Penelitian ini menguji hubungan antara manajemen modal kerja, profitabilitas, nilai perusahaan, dan volatilitas return saham dengan menggunakan sampel 115 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di database Bloomberg pada tahun 2018. Hasil kajian menemukan bahwa modal kerja bersih berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, nilai perusahaan dan volatilitas return saham. Ini dapat dimaknai bahwa terkait manajemen modal kerja, manajer perlu membuat keputusan untuk meningkatkan profitabilitas mereka sambil mengendalikan risiko. Hasil kajian berkontribusi pada literatur tentang peran modal kerja terhadap profitabilitas, nilai perusahaan dan volatilitas return saham. Hasil kajian juga bermanfaat bagi manajer dalam mempertimbangkan manajemen modal kerja untuk mengatasi keputusan trade-off, meningkatkan profitabilitas sekaligus mengurangi potensi risiko perusahaan.
{"title":"PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR NON KEUANGAN","authors":"Allgamanora Hayundaniswara, F. Faisal","doi":"10.26418/apssai.v1i2.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/apssai.v1i2.9","url":null,"abstract":"Penelitian ini menguji hubungan antara manajemen modal kerja, profitabilitas, nilai perusahaan, dan volatilitas return saham dengan menggunakan sampel 115 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di database Bloomberg pada tahun 2018. Hasil kajian menemukan bahwa modal kerja bersih berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, nilai perusahaan dan volatilitas return saham. Ini dapat dimaknai bahwa terkait manajemen modal kerja, manajer perlu membuat keputusan untuk meningkatkan profitabilitas mereka sambil mengendalikan risiko. Hasil kajian berkontribusi pada literatur tentang peran modal kerja terhadap profitabilitas, nilai perusahaan dan volatilitas return saham. Hasil kajian juga bermanfaat bagi manajer dalam mempertimbangkan manajemen modal kerja untuk mengatasi keputusan trade-off, meningkatkan profitabilitas sekaligus mengurangi potensi risiko perusahaan.","PeriodicalId":176743,"journal":{"name":"APSSAI ACCOUNTING REVIEW","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114281055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang terdapat di dalam Fraud Diamond Theory yakni Change in Auditor, Capability, Financial Target, External Pressure, dan Ineffective Monitoring terhadap terjadinya Financial Statement Fraud dan Financial Distress. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik untuk menguji data dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud dan Financial Target berpengaruh terhadap Financial Distress. Sedangkan Change in Auditor, Capability, Financial Target, dan Inneffective Monitoring tidak berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud serta External Pressure tidak berpengaruh terhadap Financial Distress. Selain itu, ketika Financial Distress dihubungkan dengan Financial Statement Fraud, hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh antara Financial Distress dengan Financial Statement Fraud. Berdasar studi ini, sebaiknya auditor, investor, kreditor, dan manajemen saling bersinergi dalam mencegah dan melindungi terjadinya kecurangan laporan keuangan dengan mencermati indikator-indikator pemicu kecurangan tersebut dalam perusahaan. Kata kunci: Altman z-score; Beneish M-score; financial distress; financial statement fraud; fraud diamond theory.
{"title":"FACTORS THAT INFLUENCE FINANCIAL STATEMENT FRAUD AND FINANCIAL DISTRESS: AN INVESTIGATION STUDY","authors":"Adzka Rosa Sanjayyana, Dekar Urumsah","doi":"10.26418/apssai.v1i1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/apssai.v1i1.5","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang terdapat di dalam Fraud Diamond Theory yakni Change in Auditor, Capability, Financial Target, External Pressure, dan Ineffective Monitoring terhadap terjadinya Financial Statement Fraud dan Financial Distress. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik untuk menguji data dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud dan Financial Target berpengaruh terhadap Financial Distress. Sedangkan Change in Auditor, Capability, Financial Target, dan Inneffective Monitoring tidak berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud serta External Pressure tidak berpengaruh terhadap Financial Distress. Selain itu, ketika Financial Distress dihubungkan dengan Financial Statement Fraud, hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh antara Financial Distress dengan Financial Statement Fraud. Berdasar studi ini, sebaiknya auditor, investor, kreditor, dan manajemen saling bersinergi dalam mencegah dan melindungi terjadinya kecurangan laporan keuangan dengan mencermati indikator-indikator pemicu kecurangan tersebut dalam perusahaan. \u0000Kata kunci: Altman z-score; Beneish M-score; financial distress; financial statement fraud; fraud diamond theory. \u0000 ","PeriodicalId":176743,"journal":{"name":"APSSAI ACCOUNTING REVIEW","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114636777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putri Dona Balgis, Tettet Fitrijanti, C. Sukmadilaga
This research examined differences of portfolio performance before adding indicator of social environment index from five standards (ISSI, FTSE, MSCI, DJIM and S&P) and differences of portfolio performance before and after adding indicator of social environment index.The result concludes portfolio performance using the Sharpe measure significantly different, while Treynor and Jensen Alpha did not show a significant difference of performance, there is also no significant difference of portfolio performance (Sharpe, Treynor and Jensen Alpha) before and after adding indicator social environment index. It shows that addition of indicator social environment index is not affected portfolio performance.
