印度尼西亚坤甸的太阳辐照度持续时间和昼夜温差及其与气候变化的关系

Afni Nelvi, Refky Adi Nata
{"title":"印度尼西亚坤甸的太阳辐照度持续时间和昼夜温差及其与气候变化的关系","authors":"Afni Nelvi, Refky Adi Nata","doi":"10.31172/jmg.v24i2.817","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Durasi penyinaran matahari (DPM) memiliki peranan penting dalam perubahan iklim atau cuaca di bumi. Dewasa ini, perubahan iklim dapat diindikasikan dengan perubahan nilai DPM (dimming/brightening) beberapa dekade terakhir. Analisis DPM dan diurnal temperature range (DTR) perlu dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan iklim. Dilakukan analisis data DPM, DTR Tmean, Tmak, Tmin, dan curah hujan di Pontianak, Kalimantan Barat tahun 1981-2019 menggunakan Continuous Wavelet Transform (CWT) dan Wavelet Transform Coheren (WTC). Hasil CWT menggunakan wavelet Morlet, DPM memiliki periode dominan 8-16 bulan. DTR memiliki periode dominan 8-16 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan DPM dapat dikatakan bahwa Pontianak berada pada periode pencerahan (brightening) yang disebabkan oleh perubahan karakteristik awan dan aerosol sehingga terjadi peningkatan jumlah energi matahari yang mencapai permukaan bumi. Perubahan iklim juga telah terlihat dari penurunan DTR. Ditemukan korelasi negatif antara DTR dan DPM (r = -0,80). DTR menjadi indikator penting dari perubahan iklim karena sensitif terhadap perubahan keseimbangan energi radiasi. Perubahan DPM memberikan dampak yang signifikan terhadap Tmean, Tmak dan Tmin. Peningkatan Tmin yang lebih cepat dibandingkan Tmak menyebabkan penurunan DTR sehingga Tmin diprediksi akan semakin tinggi. Tmean dan Tmak memiliki periode dominan 8-16 bulan. Tmin memiliki periode 12-20 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan suhu yang terdeteksi pada periode tersebut diasosiasikan dengan peristiwa kebakaran hutan lahan gambut di Kalimantan yang diperkirakan karena pengaruh brightening period dan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Curah hujan memiliki periode 4-8 bulan dan 8-16 bulan. Kekeringan yang terjadi dikaitkan dengan peristiwa El Nino mengakibatkan besarnya simpangan jumlah curah hujan terhadap normalnya.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"DURASI PENYINARAN MATAHARI DAN DIURNAL TEMPERATURE RANGE SERTA KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM DI PONTIANAK, INDONESIA\",\"authors\":\"Afni Nelvi, Refky Adi Nata\",\"doi\":\"10.31172/jmg.v24i2.817\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Durasi penyinaran matahari (DPM) memiliki peranan penting dalam perubahan iklim atau cuaca di bumi. Dewasa ini, perubahan iklim dapat diindikasikan dengan perubahan nilai DPM (dimming/brightening) beberapa dekade terakhir. Analisis DPM dan diurnal temperature range (DTR) perlu dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan iklim. Dilakukan analisis data DPM, DTR Tmean, Tmak, Tmin, dan curah hujan di Pontianak, Kalimantan Barat tahun 1981-2019 menggunakan Continuous Wavelet Transform (CWT) dan Wavelet Transform Coheren (WTC). Hasil CWT menggunakan wavelet Morlet, DPM memiliki periode dominan 8-16 bulan. DTR memiliki periode dominan 8-16 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan DPM dapat dikatakan bahwa Pontianak berada pada periode pencerahan (brightening) yang disebabkan oleh perubahan karakteristik awan dan aerosol sehingga terjadi peningkatan jumlah energi matahari yang mencapai permukaan bumi. Perubahan iklim juga telah terlihat dari penurunan DTR. Ditemukan korelasi negatif antara DTR dan DPM (r = -0,80). DTR menjadi indikator penting dari perubahan iklim karena sensitif terhadap perubahan keseimbangan energi radiasi. Perubahan DPM memberikan dampak yang signifikan terhadap Tmean, Tmak dan Tmin. Peningkatan Tmin yang lebih cepat dibandingkan Tmak menyebabkan penurunan DTR sehingga Tmin diprediksi akan semakin tinggi. Tmean dan Tmak memiliki periode dominan 8-16 bulan. Tmin memiliki periode 12-20 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan suhu yang terdeteksi pada periode tersebut diasosiasikan dengan peristiwa kebakaran hutan lahan gambut di Kalimantan yang diperkirakan karena pengaruh brightening period dan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Curah hujan memiliki periode 4-8 bulan dan 8-16 bulan. Kekeringan yang terjadi dikaitkan dengan peristiwa El Nino mengakibatkan besarnya simpangan jumlah curah hujan terhadap normalnya.