{"title":"Perspektif Pendidik Kristen atas Pluralitas Agama, Pendirian Rumah Ibadat, dan Surat Keputusan Dua Menteri","authors":"Grace Son Nassa, Alvin B. Kristian","doi":"10.55967/manthano.v2i2.35","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: The purpose of this research is to see whether it is true that the Joint Decree of Two Ministers has upheld the value of religious plurality or not? Where the construction of houses of worship is one of the significant parts in the realization of respect for religious plurality. How do Christian educators see this issue from the perspective of Christianity itself? Through the content analysis method, it is found that the establishment of houses of worship in Indonesia still clashes with the inconsistency of the government in implementing the SKB two Ministers. The SKB of two Ministers seems very formalist and not fully realized. Seeing this, Christian educators need to open the minds of the younger generation to fight as much as possible for the rights of all citizens to get a proper house of worship, especially through the world of education. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah benar Surat Keputusan Bersama Dua Menteri telah menjunjung nilai pluralitas agama atau tidak? Di mana pembangunan rumah ibadat adalah salah satu bagian yang signifikan dalam perwujudan penghargaan pada pluralitas agama. Bagaimana pendidik Kristen melihat permasalahan ini dari kacamata kekristenan itu sendiri? Melalui metode analisis konten, ditemukan bahwa pendirian rumah ibadat di Indonesia masih berbenturan dengan ketidakkonsistenan pemerintah dalam menerapkan SKB dua Menteri. SKB dua Menteri terkesan sangat formalis dan tidak direalisasikan secara utuh. Melihat hal tersebut, pendidik Kristen perlu membuka wawasan generasi muda untuk memperjuangkan semaksimal mungkin hak seluruh warga negara untuk mendapatkan rumah ibadat yang layak, khususnya melalui dunia pendidikan.","PeriodicalId":486814,"journal":{"name":"MANTHANO Jurnal Pendidikan Kristen","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"MANTHANO Jurnal Pendidikan Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55967/manthano.v2i2.35","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract: The purpose of this research is to see whether it is true that the Joint Decree of Two Ministers has upheld the value of religious plurality or not? Where the construction of houses of worship is one of the significant parts in the realization of respect for religious plurality. How do Christian educators see this issue from the perspective of Christianity itself? Through the content analysis method, it is found that the establishment of houses of worship in Indonesia still clashes with the inconsistency of the government in implementing the SKB two Ministers. The SKB of two Ministers seems very formalist and not fully realized. Seeing this, Christian educators need to open the minds of the younger generation to fight as much as possible for the rights of all citizens to get a proper house of worship, especially through the world of education. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah benar Surat Keputusan Bersama Dua Menteri telah menjunjung nilai pluralitas agama atau tidak? Di mana pembangunan rumah ibadat adalah salah satu bagian yang signifikan dalam perwujudan penghargaan pada pluralitas agama. Bagaimana pendidik Kristen melihat permasalahan ini dari kacamata kekristenan itu sendiri? Melalui metode analisis konten, ditemukan bahwa pendirian rumah ibadat di Indonesia masih berbenturan dengan ketidakkonsistenan pemerintah dalam menerapkan SKB dua Menteri. SKB dua Menteri terkesan sangat formalis dan tidak direalisasikan secara utuh. Melihat hal tersebut, pendidik Kristen perlu membuka wawasan generasi muda untuk memperjuangkan semaksimal mungkin hak seluruh warga negara untuk mendapatkan rumah ibadat yang layak, khususnya melalui dunia pendidikan.
摘要:本研究的目的在于考察《两大臣联合令》是否维护了宗教多元性的价值。其中,礼拜场所的建设是实现尊重宗教多元性的重要组成部分之一。基督教教育者如何从基督教本身的角度看待这个问题?通过内容分析法,发现印尼礼拜场所的建立与政府在执行SKB二部长时的不一致性仍然存在冲突。两位部长的SKB似乎非常形式主义,没有得到充分实现。看到这一点,基督教教育者需要打开年轻一代的思想,尽可能地为所有公民的权利而战,以获得一个合适的礼拜场所,特别是通过教育界。摘要:Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah benar Surat Keputusan Bersama Dua Menteri telah menjunjung nilai pluralitas agama atau tidak?dimana pembangunan rumah adalah salah satu bagian yang signfikan dalam perwujuan penghargaan pada pluralitas agama。巴格马尼·彭迪迪克·克里斯汀·梅利利特·巴格马尼·彭迪迪克·克里斯汀·梅利利特·巴格马尼Melalui方法分析konten, ditemukan bahwa pendirian rumah ibadat di Indonesia masih berbenturan dengan ketidakkonstanan permerintah dalam menerapkan SKB dua Menteri。SKB(瑞典银行)和财政部的官员们都认为这是一种正式的方式,但他们都认为这是一种特殊的方式。Melihat hal tersebut, pendidik Kristen perlu membuka wawasan generasi mudka memperjuangkan semaksimal mungkin hak seluruh warga negara untuk mendapatkan rumah ibadat yang layak, khususnya melalui dunia pendidikan。