Pub Date : 2023-11-03DOI: 10.24239/madika.v3i2.1844
Magdalena Sartyka
Abstrak
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting untuk meningkatkan ekonomi lokal. Namun, masih banyak kendala dan permasalahan dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia. Salah satu contoh yang relavan adalah minimnya pemberdayaan UMKM di daerah kelurahan Baratajaya. Pada Perda Kota Surabaya Nomor 01 Tahun 2021 Tentang Pemberdayaan Usaha Mikro pada pasal 1 ayat 10 merupakan perancangan yang di buat untuk menyusun rangkaian pemberdayaan UMKM di daerah kota Surabaya. Kelurahan Baratajaya di pilih sebagai salah satu sampling yang menerapkan kebijakan pemberdayaan UMKM tersebut. Untuk mengukur penerapan evaluasi pemberdayaan tersebut maka di gunakanlah teori Wiliiam Dunn dengan melihat indikator efektivitas, efesiensi,kecukupan,pemerataan,responsivitas, ketepatan. Penelitian menggunakan jenis kualitatif yang berbentuk deskriptif. Hasil penelitian ini di peroleh dari Kelurahan Baratajaya menunjukan bahwa modal yang di berikan pemerintah tidak merata, kurangnya respon masyarakat dalam mengikuti sosialisasi dan pelatihan, tempat pemasaran yang kurang strategis. Kurangnya pemberdayaan UMKM berdampak pada rendahnya produktivitas, rendahnya mutu produk, dan rendahnya daya saing produk UMKM di pasar. Selain itu, UMKM juga seringkali kesulitan dalam memenuhi standar kualitas produk dan tuntutan pasar yang semakin meningkat.
{"title":"Evaluasi Evaluasi Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing Usaha di Kelurahan Baratajaya Kecamatan Gubeng Kota Surabaya","authors":"Magdalena Sartyka","doi":"10.24239/madika.v3i2.1844","DOIUrl":"https://doi.org/10.24239/madika.v3i2.1844","url":null,"abstract":"
 
 
 
 Abstrak
 Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting untuk meningkatkan ekonomi lokal. Namun, masih banyak kendala dan permasalahan dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia. Salah satu contoh yang relavan adalah minimnya pemberdayaan UMKM di daerah kelurahan Baratajaya. Pada Perda Kota Surabaya Nomor 01 Tahun 2021 Tentang Pemberdayaan Usaha Mikro pada pasal 1 ayat 10 merupakan perancangan yang di buat untuk menyusun rangkaian pemberdayaan UMKM di daerah kota Surabaya. Kelurahan Baratajaya di pilih sebagai salah satu sampling yang menerapkan kebijakan pemberdayaan UMKM tersebut. Untuk mengukur penerapan evaluasi pemberdayaan tersebut maka di gunakanlah teori Wiliiam Dunn dengan melihat indikator efektivitas, efesiensi,kecukupan,pemerataan,responsivitas, ketepatan. Penelitian menggunakan jenis kualitatif yang berbentuk deskriptif. Hasil penelitian ini di peroleh dari Kelurahan Baratajaya menunjukan bahwa modal yang di berikan pemerintah tidak merata, kurangnya respon masyarakat dalam mengikuti sosialisasi dan pelatihan, tempat pemasaran yang kurang strategis. Kurangnya pemberdayaan UMKM berdampak pada rendahnya produktivitas, rendahnya mutu produk, dan rendahnya daya saing produk UMKM di pasar. Selain itu, UMKM juga seringkali kesulitan dalam memenuhi standar kualitas produk dan tuntutan pasar yang semakin meningkat.
