Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.49040
Raden Ayu Vissy Mega Ryadi, Rahkman Ardi
Penelitian ini mengeksplorasi identitas virtual, terutama gender swap dan seksualitas, pada pemain original character role-player Twitter. Anonimitas internet memungkinkan kebebasan berekspresi. Fokus penelitian adalah cara individu mengadopsi identitas gender yang berbeda dan berinteraksi dengan kedua jenis kelamin secara virtual. Dengan metode kualitatif studi kasus intrinsik, penelitian ini menguraikan motif, pengalaman, dan dampak dari gender swap dan seksualitas dari perspektif dramaturgi dan interaksionisme simbolik. Hasil penelitian menunjukkan partisipan perempuan yang melakukan gender swap merasa terbebas dari norma gender dan membangun identitas yang kuat sebagai laki-laki dominan, cenderung menjalin hubungan sesama jenis berdasarkan preferensi fujoshi namun cenderung menghindari komitmen. Identitas virtual dipengaruhi oleh relasi dan komunitas, dengan pengelolaan informasi untuk menjaga kesan tertentu. Implikasi penelitian mengungkap peningkatan pengetahuan dan ekspresi diri yang sulit dilakukan di dunia nyata, tetapi juga dampak negatif pada kesehatan mental. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang kompleksitas identitas virtual dan dampaknya pada kehidupan individu di dunia nyata.
{"title":"Gambaran Identitas Virtual: Studi Kasus Gender Swap dan Seksualitas pada Pemain Original Character Role-player","authors":"Raden Ayu Vissy Mega Ryadi, Rahkman Ardi","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.49040","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.49040","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengeksplorasi identitas virtual, terutama gender swap dan seksualitas, pada pemain original character role-player Twitter. Anonimitas internet memungkinkan kebebasan berekspresi. Fokus penelitian adalah cara individu mengadopsi identitas gender yang berbeda dan berinteraksi dengan kedua jenis kelamin secara virtual. Dengan metode kualitatif studi kasus intrinsik, penelitian ini menguraikan motif, pengalaman, dan dampak dari gender swap dan seksualitas dari perspektif dramaturgi dan interaksionisme simbolik. Hasil penelitian menunjukkan partisipan perempuan yang melakukan gender swap merasa terbebas dari norma gender dan membangun identitas yang kuat sebagai laki-laki dominan, cenderung menjalin hubungan sesama jenis berdasarkan preferensi fujoshi namun cenderung menghindari komitmen. Identitas virtual dipengaruhi oleh relasi dan komunitas, dengan pengelolaan informasi untuk menjaga kesan tertentu. Implikasi penelitian mengungkap peningkatan pengetahuan dan ekspresi diri yang sulit dilakukan di dunia nyata, tetapi juga dampak negatif pada kesehatan mental. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang kompleksitas identitas virtual dan dampaknya pada kehidupan individu di dunia nyata.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"165 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379226","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.48477
Aphrodita Cahya Buwana
Indonesia menempati posisi tertinggi ketiga dalam konsumsi sugar-sweetened beverages (SSB) di Asia Tenggara, dengan jumlah 20,23 liter/orang setiap tahunnya. Di Indonesia, SSB dikonsumsi setidaknya sekali dalam satu minggu oleh 62% anak-anak, 72% remaja, dan 61% dewasa. SSB merupakan jenis minuman yang mengandung pemanis berkalori, seperti minuman berkarbonasi (soda), minuman energi, teh manis, sport drink, dan minuman rasa buah. SSB digemari oleh banyak orang karena beberapa faktor, seperti faktor ekonomi, faktor sosial, serta faktor psikologis. Konsumsi SSB mengandung faktor risiko, baik secara fisik maupun psikologis. Salah satu model dan teori perilaku sehat yang dapat menjelaskan intensi individu pada suatu perilaku, khususnya dalam konteks penelitian ini, yaitu konsumsi SSB pada individu muda adalah Theory of Planned Behavior (TPB). Oleh karena itu, penulis hendak melakukan telaah literatur secara naratif sebelum melakukan penelitian lebih lanjut.
