ABSTRAK Antropometri wajah dikenal sebagai ilmu mengenai pengukuran dan analisis proporsi wajah manusia dan memberikan informasi penting tentang perbedaan dalam bentuk dan ukuran berbagai ras, usia, dan jenis kelamin. Ukuran, bentuk dan posisi hidung menentukan penampilan wajah yang estetis dan penting dalam prognosis perawatan, referensi untuk prosedur diagnostik, klinis, dan forensik. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang berbagai bentuk indeks nasalis pada suku Jawa, Batak , Melayu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan melakukan pengukuran. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Sample penelitian berjumlah 75 orang masing-masing suku 25 orang. Berdasarkan Indeks nasalis lepthorhine paling besar pada suku jawa 60 % mesorhine paling besar suku melayu 41,4 % dan kategori platyrrhine paling besar suku jawa dan batak masing-masing 34,3 %, hyperchamarine masing-masing 33,3 % pada suku jawa melayu dan batak. Variasi indeks nasalis membuktikan bahwa adanya kemungkinan gene pool yang memberikan variasi pada populasi masyarakat. Kumpulan gen populasi tertentu dapat berubah dari waktu ke waktu melalui proses evolusi. Hal ini dapat terjadi karena berbagai macam mekanisme, termasuk diantaranya mutasi, seleksi alam, dan pergeseran genetic. Kata Kunci: Indeks nasalis, suku, mahasiswa FK UISU
{"title":"Study Antropometri Indeks Nasalis Suku Jawa, Batak Dan Melayu Pada Mahasiswa FK UISU Kota Medan 2021","authors":"W. Ismail","doi":"10.52622/jisk.v2i3.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.52622/jisk.v2i3.36","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Antropometri wajah dikenal sebagai ilmu mengenai pengukuran dan analisis proporsi wajah manusia dan memberikan informasi penting tentang perbedaan dalam bentuk dan ukuran berbagai ras, usia, dan jenis kelamin. Ukuran, bentuk dan posisi hidung menentukan penampilan wajah yang estetis dan penting dalam prognosis perawatan, referensi untuk prosedur diagnostik, klinis, dan forensik. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang berbagai bentuk indeks nasalis pada suku Jawa, Batak , Melayu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan melakukan pengukuran. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Sample penelitian berjumlah 75 orang masing-masing suku 25 orang. Berdasarkan Indeks nasalis lepthorhine paling besar pada suku jawa 60 % mesorhine paling besar suku melayu 41,4 % dan kategori platyrrhine paling besar suku jawa dan batak masing-masing 34,3 %, hyperchamarine masing-masing 33,3 % pada suku jawa melayu dan batak. Variasi indeks nasalis membuktikan bahwa adanya kemungkinan gene pool yang memberikan variasi pada populasi masyarakat. Kumpulan gen populasi tertentu dapat berubah dari waktu ke waktu melalui proses evolusi. Hal ini dapat terjadi karena berbagai macam mekanisme, termasuk diantaranya mutasi, seleksi alam, dan pergeseran genetic. \u0000 \u0000Kata Kunci: Indeks nasalis, suku, mahasiswa FK UISU","PeriodicalId":193870,"journal":{"name":"Jurnal Indah Sains dan Klinis","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129324474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Minuman kopi adalah salah satu minuman yang diminati dari berbagai umur khususnya orang dewasa. Namun saat ini dengan penambahan citarasa semakin banyak kalangan yang menikmati minuman kopi. Tujuan penelitian untuk melihat pengaruh fermentasi terhadap citarasa dan aroma seduhan kopi Arabika dengan isolat bakteri Lactobacillus casei dan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan penambahan sari anggur dan sukrosa serta tingkat toksisitas fermentasi seduhan kopi arabika dengan uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu fermentasi seduhan kopi Arabika dengan isolat bakteri Lactobacillus casei dan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan penambahan sari anggur dan sukrosa. Fermentasi dilakukan selama 3 hari pada suhu ruangan terbuka dalam keadaan anaerob. Hasil fermentasi diuji Brine Shrimp lethality test (BSLT), uji kandungan alkohol serta uji organoleptik oleh 15 panelis. Selanjutnya data diuji menggunakan uji hedonik analisis sidik ragam. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa fermentasi seduhan kopi Arabika sangrai dan green bean terhadap rasa diperoleh F hitung < F tabel 1% menunjukkan tidak ada beda nyata, terhadap aroma diperoleh F hitung > F tabel 1% menunjukkan ada beda nyata, terhadap warna pada sampel fermentasi seduhan kopi Arabika sangrai diperoleh F hitung < F tabel 1% menunjukkan tidak ada beda nyat sedangkan pada green bean diperoleh F hitung > F tabel 1% menunjukkan ada beda nyata