 
 
 
","PeriodicalId":491019,"journal":{"name":"Madika","volume":"10 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135869239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-03DOI: 10.24239/madika.v3i2.2044
Riyan Tika Syafitri Riyan Tika Syafitri
Small and Medium Industries (IKM) are the most important pillars of the economy in the city of Tanjungpinang. Of course, Pemko continues to encourage local economic growth through micro, small and medium enterprises. This can be seen from the number of business units in the city of Tanjungpinang which continues to increase every year. It was recorded that in 2019-2022 there were 997 IKMs with various types of businesses including 670 food IKMs, 165 clothing IKMs, 68 crafts IKMs, and 94 other types of business IKMs. Because so far the IKM sector has proven its important role in making a significant contribution to the economy of the city of Tanjungpinang. In line with that, from 2019-2022, the number of workers who received competition-based training reached 359 people. The aim of this research is to find out the Role of the Department of Trade and Industry in Promoting Small and Medium Industries (IKM) in Tanjungpinang City in 2022 by using Ndraha Labolo's theory. The method used is a qualitative research method with as many as 7 informants and uses techniques and data collection in the form of interviews, observation and documentation. The results of this study show that the role of the Trade and Industry Office of the City of Tanjungpinang as a regulator is regulated in Mayor Regulation No. 39 of 2016 concerning Description of the Main Tasks and Organizational Functions and Work Procedures of the Office of Trade and Industry of the City of Tanjungpinang. The role played by the Trade and Industry Office of Tanjungpinang City as a dynamic in advancing the Small and Medium Industries (IKM), namely by providing training, coaching to the Small and Medium Industries (IKM) so that difficulties in obtaining business licenses and obtaining halal certificates can be resolved easily by using PTSP. The role of the Government as a facilitator for Small and Medium Industries (IKM), namely by providing promotion space for Small and Medium Industries (IKM) as well as in obtaining halal certification, the Government's Department of Trade and Industry has facilitated the issuance of halal certification from BPOM.
Key Word: Advancing, Small and Medium Industries (IKM), Role.
{"title":"Peran dinas perdagangan dan perindustrian dalam memajukan industri kecil menengah (IKM) di kota Tanjungpinang tahun 2022","authors":"Riyan Tika Syafitri Riyan Tika Syafitri","doi":"10.24239/madika.v3i2.2044","DOIUrl":"https://doi.org/10.24239/madika.v3i2.2044","url":null,"abstract":"Small and Medium Industries (IKM) are the most important pillars of the economy in the city of Tanjungpinang. Of course, Pemko continues to encourage local economic growth through micro, small and medium enterprises. This can be seen from the number of business units in the city of Tanjungpinang which continues to increase every year. It was recorded that in 2019-2022 there were 997 IKMs with various types of businesses including 670 food IKMs, 165 clothing IKMs, 68 crafts IKMs, and 94 other types of business IKMs. Because so far the IKM sector has proven its important role in making a significant contribution to the economy of the city of Tanjungpinang. In line with that, from 2019-2022, the number of workers who received competition-based training reached 359 people. The aim of this research is to find out the Role of the Department of Trade and Industry in Promoting Small and Medium Industries (IKM) in Tanjungpinang City in 2022 by using Ndraha Labolo's theory. The method used is a qualitative research method with as many as 7 informants and uses techniques and data collection in the form of interviews, observation and documentation. The results of this study show that the role of the Trade and Industry Office of the City of Tanjungpinang as a regulator is regulated in Mayor Regulation No. 39 of 2016 concerning Description of the Main Tasks and Organizational Functions and Work Procedures of the Office of Trade and Industry of the City of Tanjungpinang. The role played by the Trade and Industry Office of Tanjungpinang City as a dynamic in advancing the Small and Medium Industries (IKM), namely by providing training, coaching to the Small and Medium Industries (IKM) so that difficulties in obtaining business licenses and obtaining halal certificates can be resolved easily by using PTSP. The role of the Government as a facilitator for Small and Medium Industries (IKM), namely by providing promotion space for Small and Medium Industries (IKM) as well as in obtaining halal certification, the Government's Department of Trade and Industry has facilitated the issuance of halal certification from BPOM.
