The Railway Maintenance Center as stated in the Regulation has the duty and function of carrying out the maintenance of state-owned railway facilities. The part of rolling stock heavy maintenance with high potential hazard is Lifting Body Activities Using OHTC in Maintenance of Hydraulic Diesel Locomotive Facilities activity. it so there is a need for a risk assessment which is a process to determine control priorities for the level of risk work accident or occupational disease. Part of OHSAS 18001:2007 Clouse 4.3.1. recommendation HIRADC methode for can support a safety system with 3 stage analisys (hazard identification, risk assessment, and control determination) The Hazard Identification results obtained 3 aspects of hazard risk in OHTC Rolling stock Body Lifting operations with the following analysis results Crane toppling, Equipment failure, Load falling with Death & asset / property damage impact factor. Risk Assessment analisys of Rolling stock Body Lifting using OHTC obtained results action taken when resources are available regarding handling which in general were Administrative Control. Determine Control relevant steps to minimize potential hazards immediately (1) Evaluating SOP Rolling stock Body Lifting and conduct outreach to all employees related to the work, (2) Making and or adding hazard signs and (3) Human development by conducting Training/Refreshment Crane Operator and Signal man. (4) Strictness of the rules for using PPE for all employees related to the work as the last step in minimizing the risk of occupational hazards.
{"title":"HIRADC Analysis for Rolling Stock Body Lifting Ngrombo Railway Maintenance Center","authors":"Wawan Riyanta","doi":"10.35134/jcivil.v8i2.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.35134/jcivil.v8i2.59","url":null,"abstract":"The Railway Maintenance Center as stated in the Regulation has the duty and function of carrying out the maintenance of state-owned railway facilities. The part of rolling stock heavy maintenance with high potential hazard is Lifting Body Activities Using OHTC in Maintenance of Hydraulic Diesel Locomotive Facilities activity. it so there is a need for a risk assessment which is a process to determine control priorities for the level of risk work accident or occupational disease. Part of OHSAS 18001:2007 Clouse 4.3.1. recommendation HIRADC methode for can support a safety system with 3 stage analisys (hazard identification, risk assessment, and control determination) The Hazard Identification results obtained 3 aspects of hazard risk in OHTC Rolling stock Body Lifting operations with the following analysis results Crane toppling, Equipment failure, Load falling with Death & asset / property damage impact factor. Risk Assessment analisys of Rolling stock Body Lifting using OHTC obtained results action taken when resources are available regarding handling which in general were Administrative Control. Determine Control relevant steps to minimize potential hazards immediately (1) Evaluating SOP Rolling stock Body Lifting and conduct outreach to all employees related to the work, (2) Making and or adding hazard signs and (3) Human development by conducting Training/Refreshment Crane Operator and Signal man. (4) Strictness of the rules for using PPE for all employees related to the work as the last step in minimizing the risk of occupational hazards.","PeriodicalId":488565,"journal":{"name":"Civil Engineering Collaboration","volume":"34 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135930228","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kecacatan konstruksi perlu mendapat perhatian dalam dunia konstruksi. Cacat konstruksi atau struktur bisa berpotensi terjadinya kegagalan dan kecelakaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko kecacatan konstruksi berdasarkan persepsi Dinas PU Cipta Karya, Kontraktor dan Konsultan sebagai pihak yang berkepentingan pada proyek pembangunan gedung. Penelitian ini merupakan peneilitian semi kuantitatif yang dilakukan melalui penyebaran angket kuesioner yang dibagikan kepada responden yang terpilih. Selanjutnya melakukan uji statistik dan menganalisis risiko cacat konstruksi dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
