从王国到近代Kotagede白银企业家的商业伦理

Muhammad Iqbal Birsyada, S. A. Permana
{"title":"从王国到近代Kotagede白银企业家的商业伦理","authors":"Muhammad Iqbal Birsyada, S. A. Permana","doi":"10.15294/paramita.v30i2.20691","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The silver business since the reign of Sri Sultan HB VIII has gained its position in driving the economic progress of Kotagede’s people. The silver industry, besides its economic values, is also a cultural asset of the people of Yogyakarta. From 1935-1938, there were more than 78 silver entrepreneurs with a total annual production of 25 tons of silver. This study aims to determine and to analyze the history of the silver business in Kotagede and the values inherited from the kingdom period to the modern era. This research used the historical method by describing data on the development of silver business in Kotagede in a descriptive, chronological manner combined with a phenomenological approach. This research shows the success of the silver industry in Kotagede from the kingdom to the colonial era. It is supported by the collective power of the craftsmen community and silver entrepreneurs. It was also encouraged by the local government which helped to open the silver market network both at national and international levels. During the old order until the new order, the role of business actors in each founder of the silver business in building marketing networks both nationally and internationally became one of the main factors in running the silver industry in Kotagede. Third, the ethics inherited include honest, patient, simple, clean, neat, conscientious, healthy intentions, innovative, hard work. Bisnis perak sejak era pemerintahan Sri Sultan HB VIII telah mendapatkan posisi tersendiri dalam mendorong kemajuan ekonomi masyarakat Kotagede. Industri perak selain bernilai ekonomis tinggi dan potensial di pasar domestik maupun mancanegara juga menjadi aset budaya masyarakat Yogyakarta. Sejak 1935- 1938 terdapat lebih dari 78 pengusaha perak dengan total produksi tiap tahun 25 ton perak. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis sejarah perkembangan bisnis perak di Kotagede beserta nilai-nilai yang di wariskan dari era kerajaan sampai era modern. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan memaparkan data-data perkembangan bisnis perak di Kotagede secara deskriptif, kronologis yang digabungkan dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut. Pertama, kesuksesan perkembangan perak di Kotagede pada era kerajaan sampai kolonial selain ditopang oleh kekuatan kolektivitas komunitas pengrajin dan pengusaha perak juga didorong oleh pemerintah lokal yang membantu membuka jejaring pasar perak baik level nasional maupun internasional. Kedua, pada masa orde lama sampai orde baru peranan aktor-aktor bisnis pada masing-masing pendiri usaha perak dalam membangun jaringan pemasaran baik tingkat nasional maupun internasional menjadi salah satu faktor utama dalam menjalankan roda bisnis perak di Kotagede. Ketiga, etika yang diwariskan dalam bisnis perak diantaranya adalah: jujur, sabar, sederhana, bersih, rapi, teliti, niat kuat, inovatif, kerja keras.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":"30 1","pages":"145-156"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"The Business Ethics of Kotagede’s Silver Entrepreneurs from the Kingdom to the Modern Era\",\"authors\":\"Muhammad Iqbal Birsyada, S. A. Permana\",\"doi\":\"10.15294/paramita.v30i2.20691\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The silver business since the reign of Sri Sultan HB VIII has gained its position in driving the economic progress of Kotagede’s people. The silver industry, besides its economic values, is also a cultural asset of the people of Yogyakarta. From 1935-1938, there were more than 78 silver entrepreneurs with a total annual production of 25 tons of silver. This study aims to determine and to analyze the history of the silver business in Kotagede and the values inherited from the kingdom period to the modern