Banyaknya perawat yang mengalami burnout karena kecenderungan memiliki resiko tinggi dialami oleh seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang berorientasi melayani orang lain, seperti sektor pelayanan kesehatan. Burnout dapat diartikan sebagai kondisi tubuh yang benar-benar lelah baik fisik maupun mental. Hasil penelitian tentang burnout menunjukkan bahwa profesi kesehatan menempati urutan pertama dengan burnout terbanyak yaitu sekitar 43%. Di antara profesi di bidang kesehatan, perawat memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat di rumah sakit. Metode penelitian ini menggunakan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian burnout pada perawat di rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu faktor internal yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, masa kerja dan kepribadian serta faktor eksternal yang meliputi beban kerja, kepemimpinan. gaya dan stres kerja. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperdalam faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian burnout dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Burnout pada Perawat di Rumah Sakit (Literature Review)","authors":"Anisa Sabrina, Weni Tusrini, Metha Dwi Tamara","doi":"10.38037/jsm.v17i1.409","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v17i1.409","url":null,"abstract":"Banyaknya perawat yang mengalami burnout karena kecenderungan memiliki resiko tinggi dialami oleh seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang berorientasi melayani orang lain, seperti sektor pelayanan kesehatan. Burnout dapat diartikan sebagai kondisi tubuh yang benar-benar lelah baik fisik maupun mental. Hasil penelitian tentang burnout menunjukkan bahwa profesi kesehatan menempati urutan pertama dengan burnout terbanyak yaitu sekitar 43%. Di antara profesi di bidang kesehatan, perawat memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat di rumah sakit. Metode penelitian ini menggunakan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian burnout pada perawat di rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu faktor internal yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, masa kerja dan kepribadian serta faktor eksternal yang meliputi beban kerja, kepemimpinan. gaya dan stres kerja. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperdalam faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian burnout dengan menggunakan pendekatan kualitatif.","PeriodicalId":487054,"journal":{"name":"Sehat Masada: Jurnal Penelitian Kesehatan","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135998443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Kondisi pasien yang selalu bervariasi dan jumlah pasien yang selalu berubah membuat perawat sangat mudah mengalami kelelahan. Kelelahan berkepanjangan akan menyebabkan stres. Stres kerja adalah stres yang timbul dari tuntutan kerja yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku. Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelelahan kerja dengan stress kerja pada perawat di rumah sakit. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi Literature Review menggunakan database Google Scholar dan PubMed dengan rentan waktu 2017-2022, dengan memasukan kata kunci diantaranya, yaitu “Work Fatigue” and “Work Stress” and “Nurses”. Artikel yang didapatkan sebanyak 1.440 artikel dan di screening hingga menjadi 10 artikel. Diskusi: Hasil dari Literatur Review 10 artikel, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja. Kelelahan berkepanjangan akan menyebabkan stres, stres kerja adalah stres yang timbul dari tuntutan kerja yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, berupa reaksi fisiologis, psikologis dan kognitif. Kesimpulan: Hasil dari literatur review menyatakan bahwa ada hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat di rumah sakit, hal ini disebabkan kelelahan secara berkepanjangan akan menyebabkan stres dimana stres merupakan reaksi fisik dan psikis terhadap suatu tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan gangguan stabilitas kehidupan sehari-hari.
