagi masyarakat. Sebagai media komunikasi maka tari dapat dianalogikan sebagai bahasa, untuk dapat mengekspresikan suasana hati, emosi, gerakan yang ritmis dan dinamis. Sehingga kepekaan terhadap rangsang, gerak, ruang, dan waktu perlu diperhatikan karena membutuhkan energi. Interpretasi koreografer dalam menciptakan sebuah karya tari yang berjudul ”Dibalik Kematian” memiliki cerita berdasarkan pengalaman empiris penulis. Pengalaman hidup, membaca realitas kehidupan, tertuang dalam sebuah karya tari ini. Dibalik Kematian tersimpan realitas kehidupan manusia yang menarik, baik dalam memori ingatan, kegiatan, dan rekam jejak kehidupan dalam masyarakat. Karya Tari Dibalik Kematian tidak terlepas dari simbol dan makna. Simbol hasil interpretasi berdasarkan pengalaman, pengamatan, tertuang dalam gerak dan diperkuat dengan adanya properti tari yang digunakan. Interaksi simbolik digunakan karena menggambarkan bagaimana pemikiran individu dan diri individu berkembang melalui proses sosial. Hasil analisa dan pengalaman dari sudut pandang komunikasi sebagai esensi tatanan sosial. Terdapat tiga kunci utama dalam interaksi simbolik adalah mind, self, dan socety
{"title":"INTERPRETASI “DIBALIK KEMATIAN” DALAM PENCIPTAAN KARYA TARI","authors":"Yussi Ambar Sari, Kata Kunci, Interpretasi Bahasa Tubuh, D. Karya","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2692","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2692","url":null,"abstract":"Bahasa tubuh merupakan istilah umum dalam mengkomunikasikan melalui isyarat, postur, sinyal, serta tanda tubuh. Tubuh merupakan instrumen utama dalam tarian, sehingga tari menjadi bentuk komunikasi estetis. Tari pada dasarnya merupakan media komunikasi bagi masyarakat. Sebagai media komunikasi maka tari dapat dianalogikan sebagai bahasa, untuk dapat mengekspresikan suasana hati, emosi, gerakan yang ritmis dan dinamis. Sehingga kepekaan terhadap rangsang, gerak, ruang, dan waktu perlu diperhatikan karena membutuhkan energi. \u0000Interpretasi koreografer dalam menciptakan sebuah karya tari yang berjudul ”Dibalik Kematian” memiliki cerita berdasarkan pengalaman empiris penulis. Pengalaman hidup, membaca realitas kehidupan, tertuang dalam sebuah karya tari ini. Dibalik Kematian tersimpan realitas kehidupan manusia yang menarik, baik dalam memori ingatan, kegiatan, dan rekam jejak kehidupan dalam masyarakat. Karya Tari Dibalik Kematian tidak terlepas dari simbol dan makna. Simbol hasil interpretasi berdasarkan pengalaman, pengamatan, tertuang dalam gerak dan diperkuat dengan adanya properti tari yang digunakan. Interaksi simbolik digunakan karena menggambarkan bagaimana pemikiran individu dan diri individu berkembang melalui proses sosial. Hasil analisa dan pengalaman dari sudut pandang komunikasi sebagai esensi tatanan sosial. Terdapat tiga kunci utama dalam interaksi simbolik adalah mind, self, dan socety","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127749980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2713
A. Sf, Aswar Tahir, Vivin Nila Rakhmatullah, Muhammad Zuhardiman
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tanda yang terdapat pada Sapu Alang, seperti motif.Hingga bisa mengetahui bagaimana Sapu Alang menjadi identitas masyarakat Sumbawa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce, yaitu berdasarkan representament, object, interpretant.Objek dalam penelitian ini adalah Sapu Alang. Penelitian ini menggunakan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini memfokuskan pada makna atau arti dari tanda, simbol, dan lambang yang tersembunyi pada motif Sapu Alang hingga nantinya akan di kaitkan dengan bagaimana Sapu Alang menjadi identitas masyarakat Sumbawa. Data diperoleh melalui analisis semiotika, adapun tempat penelitian adalah Dusun Poto, Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa. Hasil penelitian setelah dilakukan analisis dengan menggunakan semiotika Charles Sanders Pierce menunjukkan bahwa Sapu alang memberi tanda pada obyek berupa beragam bentuk motif yang secara keseluruhan menunjukkan identitas Masyarakat Sumbawa. Identitas dimaksud adalah sebagai masyarakat agraris yang selalu menjaga harmoni dengan alam dan dengan Tuhan Pencipta Alam