Berdasarkan hasil analisis penilaian risiko kecacatan konstruksi menurut penilaian para pemangku kepentingan proyek maka didapat 6 (enam) faktor risiko kecacatan konstruksi yang prioritas yakni ; (1)Kurang atau lemahnya komunikasi dalam lingkungan proyek dengan nilai risiko sebesar 33,6; (2)Kinerja Tim Manajemen Proyek yang buruk dengan nilai risiko sebesar 30,3 ; (3)Desain yang tidak tepat dengan nilai risiko sebesar 27,88; (4)Kegiatan pengawasan di lapangan lemah dengan nilai risiko sebesar 24,60; (5)Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) tidak sesuai dengan regulasi dan standar dengan nilai risiko sebesar 23,04 ;(6) Kualitas material yang buruk dengan nilai risiko sebesar 19,41. Dengan adanya risiko-risiko prioritas ini maka stakeholder perlu merencanakan tindakan penanganan risiko untuk masing-masingya
{"title":"Studi Persepsional Risiko Kecacatan Konstruksi pada Bangunan Gedung Menggunakan Metode Failure Mode Effect and Analysis (FMEA)","authors":"None Amelia","doi":"10.35134/jcivil.v8i2.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.35134/jcivil.v8i2.63","url":null,"abstract":"Kecacatan konstruksi perlu mendapat perhatian dalam dunia konstruksi. Cacat konstruksi atau struktur bisa berpotensi terjadinya kegagalan dan kecelakaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko kecacatan konstruksi berdasarkan persepsi Dinas PU Cipta Karya, Kontraktor dan Konsultan sebagai pihak yang berkepentingan pada proyek pembangunan gedung. Penelitian ini merupakan peneilitian semi kuantitatif yang dilakukan melalui penyebaran angket kuesioner yang dibagikan kepada responden yang terpilih. Selanjutnya melakukan uji statistik dan menganalisis risiko cacat konstruksi dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
 Berdasarkan hasil analisis penilaian risiko kecacatan konstruksi menurut penilaian para pemangku kepentingan proyek maka didapat 6 (enam) faktor risiko kecacatan konstruksi yang prioritas yakni ; (1)Kurang atau lemahnya komunikasi dalam lingkungan proyek dengan nilai risiko sebesar 33,6; (2)Kinerja Tim Manajemen Proyek yang buruk dengan nilai risiko sebesar 30,3 ; (3)Desain yang tidak tepat dengan nilai risiko sebesar 27,88; (4)Kegiatan pengawasan di lapangan lemah dengan nilai risiko sebesar 24,60; (5)Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) tidak sesuai dengan regulasi dan standar dengan nilai risiko sebesar 23,04 ;(6) Kualitas material yang buruk dengan nilai risiko sebesar 19,41. Dengan adanya risiko-risiko prioritas ini maka stakeholder perlu merencanakan tindakan penanganan risiko untuk masing-masingya","PeriodicalId":488565,"journal":{"name":"Civil Engineering Collaboration","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135930238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini untuk mengetahui tingkat kinerja pada Simpang Tugu Lubuk Begalung yang tergambar dari nilai derajat kejenuhan (DJ), tundaan, dan peluang antrian. Program PKJI 2014 sebagai acuan dalam pengolahan data. Metode analisis menggunakan 4 alternatif pemecahan masalah yaitu pemasangan rambu larangan Parkir (alternatif 1), Pelebaran jalan disetiap kaki simpang (alternatif 2), Pelebaran Pendekat Pada Setiap Ruas Jalan dan Larangan Masuk Kendaraan Berat (alternative 3) dan perbaikan simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal (alternatif 4).. Analisis kondisi Eksisting pada Simpang Tugu Lubuk Begalung, Padang menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,90 skr/jam, ini lebih besar dari syarat batas MKJI 1997 yaitu ≤ 0,8 skr/jam. Tundaan kondisi eksisting sebesar 15,85 det/skr dan peluang antrian kondisi eksisting sebesar 33% -65%. Analisis kondisi Alternatif 1 pada Simpang Tugu menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,88 