{"title":"Studi Literatur: Intensi Konsumsi Sugar-Sweetened Beverages Ditinjau dari Prediktor Theory of Planned Behavior","authors":"Aphrodita Cahya Buwana","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.48477","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.48477","url":null,"abstract":"Indonesia menempati posisi tertinggi ketiga dalam konsumsi sugar-sweetened beverages (SSB) di Asia Tenggara, dengan jumlah 20,23 liter/orang setiap tahunnya. Di Indonesia, SSB dikonsumsi setidaknya sekali dalam satu minggu oleh 62% anak-anak, 72% remaja, dan 61% dewasa. SSB merupakan jenis minuman yang mengandung pemanis berkalori, seperti minuman berkarbonasi (soda), minuman energi, teh manis, sport drink, dan minuman rasa buah. SSB digemari oleh banyak orang karena beberapa faktor, seperti faktor ekonomi, faktor sosial, serta faktor psikologis. Konsumsi SSB mengandung faktor risiko, baik secara fisik maupun psikologis. Salah satu model dan teori perilaku sehat yang dapat menjelaskan intensi individu pada suatu perilaku, khususnya dalam konteks penelitian ini, yaitu konsumsi SSB pada individu muda adalah Theory of Planned Behavior (TPB). Oleh karena itu, penulis hendak melakukan telaah literatur secara naratif sebelum melakukan penelitian lebih lanjut.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.49054
Viona Gunawan
Seiring dengan majunya teknologi, turut muncul kejahatan seksual yang difasilitasi teknologi, salah satunya Image-Based Sexual Abuse (IBSA) yang marak terjadi secara internasional maupun di Indonesia. Berbagai studi empiris telah dilakukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab perilaku IBSA dan hasil yang ditemukan sangat beragam. Oleh karena itu, penulis membuat studi integrative review untuk memetakan faktor determinan perilaku IBSA. Literatur-literatur yang ditelaah oleh penulis diambil dari dua database yaitu Scopus dan Clarivate Web of Science. Dari 996 literatur yang teridentifikasi, didapatkan 13 literatur yang relevan untuk ditelaah lebih lanjut. Faktor determinan yang berhasil dipetakan dalam studi ini adalah karakteristik demografis, attitudinal, dan experiential, dark personality traits, toxic online disinhibition, konsumsi pornografi daring, serta norma gender dan interaksi homososial. Meski temuan studi-studi sebelumnya sangat beragam, tetapi terdapat beberapa temuan faktor determinan yang tidak konsisten. Maka itu, penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut terkait inkonsistensi tersebut.
{"title":"Faktor Determinan Perilaku Image-based Sexual Abuse: Integrative Review","authors":"Viona Gunawan","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.49054","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.49054","url":null,"abstract":"Seiring dengan majunya teknologi, turut muncul kejahatan seksual yang difasilitasi teknologi, salah satunya Image-Based Sexual Abuse (IBSA) yang marak terjadi secara internasional maupun di Indonesia. Berbagai studi empiris telah dilakukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab perilaku IBSA dan hasil yang ditemukan sangat beragam. Oleh karena itu, penulis membuat studi integrative review untuk memetakan faktor determinan perilaku IBSA. Literatur-literatur yang ditelaah oleh penulis diambil dari dua database yaitu Scopus dan Clarivate Web of Science. Dari 996 literatur yang teridentifikasi, didapatkan 13 literatur yang relevan untuk ditelaah lebih lanjut. Faktor determinan yang berhasil dipetakan dalam studi ini adalah karakteristik demografis, attitudinal, dan experiential, dark personality traits, toxic online disinhibition, konsumsi pornografi daring, serta norma gender dan interaksi homososial. Meski temuan studi-studi sebelumnya sangat beragam, tetapi terdapat beberapa temuan faktor determinan yang tidak konsisten. Maka itu, penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut terkait inkonsistensi tersebut.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"347 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.46965
Habibatul Ainina, Primatia Yogi Wulandari
Dampak perceraian lebih banyak memengaruhi aspek psikologis pada anak dan terus dirasakan hingga dewasa. Keberhasilan individu dewasa awal dalam menjalin relasi untuk menyelesaikan tugas perkembangan dipengaruhi oleh kognisi dan atribusi mereka atas hubungan romantis yang dibentuk berdasarkan persepsi atas hubungan orang tua mereka. Peneliti menggunakan metode narrative review untuk mengetahui dampak psikologis terkait relasi individu dewasa awal yang mengalami perceraian orang tua. Penelitian menemukan bahwa perceraian memberikan dampak positif dan negatif terhadap kondisi psikologis anak sehingga memengaruhi keberhasilan dalam menjalin relasi untuk menyelesaikan tugas perkembangan dewasa awal terkait intimacy vs isolation. Sangat penting untuk meneliti lebih lanjut terkait dinamika dan faktor-faktor apa saja saja yang memengaruhi keberhasilan pembentukan relasi supaya individu dengan pengalaman perceraian orang tua dapat menyelesaikan tugas perkembangannya secara optimal.
