Erupsi Gunung Papandayan tahun 1772 merupakan sebuah bencana alam yang sangat besar. Sebanyak 40 desa dan 2.951 jiwa menjadi korban. Tak hanya itu, erupsi juga menghanguskan ratusan pohon di sebuah kawasan yang kini dikenal sebagai Hutan Mati. Walaupun terlihat suram, keunikan Hutan Mati menjadikannya salah satu wisata alam yang menarik untuk dikunjungi oleh para pendaki Gunung Papandayan. Untuk memperkenalkan Hutan Mati kepada anak-anak, dibuat perancangan yang ditampilkan dalam media storybook. Karakter dalam cerita dirancang sesuai dengan data terkait Hutan Mati, dengan memperhatikan unsur fisiologi, psikologis, dan sosiologis. Penggabungan genre fiksi sejarahdengan fantasi membuat cerita menjadi informatif dan menarik, sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik. Hasil dari perancangan ini adalah storybook yang menggambarkan sejarah terbentuknya Hutan Mati. Melalui perancangan ini, diharapkan anak-anak dapat mengenal dan ikut menjaga keindahan alam yang terdapat disekitar kita.
{"title":"","authors":"Dwi Lisyana Aufa Rahmadhia, Yayat Sudaryat, Riky Taufik Afif","doi":"10.25124/kalatanda.v3i1.4086","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/kalatanda.v3i1.4086","url":null,"abstract":"Erupsi Gunung Papandayan tahun 1772 merupakan sebuah bencana alam yang sangat besar. Sebanyak 40 desa dan 2.951 jiwa menjadi korban. Tak hanya itu, erupsi juga menghanguskan ratusan pohon di sebuah kawasan yang kini dikenal sebagai Hutan Mati. Walaupun terlihat suram, keunikan Hutan Mati menjadikannya salah satu wisata alam yang menarik untuk dikunjungi oleh para pendaki Gunung Papandayan. Untuk memperkenalkan Hutan Mati kepada anak-anak, dibuat perancangan yang ditampilkan dalam media storybook. Karakter dalam cerita dirancang sesuai dengan data terkait Hutan Mati, dengan memperhatikan unsur fisiologi, psikologis, dan sosiologis. Penggabungan genre fiksi sejarahdengan fantasi membuat cerita menjadi informatif dan menarik, sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik. Hasil dari perancangan ini adalah storybook yang menggambarkan sejarah terbentuknya Hutan Mati. Melalui perancangan ini, diharapkan anak-anak dapat mengenal dan ikut menjaga keindahan alam yang terdapat disekitar kita.","PeriodicalId":485158,"journal":{"name":"Kalatanda : jurnal desain grafis dan media kreatif","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135711701","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-14DOI: 10.25124/kalatanda.v3i1.3849
Vania Regina Winata, Zaini Ramdhan, Riky Taufik Afif
Masyarakat Indonesia yang gemar mengkomsumsi sayuran dikarenakan menyukai rasanya di kalangan anak muda terbilang tidak banyak, sebagian besar menolak karena belum memiliki pengetahuan kesehatan yang cukup. Penelitian ini mengupas mengenai sayuran daun yang semestinya dikonsumsi oleh remaja. Jenis sayuran daun yang dipilih sebagai obyek penelitian adalah daun singkong, daun kemangi, kelor, dan beluntas. Empat jenis sayuran daun ini kemudian akan diproses menjadi wacana secara visual untuk meningkatkan pengetahuan bagi kalangan anak muda. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah jenis kuantitatif dengan penggalian data melalui adalah survei, angket, dan studi literasi. Hasil akhir dari penelitian ini menghasilkan karya storyboard, berfungsi untuk memperlihatkan bentuk atau gambar visual dari cerita agar masyarakat yang melihat mampu menangkap informasi yang ingin diberikan melalui media animasi 2 dimensi. Diharapkan hasil perancangan ini dapat memberikan edukasi dan motivasi terhadap masyarakat muda Indonesia agar peduli dengan lingkungan sekitar dan mengetahui seberapa pentingnya sayuran-sayuran bagi kesehatan perkembangan mereka.
