首页 > 最新文献

Paramita Historical Studies Journal最新文献

英文 中文
Renaissance Pedagogy, Dedication of Life, and the School of Life: Soekarno's Thoughts on Education 文艺复兴教育学、生命奉献与生命学派:苏加诺的教育思想
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.41342
Wawan Darmawan, Agus Mulyana, Wildan Insan Fauzi
Soekarno was an important figure in Indonesian history whose philosophy had contributed significantly to Indonesian development. Many studies have been carried out on Soekarno’s biography and historical narratives that had an impact on a global scale. However, the study of his thoughts and philosophy regarding education requires much more elaboration. The method used in this study is a historical method, done by exploring archival sources from ANRI (National Archives of the Republic of Indonesia) in the form of Soekarno's speeches at various activities. These archives sufficiently describe Soekarno's thoughts on education. The exploration of Soekarno's philosophy and thoughts in this article is focused on more general aspects of education. From exploring various sources, especially Soekarno's speeches, several themes extracted from his thoughts regarding the philosophy of education, national education, Islamic education, the relationship between pure and applied science, as well as the relationship between science, ideology, struggle, and social welfare were obtained.Soekarno adalah tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang filsafatnya telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan Indonesia. Banyak kajian yang dilakukan terhadap biografi dan narasi sejarah Sukarno yang berdampak pada skala global. Namun kajian pemikiran dan filosofinya mengenai pendidikan memerlukan penjabaran lebih lanjut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, dilakukan dengan menggali sumber arsip dari ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) berupa pidato-pidato Soekarno di berbagai kegiatan. Arsip-arsip ini cukup menggambarkan pemikiran Bung Karno mengenai pendidikan. Eksplorasi filosofi dan pemikiran Soekarno dalam artikel ini difokuskan pada aspek pendidikan yang lebih umum. Dari penelusuran berbagai sumber, khususnya pidato-pidato Soekarno, tersarikan beberapa tema pemikirannya mengenai filsafat pendidikan, pendidikan nasional, pendidikan Islam, hubungan ilmu murni dan ilmu terapan, serta hubungan ilmu pengetahuan, ideologi, perjuangan, dan kesejahteraan masyarakat. didapatkan.
苏加诺是印尼历史上的重要人物,他的哲学对印尼的发展作出了重大贡献。苏加诺的生平和历史叙事在全球范围内产生了许多影响。然而,研究他的教育思想和哲学需要更多的阐述。本研究使用的方法是历史方法,通过探索印度尼西亚共和国国家档案馆(ANRI)的档案来源,以苏加诺在各种活动中的演讲形式完成。这些档案充分地描述了苏加诺的教育思想。本文对苏加诺的哲学和思想的探索主要集中在教育的更一般的方面。通过对各种资料,特别是苏加诺演讲内容的挖掘,得到了他思想中关于教育哲学、国民教育、伊斯兰教育、纯科学与应用科学的关系、科学与意识形态、斗争与社会福利的关系等几个主题。苏加诺(sokarno adalah tokoh penting dalam sejarah Indonesia)是印尼国家商会(kontribusi)的重要成员。Banyak kajian yang dilakukan terhadap传记dan narasi sejarah Sukarno yang berdampak padskala global。Namun kajian pemikiran dan filosofinya mengenai pendidikan memerlukan penjabaran lebih lanjut。印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚。Arsip-arsip ini cukup menggambarkan pemikiran Bung Karno mengenai pendidikan。苏加诺·达拉姆·阿克尔尼·迪福库斯坎·帕达尔说,迪福库斯坎杨·莱比乌姆。我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺,我是苏加诺。didapatkan。
{"title":"Renaissance Pedagogy, Dedication of Life, and the School of Life: Soekarno's Thoughts on Education","authors":"Wawan Darmawan, Agus Mulyana, Wildan Insan Fauzi","doi":"10.15294/paramita.v33i2.41342","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.41342","url":null,"abstract":"Soekarno was an important figure in Indonesian history whose philosophy had contributed significantly to Indonesian development. Many studies have been carried out on Soekarno’s biography and historical narratives that had an impact on a global scale. However, the study of his thoughts and philosophy regarding education requires much more elaboration. The method used in this study is a historical method, done by exploring archival sources from ANRI (National Archives of the Republic of Indonesia) in the form of Soekarno's speeches at various activities. These archives sufficiently describe Soekarno's thoughts on education. The exploration of Soekarno's philosophy and thoughts in this article is focused on more general aspects of education. From exploring various sources, especially Soekarno's speeches, several themes extracted from his thoughts regarding the philosophy of education, national education, Islamic education, the relationship between pure and applied science, as well as the relationship between science, ideology, struggle, and social welfare were obtained.Soekarno adalah tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang filsafatnya telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan Indonesia. Banyak kajian yang dilakukan terhadap biografi dan narasi sejarah Sukarno yang berdampak pada skala global. Namun kajian pemikiran dan filosofinya mengenai pendidikan memerlukan penjabaran lebih lanjut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, dilakukan dengan menggali sumber arsip dari ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) berupa pidato-pidato Soekarno di berbagai kegiatan. Arsip-arsip ini cukup menggambarkan pemikiran Bung Karno mengenai pendidikan. Eksplorasi filosofi dan pemikiran Soekarno dalam artikel ini difokuskan pada aspek pendidikan yang lebih umum. Dari penelusuran berbagai sumber, khususnya pidato-pidato Soekarno, tersarikan beberapa tema pemikirannya mengenai filsafat pendidikan, pendidikan nasional, pendidikan Islam, hubungan ilmu murni dan ilmu terapan, serta hubungan ilmu pengetahuan, ideologi, perjuangan, dan kesejahteraan masyarakat. didapatkan.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"302 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135546252","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Village Barn in Coastal Area of Java, From “Lumbung Desa” to Village Unit Cooperative in Demak-Grobogan 爪哇沿海地区的乡村谷仓,从“隆隆德萨”到德马克-格罗博甘的乡村单位合作社
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.43880
Endah Sri Hartatik, Wasino Wasino, Tri Handayani, Sri Sudarsih
This study aims to analyze the history of institutional changes in food security in the form of savings institutions at the micro-level of rural Indonesia. This research uses the history method using primary sources from documents and oral interviews. The traditional food security institutions in the form of Village Barns could run well because of the support and independence of rural communities. It happened during the colonial period until the beginning of Indonesian independence. After the emergence of modern logistics institutions in the form of the Logistics Affairs Agency (Bulog) and KUD, which were the result of the policies of the New Order government, rural communities became independent. They depended on the government for fertilizers, medicines, seeds, and others. With the presence of these modern logistics institutions, community-based resilience institutions are increasingly marginalized. Its findings indicate a difference in effectiveness between traditional food security institutions and current resilience institutions in ensuring the availability of rice in rural areas. The government needs to re-strengthen community participation-based savings institutions through village granaries.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejarah perubahan kelembagaan ketahanan pangan berupa lembaga tabungan pada tingkat mikro di pedesaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan menggunakan sumber primer berupa dokumen dan wawancara lisan. Kelembagaan ketahanan pangan tradisional berupa Lumbung Desa dapat berjalan dengan baik karena adanya dukungan dan kemandirian masyarakat pedesaan. Hal itu terjadi pada masa penjajahan hingga awal kemerdekaan Indonesia. Setelah munculnya lembaga logistik modern berupa Badan Urusan Logistik (Bulog) dan KUD yang merupakan hasil kebijakan pemerintah Orde Baru, masyarakat pedesaan menjadi mandiri. Mereka bergantung pada pemerintah untuk pupuk, obat-obatan, benih, dan lain-lain. Dengan hadirnya lembaga logistik modern tersebut, lembaga ketahanan berbasis masyarakat semakin terpinggirkan. Temuan-temuan penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan efektivitas antara lembaga ketahanan pangan tradisional dan lembaga ketahanan pangan saat ini dalam menjamin ketersediaan beras di daerah pedesaan. Pemerintah perlu kembali memperkuat lembaga tabungan berbasis partisipasi masyarakat melalui lumbung desa.