{"title":"FERMENTASI SEDUHAN KOPI ARABIKA DENGAN BAKTERI Lactoacillus casei DAN RAGI Saccharomyces cerevisiae DAN UJI TOKSISITAS","authors":"Nurul Afwa","doi":"10.52622/jisk.v2i3.41","DOIUrl":"https://doi.org/10.52622/jisk.v2i3.41","url":null,"abstract":"Minuman kopi adalah salah satu minuman yang diminati dari berbagai umur khususnya orang dewasa. Namun saat ini dengan penambahan citarasa semakin banyak kalangan yang menikmati minuman kopi. Tujuan penelitian untuk melihat pengaruh fermentasi terhadap citarasa dan aroma seduhan kopi Arabika dengan isolat bakteri Lactobacillus casei dan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan penambahan sari anggur dan sukrosa serta tingkat toksisitas fermentasi seduhan kopi arabika dengan uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu fermentasi seduhan kopi Arabika dengan isolat bakteri Lactobacillus casei dan ragi Saccharomyces cerevisiae dengan penambahan sari anggur dan sukrosa. Fermentasi dilakukan selama 3 hari pada suhu ruangan terbuka dalam keadaan anaerob. Hasil fermentasi diuji Brine Shrimp lethality test (BSLT), uji kandungan alkohol serta uji organoleptik oleh 15 panelis. Selanjutnya data diuji menggunakan uji hedonik analisis sidik ragam. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa fermentasi seduhan kopi Arabika sangrai dan green bean terhadap rasa diperoleh F hitung < F tabel 1% menunjukkan tidak ada beda nyata, terhadap aroma diperoleh F hitung > F tabel 1% menunjukkan ada beda nyata, terhadap warna pada sampel fermentasi seduhan kopi Arabika sangrai diperoleh F hitung < F tabel 1% menunjukkan tidak ada beda nyat sedangkan pada green bean diperoleh F hitung > F tabel 1% menunjukkan ada beda nyata","PeriodicalId":193870,"journal":{"name":"Jurnal Indah Sains dan Klinis","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132822131","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Eka Margaretha Sinaga, Barita Aritonang, Nova Florentina Ambarwati, A. H. Ritonga
Salah satu tanaman herbal yang memiliki sifat antibakteri dapat digunakan dalam bentuk sediaan sabun padat antiseptik adalah kulit buah jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.F.). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi optimum sediaan sabun padat antiseptik dari ekstrak etanol kulit jeruk lemon berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh SNI 06-4085-1996 serta uji aktifitas antibakteri. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumuran. Pemeriksaan karakteristik simplisia dilakukan dengan uji skrining fitokimia. Evaluasi sediaan sabun padat antiseptik dilakukan dengan uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji tinggi busa dan uji aktivitas antibakteri. Variasi konsentrasi sediaan sabun padat antiseptik adalah F1(5%), F2(10%) dan F3(15%). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan hasil uji skrining fitokimia kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.F.) mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid dan triterpenoid berfungsi sebagai antibakteri. Sabun padat antiseptik yang dibuat dari ekstrak etanol kulit jeruk lemon sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh SNI 06-4085-1996 yaitu sabun berbentuk padat dan homogen, beraroma jeruk lemon dengan pH 8,71-10.52, tinggi busa 4,7–4,9 cm, serta alkali bebas dalam kondisi aman terhadap kulit. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri sediaan sabun padat antiseptik ekstrak etanol kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.F.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi F1(5%) memiliki zona daya hambat sedang sebesar 10.26 mm; pada konsentrasi F2(10%) memiliki zona daya hambat kuat sebesar 11.78 mm; pada konsentrasi F3(15%) memiliki zona daya hambat kuat sebesar 12.57 mm. Ekstrak kulit jeruk lemon dapat diformulasikan menjadi sabun padat antiseptik dengan konsentrasi yang optimum yaitu F3(15%).
