{"title":"分析了土壤中的潜在金属,很少有煤灰废弃物,PT. WANATIARA comma KAWASI OBI","authors":"S. H. Abbas, F. Firman.","doi":"10.3387/JOSAE.V3I2.2424","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abu batubara merupakan limbah sisa pembakaran batubara pada PLTU, baik berupa fly ash maupun bottom ash. PLTU PT. Wanatiara Persada terkategori PLTU Mulut Tambang karena letaknya dalam lokasi wilayah izin penambangan. Abu batubara sisa pembakarannya masih terkategori limbah B3 sehingga perlu diidentifikasi potensi pemanfaatannya (salah satunya sumber LTJ) guna mengurangi volumenya yang besar. Fly ash ukuran butirnya lebih halus (76,15% lolos ayakan 200 mesh) dibandingkan bottom ash (hanya 6,75% lolos ayakan 200 mesh) sesuai dengan hasil ayak basah dan pengamatan morfologi butir dengan menggunakan mikroskop bijih. Kandungan mineral bottom ash adalah kuarsa, aragonite, siderite dan hematit sedangkan fly ash kandungannya kuarsa, muskovit, periclase, hematit, magnetit dan pirit. Oksida dominannya untuk kedua sampel adalah SiO2 (50,6-67,9%), Al2O3 (8,15-21,9%), Fe2O3 (7,76-10,8), dan CaO (2,55-7,54%). Abu batubaranya terkategori kelas F. Kandungan logam tanah jarangnya untuk fly ash sebesar 190,07 ppm sedangkan pada bottom ash sebesar 142,64 ppm. Kandungan LTJ yang dominan pada sampel fly ash adalah Ce (61,8 ppm), Nd (31,8 ppm), Y (26,3 ppm), La (23,9 ppm) sedangkan pada bottom ash 4 unsur tersebut juga dominan, dimana Ce (46,2 ppm), Nd (24,1 ppm), Y (21 ppm), dan La (18,6 ppm). LTJ yang dominan adalah LTJ ringan (LREE) dibandingkan LTJ berat (HREE), perbandingannya adalah 175,27 ppm : 14,8 ppm atau 11,84 : 1 (sampel fly ash) sedangkan sampel bottom ash perbandingannya 131,04 ppm : 11,6 ppm atau 11,3 : 1.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":"29 24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ANALISIS POTENSI LOGAM TANAH JARANG ABU BATUBARA LIMBAH PLTU MULUT TAMBANG PT. WANATIARA PERSADA KAWASI OBI\",\"authors\":\"S. H. Abbas, F. Firman.\",\"doi\":\"10.3387/JOSAE.V3I2.2424\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abu batubara merupakan limbah sisa pembakaran batubara pada PLTU, baik berupa fly ash maupun bottom ash. PLTU PT. Wanatiara Persada terkategori PLTU Mulut Tambang karena letaknya dalam lokasi wilayah izin penambangan. Abu batubara sisa pembakarannya masih terkategori limbah B3 sehingga perlu diidentifikasi potensi pemanfaatannya (salah satunya sumber LTJ) guna mengurangi volumenya yang besar. Fly ash ukuran butirnya lebih halus (76,15% lolos ayakan 200 mesh) dibandingkan bottom ash (hanya 6,75% lolos ayakan 200 mesh) sesuai dengan hasil ayak basah dan pengamatan morfologi butir dengan menggunakan mikroskop bijih. Kandungan mineral bottom ash adalah kuarsa, aragonite, siderite dan hematit sedangkan fly ash kandungannya kuarsa, muskovit, periclase, hematit, magnetit dan pirit. Oksida dominannya untuk kedua sampel adalah SiO2 (50,6-67,9%), Al2O3 (8,15-21,9%), Fe2O3 (7,76-10,8), dan CaO (2,55-7,54%). Abu batubaranya terkategori kelas F. Kandungan logam tanah jarangnya untuk fly ash sebesar 190,07 ppm sedangkan pada bottom ash sebesar 142,64 ppm. Kandungan LTJ yang dominan pada sampel fly ash adalah Ce (61,8 ppm), Nd (31,8 ppm), Y (26,3 ppm), La (23,9 ppm) sedangkan pada bottom ash 4 unsur tersebut juga dominan, dimana Ce (46,2 ppm), Nd (24,1 ppm), Y (21 ppm), dan La (18,6 ppm). LTJ yang dominan adalah LTJ ringan (LREE) dibandingkan LTJ berat (HREE), perbandingannya adalah 175,27 ppm : 14,8 ppm atau 11,84 : 1 (sampel fly ash) sedangkan sampel bottom ash perbandingannya 131,04 ppm : 11,6 ppm atau 11,3 : 1.