苏加诺时代高中历史课程政策

Z. Zulkarnain
{"title":"苏加诺时代高中历史课程政策","authors":"Z. Zulkarnain","doi":"10.15294/paramita.v30i2.23151","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article aims to investigate the history curriculum policy of senior high school during the Sukarno era. The method used is qualitative research by using the historical approach. Also, this research used document study as the primary method. A document study was conducted to both the primary and secondary sources for the source triangulation. Additionally, the complementary approach used interviews with several practitioners and academics, including the practitioners of the Indonesia history curriculum. Data analysis used an interactive analysis model. The results show that during 1945-1951, the history curriculum of senior high school still used AMS (Algemene Middelbare School) curriculum as the inheritance from the Dutch Indies era, so it is directed to the political policy, and the materials are clearly oriented to politics, doctrine, national ideology. The philosophical foundation of history curriculum policy in senior high school during the Sukarno Era is based on Pancasila and UUD 1945. But its implementation refers to government politics and essentialism and perennialism philosophy. The position of history subject in senior high school during the Sukarno era has a strategic role in creating historical awareness and nationalism. However, Manipol USDEK indoctrination was very visible.  Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki kebijakan kurikulum sejarah SMA pada era Sukarno. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sejarah. Selain itu, penelitian ini menggunakan studi dokumen sebagai metode utama. Studi dokumen dilakukan pada sumber primer dan sekunder untuk triangulasi sumber. Selain itu, pendekatan komplementer menggunakan wawancara dengan beberapa praktisi dan akademisi, termasuk praktisi kurikulum sejarah Indonesia. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 1945-1951, kurikulum sejarah sekolah menengah atas masih menggunakan kurikulum AMS (Algemene Middelbare School) sebagai warisan dari jaman Hindia Belanda, sehingga mengarah pada kebijakan politik, dan materi yang jelas berorientasi pada politik, doktrin, ideologi nasional. Landasan filosofis kebijakan kurikulum sejarah di Sekolah Menengah Atas pada masa Sukarno berpijak pada Pancasila dan UUD 1945. Namun implementasinya mengacu pada filosofi politik pemerintahan dan esensialisme dan perenialisme. Kedudukan mata pelajaran sejarah di sekolah menengah atas pada era Soekarno memiliki peran strategis dalam menciptakan kesadaran sejarah dan nasionalisme. Namun, indoktrinasi Manipol USDEK sangat terlihat.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"30 1","pages":"180-192"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"History Curriculum Policy of Senior High School during Sukarno Era\",\"authors\":\"Z. Zulkarnain\",\"doi\":\"10.15294/paramita.v30i2.23151\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article aims to investigate the history curriculum policy of senior high school during the Sukarno era. The method used is qualitative research by using the historical approach. Also, this research used document study as the primary method. A document study was conducted to both the primary and secondary sources for the source triangulation. Additionally, the complementary approach used interviews with several practitioners and academics, including the practitioners of the Indonesia history curriculum. Data analysis used an interactive analysis model. The results show that during 1945-1951, the history curriculum of senior high school still used AMS (Algemene Middelbare School) curriculum as the inheritance from the Dutch Indies era, so it is directed to the political policy, and the materials are clearly oriented to politics, doctrine, national ideology. The philosophical foundation of history curriculum policy in senior high school during the Sukarno Era is based on Pancasila and UUD 1945. But its implementation refers to government politics and essentialism and perennialism philosophy. The position of history subject in senior high school during the Sukarno era has a strategic role in creating historical awareness and nationalism. However, Manipol USDEK indoctrination was very visible.  Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki kebijakan kurikulum sejarah SMA pada era Sukarno. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sejarah. Selain itu, penelitian ini menggunakan studi dokumen sebagai metode utama. Studi dokumen dilakukan pada sumber primer dan sekunder untuk triangulasi sumber. Selain itu, pendekatan komplementer menggunakan wawancara dengan beberapa praktisi dan akademisi, termasuk praktisi kurikulum sejarah Indonesia. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 1945-1951, kurikulum sejarah sekolah menengah atas masih menggunakan kurikulum AMS (Algemene Middelbare School) sebagai warisan dari jaman Hindia Belanda, sehingga mengarah pada kebijakan politik, dan materi yang jelas berorientasi pada politik, doktrin, ideologi nasional. Landasan filosofis kebijakan kurikulum sejarah di Sekolah Menengah Atas pada masa Sukarno berpijak pada Pancasila dan UUD 1945. Namun implementasinya mengacu pada filosofi politik pemerintahan dan esensialisme dan perenialisme. Kedudukan mata pelajaran sejarah di sekolah menengah atas pada era Soekarno memiliki peran strategis dalam menciptakan kesadaran sejarah dan nasionalisme. Namun, indoktrinasi Manipol USDEK sangat terlihat.\",\"PeriodicalId\":30724,\"journal\":{\"name\":\"Paramita Historical Studies Journal\",\"volume\":\"30 1\",\"pages\":\"180-192\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-09-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Paramita Historical Studies Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15294/paramita.v30i2.23151\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/paramita.v30i2.23151","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

本文旨在探讨苏加诺时期的高中历史课程政策。采用的方法是用历史的方法进行定性研究。本研究以文献研究为主要研究方法。对源三角测量的第一手和第二手源进行了文献研究。此外,补充方法使用了与几位从业者和学者的访谈,包括印度尼西亚历史课程的从业者。数据分析采用交互式分析模型。结果表明,1945-1951年期间,高中历史课程仍沿用荷属印度时代遗留的AMS (Algemene Middelbare school)课程,因此以政治政策为导向,教材具有明显的政治、主义、民族意识形态取向。苏加诺时期高中历史课程政策的哲学基础是基于潘卡西拉和UUD 1945。但它的实施涉及到政府政治和本质主义和永恒主义哲学。苏加诺时代高中历史学科的地位对历史意识和民族主义的形成具有战略意义。然而,曼尼波尔USDEK的教化是非常明显的。在苏加诺时代,我是一个伟大的政治家。Metode yang digunakan adalah penelitian alititatian dengan menggunakan pendekatan sejarah。Selain itu, penelitian, ini menggunakan研究了dokumen sebagai方法。研究双曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲曲。Selain itu, pendekatan komplementer menggunakan wawankara dengan beberapa praktisi dan akademisi, termasuk praktisi kurikulum sejarah Indonesia。分析数据蒙古纳坎模型分析。Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun(1945-1951),学制教育(学制教育),学制教育(学制教育),学制教育(学制教育),学制教育(学制教育),学制教育(学制教育),学制教育(学制教育)。苏加诺,苏加诺,苏加诺,苏加诺,苏加诺,苏加诺,苏加诺,苏加诺,苏加诺,苏加诺,苏加诺。南门实行的是一种政治体制,是一种政治体制,是一种本质主义,是一种长期主义。苏加诺是苏加诺的前任,苏加诺的前任是苏加诺的前任,苏加诺的前任是苏加诺的前任,苏加诺的前任是苏加诺。Namun, indoktrinasi Manipol USDEK sangat terlihat。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
History Curriculum Policy of Senior High School during Sukarno Era
This article aims to investigate the history curriculum policy of senior high school during the Sukarno era. The method used is qualitative research by using the historical approach. Also, this research used document study as the primary method. A document study was conducted to both the primary and secondary sources for the source triangulation. Additionally, the complementary approach used interviews with several practitioners and academics, including the practitioners of the Indonesia history curriculum. Data analysis used an interactive analysis model. The results show that during 1945-1951, the history curriculum of senior high school still used AMS (Algemene Middelbare School) curriculum as the inheritance from the Dutch Indies era, so it is directed to the political policy, and the materials are clearly oriented to politics, doctrine, national ideology. The philosophical foundation of history curriculum policy in senior high school during the Sukarno Era is based on Pancasila and UUD 1945. But its implementation refers to government politics and essentialism and perennialism philosophy. The position of history subject in senior high school during the Sukarno era has a strategic role in creating historical awareness and nationalism. However, Manipol USDEK indoctrination was very visible.  Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki kebijakan kurikulum sejarah SMA pada era Sukarno. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sejarah. Selain itu, penelitian ini menggunakan studi dokumen sebagai metode utama. Studi dokumen dilakukan pada sumber primer dan sekunder untuk triangulasi sumber. Selain itu, pendekatan komplementer menggunakan wawancara dengan beberapa praktisi dan akademisi, termasuk praktisi kurikulum sejarah Indonesia. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 1945-1951, kurikulum sejarah sekolah menengah atas masih menggunakan kurikulum AMS (Algemene Middelbare School) sebagai warisan dari jaman Hindia Belanda, sehingga mengarah pada kebijakan politik, dan materi yang jelas berorientasi pada politik, doktrin, ideologi nasional. Landasan filosofis kebijakan kurikulum sejarah di Sekolah Menengah Atas pada masa Sukarno berpijak pada Pancasila dan UUD 1945. Namun implementasinya mengacu pada filosofi politik pemerintahan dan esensialisme dan perenialisme. Kedudukan mata pelajaran sejarah di sekolah menengah atas pada era Soekarno memiliki peran strategis dalam menciptakan kesadaran sejarah dan nasionalisme. Namun, indoktrinasi Manipol USDEK sangat terlihat.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
May 1998 Mass Riots in Jakarta: A Holistic and Contextual Analysis of Critical Political Communication Uncertainty and Managing Randomness: The First Documented Cholera Epidemic in Bombay City and Presidency, 1818-1821 Cosmopolitan Palembang: Palembang's Interconnection and Global Trade in 1900-1930 Ethnic Cleansing of the Rohingyas: a Historical Analysis Preparing Graduates for the Workforce: The Development of Contextual-Based History Learning E-Modules in Vocational Schools
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1