本研究旨在分析印尼农村微观层面以储蓄机构形式的粮食安全制度变迁的历史。本研究采用史学方法,从文献资料和口头访谈中获取第一手资料。由于农村社区的支持和独立性,以村仓形式存在的传统粮食保障机构能够很好地运行。它发生在殖民时期,直到印度尼西亚独立开始。在新秩序政府政策的推动下,以后勤事务署(Bulog)和KUD为形式的现代物流机构出现后,农村社区走向了独立。他们依靠政府提供肥料、药品、种子等。随着这些现代物流机构的出现,以社区为基础的弹性机构越来越被边缘化。其研究结果表明,传统粮食安全机构与当前抵御力机构在确保农村地区大米供应方面的有效性存在差异。政府需要通过村粮仓重新加强以社区参与为基础的储蓄机构。Penelitian ini bertujuan untuk menganalis sejarah perubahan kelembagaan ketahanan pangan berupa lembaga tabungan padtingkat mikro di pedesaan Indonesia。Penelitian ini mongunakan方法sejarah dengan mongunakan number primer berupa dokumen dan wawanka lisan。Kelembagaan ketahanan pangan传统的berupa Lumbung Desa dapat berjalan dengan baik karena adanya dukungan dan kmandirian masyarakat pedesaan。Hal itu terjadi pada masa penjajahan hinga awal kemerdekaan印度尼西亚。现代物流(Bulog)的翻译是:当KUD yang merupakan hasil kebijakan permerintah Orde Baru, masyarakat pedesaan menjadi mandiri。Mereka bergantung padpemerintah untuk pupuk, obat-obatan, benih, danlain -lain。登甘的物流是现代的简写,登甘的物流是现代的简写。Temuan-temuan penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan efektivitas antara lembaga ketahanan pangan traditional dan lembaga ketahanan pangan saat ini dalam menjamin ketersediaan beras di daerah pedesaan。Pemerintah perlu kembali成员perkuat lembaga tabungan berbasis partisipasi masyarakat melalui lumbung desa。
{"title":"Village Barn in Coastal Area of Java, From “Lumbung Desa” to Village Unit Cooperative in Demak-Grobogan","authors":"Endah Sri Hartatik, Wasino Wasino, Tri Handayani, Sri Sudarsih","doi":"10.15294/paramita.v33i2.43880","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.43880","url":null,"abstract":"This study aims to analyze the history of institutional changes in food security in the form of savings institutions at the micro-level of rural Indonesia. This research uses the history method using primary sources from documents and oral interviews. The traditional food security institutions in the form of Village Barns could run well because of the support and independence of rural communities. It happened during the colonial period until the beginning of Indonesian independence. After the emergence of modern logistics institutions in the form of the Logistics Affairs Agency (Bulog) and KUD, which were the result of the policies of the New Order government, rural communities became independent. They depended on the government for fertilizers, medicines, seeds, and others. With the presence of these modern logistics institutions, community-based resilience institutions are increasingly marginalized. Its findings indicate a difference in effectiveness between traditional food security institutions and current resilience institutions in ensuring the availability of rice in rural areas. The government needs to re-strengthen community participation-based savings institutions through village granaries.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejarah perubahan kelembagaan ketahanan pangan berupa lembaga tabungan pada tingkat mikro di pedesaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan menggunakan sumber primer berupa dokumen dan wawancara lisan. Kelembagaan ketahanan pangan tradisional berupa Lumbung Desa dapat berjalan dengan baik karena adanya dukungan dan kemandirian masyarakat pedesaan. Hal itu terjadi pada masa penjajahan hingga awal kemerdekaan Indonesia. Setelah munculnya lembaga logistik modern berupa Badan Urusan Logistik (Bulog) dan KUD yang merupakan hasil kebijakan pemerintah Orde Baru, masyarakat pedesaan menjadi mandiri. Mereka bergantung pada pemerintah untuk pupuk, obat-obatan, benih, dan lain-lain. Dengan hadirnya lembaga logistik modern tersebut, lembaga ketahanan berbasis masyarakat semakin terpinggirkan. Temuan-temuan penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan efektivitas antara lembaga ketahanan pangan tradisional dan lembaga ketahanan pangan saat ini dalam menjamin ketersediaan beras di daerah pedesaan. Pemerintah perlu kembali memperkuat lembaga tabungan berbasis partisipasi masyarakat melalui lumbung desa.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135546253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Toponymy of Bandung City in Mancapat Perspective (Quarter Typology) Mancapat视角下的万隆市地名(街区类型学)
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.41627
Leli Yulifar, Aman Aman, Yuyu Yohana Risagarniwa
Nowadays, the community and the government tend to rename a location without recognizing its historical significance when, in fact, the naming of a place reflects a national identity, and in some areas, it incorporates mitigating elements, including the city of Bandung. For this reason, this study was conducted to discover the origins of place names in the city of Bandung with historical and other meanings to ensure that they will be taken into account by all parties when naming or renaming places/areas in Bandung. That being the case, a historical method with a toponomatology approach (toponymy) and the concept of mancapat (quarter typology) were employed in this study, resulting in a toponymy for the city of Bandung based on a naming pattern that refers to the concept of traditional urban planning (mancapat/circular pattern) which is in line with its historical meanings, with a time frame between 1810-2000. This is distinct from the patterns or concepts researchers adopt, typically referring to natural or socio-cultural phenomena (linear patterns). Therefore, the findings of this study can offer new insights into tracing the origins of specific locations through historical analysis supported by the concept of traditional Javanese planology (mancapat) or quarter typology. Thus, toponymy researchers can adopt it for other traditional inland state cities in Indonesia. Saat ini terdapat kecenderungan masyarakat juga pemerintah mengganti nama sebuah tempat tanpa mempertimbangkan segi kesejarahannya. Padahal, penamaan tempat tersebut menunjukkan sebuah jati diri bangsa, bahkan untuk beberapa daerah mengandung unsur mitigasi, termasuk di dalamnya wilayah Kota Bandung. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk menemukan asal-usul nama tempat di Kota Bandung yang memiliki makna sejarah dan makna lainnya, agar menjadi pertimbangan para pihak saat akan mengganti atau memberi nama tempat/kawasan di Kota Bandung. Untuk itu, metode sejarah dengan pendekatan Toponomatology (Toponimi) dan konsep Mancapat (Typology Kuarter ) digunakan di dalam penelitian ini, sehingga dihasilkan Toponimi Kota Bandung berdasar pola penamaan yang mengacu kepada konsep tata kota tradisional (mancapat/pola sirkular) yang in line dengan makna kesejarahannya, dengan bingkai waktu antara 1810-2000. Hal ini berbeda dari pola atau konsep yang selama ini digunakan para peneliti yang pada umumnya mengacu kepada fenomena alam atau sosio kultural (pola linear). Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memberikan khazanah yang baru di dalam mengungkapkan asal-usul tempat, yakni analisis historis yang dibantu konsep planologi (tata kota) tradisional di Jawa (Mancapat) atau Typology Kuarter. Maka, para peneliti toponimi bisa mengadopsinya untuk kota-kota tradisional pedalaman (inland state) lainnya di Nusantara.
如今,社区和政府倾向于在不承认一个地方的历史意义的情况下重新命名一个地方,而事实上,一个地方的命名反映了一个国家的身份,在一些地区,它包含了缓和因素,包括万隆市。出于这个原因,本研究是为了发现万隆市地名的历史和其他意义的起源,以确保在命名或重命名万隆市的地方/地区时,所有各方都会考虑到它们。在这种情况下,本研究采用了一种带有地形拟象学方法(toponomatology approach)和mancapat (quarter类型学)概念的历史方法,根据传统城市规划概念(mancapat/圆形模式)的命名模式为万隆市命名,其时间框架为1810-2000年。这与研究者采用的模式或概念不同,通常指的是自然或社会文化现象(线性模式)。因此,本研究的发现可以通过传统爪哇planology (mancapat)或quarter类型学概念支持的历史分析,为追踪特定地点的起源提供新的见解。因此,地名研究人员可以将其用于印度尼西亚其他传统内陆州城市。Saat ini terdapat kecenderungan masyarakat juga pemerintah mengganti nama sebuah tempat tanpa mempertimbangkan segi kesjarhanya。Padahal, penaan tempat teresbut menunjukkan sebuah jati diri bangsa, bakan untuk beberapa daerah mengandung unsur mitigasi, termasuk di dalamnya wilayah Kota Bandung。Oleh karena, kajian ini bertujuan untuk menemukan asal-usul nama tempat di Kota万隆yang memoriliki makna sejarah dan makna lainnya, agar menjadi pertimbangan para pihak saat akan mengganti atau成员nama tempat/kawasan di Kota万隆。Untuk itu, metode sejarah dengan pendekatan Toponomatology (Toponimi) dan konsep Mancapat(类型学图章)digunakan di dalam penelitian ini, sehinga dihasilkan Toponimi Kota Bandung berdasar pola penamaan yang mengacu kepada konsep tata Kota传统(Mancapat /pola sirkular) yang in line dengan makna kesejarahannya, dengan bingkai waktu antara 1810-2000。halini berbeda dari pola atau konsep yang selama ini digunakan para peneliti yang pada umumnya mengacu kepada现象是一个社会文化(pola线性)。Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memberikan khazanah yang baru di dalam mengungkapkan asal-usul tempat, yakni analysishistoris yang dibantu konsep planologi (tata kota) traditional di java (Mancapat) atau类型学库。Maka, para peneliti toponimi bisa mengadopsinya untuk kota-kota传统骑士人(内陆州)lainnya di Nusantara。