 
 Key Word: Advancing, Small and Medium Industries (IKM), Role.","PeriodicalId":491019,"journal":{"name":"Madika","volume":"11 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135868081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The state plays a very important role and has an obligation to meet the needs of its people, one of which is in the form of the obligation to fulfill public health services in the country. Thie analysis used the perspective of a Marxist class state, namely the existence of social classes in society, regarding the existence of social class divisions that arise from the existence of modes of production, as controllers of the production system (owners of capital) and producers who provide direct services for the dominant class (workers). Karl Marx (1818-1883) saw that actually the main actors who play an important role in the survival of a society are social classes. The alienation experienced by humans is actually the result of the oppression of one class by another class. To eliminate these exploitative actions, Karl Marx put forward a class struggle or revolution. Karl Marx believed that the classes that were formed in a society could be removed by this revolution so that justice could be upheld. The purpose of this study is to see and find out the perspective of country class put forward by Marx on how a country fulfills its responsibilities in terms of health services, namely health insurance. The research method used is a descriptive qualitative research method, using data collection techniques through observation or observation and interviews.
{"title":"ANALISIS JAMINAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF NEGARA KELAS","authors":"None Arya M Albery, None Annisa Saliha, None Lusi Puspika Sari, None Tamrin, None Huda Abshar Abdhallah, None Lidia Dwi Syaputri","doi":"10.24239/madika.v3i2.2005","DOIUrl":"https://doi.org/10.24239/madika.v3i2.2005","url":null,"abstract":"The state plays a very important role and has an obligation to meet the needs of its people, one of which is in the form of the obligation to fulfill public health services in the country. Thie analysis used the perspective of a Marxist class state, namely the existence of social classes in society, regarding the existence of social class divisions that arise from the existence of modes of production, as controllers of the production system (owners of capital) and producers who provide direct services for the dominant class (workers). Karl Marx (1818-1883) saw that actually the main actors who play an important role in the survival of a society are social classes. The alienation experienced by humans is actually the result of the oppression of one class by another class. To eliminate these exploitative actions, Karl Marx put forward a class struggle or revolution. Karl Marx believed that the classes that were formed in a society could be removed by this revolution so that justice could be upheld. The purpose of this study is to see and find out the perspective of country class put forward by Marx on how a country fulfills its responsibilities in terms of health services, namely health insurance. The research method used is a descriptive qualitative research method, using data collection techniques through observation or observation and interviews.","PeriodicalId":491019,"journal":{"name":"Madika","volume":"10 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135869234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-03DOI: 10.24239/madika.v3i2.1953
Dea Ananda Dea
Terjadinya konflik akibat benturan kepentingan merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan sosial-politik masyarakat. Sebab setiap individu memiliki rasionalitas yang berbeda-beda serta pentingannya masing-masing dalam kehidupan. Meskipun begitu, setiap konflik yang terjadi tentunya memerlukan penyelesaian atau resolusi. hal ini menjadi penting, sebab setiap konflik yang dibiarkan tanpa adanya penyelesaian, berotenti mengakibatkan masalah yang lebih besar dan dapat merugikan banyak pihak. Hal ini pula yang berlaku dalam dinamika konflik antar sopir angkot dengan operator bus Trans Padang beberapa waktu lalu. Penelitian ini penelitian ini berjudul “Konflik Antara Sopir Trans Padang Dan Sopir Angkot” . analisis pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang konflik pada dasarnya disebabkan oleh persoalan mis-komunikasi serta terdapat beberapa aktor yang dilibatkan dalam konflik maupun pada penyelesaian atau resolusinya. Dimana setiap aktor memiliki pean masing-masing
