Pub Date : 2020-06-30DOI: 10.29405/j.bes/4127-364844
Tezar Rivaldo Pakpahan, D. Hernawati, R. Ardiansyah
Background: Biology has some material content that is related to the daily-life of students. Biology should be understood and applied well by students. But many students still have difficulty understanding a concept and even has misconceptions in learning biology. Method: This research is a qualitative research with a descriptive analysis design that aims to analyze students' misconceptions on the material of the nervous system. The population in this study were students of class XI-MIPA SMAN 2 Tasikmalaya and the sample was selected by purposive sampling technique. The instrument used was a four-tier diagnostic test and an interview to analyze students' misconceptions. Results: A study of 35 subjects showed a percentage of students' misconceptions of 8.1% and was categorized as low. The sources of misconceptions consist of teachers, students, books and tutoring. Sources of misconceptions that have the greatest contribution are students with a percentage of 68.6% caused by students' associative thinking, wrong reasoning and low learning interest. Conclusion: Students' misconceptions on the material of the nervous system in class XI-MIPA1 of SMAN 2 Tasikmalaya are classified as low and the biggest source of misconception is the students themselves. Thus, students can avoid misconceptions in learning, students need to communicate their understanding with the teacher, choose credible books, and avoid tutors who have tutors not in accordance with qualifications.
{"title":"Analysis Of Students’ Misconceptions On The Nervous System Materials Using the Four-Tier Diagnostic Test","authors":"Tezar Rivaldo Pakpahan, D. Hernawati, R. Ardiansyah","doi":"10.29405/j.bes/4127-364844","DOIUrl":"https://doi.org/10.29405/j.bes/4127-364844","url":null,"abstract":"Background: Biology has some material content that is related to the daily-life of students. Biology should be understood and applied well by students. But many students still have difficulty understanding a concept and even has misconceptions in learning biology. Method: This research is a qualitative research with a descriptive analysis design that aims to analyze students' misconceptions on the material of the nervous system. The population in this study were students of class XI-MIPA SMAN 2 Tasikmalaya and the sample was selected by purposive sampling technique. The instrument used was a four-tier diagnostic test and an interview to analyze students' misconceptions. Results: A study of 35 subjects showed a percentage of students' misconceptions of 8.1% and was categorized as low. The sources of misconceptions consist of teachers, students, books and tutoring. Sources of misconceptions that have the greatest contribution are students with a percentage of 68.6% caused by students' associative thinking, wrong reasoning and low learning interest. Conclusion: Students' misconceptions on the material of the nervous system in class XI-MIPA1 of SMAN 2 Tasikmalaya are classified as low and the biggest source of misconception is the students themselves. Thus, students can avoid misconceptions in learning, students need to communicate their understanding with the teacher, choose credible books, and avoid tutors who have tutors not in accordance with qualifications.","PeriodicalId":325406,"journal":{"name":"BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127865123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-31DOI: 10.29405/j.bes/32100-1053729
Yusni Atifah, M. Lubis, Laila Tussifah Lubis, Amsar Maulana
Background: Sungai Batang Gadis merupakan sungai yang sangat penting sebagai penyedia air untuk mendukung kelangsungan hidup dan kegiatan perekonomian utama masyarakat, yaitu pertanian. Disepanjang pinggiran sungai Batang Gadis banyak ditemukan daerah pertanian masyarakat yang memanfaatkan irigasi dari aliran sungai Batang Gadis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat pencemaran pestisida di Sungai Batang Gadis Mandailing Natal. Metode : Metode survey digunakan dalam penelitian ini dengan mengambil dua titik sampling yaitu Muara Mais dan Tamiang. Penentuan titik sampling menggunakan Purposive sampling method. Pengambilan sampel air, tanah dan ikan yang diambil dianalisis menggunakan Gas Kromatografi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan residu pestisida hanya ditemukan pada stasiun II (Muara Mais). Residu pestisida yang ditemukan pada air, sedimen tanah dan ikan dari golongan organofosfat yang terdeteksi adalah diazinon, malation, dan klorfirifos sedangkan dari golongan organoklorin aldrin, dieldrin dan endosulfan. Selain residu pestisida juga ditemukan residu pupuk yaitu fosfat, amonia, nitrat, nitrit dan sulfida. Kesimpulan : Residu pestisida pada Sungai Batang Gadis yang ditemukan hannya pada titik lokasi yang ditemukan daerah pertanian disepanjang pinggiran sungai tersebut. Kadar residu pestisida dan juga residu pupuk yang ditemukan masih berada di bawah Batas Maksimal Residu (BMR) pestisida. Konsentrasi residu pestisida organofosfat tersebut yang terbesar terdapat pada tanah, lalu ikan dan terakhir air, sedangkan organoklorin terbesar pada ikan, air kemudian tanah.