{"title":"Toponymy of Bandung City in Mancapat Perspective (Quarter Typology)","authors":"Leli Yulifar, Aman Aman, Yuyu Yohana Risagarniwa","doi":"10.15294/paramita.v33i2.41627","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.41627","url":null,"abstract":"Nowadays, the community and the government tend to rename a location without recognizing its historical significance when, in fact, the naming of a place reflects a national identity, and in some areas, it incorporates mitigating elements, including the city of Bandung. For this reason, this study was conducted to discover the origins of place names in the city of Bandung with historical and other meanings to ensure that they will be taken into account by all parties when naming or renaming places/areas in Bandung. That being the case, a historical method with a toponomatology approach (toponymy) and the concept of mancapat (quarter typology) were employed in this study, resulting in a toponymy for the city of Bandung based on a naming pattern that refers to the concept of traditional urban planning (mancapat/circular pattern) which is in line with its historical meanings, with a time frame between 1810-2000. This is distinct from the patterns or concepts researchers adopt, typically referring to natural or socio-cultural phenomena (linear patterns). Therefore, the findings of this study can offer new insights into tracing the origins of specific locations through historical analysis supported by the concept of traditional Javanese planology (mancapat) or quarter typology. Thus, toponymy researchers can adopt it for other traditional inland state cities in Indonesia. Saat ini terdapat kecenderungan masyarakat juga pemerintah mengganti nama sebuah tempat tanpa mempertimbangkan segi kesejarahannya. Padahal, penamaan tempat tersebut menunjukkan sebuah jati diri bangsa, bahkan untuk beberapa daerah mengandung unsur mitigasi, termasuk di dalamnya wilayah Kota Bandung. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk menemukan asal-usul nama tempat di Kota Bandung yang memiliki makna sejarah dan makna lainnya, agar menjadi pertimbangan para pihak saat akan mengganti atau memberi nama tempat/kawasan di Kota Bandung. Untuk itu, metode sejarah dengan pendekatan Toponomatology (Toponimi) dan konsep Mancapat (Typology Kuarter ) digunakan di dalam penelitian ini, sehingga dihasilkan Toponimi Kota Bandung berdasar pola penamaan yang mengacu kepada konsep tata kota tradisional (mancapat/pola sirkular) yang in line dengan makna kesejarahannya, dengan bingkai waktu antara 1810-2000. Hal ini berbeda dari pola atau konsep yang selama ini digunakan para peneliti yang pada umumnya mengacu kepada fenomena alam atau sosio kultural (pola linear). Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memberikan khazanah yang baru di dalam mengungkapkan asal-usul tempat, yakni analisis historis yang dibantu konsep planologi (tata kota) tradisional di Jawa (Mancapat) atau Typology Kuarter. Maka, para peneliti toponimi bisa mengadopsinya untuk kota-kota tradisional pedalaman (inland state) lainnya di Nusantara.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135546998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Environmental Politics: Waste, Stool, and Disciplinary Effort of the Surabaya Society, 1920s-1940s 环境政治:废物、粪便和泗水社会的纪律努力,1920 -1940
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.44438
Sarkawi B Husain, Agus Indiyanto, Eni Sugiarti
The colonial government's hopes to create a rest and order in its colonies proved unsuccessful. The instruments used are not able to force the public to be disciplined. Surabaya, the locus of this article, is not only interesting in a geographical sense, because of its position as a colonial city, but also because colonial governance practices take place intensively in this city. This study aims to complete the aspects that still neglect the attention of scholars by examining the practice of colonial governance to discipline the people of Surabaya through waste and excrement management. In addition to mapping the government policies in waste and excrement management, this article also analyzes why the colonial government failed to discipline the community. This study relies on primary sources in the form of newspapers published during the colonial period. The collected data was analyzed by following three stages, namely reduction, display, and data verification. This article concludes that the community's violation of colonial government rules in waste and excrement management shows the failure of colonial governance practices in disciplining the community. This community disobedience also reflects the public's distrust of the apparatus that carries out the rules. This study also shows that the repressive attitude of the colonial government in implementing environmental hygiene rules reflects awareness among Europeans about the importance of environmental health which is in line with public health.Harapan pemerintah kolonial untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di koloninya terbukti tidak berhasil. Instrumen yang digunakan tidak mampu memaksa masyarakat untuk disiplin. Surabaya yang menjadi lokus artikel ini tidak hanya menarik dalam arti geografis, karena posisinya sebagai kota kolonial, tetapi juga karena praktik pemerintahan kolonial berlangsung intensif di kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi aspek-aspek yang masih diabaikan oleh para sarjana dengan mengkaji praktik pemerintahan kolonial dalam upaya mendisiplinkan masyarakat Surabaya melalui pengelolaan sampah dan kotoran (tinja). Selain memetakan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah dan kotoran (tinja), artikel ini juga menganalisis mengapa pemerintah kolonial gagal mendisiplinkan masyarakat. Penelitian ini menggunakan sumber-sumber primer dalam bentuk surat kabar yang diterbitkan pada masa kolonial. Data yang terkumpul dianalisis dengan mengikuti tiga tahap, yaitu reduksi, display, dan verifikasi data. Artikel ini menyimpulkan bahwa pelanggaran masyarakat terhadap aturan pemerintah kolonial dalam pengelolaan sampah dan kotoran menunjukkan kegagalan praktik tata kelola kolonial dalam mendisiplinkan masyarakat. Ketidaktaatan masyarakat ini juga mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparatur yang menjalankan aturan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sikap represif pemerintah kolonial dalam menerapkan aturan kebersihan lingkungan mencerminkan kesadar
殖民地政府希望在其殖民地建立一个安宁和秩序的愿望被证明是失败的。所使用的手段不能迫使公众遵守纪律。泗水,这篇文章的发生地,不仅在地理意义上很有趣,因为它是一个殖民城市,而且因为殖民统治的实践在这个城市集中发生。本研究旨在通过考察殖民统治通过废物和粪便管理来约束泗水人民的实践,来完成学者们仍然忽视的方面。除了描绘政府在废物和粪便管理方面的政策外,本文还分析了殖民政府未能对社区进行纪律管理的原因。这项研究的主要资料来源是殖民时期出版的报纸。收集到的数据经过还原、显示、数据验证三个阶段进行分析。本文的结论是,社区在废物和粪便管理方面违反殖民政府的规定,表明殖民治理实践在约束社区方面的失败。这种集体不服从也反映了公众对执行规则的机构的不信任。这项研究还表明,殖民政府在执行环境卫生规则方面的压制态度反映了欧洲人对环境卫生重要性的认识,这与公共卫生是一致的。希望联盟总理是一个独立的民族主义者,是一个独立的民族主义者,是一个独立的民族主义者。仪器yang digunakan tidak mampu memaksa masyarakat untuk displin。泗水阳menjadi lokus artikel ini tidak hanya menarik dalam aram arti geografis, karena posisinya sebagai kota kolial, tetapi juga karena praktik peremerintahan kolial berlangsung intensif di kota ini。Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi,讲方言yang masih diabaikan oleh para sarjana dengan mengkaji praktik permerintahan殖民地dalam upaya mendisiplinkan masyarakat泗水melalui penelolaan sampaah dan kotoran (tinja)。Selain memetakan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah dan kotoran (tinja), artikel ini juga menganalis mengapa pemerintah殖民地mendisiplinkan masyarakat。Penelitian ini menggunakan summer -sumber primer dalam bentuk surat kabar yang diiterbitkan pada masa colonial。数据阳terkumpul分析登根mengikuti tiga tahap, yitu reduksi,显示,丹验证kasi数据。这句话的意思是:“我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。”Ketidaktaatan masyarakat ini juga mencerminkan ketidakperayaan masyarakat terhadap aparatur yang menjalankan aturan。Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sikap代表总理殖民dalam menerapkan turan kebersihan lingkungan menerminkan kesadaran bagi masyarakat Eropa tententing nya kesehatan lingkungan yang sejalan dengan kesehatan masyarakat。
{"title":"Environmental Politics: Waste, Stool, and Disciplinary Effort of the Surabaya Society, 1920s-1940s","authors":"Sarkawi B Husain, Agus Indiyanto, Eni Sugiarti","doi":"10.15294/paramita.v33i2.44438","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.44438","url":null,"abstract":"The colonial government's hopes to create a rest and order in its colonies proved unsuccessful. The instruments used are not able to force the public to be disciplined. Surabaya, the locus of this article, is not only interesting in a geographical sense, because of its position as a colonial city, but also because colonial governance practices take place intensively in this city. This study aims to complete the aspects that still neglect the attention of scholars by examining the practice of colonial governance to discipline the people of Surabaya through waste and excrement management. In addition to mapping the government policies in waste and excrement management, this article also analyzes why the colonial government failed to discipline the community. This study relies on primary sources in the form of newspapers published during the colonial period. The collected data was analyzed by following three stages, namely reduction, display, and data verification. This article concludes that the community's violation of colonial government rules in waste and excrement management shows the failure of colonial governance practices in disciplining the community. This community disobedience also reflects the public's distrust of the apparatus that carries out the rules. This study also shows that the repressive attitude of the colonial government in implementing environmental hygiene rules reflects awareness among Europeans about the importance of environmental health which is in line with public health.Harapan pemerintah kolonial untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di koloninya terbukti tidak berhasil. Instrumen yang digunakan tidak mampu memaksa masyarakat untuk disiplin. Surabaya yang menjadi lokus artikel ini tidak hanya menarik dalam arti geografis, karena posisinya sebagai kota kolonial, tetapi juga karena praktik pemerintahan kolonial berlangsung intensif di kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi aspek-aspek yang masih diabaikan oleh para sarjana dengan mengkaji praktik pemerintahan kolonial dalam upaya mendisiplinkan masyarakat Surabaya melalui pengelolaan sampah dan kotoran (tinja). Selain memetakan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah dan kotoran (tinja), artikel ini juga menganalisis mengapa pemerintah kolonial gagal mendisiplinkan masyarakat. Penelitian ini menggunakan sumber-sumber primer dalam bentuk surat kabar yang diterbitkan pada masa kolonial. Data yang terkumpul dianalisis dengan mengikuti tiga tahap, yaitu reduksi, display, dan verifikasi data. Artikel ini menyimpulkan bahwa pelanggaran masyarakat terhadap aturan pemerintah kolonial dalam pengelolaan sampah dan kotoran menunjukkan kegagalan praktik tata kelola kolonial dalam mendisiplinkan masyarakat. Ketidaktaatan masyarakat ini juga mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparatur yang menjalankan aturan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sikap represif pemerintah kolonial dalam menerapkan aturan kebersihan lingkungan mencerminkan kesadar","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"171 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135547140","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Preparing Graduates for the Workforce: The Development of Contextual-Based History Learning E-Modules in Vocational Schools 为毕业生准备劳动力:基于情境的职业学校历史学习电子模块的开发