\",\"PeriodicalId\":32347,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Meteorologi dan Geofisika\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-01-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Meteorologi dan Geofisika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.817\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.817","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

太阳辐照持续时间(DPM)对地球上的气候变化或天气起着重要作用。 目前,气候变化可以通过近几十年 DPM 值的变化(变暗/变亮)来显示。需要对 DPM 和昼夜温差(DTR)进行分析,以确定气候变化的影响。使用连续小波变换(CWT)和相干小波变换(WTC)对 1981-2019 年西加里曼丹坤甸的 DPM、DTR Tmean、Tmak、Tmin 和降雨量进行数据分析。使用 Morlet 小波的 CWT 结果显示,DPM 的主要周期为 8-16 个月。DTR 的主要周期为 8-16 个月和 32-64 个月。DPM 的增加可以说是由于云层和气溶胶特性的变化导致到达地球表面的太阳能量增加,从而使坤甸处于增亮期。 从 DTR 的减少也可以看出气候变化。DTR 与 DPM 之间存在负相关(r = -0.80)。DTR 是气候变化的一个重要指标,因为它对辐射能量平衡的变化非常敏感。DPM 的变化对 Tmean、Tmak 和 Tmin 有显著影响。Tmin 的增加速度快于 Tmak 的增加速度,会导致 DTR 的下降,从而预测 Tmin 会升高。Tmean 和 Tmak 的主要周期为 8-16 个月。Tmin 的周期为 12-20 个月和 32-64 个月。在这一时期检测到的气温上升与加里曼丹的泥炭地森林火灾有关,这被认为是由于亮化期和大气中温室气体浓度增加的影响。降雨周期为 4-8 个月和 8-16 个月。与厄尔尼诺现象相关的干旱导致降雨量大大偏离正常水平。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
DURASI PENYINARAN MATAHARI DAN DIURNAL TEMPERATURE RANGE SERTA KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM DI PONTIANAK, INDONESIA
Durasi penyinaran matahari (DPM) memiliki peranan penting dalam perubahan iklim atau cuaca di bumi. Dewasa ini, perubahan iklim dapat diindikasikan dengan perubahan nilai DPM (dimming/brightening) beberapa dekade terakhir. Analisis DPM dan diurnal temperature range (DTR) perlu dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan iklim. Dilakukan analisis data DPM, DTR Tmean, Tmak, Tmin, dan curah hujan di Pontianak, Kalimantan Barat tahun 1981-2019 menggunakan Continuous Wavelet Transform (CWT) dan Wavelet Transform Coheren (WTC). Hasil CWT menggunakan wavelet Morlet, DPM memiliki periode dominan 8-16 bulan. DTR memiliki periode dominan 8-16 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan DPM dapat dikatakan bahwa Pontianak berada pada periode pencerahan (brightening) yang disebabkan oleh perubahan karakteristik awan dan aerosol sehingga terjadi peningkatan jumlah energi matahari yang mencapai permukaan bumi. Perubahan iklim juga telah terlihat dari penurunan DTR. Ditemukan korelasi negatif antara DTR dan DPM (r = -0,80). DTR menjadi indikator penting dari perubahan iklim karena sensitif terhadap perubahan keseimbangan energi radiasi. Perubahan DPM memberikan dampak yang signifikan terhadap Tmean, Tmak dan Tmin. Peningkatan Tmin yang lebih cepat dibandingkan Tmak menyebabkan penurunan DTR sehingga Tmin diprediksi akan semakin tinggi. Tmean dan Tmak memiliki periode dominan 8-16 bulan. Tmin memiliki periode 12-20 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan suhu yang terdeteksi pada periode tersebut diasosiasikan dengan peristiwa kebakaran hutan lahan gambut di Kalimantan yang diperkirakan karena pengaruh brightening period dan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Curah hujan memiliki periode 4-8 bulan dan 8-16 bulan. Kekeringan yang terjadi dikaitkan dengan peristiwa El Nino mengakibatkan besarnya simpangan jumlah curah hujan terhadap normalnya.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
ANALISIS FENOMENA URBAN HEAT ISLAND BERDASARKAN TUTUPAN LAHAN DI KOTA PEKANBARU Analysis of Land Cover Changes to Increase Land Surface Temperature in Surabaya using Landsat Satellite Prekursor MJO-Crossing (MJO-C) dan MJO-Blocking (MJO-B) di Benua Maritim Berdasarkan Transpor Kelembapan MEMBANGKITKAN DATA CUACA HARIAN DARI DATA BULANAN: STUDI KASUS SULAWESI UTARA On The Interannual Variability of Indonesian Monsoon Rainfall (IMR): A Literature Review of The Role of its External Forcing
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1