Space Politics and Policies: Chinese-Javanese Ethnic Segregation in Parakan and Integration Effort

Ibnu Sodiq, Eko Santoso
{"title":"Space Politics and Policies: Chinese-Javanese Ethnic Segregation in Parakan and Integration Effort","authors":"Ibnu Sodiq, Eko Santoso","doi":"10.15294/paramita.v32i1.31389","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to describe the history of the dynamic relationship between Chinese and Javanese in Parakan, Temanggung Regency, Central Java. The method used is the historical research method which consists of four stages. These are heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The study used qualitative analysis with a phenomenological approach. The ethnic Chinese-Javanese relationship in Parakan had ups and downs, especially during the colonial period until after the G30S incident. As a minority group, the Chinese were often racially discriminated against. Discrimination and negative sentiment are also driven by the inequality of socio-economic conditions between Chinese-Javanese. Moreover, the state, through various regulations, has contributed to strengthening this segregation, in the form of space politics and policies. That is, Parakan City is divided into two sub-districts, Parakan Kulon (Kauman) and Parakan Wetan (Chinatown). The colonial government also contributed to the existence of a different socio-economic stratification, prioritizing the ethnic Chinese as a higher stratum. This construction was preserved until the New Order era. These differences created disharmonious relationship, often ending in conflict. Moreover, the exclusive and elitist attitude were held by most of the ethnic Chinese. Some of these things eventually become the inhibiting factors for the integration process of perfect segregation. In the end, the eternal Javanese sentiment with the Chinese ethnicity hindered the process of recognizing the same national identity. Even there is an integration effort.Penelitian ini bertujuan mengurai sejarah dinamika hubungan etnis Tionghoa dengan masyarakat Jawa di Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Metode yang digunakan ialah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan. Yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hubungan etnis Tionghoa-Jawa di Parakan mengalami pasang surut dari masa ke masa, terutama periode kolonial hingga pasca peristiwa G 30 S. Sebagai kelompok minoritas, etnis Tionghoa acapkali mengalami diskriminasi rasial. Diskriminasi dan sentimen negatif juga didorong adanya ketimpangan kondisi sosial-ekonomi antara Thionghoa-Jawa. Terlebih negara, melalui berbagai regulasi turut mengokohkan segregasi tersebut dalam bentuk politik ruang dan kebijakan. Bentuknya, Kota Parakan dibagi menjadi dua wilayah yaitu kelurahan Parakan Kulon (Kauman) dan Parakan Wetan (Pecinan). Pemerintah colonial juga turut membidani lahirnya stratifikasi social-ekonomi yang berbeda di antara keduanya, dengan memprioritas etnis Tionghoa sebagai strata yang lebih tinggi. Konstruksi yang demikian ini dikekalkan hingga masa pemerintahan orde baru. Berbagai perbedaan ini yang membuat ketidakharmonisan hubungan keduanya seringkali memuncak dalam bentuk konflik. Terlebih, adanya sikap eksklusif dan elitis yang dipegang sebagian besar etnis Tionghoa. Beberapa hal ini akhirnya menjadi faktor penghambat proses integrasi atas segregasi yang kadung mapan. Pada akhirnya sentimen Jawa terhadap etnis Tionghoa yang lestari menghambat proses pengakuan atas identitas kebangsaan yang sama. Sekalipun upaya pengintegrasiaan itu ada. Cite this article: Sodiq, I. Santoso, E. (2022). Space Politics and Policies: Chinese-Javanese Ethnic Segregation in Parakan and Integration Effort Paramita: Historical Studies Journal, 32(1), 78-85. http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v32i1.31389 ","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/paramita.v32i1.31389","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