era. This research used the historical method by describing data on the development of silver business in Kotagede in a descriptive, chronological manner combined with a phenomenological approach. This research shows the success of the silver industry in Kotagede from the kingdom to the colonial era. It is supported by the collective power of the craftsmen community and silver entrepreneurs. It was also encouraged by the local government which helped to open the silver market network both at national and international levels. During the old order until the new order, the role of business actors in each founder of the silver business in building marketing networks both nationally and internationally became one of the main factors in running the silver industry in Kotagede. Third, the ethics inherited include honest, patient, simple, clean, neat, conscientious, healthy intentions, innovative, hard work. Bisnis perak sejak era pemerintahan Sri Sultan HB VIII telah mendapatkan posisi tersendiri dalam mendorong kemajuan ekonomi masyarakat Kotagede. Industri perak selain bernilai ekonomis tinggi dan potensial di pasar domestik maupun mancanegara juga menjadi aset budaya masyarakat Yogyakarta. Sejak 1935- 1938 terdapat lebih dari 78 pengusaha perak dengan total produksi tiap tahun 25 ton perak. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis sejarah perkembangan bisnis perak di Kotagede beserta nilai-nilai yang di wariskan dari era kerajaan sampai era modern. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan memaparkan data-data perkembangan bisnis perak di Kotagede secara deskriptif, kronologis yang digabungkan dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut. Pertama, kesuksesan perkembangan perak di Kotagede pada era kerajaan sampai kolonial selain ditopang oleh kekuatan kolektivitas komunitas pengrajin dan pengusaha perak juga didorong oleh pemerintah lokal yang membantu membuka jejaring pasar perak baik level nasional maupun internasional. Kedua, pada masa orde lama sampai orde baru peranan aktor-aktor bisnis pada masing-masing pendiri usaha perak dalam membangun jaringan pemasaran baik tingkat nasional maupun internasional menjadi salah satu faktor utama dalam menjalankan roda bisnis perak di Kotagede. Ketiga, etika yang diwariskan dalam bisnis perak diantaranya adalah: jujur, sabar, sederhana, bersih, rapi, teliti, niat kuat, inovatif, kerja keras.\",\"PeriodicalId\":30724,\"journal\":{\"name\":\"Paramita Historical Studies Journal\",\"volume\":\"30 1\",\"pages\":\"145-156\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-09-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Paramita Historical Studies Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15294/paramita.v30i2.20691\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/paramita.v30i2.20691","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

摘要

自Sri Sultan HB VIII统治以来,白银业务在推动Kotagede人民的经济发展方面取得了重要地位。银业除了具有经济价值外,也是日惹人民的文化财富。从1935年到1938年,共有78多家白银企业家,每年生产25吨白银。本研究旨在确定和分析Kotagede银业的历史,以及从王国时期到现代所继承的价值观。本研究采用历史方法,以描述性的、时间顺序的方式结合现象学方法,描述了Kotagede银业发展的数据。这项研究表明,从王国到殖民时代,Kotagede的白银工业取得了成功。它是由工匠社区和白银企业家的集体力量支持的。这也得到了当地政府的鼓励,这有助于在国家和国际层面上开放白银市场网络。从旧秩序到新秩序,每一位银业创始人在国内和国际上建立营销网络时所扮演的商业角色成为Kotagede银业经营的主要因素之一。其三,承袭的品德包括诚实、耐心、朴实、干净、整洁、认真、用心、创新、勤奋。比斯尼霹雳州总理斯里苏尔坦八世,他说:“我是霹雳州总理,我是霹雳州总理。”日惹工业繁荣,经济繁荣,经济发展潜力巨大。Sejak 1935- 1938年terdapat lebih dari 78蓬沙霹雳灯,总产量为25吨霹雳灯。Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalis sejarah perkembangan bisnis perak di Kotagede beserta nilai-nilai yang di wariskan dari era kerajaan sampai era现代。Penelitian ini menggunakan metde sejarah dengan memaparkan数据-数据perkembangan bisnis perak di Kotagede secara deskriptif,气象学yang digabungkan dengan pendekatan现象。Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut。Pertama, kesuksesan perkembangan perak di Kotagede pada era kerajaan sampai kolial selain ditopang oleh kekuatan kolektivitas komunitas pengrajin dan pengusaha perak juga didorong oleh peremerintah地方yang membantu membuka jejjaing pasar perak baik level国家maupun international。Kedua, pada masa秩序,喇嘛sampai秩序,baru peranan, aktor- bisis, padmasing -masing, pendiri, usha perak dalam成员,janingan, pemasaran, baikingkat国家maupun,国际menjadi, salah, satu ftor, utama dalam, menjalankan, roda bisnis perak di Kotagede。Ketiga, etika yang diwariskan dalam bisnis perak diantaranya adalah: jujur, sabar, sederhana, bersih, rapi, teliti, niat kuat, innovatif, kerja keras。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