{"title":"PERBEDAAN PENERAPAN STANDAR ISLAMIC STOCK SCREENING DAN SOCIAL ENVIRONMENT INDEX TERHADAP KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BEI","authors":"Putri Dona Balgis, Tettet Fitrijanti, C. Sukmadilaga","doi":"10.26418/apssai.v1i1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/apssai.v1i1.7","url":null,"abstract":"This research examined differences of portfolio performance before adding indicator of social environment index from five standards (ISSI, FTSE, MSCI, DJIM and S&P) and differences of portfolio performance before and after adding indicator of social environment index.The result concludes portfolio performance using the Sharpe measure significantly different, while Treynor and Jensen Alpha did not show a significant difference of performance, there is also no significant difference of portfolio performance (Sharpe, Treynor and Jensen Alpha) before and after adding indicator social environment index. It shows that addition of indicator social environment index is not affected portfolio performance.","PeriodicalId":176743,"journal":{"name":"APSSAI ACCOUNTING REVIEW","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134130518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Data Corruption Perception Index (CPI) menunjukkan Indonesia masih menjadi salah satu negara rawan korupsi meskipun tren korupsi di Indonesia menurun tiap tahunnya. Indonesia menempati peringkat ‘kebersihan’ dari korupsi ke-96 dari 180 negara. Upaya meminimalisir sudah banyak dilakukan, salah satunya lewat peran whistleblower. Hanya saja, whistleblower selalu dihadapkan dengan dilema antara melaporkan kecurangan dan melindungi diri dari konsekuensi akibat melaporkan kecurangan. Oleh karena itu, perlu adanya faktor-faktor mitigasi dilema agar intensi untuk melakukan whistleblowing bisa terealisasi menjadi tindakan dan dapat mencegah serta menguak praktik kecurangan. Untuk itu peneliti mencoba menguji peran reward untuk memitigasi pengaruh personal cost dalam menciptakan dilema yang dimaksud. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan 50 partisipan. Data dianalisis dengan metode Partial Least Square dan hasilnya menunjukkan temuan bahwa personal cost justru berpengaruh positif terhadap intensi melakukan whistleblowing, yang menyebabkan peran reward menjadi tidak signifikan dalam memediasi pengaruh personal cost terhadap intensi melakukan whistleblowing.
{"title":"MEMITIGASI PENGARUH PERSONAL COST TERHADAP INTENSI MELAKUKAN WHISTLEBLOWING PADA APARATUR SIPIL","authors":"Praja Habib Pasangka","doi":"10.26418/apssai.v1i1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/apssai.v1i1.2","url":null,"abstract":"Data Corruption Perception Index (CPI) menunjukkan Indonesia masih menjadi salah satu negara rawan korupsi meskipun tren korupsi di Indonesia menurun tiap tahunnya. Indonesia menempati peringkat ‘kebersihan’ dari korupsi ke-96 dari 180 negara. Upaya meminimalisir sudah banyak dilakukan, salah satunya lewat peran whistleblower. Hanya saja, whistleblower selalu dihadapkan dengan dilema antara melaporkan kecurangan dan melindungi diri dari konsekuensi akibat melaporkan kecurangan. Oleh karena itu, perlu adanya faktor-faktor mitigasi dilema agar intensi untuk melakukan whistleblowing bisa terealisasi menjadi tindakan dan dapat mencegah serta menguak praktik kecurangan. Untuk itu peneliti mencoba menguji peran reward untuk memitigasi pengaruh personal cost dalam menciptakan dilema yang dimaksud. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan 50 partisipan. Data dianalisis dengan metode Partial Least Square dan hasilnya menunjukkan temuan bahwa personal cost justru berpengaruh positif terhadap intensi melakukan whistleblowing, yang menyebabkan peran reward menjadi tidak signifikan dalam memediasi pengaruh personal cost terhadap intensi melakukan whistleblowing.","PeriodicalId":176743,"journal":{"name":"APSSAI ACCOUNTING REVIEW","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116240480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Riset ini bertujuan untuk melakukan uji dan analisis apakah ada pengaruh independensi terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan dengan menggunakan variabel intervening skeptisme profesional. Metode yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan 34 orang auditor Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat (BPKP) sebagai objeknya. Riset ini menemukan bahwa independensi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan, sedangkan skeptisme professional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan, serta skeptisme professional dapat menjadi mediasi penuh antara independensi dan kemampuan auditor mendeteksi kecurangan Kata kunci: independensi; kemampuan auditor mendeteksi kecurangan; skeptisme profesional
{"title":"PENGARUH INDEPENDENSI TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR MENDETEKSI KECURANGAN DENGAN SKEPTISME PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING","authors":"Atika Wulandari, Muhsin Z. Muhsin","doi":"10.26418/apssai.v1i1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/apssai.v1i1.4","url":null,"abstract":"Riset ini bertujuan untuk melakukan uji dan analisis apakah ada pengaruh independensi terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan dengan menggunakan variabel intervening skeptisme profesional. Metode yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan 34 orang auditor Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat (BPKP) sebagai objeknya. Riset ini menemukan bahwa independensi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan, sedangkan skeptisme professional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan, serta skeptisme professional dapat menjadi mediasi penuh antara independensi dan kemampuan auditor mendeteksi kecurangan \u0000Kata kunci: independensi; kemampuan auditor mendeteksi kecurangan; skeptisme profesional","PeriodicalId":176743,"journal":{"name":"APSSAI ACCOUNTING REVIEW","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132541399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan menguji komponen green intellectual capital (realtional capital, human capital dan structural capital) terhadap bisnis yang berkelanjutan dan kinerja non keuangan. Sampel yang diperoleh 48 perusahaan pertambangan di Indonesia selama dua periode, 2017-2018, yang diuji dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green human capital dan Green structural capital tidak dapat meningkatkan bisnis yang berkelanjutan (sustainable business). Secara total green intellectual capital dapat meningkatkan kinerja keuangan (banyaknya award yang diterima). Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingan tidak didukung melalui pendekatan kolaboratif. Hasil penelitian ini mendukung teori legitimasi, perusahaan pertambangan melakukan pengungkapan keberlanjutan ingin di legitimasi oleh para pemangku kepentingan (stakeholder). Kata kunci: green human capital; green relational capital; green structural capital; non-financial performance; sustainable business.