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.37112
Nur Aeni Marta, Abdurakhman Abdurakhman, Djunaidi Djunaidi
During the COVID-19 pandemic, history lessons were carried out online. As a result, several obstacles are encountered, including internet network problems. Teachers have difficulty carrying out learning activities in class optimally and meaningfully. Meanwhile, there has been no contextual-based history e-module for Vocational High Schools. Even though history learning for SMK should be different from SMA. The direction and objectives of SMK learning are to strengthen graduate competency standards to be ready for work. For this reason, researchers recommend using contextually based e-modules as an effort to prepare graduates who are ready to work. Contextual e-modules are modules that are presented electronically; the material is related to other subject matter that is relevant to the field of vocational science and graduate competency achievements. The research used the RD method with the ADDIE approach. The results of the study show that contextually based E-modules can optimize history learning and encourage innovative creativity. The advantages of contextually based E-modules are that the material is related to areas of expertise, easily accessible at any time, and can be studied independently and repeatedly. As a result, learning history can be carried out effectively and thoroughly.Pada masa pandemi COVID-19, pembelajaran sejarah dilakukan secara daring. Dampaknya, terdapat beberapa kendala yang dihadapi di antaranya adalah masalah jaringan internet. Guru mengalami kesulitan melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas secara optimal dan bermakna. Sementara itu, selama ini belum ada e-modul sejarah berbasis kontekstual untuk SMK. Padahal seharusnya pembelajaran sejarah untuk SMK berbeda dengan SMA. Arah dan tujuan pembelajaran SMK adalah memperkuat standar kompetensi lulusan untuk siap kerja. Untuk itu, peneliti merekomendasikan penggunaan e-modul berbasis kontekstual sebagai upaya mempersiapkan lulusan yang siap kerja. E-modul berbasis kontekstual merupakan modul yang disajikan melalui elektronik, materi dikaitkan dengan materi pelajaran lain yang relevan dengan bidang ilmu kejuruan dan capaian kompetensi lulusan. Penelitian menggunakan metode RD dengan pendekatan ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan E-modul berbasis kontekstual dapat mengoptimalkan pembelajaran sejarah dan mendorong muncul kretivitas inovasi baru. Kelebihan E-modul berbasis kontekstual adalah materi dikaitkan dengan bidang keahlian, mudah diakses kapan saja, serta dapat dipelajari secara mandiri, dan berulang-ulang. Dampaknya, pembelajaran sejarah dapat dilakukan secara efektif dan tuntas.
2019冠状病毒病大流行期间,历史课在网上进行。因此,遇到了一些障碍,包括互联网网络问题。教师难以在课堂上以最佳方式和有意义地开展学习活动。与此同时,目前还没有面向职业高中的基于情境的历史电子模块。尽管SMK的历史学习应该不同于SMA。SMK学习的方向和目标是加强毕业生的能力标准,为工作做好准备。出于这个原因,研究人员建议使用基于上下文的电子模块,为准备工作的毕业生做好准备。上下文电子模块是通过电子方式呈现的模块;这些材料与其他与职业科学领域和毕业生能力成就相关的主题有关。本研究采用了结合ADDIE方法的RD方法。研究结果表明,基于情境的e -模块可以优化历史学习,鼓励创新创造力。基于上下文的e模块的优点是材料与专业领域相关,可以随时轻松获取,并且可以独立和重复学习。因此,学习历史可以有效和彻底地进行。帕德马萨大流行COVID-19, pembelajaran sejarah dilakukan secara大胆。Dampaknya, terdapat beberapa kendala yang dihadapi di antaranya adalah masalah jaringan internet。上师孟加拉米·克苏利坦·迈拉克萨纳坎·凯吉阿坦·潘比拉贾哈兰·迪·克拉斯·西卡拉·最佳丹·玛玛娜。Sementara itu, selama ini belum和电子模块sejarah基于kontekstual untuk。Padahal seharusnya pembelajaran sejarah untuk SMK berbeda dengan SMA。Arah dan tujuan pembelajaran SMK alah成员,标准竞争对手lulusan untuk kerja。Untuk itu, peneliti merekomendasikan penggunaan电子模块的基础上,kontekstual sebagai upaya成员,kan lulusan yang siap kerja。电子模块基础kontekstual模块yang disajikan melalui electronics,材料dikaitkan dengan材料pelajan lain yang相关,dengan bidang ilmu kejuruan dan comppetensi lulusan。Penelitian menggunakan方法RD dengan pendekatan ADDIE。e -模块的基础kontekstual dapat mengoptimalkan pembelajaran sejarah和mendorong muncutivitas inovasi baru。Kelebihan e - module - basis kontekstual adalah materi dikaitkan dengan bidang keahlian, mudah disses kapan saja, serta dapat dipelajari secara mandiri, dan berulang-ulang。当paknya, pembelajaran sejarah, dapat dilakukan secara efektif dan tuntas。
{"title":"Preparing Graduates for the Workforce: The Development of Contextual-Based History Learning E-Modules in Vocational Schools","authors":"Nur Aeni Marta, Abdurakhman Abdurakhman, Djunaidi Djunaidi","doi":"10.15294/paramita.v33i2.37112","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.37112","url":null,"abstract":"During the COVID-19 pandemic, history lessons were carried out online. As a result, several obstacles are encountered, including internet network problems. Teachers have difficulty carrying out learning activities in class optimally and meaningfully. Meanwhile, there has been no contextual-based history e-module for Vocational High Schools. Even though history learning for SMK should be different from SMA. The direction and objectives of SMK learning are to strengthen graduate competency standards to be ready for work. For this reason, researchers recommend using contextually based e-modules as an effort to prepare graduates who are ready to work. Contextual e-modules are modules that are presented electronically; the material is related to other subject matter that is relevant to the field of vocational science and graduate competency achievements. The research used the RD method with the ADDIE approach. The results of the study show that contextually based E-modules can optimize history learning and encourage innovative creativity. The advantages of contextually based E-modules are that the material is related to areas of expertise, easily accessible at any time, and can be studied independently and repeatedly. As a result, learning history can be carried out effectively and thoroughly.Pada masa pandemi COVID-19, pembelajaran sejarah dilakukan secara daring. Dampaknya, terdapat beberapa kendala yang dihadapi di antaranya adalah masalah jaringan internet. Guru mengalami kesulitan melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas secara optimal dan bermakna. Sementara itu, selama ini belum ada e-modul sejarah berbasis kontekstual untuk SMK. Padahal seharusnya pembelajaran sejarah untuk SMK berbeda dengan SMA. Arah dan tujuan pembelajaran SMK adalah memperkuat standar kompetensi lulusan untuk siap kerja. Untuk itu, peneliti merekomendasikan penggunaan e-modul berbasis kontekstual sebagai upaya mempersiapkan lulusan yang siap kerja. E-modul berbasis kontekstual merupakan modul yang disajikan melalui elektronik, materi dikaitkan dengan materi pelajaran lain yang relevan dengan bidang ilmu kejuruan dan capaian kompetensi lulusan. Penelitian menggunakan metode RD dengan pendekatan ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan E-modul berbasis kontekstual dapat mengoptimalkan pembelajaran sejarah dan mendorong muncul kretivitas inovasi baru. Kelebihan E-modul berbasis kontekstual adalah materi dikaitkan dengan bidang keahlian, mudah diakses kapan saja, serta dapat dipelajari secara mandiri, dan berulang-ulang. Dampaknya, pembelajaran sejarah dapat dilakukan secara efektif dan tuntas.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135546101","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
The Colonial Sugar Industry in Indonesia and the Philippines: A Comparative Perspective 印度尼西亚和菲律宾的殖民制糖业:比较视角
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.46347
Nawiyanto Nawiyanto, Jose Wendell Capili, Nina Mutiara Calvaryni