The Business Ethics of Kotagede’s Silver Entrepreneurs from the Kingdom to the Modern Era
The silver business since the reign of Sri Sultan HB VIII has gained its position in driving the economic progress of Kotagede’s people. The silver industry, besides its economic values, is also a cultural asset of the people of Yogyakarta. From 1935-1938, there were more than 78 silver entrepreneurs with a total annual production of 25 tons of silver. This study aims to determine and to analyze the history of the silver business in Kotagede and the values inherited from the kingdom period to the modern era. This research used the historical method by describing data on the development of silver business in Kotagede in a descriptive, chronological manner combined with a phenomenological approach. This research shows the success of the silver industry in Kotagede from the kingdom to the colonial era. It is supported by the collective power of the craftsmen community and silver entrepreneurs. It was also encouraged by the local government which helped to open the silver market network both at national and international levels. During the old order until the new order, the role of business actors in each founder of the silver business in building marketing networks both nationally and internationally became one of the main factors in running the silver industry in Kotagede. Third, the ethics inherited include honest, patient, simple, clean, neat, conscientious, healthy intentions, innovative, hard work. Bisnis perak sejak era pemerintahan Sri Sultan HB VIII telah mendapatkan posisi tersendiri dalam mendorong kemajuan ekonomi masyarakat Kotagede. Industri perak selain bernilai ekonomis tinggi dan potensial di pasar domestik maupun mancanegara juga menjadi aset budaya masyarakat Yogyakarta. Sejak 1935- 1938 terdapat lebih dari 78 pengusaha perak dengan total produksi tiap tahun 25 ton perak. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis sejarah perkembangan bisnis perak di Kotagede beserta nilai-nilai yang di wariskan dari era kerajaan sampai era modern. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan memaparkan data-data perkembangan bisnis perak di Kotagede secara deskriptif, kronologis yang digabungkan dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut. Pertama, kesuksesan perkembangan perak di Kotagede pada era kerajaan sampai kolonial selain ditopang oleh kekuatan kolektivitas komunitas pengrajin dan pengusaha perak juga didorong oleh pemerintah lokal yang membantu membuka jejaring pasar perak baik level nasional maupun internasional. Kedua, pada masa orde lama sampai orde baru peranan aktor-aktor bisnis pada masing-masing pendiri usaha perak dalam membangun jaringan pemasaran baik tingkat nasional maupun internasional menjadi salah satu faktor utama dalam menjalankan roda bisnis perak di Kotagede. Ketiga, etika yang diwariskan dalam bisnis perak diantaranya adalah: jujur, sabar, sederhana, bersih, rapi, teliti, niat kuat, inovatif, kerja keras.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
May 1998 Mass Riots in Jakarta: A Holistic and Contextual Analysis of Critical Political Communication Uncertainty and Managing Randomness: The First Documented Cholera Epidemic in Bombay City and Presidency, 1818-1821 Cosmopolitan Palembang: Palembang's Interconnection and Global Trade in 1900-1930 Ethnic Cleansing of the Rohingyas: a Historical Analysis Preparing Graduates for the Workforce: The Development of Contextual-Based History Learning E-Modules in Vocational Schools
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1