Representation of the Indonesian Revolution in the Novel Di Tepi Kali Bekasi by Pramoedya Ananta Toer

R. Gunawan, D. Bandarsyah, W. I. Fauzi, H. Rachmah
{"title":"Representation of the Indonesian Revolution in the Novel Di Tepi Kali Bekasi by Pramoedya Ananta Toer","authors":"R. Gunawan, D. Bandarsyah, W. I. Fauzi, H. Rachmah","doi":"10.15294/PARAMITA.V31I2.28748","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Writing a historical novel is one of an author’s attempts to engage readers emotionally. A history written in the form of a story can prove to be more interesting since it consists of beautifully arranged words that can vividly draw the past. Even though both novels and textbooks issue certain life of communities, historical novels may encourage their readers to see a phenomenon found in history from different perspectives than those of historians’. For example, a romance novel entitled “Bekasi River” was written based on Pramoedya Ananta Toer’s experience of being isolated during the war against the British army. The problem discussed in this article is about the representation of Indonesia’s history during the war of independence in the novel “Di Tepi Kali Bekasi?”. This study used a qualitative content analysis method to understand and present ideas and examine historical elements within the novel. This study used content analysis to describe the details and characteristics of historical narratives. The historical narratives were then compared with historians’ study of the revolution in Bekasi. This comparison will show the relationship between the facts and the fiction found in the novel. There are five patterns of the relationship between those facts and fiction: first, the fictionalization of the characters is an imitation of the reality observed by the author. Second, the historians’ description clarifies the novel’s depiction of historical facts. Third, the historians’ narration is depicted in much more detail in the novel; Fourth, the description of facts in the novel consists of historical facts that historians also revealed; Fifth, the novel brings emotional elements to life, which are difficult to be found in historians’ work.Menulis novel sejarah adalah salah satu upaya penulis untuk melibatkan pembaca secara emosional. Sebuah sejarah yang ditulis dalam bentuk cerita bisa menjadi lebih menarik karena terdiri dari kata-kata yang disusun dengan indah yang dapat menggambarkan masa lalu dengan jelas. Meskipun baik novel maupun buku teks mengangkat kehidupan masyarakat tertentu, novel sejarah dapat mendorong pembacanya untuk melihat fenomena yang ditemukan dalam sejarah dari perspektif yang berbeda dari sejarawan. Sebagai contoh, sebuah novel roman berjudul “Sungai Bekasi” ditulis berdasarkan pengalaman Pramoedya Ananta Toer yang diisolasi selama perang melawan tentara Inggris. Masalah yang dibahas dalam artikel ini adalah tentang representasi sejarah Indonesia pada masa perang kemerdekaan dalam novel “Di Tepi Kali Bekasi?”. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif untuk memahami dan menyajikan gagasan serta mengkaji unsur-unsur sejarah dalam novel. Penelitian ini menggunakan analisis isi untuk mendeskripsikan detail dan karakteristik narasi sejarah. Narasi sejarah tersebut kemudian dibandingkan dengan studi sejarawan tentang revolusi di Bekasi. Perbandingan ini akan menunjukkan hubungan antara fakta dan fiksi yang ditemukan dalam novel. Ada lima pola hubungan antara fakta dan fiksi tersebut: pertama, fiktifisasi tokoh merupakan tiruan dari realitas yang diamati oleh pengarang. Kedua, deskripsi sejarawan memperjelas penggambaran novel tentang fakta sejarah. Ketiga, narasi sejarawan digambarkan lebih detail dalam novel; Keempat, deskripsi fakta dalam novel terdiri dari fakta sejarah yang juga diungkapkan sejarawan; Kelima, novel menghidupkan unsur-unsur emosional yang sulit ditemukan dalam karya sejarawan.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/PARAMITA.V31I2.28748","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Writing a historical novel is one of an author’s attempts to engage readers emotionally. A history written in the form of a story can prove to be more interesting since it consists of beautifully arranged words that can vividly draw the past. Even though both novels and textbooks issue certain life of communities, historical novels may encourage their readers to see a phenomenon found in history from different perspectives than those of historians’. For example, a romance novel entitled “Bekasi River” was written based on Pramoedya Ananta Toer’s experience of being isolated during the war against the British army. The problem discussed in this article is about the representation of Indonesia’s history during the war of independence in the novel “Di Tepi Kali Bekasi?”