首页 > 最新文献

Jurnal Meteorologi dan Geofisika最新文献

英文 中文
ANALISIS FENOMENA URBAN HEAT ISLAND BERDASARKAN TUTUPAN LAHAN DI KOTA PEKANBARU 基于土地覆盖的北干巴鲁市城市热岛现象分析
Pub Date : 2024-04-17 DOI: 10.31172/jmg.v24i2.710
Aryo Sasmita, Lita ' Darmayanti, Iqbal Perdana Putra
Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau memiliki aktivitas pembangunan yang tinggi seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk akibat urbanisasi, sehingga berakibat pada pada berkurangnya lahan vegetasi. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya temperatur permukaan di Kota Pekanbaru terutama di daerah pusat kota dan memicu terjadinya fenomena Urban Heat Island (UHI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran temperatur permukaan dan mengidentifikasi fenomena UHI di Kota Pekanbaru sehubungan dengan perubahan tutupan lahan menggunakan metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dari tahun 2013-2018. Ekstraksi temperatur permukaan dan tutupan lahan diperoleh dari citra Landsat 8. Hasil penelitian menunjukkan Kota Pekanbaru sudah mengalami fenomena UHI sejak tahun 2013, sedangkan sebaran temperatur permukaan Kota Pekanbaru tahun 2013-2015 didominasi oleh ketogori temperatur tinggi (33-35oC), tahun 2016-2017 didominasi oleh kategori temperatur sedang (30-33oC), dan tahun 2018 kembali didominasi oleh temperatur tinggi. Untuk tren perubahan tutupan lahan di Kota Pekanbaru dari tahun 2013-2018 kategori hutan campuran relatif selalu menduduki urutan pertama dengan persentase lebih dari ≥50%, hanya citra tahun 2013 yang berbeda, dimana mayoritas tutupan lahan yang paling luas pada tahun 2013 adalah kategori tutupan padang rumput dan semak belukar, hal ini dikarenakan adanya gangguan atmosferik pada daerah yang memiliki kategori tutupan lahan hutan campuran, sehingga kategori tutupan lahan jenis hutan campuran teridentifikasi lebih sedikit dibandingkan dengan kategori padang rumput dan semak belukar.
北干巴鲁市是廖内省的首府,随着城市化带来的人口密度增加,发展活动频繁,导致植被面积减少。这种情况导致北干巴鲁市地表温度升高,尤其是在市中心地区,并引发了城市热岛(UHI)现象。本研究旨在利用归一化植被指数(NDVI)方法,确定北干巴鲁市 2013-2018 年地表温度的分布情况,并识别与土地覆被变化相关的 UHI 现象。结果表明,北干巴鲁市自2013年起出现了UHI现象,而2013-2015年北干巴鲁市地表温度分布以高温类(33-35oC)为主,2016-2017年以中温类(30-33oC)为主,2018年又以高温为主。对于北干巴鲁市 2013-2018 年的土地覆被变化趋势,相对而言,混交林类始终以≥50%的比例居于首位,只有 2013 年的图像有所不同,2013 年面积最广的土地覆被大多为草地和灌木覆被类,这是由于在具有混交林土地覆被类的地区受到了大气扰动,因此混交林类土地覆被类的识别率低于草地和灌木类。
{"title":"ANALISIS FENOMENA URBAN HEAT ISLAND BERDASARKAN TUTUPAN LAHAN DI KOTA PEKANBARU","authors":"Aryo Sasmita, Lita ' Darmayanti, Iqbal Perdana Putra","doi":"10.31172/jmg.v24i2.710","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.710","url":null,"abstract":"Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau memiliki aktivitas pembangunan yang tinggi seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk akibat urbanisasi, sehingga berakibat pada pada berkurangnya lahan vegetasi. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya temperatur permukaan di Kota Pekanbaru terutama di daerah pusat kota dan memicu terjadinya fenomena Urban Heat Island (UHI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran temperatur permukaan dan mengidentifikasi fenomena UHI di Kota Pekanbaru sehubungan dengan perubahan tutupan lahan menggunakan metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dari tahun 2013-2018. Ekstraksi temperatur permukaan dan tutupan lahan diperoleh dari citra Landsat 8. Hasil penelitian menunjukkan Kota Pekanbaru sudah mengalami fenomena UHI sejak tahun 2013, sedangkan sebaran temperatur permukaan Kota Pekanbaru tahun 2013-2015 didominasi oleh ketogori temperatur tinggi (33-35oC), tahun 2016-2017 didominasi oleh kategori temperatur sedang (30-33oC), dan tahun 2018 kembali didominasi oleh temperatur tinggi. Untuk tren perubahan tutupan lahan di Kota Pekanbaru dari tahun 2013-2018 kategori hutan campuran relatif selalu menduduki urutan pertama dengan persentase lebih dari ≥50%, hanya citra tahun 2013 yang berbeda, dimana mayoritas tutupan lahan yang paling luas pada tahun 2013 adalah kategori tutupan padang rumput dan semak belukar, hal ini dikarenakan adanya gangguan atmosferik pada daerah yang memiliki kategori tutupan lahan hutan campuran, sehingga kategori tutupan lahan jenis hutan campuran teridentifikasi lebih sedikit dibandingkan dengan kategori padang rumput dan semak belukar.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140692398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Prekursor MJO-Crossing (MJO-C) dan MJO-Blocking (MJO-B) di Benua Maritim Berdasarkan Transpor Kelembapan 基于水汽输送的海洋大陆 MJO 交叉(MJO-C)和 MJO 阻塞(MJO-B)的前兆
Pub Date : 2024-03-17 DOI: 10.31172/jmg.v24i2.906
Akhmad Fahim, Nurjanna Joko Trilaksono
Penelitian mengenai propagasi MJO yang terhalang saat melewati Benua Maritim merupakan permasalahan yang kompleks. Penelitian kali ini bermaksud untuk mengetahui prekursor kejadian MJO-Crossing (MJO-C) dan MJO-Blocking (MJO-B) ditinjau dari analisis transpor kelembapan. Analisis Hovmöller pada kejadian MJO-C dan MJO-B dilakukan menggunakan data curah hujan satelit TRMM (3B42v7) periode bulan ONDJFM tahun 1998-2015 untuk melihat karakteristik propagasi MJO-C dan MJO-B. Perbedaan propagasi MJO-C dan MJO-B, diinvestigasi lebih lanjut menggunakan data kelembapan spesifik dan medan angin ERA-Interim ECMWF untuk mengetahui kondisi sumber pasokan uap air serta struktur vertikal kelembapan spesifik MJO-C dan MJO-B. Selanjutnya, dilakukan analisis lebih rinci dengan melihat pola divergensi angin di ketinggian 700 hPa. Hasil penelitian menemukan bahwa pada kondisi prekursor tepatnya periode 15 hari hingga 5 hari sebelum kejadian MJO (day -15 hingga day -5), terdapat pelemahan suplai kelembapan pada kejadian MJO-B yang disebabkan oleh adanya anomali kering (dry anomaly) yang berpropagasi ke barat dari Samudra Pasifik menuju wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI). Kondisi anomali kering ini bercampur dengan anomali lembap MJO (moist anomaly) yang berakibat pada pengurangan intensitas kelembapan sehingga menghambat propagasi MJO melintasi wilayah BMI. Fenomena anomali kering yang berpropagasi ke barat mengindikasikan adanya pengaruh gelombang Equatorial Rossby (ER) terhadap propagasi MJO melintasi BMI.