{"title":"SAPU ALANG SEBAGAI IDENTITAS LELAKI SUMBAWA","authors":"A. Sf, Aswar Tahir, Vivin Nila Rakhmatullah, Muhammad Zuhardiman","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2713","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2713","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tanda yang terdapat pada Sapu Alang, seperti motif.Hingga bisa mengetahui bagaimana Sapu Alang menjadi identitas masyarakat Sumbawa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce, yaitu berdasarkan representament, object, interpretant.Objek dalam penelitian ini adalah Sapu Alang. Penelitian ini menggunakan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini memfokuskan pada makna atau arti dari tanda, simbol, dan lambang yang tersembunyi pada motif Sapu Alang hingga nantinya akan di kaitkan dengan bagaimana Sapu Alang menjadi identitas masyarakat Sumbawa. Data diperoleh melalui analisis semiotika, adapun tempat penelitian adalah Dusun Poto, Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa. Hasil penelitian setelah dilakukan analisis dengan menggunakan semiotika Charles Sanders Pierce menunjukkan bahwa Sapu alang memberi tanda pada obyek berupa beragam bentuk motif yang secara keseluruhan menunjukkan identitas Masyarakat Sumbawa. Identitas dimaksud adalah sebagai masyarakat agraris yang selalu menjaga harmoni dengan alam dan dengan Tuhan Pencipta Alam","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125553099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2676
H. Seran, Felisianus Efrem Jelahut
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang komodifikasi penonton dan konten pada program Indonesian Idol yang tayang di RCTI. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Teun Van Dijk. Analisis model Van Dijk tidak hanya menitikberatkan pada unsur teks, tetapi juga kognisi dan konteks sosial. Dalam hal ini analisis wacana kritis digunakan untuk mengetahui komodifikasi konten dan penonton pada program Indonesian Idol di RCTI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Indonesian Idol merupakan bagian dari proses komodifikasi konten dan penonton yang berorientasi untuk memaksimalkan keuntungan televisi, dalam hal ini RCTI. Komodifikasi konten dilakukan melalui representasi nomenklatur judul atau gambar judul Indonesian Idol, sedangkan komodifikasi penonton dilakukan melalui proses SMS atau voting peserta.Kata kunci: Komodifikasi, konten, penonton, Indonesian Idol
这项研究的目的是解释印尼偶像节目中观众的协调和内容。该研究采用了Teun Van Dijk批判性话语分析的方法。Van Dijk模型的分析不仅强调了文本的元素,还强调了认知和社会背景。在这种情况下,关键话语分析被用来确定印尼偶像节目的内容和观众对其偶像的组合。研究结果表明,印尼偶像节目是一个以最大限度地提高电视机利润为导向的内容和观众协调过程的一部分。内容编码是通过标题符号或图像呈现印尼偶像的标题,而观众编码是通过参与者的短信或投票过程进行的。关键词:视频修改,内容,观众,印尼偶像
{"title":"Komodifikasi Konten dan Khalayak: Kajian Ekonomi Politik Media Pada Program Acara Indonesian Idol","authors":"H. Seran, Felisianus Efrem Jelahut","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2676","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2676","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang komodifikasi penonton dan konten pada program Indonesian Idol yang tayang di RCTI. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Teun Van Dijk. Analisis model Van Dijk tidak hanya menitikberatkan pada unsur teks, tetapi juga kognisi dan konteks sosial. Dalam hal ini analisis wacana kritis digunakan untuk mengetahui komodifikasi konten dan penonton pada program Indonesian Idol di RCTI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Indonesian Idol merupakan bagian dari proses komodifikasi konten dan penonton yang berorientasi untuk memaksimalkan keuntungan televisi, dalam hal ini RCTI. Komodifikasi konten dilakukan melalui representasi nomenklatur judul atau gambar judul Indonesian Idol, sedangkan komodifikasi penonton dilakukan melalui proses SMS atau voting peserta.Kata kunci: Komodifikasi, konten, penonton, Indonesian Idol","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133798782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2687
Efan Yudha Winata, Desy Pratiwi