{"title":"Dampak Psikologis terkait Relasi Individu Dewasa Awal yang Mengalami Perceraian Orang Tua","authors":"Habibatul Ainina, Primatia Yogi Wulandari","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.46965","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.46965","url":null,"abstract":"Dampak perceraian lebih banyak memengaruhi aspek psikologis pada anak dan terus dirasakan hingga dewasa. Keberhasilan individu dewasa awal dalam menjalin relasi untuk menyelesaikan tugas perkembangan dipengaruhi oleh kognisi dan atribusi mereka atas hubungan romantis yang dibentuk berdasarkan persepsi atas hubungan orang tua mereka. Peneliti menggunakan metode narrative review untuk mengetahui dampak psikologis terkait relasi individu dewasa awal yang mengalami perceraian orang tua. Penelitian menemukan bahwa perceraian memberikan dampak positif dan negatif terhadap kondisi psikologis anak sehingga memengaruhi keberhasilan dalam menjalin relasi untuk menyelesaikan tugas perkembangan dewasa awal terkait intimacy vs isolation. Sangat penting untuk meneliti lebih lanjut terkait dinamika dan faktor-faktor apa saja saja yang memengaruhi keberhasilan pembentukan relasi supaya individu dengan pengalaman perceraian orang tua dapat menyelesaikan tugas perkembangannya secara optimal.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379672","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.49071
Fauziah Noor Khalifah, Ridwan Budi Pramono
Keterlibatan belajar siswa dan berpikir kreatif menjadi hal yang penting dalam dunia pendidikan. Berdasarkan hasil preliminary study yang dilakukan diketahui bahwa siswa memiliki tingkat keterlibatan belajar dan berpikir kreatif pada level sedang menuju rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterlibatan belajar siswa dan berpikir kreatif pada siswa introver dan ekstrover. Penelitian dilakukan pada siswa SMK di Kudus dengan jumlah total 96 partisipan penelitian yang terdiri dari 48 siswa introver dan 48 siswa ekstrover. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data yaitu menggunakan alat tes DISC, skala keterlibatan belajar siswa, dan skala berpikir kreatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterlibatan belajar siswa pada siswa introver dan ekstrover (p=0.012), dimana siswa introver memiliki tingkat keterlibatan belajar siswa yang lebih tinggi (M=90.48) dibandingkan siswa ekstrover (M=84.21). Namun, pada variabel berpikir kreatif tidak ditemukan perbedaan antara siswa introver dan ekstrover (p=0.870).
{"title":"Keterlibatan Belajar Siswa dan Berpikir Kreatif pada Siswa Introver dan Ekstrover","authors":"Fauziah Noor Khalifah, Ridwan Budi Pramono","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.49071","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.49071","url":null,"abstract":"Keterlibatan belajar siswa dan berpikir kreatif menjadi hal yang penting dalam dunia pendidikan. Berdasarkan hasil preliminary study yang dilakukan diketahui bahwa siswa memiliki tingkat keterlibatan belajar dan berpikir kreatif pada level sedang menuju rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterlibatan belajar siswa dan berpikir kreatif pada siswa introver dan ekstrover. Penelitian dilakukan pada siswa SMK di Kudus dengan jumlah total 96 partisipan penelitian yang terdiri dari 48 siswa introver dan 48 siswa ekstrover. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data yaitu menggunakan alat tes DISC, skala keterlibatan belajar siswa, dan skala berpikir kreatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterlibatan belajar siswa pada siswa introver dan ekstrover (p=0.012), dimana siswa introver memiliki tingkat keterlibatan belajar siswa yang lebih tinggi (M=90.48) dibandingkan siswa ekstrover (M=84.21). Namun, pada variabel berpikir kreatif tidak ditemukan perbedaan antara siswa introver dan ekstrover (p=0.870).","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379674","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.46970
Lintang Kheisa Permana, Ilham Nur Alfian
Tokoh politik ataupun kandidat dapat membuat persona di media untuk menarik pemilih dan mempertahankan kesetiaan yang didasarkan pada hubungan parasosial. Hubungan parasosial pada dasarnya adalah konsep yang sudah ada sejak lama dan sekarang berkembang serta memperluas jangkauannya kearah politik. Saat ini, mulai bermunculan studi mengenai hubungan parasosial dengan voting tendencies pada tokoh politik ataupun kandidat pada pemilih pemula serta faktor-faktor yang memperkuat atau memperlemah hubungan parasocial. Melalui systematic review. Hasil penelitian menunjukkan bahawasannya terdapat hubungan yang kuat antara parasocial relationship dengan voting tendencies, terutama pada pemilih pemula. Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan parasocial relationship guna meningkatkan elektabilitas adalah media exposure, celebrity endorsement, narrative transportation, persona kandidat di media. Adapun kekurangan pada studi ini adalah sumber jurnal yang masih banyak yang berasal dari Amerika Serikat dibandingkan dengan negara-negara lain. Maka topik ini masih sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.