skr/jam yang masih melebihi syarat batas PKJI 2014. Analisis kondisi alternatif 2 menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,87 skr/jam, masih melebihi syarat batas dari PKJI 2014. Analisis kondisi alternatif 3 menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,85skr/jam, masih melebihi syarat batas dari PKJI 2014. Analisis kondisi alternatif 4 menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,78 skr/jam, derajat kejenuhan (DJ) yang dihasilkan sudah memenuhi standar PKJI 2014. Dilihat dari nilai derajat kejenuhan (DJ) yang dihasilkan, alternatif 4 memenuhi syarat batas PKJI 2014 sehingga bisa disimpulkan bahwa perbaikan dari simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal merupakan alternatif pemecahan masalah terbaik untuk Simpang Tugu Lubuk Begalung, Padang. Berdasarkan kondisi eksisting, tingkat pelayanan Simpang Tugu Lubuk Begalung, Padang berada pada level E dengan derajat kejenuhan antara 0,85-1,00 smp/jam
{"title":"Penerapan Rekayasa Lalu Lintas Pada Simpang Tugu Lubuk Begalung Kota Padang","authors":"None Naufal","doi":"10.35134/jcivil.v8i2.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.35134/jcivil.v8i2.65","url":null,"abstract":"Penelitian ini untuk mengetahui tingkat kinerja pada Simpang Tugu Lubuk Begalung yang tergambar dari nilai derajat kejenuhan (DJ), tundaan, dan peluang antrian. Program PKJI 2014 sebagai acuan dalam pengolahan data. Metode analisis menggunakan 4 alternatif pemecahan masalah yaitu pemasangan rambu larangan Parkir (alternatif 1), Pelebaran jalan disetiap kaki simpang (alternatif 2), Pelebaran Pendekat Pada Setiap Ruas Jalan dan Larangan Masuk Kendaraan Berat (alternative 3) dan perbaikan simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal (alternatif 4).. Analisis kondisi Eksisting pada Simpang Tugu Lubuk Begalung, Padang menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,90 skr/jam, ini lebih besar dari syarat batas MKJI 1997 yaitu ≤ 0,8 skr/jam. Tundaan kondisi eksisting sebesar 15,85 det/skr dan peluang antrian kondisi eksisting sebesar 33% -65%. Analisis kondisi Alternatif 1 pada Simpang Tugu menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,88 skr/jam yang masih melebihi syarat batas PKJI 2014. Analisis kondisi alternatif 2 menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,87 skr/jam, masih melebihi syarat batas dari PKJI 2014. Analisis kondisi alternatif 3 menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,85skr/jam, masih melebihi syarat batas dari PKJI 2014. Analisis kondisi alternatif 4 menghasilkan derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,78 skr/jam, derajat kejenuhan (DJ) yang dihasilkan sudah memenuhi standar PKJI 2014. Dilihat dari nilai derajat kejenuhan (DJ) yang dihasilkan, alternatif 4 memenuhi syarat batas PKJI 2014 sehingga bisa disimpulkan bahwa perbaikan dari simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal merupakan alternatif pemecahan masalah terbaik untuk Simpang Tugu Lubuk Begalung, Padang. Berdasarkan kondisi eksisting, tingkat pelayanan Simpang Tugu Lubuk Begalung, Padang berada pada level E dengan derajat kejenuhan antara 0,85-1,00 smp/jam","PeriodicalId":488565,"journal":{"name":"Civil Engineering Collaboration","volume":"109 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135931944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penampang kolom adalah salah satu elemen penting dalam desain struktur beton bertulang. Berbagai bentuk penampang dapat digunakan, seperti persegi, persegi panjang, lingkaran, atau bentuk khusus lainnya. Setiap bentuk penampang memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal kekuatan, kekakuan, dan perilaku ketika terkena beban. dilakukan analisis komparatif terhadap beberapa variasi bentuk penampang kolom beton bertulang. Metode analisis dinamik dan Perangkat lunak analisis struktur digunakan untuk mensimulasikan perilaku struktur dengan berbagai bentuk penampang. Parameter seperti beban