Mila Yuniarsih, Hasyim Muzakki A. W., Ika Viona Nur ’Aini, Zainatul Ilmiyah
{"title":"Wasiat Wajibah bagi Anak Adopsi untuk Mendapat Harta Waris","authors":"Mila Yuniarsih, Hasyim Muzakki A. W., Ika Viona Nur ’Aini, Zainatul Ilmiyah","doi":"10.15642/mal.v3i1.119","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: In Islamic Law, Adopted children are different from biological children in the division of inheritance. The biological child is entitled to an inheritance, while the adopted child is not an heir, so he not is entitled to an inheritance. However, he is entitled to a maximum of 1/3 of the inheritance through a mandatory will. This becomes a question, what happens when parents want to give inheritance to their adopted children. This research discusses the mandatory will for adopted children to get inheritance by analyzing the Palembang Religious Court Decision No. 35/Pdt.G/2018/PTA. This research is a type of literature research. The nature of his research is descriptively analytical, using a qualitative approach. The primary data source used is the Palembang Religious Court Decision No. 35/Pdt.G/2018/PTA. Plg while secondary data in the form of books and journal articles. The collected data is then organized, edited and analyzed through deductive analogies. The results of the study yielded two conclusions. First, in Court Decision No. 35/Pdt.G/2018/PTA. PLg, the judge granted inheritance rights to adopted children through compulsory wills under article 209 of the Compilation of Islamic Law and the benefit of adopted children. Because both parents have died, the adopted child gets 1/6 of each adoptive parent so that it does not exceed 1/3 of the inheritance. Second, from the Islamic law perspective, Court Decision No. 35/Pdt.G/2018/PTA. PLg on the will of the obligatory has been in accordance with Islamic law.\nKeywords: Adoption, compulsory wills, inheritance, Islamic law.\n \nAbstrak: Dalam Hukum Islam, status anak angkat berbeda dengan anak kandung dalam pembagian warisan. Anak kandung berhak mendapat warisan, sedangkan anak angkat ia bukan ahli waris sehinggat tidak berhak mendapat warisan. Hal ini menjadi pertanyaan, bagaimana ketika orang tua ingin memberikan peninggalan kepada anak angkat. Penelitian ini membahas tentang wasiat wajibah bagi anak angkat untuk mendapat harta waris dengan menganalisis Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 35/Pdt.G/2018/PTA. Penelitian ini berjenis penelitian pustaka. Sifat penelitiannya adalah deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data primer yang digunakan yakni Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 35/Pdt.G/2018/PTA. Plg sedangkan data sekunder berupa buku dan artikel jurnal. Data yang terkumpul kemudian diatur, disunting dan dianalisis melalui analogi deduktif. Hasil penelitian menghasilkan dua kesimpulan. Pertama, dalam Putusan Pengadilan Agama Palembang No. 35/Pdt.G/2018/PTA.PLg, hakim memberikan hak waris pada anak adopsi melalui wasiat wajibah berdasarkan pasal 209 Kompilasi Hukum Islam dan kemaslahatan anak adopsi. Karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia, maka anak angkat mendapat 1/6 dari masing-masing orang tua angkat sehingga tidak melebihi 1/3 harta waris. Kedua, ditinjau dari hukum Islam Putusan Pengadilan No. 35/Pdt.G/2018/PTA.PLg tentang wasiat wajibah telah sesuai dengan Hukum Islam.\nKata kunci: Adopsi, wasiat wajibah, waris, hukum Islam.","PeriodicalId":377312,"journal":{"name":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15642/mal.v3i1.119","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract: In Islamic Law, Adopted children are different from biological children in the division of inheritance. The biological child is entitled to an inheritance, while the adopted child is not an heir, so he not is entitled to an inheritance. However, he is entitled to a maximum of 1/3 of the inheritance through a mandatory will. This becomes a question, what happens when parents want to give inheritance to their adopted children. This research discusses the mandatory will for adopted children to get inheritance by analyzing the Palembang Religious Court Decision No. 35/Pdt.G/2018/PTA. This research is a type of literature research. The nature of his research is descriptively analytical, using a qualitative approach. The primary data source used is the Palembang Religious Court Decision No. 35/Pdt.G/2018/PTA. Plg while secondary data in the form of books and journal articles. The collected data is then organized, edited and analyzed through deductive analogies. The results of the study yielded two conclusions. First, in Court Decision No. 35/Pdt.G/2018/PTA. PLg, the judge granted inheritance rights to adopted children through compulsory wills under article 209 of the Compilation of Islamic Law and the benefit of adopted children. Because both parents have died, the adopted child gets 1/6 of each adoptive parent so that it does not exceed 1/3 of the inheritance. Second, from the Islamic law perspective, Court Decision No. 35/Pdt.G/2018/PTA. PLg on the will of the obligatory has been in accordance with Islamic law.