Online game addiction is a type of addiction resulting from high activity in playing online games which can be accessed via smartphones and supported by internet technology. This research is a study using qualitative methods that aims to describe the emotions of adolescents who are addicted to online games. Participants in this study were determined based on the screening results of the Game Addict Screening Score scale to measure the level of addiction to playing online games and obtained 2 research participants with the initials NU (17 years) and AN (22 years). The results showed that the two study participants were included in the online game addiction criteria and had several negative emotional aspects that were located in the cognitive minds of both of them. The two study participants The two study participants had almost the same emotional picture, namely they tended to express their emotions more with negative words . This affects the emotional state of the two research participants in everyday life, where the two research participants have different emotional controls in solving a problem. Based on the results of research on the two research participants, the level of emotion experienced increases when neither of them gets satisfaction in getting what they want. Furthermore, another impact of online game addiction on emotions does not only affect playing games but also affects social life. Keywords: Adolescence, Emotions, Addictions, Online Games
{"title":"DINAMIKA EMOSI REMAJA KETERGANTUNGAN GAME ONLINE","authors":"Efan Yudha Winata, Desy Pratiwi","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2687","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2687","url":null,"abstract":"Online game addiction is a type of addiction resulting from high activity in playing online games which can be accessed via smartphones and supported by internet technology. This research is a study using qualitative methods that aims to describe the emotions of adolescents who are addicted to online games. Participants in this study were determined based on the screening results of the Game Addict Screening Score scale to measure the level of addiction to playing online games and obtained 2 research participants with the initials NU (17 years) and AN (22 years). The results showed that the two study participants were included in the online game addiction criteria and had several negative emotional aspects that were located in the cognitive minds of both of them. The two study participants The two study participants had almost the same emotional picture, namely they tended to express their emotions more with negative words . This affects the emotional state of the two research participants in everyday life, where the two research participants have different emotional controls in solving a problem. Based on the results of research on the two research participants, the level of emotion experienced increases when neither of them gets satisfaction in getting what they want. Furthermore, another impact of online game addiction on emotions does not only affect playing games but also affects social life. \u0000 \u0000Keywords: Adolescence, Emotions, Addictions, Online Games","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"140 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116497441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2685
S. Santi, Abbyzar Aggasi
Program Millenial Road Safety Festival merupakan program yang diusung oleh Korlantas Polri untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Lalu Lintas guna tercapainya tujuan Road Safety to Zeroaccident mengingat pelanggaran lalu lintas di dominasi oleh generasi milenial. Dengan adanya program ini diharapkan dapat membangun budaya tertib lalu lintas khususnya dikalangan generasi milenial. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan penjabaran dan data informan melalui deskripsi yang mendalam. Adapun 2 jenis penelitian dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 2 metode yaitu studi kepustakaan dan penelitian lapangan berupa wawancara. Adapun teknik yang digunakan yaitu purposive sampling untuk menentukan sample yang memiliki kriteria yang sesuai dengan yang telah peneliti tentukan. . Program Millenial Road Safety Festival adalah cara atau strategi Polisi Lalu Lintas untuk membangun citra positif lembaga terhadap publik melalui rangkaian kegiatan didalam program tersebut. Untuk melihat sejauh mana citra ini dibangun maka diperlukan penilaian dari publiknya. Program Millenial Road Safety Festival merupakan program yang sudah dilaksanakan dan tentunya ada persamaan dan perbedaan hasil yang didapatkan sebelum dan sesudah program ini dilaksanakan. Dari penilaian tersebut, citra Polisi Lalu Lintas Polres Sumbawa dinilai negatif sebelum program Millenial Road Safety Festival dilaksanakan, namun setelah program Millenial Road Safety Festival dilaksanakan terjadi perubahan citra menjadi positif, hal ini dilihat dari adanya peningkatan kualitas pelayanan Polisi Lalu Lintas Polres Sumbawa dan meningkatnya profesionalitas Polisi Lalu Lintas Polres Sumbawa saat sedang melaksanakan tugas dan fungsinya. Kata Kunci: Strategi Polisi Lalu Lintas, Komunikasi Organisasi, Citra