对经过海洋大陆时受阻的 MJO 传播的研究是一个复杂的问题。本研究旨在从水汽输送分析的角度确定 MJO 穿越(MJO-C)和 MJO 阻塞(MJO-B)事件的前兆。利用1998-2015年ONDJFM月期间的TRMM卫星降雨数据(3B42v7)对MJO-C和MJO-B事件进行了霍夫莫勒分析,以了解MJO-C和MJO-B的传播特征。利用 ECMWF ERA-Interim 比湿度和风场数据进一步研究了 MJO-C 和 MJO-B 传播的差异,以确定水汽供应源的状况以及 MJO-C 和 MJO-B 比湿度的垂直结构。此外,还通过观察 700 hPa 的风辐散模式进行了更详细的分析。结果发现,在前兆条件下,即 MJO 事件发生前 15 天至 5 天(第 -15 天至第 -5 天),MJO-B 事件中的水汽供应减弱,原因是干燥异常从太平洋向西传播到印度尼西亚海洋大陆(BMI)。这种干燥异常与 MJO 潮湿异常混合在一起,导致水汽强度降低,从而抑制了 MJO 在 BMI 地区的传播。向西传播的干燥异常现象表明赤道罗斯比波(ER)对 MJO 在 BMI 传播的影响。
{"title":"Prekursor MJO-Crossing (MJO-C) dan MJO-Blocking (MJO-B) di Benua Maritim Berdasarkan Transpor Kelembapan","authors":"Akhmad Fahim, Nurjanna Joko Trilaksono","doi":"10.31172/jmg.v24i2.906","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.906","url":null,"abstract":"Penelitian mengenai propagasi MJO yang terhalang saat melewati Benua Maritim merupakan permasalahan yang kompleks. Penelitian kali ini bermaksud untuk mengetahui prekursor kejadian MJO-Crossing (MJO-C) dan MJO-Blocking (MJO-B) ditinjau dari analisis transpor kelembapan. Analisis Hovmöller pada kejadian MJO-C dan MJO-B dilakukan menggunakan data curah hujan satelit TRMM (3B42v7) periode bulan ONDJFM tahun 1998-2015 untuk melihat karakteristik propagasi MJO-C dan MJO-B. Perbedaan propagasi MJO-C dan MJO-B, diinvestigasi lebih lanjut menggunakan data kelembapan spesifik dan medan angin ERA-Interim ECMWF untuk mengetahui kondisi sumber pasokan uap air serta struktur vertikal kelembapan spesifik MJO-C dan MJO-B. Selanjutnya, dilakukan analisis lebih rinci dengan melihat pola divergensi angin di ketinggian 700 hPa. Hasil penelitian menemukan bahwa pada kondisi prekursor tepatnya periode 15 hari hingga 5 hari sebelum kejadian MJO (day -15 hingga day -5), terdapat pelemahan suplai kelembapan pada kejadian MJO-B yang disebabkan oleh adanya anomali kering (dry anomaly) yang berpropagasi ke barat dari Samudra Pasifik menuju wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI). Kondisi anomali kering ini bercampur dengan anomali lembap MJO (moist anomaly) yang berakibat pada pengurangan intensitas kelembapan sehingga menghambat propagasi MJO melintasi wilayah BMI. Fenomena anomali kering yang berpropagasi ke barat mengindikasikan adanya pengaruh gelombang Equatorial Rossby (ER) terhadap propagasi MJO melintasi BMI.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140235160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
MEMBANGKITKAN DATA CUACA HARIAN DARI DATA BULANAN: STUDI KASUS SULAWESI UTARA 从月度数据生成每日天气数据:北苏拉威西案例研究
Pub Date : 2024-03-17 DOI: 10.31172/jmg.v24i2.718
Eko Supriyadi
Permasalahan utama ketika berhadapan dengan data cuaca adalah keterbatasan data harian. Paper ini menjelaskan teknik sederhana membangkitkan data cuaca harian dari data bulanan memanfaatkan pengamatan sinop dari Stasiun Klimatologi Minahasa Utara (1989-2014). Metode utama penelitian ini memanfaatkan fungsi logit, Fourier, dan gamma. Diperoleh hasil bahwa curah hujan hasil bangkitan menunjukan pola serupa dengan observasi serta dari uji statistika menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (p<0.000), akan tetapi korelasi yang dihasilkan bernilai rendah (0.33–0.49). Berdasarkan pembagian musim, baik curah hujan bangkitan maupun observasi, bernilai tinggi pada musim DJF lalu menurun di MAM dan JJA kemudian naik di musim SON. Selain itu terdapat perbedaan curah hujan bangkitan dengan observasi disebabkan penggunaan bilangan acak sebaran uniform yang cenderung mengabaikan kekhasan waktu. Selanjutnya unsur cuaca suhu dan RH menghasilkan nilai bangkitan harian dari bulanan yang lebih rapat dibandingkan observasi dengan korelasi >0.8. Hal ini disebabkan fungsi Fourier yang digunakan tidak memiliki faktor keragaman lapangan.
