Gambaran Radiologis Pre-Operasi Sebagai Penentu Prognosis Pasien Glioma: Studi Pada Rumah Sakit Rujukan Pusat di Jawa Barat

Hendrikus Masang Ban Bolly, Achmad Adam, Nina Puspitaningrum, Ahmad Faried, M. Arifin
{"title":"Gambaran Radiologis Pre-Operasi Sebagai Penentu Prognosis Pasien Glioma: Studi Pada Rumah Sakit Rujukan Pusat di Jawa Barat","authors":"Hendrikus Masang Ban Bolly, Achmad Adam, Nina Puspitaningrum, Ahmad Faried, M. Arifin","doi":"10.24843/jbn.2023.v07.i02.p03","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan: Untuk menilai nekrosis tumor, penyengatan zat kontras, dan edema peritumoral pada MRI pre-operasi sebagai prediktor rerata waktu kesintasan pasien glioma derajat rendah dan tinggi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang retrospektif yang melibatkan 26 pasien glioma derajat rendah (n=11) dan derajat tinggi (n=15) berdasarkan hasil histopatologi pasca operasi. Gambaran radiologi MRI pre-operatif dinilai menggunakan parameter nekrosis, penyengatan zat kontras dan edema peritumoral. Selain itu juga dihitung waktu kesintasan pasien pasca operasi untuk kemudian dianalisis secara statistik angka rerata kesintasan menggunakan analisis Kaplan-Meier. Hasil: Gambaran nekrosis tumor pada MRI pre-operatif memiliki pengaruh yang secara statistik bermakna terhadap rerata waktu kesintasan pasien glioma (p=0,021). Selain itu Karnofsky performance score (KPS) pasca operasi (p=0,050) dan lokasi tumor (p=0,036) juga berpengaruh pada rerata waktu kesintasan pasien glioma. Pasien glioma dalam penelitian ini memiliki rerata waktu kesintasan yang lebih pendek jika memiliki gambran nekrosis derajat II pada MRI pre operatif (14 bulan); rerata waktu kesintasan lebih panjang jika lokasi tumor di lobus oksipital (38 bulan) dan KPS pasca operasi ?70 (28,67 bulan). Kesimpulan: Pemeriksaan radiologis pre-operatif dapat berkontribusi dalam penentuan prognosis pasien glioma. Meski demikian derajat histopatologis dan pemeriksaan molekuler tetap berperan penting dalam penentuan pilihan terapi lanjutan dan prognostik pasien glioma.","PeriodicalId":52988,"journal":{"name":"JBN Jurnal Bedah Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JBN Jurnal Bedah Nasional","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/jbn.2023.v07.i02.p03","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Tujuan: Untuk menilai nekrosis tumor, penyengatan zat kontras, dan edema peritumoral pada MRI pre-operasi sebagai prediktor rerata waktu kesintasan pasien glioma derajat rendah dan tinggi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang retrospektif yang melibatkan 26 pasien glioma derajat rendah (n=11) dan derajat tinggi (n=15) berdasarkan hasil histopatologi pasca operasi. Gambaran radiologi MRI pre-operatif dinilai menggunakan parameter nekrosis, penyengatan zat kontras dan edema peritumoral. Selain itu juga dihitung waktu kesintasan pasien pasca operasi untuk kemudian dianalisis secara statistik angka rerata kesintasan menggunakan analisis Kaplan-Meier. Hasil: Gambaran nekrosis tumor pada MRI pre-operatif memiliki pengaruh yang secara statistik bermakna terhadap rerata waktu kesintasan pasien glioma (p=0,021). Selain itu Karnofsky performance score (KPS) pasca operasi (p=0,050) dan lokasi tumor (p=0,036) juga berpengaruh pada rerata waktu kesintasan pasien glioma. Pasien glioma dalam penelitian ini memiliki rerata waktu kesintasan yang lebih pendek jika memiliki gambran nekrosis derajat II pada MRI pre operatif (14 bulan); rerata waktu kesintasan lebih panjang jika lokasi tumor di lobus oksipital (38 bulan) dan KPS pasca operasi ?70 (28,67 bulan). Kesimpulan: Pemeriksaan radiologis pre-operatif dapat berkontribusi dalam penentuan prognosis pasien glioma. Meski demikian derajat histopatologis dan pemeriksaan molekuler tetap berperan penting dalam penentuan pilihan terapi lanjutan dan prognostik pasien glioma.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
神经胶质瘤前的放射诊断:西爪哇省转介中心医院的研究
目的:评估术前MRI检查中肿瘤坏死、造影剂吸收和瘤周水肿对低度和高度胶质瘤患者时间相关性抑郁的预测作用。方法:根据术后组织病理学结果,本研究采用回顾性横断面设计,涉及26例低(n=11)和高(n=15)胶质瘤患者。使用坏死参数、造影剂听音和肿瘤周围水肿评估术前MRI放射学图像。此外,它还计算了患者的术后摄入时间,然后使用Kaplan-Meier分析对平均摄入数据进行统计分析。结果:术前MRI上的肿瘤坏死图像对神经胶质瘤患者摄入的时间平均值有统计学意义(p=0.021)。此外,手术后的Karnofsky表现评分(KPS)(p=0.050)和肿瘤位置(p=0.036)也影响神经胶质瘤患者的平均时间。本研究中的胶质瘤患者,如果术前MRI显示为II级坏死图像(14个月),充血持续时间更短;如果肿瘤位于头叶(38个月)并且KPS在手术后,延迟的持续时间会更长?70(28.67个月)。结论:术前放射学检查有助于判断胶质瘤患者的预后。然而,组织病理学和分子检测在决定神经胶质瘤患者继续治疗的选择和预后方面仍然很重要。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
12
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
Hubungan Jumlah Limfosit, Monosit, dan Neutrofil Darah Tepi dengan Pemberian Vitamin D pada Terapi Neoadjuvan Kanker Payudara Stadium Lanjut Lokal Gambaran Klinis Hasil Pemeriksaan Esofagogastroduodenoskopi pada Pasien Dispepsia di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Tahun 2020-2021 Surgical Drainage Cystogastrostomy in Patient with Pancreatic Pseudocyst Gambaran Radiologis Pre-Operasi Sebagai Penentu Prognosis Pasien Glioma: Studi Pada Rumah Sakit Rujukan Pusat di Jawa Barat Efektivitas Triamcinolone Acetonide dan Virgin Coconut Oil untuk Mencegah Terjadinya Adhesi Intraperitoneal Pasca Laparotomi Pada Tikus
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1