\",\"PeriodicalId\":36368,\"journal\":{\"name\":\"AIUB Journal of Science and Engineering\",\"volume\":\"29 24 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-10-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"AIUB Journal of Science and Engineering\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.3387/JOSAE.V3I2.2424\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"Q4\",\"JCRName\":\"Mathematics\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AIUB Journal of Science and Engineering","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.3387/JOSAE.V3I2.2424","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"Mathematics","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
煤灰是在飞烟灰和灰烬中燃烧煤炭的残余废物。因为它位于采矿区,所以它位于采矿区。燃烧后的煤烟仍在B3废物中,因此需要确定其使用潜力(LTJ的一个来源),以降低其体积。苍蝇灰的体积比底部的蜡要细(76.15%通过ayakan 200 mesh),根据潮湿的ayak和使用矿石显微镜观察颗粒的形态。后灰的矿物含量为石英、蛛形纲动物、铁血体和赤铁矿,而母灰质为石英、肌酸、心包、赤铁矿、磁铁矿和黄铁矿。两个样本的氧化物分别是SiO2(50.6 - 67.9%)、Al2O3(8.15 - 21.9%)、Fe2O3(7.76 - 10.8)和CaO(2,55-7,54%)。他的骨灰木炭含量为F级,是高度浓缩的热粘土,为190.07 ppm,而在底部的灰为142,64 ppm。在fly ash样本中,LTJ的主要成分是Ce (61.ppm), Nd (31.8 ppm), Y (26.3 ppm), La (23.3 ppm),而在ashy之下,4种元素也占主导地位,其中Ce (46.2 ppm), ne (24.1 ppm), Y (2ppm)和La (18.6 ppm)。占多数的是温和的LTJ (LREE),比较重的LTJ (HREE),比较是175.27 ppm: 14.8 ppm或11.84:1(样本fly ash); 1(样本bottom ashy);
ANALISIS POTENSI LOGAM TANAH JARANG ABU BATUBARA LIMBAH PLTU MULUT TAMBANG PT. WANATIARA PERSADA KAWASI OBI
Abu batubara merupakan limbah sisa pembakaran batubara pada PLTU, baik berupa fly ash maupun bottom ash. PLTU PT. Wanatiara Persada terkategori PLTU Mulut Tambang karena letaknya dalam lokasi wilayah izin penambangan. Abu batubara sisa pembakarannya masih terkategori limbah B3 sehingga perlu diidentifikasi potensi pemanfaatannya (salah satunya sumber LTJ) guna mengurangi volumenya yang besar. Fly ash ukuran butirnya lebih halus (76,15% lolos ayakan 200 mesh) dibandingkan bottom ash (hanya 6,75% lolos ayakan 200 mesh) sesuai dengan hasil ayak basah dan pengamatan morfologi butir dengan menggunakan mikroskop bijih. Kandungan mineral bottom ash adalah kuarsa, aragonite, siderite dan hematit sedangkan fly ash kandungannya kuarsa, muskovit, periclase, hematit, magnetit dan pirit. Oksida dominannya untuk kedua sampel adalah SiO2 (50,6-67,9%), Al2O3 (8,15-21,9%), Fe2O3 (7,76-10,8), dan CaO (2,55-7,54%). Abu batubaranya terkategori kelas F. Kandungan logam tanah jarangnya untuk fly ash sebesar 190,07 ppm sedangkan pada bottom ash sebesar 142,64 ppm. Kandungan LTJ yang dominan pada sampel fly ash adalah Ce (61,8 ppm), Nd (31,8 ppm), Y (26,3 ppm), La (23,9 ppm) sedangkan pada bottom ash 4 unsur tersebut juga dominan, dimana Ce (46,2 ppm), Nd (24,1 ppm), Y (21 ppm), dan La (18,6 ppm). LTJ yang dominan adalah LTJ ringan (LREE) dibandingkan LTJ berat (HREE), perbandingannya adalah 175,27 ppm : 14,8 ppm atau 11,84 : 1 (sampel fly ash) sedangkan sampel bottom ash perbandingannya 131,04 ppm : 11,6 ppm atau 11,3 : 1.