{"title":"","authors":"Vania Regina Winata, Zaini Ramdhan, Riky Taufik Afif","doi":"10.25124/kalatanda.v3i1.3849","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/kalatanda.v3i1.3849","url":null,"abstract":"Masyarakat Indonesia yang gemar mengkomsumsi sayuran dikarenakan menyukai rasanya di kalangan anak muda terbilang tidak banyak, sebagian besar menolak karena belum memiliki pengetahuan kesehatan yang cukup. Penelitian ini mengupas mengenai sayuran daun yang semestinya dikonsumsi oleh remaja. Jenis sayuran daun yang dipilih sebagai obyek penelitian adalah daun singkong, daun kemangi, kelor, dan beluntas. Empat jenis sayuran daun ini kemudian akan diproses menjadi wacana secara visual untuk meningkatkan pengetahuan bagi kalangan anak muda. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah jenis kuantitatif dengan penggalian data melalui adalah survei, angket, dan studi literasi. Hasil akhir dari penelitian ini menghasilkan karya storyboard, berfungsi untuk memperlihatkan bentuk atau gambar visual dari cerita agar masyarakat yang melihat mampu menangkap informasi yang ingin diberikan melalui media animasi 2 dimensi. Diharapkan hasil perancangan ini dapat memberikan edukasi dan motivasi terhadap masyarakat muda Indonesia agar peduli dengan lingkungan sekitar dan mengetahui seberapa pentingnya sayuran-sayuran bagi kesehatan perkembangan mereka.","PeriodicalId":485158,"journal":{"name":"Kalatanda : jurnal desain grafis dan media kreatif","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135917019","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-14DOI: 10.25124/kalatanda.v3i1.6493
Nurohman Nurohman, Triyono Triyono
Trangsan Village in Gatak, Sukoharjo Regency, Central Java Province has been the center of the rattan handicraft industry since 1927. Currently it is the largest rattan industry in Central Java. Rattan raw materials imported from Kalimantan and then processed into ready-to-use goods for household needs. The policy to export raw rattan again in order to reduce the level of smuggling makes raw materials difficult to obtain. So that the Trangsan village craftsmen creatively combine materials from water hyacinth to reduce the use of rattan. This creativity is a source of research ideas regarding the aesthetics of combining rattan and water hyacinth materials as the manufacture of chair products. Descriptive qualitative research will describe the findings of applications with aesthetic value and quality. Data collection techniques using observation and interviews, as well as documentation. Data analysis found the conclusion that the aesthetic value of the chairs produced by Trangsan comes from the harmony of the woven layout which creates a sense of pleasure and satisfaction from its customers.
{"title":"","authors":"Nurohman Nurohman, Triyono Triyono","doi":"10.25124/kalatanda.v3i1.6493","DOIUrl":"https://doi.org/10.25124/kalatanda.v3i1.6493","url":null,"abstract":"Trangsan Village in Gatak, Sukoharjo Regency, Central Java Province has been the center of the rattan handicraft industry since 1927. Currently it is the largest rattan industry in Central Java. Rattan raw materials imported from Kalimantan and then processed into ready-to-use goods for household needs. The policy to export raw rattan again in order to reduce the level of smuggling makes raw materials difficult to obtain. So that the Trangsan village craftsmen creatively combine materials from water hyacinth to reduce the use of rattan. This creativity is a source of research ideas regarding the aesthetics of combining rattan and water hyacinth materials as the manufacture of chair products. Descriptive qualitative research will describe the findings of applications with aesthetic value and quality. Data collection techniques using observation and interviews, as well as documentation. Data analysis found the conclusion that the aesthetic value of the chairs produced by Trangsan comes from the harmony of the woven layout which creates a sense of pleasure and satisfaction from its customers.","PeriodicalId":485158,"journal":{"name":"Kalatanda : jurnal desain grafis dan media kreatif","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136017255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}