处理天气数据时的主要问题是日数据的局限性。本文介绍了一种简单的技术,利用北米纳哈萨气候站的同步观测数据(1989-2014 年),从月度数据中生成日气象数据。这项研究的主要方法是利用对数函数、傅立叶函数和伽马函数。研究发现,生成的降雨量显示出与观测数据相似的模式,统计检验显示结果没有显著差异(P0.8)。这是因为所使用的傅立叶函数没有现场变化因子。
{"title":"MEMBANGKITKAN DATA CUACA HARIAN DARI DATA BULANAN: STUDI KASUS SULAWESI UTARA","authors":"Eko Supriyadi","doi":"10.31172/jmg.v24i2.718","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.718","url":null,"abstract":"Permasalahan utama ketika berhadapan dengan data cuaca adalah keterbatasan data harian. Paper ini menjelaskan teknik sederhana membangkitkan data cuaca harian dari data bulanan memanfaatkan pengamatan sinop dari Stasiun Klimatologi Minahasa Utara (1989-2014). Metode utama penelitian ini memanfaatkan fungsi logit, Fourier, dan gamma. Diperoleh hasil bahwa curah hujan hasil bangkitan menunjukan pola serupa dengan observasi serta dari uji statistika menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (p<0.000), akan tetapi korelasi yang dihasilkan bernilai rendah (0.33–0.49). Berdasarkan pembagian musim, baik curah hujan bangkitan maupun observasi, bernilai tinggi pada musim DJF lalu menurun di MAM dan JJA kemudian naik di musim SON. Selain itu terdapat perbedaan curah hujan bangkitan dengan observasi disebabkan penggunaan bilangan acak sebaran uniform yang cenderung mengabaikan kekhasan waktu. Selanjutnya unsur cuaca suhu dan RH menghasilkan nilai bangkitan harian dari bulanan yang lebih rapat dibandingkan observasi dengan korelasi >0.8. Hal ini disebabkan fungsi Fourier yang digunakan tidak memiliki faktor keragaman lapangan.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140235212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Analysis of Land Cover Changes to Increase Land Surface Temperature in Surabaya using Landsat Satellite 利用大地遥感卫星分析土地覆盖变化对泗水地表温度升高的影响
Pub Date : 2024-03-17 DOI: 10.31172/jmg.v24i2.968
Shanas Septy Prayuda, MarithaNilam Kusuma
Surabaya has experienced very significant development in the last few decades. Changes in land use will cause the Urban Heat Island phenomenon. This study aims to determine how far the impact of land cover changes on the increase in surface temperature in the Surabaya. The use of Landsat satellite imagery is considered very effective in describing land cover and surface temperature because it has good spatial resolution and long data availability. During 1991 – 2020 there was a significant decrease in the amount of vegetation by 24.3%, decrease in the number of water bodies by 4.9%, and increase in the number of buildings by 29.2%. The average increase in Land Surface Temperatures was 1.40°C between decades 2 and 1, and an increase of 2.19°C between decades 3 and 2. The development of Surabaya began in the city center and then developed mainly in the west and east. The urban development model is consistent with the pattern of land surface temperature changes. Each type of land cover has special characteristics on the value of NDVI, NDBI, and surface temperature. Changes in cover from water bodies to buildings have the highest contribution to increasing the and surface temperature. There was a significant increase in hotspots in decade 3 in Surabaya which indicated an increasingly severe UHI phenomenon.
在过去几十年中,泗水经历了巨大的发展。土地利用的变化将导致城市热岛现象。本研究旨在确定土地覆被变化对泗水地表温度上升的影响程度。由于 Landsat 卫星图像具有良好的空间分辨率和较长的数据可用性,因此在描述土地覆被和地表温度方面非常有效。1991-2020 年间,植被数量大幅减少了 24.3%,水体数量减少了 4.9%,建筑物数量增加了 29.2%。第二个十年与第一个十年之间,地表温度平均上升了 1.40°C,第三个十年与第二个十年之间,地表温度平均上升了 2.19°C。泗水的发展始于市中心,随后主要向西部和东部发展。城市发展模式与地表温度变化规律一致。每种类型的土地覆被对 NDVI 值、NDBI 值和地表温度都有特殊的影响。从水体到建筑物的覆盖变化对地表温度和地表温度的增加贡献最大。在第 3 个十年中,泗水的热点明显增加,这表明局地温差影响现象日益严重。
{"title":"Analysis of Land Cover Changes to Increase Land Surface Temperature in Surabaya using Landsat Satellite","authors":"Shanas Septy Prayuda, MarithaNilam Kusuma","doi":"10.31172/jmg.v24i2.968","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.968","url":null,"abstract":"Surabaya has experienced very significant development in the last few decades. Changes in land use will cause the Urban Heat Island phenomenon. This study aims to determine how far the impact of land cover changes on the increase in surface temperature in the Surabaya. The use of Landsat satellite imagery is considered very effective in describing land cover and surface temperature because it has good spatial resolution and long data availability. During 1991 – 2020 there was a significant decrease in the amount of vegetation by 24.3%, decrease in the number of water bodies by 4.9%, and increase in the number of buildings by 29.2%. The average increase in Land Surface Temperatures was 1.40°C between decades 2 and 1, and an increase of 2.19°C between decades 3 and 2. The development of Surabaya began in the city center and then developed mainly in the west and east. The urban development model is consistent with the pattern of land surface temperature changes. Each type of land cover has special characteristics on the value of NDVI, NDBI, and surface temperature. Changes in cover from water bodies to buildings have the highest contribution to increasing the and surface temperature. There was a significant increase in hotspots in decade 3 in Surabaya which indicated an increasingly severe UHI phenomenon.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140234609","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
On The Interannual Variability of Indonesian Monsoon Rainfall (IMR): A Literature Review of The Role of its External Forcing 印度尼西亚季风降雨量(IMR)的年际变异性:关于外力作用的文献综述
Pub Date : 2024-03-17 DOI: 10.31172/jmg.v24i2.1049
Adi Mulsandi, Y. Koesmaryono, Rahmat Hidayat, Akhmad Faqih, A. Sopaheluwakan
The IMR variability is notorious for its hydrometeorological disasters. This paper examines recent studies on IMR and the main factors controlling its variability. The focus of this study is to investigate the impact of the atmosphere-ocean interaction that acts as the external forcing of IMR in the tropical Indian and Pacific Oceans. Specifically, the study will examine the influence of two climate phenomena, namely the El Nino Southern Oscillation (ENSO) and the Indian Ocean Dipole (IOD) and their interdecadal changes associated Pacific Decadal Oscillation (PDO), on the IMR. The review followed the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) approach. Furthermore, data sets (such as rainfall, wind field, and SST) spanning 1990-2020 were used to verify the key findings. In general, this study concludes that the majority of the authors coincided with the following conclusion: ENSO and IOD events impact IMR by changing its amplitude, duration, intensity, and frequency of mean and extreme rainfall. Additionally, it has been shown that their impacts on IMR are most substantial during the dry seasons, specifically in June, July, and August (JJA), and not as strong as during the wet seasons, specifically in December, January, and February (DJF). Spatially, the effects of ENSO and IOD on IMR variability are clearly found more eastward and westward of the region, respectively. The expansions towards the east and west directions were facilitated by the displacement of the ascending and descending of Walker circulation patterns in the Indonesian region, respectively. Given the interannual fluctuations in IMR, caused mainly by ocean-atmosphere interactions, the knowledge gap of atmospheric factors like the Quasi-Biennial Oscillation (QBO) must be investigated in the future, as suggested by previous research and our preliminary study.