{"title":"Konflik antara Sopir Trans Padang dan Sopir Angkutan Umum","authors":"Dea Ananda Dea","doi":"10.24239/madika.v3i2.1953","DOIUrl":"https://doi.org/10.24239/madika.v3i2.1953","url":null,"abstract":"Terjadinya konflik akibat benturan kepentingan merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan sosial-politik masyarakat. Sebab setiap individu memiliki rasionalitas yang berbeda-beda serta pentingannya masing-masing dalam kehidupan. Meskipun begitu, setiap konflik yang terjadi tentunya memerlukan penyelesaian atau resolusi. hal ini menjadi penting, sebab setiap konflik yang dibiarkan tanpa adanya penyelesaian, berotenti mengakibatkan masalah yang lebih besar dan dapat merugikan banyak pihak. Hal ini pula yang berlaku dalam dinamika konflik antar sopir angkot dengan operator bus Trans Padang beberapa waktu lalu. Penelitian ini penelitian ini berjudul “Konflik Antara Sopir Trans Padang Dan Sopir Angkot” . analisis pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang konflik pada dasarnya disebabkan oleh persoalan mis-komunikasi serta terdapat beberapa aktor yang dilibatkan dalam konflik maupun pada penyelesaian atau resolusinya. Dimana setiap aktor memiliki pean masing-masing
","PeriodicalId":491019,"journal":{"name":"Madika","volume":"11 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135868079","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-03DOI: 10.24239/madika.v3i2.1910
Anastasya Priskila Priskila Elisabeth Thenu Thenu
Inovasi pelayanan publik dikatakan sebagai inisiatif terobosan dari instansi/Lembaga publik dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik. Salah satu terobosan baru untuk meningktakan kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh Dispendukcapil Kota Surabaya yaitu dengan adanya program Klampid dalam pelayanan administrasi kependudukan khususnya pembuatan akta kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan inovasi Klampid dalam meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan pembuatan akta kelahiran di Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sedangkan fokus penelitian menggunakan teori E-Government menurut Harvard JFK School yang memiliki 3 elemen yaitu yaitu Support (dukungan), Value (nilai), dan Capacity (kemampuan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Klampid dalam pembuatan akta kelahiran sudah berjalan dengan baik, dan optimal karena masyarakat dapat merasakan manfaat dari adanya Klampid ini memberikan pelayanan yang mudah, cepat, dan tidak membutuhkan biaya apapun. Namun masih ditemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi yaitu seperti sosialisasi yang lebih bagi masyarakat untuk mengerti dan paham akan program yang diterapkan pemerintah dan perlu ditingkatkan lagi sarana dan prasarana seperti computer, printer dan scanner.
{"title":"Inovasi Inovasi Klampid Dalam Peningkatan Pelayanan Administrasi Kependudukan Pembuatan Akta Kelahiran Di Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya","authors":"Anastasya Priskila Priskila Elisabeth Thenu Thenu","doi":"10.24239/madika.v3i2.1910","DOIUrl":"https://doi.org/10.24239/madika.v3i2.1910","url":null,"abstract":"Inovasi pelayanan publik dikatakan sebagai inisiatif terobosan dari instansi/Lembaga publik dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik. Salah satu terobosan baru untuk meningktakan kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh Dispendukcapil Kota Surabaya yaitu dengan adanya program Klampid dalam pelayanan administrasi kependudukan khususnya pembuatan akta kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan inovasi Klampid dalam meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan pembuatan akta kelahiran di Kelurahan Baratajaya Kota Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sedangkan fokus penelitian menggunakan teori E-Government menurut Harvard JFK School yang memiliki 3 elemen yaitu yaitu Support (dukungan), Value (nilai), dan Capacity (kemampuan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Klampid dalam pembuatan akta kelahiran sudah berjalan dengan baik, dan optimal karena masyarakat dapat merasakan manfaat dari adanya Klampid ini memberikan pelayanan yang mudah, cepat, dan tidak membutuhkan biaya apapun. Namun masih ditemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi yaitu seperti sosialisasi yang lebih bagi masyarakat untuk mengerti dan paham akan program yang diterapkan pemerintah dan perlu ditingkatkan lagi sarana dan prasarana seperti computer, printer dan scanner.","PeriodicalId":491019,"journal":{"name":"Madika","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135868085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-03DOI: 10.24239/madika.v3i2.1906