The sugar industry played a significant role in the colonial economies of Indonesia and the Philippines. Growing the same commodity for the global market, the conditions under which the sugar industry operated in the two places were quite different. Using historical methods and drawing upon secondary sources, this article compares the colonial sugar industry in Indonesia with particular reference to Java and the Philippines between 1890 and 1940. Unlike the case of Indonesia, where the sugar industry operated in densely populated lowland areas, the Philippine sugar industry was established in a sparsely populated region. However, the sugar producers in the two countries took various measures to make their ventures more efficient and competitive. This article will outline broadly the early development of the sugar industry in Java and the Philippines, followed by a discussion on the choice of production technology and the performance of the sugar industry in the interwar period to provide a better understanding of the different development of the sugar industry in Java and the Philippines. The sugar industry in Java was more successful in improving its productivity and efficiency, making the industry more competitive than the Philippines. However, the sugar industry in the two countries had different destinies when the global crises hit hard in the 1930s. Only because of the preferential treatment obtained in the American market did the less efficient sugar industry in the Philippines survive during the Depression. Meanwhile, Java's more efficient sugar industry collapsed due to the unfair protection policy in the world sugar market.Industri gula memainkan peran penting dalam perekonomian kolonial di Indonesia dan Filipina. Menumbuhkan komoditas yang sama untuk pasar global, kondisi industri gula yang beroperasi di kedua tempat tersebut cukup berbeda. Dengan menggunakan metode sejarah dan memanfaatkan sumber-sumber sekunder, artikel ini membandingkan industri gula kolonial di Indonesia dengan referensi khusus di Jawa dan Filipina antara tahun 1890 dan 1940. Berbeda dengan kasus di Indonesia, dimana industri gula beroperasi di daerah dataran rendah yang padat penduduknya, Filipina industri gula didirikan di wilayah yang jarang penduduknya. Namun, produsen gula di kedua negara mengambil berbagai langkah untuk menjadikan usaha mereka lebih efisien dan kompetitif. Artikel ini akan menguraikan secara garis besar perkembangan awal industri gula di Jawa dan Filipina, dilanjutkan dengan diskusi mengenai pilihan teknologi produksi dan kinerja industri gula pada periode antar perang untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan perkembangan industri gula di Jawa dan Filipina. industri gula di Jawa dan Filipina. Industri gula di Pulau Jawa lebih berhasil meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, sehingga industri ini lebih kompetitif dibandingkan Filipina. Namun industri gula di kedua negara mempunyai nasib yang berbeda ketika krisis globa
制糖业在印度尼西亚和菲律宾的殖民经济中发挥了重要作用。为全球市场种植同一种商品,两地制糖业的经营条件却大不相同。本文采用历史方法和参考二手资料,将印度尼西亚殖民地制糖业与爪哇和菲律宾在1890年至1940年间的情况进行了比较。与印度尼西亚的糖业在人口密集的低地地区经营不同,菲律宾的糖业建立在人口稀少的地区。然而,两国的糖生产商采取了各种措施,使他们的企业更有效率和更具竞争力。本文将大致概述爪哇和菲律宾制糖业的早期发展,然后讨论生产技术的选择和两次世界大战期间制糖业的表现,以便更好地了解爪哇和菲律宾制糖业的不同发展。爪哇的制糖业在提高生产力和效率方面更为成功,使该行业比菲律宾更具竞争力。然而,当20世纪30年代全球危机来袭时,两国的制糖业却有着不同的命运。正是由于在美国市场上获得了优惠待遇,菲律宾效率较低的制糖业才得以在大萧条时期生存下来。与此同时,由于世界糖市场上不公平的保护政策,爪哇原本效率更高的制糖业崩溃了。工业gula memainkan peran penting dalam perekonomian colonian印度尼西亚和菲律宾。在全球范围内,中国的工业发展是一个巨大的进步,中国的工业发展是一个巨大的进步。登安menggunakan mettode sejarah dan memanfaatkan sumber-sumber sekunder, artikel ini membandingkan industri gula colonial di Indonesia登安referensi khusus di Jawa dan philippines antara tahun 1890年1940年。在印度尼西亚,印度尼西亚的工业发展是在印度尼西亚发展,菲律宾的工业发展是在印度尼西亚发展,菲律宾的工业发展是在印度尼西亚发展。Namun,生产gula di kedua negara mengambil berbagai langkah untuk menjadikan usaha mereka lebih, finisien和竞争对手。Artikel ini akan menguraikan secara garis besar perkembangan awal industry gula di awa dandanphilippines, dilanjutkan dengan diskusi mengenja industry gula paa perang untuk成员kan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan perkembangan industry gula di awa danphilippines。工业gula di爪哇丹菲律宾。工业gula di Pulau Jawa lebih berhasil meningkatkan producktivitas dan efisiensinya,即菲律宾的工业竞争力。1930年,中国经济危机与全球气候变化的关系日益严重。韩亚·卡纳马拉·帕拉克瓦尼是美国的首席执行官,菲律宾的首席执行官是菲律宾的首席执行官。Sementara itu, industry gula di java yang lebibih, ibibih, ibik, ibik, ibik, ibik, ibik。
{"title":"The Colonial Sugar Industry in Indonesia and the Philippines: A Comparative Perspective","authors":"Nawiyanto Nawiyanto, Jose Wendell Capili, Nina Mutiara Calvaryni","doi":"10.15294/paramita.v33i2.46347","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.46347","url":null,"abstract":"The sugar industry played a significant role in the colonial economies of Indonesia and the Philippines. Growing the same commodity for the global market, the conditions under which the sugar industry operated in the two places were quite different. Using historical methods and drawing upon secondary sources, this article compares the colonial sugar industry in Indonesia with particular reference to Java and the Philippines between 1890 and 1940. Unlike the case of Indonesia, where the sugar industry operated in densely populated lowland areas, the Philippine sugar industry was established in a sparsely populated region. However, the sugar producers in the two countries took various measures to make their ventures more efficient and competitive. This article will outline broadly the early development of the sugar industry in Java and the Philippines, followed by a discussion on the choice of production technology and the performance of the sugar industry in the interwar period to provide a better understanding of the different development of the sugar industry in Java and the Philippines. The sugar industry in Java was more successful in improving its productivity and efficiency, making the industry more competitive than the Philippines. However, the sugar industry in the two countries had different destinies when the global crises hit hard in the 1930s. Only because of the preferential treatment obtained in the American market did the less efficient sugar industry in the Philippines survive during the Depression. Meanwhile, Java's more efficient sugar industry collapsed due to the unfair protection policy in the world sugar market.Industri gula memainkan peran penting dalam perekonomian kolonial di Indonesia dan Filipina. Menumbuhkan komoditas yang sama untuk pasar global, kondisi industri gula yang beroperasi di kedua tempat tersebut cukup berbeda. Dengan menggunakan metode sejarah dan memanfaatkan sumber-sumber sekunder, artikel ini membandingkan industri gula kolonial di Indonesia dengan referensi khusus di Jawa dan Filipina antara tahun 1890 dan 1940. Berbeda dengan kasus di Indonesia, dimana industri gula beroperasi di daerah dataran rendah yang padat penduduknya, Filipina industri gula didirikan di wilayah yang jarang penduduknya. Namun, produsen gula di kedua negara mengambil berbagai langkah untuk menjadikan usaha mereka lebih efisien dan kompetitif. Artikel ini akan menguraikan secara garis besar perkembangan awal industri gula di Jawa dan Filipina, dilanjutkan dengan diskusi mengenai pilihan teknologi produksi dan kinerja industri gula pada periode antar perang untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan perkembangan industri gula di Jawa dan Filipina. industri gula di Jawa dan Filipina. Industri gula di Pulau Jawa lebih berhasil meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, sehingga industri ini lebih kompetitif dibandingkan Filipina. Namun industri gula di kedua negara mempunyai nasib yang berbeda ketika krisis globa","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135546250","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Fostering Historical Thinking Skills with Ethnophotography-based Teaching Materials in Elementary Schools 运用民族摄影教材培养小学历史思维能力
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.41601
Iin Purnamasari
This study aims to determine the practicality and effectiveness of ethnophotography-based teaching materials in social studies learning in elementary schools. This research is research and development by adopting the ADDIE model (analysis, design, development, implementation, and evaluation). The data collection instruments in this study were the feasibility of lecturers, practicality sheets for subject teachers and peers, student readability sheets, and pretest and posttest questions for student learning outcomes. The data collection instrument is based on the learning of the supervisor, assessment by experts, subject teachers, peers, and student trials. The implementation phase of the use of teaching materials developed for fourth-grade students at SDN Karangasem 13. The trials carried out at this stage were product feasibility tests, readability, and pretest posttests for fourth-grade students. The results showed increased learning outcomes after students used ethnophotography-based teaching materials. Evidenced by the n-gain value of 0.49 in the medium category. The evaluation stage includes an evaluation carried out at each stage of the ADDIE model. The data analysis technique used is the manova test and n-gain. The results showed that the developed ethnophotography teaching materials were suitable for social studies learning. The ethnophotography teaching materials are practical and effective in improving the learning outcomes of elementary school students. This teaching material is also essential to foster awareness of historical thinking.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan, kepraktisan, dan keefektifan bahan ajar berbasis etnofotografi dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Penelitian ini adalah research and development dengan mengadopsi model ADDIE (analyze, design, development, implementation, dan evaluation). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kelayakan dosen ahli, lembar kepraktisan guru mata pelajaran dan teman sejawat, lembar keterbacaan siswa, soal pretest dan posttest hasil belajar siswa. Instrumen pengumpulan data dikembangkan berdasarkan peninjauan dosen pembimbing, penilaian oleh ahli, guru mata pelajaran, teman sejawat dan ujicoba siswa. Tahap implementation meliputi penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada siswa kelas IV SDN Karangasem 13. Ujicoba yang dilakukan pada tahap ini adalah uji kelayakan produk, uji keterbacaan, dan pretest posttest pada siswa kelas IV, dengan hasil menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah siswa menggunakan bahan ajar berbasis etnofotografi dibuktikan dengan nilai n-gain 0,49 dengan kategori sedang. Tahap evaluation meliputi bentuk evaluasi yang dilakukan pada setiap tahapan model ADDIE. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji manova dan n-gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar etnofotografi yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPS. Bahan ajar etnofotografi tersebut praktis digunakan, dan efektif un