{"title":"STRATEGI POLISI LALU LINTAS POLRES SUMBAWA DALAM MEMBANGUN CITRA MELALUI PROGRAM MILLENIAL ROAD SAFETY FESTIVAL","authors":"S. Santi, Abbyzar Aggasi","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2685","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2685","url":null,"abstract":"Program Millenial Road Safety Festival merupakan program yang diusung oleh Korlantas Polri untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Lalu Lintas guna tercapainya tujuan Road Safety to Zeroaccident mengingat pelanggaran lalu lintas di dominasi oleh generasi milenial. Dengan adanya program ini diharapkan dapat membangun budaya tertib lalu lintas khususnya dikalangan generasi milenial. \u0000Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan penjabaran dan data informan melalui deskripsi yang mendalam. Adapun 2 jenis penelitian dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 2 metode yaitu studi kepustakaan dan penelitian lapangan berupa wawancara. Adapun teknik yang digunakan yaitu purposive sampling untuk menentukan sample yang memiliki kriteria yang sesuai dengan yang telah peneliti tentukan. \u0000. Program Millenial Road Safety Festival adalah cara atau strategi Polisi Lalu Lintas untuk membangun citra positif lembaga terhadap publik melalui rangkaian kegiatan didalam program tersebut. Untuk melihat sejauh mana citra ini dibangun maka diperlukan penilaian dari publiknya. Program Millenial Road Safety Festival merupakan program yang sudah dilaksanakan dan tentunya ada persamaan dan perbedaan hasil yang didapatkan sebelum dan sesudah program ini dilaksanakan. Dari penilaian tersebut, citra Polisi Lalu Lintas Polres Sumbawa dinilai negatif sebelum program Millenial Road Safety Festival dilaksanakan, namun setelah program Millenial Road Safety Festival dilaksanakan terjadi perubahan citra menjadi positif, hal ini dilihat dari adanya peningkatan kualitas pelayanan Polisi Lalu Lintas Polres Sumbawa dan meningkatnya profesionalitas Polisi Lalu Lintas Polres Sumbawa saat sedang melaksanakan tugas dan fungsinya. \u0000Kata Kunci: Strategi Polisi Lalu Lintas, Komunikasi Organisasi, Citra","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117245592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2738
Muhammad Muthahari Ramadhani, Jamaluddin, Muhammad Najeri Al Syahrin
Pesantren merupakan satu diantara beberapa tempat pendidikan yang khas dan punya peranan penting di Indonesia. Tradisi pesantren mengutamakan penanaman kepribadian karakter dan sikap melalui hubungan kedekatan antara guru dan murid. Dengan intensitas dalam melaksanakan aktivitas tatap muka yang cenderung tinggi, tentu sebuah pondok pesantren harus dan telah melakukan pertimbangan yang matang terhadap kemungkinan risiko terburuk yang akan dihadapi dalam menghadapi Pandemi Covid-19 tempo hari. Maka dari itu perlunya pendekatan yang spesifik yakni pendekatan bersifat religius dan Komunikasi Dakwah yang efektif pada proses pembelajaran dalam pencegahan Covid-19 pada tahun 2020-2021 dalam Perspektif Religius yang ada di Kabupaten Banjar sebagai daerah yang religius dalam sudut pandang Agama Islam. Kandungan pesan dakwah yang disampaikan oleh guru-guru yang ada di Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalimantan Selatan tersebut yang cenderung menitikberatkan pada akidah, akhlak, syariah, dan muamalat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanggulangan penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren disini termasuk kepada santri dan santriwati serta alumni telah memberikan informasi terkait batas kerelaan atau kesanggupan karena tidak ada paksaan dan tekanan baik dari pondok pesantren maupun dari guru-guru. Namun hal yang diwajibkan adalah meningkatkan ketaqwaan serta selalu bersikap ‘Tawakal Alallah’ karena penyakit datangnya dari yang maha kuasa, maka sembuhnya juga dari yang maha kuasa. Selain Itu pihak Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalimantan Selatan juga memberikan peraturan lisan, bagi santri yang kurang enak badan, sakit, batuk/pilek dilarang masuk sekolah dan harus beristirahat di rumah saja dan memperbanyak zikir, ibadah serta murratal Al-Quran dan hafalan hadist. Kata Kunci: Pondok Pesantren, Komunikasi Dakwah, Religius, Pandemi Covid-19.