This study aims to describe the history of the dynamic relationship between Chinese and Javanese in Parakan, Temanggung Regency, Central Java. The method used is the historical research method which consists of four stages. These are heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The study used qualitative analysis with a phenomenological approach. The ethnic Chinese-Javanese relationship in Parakan had ups and downs, especially during the colonial period until after the G30S incident. As a minority group, the Chinese were often racially discriminated against. Discrimination and negative sentiment are also driven by the inequality of socio-economic conditions between Chinese-Javanese. Moreover, the state, through various regulations, has contributed to strengthening this segregation, in the form of space politics and policies. That is, Parakan City is divided into two sub-districts, Parakan Kulon (Kauman) and Parakan Wetan (Chinatown). The colonial government also contributed to the existence of a different socio-economic stratification, prioritizing the ethnic Chinese as a higher stratum. This construction was preserved until the New Order era. These differences created disharmonious relationship, often ending in conflict. Moreover, the exclusive and elitist attitude were held by most of the ethnic Chinese. Some of these things eventually become the inhibiting factors for the integration process of perfect segregation. In the end, the eternal Javanese sentiment with the Chinese ethnicity hindered the process of recognizing the same national identity. Even there is an integration effort.Penelitian ini bertujuan mengurai sejarah dinamika hubungan etnis Tionghoa dengan masyarakat Jawa di Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Metode yang digunakan ialah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan. Yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hubungan etnis Tionghoa-Jawa di Parakan mengalami pasang surut dari masa ke masa, terutama periode kolonial hingga pasca peristiwa G 30 S. Sebagai kelompok minoritas, etnis Tionghoa acapkali mengalami diskriminasi rasial. Diskriminasi dan sentimen negatif juga didorong adanya ketimpangan kondisi sosial-ekonomi antara Thionghoa-Jawa. Terlebih negara, melalui berbagai regulasi turut mengokohkan segregasi tersebut dalam bentuk politik ruang dan kebijakan. Bentuknya, Kota Parakan dibagi menjadi dua wilayah yaitu kelurahan Parakan Kulon (Kauman) dan Parakan Wetan (Pecinan). Pemerintah colonial juga turut membidani lahirnya stratifikasi social-ekonomi yang berbeda di antara keduanya, dengan memprioritas etnis Tionghoa sebagai strata yang lebih tinggi. Konstruksi yang demikian ini dikekalkan hingga masa pemerintahan orde baru. Berbagai perbedaan ini yang membuat ketidakharmonisan hubungan keduanya seringkali memuncak dalam bentuk konflik. Terlebih, adanya sikap eksklusif dan elitis yang dipegang sebagian besar etnis Tionghoa. Beberapa hal ini akhirnya menjadi faktor penghambat proses integrasi atas segregasi yang kadung mapan. Pada akhirnya sentimen Jawa terhadap etnis Tionghoa yang lestari menghambat proses pengakuan atas identitas kebangsaan yang sama. Sekalipun upaya pengintegrasiaan itu ada. Cite this article: Sodiq, I. Santoso, E. (2022). Space Politics and Policies: Chinese-Javanese Ethnic Segregation in Parakan and Integration Effort Paramita: Historical Studies Journal, 32(1), 78-85. http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v32i1.31389 
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
空间政治与政策:巴拉干的华人-爪哇民族隔离与融合努力
本研究旨在描述中爪哇省特芒贡县巴拉坎华人与爪哇人之间动态关系的历史。所使用的方法是历史研究方法,包括四个阶段。这些是启发法、来源批评、解释和史学。该研究采用了定性分析和现象学方法。巴拉望的华爪哇族关系有起有落,尤其是在殖民时期,直到G30S事件之后。作为少数民族,中国人经常受到种族歧视。歧视和负面情绪也是由爪哇华人社会经济条件的不平等所驱动的。此外,国家通过各种规定,以空间政治和政策的形式,为加强这种隔离做出了贡献。也就是说,巴拉坎市分为两个街道,巴拉坎库隆(考夫曼)和巴拉坎韦坦(唐人街)。殖民地政府也促成了不同的社会经济阶层的存在,将华人列为更高的阶层。这种建筑一直保存到新秩序时代。这些差异造成了不和谐的关系,往往以冲突告终。此外,绝大多数华人都持有排外和精英主义的态度。这些东西中的一些最终成为完美分离整合过程的抑制因素。最终,爪哇人与华裔的永恒情感阻碍了承认同一民族身份的进程。甚至还有整合的努力。本研究旨在描绘琼霍亚与巴拉坎、Kabupaten Wall、Jawa Middle的Jawa社区种族关系的动态历史。所使用的方法是四阶段的历史研究方法。启发式、资源批评、解释和史学。本研究采用了定性分析和现象学方法。巴拉坎的Tionghoa Jawa族的种族关系不时受到影响,尤其是在殖民时期,直到G 30 S之后。作为少数民族,Tionghoa-acapkali族遭受种族歧视。Thionghoa Jawa之间的社会经济失衡也导致了歧视和负面情绪。更多的国家通过各种规定,继续以空间和政治的形式体现这种隔离。天堂城被分为两部分:天堂的饥荒和潮湿的天堂。殖民政府还资助了他们之间不同的社会经济分层,将琼霍亚族列为更高的阶层。这座建筑一直维持到新秩序政府为止。这些导致两者不平衡的差异往往会引发冲突。此外,大多数琼霍亚人都持有排外和精英主义的态度。其中一些东西最终成为抑制映射分离整合过程的因素。最后,对准备推迟承认同一民族身份进程的蒂翁霍亚族人的回应情绪。即使存在整合工作。[UNK]Citethis文章:Sodiq,I.Santoso,E.(2022)。空间政治与政策:巴拉坎华人的种族隔离与融合努力http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v32i1.31389
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
May 1998 Mass Riots in Jakarta: A Holistic and Contextual Analysis of Critical Political Communication Uncertainty and Managing Randomness: The First Documented Cholera Epidemic in Bombay City and Presidency, 1818-1821 Cosmopolitan Palembang: Palembang's Interconnection and Global Trade in 1900-1930 Ethnic Cleansing of the Rohingyas: a Historical Analysis Preparing Graduates for the Workforce: The Development of Contextual-Based History Learning E-Modules in Vocational Schools
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1