Alfi Febrilia Anggraini
Abstract in general, this research has been able to answer the research objectives based on the results of the research and discussion that have been described previously, it can be concluded as follows: The implementation of the 9-year compulsory education policy has been going as desired, it's just that the implementation of compulsory education has not been optimal according to what is desired because there is one indicator that has not been said to be optimal in terms of communication, due to socialization carried out by the District Education Office Sidoarjo has not been optimal for the community, so that many people and some teachers do not understand the 9-year compulsory education policy held by the Sidoarjo Regency Government In general, this research has been able to answer the research objectives based on the results of the research and discussion that have been described previously, it can be concluded as follows: The implementation of the 9-year compulsory education policy has been going as desired, it's just that the implementation of compulsory education has not been optimal according to what is desired because there is one indicator that has not been said to be optimal in terms of communication, due to socialization carried out by the District Education Office Sidoarjo has not been optimal for the community, so that many people and some teachers do not understand the 9-year compulsory education policy held by the Sidoarjo Regency Government
{"title":"Penelitian IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM WAJIB BELAJAR 9 TAHUN SIDOARJO JAWA TIMUR","authors":"Alfi Febrilia Anggraini","doi":"10.24239/madika.v3i2.1906","DOIUrl":"https://doi.org/10.24239/madika.v3i2.1906","url":null,"abstract":"Abstract in general, this research has been able to answer the research objectives based on the results of the research and discussion that have been described previously, it can be concluded as follows: The implementation of the 9-year compulsory education policy has been going as desired, it's just that the implementation of compulsory education has not been optimal according to what is desired because there is one indicator that has not been said to be optimal in terms of communication, due to socialization carried out by the District Education Office Sidoarjo has not been optimal for the community, so that many people and some teachers do not understand the 9-year compulsory education policy held by the Sidoarjo Regency Government In general, this research has been able to answer the research objectives based on the results of the research and discussion that have been described previously, it can be concluded as follows: The implementation of the 9-year compulsory education policy has been going as desired, it's just that the implementation of compulsory education has not been optimal according to what is desired because there is one indicator that has not been said to be optimal in terms of communication, due to socialization carried out by the District Education Office Sidoarjo has not been optimal for the community, so that many people and some teachers do not understand the 9-year compulsory education policy held by the Sidoarjo Regency Government","PeriodicalId":491019,"journal":{"name":"Madika","volume":"10 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135869233","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-03DOI: 10.24239/madika.v3i2.2050
Wahyu Surya Wardana