{"title":"Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Rumah Sakit (Literature Riview)","authors":"Bilqis Inayatullah Kusuma, Arfian Hikmat Ramdan","doi":"10.38037/jsm.v17i1.419","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v17i1.419","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Kondisi pasien yang selalu bervariasi dan jumlah pasien yang selalu berubah membuat perawat sangat mudah mengalami kelelahan. Kelelahan berkepanjangan akan menyebabkan stres. Stres kerja adalah stres yang timbul dari tuntutan kerja yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku. Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelelahan kerja dengan stress kerja pada perawat di rumah sakit. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi Literature Review menggunakan database Google Scholar dan PubMed dengan rentan waktu 2017-2022, dengan memasukan kata kunci diantaranya, yaitu “Work Fatigue” and “Work Stress” and “Nurses”. Artikel yang didapatkan sebanyak 1.440 artikel dan di screening hingga menjadi 10 artikel. Diskusi: Hasil dari Literatur Review 10 artikel, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja. Kelelahan berkepanjangan akan menyebabkan stres, stres kerja adalah stres yang timbul dari tuntutan kerja yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, berupa reaksi fisiologis, psikologis dan kognitif. Kesimpulan: Hasil dari literatur review menyatakan bahwa ada hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat di rumah sakit, hal ini disebabkan kelelahan secara berkepanjangan akan menyebabkan stres dimana stres merupakan reaksi fisik dan psikis terhadap suatu tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan gangguan stabilitas kehidupan sehari-hari.","PeriodicalId":487054,"journal":{"name":"Sehat Masada: Jurnal Penelitian Kesehatan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135998457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Bekerja merupakan hal mendasar yang dilakukan setiap orang untuk memenuhikebutuhan hidupnya. Dalam kesibukan yang luar biasa manusia di tuntut untuk dapat menjaga kesehatannya, pasalnya dengan derajat kesehatan yang baik segala nikmat hidup akan di peroleh secara maksimal. Penyakit tidak menular terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas fisik, merokok, pola makan yang tidak efektif mengakibatkan kenaikan tekanan, kenaikan gula darah, serta peningkatan lemak darah.
Tujuan: tujuan kajian ini yakni upaya pencegahan penyakit khususnya pada pekerja kantoran dianjurkan untuk aktif bergerak atau berolahraga agar kebugarannya tetap terjaga.
Metode: Dalam penulisan artikel ini dilakukan dengan cara penelusuran literatur yang dilakukan melalui pencarian di database online, menggunakan database Google Scholar dan ResearchGate. Rentang tahun terbit artikel tahun 2018-2022, artikel yang digunakan dalam penelitian ini berbahasa Indonesia dan Inggris. Terdapat sejumlah 11.050 sumber yang di temukan sesuai dengan kata kunci yang di rumuskan. Setelah sumber tersebut telah di evaluasi terdapat 10 jurnal artikel untuk di review.
Diskusi: Pekerja kantoran menghabiskan sebagian besar hari atau waktu mereka dengan duduk di belakang meja kerja mereka. Tingkat perilaku menetap yang tinggi disertai dengan tingkat aktivitas fisik yang rendah akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular dan kematian dini pada pekerja kantoran. Penyakit tidak menular menjadi ancaman yang serius bagi kalangan masyarakat dewasa karena mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas fisik, merokok, pola makan yang tidak efektif mengakibatkan kenaikan tekanan, kenaikan gula darah, serta peningkatan lemak darah. Olahraga sebagai salah satu faktor terpenting yang dapat melindungi tubuh kita terhadap penyakit tidak menular, menurut beberapa penelitian, pekerja yang rajin melakukan olahraga membantu proses pemulihan kelelahan akibat kerja, serta kelelahan mental dapat diturunkan dengan melakukan olahraga atau aktivitas fisik.
Kesimpulan: Pekerja yang rajin melakukan olahraga membantu proses pemulihan kelelahan akibat kerja, serta kelelahan mental. Kondisi fisik merupakan indikator penting kehidupan masyarakat dalam memaksimalkan aktivitas fisik sehari-hari.
{"title":"Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Pekerja Kantoran dengan Olahraga","authors":"Ayu Susilawati, Suparni Suparni","doi":"10.38037/jsm.v17i1.416","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v17i1.416","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Bekerja merupakan hal mendasar yang dilakukan setiap orang untuk memenuhikebutuhan hidupnya. Dalam kesibukan yang luar biasa manusia di tuntut untuk dapat menjaga kesehatannya, pasalnya dengan derajat kesehatan yang baik segala nikmat hidup akan di peroleh secara maksimal. Penyakit tidak menular terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas fisik, merokok, pola makan yang tidak efektif mengakibatkan kenaikan tekanan, kenaikan gula darah, serta peningkatan lemak darah.
 Tujuan: tujuan kajian ini yakni upaya pencegahan penyakit khususnya pada pekerja kantoran dianjurkan untuk aktif bergerak atau berolahraga agar kebugarannya tetap terjaga.