IMR 变异因其水文气象灾害而臭名昭著。本文探讨了有关 IMR 及其主要控制因素的最新研究。本研究的重点是调查作为热带印度洋和太平洋 IMR 外力的大气-海洋相互作用的影响。具体来说,这项研究将考察两种气候现象,即厄尔尼诺南方涛动(ENSO)和印度洋偶极子(IOD)及其与太平洋十年涛动(PDO)相关的年代际变化对海流变率的影响。该综述遵循了系统综述和元分析首选报告项目(PRISMA)方法。此外,还使用了跨度为 1990-2020 年的数据集(如降雨量、风场和海温)来验证主要结论。总体而言,本研究得出的结论是,大多数作者都赞同以下结论:厄尔尼诺/南方涛动和国际海洋观测组织事件通过改变平均降雨量和极端降雨量的幅度、持续时间、强度和频率来影响 IMR。此外,研究还表明,在旱季,特别是 6 月、7 月和 8 月(JJA),ENSO 和 IOD 对 IMR 的影响最大,而在雨季,特别是 12 月、1 月和 2 月(DJF),ENSO 和 IOD 对 IMR 的影响则没有那么大。从空间上看,厄尔尼诺/南方涛动和国际干旱日对 IMR 变率的影响明显地分别出现在该地区的东部和西部。印尼地区沃克环流上升和下降模式的位移分别促进了向东和向西方向的扩展。鉴于 IMR 的年际波动主要是由海洋-大气相互作用引起的,正如先前的研究和我们的初步研究所建议的,今后必须对准双年涛动(QBO)等大气因素进行研究。
{"title":"On The Interannual Variability of Indonesian Monsoon Rainfall (IMR): A Literature Review of The Role of its External Forcing","authors":"Adi Mulsandi, Y. Koesmaryono, Rahmat Hidayat, Akhmad Faqih, A. Sopaheluwakan","doi":"10.31172/jmg.v24i2.1049","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.1049","url":null,"abstract":"The IMR variability is notorious for its hydrometeorological disasters. This paper examines recent studies on IMR and the main factors controlling its variability. The focus of this study is to investigate the impact of the atmosphere-ocean interaction that acts as the external forcing of IMR in the tropical Indian and Pacific Oceans. Specifically, the study will examine the influence of two climate phenomena, namely the El Nino Southern Oscillation (ENSO) and the Indian Ocean Dipole (IOD) and their interdecadal changes associated Pacific Decadal Oscillation (PDO), on the IMR. The review followed the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) approach. Furthermore, data sets (such as rainfall, wind field, and SST) spanning 1990-2020 were used to verify the key findings. In general, this study concludes that the majority of the authors coincided with the following conclusion: ENSO and IOD events impact IMR by changing its amplitude, duration, intensity, and frequency of mean and extreme rainfall. Additionally, it has been shown that their impacts on IMR are most substantial during the dry seasons, specifically in June, July, and August (JJA), and not as strong as during the wet seasons, specifically in December, January, and February (DJF). Spatially, the effects of ENSO and IOD on IMR variability are clearly found more eastward and westward of the region, respectively. The expansions towards the east and west directions were facilitated by the displacement of the ascending and descending of Walker circulation patterns in the Indonesian region, respectively. Given the interannual fluctuations in IMR, caused mainly by ocean-atmosphere interactions, the knowledge gap of atmospheric factors like the Quasi-Biennial Oscillation (QBO) must be investigated in the future, as suggested by previous research and our preliminary study.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140235281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Calibration Indonesian-Numerical Weather Prediction using Geostatistical Output Perturbation 利用地质统计输出扰动校准印度尼西亚数值天气预报
Pub Date : 2024-03-17 DOI: 10.31172/jmg.v24i2.1037
S. Sutikno, Fajar Dwi Cahyoko, Fernaldy Wananda Putra, Erwin Eka Syahputra Makmur, W. Hanggoro, Muhamad Rifki Taufik, Vestiana Aza
Indonesian-Numerical Weather Prediction (INA-NWP) is a numerical-based weather forecast method that has been developed by the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency. However, the forecast is still unable to produce accurate weather forecasts. Geostatistical Output Perturbation (GOP) is a weather forecast method derived from only one deterministic output. GOP takes into consideration the spatial correlation among multiple locations simultaneously. GOP is capable to identify spatial dependency patterns that are associated with error models. This study aims to obtain calibrated forecasts for daily maximum and minimum temperature variables using GOP at 10 meteorological stations in Surabaya and surrounding areas. The stages in performing temperature forecasts using GOP are obtaining regression coefficient estimators, then calculating empirical semivariograms and estimating spatial parameters. Based on several weather forecast indicators, such as RMSE and CRPS, GOP is better than INA-NWP in terms of precision and accuracy.