{"title":"PEMBUATAN SABUN PADAT ANTISEPTIK EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm. f.)","authors":"Eka Margaretha Sinaga, Barita Aritonang, Nova Florentina Ambarwati, A. H. Ritonga","doi":"10.52622/jisk.v2i3.34","DOIUrl":"https://doi.org/10.52622/jisk.v2i3.34","url":null,"abstract":"Salah satu tanaman herbal yang memiliki sifat antibakteri dapat digunakan dalam bentuk sediaan sabun padat antiseptik adalah kulit buah jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.F.). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi optimum sediaan sabun padat antiseptik dari ekstrak etanol kulit jeruk lemon berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh SNI 06-4085-1996 serta uji aktifitas antibakteri. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumuran. Pemeriksaan karakteristik simplisia dilakukan dengan uji skrining fitokimia. Evaluasi sediaan sabun padat antiseptik dilakukan dengan uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji tinggi busa dan uji aktivitas antibakteri. Variasi konsentrasi sediaan sabun padat antiseptik adalah F1(5%), F2(10%) dan F3(15%). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan hasil uji skrining fitokimia kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.F.) mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid dan triterpenoid berfungsi sebagai antibakteri. Sabun padat antiseptik yang dibuat dari ekstrak etanol kulit jeruk lemon sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh SNI 06-4085-1996 yaitu sabun berbentuk padat dan homogen, beraroma jeruk lemon dengan pH 8,71-10.52, tinggi busa 4,7–4,9 cm, serta alkali bebas dalam kondisi aman terhadap kulit. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri sediaan sabun padat antiseptik ekstrak etanol kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.F.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi F1(5%) memiliki zona daya hambat sedang sebesar 10.26 mm; pada konsentrasi F2(10%) memiliki zona daya hambat kuat sebesar 11.78 mm; pada konsentrasi F3(15%) memiliki zona daya hambat kuat sebesar 12.57 mm. Ekstrak kulit jeruk lemon dapat diformulasikan menjadi sabun padat antiseptik dengan konsentrasi yang optimum yaitu F3(15%).","PeriodicalId":193870,"journal":{"name":"Jurnal Indah Sains dan Klinis","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131333393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Enny Fitriani, D. Hariansyah, Deni Susyanti, Muchti Yuda Pratama
Latar BelakangTuberculosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara (droplet nuklei) saat pasien tuberculosis batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas.Melihat lamanya pengobatan tuberculosis paru diperlukan kepatuhan pengobatan hingga tuntas. Pengobatan yang tidak teratur dikarenakan kebiasaan pasien merasa badannya sudah sehat sehingga tidak menghabiskan obat dan juga efek samping dari obat tersebut yang membuat pasien tidak tahan dan menghentikan minum obat. Beberapa hal tersebut yang menyebabkan timbulnya resistensi kuman tuberculosis paru terhadap OAT secara meluas atau MDR-TB. Penatalaksanaan untuk kurang pengetahuan ini adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang pengobatan pada pasien tuberculosis paru. Metode penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputiPengkajian, Diagnosis Keperawatan, Intervensi Keperwatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan pada dua klien penyakit tuberculosis Paru di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pasien I masalah kurang pengetahuan dapat teratasi sedangkan pada pasien II masalah kurang pengetahuan teratasi sebagian.
{"title":"PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGOBATAN PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN TAHUN 2021","authors":"Enny Fitriani, D. Hariansyah, Deni Susyanti, Muchti Yuda Pratama","doi":"10.52622/jisk.v2i3.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.52622/jisk.v2i3.37","url":null,"abstract":"Latar BelakangTuberculosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara (droplet nuklei) saat pasien tuberculosis batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas.Melihat lamanya pengobatan tuberculosis paru diperlukan kepatuhan pengobatan hingga tuntas. Pengobatan yang tidak teratur dikarenakan kebiasaan pasien merasa badannya sudah sehat sehingga tidak menghabiskan obat dan juga efek samping dari obat tersebut yang membuat pasien tidak tahan dan menghentikan minum obat. Beberapa hal tersebut yang menyebabkan timbulnya resistensi kuman tuberculosis paru terhadap OAT secara meluas atau MDR-TB. Penatalaksanaan untuk kurang pengetahuan ini adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang pengobatan pada pasien tuberculosis paru. Metode penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputiPengkajian, Diagnosis Keperawatan, Intervensi Keperwatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan pada dua klien penyakit tuberculosis Paru di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pasien I masalah kurang pengetahuan dapat teratasi sedangkan pada pasien II masalah kurang pengetahuan teratasi sebagian. \u0000 ","PeriodicalId":193870,"journal":{"name":"Jurnal Indah Sains dan Klinis","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130588283","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prevalensi gout arthritis semakin meningkat dipengaruhi oleh kurangnya informasi tentang diet gout arthritis. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan hidup penderita yang kurang memahami tentang jenis makanan yang harus dihindari, konsumsi jenis makanan dengan kadar purin tinggi, kurang berolahraga dan jarang memeriksakan kondisi kesehatan ke fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penderita tentang diet gout arthritis dengan metode penyuluhan kesehatan berupa ceramah. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan desain penelitian quasi experiment dengan pendekatan one group pretest-postest pada 30 pasien gout arthritis di Desa Bongkudai Selatan, Sulawesi Utara. Teknik pengambilan sampling menggunakan total sampling. Intrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner terkait usia dan jenis kelamin serta kuesioner tentang pengetahuan diet gout arthritis. Data dianalisis melalui distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden dan uji chi square untuk analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden yang signifikan sebesar 80% dengan hasil akhir yaitu terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasien tentang diet gout arthritis dengan p value sebesar 0.0196 (p value < 0.05).