{"title":"Asal Terkenal, Bisa Terpilih: Peran Political Parasocial Relationship terhadap Voting Tendencies Pada Pemilih Pemula","authors":"Lintang Kheisa Permana, Ilham Nur Alfian","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.46970","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.46970","url":null,"abstract":"Tokoh politik ataupun kandidat dapat membuat persona di media untuk menarik pemilih dan mempertahankan kesetiaan yang didasarkan pada hubungan parasosial. Hubungan parasosial pada dasarnya adalah konsep yang sudah ada sejak lama dan sekarang berkembang serta memperluas jangkauannya kearah politik. Saat ini, mulai bermunculan studi mengenai hubungan parasosial dengan voting tendencies pada tokoh politik ataupun kandidat pada pemilih pemula serta faktor-faktor yang memperkuat atau memperlemah hubungan parasocial. Melalui systematic review. Hasil penelitian menunjukkan bahawasannya terdapat hubungan yang kuat antara parasocial relationship dengan voting tendencies, terutama pada pemilih pemula. Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan parasocial relationship guna meningkatkan elektabilitas adalah media exposure, celebrity endorsement, narrative transportation, persona kandidat di media. Adapun kekurangan pada studi ini adalah sumber jurnal yang masih banyak yang berasal dari Amerika Serikat dibandingkan dengan negara-negara lain. Maka topik ini masih sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379675","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.49064
Fella Rohadhatul Aisy, Ridwan Budi Pramono
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh autoritatif dan harapan lulus tepat waktu terhadap kegigihan akademik mahasiswa penerima beasiswa penuh. Dilakukan pada 87 mahasiswa S1 penerima beasiswa penuh yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan skala kegigihan akademik, pola asuh autoritatif, dan harapan lulus tepat waktu. Temuan menunjukkan korelasi yang kuat (p = 0.000; R = 0.771; R2 = 0.595) antara pola asuh autoritatif, harapan lulus tepat waktu, dan kegigihan akademik dengan sumbangan efektif sebesar 59.5%. Hasil hipotesis minor menunjukkan hubungan positif yang sangat signifikan antara pola asuh autoritatif dan kegigihan akademik (R = 0.576, p < 0.01), serta hubungan positif yang sangat signifikan antara harapan lulus tepat waktu dan kegigihan akademik (R = 0.733, p < 0.01). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antara ketiga variabel memiliki hubungan positif yang sangat signifikan.