本研究旨在探讨民族摄影教材在小学社会学科学习中的实用性与有效性。本研究采用ADDIE模型(分析、设计、开发、实现、评估)进行研究与开发。本研究的数据收集工具为讲师可行性量表、学科教师和同伴实用性量表、学生可读性量表、学生学习成果前测和后测问卷。数据收集工具是基于导师的学习、专家的评估、学科教师、同行和学生的试验。为Karangasem 13小学四年级学生开发的教材的实施阶段。在这个阶段进行的试验是对四年级学生进行产品可行性测试、可读性测试和前测后测。结果显示,使用民族摄影教材后,学生的学习效果有所提高。中等类别的n-增益值为0.49。评估阶段包括在ADDIE模型的每个阶段进行的评估。使用的数据分析技术是方差检验和n增益。结果表明,所编制的民族摄影教材适合社会学学习。民族摄影教材在提高小学生学习成果方面具有实用性和有效性。这种教材对于培养历史思维意识也是必不可少的。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan, kepraktisan, dan keefektifan bahan ajar berakan的基础摄影:dalam penbelajaran IPS di Sekolah Dasar。Penelitian ini adalah研究开发登登门多普斯模型ADDIE(分析、设计、开发、实现、评估)。仪器统计数据dalam penelitian ini berupa kelayakan dosen ahli, lembar keprakan guru mata pelajaran dan teman sejawat, lembar keterbacaan siswa, sol前测和后测hasil belajar siswa。仪器人口数据dikembangkan berdasarkan peninjauan dosen pembimbing, penilaioleh ahli, guru mata pelajaran, teman sejawat和ujicoba siswa。Tahap实施meliputi penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada siswa kelas IV SDN Karangasem 13。Ujicoba yang dilakukan pada tahap ini adalah uji kelayakan产品,uji keterbacaan, dan pretest post - test pada siswa kelas IV, dengan hasil menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah siwa menggunakan bahan ajar berbasis, dbuktikan dengan nilai, 1999,49 dengan kategori seang。tahapan模型的建立与应用。技术分析数据杨迪纳纳坎登登登登登登登登登登登。Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar etnophoto photo yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPS。Bahan ajar et - photo tersebut praktis digunakan, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa sekolah dasar。Bahan ajar ini juga sangat diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran berpikir历史。
{"title":"Fostering Historical Thinking Skills with Ethnophotography-based Teaching Materials in Elementary Schools","authors":"Iin Purnamasari","doi":"10.15294/paramita.v33i2.41601","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.41601","url":null,"abstract":"This study aims to determine the practicality and effectiveness of ethnophotography-based teaching materials in social studies learning in elementary schools. This research is research and development by adopting the ADDIE model (analysis, design, development, implementation, and evaluation). The data collection instruments in this study were the feasibility of lecturers, practicality sheets for subject teachers and peers, student readability sheets, and pretest and posttest questions for student learning outcomes. The data collection instrument is based on the learning of the supervisor, assessment by experts, subject teachers, peers, and student trials. The implementation phase of the use of teaching materials developed for fourth-grade students at SDN Karangasem 13. The trials carried out at this stage were product feasibility tests, readability, and pretest posttests for fourth-grade students. The results showed increased learning outcomes after students used ethnophotography-based teaching materials. Evidenced by the n-gain value of 0.49 in the medium category. The evaluation stage includes an evaluation carried out at each stage of the ADDIE model. The data analysis technique used is the manova test and n-gain. The results showed that the developed ethnophotography teaching materials were suitable for social studies learning. The ethnophotography teaching materials are practical and effective in improving the learning outcomes of elementary school students. This teaching material is also essential to foster awareness of historical thinking.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan, kepraktisan, dan keefektifan bahan ajar berbasis etnofotografi dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Penelitian ini adalah research and development dengan mengadopsi model ADDIE (analyze, design, development, implementation, dan evaluation). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kelayakan dosen ahli, lembar kepraktisan guru mata pelajaran dan teman sejawat, lembar keterbacaan siswa, soal pretest dan posttest hasil belajar siswa. Instrumen pengumpulan data dikembangkan berdasarkan peninjauan dosen pembimbing, penilaian oleh ahli, guru mata pelajaran, teman sejawat dan ujicoba siswa. Tahap implementation meliputi penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada siswa kelas IV SDN Karangasem 13. Ujicoba yang dilakukan pada tahap ini adalah uji kelayakan produk, uji keterbacaan, dan pretest posttest pada siswa kelas IV, dengan hasil menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah siswa menggunakan bahan ajar berbasis etnofotografi dibuktikan dengan nilai n-gain 0,49 dengan kategori sedang. Tahap evaluation meliputi bentuk evaluasi yang dilakukan pada setiap tahapan model ADDIE. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji manova dan n-gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar etnofotografi yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPS. Bahan ajar etnofotografi tersebut praktis digunakan, dan efektif un","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"170 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135547141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
May 1998 Mass Riots in Jakarta: A Holistic and Contextual Analysis of Critical Political Communication 1998年5月雅加达大规模骚乱:批判性政治传播的整体和语境分析
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.38022
Wahyu Iryana, Muhamad Bisri Mustofa
The discussion of the May 1998 mass riots in Jakarta did not only focus on demonstrations carried out by thousands of people. The existence of related events around Jakarta's capital city caused mass panic due to political problems in the bureaucracy, public anxiety about security in the capital city of Jakarta, and the emergence of public panic due to the economic crisis and anti-Chinese issues. Using a critical political communication approach that takes into account the holistic and contextual factors surrounding the event. By analyzing the political communication processes that took place during the event, this paper identifies the factors that contributed to the riot and explores how a critical political communication approach can be used to prevent similar incidents in the future. This approach focuses on increasing public participation in the political process and promoting accountability among political leaders, which can reduce political tension and the likelihood of riots. The results of the research can be concluded that the process of the May 1998 mass rioting in Jakarta was an act of protest against the government, which was found to be an injustice to society. It started from the economic crisis that caused price increases and the weakening of the Rupiah value, which resulted in soaring Indonesia's debt to foreign countries, the corruption cases carried out by President Soeharto and his cronies. The occurrence of Nepotism made ministers part of President Soeharto's family, and the demonstrations also demanded the downfall of the New Order regime. Pembahasan kerusuhan massal Mei 1998 di Jakarta tidak hanya fokus pada demonstrasi yang dilakukan ribuan orang. Adanya kejadian terkait di sekitar ibu kota Jakarta menimbulkan kepanikan massal akibat permasalahan politik di birokrasi, kegelisahan masyarakat terhadap keamanan di ibu kota Jakarta, serta munculnya kepanikan masyarakat akibat krisis ekonomi dan isu anti Tionghoa. Menggunakan pendekatan komunikasi politik kritis yang mempertimbangkan faktor holistik dan kontekstual seputar peristiwa tersebut. Dengan menganalisis proses komunikasi politik yang terjadi pada peristiwa tersebut, tulisan ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kerusuhan dan mengeksplorasi bagaimana pendekatan komunikasi politik kritis dapat digunakan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Pendekatan ini berfokus pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses politik dan mendorong akuntabilitas di antara para pemimpin politik, sehingga dapat mengurangi ketegangan politik dan kemungkinan terjadinya kerusuhan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya kerusuhan massal Mei 1998 di Jakarta merupakan sebuah aksi protes terhadap pemerintah yang dinilai memberikan ketidakadilan terhadap masyarakat. Bermula dari krisis ekonomi yang menyebabkan kenaikan harga dan melemahnya nilai Rupiah yang mengakibatkan melonjaknya hutang Indonesia ke luar negeri, kasus korupsi yang dilaku