{"title":"KOMUNIKASI DAKWAH PADA PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19 DI LINGKUP PONDOK PESANTREN DALAM PERSPEKTIF RELIGIUS","authors":"Muhammad Muthahari Ramadhani, Jamaluddin, Muhammad Najeri Al Syahrin","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2738","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2738","url":null,"abstract":"Pesantren merupakan satu diantara beberapa tempat pendidikan yang khas dan punya peranan penting di Indonesia. Tradisi pesantren mengutamakan penanaman kepribadian karakter dan sikap melalui hubungan kedekatan antara guru dan murid. Dengan intensitas dalam melaksanakan aktivitas tatap muka yang cenderung tinggi, tentu sebuah pondok pesantren harus dan telah melakukan pertimbangan yang matang terhadap kemungkinan risiko terburuk yang akan dihadapi dalam menghadapi Pandemi Covid-19 tempo hari. Maka dari itu perlunya pendekatan yang spesifik yakni pendekatan bersifat religius dan Komunikasi Dakwah yang efektif pada proses pembelajaran dalam pencegahan Covid-19 pada tahun 2020-2021 dalam Perspektif Religius yang ada di Kabupaten Banjar sebagai daerah yang religius dalam sudut pandang Agama Islam. Kandungan pesan dakwah yang disampaikan oleh guru-guru yang ada di Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalimantan Selatan tersebut yang cenderung menitikberatkan pada akidah, akhlak, syariah, dan muamalat. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanggulangan penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren disini termasuk kepada santri dan santriwati serta alumni telah memberikan informasi terkait batas kerelaan atau kesanggupan karena tidak ada paksaan dan tekanan baik dari pondok pesantren maupun dari guru-guru. Namun hal yang diwajibkan adalah meningkatkan ketaqwaan serta selalu bersikap ‘Tawakal Alallah’ karena penyakit datangnya dari yang maha kuasa, maka sembuhnya juga dari yang maha kuasa. Selain Itu pihak Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalimantan Selatan juga memberikan peraturan lisan, bagi santri yang kurang enak badan, sakit, batuk/pilek dilarang masuk sekolah dan harus beristirahat di rumah saja dan memperbanyak zikir, ibadah serta murratal Al-Quran dan hafalan hadist. \u0000Kata Kunci: Pondok Pesantren, Komunikasi Dakwah, Religius, Pandemi Covid-19.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"PP 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126638469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2694
Milka, Zahra Purna Putri
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model Groupthink pada forum musyawarah kelompok RT di Kelurahan, dan faktor-faktor yang memicu terjadinya fenomena groupthink didalam kelompok pertemuan RT di Kelurahan Tangkiling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) dokumentasi. Hasil penelitian mengambarkan tida adanya fenomena Groupthink karena gaya kepemimpinan Ketua RT di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Palangka Raya bersifat laissez faire. Faktor pemimpin dominan tidak terindikasi. Dan untuk tingginya kohesivitas kelompok juga terjadi dikarenakan kehadiran dan keterlibatan anggota kelompok dalam pertemuan dan kegiatan RT. Tetapi pada situasi provokatif tidak terbukti dalam penelitian ini, dikarenakan anggota kelompok hanya sedikit dan jarang mengalami rasa cemas dan bingung dalam menghadapi permasalahan yang muncul didalam pertemuan atau kegiatan RT. Kemudian untuk gejala yang lain seperti, ketertutupan pikiran anggota kelompok terindikasi tidak terjadi adanya Groupthink Adapula gejala selanjutnya tentang tekanan mencapai keseragaman, hal ini pun terindikasi tidak terjadi Groupthink dikarenakan para kelompok RT ini memilih untuk mengutarakan pendapatnya. Lalu gejala yang terakhir yang terdapat dalam penelitian ini yaitu tentang pencarian kesepakatan terlalu dini, ini pun tidak menimbulkan adanya Groupthink karena anggota kelompok memberikan jawaban yang dominan yaitu selalu menerima masukan dari anggota kelompoknya, sehingga dalam perumusan kegiatan tidak menghasilkan kesepakatan yang dini atau cepat. Groupthink dapat muncul karena dipicu oleh 3 faktor, yaitu kohesivitas kelompok, pimpinan yang dominan dan situasi kelompok yang provokatif.