印度尼西亚数值天气预报(INA-NWP)是由气象、气候和地球物理局开发的一种基于数值的天气预报方法。然而,该预报法仍无法做出准确的天气预报。地质统计输出扰动(GOP)是一种仅从一个确定性输出得出的天气预报方法。GOP 同时考虑了多个地点之间的空间相关性。GOP 能够识别与误差模型相关的空间依赖模式。本研究旨在利用 GOP 对泗水及周边地区 10 个气象站的每日最高和最低气温变量进行校准预报。使用 GOP 进行气温预报的阶段包括获得回归系数估计值、计算经验半变量图和估计空间参数。根据 RMSE 和 CRPS 等多项天气预报指标,GOP 在精度和准确度方面均优于 INA-NWP。
{"title":"Calibration Indonesian-Numerical Weather Prediction using Geostatistical Output Perturbation","authors":"S. Sutikno, Fajar Dwi Cahyoko, Fernaldy Wananda Putra, Erwin Eka Syahputra Makmur, W. Hanggoro, Muhamad Rifki Taufik, Vestiana Aza","doi":"10.31172/jmg.v24i2.1037","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.1037","url":null,"abstract":"Indonesian-Numerical Weather Prediction (INA-NWP) is a numerical-based weather forecast method that has been developed by the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency. However, the forecast is still unable to produce accurate weather forecasts. Geostatistical Output Perturbation (GOP) is a weather forecast method derived from only one deterministic output. GOP takes into consideration the spatial correlation among multiple locations simultaneously. GOP is capable to identify spatial dependency patterns that are associated with error models. This study aims to obtain calibrated forecasts for daily maximum and minimum temperature variables using GOP at 10 meteorological stations in Surabaya and surrounding areas. The stages in performing temperature forecasts using GOP are obtaining regression coefficient estimators, then calculating empirical semivariograms and estimating spatial parameters. Based on several weather forecast indicators, such as RMSE and CRPS, GOP is better than INA-NWP in terms of precision and accuracy.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140391227","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
DURASI PENYINARAN MATAHARI DAN DIURNAL TEMPERATURE RANGE SERTA KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM DI PONTIANAK, INDONESIA 印度尼西亚坤甸的太阳辐照度持续时间和昼夜温差及其与气候变化的关系
Pub Date : 2024-01-15 DOI: 10.31172/jmg.v24i2.817
Afni Nelvi, Refky Adi Nata
Durasi penyinaran matahari (DPM) memiliki peranan penting dalam perubahan iklim atau cuaca di bumi. Dewasa ini, perubahan iklim dapat diindikasikan dengan perubahan nilai DPM (dimming/brightening) beberapa dekade terakhir. Analisis DPM dan diurnal temperature range (DTR) perlu dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan iklim. Dilakukan analisis data DPM, DTR Tmean, Tmak, Tmin, dan curah hujan di Pontianak, Kalimantan Barat tahun 1981-2019 menggunakan Continuous Wavelet Transform (CWT) dan Wavelet Transform Coheren (WTC). Hasil CWT menggunakan wavelet Morlet, DPM memiliki periode dominan 8-16 bulan. DTR memiliki periode dominan 8-16 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan DPM dapat dikatakan bahwa Pontianak berada pada periode pencerahan (brightening) yang disebabkan oleh perubahan karakteristik awan dan aerosol sehingga terjadi peningkatan jumlah energi matahari yang mencapai permukaan bumi. Perubahan iklim juga telah terlihat dari penurunan DTR. Ditemukan korelasi negatif antara DTR dan DPM (r = -0,80). DTR menjadi indikator penting dari perubahan iklim karena sensitif terhadap perubahan keseimbangan energi radiasi. Perubahan DPM memberikan dampak yang signifikan terhadap Tmean, Tmak dan Tmin. Peningkatan Tmin yang lebih cepat dibandingkan Tmak menyebabkan penurunan DTR sehingga Tmin diprediksi akan semakin tinggi. Tmean dan Tmak memiliki periode dominan 8-16 bulan. Tmin memiliki periode 12-20 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan suhu yang terdeteksi pada periode tersebut diasosiasikan dengan peristiwa kebakaran hutan lahan gambut di Kalimantan yang diperkirakan karena pengaruh brightening period dan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Curah hujan memiliki periode 4-8 bulan dan 8-16 bulan. Kekeringan yang terjadi dikaitkan dengan peristiwa El Nino mengakibatkan besarnya simpangan jumlah curah hujan terhadap normalnya.
太阳辐照持续时间(DPM)对地球上的气候变化或天气起着重要作用。 目前,气候变化可以通过近几十年 DPM 值的变化(变暗/变亮)来显示。需要对 DPM 和昼夜温差(DTR)进行分析,以确定气候变化的影响。使用连续小波变换(CWT)和相干小波变换(WTC)对 1981-2019 年西加里曼丹坤甸的 DPM、DTR Tmean、Tmak、Tmin 和降雨量进行数据分析。使用 Morlet 小波的 CWT 结果显示,DPM 的主要周期为 8-16 个月。DTR 的主要周期为 8-16 个月和 32-64 个月。DPM 的增加可以说是由于云层和气溶胶特性的变化导致到达地球表面的太阳能量增加,从而使坤甸处于增亮期。 从 DTR 的减少也可以看出气候变化。DTR 与 DPM 之间存在负相关(r = -0.80)。DTR 是气候变化的一个重要指标,因为它对辐射能量平衡的变化非常敏感。DPM 的变化对 Tmean、Tmak 和 Tmin 有显著影响。Tmin 的增加速度快于 Tmak 的增加速度,会导致 DTR 的下降,从而预测 Tmin 会升高。Tmean 和 Tmak 的主要周期为 8-16 个月。Tmin 的周期为 12-20 个月和 32-64 个月。在这一时期检测到的气温上升与加里曼丹的泥炭地森林火灾有关,这被认为是由于亮化期和大气中温室气体浓度增加的影响。降雨周期为 4-8 个月和 8-16 个月。与厄尔尼诺现象相关的干旱导致降雨量大大偏离正常水平。