对1998年5月雅加达大规模骚乱的讨论不仅集中在数千人的示威游行上。雅加达首都周边相关事件的存在,由于官僚机构的政治问题,公众对首都雅加达安全的焦虑,以及由于经济危机和反华问题而出现的公众恐慌,造成了大规模恐慌。使用一种批判性的政治沟通方法,考虑到事件周围的整体和背景因素。通过分析事件期间发生的政治沟通过程,本文确定了导致骚乱的因素,并探讨了如何使用关键的政治沟通方法来防止未来发生类似事件。这种方法的重点是增加公众对政治进程的参与,促进政治领导人的问责制,这可以减少政治紧张局势和发生骚乱的可能性。研究结果表明,1998年5月发生在雅加达的大规模骚乱是一种对政府的抗议行为,是对社会的不公正行为。经济危机导致物价上涨,印尼盾贬值,导致印尼外债激增,苏哈托总统及其亲信的腐败案件。裙带关系的出现使部长们成为总统苏哈托家族的一部分,示威活动也要求推翻新秩序政权。彭巴哈山kerusuhan massal Mei 1998 di Jakarta tidak hanya focus pada demonstrasi yang dilakukan ribuan orang。Adanya kejadian terkait di sekitar伊布·哥打雅加达menimbulkan kepanikan massal akibat permasalahan政治di birokrasi kegelisahan步伐terhadap keamanan迪伊布·哥打雅加达,舒达munculnya kepanikan步伐akibat krisis ekonomi丹isu反Tionghoa。孟古纳坎彭德卡丹共民团政治评论杨委员,孟加拉国的整体因素和国家的个别因素是相互关联的。广东政治分析将共产党政治分析为yang terjadi pada peristiwa tersebut,广东政治分析将共产党政治分析为yang terjadi pada peristiwa terseka;广东政治分析将共产党政治分析为yang terjadi peristika;广东政治分析将共产党政治分析为yang terjadi peristika;Pendekatan ini berfkus padingkatan partisipasi masyarakat dalam promek政治,但mendorong akuntabilitas di antara parmeimpin政治,seingga dapat mengurangi ketegangan政治,但kemunkinan terjadinya kerusuhan。Hasil penelitian dapat dispulkan bahwa proproses terjadinya kerusuhan massal, 1998年,雅加达merupakan sebuah aksi proprotes terhadap permerintah yang dinilai成员kan ketidakadilan terhadap masyarakat。印尼总统苏哈托(苏哈托)对印尼经济危机表示担忧,并表示印尼总统苏哈托对印尼经济危机表示担忧。总统苏哈托,在示威游行中表现得很好。
{"title":"May 1998 Mass Riots in Jakarta: A Holistic and Contextual Analysis of Critical Political Communication","authors":"Wahyu Iryana, Muhamad Bisri Mustofa","doi":"10.15294/paramita.v33i2.38022","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.38022","url":null,"abstract":"The discussion of the May 1998 mass riots in Jakarta did not only focus on demonstrations carried out by thousands of people. The existence of related events around Jakarta's capital city caused mass panic due to political problems in the bureaucracy, public anxiety about security in the capital city of Jakarta, and the emergence of public panic due to the economic crisis and anti-Chinese issues. Using a critical political communication approach that takes into account the holistic and contextual factors surrounding the event. By analyzing the political communication processes that took place during the event, this paper identifies the factors that contributed to the riot and explores how a critical political communication approach can be used to prevent similar incidents in the future. This approach focuses on increasing public participation in the political process and promoting accountability among political leaders, which can reduce political tension and the likelihood of riots. The results of the research can be concluded that the process of the May 1998 mass rioting in Jakarta was an act of protest against the government, which was found to be an injustice to society. It started from the economic crisis that caused price increases and the weakening of the Rupiah value, which resulted in soaring Indonesia's debt to foreign countries, the corruption cases carried out by President Soeharto and his cronies. The occurrence of Nepotism made ministers part of President Soeharto's family, and the demonstrations also demanded the downfall of the New Order regime. Pembahasan kerusuhan massal Mei 1998 di Jakarta tidak hanya fokus pada demonstrasi yang dilakukan ribuan orang. Adanya kejadian terkait di sekitar ibu kota Jakarta menimbulkan kepanikan massal akibat permasalahan politik di birokrasi, kegelisahan masyarakat terhadap keamanan di ibu kota Jakarta, serta munculnya kepanikan masyarakat akibat krisis ekonomi dan isu anti Tionghoa. Menggunakan pendekatan komunikasi politik kritis yang mempertimbangkan faktor holistik dan kontekstual seputar peristiwa tersebut. Dengan menganalisis proses komunikasi politik yang terjadi pada peristiwa tersebut, tulisan ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kerusuhan dan mengeksplorasi bagaimana pendekatan komunikasi politik kritis dapat digunakan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Pendekatan ini berfokus pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses politik dan mendorong akuntabilitas di antara para pemimpin politik, sehingga dapat mengurangi ketegangan politik dan kemungkinan terjadinya kerusuhan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya kerusuhan massal Mei 1998 di Jakarta merupakan sebuah aksi protes terhadap pemerintah yang dinilai memberikan ketidakadilan terhadap masyarakat. Bermula dari krisis ekonomi yang menyebabkan kenaikan harga dan melemahnya nilai Rupiah yang mengakibatkan melonjaknya hutang Indonesia ke luar negeri, kasus korupsi yang dilaku","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135546097","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Song Lyrics as a Historical Source in Indonesia 歌词在印尼的历史来源
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.45269
Purnawan Basundoro, Nadya Afdholy
Song lyrics are one of the historical sources that historians have not adequately utilized. Such historical sources are considered to contain information on historical events. So far, song lyrics are considered the product of the songwriter's imagination, so they have no valid information. Song lyrics are similar to literary works such as poetry or prose. Literary experts argue that most literary works have references to actual events. Thus, both song lyrics and literary works can be used as alternative historical sources to complement official sources. The purpose of this study is to explore songs in Indonesia whose lyrics refer to actual events in history, even though the song is the product of the songwriter's imagination. The method used in this study is the historical method by selecting song lyrics that are considered to tell events and are associated with historical narratives in the context of a certain place and time. Most of those songs are ballads which are used as data sources. The results show several songwriters and ballad singers in Indonesia whose songs refer to actual events include Iwan Fals, Ebiet G. Ade, Rhoma Irama, and Benyamin Sueb. Their songs contain information about the reality of lower-class people living in Jakarta from 1950s to 1980s. Using song lyrics as a historical source will enrich historical narratives written by historians to contain psychological aspects as when the event occurred as written by the songwriters.Lirik lagu merupakan salah satu sumber sejarah yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh para ahli sejarah. Sumber sejarah semacam itu dianggap mengandung informasi tentang peristiwa sejarah. Selama ini lirik lagu dianggap sebagai hasil imajinasi pencipta lagu, sehingga dianggap tidak memiliki informasi yang valid. Lirik lagu sebenarnya mirip dengan karya sastra seperti puisi atau prosa. Pakar sastra berpendapat bahwa sebagian besar karya sastra memiliki rujukan pada peristiwa aktual. Dengan demikian, baik lirik lagu maupun karya sastra dapat dijadikan sumber sejarah alternatif untuk melengkapi sumber resmi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi lagu-lagu di Indonesia yang liriknya mengacu pada peristiwa aktual dalam sejarah, meskipun lagu tersebut merupakan hasil imajinasi penulis lagu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan memilih lirik lagu yang dianggap menceritakan peristiwa dan dikaitkan dengan narasi sejarah dalam konteks tempat dan waktu tertentu. Sebagian besar dari lagu-lagu tersebut adalah balada yang digunakan sebagai sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa pencipta lagu dan penyanyi ballad di Indonesia yang lagunya mengacu pada kejadian sebenarnya antara lain Iwan Fals, Ebiet G. Ade, Rhoma Irama, dan Benyamin Sueb. Lagu-lagu mereka berisi informasi tentang realitas masyarakat kelas bawah yang tinggal di Jakarta pada tahun 1950-an hingga 1980-an. Penggunaan lirik lagu sebagai sumber sejarah akan memperkaya narasi sejarah yang
歌词是历史学家没有充分利用的史料之一。这些历史资料被认为包含了历史事件的信息。到目前为止,歌词被认为是词曲作者想象的产物,因此它们没有有效的信息。歌词类似于诗歌或散文等文学作品。文学专家认为,大多数文学作品都涉及实际事件。因此,歌词和文学作品都可以作为替代的历史资料来补充官方资料。本研究的目的是探索印度尼西亚的歌曲,这些歌曲的歌词涉及历史上的实际事件,即使这些歌曲是词曲作者想象的产物。本研究使用的方法是历史方法,选择在一定地点和时间背景下被认为是讲述事件的歌词,并与历史叙事相关联。这些歌曲大多是用作数据来源的民谣。结果显示,印尼有几位词曲作者和民谣歌手的歌曲涉及实际事件,包括Iwan Fals、Ebiet G. Ade、Rhoma Irama和benjamin Sueb。他们的歌曲包含了20世纪50年代至80年代生活在雅加达的下层阶级的现实信息。将歌词作为历史素材,可以丰富历史学家的历史叙述,使其包含作曲家所写的事件发生时的心理层面。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。夏季西贾拉邦信息管理委员会(danggap mengandung informastantanperistiwa sejarah)。Selama ini lirik lagu dianggap sebagai hasil imajinasi pencipta lagu, sehinga dianggap tidak memoriliki informasi yang有效。Lirik lagu sebenarya mirip dengan karya sastra seperti puisi atau prosa。Pakar sastra berpendapat bahwa sebagian besar karya sastra memoriliki rujukan padperistiwa aktual。Dengan demikian, baik lirik lagu maupun karya sastra dapat dijadikan sumber sejarah alternaftuk melengkapi sumber resmi。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi lagu-lagu di Indonesia yliriknya mengacu padperistiwa aktual dalam sejarah, meskipun lagu tersebut merupakan hasil imajinasi penulis lagu。我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Sebagian besar dari lagu-lagu tersebut adalah balada yang digunakan sebagai数量数据。Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa pencipta lagu dan penyanyi ballad di Indonesia yang lagunya mengacu pada kejadian sebenarya antara, Iwan Fals, Ebiet G. Ade, Rhoma Irama, dan benjamin Sueb。Lagu-lagu mereka berisi informasi tentang realitas masyarakat kelas bawah yang tinggal di Jakarta paada tahun 1950- and hinga 1980-an。Penggunaan lirik lagu sebagai sumber sejarah akan member perperkaya narasi sejarah yang ditulis oleh para sejarawan agar mengandung aspk - aspk心理学家seperti saat terjadinya peristiwa yang ditulis oleh para cipta lagu。