maksimum yang dapat ditahan, deformasi struktural, dan gaya dalam kolom dievaluasi dan dibandingkan. Hasil penelitian didapatkan nilai simpangan arah X paling kecil dengan rasio 9,08% dari kolom persegi dan 0,84% terhadap kolom lingkaran Simpangan arah-Y nilai paling kecil terjadi pada struktur dengan kolom lingkaran dengan rasio 15,15% terhadap kolom persegi panjang dan 7,40% terhadap kolom persegi. Nilai gaya geser arah X pada kolom persegi memiliki rasio 5,07% terhadap kolom lingkaran dan 6,2% terhadap kolom persegi panjang. Nilai gaya geser arah Y pada kolom persegi panjang memiliki rasio 15,5% terhadap kolom lingkaran dan 6,8% terhadap kolom persegi. Gaya momen arah Y pada kolom persegi panjang memiliki rasio 12,76% terhadap kolom lingkaran dan 7,66% terhadap kolom persegi, pada gaya momen arah X kolom persegi memiliki rasio 6,52% terhadap kolom lingkaran dan 7,5% terhadap kolom persegi panjang
{"title":"Analisis Perbandingan Perilaku Struktur Dengan Variasi Bentuk Penampang Kolom Beton Bertulang","authors":"None Fachri, None Deded Eka Sahputra, None Asri Yuda Trinanda, None Rafki Imani","doi":"10.35134/jcivil.v8i2.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.35134/jcivil.v8i2.61","url":null,"abstract":"Penampang kolom adalah salah satu elemen penting dalam desain struktur beton bertulang. Berbagai bentuk penampang dapat digunakan, seperti persegi, persegi panjang, lingkaran, atau bentuk khusus lainnya. Setiap bentuk penampang memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal kekuatan, kekakuan, dan perilaku ketika terkena beban. dilakukan analisis komparatif terhadap beberapa variasi bentuk penampang kolom beton bertulang. Metode analisis dinamik dan Perangkat lunak analisis struktur digunakan untuk mensimulasikan perilaku struktur dengan berbagai bentuk penampang. Parameter seperti beban maksimum yang dapat ditahan, deformasi struktural, dan gaya dalam kolom dievaluasi dan dibandingkan. Hasil penelitian didapatkan nilai simpangan arah X paling kecil dengan rasio 9,08% dari kolom persegi dan 0,84% terhadap kolom lingkaran Simpangan arah-Y nilai paling kecil terjadi pada struktur dengan kolom lingkaran dengan rasio 15,15% terhadap kolom persegi panjang dan 7,40% terhadap kolom persegi. Nilai gaya geser arah X pada kolom persegi memiliki rasio 5,07% terhadap kolom lingkaran dan 6,2% terhadap kolom persegi panjang. Nilai gaya geser arah Y pada kolom persegi panjang memiliki rasio 15,5% terhadap kolom lingkaran dan 6,8% terhadap kolom persegi. Gaya momen arah Y pada kolom persegi panjang memiliki rasio 12,76% terhadap kolom lingkaran dan 7,66% terhadap kolom persegi, pada gaya momen arah X kolom persegi memiliki rasio 6,52% terhadap kolom lingkaran dan 7,5% terhadap kolom persegi panjang","PeriodicalId":488565,"journal":{"name":"Civil Engineering Collaboration","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135930232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kota Padang terletak di pesisir pantai barat Sumatera, yang merupakan salah satu daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana tsunami. Hal ini menjadi dasar yang kuat untuk membahas pengaruh dari zona bahaya tsunami terhadap nilai tanah di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh zona bahaya tsunami terhadap nilai tanah di Kota Padang. Metode penelitian ini menggunakan regresi logistik ordinal dan data yang digunakan adalah zona bahaya tsunami dan Zona Nilai Tanah (ZNT) Kota Padang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa zona bahaya tsunami berpengaruh signifikan terhadap Zona Nilai Tanah (ZNT). Koefisien determinasi model Nagelkerke diketahui sebesar 0,504. Hal ini berarti zona bahaya tsunami mempengaruhi Zona Nilai Tanah (ZNT) sebesar 50,4% sedangkan 49,6% tidak termasuk dalam pengujian model. Jika dilihat dari hasil uji parameter estimate, masing-masing zona bahaya tsunami memiliki nilai pengaruh yang sama yang dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikansi < α (0,05).