AbstrakBanyak developer perumahan yang belum menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas kepada pemerintah kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan, jumlah perumahan dan permukiman yang belum menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas, dan faktor penghambat implementasi kebijakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori model implementasi kebijakan oleh Merilee S Grindle. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Tanjungpinang belum bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajibannya terkait dengan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman di Kota Tanjungpinang ini karena masih kurangnya pengawasan terhadap pembangunan-pembangunan perumahan yang ada di Kota Tanjungpinang yang mengakibatkan banyak terjadinya ketidaksesuaian site plan awal dengan pembangunan akhir perumahan, sedangkan yang memberikan izin untuk membangun perumahan tersebut adalah Pemerintah Kota Tanjungpinang itu sendiri, kemudian kurang tegasnya Pemerintah Kota Tanjungpinang terhadap developer-developer yang tidak membangun sesuai peraturan. Kemudian masih banyak developer perumahan maupun permukiman di Kota Tanjungpinang yang belum menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas dengan berbagai faktor penghambat seperti developer yang menggadai sertifikat utama perumahan tersebut, developer tidak membangun perumahan sesuai dengan site plan yang disetujui di awal. Selanjutnya untuk isi kebijakan masih terlalu kaku sehingga pelaksanaan kebijakan tidak sesuai dengan isi kebijakan itu sendiri, lalu lingkungan kebijakan sudah menunjukkan responsivitas maupun penguasa yang demokratis dan partisipatif. Jumlah perumahan yang sudah menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang sebanyak 13 perumahan, sedangkan yang belum menyerahkan sebanyak 262 perumahan dari total 275 perumahan yang telah disurvei oleh Dinas Perkim. Kata Kunci: Prasarana, sarana, dan utilitas, Perumahan, Developer. Abstract Many housing developers have not submitted infrastructure, facilities, and utilities to the city government. This research aims to find out the policy implementation, the number of housing and settlements that have not submitted infrastructure, facilities, and utilities, and the factors inhibiting policy implementation. This research uses descriptive qualitative research methods with data collection techniques based on observation, interviews and documentation. This research uses the theory of the policy implementation model by Merilee S Grindle. The results of this study indicate that the Tanjungpinang City Government has not been responsible for carrying out its obligations related to housing and settlement infrastructure, facilities and utilities in Tanjungpinang City because there is still a lack of supervision of housing developments in Tan
许多房地产开发商没有向市政府提交基础设施、设施和公用事业。本研究旨在确定尚未提交基础设施、设施和公用设施的政策实施、住房和住房数量,以及政策实施障碍因素。本研究采用一种基于观察、采访和文献收集技术的定性描述性研究方法。这项研究采用了梅里利·S·格林德的政策执行理论模型。这项研究的结果表明,市政府Tanjungpinang还负责履行义务与住房和定居点基础设施、工具和实用程序在这座Tanjungpinang因为缺乏监管pembangunan-pembangunan Tanjungpinang镇上的住宅,导致许多早期发生分歧site计划和住房建设结束,然而,正是坦望市政府允许建造这些住房,那么坦望市政府对不受监管的开发商缺乏监管。那么,在坦永品市仍然有许多房地产和住房开发人员,他们没有提交具有各种抑制因素的基础设施、设施和公用设施,比如开发人员转让了关键住房证书,开发人员没有按照最初批准的地点建造房屋。其次,政策内容过于严格,政策实施不符合政策本身的内容,那么政策环境就表现出民主和参与的统治者的责任感。已向坦贡平市政府提交了13个住房、设施和住房设施的住房数量,而在该局调查的275个住房中,共有262个住房没有提交。关键词:基础设施、设施和公用事业、住房、发展商。许多房屋开发人员没有屈服于城市政府的基础设施、设施和公用事业。这项研究旨在查明政策实施、房屋编号和限制因素,这些因素没有屈服于基础设施、设施和公用设施,以及因素的抑制政策实现。本研究uses概述了基于观测、面试和文档的数据收集技术方法。这项研究利用了梅里利研究的政策实现模型。《Tanjungpinang results of this study indicate that城政府已不被out (responsible for进行中它的obligations相关结算到住宅和基础设施,facilities与utilities》Tanjungpinang城,因为那里仍然是缺乏of supervision of住宅developments in Tanjungpinang城哪种results in之间许多discrepancies决赛《最初site计划与住宅开发,虽然那些给予建设房屋的许可的人是私下统治的城市政府,但坦品纳市政府的授权却在开发那些没有建立适当管理的建筑。然后有些developers结算还是许多住宅和世卫组织在Tanjungpinang城有音符submitted基础设施,和不同inhibiting facilities和utilities factors美国如此developers谁玩证书》的誓言的房子,developers不要构建住宅in accordance with the site同意了at the开始计划。在较远的地方,政策满足仍然过于轻率,所以政策实施不是与政策本身的满足相协调,那么政策环境就像民主和党派规则一样不负责任。已被办公室查封的房屋房屋和基础设施的房屋编号为13栋,而那些没有提交给市政政府的262栋房屋总共有262栋房屋基础设施、公用事业、房屋、开发商。