本研究旨在确定受教育程度的关系,并希望能及时通过学业,以确保全额奖学金学生的持续性。共有87名以采样技术为基础的全方位奖学金获得者。研究工具使用的是坚持不懈的程度、教养和希望能按时毕业。发现具有强烈的相关性(p = 000;R = 71;在监护模式、期望按时毕业和学业持续性之间,有效捐款为59.5%。次要假设结果表明,受教育程度和学术持久性(R = 0576, p <)之间存在非常积极的关系0.01),以及希望按时毕业和学业持续性之间的积极关系(R = 0733, p <0。01)。根据研究结果,可以得出结论,这三个变量之间有着非常重要的积极关系。
{"title":"Keterkaitan Pola Asuh Autoritatif dan Harapan Lulus Tepat Waktu terhadap Kegigihan Akademik Mahasiswa Beasiswa","authors":"Fella Rohadhatul Aisy, Ridwan Budi Pramono","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.49064","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.49064","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh autoritatif dan harapan lulus tepat waktu terhadap kegigihan akademik mahasiswa penerima beasiswa penuh. Dilakukan pada 87 mahasiswa S1 penerima beasiswa penuh yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan skala kegigihan akademik, pola asuh autoritatif, dan harapan lulus tepat waktu. Temuan menunjukkan korelasi yang kuat (p = 0.000; R = 0.771; R2 = 0.595) antara pola asuh autoritatif, harapan lulus tepat waktu, dan kegigihan akademik dengan sumbangan efektif sebesar 59.5%. Hasil hipotesis minor menunjukkan hubungan positif yang sangat signifikan antara pola asuh autoritatif dan kegigihan akademik (R = 0.576, p < 0.01), serta hubungan positif yang sangat signifikan antara harapan lulus tepat waktu dan kegigihan akademik (R = 0.733, p < 0.01). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antara ketiga variabel memiliki hubungan positif yang sangat signifikan.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"165 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.49099
Gusti Ayu Ardhia Candra Trikusuma, Nurul Hartini
Adanya peningkatan prevalensi masalah kesehatan mental di Indonesia terutama pada individu dewasa awal tidak diimbangi dengan usaha mencari bantuan professional, sehingga perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hambatan dalam mencari bantuan psikologis dari professional. Penelitian ini bertujuan menguji validitas dan reliabilitas Skala Barriers to Seeking Psychological Help (BSPHS) versi Bahasa Indonesia untuk mengetahui faktor-faktor apa saya yang menghambat individu dewasa awal dalam mencari bantuan psikologis dari tenaga profesional di Indonesia. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 229 orang dengan rentang usia 18 hingga 32 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BSPHS versi Bahasa Indonesia valid dan reliabel dalam mengukur hambatan untuk mencari bantuan psikologis pada individu dewasa awal, dengan angka korelasi Pearson yang berkisar pada angka 0,409 – 0,719 dan koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,894. Faktor-faktor hambatan yang memiliki skor reliabilitas tinggi hingga sangat tinggi yaitu ketakutan akan stigma sosial, kepercayaan pada profesional, kesulitan pengungkapan diri, penurunan penilaian diri, serta kurangnya pengetahuan.
{"title":"Uji Reliabilitas Barriers to Seeking Psychological Help Scale (BSPHS) versi Bahasa Indonesia","authors":"Gusti Ayu Ardhia Candra Trikusuma, Nurul Hartini","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.49099","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.49099","url":null,"abstract":"Adanya peningkatan prevalensi masalah kesehatan mental di Indonesia terutama pada individu dewasa awal tidak diimbangi dengan usaha mencari bantuan professional, sehingga perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hambatan dalam mencari bantuan psikologis dari professional. Penelitian ini bertujuan menguji validitas dan reliabilitas Skala Barriers to Seeking Psychological Help (BSPHS) versi Bahasa Indonesia untuk mengetahui faktor-faktor apa saya yang menghambat individu dewasa awal dalam mencari bantuan psikologis dari tenaga profesional di Indonesia. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 229 orang dengan rentang usia 18 hingga 32 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BSPHS versi Bahasa Indonesia valid dan reliabel dalam mengukur hambatan untuk mencari bantuan psikologis pada individu dewasa awal, dengan angka korelasi Pearson yang berkisar pada angka 0,409 – 0,719 dan koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,894. Faktor-faktor hambatan yang memiliki skor reliabilitas tinggi hingga sangat tinggi yaitu ketakutan akan stigma sosial, kepercayaan pada profesional, kesulitan pengungkapan diri, penurunan penilaian diri, serta kurangnya pengetahuan.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379671","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.49093
Gresika Tabitha Vinesian, Reza Lidia Sari
Di dunia yang terus berubah dengan cepat seperti saat ini, startup menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi, ekonomi, dan lingkungan, agar dapat terus bersaing dalam dunia bisnis. Untuk meningkatkan keunggulan bersaing di tengah perubahan, startup yang identik dengan pergerakan bisnis yang cepat memerlukan karyawan yang mampu beradaptasi dengan lincah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari growth mindset dan resiliensi terhadap learning agility pada karyawan di salah satu perusahaan startup yang bergerak di bidang kesehatan mental di Surabaya. Penelitian cross-sectional berbentuk survei dilakukan dengan melibatkan 50 karyawan. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa growth mindset dan resiliensi memiliki pengaruh positif terhadap learning agility. Dengan demikian, perusahaan startup dapat menerapkan intervensi berupa pelatihan tentang growth mindset dan resiliensi untuk dapat meningkatkan learning agility karyawannya sehingga dapat terus bersaing di industri bisnis.
