Nawiyanto Nawiyanto, Jose Wendell Capili, Nina Mutiara Calvaryni
{"title":"The Colonial Sugar Industry in Indonesia and the Philippines: A Comparative Perspective","authors":"Nawiyanto Nawiyanto, Jose Wendell Capili, Nina Mutiara Calvaryni","doi":"10.15294/paramita.v33i2.46347","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The sugar industry played a significant role in the colonial economies of Indonesia and the Philippines. Growing the same commodity for the global market, the conditions under which the sugar industry operated in the two places were quite different. Using historical methods and drawing upon secondary sources, this article compares the colonial sugar industry in Indonesia with particular reference to Java and the Philippines between 1890 and 1940. Unlike the case of Indonesia, where the sugar industry operated in densely populated lowland areas, the Philippine sugar industry was established in a sparsely populated region. However, the sugar producers in the two countries took various measures to make their ventures more efficient and competitive. This article will outline broadly the early development of the sugar industry in Java and the Philippines, followed by a discussion on the choice of production technology and the performance of the sugar industry in the interwar period to provide a better understanding of the different development of the sugar industry in Java and the Philippines. The sugar industry in Java was more successful in improving its productivity and efficiency, making the industry more competitive than the Philippines. However, the sugar industry in the two countries had different destinies when the global crises hit hard in the 1930s. Only because of the preferential treatment obtained in the American market did the less efficient sugar industry in the Philippines survive during the Depression. Meanwhile, Java's more efficient sugar industry collapsed due to the unfair protection policy in the world sugar market.Industri gula memainkan peran penting dalam perekonomian kolonial di Indonesia dan Filipina. Menumbuhkan komoditas yang sama untuk pasar global, kondisi industri gula yang beroperasi di kedua tempat tersebut cukup berbeda. Dengan menggunakan metode sejarah dan memanfaatkan sumber-sumber sekunder, artikel ini membandingkan industri gula kolonial di Indonesia dengan referensi khusus di Jawa dan Filipina antara tahun 1890 dan 1940. Berbeda dengan kasus di Indonesia, dimana industri gula beroperasi di daerah dataran rendah yang padat penduduknya, Filipina industri gula didirikan di wilayah yang jarang penduduknya. Namun, produsen gula di kedua negara mengambil berbagai langkah untuk menjadikan usaha mereka lebih efisien dan kompetitif. Artikel ini akan menguraikan secara garis besar perkembangan awal industri gula di Jawa dan Filipina, dilanjutkan dengan diskusi mengenai pilihan teknologi produksi dan kinerja industri gula pada periode antar perang untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan perkembangan industri gula di Jawa dan Filipina. industri gula di Jawa dan Filipina. Industri gula di Pulau Jawa lebih berhasil meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, sehingga industri ini lebih kompetitif dibandingkan Filipina. Namun industri gula di kedua negara mempunyai nasib yang berbeda ketika krisis global melanda pada tahun 1930an. Hanya karena perlakuan istimewa yang diperoleh di pasar Amerika, industri gula yang kurang efisien di Filipina dapat bertahan selama masa Depresi. Sementara itu, industri gula di Jawa yang lebih efisien terpuruk akibat kebijakan proteksi yang tidak adil di pasar gula dunia.