{"title":"Pencemaran Pestisida pada Sungai Batang Gadis, Mandailing Natal, Sumatera Utara","authors":"Yusni Atifah, M. Lubis, Laila Tussifah Lubis, Amsar Maulana","doi":"10.29405/j.bes/32100-1053729","DOIUrl":"https://doi.org/10.29405/j.bes/32100-1053729","url":null,"abstract":"Background: Sungai Batang Gadis merupakan sungai yang sangat penting sebagai penyedia air untuk mendukung kelangsungan hidup dan kegiatan perekonomian utama masyarakat, yaitu pertanian. Disepanjang pinggiran sungai Batang Gadis banyak ditemukan daerah pertanian masyarakat yang memanfaatkan irigasi dari aliran sungai Batang Gadis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat pencemaran pestisida di Sungai Batang Gadis Mandailing Natal. Metode : Metode survey digunakan dalam penelitian ini dengan mengambil dua titik sampling yaitu Muara Mais dan Tamiang. Penentuan titik sampling menggunakan Purposive sampling method. Pengambilan sampel air, tanah dan ikan yang diambil dianalisis menggunakan Gas Kromatografi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan residu pestisida hanya ditemukan pada stasiun II (Muara Mais). Residu pestisida yang ditemukan pada air, sedimen tanah dan ikan dari golongan organofosfat yang terdeteksi adalah diazinon, malation, dan klorfirifos sedangkan dari golongan organoklorin aldrin, dieldrin dan endosulfan. Selain residu pestisida juga ditemukan residu pupuk yaitu fosfat, amonia, nitrat, nitrit dan sulfida. Kesimpulan : Residu pestisida pada Sungai Batang Gadis yang ditemukan hannya pada titik lokasi yang ditemukan daerah pertanian disepanjang pinggiran sungai tersebut. Kadar residu pestisida dan juga residu pupuk yang ditemukan masih berada di bawah Batas Maksimal Residu (BMR) pestisida. Konsentrasi residu pestisida organofosfat tersebut yang terbesar terdapat pada tanah, lalu ikan dan terakhir air, sedangkan organoklorin terbesar pada ikan, air kemudian tanah.","PeriodicalId":325406,"journal":{"name":"BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains","volume":"469 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122950800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-27DOI: 10.29405/J.BES/3141-472159
Yuliani Yuliani, Mimin Nurjhani, Suhara Suhara
Background: Kemampuan metakognitif merupakan kemampuan berpikir bagaimana untuk berpikir. Kemmapuan tersebut merupakan salah satu sasaran pembelajaran yang dituntut oleh kurikulum. Pada kenyataannya, di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, kemmapuan metakognitif siswa jarang dikembangkan padahal kemampuan metakognitif sangat penting dan dapat menunjang kemampuan akademik siswa. Metode Untuk itu, dalam penelitian ini dilaksanakan sebuah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis predict-observe-explain (POE) yang diharapkan dapat menunjang pencapaian kemampuan metakognitif siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Siswa yang terlibat dalam penenlitian ini adalah satu kelas VII B yang dipilih secara acak. Pengukuran kemampuan metakognitif siswa dilakukan dengan menggunakan soal-soal jenis metakognitif yang dibuat oleh penulis sendiri dengan memperhatikan indikator. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Untuk mendukung data hasil penelitian, digunakan angket yang diadopsi dari Schraw & Dennison (1994) yaitu angket Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang diberikan setelah perlakuan. Kesimpulan: Uji T menunjukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan sebelum dan setelah perlakuan menggunakan metode demonstrasi berbasis POE.