 Metode: Dalam penulisan artikel ini dilakukan dengan cara penelusuran literatur yang dilakukan melalui pencarian di database online, menggunakan database Google Scholar dan ResearchGate. Rentang tahun terbit artikel tahun 2018-2022, artikel yang digunakan dalam penelitian ini berbahasa Indonesia dan Inggris. Terdapat sejumlah 11.050 sumber yang di temukan sesuai dengan kata kunci yang di rumuskan. Setelah sumber tersebut telah di evaluasi terdapat 10 jurnal artikel untuk di review.
 Diskusi: Pekerja kantoran menghabiskan sebagian besar hari atau waktu mereka dengan duduk di belakang meja kerja mereka. Tingkat perilaku menetap yang tinggi disertai dengan tingkat aktivitas fisik yang rendah akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular dan kematian dini pada pekerja kantoran. Penyakit tidak menular menjadi ancaman yang serius bagi kalangan masyarakat dewasa karena mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas fisik, merokok, pola makan yang tidak efektif mengakibatkan kenaikan tekanan, kenaikan gula darah, serta peningkatan lemak darah. Olahraga sebagai salah satu faktor terpenting yang dapat melindungi tubuh kita terhadap penyakit tidak menular, menurut beberapa penelitian, pekerja yang rajin melakukan olahraga membantu proses pemulihan kelelahan akibat kerja, serta kelelahan mental dapat diturunkan dengan melakukan olahraga atau aktivitas fisik.
 Kesimpulan: Pekerja yang rajin melakukan olahraga membantu proses pemulihan kelelahan akibat kerja, serta kelelahan mental. Kondisi fisik merupakan indikator penting kehidupan masyarakat dalam memaksimalkan aktivitas fisik sehari-hari.","PeriodicalId":487054,"journal":{"name":"Sehat Masada: Jurnal Penelitian Kesehatan","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135998458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anemia is a condition where the red blood cells are below the normal category. The incidence of adolescent girls anemia in 2012 in Indonesia was 75.9%. One way to overcome the incidence of anemia by consuming foods that contain high iron and other nutrients. The purpose of the study was to determine the types of food that could be consumed by adolescent girls in order to increase Hb levels. The research method is literature review. Search articles using Google Scholar and ResearchGate with the keywords (“Hemoglobin Increase” and “Adolescent Girls”). Synthesis of the results using a matrix of summary articles, identification and comparison of themes. The results showed that there was an effect of certain types of food on increasing Hb levels, namely in the form of juices (kurlapa juice, SF+red guava juice, beetroot juice, green bean juice) and other foods (rice flakes+jaggery, dates, eggs, laddu yeast+ Moringa leaf powder + Fe tablets, Moringa leaf powder, tolo bean sticks). Green bean juice is most effective because it contains substances for the formation of red blood cells. The provision of green bean juice which is relatively cheap and easy to manufacture can be widely given to young women.
{"title":"Kajian Naratif: Praktik Konsumsi Jenis Makanan Untuk Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri","authors":"Dwika Julian Zahara, Tuti Surtimanah","doi":"10.38037/jsm.v17i1.404","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v17i1.404","url":null,"abstract":"Anemia is a condition where the red blood cells are below the normal category. The incidence of adolescent girls anemia in 2012 in Indonesia was 75.9%. One way to overcome the incidence of anemia by consuming foods that contain high iron and other nutrients. The purpose of the study was to determine the types of food that could be consumed by adolescent girls in order to increase Hb levels. The research method is literature review. Search articles using Google Scholar and ResearchGate with the keywords (“Hemoglobin Increase” and “Adolescent Girls”). Synthesis of the results using a matrix of summary articles, identification and comparison of themes. The results showed that there was an effect of certain types of food on increasing Hb levels, namely in the form of juices (kurlapa juice, SF+red guava juice, beetroot juice, green bean juice) and other foods (rice flakes+jaggery, dates, eggs, laddu yeast+ Moringa leaf powder + Fe tablets, Moringa leaf powder, tolo bean sticks). Green bean juice is most effective because it contains substances for the formation of red blood cells. The provision of green bean juice which is relatively cheap and easy to manufacture can be widely given to young women.","PeriodicalId":487054,"journal":{"name":"Sehat Masada: Jurnal Penelitian Kesehatan","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136357374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}