{"title":"DAMPAK GREEN INTELECTUAL CAPITAL DISCLOSURE TERHADAP SUSTAINABLE BUSINESS DAN KINERJA NON KEUANGAN","authors":"E. Saraswati, Lia Candra Inata","doi":"10.26418/apssai.v1i1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/apssai.v1i1.3","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan menguji komponen green intellectual capital (realtional capital, human capital dan structural capital) terhadap bisnis yang berkelanjutan dan kinerja non keuangan. Sampel yang diperoleh 48 perusahaan pertambangan di Indonesia selama dua periode, 2017-2018, yang diuji dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green human capital dan Green structural capital tidak dapat meningkatkan bisnis yang berkelanjutan (sustainable business). Secara total green intellectual capital dapat meningkatkan kinerja keuangan (banyaknya award yang diterima). Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingan tidak didukung melalui pendekatan kolaboratif. Hasil penelitian ini mendukung teori legitimasi, perusahaan pertambangan melakukan pengungkapan keberlanjutan ingin di legitimasi oleh para pemangku kepentingan (stakeholder). \u0000Kata kunci: green human capital; green relational capital; green structural capital; non-financial performance; sustainable business.","PeriodicalId":176743,"journal":{"name":"APSSAI ACCOUNTING REVIEW","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124281560","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengkaji pengaruh dari “computer anxiety” dan computer attitude akan keinginan mahasiswa akuntansi dalam pengunaan “software accounting”. Melalui pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan alat uji statistik PLS untuk menguji hipotesis. Sumber data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara langsung dan hasilnya diperoleh sebanyak 98 mahasiswa telah mengisi kuisioner. Desain penyampelan dilakukan melalui sampel random sampling dan penentuan jumlah sampel ditentukan dengan rumus slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa computer anxiety dan computer attitude berpengaruh pada keinginan mahasiswa menggunakan accounting software. Mahasiswa telah mampu mengatasi kekhawatiran mereka dengan antusiasme mereka untuk terus belajar menggunakan perangkat lunak akuntansi dan membuat perubahan pada perilaku generasi calon akuntan yang kredibel dan mampu menghadapi era revolusi industri 4.0. Kata kunci: computer attitude; computer anxiety; software accounting; minat mahasiswa.
{"title":"MINAT MAHASISWA MENGGUNAKAN SOFTWARE ACCOUNTING: EFEK DARI COMPUTER ANXIETY DAN COMPUTER ATTITUDE","authors":"Salsabila Ratna Dilla Amirudin, Dwi Suhartini","doi":"10.26418/apssai.v1i1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/apssai.v1i1.6","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian adalah untuk mengkaji pengaruh dari “computer anxiety” dan computer attitude akan keinginan mahasiswa akuntansi dalam pengunaan “software accounting”. Melalui pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan alat uji statistik PLS untuk menguji hipotesis. Sumber data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara langsung dan hasilnya diperoleh sebanyak 98 mahasiswa telah mengisi kuisioner. Desain penyampelan dilakukan melalui sampel random sampling dan penentuan jumlah sampel ditentukan dengan rumus slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa computer anxiety dan computer attitude berpengaruh pada keinginan mahasiswa menggunakan accounting software. Mahasiswa telah mampu mengatasi kekhawatiran mereka dengan antusiasme mereka untuk terus belajar menggunakan perangkat lunak akuntansi dan membuat perubahan pada perilaku generasi calon akuntan yang kredibel dan mampu menghadapi era revolusi industri 4.0. \u0000Kata kunci: computer attitude; computer anxiety; software accounting; minat mahasiswa.","PeriodicalId":176743,"journal":{"name":"APSSAI ACCOUNTING REVIEW","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134199392","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}