{"title":"Peningkatan Pengetahuan tentang Diet Gout Arthritis Melalui Pendidikan Kesehatan","authors":"C. Lumintang","doi":"10.52622/jisk.v2i3.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.52622/jisk.v2i3.38","url":null,"abstract":"Prevalensi gout arthritis semakin meningkat dipengaruhi oleh kurangnya informasi tentang diet gout arthritis. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan hidup penderita yang kurang memahami tentang jenis makanan yang harus dihindari, konsumsi jenis makanan dengan kadar purin tinggi, kurang berolahraga dan jarang memeriksakan kondisi kesehatan ke fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penderita tentang diet gout arthritis dengan metode penyuluhan kesehatan berupa ceramah. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan desain penelitian quasi experiment dengan pendekatan one group pretest-postest pada 30 pasien gout arthritis di Desa Bongkudai Selatan, Sulawesi Utara. Teknik pengambilan sampling menggunakan total sampling. Intrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner terkait usia dan jenis kelamin serta kuesioner tentang pengetahuan diet gout arthritis. Data dianalisis melalui distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden dan uji chi square untuk analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden yang signifikan sebesar 80% dengan hasil akhir yaitu terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasien tentang diet gout arthritis dengan p value sebesar 0.0196 (p value < 0.05).","PeriodicalId":193870,"journal":{"name":"Jurnal Indah Sains dan Klinis","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132758014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun kari (Murraya koenigii (L.) Spreng) merupakan tanaman yang sering digunakan pada bumbu masakan yang tinggi lemak karena daun kari mengandung senyawa metabolit sekunder sepertialkaloid, glikosida, dan flavonoid yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan radikal bebas dan menurunkan kadar kolesterol. Umumnya daun kari diproses secara tradisional dalam bentuk sederhana, sedangkan penelitian akan mengolah daun kari dalam bentuk minuman fermentasi berupa teh kombucha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan teh kombucha daun kari dan mengetahui efek antihiperlipidemia. Penelitian ini bersifat deskriptif dan eksperimental, meliputi pengumpulan bahan, pembuatan simplisia, skrining fitokimia, fermentasi kombucha daun kari, evaluasi mutu sediaan, pengujian kadar trigliserida pada tikus dengan teknik Elektrode-Based Biosensor. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 ekor dan dibagi menjadi 5 kelmpok uji.K1 (blanko negatif), K2 (simvastatin), K3 (dosis 100 ml), K4 (dosis 150 ml), K5 (dosis 200 ml) yang diinduksi menggunakan kuning telur 80% dan PTU 0,2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi mutu teh kombucha memberikan hasil yang baik terhadap pH 3,08-3,44 dan tidak mengalami perubahan rasa dan bau. Pada kelompok 5 dosis 200 ml dengan pemberian teh kombucha pada hari ke-7 sampai hari ke-15 terbukti terjadinya penurunan kadar kolestrol dari 253,0 mg/dL menjadi 92,2 ml/dL dimana hasil ini mendekati pembanding (simvastatin) dari 247,8 mg/dL menjadi 79,2 mg/dL.