{"title":"FAKTOR FENOMENA GROUPTHINK DALAM KELOMPOK MASYARAKAT RUKUN TETANGGA DI KELURAHAN TANGKILING KOTA PALANGKA RAYA","authors":"Milka, Zahra Purna Putri","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2694","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2694","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model Groupthink pada forum musyawarah kelompok RT di Kelurahan, dan faktor-faktor yang memicu terjadinya fenomena groupthink didalam kelompok pertemuan RT di Kelurahan Tangkiling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) dokumentasi. \u0000Hasil penelitian mengambarkan tida adanya fenomena Groupthink karena gaya kepemimpinan Ketua RT di Kelurahan Tanjung Pinang Kota Palangka Raya bersifat laissez faire. Faktor pemimpin dominan tidak terindikasi. Dan untuk tingginya kohesivitas kelompok juga terjadi dikarenakan kehadiran dan keterlibatan anggota kelompok dalam pertemuan dan kegiatan RT. Tetapi pada situasi provokatif tidak terbukti dalam penelitian ini, dikarenakan anggota kelompok hanya sedikit dan jarang mengalami rasa cemas dan bingung dalam menghadapi permasalahan yang muncul didalam pertemuan atau kegiatan RT. \u0000Kemudian untuk gejala yang lain seperti, ketertutupan pikiran anggota kelompok terindikasi tidak terjadi adanya Groupthink Adapula gejala selanjutnya tentang tekanan mencapai keseragaman, hal ini pun terindikasi tidak terjadi Groupthink dikarenakan para kelompok RT ini memilih untuk mengutarakan pendapatnya. Lalu gejala yang terakhir yang terdapat dalam penelitian ini yaitu tentang pencarian kesepakatan terlalu dini, ini pun tidak menimbulkan adanya Groupthink karena anggota kelompok memberikan jawaban yang dominan yaitu selalu menerima masukan dari anggota kelompoknya, sehingga dalam perumusan kegiatan tidak menghasilkan kesepakatan yang dini atau cepat. Groupthink dapat muncul karena dipicu oleh 3 faktor, yaitu kohesivitas kelompok, pimpinan yang dominan dan situasi kelompok yang provokatif.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116696644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2765
Sri Astuty
South Kalimantan does not yet have a tourism model that can be described as an icon that sells, although South Kalimantan is famous for the Banjarmasin as city of the thousand rivers. However, brand of the tourism is based with the iconic river concept has not been well demonstrated in terms of facilities and infrastructure. Tourism marketing techniques are also still packed with minimalist techniques, very far from being effective because they only rely more on selling tourism through national events held in South Kalimantan. Especially after the Covid-19 outbreak which spread throughout the world, of course tourism has a very big impact including South Kalimantan and all of Indonesia. So a deep strategy is needed to dismantle the power of tourism because South Kalimantan is an old city that is 495 years old. The research approach used is the Mix method, a combination of qualitative and quantitative and location development as well as a tourism development strategy that is intended to be implemented in all 2 cities and 11 districts in South Kalimantan. The results of this study are that South Kalimantan needs to maximize the green tourism aspect, because Indonesian tourism is directed at preserving natural resources. South Kalimantan in tourism marketing communications, the main strength lies in natural conditions which can be directed at the concepts of green tourism, green region and green society. In addition, facilities and infrastructure in South Kalimantan must be improved because they are still very minimal, even though South Kalimantan is projected to be the gateway to the nation's capital in the future. Therefore, South Kalimantan as part of Indonesia must offer a mature tourism concept in the future so that it deserves the title of tourist area towards the gateway to the nation's capital. Keywords: Tourism Communication, IKN Gate, Green Tourism, South Kalimantan