. This study used a qualitative content analysis method to understand and present ideas and examine historical elements within the novel. This study used content analysis to describe the details and characteristics of historical narratives. The historical narratives were then compared with historians’ study of the revolution in Bekasi. This comparison will show the relationship between the facts and the fiction found in the novel. There are five patterns of the relationship between those facts and fiction: first, the fictionalization of the characters is an imitation of the reality observed by the author. Second, the historians’ description clarifies the novel’s depiction of historical facts. Third, the historians’ narration is depicted in much more detail in the novel; Fourth, the description of facts in the novel consists of historical facts that historians also revealed; Fifth, the novel brings emotional elements to life, which are difficult to be found in historians’ work.Menulis novel sejarah adalah salah satu upaya penulis untuk melibatkan pembaca secara emosional. Sebuah sejarah yang ditulis dalam bentuk cerita bisa menjadi lebih menarik karena terdiri dari kata-kata yang disusun dengan indah yang dapat menggambarkan masa lalu dengan jelas. Meskipun baik novel maupun buku teks mengangkat kehidupan masyarakat tertentu, novel sejarah dapat mendorong pembacanya untuk melihat fenomena yang ditemukan dalam sejarah dari perspektif yang berbeda dari sejarawan. Sebagai contoh, sebuah novel roman berjudul “Sungai Bekasi” ditulis berdasarkan pengalaman Pramoedya Ananta Toer yang diisolasi selama perang melawan tentara Inggris. Masalah yang dibahas dalam artikel ini adalah tentang representasi sejarah Indonesia pada masa perang kemerdekaan dalam novel “Di Tepi Kali Bekasi?”. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif untuk memahami dan menyajikan gagasan serta mengkaji unsur-unsur sejarah dalam novel. Penelitian ini menggunakan analisis isi untuk mendeskripsikan detail dan karakteristik narasi sejarah. Narasi sejarah tersebut kemudian dibandingkan dengan studi sejarawan tentang revolusi di Bekasi. Perbandingan ini akan menunjukkan hubungan antara fakta dan fiksi yang ditemukan dalam novel. Ada lima pola hubungan antara fakta dan fiksi tersebut: pertama, fiktifisasi tokoh merupakan tiruan dari realitas yang diamati oleh pengarang. Kedua, deskripsi sejarawan memperjelas penggambaran novel tentang fakta sejarah. Ketiga, narasi sejarawan digambarkan lebih detail dalam novel; Keempat, deskripsi fakta dalam novel terdiri dari fakta sejarah yang juga diungkapkan sejarawan; Kelima, novel menghidupkan unsur-unsur emosional yang sulit ditemukan dalam karya sejarawan.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Pramoedya Ananta Toer小说《Di Tepi Kali Bekasi》对印尼革命的再现
写一部历史小说是作者试图在情感上吸引读者的一种尝试。以故事的形式书写的历史可能会更有趣,因为它由排列精美的单词组成,可以生动地描绘过去。尽管小说和教科书都讲述了社区的某些生活,但历史小说可能会鼓励读者从与历史学家不同的角度看待历史中的一种现象。例如,一本名为《贝卡西河》的浪漫小说是根据普拉莫迪亚·阿南塔·托尔在与英国军队的战争中被孤立的经历写成的。本文所讨论的问题是关于印度尼西亚独立战争期间的历史在小说《Di Tepi Kali Bekasi?》中的再现。本研究采用定性内容分析的方法来理解和呈现小说中的思想,并考察小说中的历史元素。本研究采用内容分析法来描述历史叙事的细节和特点。然后将这些历史叙述与历史学家对贝卡西革命的研究进行了比较。这种比较将显示小说中的事实与虚构之间的关系。这些事实和小说之间的关系有五种模式:首先,人物的虚构是对作者观察到的现实的模仿。其次,历史学家的叙述澄清了小说对历史事实的描写。第三,历史学家的叙述在小说中被描绘得更加详细;第四,小说中对事实的描述包括历史学家也揭示的历史事实;第五,小说给生活带来了情感元素,这在历史学家的作品中是很难找到的。写历史小说是作家试图在情感上吸引读者的一种尝试。以故事的形式书写的历史可能更有趣,因为它由设计精美的单词组成,可以清楚地描述过去。尽管小说和教科书都讲述了特定社会的生活,但历史小说可以鼓励读者从不同于历史的角度看待历史现象。例如,一本名为《贝卡西河》的小说是根据普拉莫迪亚·阿南塔·托尔的经历写成的,她在与英国军队的战争中被孤立。本文所讨论的问题是关于独立战争期间印尼历史在小说《在贝卡西一边?》中的再现。本研究采用定性内容分析的方法来理解和呈现小说中的思想,并研究小说中的历史元素。本研究采用内容分析法来描述历史叙事的细节和特点。然后将历史之国比作对贝卡西革命的历史研究。这种比较将显示小说中事实与虚构之间的关系。事实与虚构之间的关联有五种模式:首先,人物的虚构是作者观察到的现实的复制。其次,历史描写澄清了小说对历史事实的描写。第三,小说对历史叙事的描写更加细致;第四,小说中的事实描写包括历史学家揭示的历史事实;第五,小说赋予了历史作品中难以找到的情感元素。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
May 1998 Mass Riots in Jakarta: A Holistic and Contextual Analysis of Critical Political Communication Uncertainty and Managing Randomness: The First Documented Cholera Epidemic in Bombay City and Presidency, 1818-1821 Cosmopolitan Palembang: Palembang's Interconnection and Global Trade in 1900-1930 Ethnic Cleansing of the Rohingyas: a Historical Analysis Preparing Graduates for the Workforce: The Development of Contextual-Based History Learning E-Modules in Vocational Schools
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1