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.46347","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The sugar industry played a significant role in the colonial economies of Indonesia and the Philippines. Growing the same commodity for the global market, the conditions under which the sugar industry operated in the two places were quite different. Using historical methods and drawing upon secondary sources, this article compares the colonial sugar industry in Indonesia with particular reference to Java and the Philippines between 1890 and 1940. Unlike the case of Indonesia, where the sugar industry operated in densely populated lowland areas, the Philippine sugar industry was established in a sparsely populated region. However, the sugar producers in the two countries took various measures to make their ventures more efficient and competitive. This article will outline broadly the early development of the sugar industry in Java and the Philippines, followed by a discussion on the choice of production technology and the performance of the sugar industry in the interwar period to provide a better understanding of the different development of the sugar industry in Java and the Philippines. The sugar industry in Java was more successful in improving its productivity and efficiency, making the industry more competitive than the Philippines. However, the sugar industry in the two countries had different destinies when the global crises hit hard in the 1930s. Only because of the preferential treatment obtained in the American market did the less efficient sugar industry in the Philippines survive during the Depression. Meanwhile, Java's more efficient sugar industry collapsed due to the unfair protection policy in the world sugar market.Industri gula memainkan peran penting dalam perekonomian kolonial di Indonesia dan Filipina. Menumbuhkan komoditas yang sama untuk pasar global, kondisi industri gula yang beroperasi di kedua tempat tersebut cukup berbeda. Dengan menggunakan metode sejarah dan memanfaatkan sumber-sumber sekunder, artikel ini membandingkan industri gula kolonial di Indonesia dengan referensi khusus di Jawa dan Filipina antara tahun 1890 dan 1940. Berbeda dengan kasus di Indonesia, dimana industri gula beroperasi di daerah dataran rendah yang padat penduduknya, Filipina industri gula didirikan di wilayah yang jarang penduduknya. Namun, produsen gula di kedua negara mengambil berbagai langkah untuk menjadikan usaha mereka lebih efisien dan kompetitif. Artikel ini akan menguraikan secara garis besar perkembangan awal industri gula di Jawa dan Filipina, dilanjutkan dengan diskusi mengenai pilihan teknologi produksi dan kinerja industri gula pada periode antar perang untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan perkembangan industri gula di Jawa dan Filipina. industri gula di Jawa dan Filipina. Industri gula di Pulau Jawa lebih berhasil meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, sehingga industri ini lebih kompetitif dibandingkan Filipina. Namun industri gula di kedua negara mempunyai nasib yang berbeda ketika krisis global melanda pada tahun 1930an. Hanya karena perlakuan istimewa yang diperoleh di pasar Amerika, industri gula yang kurang efisien di Filipina dapat bertahan selama masa Depresi. Sementara itu, industri gula di Jawa yang lebih efisien terpuruk akibat kebijakan proteksi yang tidak adil di pasar gula dunia.
制糖业在印度尼西亚和菲律宾的殖民经济中发挥了重要作用。为全球市场种植同一种商品,两地制糖业的经营条件却大不相同。本文采用历史方法和参考二手资料,将印度尼西亚殖民地制糖业与爪哇和菲律宾在1890年至1940年间的情况进行了比较。与印度尼西亚的糖业在人口密集的低地地区经营不同,菲律宾的糖业建立在人口稀少的地区。然而,两国的糖生产商采取了各种措施,使他们的企业更有效率和更具竞争力。本文将大致概述爪哇和菲律宾制糖业的早期发展,然后讨论生产技术的选择和两次世界大战期间制糖业的表现,以便更好地了解爪哇和菲律宾制糖业的不同发展。爪哇的制糖业在提高生产力和效率方面更为成功,使该行业比菲律宾更具竞争力。然而,当20世纪30年代全球危机来袭时,两国的制糖业却有着不同的命运。正是由于在美国市场上获得了优惠待遇,菲律宾效率较低的制糖业才得以在大萧条时期生存下来。与此同时,由于世界糖市场上不公平的保护政策,爪哇原本效率更高的制糖业崩溃了。工业gula memainkan peran penting dalam perekonomian colonian印度尼西亚和菲律宾。在全球范围内,中国的工业发展是一个巨大的进步,中国的工业发展是一个巨大的进步。登安menggunakan mettode sejarah dan memanfaatkan sumber-sumber sekunder, artikel ini membandingkan industri gula colonial di Indonesia登安referensi khusus di Jawa dan philippines antara tahun 1890年1940年。在印度尼西亚,印度尼西亚的工业发展是在印度尼西亚发展,菲律宾的工业发展是在印度尼西亚发展,菲律宾的工业发展是在印度尼西亚发展。Namun,生产gula di kedua negara mengambil berbagai langkah untuk menjadikan usaha mereka lebih, finisien和竞争对手。Artikel ini akan menguraikan secara garis besar perkembangan awal industry gula di awa dandanphilippines, dilanjutkan dengan diskusi mengenja industry gula paa perang untuk成员kan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan perkembangan industry gula di awa danphilippines。工业gula di爪哇丹菲律宾。工业gula di Pulau Jawa lebih berhasil meningkatkan producktivitas dan efisiensinya,即菲律宾的工业竞争力。1930年,中国经济危机与全球气候变化的关系日益严重。韩亚·卡纳马拉·帕拉克瓦尼是美国的首席执行官,菲律宾的首席执行官是菲律宾的首席执行官。Sementara itu, industry gula di java yang lebibih, ibibih, ibik, ibik, ibik, ibik, ibik。