{"title":"DURASI PENYINARAN MATAHARI DAN DIURNAL TEMPERATURE RANGE SERTA KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM DI PONTIANAK, INDONESIA","authors":"Afni Nelvi, Refky Adi Nata","doi":"10.31172/jmg.v24i2.817","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i2.817","url":null,"abstract":"Durasi penyinaran matahari (DPM) memiliki peranan penting dalam perubahan iklim atau cuaca di bumi. Dewasa ini, perubahan iklim dapat diindikasikan dengan perubahan nilai DPM (dimming/brightening) beberapa dekade terakhir. Analisis DPM dan diurnal temperature range (DTR) perlu dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan iklim. Dilakukan analisis data DPM, DTR Tmean, Tmak, Tmin, dan curah hujan di Pontianak, Kalimantan Barat tahun 1981-2019 menggunakan Continuous Wavelet Transform (CWT) dan Wavelet Transform Coheren (WTC). Hasil CWT menggunakan wavelet Morlet, DPM memiliki periode dominan 8-16 bulan. DTR memiliki periode dominan 8-16 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan DPM dapat dikatakan bahwa Pontianak berada pada periode pencerahan (brightening) yang disebabkan oleh perubahan karakteristik awan dan aerosol sehingga terjadi peningkatan jumlah energi matahari yang mencapai permukaan bumi. Perubahan iklim juga telah terlihat dari penurunan DTR. Ditemukan korelasi negatif antara DTR dan DPM (r = -0,80). DTR menjadi indikator penting dari perubahan iklim karena sensitif terhadap perubahan keseimbangan energi radiasi. Perubahan DPM memberikan dampak yang signifikan terhadap Tmean, Tmak dan Tmin. Peningkatan Tmin yang lebih cepat dibandingkan Tmak menyebabkan penurunan DTR sehingga Tmin diprediksi akan semakin tinggi. Tmean dan Tmak memiliki periode dominan 8-16 bulan. Tmin memiliki periode 12-20 bulan dan 32-64 bulan. Peningkatan suhu yang terdeteksi pada periode tersebut diasosiasikan dengan peristiwa kebakaran hutan lahan gambut di Kalimantan yang diperkirakan karena pengaruh brightening period dan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Curah hujan memiliki periode 4-8 bulan dan 8-16 bulan. Kekeringan yang terjadi dikaitkan dengan peristiwa El Nino mengakibatkan besarnya simpangan jumlah curah hujan terhadap normalnya.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140507980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KAJIAN KERENTANAN TANAH BERDASARKAN ANALISIS HVSR DI DAERAH SEMBURAN LUMPUR SIDOARJO DAN SEKITARNYA, JAWA TIMUR, INDONESIA
Pub Date : 2023-10-17 DOI: 10.31172/JMG.V17I1.398
K. Karyono, I. Syafri, Abdurrokhim Abdurrokhim, Masturyono Masturyono, Supriyanto Rohadi, Januar Arifin, A. Sudrajat, Adriano Mazzini, Soffian Hadi, Agustya Agustya
Aluvium merupakan fitur geologi yang memiliki sifat rentan terhadap pengaruh gempabumi. Daerah Porong dan sekitarnya tempat semburan Lumpur Sidoarjo (Lusi) terjadi merupakan daerah dataran yang ditutupi oleh endapan aluvium Delta Brantas, sehingga daerah ini merupakan zona lemah yang rentan terhadap pengaruh gempabumi. Hal ini diperkuat dengan adanya sesar Watukosek di daerah tersebut. Dengan tujuan untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan observasi seismik dengan cara memasang 71 stasiun pengamat gempabumi temporal yang tersebar di daerah Sidoarjo dan sekitarnya. Hasil analisis Horizontal Vertical Spectral Ratio (HVSR) terhadap data seismik diperoleh sebaran frekuensi natural bawah permukaan lebih rendah di daerah Lusi yaitu 0,4Hz. Hasil analisis juga mengungkap bahwa di daerah tersebut mempunyai amplifikasi tanah sebesar 5,2 dan tingkat kerentanan tanah sebesar 56, lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di sekitarnya. Karena letaknya di zona lemah, maka berimplikasi bahwa Lusi menjadi sensitif terhadap gangguan luar misalnya dampak kejadian gempabumi menjadi lebih besar pada daerah ini. Alluvium is a geological feature characterized by high risk vulnerability influenced by the earthquakes. Porong and surrounding areas where the eruption of Lumpur Sidoarjo’s (Lusi) occurred are areas covered by alluvium sediment of Brantas Delta, as consequences this area is a weak zone characterized by high risk vulnerability as well. This is also supported by the present of Watukosek fault system in this area. To proved, we deployed 71 temporary seismic stations distributed in and around Sidoarjo area. The Horizontal Vertical Spectral Ratio (HVSR) analysis revealed that the natural frequency in Lusi area is about 0.4Hz, this is lower than other part areas. The analysis also revealed that this area has soil amplification about 5.2 and soil vulnerability index about 56, these are higher compared with other part areas. These results support that this area is a weak zone. Because of its location in a weak zone, this implies that Lusi became sensitive to external perturbation for example the earthquake events would have greater impact to this area.