{"title":"Pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Kota Tanjungpinang","authors":"Wahyu Surya Wardana","doi":"10.24239/madika.v3i2.2050","DOIUrl":"https://doi.org/10.24239/madika.v3i2.2050","url":null,"abstract":"AbstrakBanyak developer perumahan yang belum menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas kepada pemerintah kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan, jumlah perumahan dan permukiman yang belum menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas, dan faktor penghambat implementasi kebijakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori model implementasi kebijakan oleh Merilee S Grindle. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Tanjungpinang belum bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajibannya terkait dengan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman di Kota Tanjungpinang ini karena masih kurangnya pengawasan terhadap pembangunan-pembangunan perumahan yang ada di Kota Tanjungpinang yang mengakibatkan banyak terjadinya ketidaksesuaian site plan awal dengan pembangunan akhir perumahan, sedangkan yang memberikan izin untuk membangun perumahan tersebut adalah Pemerintah Kota Tanjungpinang itu sendiri, kemudian kurang tegasnya Pemerintah Kota Tanjungpinang terhadap developer-developer yang tidak membangun sesuai peraturan. Kemudian masih banyak developer perumahan maupun permukiman di Kota Tanjungpinang yang belum menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas dengan berbagai faktor penghambat seperti developer yang menggadai sertifikat utama perumahan tersebut, developer tidak membangun perumahan sesuai dengan site plan yang disetujui di awal. Selanjutnya untuk isi kebijakan masih terlalu kaku sehingga pelaksanaan kebijakan tidak sesuai dengan isi kebijakan itu sendiri, lalu lingkungan kebijakan sudah menunjukkan responsivitas maupun penguasa yang demokratis dan partisipatif. Jumlah perumahan yang sudah menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang sebanyak 13 perumahan, sedangkan yang belum menyerahkan sebanyak 262 perumahan dari total 275 perumahan yang telah disurvei oleh Dinas Perkim. \u0000Kata Kunci: Prasarana, sarana, dan utilitas, Perumahan, Developer. \u0000Abstract Many housing developers have not submitted infrastructure, facilities, and utilities to the city government. This research aims to find out the policy implementation, the number of housing and settlements that have not submitted infrastructure, facilities, and utilities, and the factors inhibiting policy implementation. This research uses descriptive qualitative research methods with data collection techniques based on observation, interviews and documentation. This research uses the theory of the policy implementation model by Merilee S Grindle. The results of this study indicate that the Tanjungpinang City Government has not been responsible for carrying out its obligations related to housing and settlement infrastructure, facilities and utilities in Tanjungpinang City because there is still a lack of supervision of housing developments in Tan","PeriodicalId":491019,"journal":{"name":"Madika","volume":"10 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135869237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-11DOI: 10.24239/madika.v3i1.1795
Lindu Anita Anita, Afif Musthofa Kawwami Afif
Penelitian ini membahas tentang Dinamika Pelanggaran Hak Politik Masyarakat Kota Palembang Pada Pemilihan Umum Presiden tahun 2019 (Studi Kasus Bawaslu Kota Palembang). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa bentuk pelanggaran yang tercatat di Bawaslu Kota Palembang dan mengetahui mekanisme penangganan pelanggaran yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Palembang pada pemilihan umum tahun 2019. Objek dalam penelitian ini yaitu bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh peserta pemilu pada pilpres 2019 di Kota Palembang. Subjek penelitian adalah Bawaslu Kota Palembang. Teori yang yang digunakan adalah teori Thomas Tokan Pureklolon (Pureklolon, 2020, p. 54) mengenai Perilaku Politik dan Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur benar-salahnya tindakan manusia juga ilmu yang membahas tentang ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan penelitian lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pelanggaran pemilihan umum tahun 2019 ada 4 macam yaitu pelanggaran Administratif, pelanggaran Kode Etik, pelanggaran peraturan perundang-undangan lainnya (termasuklah netralitas ASN, TNI dan Polri, KPU hingga sampai jajaran dibawahnya) dan pelanggaran tindak pidana. Pelaksanaan peran Bawaslu Kota Palembang pada penanganan pelanggaran pemilihan umum terhadap kasus pelanggaran pemilihan umum tahun 2019 melalui tahapan penerimaan laporan, pengkajian laporan dan melakukan sidang acara cepat serta persidangan pada umumnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah Devisi dan Staf penanganan pelanggaran Bawaslu Kota Palembang, data dikumpulkan dan dianalisa melalui dokumentasi dan wawancara.