{"title":"Pengaruh Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain (POE) terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa pada Materi Pemanasan Global","authors":"Yuliani Yuliani, Mimin Nurjhani, Suhara Suhara","doi":"10.29405/J.BES/3141-472159","DOIUrl":"https://doi.org/10.29405/J.BES/3141-472159","url":null,"abstract":"Background: Kemampuan metakognitif merupakan kemampuan berpikir bagaimana untuk berpikir. Kemmapuan tersebut merupakan salah satu sasaran pembelajaran yang dituntut oleh kurikulum. Pada kenyataannya, di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, kemmapuan metakognitif siswa jarang dikembangkan padahal kemampuan metakognitif sangat penting dan dapat menunjang kemampuan akademik siswa. Metode Untuk itu, dalam penelitian ini dilaksanakan sebuah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis predict-observe-explain (POE) yang diharapkan dapat menunjang pencapaian kemampuan metakognitif siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Siswa yang terlibat dalam penenlitian ini adalah satu kelas VII B yang dipilih secara acak. Pengukuran kemampuan metakognitif siswa dilakukan dengan menggunakan soal-soal jenis metakognitif yang dibuat oleh penulis sendiri dengan memperhatikan indikator. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Untuk mendukung data hasil penelitian, digunakan angket yang diadopsi dari Schraw & Dennison (1994) yaitu angket Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang diberikan setelah perlakuan. Kesimpulan: Uji T menunjukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan sebelum dan setelah perlakuan menggunakan metode demonstrasi berbasis POE.","PeriodicalId":325406,"journal":{"name":"BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains","volume":"197 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121742256","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-05DOI: 10.29405/j.bes/2159-671236
Fajar Adinugraha
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan cara permainan media kartu KUPUBIL (Kartu Untuk Persiapan Ujian Biologi). Selain itu, untuk mengamati hasil nilai Ujian Nasional Biologi setelah dilakukan eksperimen menggunakan kartu KUPUBIL. Penelitian ini juga untuk mengetahui persepsi peserta didik tentang kebermanfaatan kartu KUPUBIL. Jenis penelitian adalah pre experimental design. Desain penelitian adalah the one-shot case study design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA SMA Citra Kasih Jakarta dengan sampel 12 siswa pemilih UNBK Biologi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Bentuk kartu KUPUBIL berjumlah 96 buah dengan ukuran 7,5 cm x 11 cm. Kartu berisi gambar-gambar yang sering keluar di soal Ujian Nasional. Permainan kartu ini dimodifikasi dari permainan kartu pada umumnya. Hasil menunjukkan bahwa media kartu ini mampu meningkatkan nilai Ujian Nasional. Nilai Try Out 6 (sebelum perlakuan) yaitu 67,92 sedangkan nilai Ujian Nasional (sesudah perlakuan) yaitu 73,75. Persepsi peserta didik terhadap kebermanfaatan media kartu ini adalah sangat positif. Hal ini ditunjukkan dari hasil wawancara kepada responden yang memberikan apresiasi dan merasakan manfaat dari media kartu KUPUBIL. Media pembelajaran kartu KUPUBIL dapat digunakan sebagai altenatif media pembelajaran dalam mempersiapkan Ujian Nasional Biologi.
本研究旨在描述蝴蝶卡的媒体形状和游戏方式。此外,在使用蝴蝶卡进行实验后,观察全国生物考试的成绩。该研究还将了解学习者对挑战儿童安全卡的看法。这种研究是预设计的。研究设计是一次性的案例研究设计。本研究的学生是十二年级的MIPA SMA Citra雅加达,样本为12名学生选择UNBK生物学。采样技术采用的是随机抽样。数字是96厘米乘7.5厘米乘11厘米。这些卡片上有全国考试中经常出现的图片。这个纸牌游戏是从一般的纸牌游戏中修改的。结果表明,这些卡片的媒体能够提高国家考试的成绩。尝试6(治疗前)是67.92,而国家考试成绩(治疗后)是73.75。学习者对这些卡片的媒体价值的看法是非常积极的。这是对受访者的采访,他们对媒体小孩子卡的欣赏和好处表示赞赏。媒体学习卡可以作为学习媒体在准备国家生物考试时的替代力量。