{"title":"Song Lyrics as a Historical Source in Indonesia","authors":"Purnawan Basundoro, Nadya Afdholy","doi":"10.15294/paramita.v33i2.45269","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.45269","url":null,"abstract":"Song lyrics are one of the historical sources that historians have not adequately utilized. Such historical sources are considered to contain information on historical events. So far, song lyrics are considered the product of the songwriter's imagination, so they have no valid information. Song lyrics are similar to literary works such as poetry or prose. Literary experts argue that most literary works have references to actual events. Thus, both song lyrics and literary works can be used as alternative historical sources to complement official sources. The purpose of this study is to explore songs in Indonesia whose lyrics refer to actual events in history, even though the song is the product of the songwriter's imagination. The method used in this study is the historical method by selecting song lyrics that are considered to tell events and are associated with historical narratives in the context of a certain place and time. Most of those songs are ballads which are used as data sources. The results show several songwriters and ballad singers in Indonesia whose songs refer to actual events include Iwan Fals, Ebiet G. Ade, Rhoma Irama, and Benyamin Sueb. Their songs contain information about the reality of lower-class people living in Jakarta from 1950s to 1980s. Using song lyrics as a historical source will enrich historical narratives written by historians to contain psychological aspects as when the event occurred as written by the songwriters.Lirik lagu merupakan salah satu sumber sejarah yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh para ahli sejarah. Sumber sejarah semacam itu dianggap mengandung informasi tentang peristiwa sejarah. Selama ini lirik lagu dianggap sebagai hasil imajinasi pencipta lagu, sehingga dianggap tidak memiliki informasi yang valid. Lirik lagu sebenarnya mirip dengan karya sastra seperti puisi atau prosa. Pakar sastra berpendapat bahwa sebagian besar karya sastra memiliki rujukan pada peristiwa aktual. Dengan demikian, baik lirik lagu maupun karya sastra dapat dijadikan sumber sejarah alternatif untuk melengkapi sumber resmi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi lagu-lagu di Indonesia yang liriknya mengacu pada peristiwa aktual dalam sejarah, meskipun lagu tersebut merupakan hasil imajinasi penulis lagu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan memilih lirik lagu yang dianggap menceritakan peristiwa dan dikaitkan dengan narasi sejarah dalam konteks tempat dan waktu tertentu. Sebagian besar dari lagu-lagu tersebut adalah balada yang digunakan sebagai sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa pencipta lagu dan penyanyi ballad di Indonesia yang lagunya mengacu pada kejadian sebenarnya antara lain Iwan Fals, Ebiet G. Ade, Rhoma Irama, dan Benyamin Sueb. Lagu-lagu mereka berisi informasi tentang realitas masyarakat kelas bawah yang tinggal di Jakarta pada tahun 1950-an hingga 1980-an. Penggunaan lirik lagu sebagai sumber sejarah akan memperkaya narasi sejarah yang","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135546254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
The Malaysia-Indonesia Confrontation: The Allegations Against Burhanuddin al-Helmi for Conspiring with Sukarno, 1963 马来西亚-印度尼西亚对抗:对布尔汉努丁·阿尔-赫尔米与苏加诺合谋的指控,1963年
Pub Date : 2023-10-05 DOI: 10.15294/paramita.v33i2.43501
Mohamad Muzammil Mohamad Noor
Dr. Burhanuddin al-Helmi’s pursuit of nationalism and political struggles were perceived as left-wing factions or radical because of the absence of his collaboration with the UMNO and the British colonial while striving for Malaya’s independence. The PAS was his political battleground in the 1950s. This discourse offers an account of Burhanuddin’s personal experience related to his detentions, including his imprisonment during the period wherein Tunku Abdul Rahman led the government. He was accused of conspiring with Sukarno to thwart efforts to establish the Federation of Malaysia. In addition, Burhanuddin was also charged with being a traitor who had jeopardized his country’s security and the government in power back then. On the 28th of January, 1965, he was detained with the charge of conniving with Sukarno to fudge the creation of Malaysia and forming a pro-Indonesia government in exile, specifically in Karachi. This allegation subsequently halted the establishment of the ‘National Front’ which was instrumental for Indonesia in opposing the formation of Malaysia. It also ended all attempts and conspiracies for such purpose on the 16th of September, 1963. Additionally, this writing also exposes the reasons behind Tunku’s actions against Burhanuddin and how the latter defended himself. The findings showed that the allegations against him were purely defamatory and politically motivated. The discussion is based on the analysis of various sources, from personal letters and papers to studies based on archival research methods that analyze documents. This research uses materials and data from the National Archives of Malaysia, Singapore, and Indonesia.Perjuangan Dr. Burhanuddin al-Helmi terhadap nasionalisme dan perjuangan politik dianggap sebagai faksi sayap kiri atau radikal karena tidak adanya kolaborasinya dengan Partai UMNO dan kolonial Inggris saat memperjuangkan kemerdekaan Malaya. Partai PAS adalah medan pertempuran politiknya di tahun 1950-an. Wacana ini menawarkan pengalaman pribadi Burhanuddin terkait penahanannya, termasuk pemenjaraannya pada masa pemerintahan dipimpin oleh Tunku Abdul Rahman. Beliau dituduh bersekongkol dengan Presiden Sukarno untuk menggagalkan upaya pembentukan Federasi Malaysia. Selain itu, Burhanuddin juga didakwa sebagai pengkhianat yang membahayakan keamanan negaranya dan pemerintahan yang berkuasa saat itu. Pada 28 Januari 1965, ia ditahan dengan tuduhan berkomplot dengan Sukarno untuk memalsukan pembentukan Malaysia dan membentuk pemerintahan pro-Indonesia di pengasingan, khususnya di Karachi, Pakistan. Tuduhan ini kemudian menghentikan pembentukan 'Front Nasional' yang berperan penting bagi Indonesia dalam menentang pembentukan Malaysia. Itu juga mengakhiri semua upaya dan konspirasi untuk tujuan tersebut pada 16 September 1963. Selain itu, tulisan ini juga mengungkap alasan di balik tindakan Tunku terhadap Burhanuddin dan bagaimana Burhanuddin membela diri. Temuan menunjukkan bahwa tuduhan terhadapnya murni
这项研究使用来自马来西亚、新加坡、印度尼西亚和马来西亚和印度尼西亚国家图书馆的材料和数据。
{"title":"The Malaysia-Indonesia Confrontation: The Allegations Against Burhanuddin al-Helmi for Conspiring with Sukarno, 1963","authors":"Mohamad Muzammil Mohamad Noor","doi":"10.15294/paramita.v33i2.43501","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i2.43501","url":null,"abstract":"Dr. Burhanuddin al-Helmi’s pursuit of nationalism and political struggles were perceived as left-wing factions or radical because of the absence of his collaboration with the UMNO and the British colonial while striving for Malaya’s independence. The PAS was his political battleground in the 1950s. This discourse offers an account of Burhanuddin’s personal experience related to his detentions, including his imprisonment during the period wherein Tunku Abdul Rahman led the government. He was accused of conspiring with Sukarno to thwart efforts to establish the Federation of Malaysia. In addition, Burhanuddin was also charged with being a traitor who had jeopardized his country’s security and the government in power back then. On the 28th of January, 1965, he was detained with the charge of conniving with Sukarno to fudge the creation of Malaysia and forming a pro-Indonesia government in exile, specifically in Karachi. This allegation subsequently halted the establishment of the ‘National Front’ which was instrumental for Indonesia in opposing the formation of Malaysia. It also ended all attempts and conspiracies for such purpose on the 16th of September, 1963. Additionally, this writing also exposes the reasons behind Tunku’s actions against Burhanuddin and how the latter defended himself. The findings showed that the allegations against him were purely defamatory and politically motivated. The discussion is based on the analysis of various sources, from personal letters and papers to studies based on archival research methods that analyze documents. This research uses materials and data from the National Archives of Malaysia, Singapore, and Indonesia.Perjuangan Dr. Burhanuddin al-Helmi terhadap nasionalisme dan perjuangan politik dianggap sebagai faksi sayap kiri atau radikal karena tidak adanya kolaborasinya dengan Partai UMNO dan kolonial Inggris saat memperjuangkan kemerdekaan Malaya. Partai PAS adalah medan pertempuran politiknya di tahun 1950-an. Wacana ini menawarkan pengalaman pribadi Burhanuddin terkait penahanannya, termasuk pemenjaraannya pada masa pemerintahan dipimpin oleh Tunku Abdul Rahman. Beliau dituduh bersekongkol dengan Presiden Sukarno untuk menggagalkan upaya pembentukan Federasi Malaysia. Selain itu, Burhanuddin juga didakwa sebagai pengkhianat yang membahayakan keamanan negaranya dan pemerintahan yang berkuasa saat itu. Pada 28 Januari 1965, ia ditahan dengan tuduhan berkomplot dengan Sukarno untuk memalsukan pembentukan Malaysia dan membentuk pemerintahan pro-Indonesia di pengasingan, khususnya di Karachi, Pakistan. Tuduhan ini kemudian menghentikan pembentukan 'Front Nasional' yang berperan penting bagi Indonesia dalam menentang pembentukan Malaysia. Itu juga mengakhiri semua upaya dan konspirasi untuk tujuan tersebut pada 16 September 1963. Selain itu, tulisan ini juga mengungkap alasan di balik tindakan Tunku terhadap Burhanuddin dan bagaimana Burhanuddin membela diri. Temuan menunjukkan bahwa tuduhan terhadapnya murni ","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"469 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135546255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Paramita Historical Studies Journal
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1