{"title":"Analisis Pengaruh Zona Bahaya Tsunami Terhadap Nilai Tanah di Kota Padang","authors":"None Ulya Putra Kazurna, None Arie Yulfa","doi":"10.35134/jcivil.v8i2.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.35134/jcivil.v8i2.66","url":null,"abstract":"Kota Padang terletak di pesisir pantai barat Sumatera, yang merupakan salah satu daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana tsunami. Hal ini menjadi dasar yang kuat untuk membahas pengaruh dari zona bahaya tsunami terhadap nilai tanah di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh zona bahaya tsunami terhadap nilai tanah di Kota Padang. Metode penelitian ini menggunakan regresi logistik ordinal dan data yang digunakan adalah zona bahaya tsunami dan Zona Nilai Tanah (ZNT) Kota Padang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa zona bahaya tsunami berpengaruh signifikan terhadap Zona Nilai Tanah (ZNT). Koefisien determinasi model Nagelkerke diketahui sebesar 0,504. Hal ini berarti zona bahaya tsunami mempengaruhi Zona Nilai Tanah (ZNT) sebesar 50,4% sedangkan 49,6% tidak termasuk dalam pengujian model. Jika dilihat dari hasil uji parameter estimate, masing-masing zona bahaya tsunami memiliki nilai pengaruh yang sama yang dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikansi < α (0,05).","PeriodicalId":488565,"journal":{"name":"Civil Engineering Collaboration","volume":"109 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135931945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keterbatasan sumber daya alam untuk persediaan material penyusun beton karena bersumber dari alam yang tidak dapat di perbaharui. Maka perlunya inovasi dan pemanfaatan limbah untuk keperluan konstruksi. Pada limbah Fly Ash dan Battom Ash (FABA) ada beberapa unsur penyusun dan bentuk gradasi yang sama dengan semen dan agregat halus. Maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyelidiki penggunaannya untuk bahan pengganti semen dan dan agregat halus. Pada persentase 0%, 15%, 20% dan 25% dengan hasil nilai kuat tekan pada perawatan 28 hari mencapai 28,4 Mpa, 26,7 Mpa, 25,4 Mpa, dan 23,9 Mpa. Kuat tekan optimum terletak pada persentase 15% yaitu 26,7 MPa maka termasuk pada klasifikasi beton mutu sedang. Disimpulkan bahwa formula campuran beton eksperimental tersebut dapat digunakan di beberapa struktur yang dapat menggunakan mutu beton sedang. Diantaranya yaitu beton bertulang seperti plat lantai jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, beton pracetak, gorong- gorong beton bertulang, bangunan bawah jembatan
{"title":"Analisa Pengaruh Limbah Fly Ash Dan Battom Ash (Faba) Sebagai Pengganti Semen Dan Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan Beton","authors":"None Ulva","doi":"10.35134/jcivil.v8i2.60","DOIUrl":"https://doi.org/10.35134/jcivil.v8i2.60","url":null,"abstract":"Keterbatasan sumber daya alam untuk persediaan material penyusun beton karena bersumber dari alam yang tidak dapat di perbaharui. Maka perlunya inovasi dan pemanfaatan limbah untuk keperluan konstruksi. Pada limbah Fly Ash dan Battom Ash (FABA) ada beberapa unsur penyusun dan bentuk gradasi yang sama dengan semen dan agregat halus. Maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyelidiki penggunaannya untuk bahan pengganti semen dan dan agregat halus. Pada persentase 0%, 15%, 20% dan 25% dengan hasil nilai kuat tekan pada perawatan 28 hari mencapai 28,4 Mpa, 26,7 Mpa, 25,4 Mpa, dan 23,9 Mpa. Kuat tekan optimum terletak pada persentase 15% yaitu 26,7 MPa maka termasuk pada klasifikasi beton mutu sedang. Disimpulkan bahwa formula campuran beton eksperimental tersebut dapat digunakan di beberapa struktur yang dapat menggunakan mutu beton sedang. Diantaranya yaitu beton bertulang seperti plat lantai jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, beton pracetak, gorong- gorong beton bertulang, bangunan bawah jembatan","PeriodicalId":488565,"journal":{"name":"Civil Engineering Collaboration","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135930241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}