{"title":"Penerapan Media Kartu KUPUBIL sebagai Pengayaan Materi Ujian Nasional Biologi","authors":"Fajar Adinugraha","doi":"10.29405/j.bes/2159-671236","DOIUrl":"https://doi.org/10.29405/j.bes/2159-671236","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan cara permainan media kartu KUPUBIL (Kartu Untuk Persiapan Ujian Biologi). Selain itu, untuk mengamati hasil nilai Ujian Nasional Biologi setelah dilakukan eksperimen menggunakan kartu KUPUBIL. Penelitian ini juga untuk mengetahui persepsi peserta didik tentang kebermanfaatan kartu KUPUBIL. Jenis penelitian adalah pre experimental design. Desain penelitian adalah the one-shot case study design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA SMA Citra Kasih Jakarta dengan sampel 12 siswa pemilih UNBK Biologi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Bentuk kartu KUPUBIL berjumlah 96 buah dengan ukuran 7,5 cm x 11 cm. Kartu berisi gambar-gambar yang sering keluar di soal Ujian Nasional. Permainan kartu ini dimodifikasi dari permainan kartu pada umumnya. Hasil menunjukkan bahwa media kartu ini mampu meningkatkan nilai Ujian Nasional. Nilai Try Out 6 (sebelum perlakuan) yaitu 67,92 sedangkan nilai Ujian Nasional (sesudah perlakuan) yaitu 73,75. Persepsi peserta didik terhadap kebermanfaatan media kartu ini adalah sangat positif. Hal ini ditunjukkan dari hasil wawancara kepada responden yang memberikan apresiasi dan merasakan manfaat dari media kartu KUPUBIL. Media pembelajaran kartu KUPUBIL dapat digunakan sebagai altenatif media pembelajaran dalam mempersiapkan Ujian Nasional Biologi.","PeriodicalId":325406,"journal":{"name":"BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114943070","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan: Keberadaan lipstik di pasaran harus terus mendapatkan pengawasan terhadap penggunaan bahan-bahan berbahaya, khususnya pewarna yang dilarang digunakan dalam kosmetik. Rhodamin B merupakan zat warna kimia sintetik yang biasa digunakan untuk mewarnai berbagai macam tekstil.Namun Rhodamin B sering disalahgunakan untuk mewarnai berbagai macam kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan pewarna berbahaya Rhodamin B pada sediaan lipstik yang beredar di pasar Jakarta Timur. Metode: Survei pasar yang diperoleh 11 jenis lipstik dengan merk yang berbeda. Teknik samplingnya menggunakan teknik Judgement Sampling, sampling dilakukan berdasarkan lokasi pengambilan sampel yang mutlak ditentukan sendiri oleh peneliti. Pada uji pendahuluan dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yaitu sampel yang diperoleh dipreparasi untuk menghilangkan zat pengganggu, kemudian dilarutkan dengan menggunakan metanol, lalu ditotolkan pada kromatografi lapis tipis. Tahap selanjutnya yaitu sampel positif dari uji pendahuluan diekstraksi dengan menggunakan eter, kemudian diidentifikasi dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis untuk uji konfirmasi. Hasil: Hasil identifikasi dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis diperoleh data bahwa dari 11 sampel, terdapat 1 sampel lipstik yang positif mengandung Rhodamin B (9,09 % dari 11 sampel). Kesimpulan: 11 sampel lipstik yang beredar di empat pasar di wilayah Jakarta Timur yang diidentifikasi terdapat 1 sampel (9,090% dari 11 sampel ) yang mengandung zat warna Rhodamin B.
{"title":"Identifikasi Rhodamin B dalam Lipstik dengan Metode KLT dan Spektrofotometri UV-VIS","authors":"Hurip Budi Riyanti, Sutyasningsih Sutyasningsih, Anggun Wisnu Sarsongko","doi":"10.29405/j.bes/2168-731338","DOIUrl":"https://doi.org/10.29405/j.bes/2168-731338","url":null,"abstract":"Tujuan: Keberadaan lipstik di pasaran harus terus mendapatkan pengawasan terhadap penggunaan bahan-bahan berbahaya, khususnya pewarna yang dilarang digunakan dalam kosmetik. Rhodamin B merupakan zat warna kimia sintetik yang biasa digunakan untuk mewarnai berbagai macam tekstil.Namun Rhodamin B sering disalahgunakan untuk mewarnai berbagai macam kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan pewarna berbahaya Rhodamin B pada sediaan lipstik yang beredar di pasar Jakarta Timur. Metode: Survei pasar yang diperoleh 11 jenis lipstik dengan merk yang berbeda. Teknik samplingnya menggunakan teknik Judgement Sampling, sampling dilakukan berdasarkan lokasi pengambilan sampel yang mutlak ditentukan sendiri oleh peneliti. Pada uji pendahuluan dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yaitu sampel yang diperoleh dipreparasi untuk menghilangkan zat pengganggu, kemudian dilarutkan dengan menggunakan metanol, lalu ditotolkan pada kromatografi lapis tipis. Tahap selanjutnya yaitu sampel positif dari uji pendahuluan diekstraksi dengan menggunakan eter, kemudian diidentifikasi dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis untuk uji konfirmasi. Hasil: Hasil identifikasi dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis diperoleh data bahwa dari 11 sampel, terdapat 1 sampel lipstik yang positif mengandung Rhodamin B (9,09 % dari 11 sampel). Kesimpulan: 11 sampel lipstik yang beredar di empat pasar di wilayah Jakarta Timur yang diidentifikasi terdapat 1 sampel (9,090% dari 11 sampel ) yang mengandung zat warna Rhodamin B.","PeriodicalId":325406,"journal":{"name":"BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains","volume":"100 Suppl 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134273608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-05DOI: 10.29405/j.bes/2153-581334
Restu Hardinata, Susanti Murwitaningsih, Gufron Amirullah
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran mobile learning berbasis Android untuk siswa Kelas XI SMA/MA, serta mengetahui kualitas produk media pembelajaran mobile learning yang telah dihasilkan sehingga layak digunakan dalam pembelajaran biologi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan ADDIE. Tahapannya ada 5 tahap yaitu: 1) Analysis (Analisis), 2) Design (Perancangan), 3) Development (Pengembangan), 4) Implementation (Implementasi), dan 5) Evaluation (Evaluasi), namun hanya dilaksanakan hingga tahap keempat, yaitu Implementasi. Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Media yang dikembangkan diujicobakan kepada 75 siswa kelas XI IPA SMAN 6 Jakarta dan 55 siswa kelas XI IPA SMAN 3 Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran mobile learning sistem koordinasi berbasis Android yang telah dikembangkan berdasarkan penilaian ahli media sebesar 89,71% dengan kategori Sangat Baik dan penilaian ahli materi sebesar 95,83% dengan kategori Sangat Baik. Uji coba pada siswa di sekolah SMAN 6 Jakarta didapatkan hasil kualitas media pembelajaran dengan persentase 85,13% dengan kategori Baik. Uji coba yang kedua dilakukan pada siswa di sekolah SMAN 3 Bekasi didapatkan hasil kualitas media pembelajaran dengan persentase 86,91% dengan kategori Sangat Baik. Berdasarkan hasil perolehan data menunjukkan bahwa media pembelajaran mobile learning berbasis Android materi sistem koordinasi pada manusia layak digunakan sebagai sumber belajar siswa kelas XI SMA.
{"title":"Pengembangan Mobile Learning Sistem Koordinasi Berbasis Android","authors":"Restu Hardinata, Susanti Murwitaningsih, Gufron Amirullah","doi":"10.29405/j.bes/2153-581334","DOIUrl":"https://doi.org/10.29405/j.bes/2153-581334","url":null,"abstract":"Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran mobile learning berbasis Android untuk siswa Kelas XI SMA/MA, serta mengetahui kualitas produk media pembelajaran mobile learning yang telah dihasilkan sehingga layak digunakan dalam pembelajaran biologi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan ADDIE. Tahapannya ada 5 tahap yaitu: 1) Analysis (Analisis), 2) Design (Perancangan), 3) Development (Pengembangan), 4) Implementation (Implementasi), dan 5) Evaluation (Evaluasi), namun hanya dilaksanakan hingga tahap keempat, yaitu Implementasi. Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Media yang dikembangkan diujicobakan kepada 75 siswa kelas XI IPA SMAN 6 Jakarta dan 55 siswa kelas XI IPA SMAN 3 Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran mobile learning sistem koordinasi berbasis Android yang telah dikembangkan berdasarkan penilaian ahli media sebesar 89,71% dengan kategori Sangat Baik dan penilaian ahli materi sebesar 95,83% dengan kategori Sangat Baik. Uji coba pada siswa di sekolah SMAN 6 Jakarta didapatkan hasil kualitas media pembelajaran dengan persentase 85,13% dengan kategori Baik. Uji coba yang kedua dilakukan pada siswa di sekolah SMAN 3 Bekasi didapatkan hasil kualitas media pembelajaran dengan persentase 86,91% dengan kategori Sangat Baik. Berdasarkan hasil perolehan data menunjukkan bahwa media pembelajaran mobile learning berbasis Android materi sistem koordinasi pada manusia layak digunakan sebagai sumber belajar siswa kelas XI SMA.","PeriodicalId":325406,"journal":{"name":"BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains","volume":"28 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130645602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}