{"title":"Efek Antihiperlipidemia Kombucha Daun Kari (Murraya koenigii (L.) Spreng) pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Dengan High Fat dan PTU","authors":"Muflihah Fujiko, Hardyanto Napitupulu","doi":"10.52622/jisk.v2i3.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.52622/jisk.v2i3.42","url":null,"abstract":"Daun kari (Murraya koenigii (L.) Spreng) merupakan tanaman yang sering digunakan pada bumbu masakan yang tinggi lemak karena daun kari mengandung senyawa metabolit sekunder sepertialkaloid, glikosida, dan flavonoid yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan radikal bebas dan menurunkan kadar kolesterol. Umumnya daun kari diproses secara tradisional dalam bentuk sederhana, sedangkan penelitian akan mengolah daun kari dalam bentuk minuman fermentasi berupa teh kombucha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan teh kombucha daun kari dan mengetahui efek antihiperlipidemia. Penelitian ini bersifat deskriptif dan eksperimental, meliputi pengumpulan bahan, pembuatan simplisia, skrining fitokimia, fermentasi kombucha daun kari, evaluasi mutu sediaan, pengujian kadar trigliserida pada tikus dengan teknik Elektrode-Based Biosensor. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 ekor dan dibagi menjadi 5 kelmpok uji.K1 (blanko negatif), K2 (simvastatin), K3 (dosis 100 ml), K4 (dosis 150 ml), K5 (dosis 200 ml) yang diinduksi menggunakan kuning telur 80% dan PTU 0,2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi mutu teh kombucha memberikan hasil yang baik terhadap pH 3,08-3,44 dan tidak mengalami perubahan rasa dan bau. Pada kelompok 5 dosis 200 ml dengan pemberian teh kombucha pada hari ke-7 sampai hari ke-15 terbukti terjadinya penurunan kadar kolestrol dari 253,0 mg/dL menjadi 92,2 ml/dL dimana hasil ini mendekati pembanding (simvastatin) dari 247,8 mg/dL menjadi 79,2 mg/dL.","PeriodicalId":193870,"journal":{"name":"Jurnal Indah Sains dan Klinis","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115146257","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dekubitus pada akhir-akhir ini sudah menjadi sebuah problem baik di Negara maju maupun Negara dalam tahap berkembang, khususnya Indonesia. Hingga saat ini luka dekubitus masih merupakan masalah yang klasik pada bidang kesehatan terutama bidang keperawatan. Di RSUD Kebumen didapatkan 38.18% pasien mengalami dekubitus. Kerusakan integritas kulit yang disebabkan oleh tirah baring ini, jika dibiarkan lama kelamaan akan menimbulkan iritasi pada kulit sampai terbentuknya luka pada kulit akibat dari jaringan yang mengalami nekrosis karena kurangnya suplai darah kejaringan tertentu. Bahkan sekarang hal ini merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan luka menggunakan gel lidah buaya (aloe vera) terhadap kesembuhan decubitus yang dilakukan kepada 10 orang di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan melihat tingkat kesembuhan yang diberikan gel lidah buaya dan sebelum diberikan gel lidah buaya, untuk respon yang dihasilkan pada sampel yang diberikan gel lidah buaya dan yang tidak diberikan gel lidah buaya. Berdasarkan output uji Mann Whitney diketahui bahwa p value 0,008 < ? (? = 0,05) maka dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Karena ada perbedaan yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian gel lidah buaya (aloe vera) terhadap proses penyembuhan luka decubitus.
{"title":"PENGARUH PERAWATAN LUKA MENGGUNAKAN GEL LIDAH BUAYA TERHADAP KESEMBUHAN DEKUBITUS","authors":"E. Erika, Rahma Fridayana Fitri, A. Sumiati","doi":"10.52622/jisk.v2i3.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.52622/jisk.v2i3.35","url":null,"abstract":"Dekubitus pada akhir-akhir ini sudah menjadi sebuah problem baik di Negara maju maupun Negara dalam tahap berkembang, khususnya Indonesia. Hingga saat ini luka dekubitus masih merupakan masalah yang klasik pada bidang kesehatan terutama bidang keperawatan. Di RSUD Kebumen didapatkan 38.18% pasien mengalami dekubitus. Kerusakan integritas kulit yang disebabkan oleh tirah baring ini, jika dibiarkan lama kelamaan akan menimbulkan iritasi pada kulit sampai terbentuknya luka pada kulit akibat dari jaringan yang mengalami nekrosis karena kurangnya suplai darah kejaringan tertentu. Bahkan sekarang hal ini merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan luka menggunakan gel lidah buaya (aloe vera) terhadap kesembuhan decubitus yang dilakukan kepada 10 orang di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. \u0000Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan melihat tingkat kesembuhan yang diberikan gel lidah buaya dan sebelum diberikan gel lidah buaya, untuk respon yang dihasilkan pada sampel yang diberikan gel lidah buaya dan yang tidak diberikan gel lidah buaya. Berdasarkan output uji Mann Whitney diketahui bahwa p value 0,008 < ? (? = 0,05) maka dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Karena ada perbedaan yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian gel lidah buaya (aloe vera) terhadap proses penyembuhan luka decubitus.","PeriodicalId":193870,"journal":{"name":"Jurnal Indah Sains dan Klinis","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117307463","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}