冲积是一种地质特征,其本质上易受地震的影响。渗出的斯多亚霍淤泥(Sidoarjo)周围的区域是一个平原,被三角洲三角洲的冲积层所覆盖,因此这是一个易受地震影响的弱点区域。这在该地区的瓦图科塞克剖腹产得到了加强。为了证明这一点,地震观测建立了71个分散在西多拉霍和周围地区的地震观测站。对地震数据进行的水平垂直光谱分析发现,该区0.4hz的自然水下频率分布较低。分析还发现,该地区的土壤增长率为5.2,土壤脆弱性为56,高于周围地区。因为它位于较弱的区域,它暗示我们对外部干扰敏感,比如地震对这个地区的影响。Alluvium是高度危险影响地球的地质特征。污染的泥石流被三角洲的沉淀物覆盖着,因为这个区域被高风险的危险所污染。这也是由这个地区目前的Watukosek错误系统支持的。为了证明这一点,我们部署了71个临时地震部署在西多拉霍地区。水平垂直光谱分析显示,露点中的自然光大约是0.4hz,这比其他区域低。分析还显示,该区域已扩大到5.2度,脆弱指数约为56度,这些水平与其他区域比较高。这些results支持这一地区是一个软弱的地区。由于它的位置处于一个不利的区域,这些露头对地球地震事件的外部影响更大。
{"title":"KAJIAN KERENTANAN TANAH BERDASARKAN ANALISIS HVSR DI DAERAH SEMBURAN LUMPUR SIDOARJO DAN SEKITARNYA, JAWA TIMUR, INDONESIA","authors":"K. Karyono, I. Syafri, Abdurrokhim Abdurrokhim, Masturyono Masturyono, Supriyanto Rohadi, Januar Arifin, A. Sudrajat, Adriano Mazzini, Soffian Hadi, Agustya Agustya","doi":"10.31172/JMG.V17I1.398","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/JMG.V17I1.398","url":null,"abstract":"Aluvium merupakan fitur geologi yang memiliki sifat rentan terhadap pengaruh gempabumi. Daerah Porong dan sekitarnya tempat semburan Lumpur Sidoarjo (Lusi) terjadi merupakan daerah dataran yang ditutupi oleh endapan aluvium Delta Brantas, sehingga daerah ini merupakan zona lemah yang rentan terhadap pengaruh gempabumi. Hal ini diperkuat dengan adanya sesar Watukosek di daerah tersebut. Dengan tujuan untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan observasi seismik dengan cara memasang 71 stasiun pengamat gempabumi temporal yang tersebar di daerah Sidoarjo dan sekitarnya. Hasil analisis Horizontal Vertical Spectral Ratio (HVSR) terhadap data seismik diperoleh sebaran frekuensi natural bawah permukaan lebih rendah di daerah Lusi yaitu 0,4Hz. Hasil analisis juga mengungkap bahwa di daerah tersebut mempunyai amplifikasi tanah sebesar 5,2 dan tingkat kerentanan tanah sebesar 56, lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di sekitarnya. Karena letaknya di zona lemah, maka berimplikasi bahwa Lusi menjadi sensitif terhadap gangguan luar misalnya dampak kejadian gempabumi menjadi lebih besar pada daerah ini. Alluvium is a geological feature characterized by high risk vulnerability influenced by the earthquakes. Porong and surrounding areas where the eruption of Lumpur Sidoarjo’s (Lusi) occurred are areas covered by alluvium sediment of Brantas Delta, as consequences this area is a weak zone characterized by high risk vulnerability as well. This is also supported by the present of Watukosek fault system in this area. To proved, we deployed 71 temporary seismic stations distributed in and around Sidoarjo area. The Horizontal Vertical Spectral Ratio (HVSR) analysis revealed that the natural frequency in Lusi area is about 0.4Hz, this is lower than other part areas. The analysis also revealed that this area has soil amplification about 5.2 and soil vulnerability index about 56, these are higher compared with other part areas. These results support that this area is a weak zone. Because of its location in a weak zone, this implies that Lusi became sensitive to external perturbation for example the earthquake events would have greater impact to this area.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91394775","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
THERMAL STRESS PROJECTION BASED ON TEMPERATURE-HUMIDITY INDEX (THI) UNDER CLIMATE CHANGE SCENARIO 气候变化情景下基于温湿度指数的热应力预测
Pub Date : 2023-08-29 DOI: 10.31172/jmg.v24i1.867
Fatkhurokhman Fauzi, Iqbal Kharisudin, Rochdi Wasono, Tiani Wahyu Utami, Iis Widya Harmoko
The degradation of green open spaces and the phenomenon of deforestation in Indonesia has increased discomfort in the region. Furthermore, if allowed to continue, the increase in temperature caused by greenhouse gases worsens the situation. Increased temperature and reduced air humidity are related to thermal stress, affecting human comfort and health. Thermal stress is measured based on the Temperature Humidity Index (THI), which calculates temperature and relative humidity variables. This study analyses THI projections under climate change scenarios RCP4.5 and RCP8.5. This study uses statistical downscaling and bias correction of Quantile Delta Mapping (QDM) to equalize the local climate. This study is divided into four 20-year periods from 2021 to 2100 to evaluate THI changes in future projections. Based on the study results, it is known that from 2041-2060, several big cities in Indonesia experienced an increase in THI and were included in the category of 50% of the population feeling uncomfortable. THI increased in the third and fourth periods. Areas that experienced a significant increase in THI were urban areas that lacked green open land and were densely populated. Surabaya City and Madura Island are the areas with the highest THI index.
印度尼西亚的绿色开放空间退化和森林砍伐现象加剧了该地区的不安情绪。此外,如果任其发展下去,由温室气体引起的气温升高将使情况恶化。温度升高和空气湿度降低与热应力有关,影响人体的舒适和健康。热应力是根据温度湿度指数(THI)测量的,THI计算温度和相对湿度变量。本文分析了RCP4.5和RCP8.5气候变化情景下的THI预估。本研究利用统计降尺度和偏置校正的分位数Delta Mapping (QDM)来均衡局地气候。本研究分为四个20年周期,从2021年到2100年,以评估未来预测的THI变化。根据研究结果,我们知道,从2041年到2060年,印度尼西亚的几个大城市经历了THI的增加,并被列入50%的人口感到不舒服的类别。THI在第三和第四期增加。THI显著增加的地区是缺乏绿色开阔地和人口密集的城市地区。泗水市和马杜拉岛是THI指数最高的地区。
