资本主义的出现与货币经济中的马来人困境:马来亚殖民地商业公司与合作社的基础

A. R. Abdullah
{"title":"资本主义的出现与货币经济中的马来人困境:马来亚殖民地商业公司与合作社的基础","authors":"A. R. Abdullah","doi":"10.15294/PARAMITA.V31I1.28926","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: This article discusses the Malay dilemma in facing the expansion of money economy in the Malay society in early 20th century Malaya. Historically, the advent of capitalism during this period instigated the growing importance of money economy. However, in the rural economy, the Malay commoners known as ‘rakyat’ were not widely exposed to money economy. The prevalence of money economy in the Malay society was limited to the Malay upper class of royal kinsmen and nobles because of their dominance over the surplus, notably found in the form of taxation imposed on the rakyat who were mostly peasants. This situation began to change in the beginning of the 20th century when credit facilities for agricultural activities became available for the Malay commoners that eventually paved the way for the rakyat to gradually venture into small businesses and be exposed to money economy. In order to address the problem related to indebtedness, there were initiatives to establish cooperative societies for rural credits. However, these initiatives were always overshadowed by the imposition of interests on the loans. This is because such interests were perceived as riba’ or usury, which were regarded as haram or impermissible in Islam. Nevertheless, based on historical circumstances, it can be argued that the establishment of cooperative societies was regarded as the more viable means than business ventures in incorporating the Malay peasant community into money economy. Abstrak: Artikel ini membahas dilema Melayu dalam menghadapi ekspansi ekonomi uang dalam masyarakat Melayu di Malaya awal abad ke-20. Secara historis, munculnya kapitalisme selama periode ini mendorong semakin pentingnya ekonomi uang. Namun, dalam perekonomian pedesaan, rakyat jelata Melayu yang dikenal sebagai 'rakyat' tidak banyak terekspos pada ekonomi uang. Prevalensi ekonomi uang dalam masyarakat Melayu terbatas pada kelas atas Melayu dari kerabat dan bangsawan kerajaan karena dominasi mereka atas surplus, terutama ditemukan dalam bentuk pajak yang dikenakan pada rakyat yang sebagian besar adalah petani. Situasi ini mulai berubah pada awal abad ke-20 ketika fasilitas kredit untuk kegiatan pertanian tersedia bagi rakyat jelata Melayu yang pada akhirnya membuka jalan bagi rakyat untuk secara bertahap terjun ke bisnis kecil dan terpapar pada ekonomi uang. Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan hutang tersebut, maka terdapat inisiatif untuk membentuk perkumpulan koperasi untuk kredit pedesaan. Namun, inisiatif ini selalu dibayangi oleh pengenaan bunga atas pinjaman. Sebab, kepentingan tersebut dianggap sebagai riba yang dianggap haram atau tidak diperbolehkan dalam Islam. Namun demikian, berdasarkan keadaan historis, dapat dikatakan bahwa pendirian koperasi dianggap sebagai cara yang lebih layak daripada usaha bisnis dalam memasukkan masyarakat petani Melayu ke dalam ekonomi uang. ","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"The Advent of Capitalism and Malay Dilemma in Money Economy: The Foundation of Business Corporation and Cooperative Societies in Colonial Malaya\",\"authors\":\"A. R. Abdullah\",\"doi\":\"10.15294/PARAMITA.V31I1.28926\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: This article discusses the Malay dilemma in facing the expansion of money economy in the Malay society in early 20th century Malaya. Historically, the advent of capitalism during this period instigated the growing importance of money economy. However, in the rural economy, the Malay commoners known as ‘rakyat’ were not widely exposed to money economy. The prevalence of money economy in the Malay society was limited to the Malay upper class of royal kinsmen and nobles because of their dominance over the surplus, notably found in the form of taxation imposed on the rakyat who were mostly peasants. This situation began to change in the beginning of the 20th century when credit facilities for agricultural activities became available for the Malay commoners that eventually paved the way for the rakyat to gradually venture into small businesses and be exposed to money economy. In order to address the problem related to indebtedness, there were initiatives to establish cooperative societies for rural credits. However, these initiatives were always overshadowed by the imposition of interests on the loans. This is because such interests were perceived as riba’ or usury, which were regarded as haram or impermissible in Islam. Nevertheless, based on historical circumstances, it can be argued that the establishment of cooperative societies was regarded as the more viable means than business ventures in incorporating the Malay peasant community into money economy. Abstrak: Artikel ini membahas dilema Melayu dalam menghadapi ekspansi ekonomi uang dalam masyarakat Melayu di Malaya awal abad ke-20. Secara historis, munculnya kapitalisme selama periode ini mendorong semakin pentingnya ekonomi uang. Namun, dalam perekonomian pedesaan, rakyat jelata Melayu yang dikenal sebagai 'rakyat' tidak banyak terekspos pada ekonomi uang. Prevalensi ekonomi uang dalam masyarakat Melayu terbatas pada kelas atas Melayu dari kerabat dan bangsawan kerajaan karena dominasi mereka atas surplus, terutama ditemukan dalam bentuk pajak yang dikenakan pada rakyat yang sebagian besar adalah petani. Situasi ini mulai berubah pada awal abad ke-20 ketika fasilitas kredit untuk kegiatan pertanian tersedia bagi rakyat jelata Melayu yang pada akhirnya membuka jalan bagi rakyat untuk secara bertahap terjun ke bisnis kecil dan terpapar pada ekonomi uang. Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan hutang tersebut, maka terdapat inisiatif untuk membentuk perkumpulan koperasi untuk kredit pedesaan. Namun, inisiatif ini selalu dibayangi oleh pengenaan bunga atas pinjaman. Sebab, kepentingan tersebut dianggap sebagai riba yang dianggap haram atau tidak diperbolehkan dalam Islam. Namun demikian, berdasarkan keadaan historis, dapat dikatakan bahwa pendirian koperasi dianggap sebagai cara yang lebih layak daripada usaha bisnis dalam memasukkan masyarakat petani Melayu ke dalam ekonomi uang. \",\"PeriodicalId\":30724,\"journal\":{\"name\":\"Paramita Historical Studies Journal\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Paramita Historical Studies Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15294/PARAMITA.V31I1.28926\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/PARAMITA.V31I1.28926","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

摘要:本文论述了20世纪初马来亚面对马来人社会货币经济扩张的困境。从历史上看,这一时期资本主义的出现促使货币经济的重要性日益增长。然而,在农村经济中,被称为“rakyat”的马来平民™ 没有广泛接触货币经济。货币经济在马来社会中的盛行仅限于马来上层的王室亲属和贵族,因为他们对盈余的支配地位,尤其是对大部分是农民的rakyat征收的税收。这种情况在20世纪初开始改变,当时马来平民可以获得农业活动的信贷,这最终为rakyat人逐渐进入小企业并接触货币经济铺平了道路。为了解决与债务有关的问题,采取了建立农村信贷合作社的举措。然而,这些举措总是因对贷款征收利息而黯然失色。这是因为这些利益被认为是riba™ 或高利贷,在伊斯兰教中被认为是哈拉姆或不允许的。然而,根据历史情况,可以说,在将马来农民社区纳入货币经济的过程中,建立合作社被视为比商业企业更可行的手段。从历史上看,资本主义是在这一时期出现的,推动了货币经济的日益重要。然而,在农村经济中,被称为“人民”的马拉育人并不是很容易接触到货币经济。货币经济在社会中的盛行仅限于来自王国亲属和皇室的顶级Melayu,因为他们控制着盈余,尤其是对大多数农民征收的税收。这种情况在20世纪初开始发生变化,当时梅拉尤人可以获得农业活动的信贷,他们最终为人们逐渐进入小企业并在货币经济中出现开辟了道路。为了克服与债务有关的问题,有人倡议成立一个地方信贷合作小组。然而,这一举措一直被贷款的繁荣所低估。因为它被认为是一种在伊斯兰教中被禁止或禁止的罪行。然而,从历史情况来看,可以说,在将马拉育农民纳入货币经济中,合作的基础被认为比商业更有价值
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
The Advent of Capitalism and Malay Dilemma in Money Economy: The Foundation of Business Corporation and Cooperative Societies in Colonial Malaya
Abstract: This article discusses the Malay dilemma in facing the expansion of money economy in the Malay society in early 20th century Malaya. Historically, the advent of capitalism during this period instigated the growing importance of money economy. However, in the rural economy, the Malay commoners known as ‘rakyat’ were not widely exposed to money economy. The prevalence of money economy in the Malay society was limited to the Malay upper class of royal kinsmen and nobles because of their dominance over the surplus, notably found in the form of taxation imposed on the rakyat who were mostly peasants. This situation began to change in the beginning of the 20th century when credit facilities for agricultural activities became available for the Malay commoners that eventually paved the way for the rakyat to gradually venture into small businesses and be exposed to money economy. In order to address the problem related to indebtedness, there were initiatives to establish cooperative societies for rural credits. However, these initiatives were always overshadowed by the imposition of interests on the loans. This is because such interests were perceived as riba’ or usury, which were regarded as haram or impermissible in Islam. Nevertheless, based on historical circumstances, it can be argued that the establishment of cooperative societies was regarded as the more viable means than business ventures in incorporating the Malay peasant community into money economy. Abstrak: Artikel ini membahas dilema Melayu dalam menghadapi ekspansi ekonomi uang dalam masyarakat Melayu di Malaya awal abad ke-20. Secara historis, munculnya kapitalisme selama periode ini mendorong semakin pentingnya ekonomi uang. Namun, dalam perekonomian pedesaan, rakyat jelata Melayu yang dikenal sebagai 'rakyat' tidak banyak terekspos pada ekonomi uang. Prevalensi ekonomi uang dalam masyarakat Melayu terbatas pada kelas atas Melayu dari kerabat dan bangsawan kerajaan karena dominasi mereka atas surplus, terutama ditemukan dalam bentuk pajak yang dikenakan pada rakyat yang sebagian besar adalah petani. Situasi ini mulai berubah pada awal abad ke-20 ketika fasilitas kredit untuk kegiatan pertanian tersedia bagi rakyat jelata Melayu yang pada akhirnya membuka jalan bagi rakyat untuk secara bertahap terjun ke bisnis kecil dan terpapar pada ekonomi uang. Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan hutang tersebut, maka terdapat inisiatif untuk membentuk perkumpulan koperasi untuk kredit pedesaan. Namun, inisiatif ini selalu dibayangi oleh pengenaan bunga atas pinjaman. Sebab, kepentingan tersebut dianggap sebagai riba yang dianggap haram atau tidak diperbolehkan dalam Islam. Namun demikian, berdasarkan keadaan historis, dapat dikatakan bahwa pendirian koperasi dianggap sebagai cara yang lebih layak daripada usaha bisnis dalam memasukkan masyarakat petani Melayu ke dalam ekonomi uang. 
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
May 1998 Mass Riots in Jakarta: A Holistic and Contextual Analysis of Critical Political Communication Uncertainty and Managing Randomness: The First Documented Cholera Epidemic in Bombay City and Presidency, 1818-1821 Cosmopolitan Palembang: Palembang's Interconnection and Global Trade in 1900-1930 Ethnic Cleansing of the Rohingyas: a Historical Analysis Preparing Graduates for the Workforce: The Development of Contextual-Based History Learning E-Modules in Vocational Schools
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1