{"title":"ANALISIS KEKUATAN KOMUNIKASI PARIWISATA DALAM MEWUJUDKAN GERBANG IBU KOTA NEGARA (IKN) DI KALIMANTAN SELATAN","authors":"Sri Astuty","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2765","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2765","url":null,"abstract":"South Kalimantan does not yet have a tourism model that can be described as an icon that sells, although South Kalimantan is famous for the Banjarmasin as city of the thousand rivers. However, brand of the tourism is based with the iconic river concept has not been well demonstrated in terms of facilities and infrastructure. Tourism marketing techniques are also still packed with minimalist techniques, very far from being effective because they only rely more on selling tourism through national events held in South Kalimantan. Especially after the Covid-19 outbreak which spread throughout the world, of course tourism has a very big impact including South Kalimantan and all of Indonesia. So a deep strategy is needed to dismantle the power of tourism because South Kalimantan is an old city that is 495 years old.\u0000The research approach used is the Mix method, a combination of qualitative and quantitative and location development as well as a tourism development strategy that is intended to be implemented in all 2 cities and 11 districts in South Kalimantan. The results of this study are that South Kalimantan needs to maximize the green tourism aspect, because Indonesian tourism is directed at preserving natural resources. South Kalimantan in tourism marketing communications, the main strength lies in natural conditions which can be directed at the concepts of green tourism, green region and green society. In addition, facilities and infrastructure in South Kalimantan must be improved because they are still very minimal, even though South Kalimantan is projected to be the gateway to the nation's capital in the future. Therefore, South Kalimantan as part of Indonesia must offer a mature tourism concept in the future so that it deserves the title of tourist area towards the gateway to the nation's capital.\u0000 \u0000Keywords: Tourism Communication, IKN Gate, Green Tourism, South Kalimantan","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130319782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2679
Ahsani Taqwim Aminuddin, Aen Istianah Afiati
Hal yang menjadikan Youtube banyak diminati sebagai lahan pekerjaan adalah karena monetisasi angka penonton dan berbagai perangkat yang disediakannya. Hal ini menjadikan youtuber seolah berlomba-lomba menghasilkan video-video dengan jumlah penanyangan/views yang tinggi. Praktek ini diprediksi akan menjadi cikal bakal praktik komodifikasi khalayak, sebab monetisasi di Youtube dihitung berdasarkan jumlah views. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara dengan pihak manajemen channel Ricis official dan beberapa penonton dari Channel Youtube Ricis Official. Data sekunder diperoleh penulis dari video-video talkshow Ria Ricis di internet, jurnal, pemberitaan media, dan literatur lainnya yang berkaitan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa bentuk komodifikasi khalayak dalam channel Youtube Ria Ricis terjadi melalui berbagai cara, dimulai dengan personal-branding yang menyesuaikan dengan penonton yang ditargetkan. Konten yang hasilkan kemudian di promosikan di berbagai media sosial untuk mengundang semakin banyak penonton. Khalayal yang tertarik merasa tidak keberatan dengan konten apapun yang diunggah (naturalisasi). Khalayak merasa nyaman dengan apapun yang disajikan Ria Ricis, sedangkan si content creator cenderung menyajikan video-video yang menurutnya akan menarik banyak views saja.
{"title":"Studi Ekonomi Politik Youtube: Komodifikasi Subscriber Channel Ricis Official","authors":"Ahsani Taqwim Aminuddin, Aen Istianah Afiati","doi":"10.36761/kagangakomunika.v5i1.2679","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i1.2679","url":null,"abstract":"Hal yang menjadikan Youtube banyak diminati sebagai lahan pekerjaan adalah karena monetisasi angka penonton dan berbagai perangkat yang disediakannya. Hal ini menjadikan youtuber seolah berlomba-lomba menghasilkan video-video dengan jumlah penanyangan/views yang tinggi. Praktek ini diprediksi akan menjadi cikal bakal praktik komodifikasi khalayak, sebab monetisasi di Youtube dihitung berdasarkan jumlah views. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara dengan pihak manajemen channel Ricis official dan beberapa penonton dari Channel Youtube Ricis Official. Data sekunder diperoleh penulis dari video-video talkshow Ria Ricis di internet, jurnal, pemberitaan media, dan literatur lainnya yang berkaitan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa bentuk komodifikasi khalayak dalam channel Youtube Ria Ricis terjadi melalui berbagai cara, dimulai dengan personal-branding yang menyesuaikan dengan penonton yang ditargetkan. Konten yang hasilkan kemudian di promosikan di berbagai media sosial untuk mengundang semakin banyak penonton. Khalayal yang tertarik merasa tidak keberatan dengan konten apapun yang diunggah (naturalisasi). Khalayak merasa nyaman dengan apapun yang disajikan Ria Ricis, sedangkan si content creator cenderung menyajikan video-video yang menurutnya akan menarik banyak views saja.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123141275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}