Keywords: Adoption, compulsory wills, inheritance, Islamic law.
Abstrak: Dalam Hukum Islam, status anak angkat berbeda dengan anak kandung dalam pembagian warisan. Anak kandung berhak mendapat warisan, sedangkan anak angkat ia bukan ahli waris sehinggat tidak berhak mendapat warisan. Hal ini menjadi pertanyaan, bagaimana ketika orang tua ingin memberikan peninggalan kepada anak angkat. Penelitian ini membahas tentang wasiat wajibah bagi anak angkat untuk mendapat harta waris dengan menganalisis Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 35/Pdt.G/2018/PTA. Penelitian ini berjenis penelitian pustaka. Sifat penelitiannya adalah deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data primer yang digunakan yakni Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 35/Pdt.G/2018/PTA. Plg sedangkan data sekunder berupa buku dan artikel jurnal. Data yang terkumpul kemudian diatur, disunting dan dianalisis melalui analogi deduktif. Hasil penelitian menghasilkan dua kesimpulan. Pertama, dalam Putusan Pengadilan Agama Palembang No. 35/Pdt.G/2018/PTA.PLg, hakim memberikan hak waris pada anak adopsi melalui wasiat wajibah berdasarkan pasal 209 Kompilasi Hukum Islam dan kemaslahatan anak adopsi. Karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia, maka anak angkat mendapat 1/6 dari masing-masing orang tua angkat sehingga tidak melebihi 1/3 harta waris. Kedua, ditinjau dari hukum Islam Putusan Pengadilan No. 35/Pdt.G/2018/PTA.PLg tentang wasiat wajibah telah sesuai dengan Hukum Islam.
Kata kunci: Adopsi, wasiat wajibah, waris, hukum Islam.
摘要:在伊斯兰教法中,收养子女与亲生子女在继承权的划分上是不同的。亲生子女有权继承遗产,而养子不是继承人,因此他无权继承遗产。但是,通过强制遗嘱,他最多可以获得遗产的三分之一。这就变成了一个问题,当父母想把遗产给他们收养的孩子时会发生什么。本研究通过分析巨港宗教法院第35/Pdt.G/2018/PTA号判决书,探讨了收养子女获得继承权的强制性遗嘱。本研究属于文献研究型。他的研究本质是描述性分析,使用定性方法。使用的主要数据来源是巨港宗教法院第35/Pdt.G/2018/PTA号判决。而二手资料以书籍和期刊文章的形式出现。然后通过演绎类比对收集到的数据进行组织、编辑和分析。研究结果得出了两个结论。第一,法院第35/Pdt.G/2018/PTA号判决。法官根据《伊斯兰教法汇编》第209条通过强制遗嘱授予收养儿童继承权和收养儿童的利益。由于父母双方都已去世,养子各得到养父母的1/6,因此不超过继承的1/3。第二,从伊斯兰教法的角度来看,第35/Pdt.G/2018/PTA号法院判决。PLg对义务人的意愿一直符合伊斯兰教法。关键词:收养,强制遗嘱,继承,伊斯兰教法。摘要:伊斯兰教,地位anak angkat berbeda dengan anak kandung Dalam pembagian warisan。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Hal ini menjadi pertanyaan, bagaimana ketika orang tuingin成员peninggalan kepada anak angkat。Penelitian ini成员bahas tentang wasiat wajibah bagi anak angkat untuk mendapat harta waris dengan menganalis Putusan Pengadilan Agama Palembang no . 35/Pdt.G/2018/PTA。Penelitian ini berjenis Penelitian pustaka。北京:北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京。夏季数据primer yang digunakan yakni Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 35/Pdt.G/2018/PTA。参考文献:中国科学院学报。数据扬特昆普克姆迪亚迪亚,打折丹丹迪亚迪亚,打折丹丹迪亚迪亚。哈西尔·佩内利特·蒙哈西尔坎·克普拉曼。Pertama, dalam Putusan Pengadilan Agama Palembang No. 35/Pdt.G/2018/PTA。PLg, hakim成员kan hak waris pada anak adopsi melalui wajibah berdasarkan pasal Kompilasi Hukum Islam dan kemaslahatan anak adopsi。Karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia, maka anak angkat mendapat 1/6 dari masing-masing orang tua angkat sehinga tidak melebihi 1/3 harta waris。第35号/Pdt.G/2018/PTA。PLg tentat wajibah telah sesuai dengan Hukum Islam。Kata kunci: Adopsi, wasiat wajibah, waris, hukum Islam。