本研究探讨了2019年总统大选期间帕伦邦人民政治权利的动力滥用(巴瓦卢市帕伦邦案例研究)。此外,本研究的目的是了解巴瓦卢帕伦邦记录的任何形式的违规行为,并了解巴瓦卢·帕伦邦在2019年大选期间的虐待机制。本研究的目标是参加者在帕伦邦2019年的选举中所犯的各种违法行为。研究对象是巴瓦卢帕伦邦市。使用的理论是Thomas Tokan Pureklolon理论(Pureklolon, 2020, p. 54)关于与道德规范有关的政治和伦理行为的理论,也就是说,衡量人类行为正确的准则,以及讨论某些道德教义或我们应该如何对各种道德教义负责的科学。研究方法是定性的方法和实地研究。这项研究的结果表明,在2019年的大选中,有四种违反行政法规、违反行为准则、违反其他立法法规(包括中立、TNI和Polri,甚至是选举委员会)和违反刑事罪行。巴瓦卢·帕伦邦(Bawaslu Palembang)在处理2019年通过提交报告、审查报告以及举办快速会议和听证会等犯罪案件时所起的作用。本研究的数据来源是巴伐鲁犯罪部门和工作人员,通过文件和采访收集和分析数据。
{"title":"BENTUK-BENTUK PELANGGARAN HAK POLITIK PESERTA PEMILU DI KOTA PALEMBANG PADA PILPRES TAHUN 2019 ( Studi Kasus Bawaslu Kota Palembang )","authors":"Lindu Anita Anita, Afif Musthofa Kawwami Afif","doi":"10.24239/madika.v3i1.1795","DOIUrl":"https://doi.org/10.24239/madika.v3i1.1795","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang Dinamika Pelanggaran Hak Politik Masyarakat Kota Palembang Pada Pemilihan Umum Presiden tahun 2019 (Studi Kasus Bawaslu Kota Palembang). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa bentuk pelanggaran yang tercatat di Bawaslu Kota Palembang dan mengetahui mekanisme penangganan pelanggaran yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Palembang pada pemilihan umum tahun 2019. Objek dalam penelitian ini yaitu bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh peserta pemilu pada pilpres 2019 di Kota Palembang. Subjek penelitian adalah Bawaslu Kota Palembang. Teori yang yang digunakan adalah teori Thomas Tokan Pureklolon (Pureklolon, 2020, p. 54) mengenai Perilaku Politik dan Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur benar-salahnya tindakan manusia juga ilmu yang membahas tentang ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan penelitian lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pelanggaran pemilihan umum tahun 2019 ada 4 macam yaitu pelanggaran Administratif, pelanggaran Kode Etik, pelanggaran peraturan perundang-undangan lainnya (termasuklah netralitas ASN, TNI dan Polri, KPU hingga sampai jajaran dibawahnya) dan pelanggaran tindak pidana. Pelaksanaan peran Bawaslu Kota Palembang pada penanganan pelanggaran pemilihan umum terhadap kasus pelanggaran pemilihan umum tahun 2019 melalui tahapan penerimaan laporan, pengkajian laporan dan melakukan sidang acara cepat serta persidangan pada umumnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah Devisi dan Staf penanganan pelanggaran Bawaslu Kota Palembang, data dikumpulkan dan dianalisa melalui dokumentasi dan wawancara.","PeriodicalId":491019,"journal":{"name":"Madika","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136370815","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}