{"title":"THERMAL STRESS PROJECTION BASED ON TEMPERATURE-HUMIDITY INDEX (THI) UNDER CLIMATE CHANGE SCENARIO","authors":"Fatkhurokhman Fauzi, Iqbal Kharisudin, Rochdi Wasono, Tiani Wahyu Utami, Iis Widya Harmoko","doi":"10.31172/jmg.v24i1.867","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i1.867","url":null,"abstract":"The degradation of green open spaces and the phenomenon of deforestation in Indonesia has increased discomfort in the region. Furthermore, if allowed to continue, the increase in temperature caused by greenhouse gases worsens the situation. Increased temperature and reduced air humidity are related to thermal stress, affecting human comfort and health. Thermal stress is measured based on the Temperature Humidity Index (THI), which calculates temperature and relative humidity variables. This study analyses THI projections under climate change scenarios RCP4.5 and RCP8.5. This study uses statistical downscaling and bias correction of Quantile Delta Mapping (QDM) to equalize the local climate. This study is divided into four 20-year periods from 2021 to 2100 to evaluate THI changes in future projections. Based on the study results, it is known that from 2041-2060, several big cities in Indonesia experienced an increase in THI and were included in the category of 50% of the population feeling uncomfortable. THI increased in the third and fourth periods. Areas that experienced a significant increase in THI were urban areas that lacked green open land and were densely populated. Surabaya City and Madura Island are the areas with the highest THI index.","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136349074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KATEGORISASI STASIUN SEISMIK DAN PENGARUHNYA DALAM PENENTUAN PARAMETER MAGNITUDO GEMPABUMI BMKG 地震站的分类作用和它在确定BMKG地震参数方面的影响
Pub Date : 2023-08-28 DOI: 10.31172/jmg.v24i1.886
Muhammad Fahmi Nugraha, Afnimar Afnimar, M. Taufik Gunawan, M. Ramdhan, Iman Fatchurochman, Nova Heryandoko
Kewajiban mengirimkan informasi gempa dalam waktu kurang dari lima menit menyebabkan magnitudo yang diproses oleh BMKG hanya berasal dari stasiun seismik yang merekam gelombang seismik pada rentang waktu tersebut, sehingga nilainya masih fluktuatif dan berpotensi menimbulkan perbedaan dengan magnitudo final. Setiap jenis magnitudo yang ditentukan pada lima menit pertama, (MLv, mb, mB, dan Mwp) merupakan hasil dari rata-rata nilai magnitudo dari setiap stasiun seismic yang menentukannya sehingga nilainya bergantung pada hasil magnitudo pada masing-masing stasiun. Sistem SeisComP di BMKG menggunakan metode trimmed mean sehingga stasiun dengan nilai magnitudo terlampau besar atau kecil akan dieliminasi dalam penentuan magnitudo. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi fluktuasi penentuan magnitudo pada lima menit pertama dengan mencari stasiun seismik mana yang paling sering dieliminasi dengan metode trimmed mean, kemudian divalidasi dengan site quality stasiun. Selanjutnya dibuat 2 kategori utama stasiun seismik, 1) stasiun primer yang digunakan dalam penentuan lokasi dan magnitudo gempa, dan 2) stasiun sekunder yang hanya digunakan dalam penentuan lokasi gempa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun dengan site quality yang baik secara umum akan menghasilkan nilai magnitudo yang baik dengan hasil 285 stasiun seismik yang dikategorikan sebagai stasiun primer dan sisanya 126 stasiun seismik dikategorikan sebagai stasiun sekunder. Stasiun primer tersebut diuji coba dalam penentuan magnitudo menggunakan playback SeisComP dengan memutar ulang 256 kejadian gempa. Hasilnya menunjukkan bahwa fluktuasi magnitudo pada menit-menit awal dapat direduksi dengan baik yang ditunjukkan dengan adanya residual dan deviasi terhadap nilai magnitudo akhir yang lebih kecil dibandingkan hasil BMKG, hal ini mengindikasikan bahwa penentuan magnitudo dengan stasiun primer menunjukkan hasil yang lebih baik
在不到五分钟的时间内提交地震信息,导致BMKG处理的大地震只来自于一个地震波记录时间内的地震波,因此其价值仍然波动,可能与最终大地震产生影响。在前五分钟确定的每一种大地震,(MLv, mb, mb和Mwp)都是每个地震站的平均震级的结果,因此其价值取决于每个站的大地震结果。BMKG的地震系统使用的是三分之一的方法,即其大小的站在大星等值上被排除在大地震中。本研究的目的是在头五分钟通过寻找最常被三角测量方法消除的地震站,然后将其与电站质量验证。其次是2级地震站,1)用于确定地震地点和震级的主站,2)只用于确定地震地点的次级站。研究结果表明,具有良好质量的站点将产生良好的星系图值,而被归类为原点的285个地震站和剩下的126个地震站将被归类为次要站。该主要站点通过重播256次地震事件的地震回放,在magnitudo进行了测试。结果表明,早到一分钟的magnitudo波动可以很好地转导与最后BMKG的magnitudo值相比的剩余和偏差,这表明原始工作站的magnitudo测定效果更好
{"title":"KATEGORISASI STASIUN SEISMIK DAN PENGARUHNYA DALAM PENENTUAN PARAMETER MAGNITUDO GEMPABUMI BMKG","authors":"Muhammad Fahmi Nugraha, Afnimar Afnimar, M. Taufik Gunawan, M. Ramdhan, Iman Fatchurochman, Nova Heryandoko","doi":"10.31172/jmg.v24i1.886","DOIUrl":"https://doi.org/10.31172/jmg.v24i1.886","url":null,"abstract":"Kewajiban mengirimkan informasi gempa dalam waktu kurang dari lima menit menyebabkan magnitudo yang diproses oleh BMKG hanya berasal dari stasiun seismik yang merekam gelombang seismik pada rentang waktu tersebut, sehingga nilainya masih fluktuatif dan berpotensi menimbulkan perbedaan dengan magnitudo final. Setiap jenis magnitudo yang ditentukan pada lima menit pertama, (MLv, mb, mB, dan Mwp) merupakan hasil dari rata-rata nilai magnitudo dari setiap stasiun seismic yang menentukannya sehingga nilainya bergantung pada hasil magnitudo pada masing-masing stasiun. Sistem SeisComP di BMKG menggunakan metode trimmed mean sehingga stasiun dengan nilai magnitudo terlampau besar atau kecil akan dieliminasi dalam penentuan magnitudo. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi fluktuasi penentuan magnitudo pada lima menit pertama dengan mencari stasiun seismik mana yang paling sering dieliminasi dengan metode trimmed mean, kemudian divalidasi dengan site quality stasiun. Selanjutnya dibuat 2 kategori utama stasiun seismik, 1) stasiun primer yang digunakan dalam penentuan lokasi dan magnitudo gempa, dan 2) stasiun sekunder yang hanya digunakan dalam penentuan lokasi gempa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun dengan site quality yang baik secara umum akan menghasilkan nilai magnitudo yang baik dengan hasil 285 stasiun seismik yang dikategorikan sebagai stasiun primer dan sisanya 126 stasiun seismik dikategorikan sebagai stasiun sekunder. Stasiun primer tersebut diuji coba dalam penentuan magnitudo menggunakan playback SeisComP dengan memutar ulang 256 kejadian gempa. Hasilnya menunjukkan bahwa fluktuasi magnitudo pada menit-menit awal dapat direduksi dengan baik yang ditunjukkan dengan adanya residual dan deviasi terhadap nilai magnitudo akhir yang lebih kecil dibandingkan hasil BMKG, hal ini mengindikasikan bahwa penentuan magnitudo dengan stasiun primer menunjukkan hasil yang lebih baik","PeriodicalId":32347,"journal":{"name":"Jurnal Meteorologi dan Geofisika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135135253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Jurnal Meteorologi dan Geofisika
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1