{"title":"Pengaruh Growth Mindset dan Resiliensi terhadap Learning Agility pada Karyawan Startup Company","authors":"Gresika Tabitha Vinesian, Reza Lidia Sari","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.49093","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.49093","url":null,"abstract":"Di dunia yang terus berubah dengan cepat seperti saat ini, startup menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi, ekonomi, dan lingkungan, agar dapat terus bersaing dalam dunia bisnis. Untuk meningkatkan keunggulan bersaing di tengah perubahan, startup yang identik dengan pergerakan bisnis yang cepat memerlukan karyawan yang mampu beradaptasi dengan lincah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari growth mindset dan resiliensi terhadap learning agility pada karyawan di salah satu perusahaan startup yang bergerak di bidang kesehatan mental di Surabaya. Penelitian cross-sectional berbentuk survei dilakukan dengan melibatkan 50 karyawan. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa growth mindset dan resiliensi memiliki pengaruh positif terhadap learning agility. Dengan demikian, perusahaan startup dapat menerapkan intervensi berupa pelatihan tentang growth mindset dan resiliensi untuk dapat meningkatkan learning agility karyawannya sehingga dapat terus bersaing di industri bisnis.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-20DOI: 10.20473/brpkm.v3i1.49070
Yunnanda Anggun Apriliyani, Ridwan Budi Pramono
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbandingan sosial dan regulasi diri dengan motivasi berlatih pada atlet karate. Berlatih sangatlah penting bagi atlet karate untuk meningkatkan kemampuannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah partisipan sebanyak 84 partisipan. Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah skala perbandingan sosial (α=0,866), skala regulasi diri (α=0,845), dan skala motivasi berlatih (α=0,886). Hasil uji hipotesis mayor menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perbandingan sosial dan regulasi diri dengan motivasi berlatih (p=0,000; r=0,658). Hasil uji hipotesis minor satu menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara perbandingan sosial dengan motivasi berlatih (p=0,000; r=0,615). Hasil tersebut sama dengan uji hipotesis minor kedua pada variabel regulasi diri dengan motivasi berlatih (p=0,000; r=0,592). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu psikologi terutama dalam bidang psikologi olahraga, serta mampu membantu atlet karate maupun pelatih guna mendapatkan informasi mengenai cara untuk meningkatkan motivasi berlatih.
{"title":"Motivasi Berlatih Ditinjau dari Perbandingan Sosial dan Regulasi Diri pada Atlet Karate","authors":"Yunnanda Anggun Apriliyani, Ridwan Budi Pramono","doi":"10.20473/brpkm.v3i1.49070","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.49070","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbandingan sosial dan regulasi diri dengan motivasi berlatih pada atlet karate. Berlatih sangatlah penting bagi atlet karate untuk meningkatkan kemampuannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah partisipan sebanyak 84 partisipan. Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah skala perbandingan sosial (α=0,866), skala regulasi diri (α=0,845), dan skala motivasi berlatih (α=0,886). Hasil uji hipotesis mayor menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perbandingan sosial dan regulasi diri dengan motivasi berlatih (p=0,000; r=0,658). Hasil uji hipotesis minor satu menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara perbandingan sosial dengan motivasi berlatih (p=0,000; r=0,615). Hasil tersebut sama dengan uji hipotesis minor kedua pada variabel regulasi diri dengan motivasi berlatih (p=0,000; r=0,592). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu psikologi terutama dalam bidang psikologi olahraga, serta mampu membantu atlet karate maupun pelatih guna mendapatkan informasi mengenai cara untuk meningkatkan motivasi berlatih.","PeriodicalId":476117,"journal":{"name":"Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136379673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}