Photovoltaic (PV) merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Ketika Photovoltaic dihubungkan langsung ke beban, daya yang dikirimkan ke beban bukanlah daya yang optimal. Oleh karena itu penting untuk mendapatkan daya maksimum dari sistem PV sehingga meningkatkan efisiensi. Berbagai teknik pelacakan titik daya maksimum (MPPT) dari sistem PV diusulkan, seperti Algoritma Perturb and Observe (P&O). Teknik MPPT biasanya terbatas pada kondisi cuaca yang seragam. Penelitian ini menyajikan sistem MPPT rangkaian DC-DC Boost converter pada kondisi terjadi perubahan iradiasi matahari, masing-masing perubahan diasumsikan selama 5 jam dan suhu sekitar 250C, adapun besar iradiasi matahari adalah 300 W/m2, 500 W/m2 , 700 W/m2 dan 1000 W/m2. Dari hasil peneltian yang dilakukan dengan bantuan simulasi MATLAB didapatkan efesien rata 95,6% dan mendapatkan pelacakan MPP osilasi rendah serta respon cepat dan dinamis selama kondisi cuaca stabil.
{"title":"PELACAKAN TITIK DAYA MAKSIMUM PHOTOVOLTAIC DC-DC BOOST CONVERTER DENGAN ALGORITMA P&O","authors":"Hendi Matalata, Leily Wustha Johar, Fadli Eka Yandra","doi":"10.21063/jtv.2024.2.1.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.21063/jtv.2024.2.1.13","url":null,"abstract":"Photovoltaic (PV) merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Ketika Photovoltaic dihubungkan langsung ke beban, daya yang dikirimkan ke beban bukanlah daya yang optimal. Oleh karena itu penting untuk mendapatkan daya maksimum dari sistem PV sehingga meningkatkan efisiensi. Berbagai teknik pelacakan titik daya maksimum (MPPT) dari sistem PV diusulkan, seperti Algoritma Perturb and Observe (P&O). Teknik MPPT biasanya terbatas pada kondisi cuaca yang seragam. Penelitian ini menyajikan sistem MPPT rangkaian DC-DC Boost converter pada kondisi terjadi perubahan iradiasi matahari, masing-masing perubahan diasumsikan selama 5 jam dan suhu sekitar 250C, adapun besar iradiasi matahari adalah 300 W/m2, 500 W/m2 , 700 W/m2 dan 1000 W/m2. Dari hasil peneltian yang dilakukan dengan bantuan simulasi MATLAB didapatkan efesien rata 95,6% dan mendapatkan pelacakan MPP osilasi rendah serta respon cepat dan dinamis selama kondisi cuaca stabil.","PeriodicalId":497651,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Vokasi","volume":"191 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140492355","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-20DOI: 10.21063/jtv.2024.2.1.11
A. Rachman, Arfita Yuana Dewi Rachman, Asnal Effendi, L. Nesti
Makalah ini menyajikan analisis eksperimental untuk menguji desain yang mengintegrasikan mekanisme roda pemulihan panas aktif ke dalam penangkap angin. Pemulihan panas roda termal dimasukkan ke dalam saluran penangkap angin dari sistem yang diusulkan. Eksperimen dilakukan untuk menguji bagaimana mekanisme pemulihan panas mempengaruhi kinerja penangkap angin, kemampuan sistem untuk menyediakan laju udara segar yang diperlukan. Model ruang ujian berukuran 4x4x3 meter diintegrasikan dengan model windcatcher. Tingkat ventilasi yang cukup bahkan dengan roda pemulihan panas yang berputar terhalang. Pemulihan aktif ini berpotensi mengurangi kebutuhan sistem pemanas ruangan secara memadai selain menyediakan ventilasi. Panas dalam aliran udara buang ditangkap dan dipindahkan ke aliran udara masuk, sehingga meningkatkan suhu antara 7-9 oC tergantung pada kondisi dalam/luar ruangan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak usaha untuk pengembangan lebih lanjut dari ide tersebut, sehingga memungkinkan pengujian dan karakteristik perpindahan panas sistem dalam skala yang lebih besar.
{"title":"EXPERIMENTAL ANALYSIS OF HEAT RECOVERY WHEEL FOR TROPICAL CLIMATE","authors":"A. Rachman, Arfita Yuana Dewi Rachman, Asnal Effendi, L. Nesti","doi":"10.21063/jtv.2024.2.1.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.21063/jtv.2024.2.1.11","url":null,"abstract":"Makalah ini menyajikan analisis eksperimental untuk menguji desain yang mengintegrasikan mekanisme roda pemulihan panas aktif ke dalam penangkap angin. Pemulihan panas roda termal dimasukkan ke dalam saluran penangkap angin dari sistem yang diusulkan. Eksperimen dilakukan untuk menguji bagaimana mekanisme pemulihan panas mempengaruhi kinerja penangkap angin, kemampuan sistem untuk menyediakan laju udara segar yang diperlukan. Model ruang ujian berukuran 4x4x3 meter diintegrasikan dengan model windcatcher. Tingkat ventilasi yang cukup bahkan dengan roda pemulihan panas yang berputar terhalang. Pemulihan aktif ini berpotensi mengurangi kebutuhan sistem pemanas ruangan secara memadai selain menyediakan ventilasi. Panas dalam aliran udara buang ditangkap dan dipindahkan ke aliran udara masuk, sehingga meningkatkan suhu antara 7-9 oC tergantung pada kondisi dalam/luar ruangan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak usaha untuk pengembangan lebih lanjut dari ide tersebut, sehingga memungkinkan pengujian dan karakteristik perpindahan panas sistem dalam skala yang lebih besar.","PeriodicalId":497651,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Vokasi","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139524542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Perdana, Hafnidar Hafni, Lusi Yulianti, Romi Romi, Alfith Alfith, P. Pratiwi, Nurzal Nurzal
Salah satu teknik pengawetan ikan yang sangat banyak dimanfaatkan pada saat ini adalah teknik pengasapan. Pada umumnya proses pengasapan ikan masih secara tradisional dan menggunakan oven konvensional. Metode tersebut merupakan cara yang mudah untuk melakukan pengasapan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi alat pengasapan ikan dengan menggunakan sistem rotari horizontal. Alat pengasapan ikan ini terdiri dari ruang pengasapan, tungku pembakaran, dudukan lele sistem rotari, motor DC, roda gigi, dan rantai. Kapasitas alat pengasapan ikan system rotari ini adalah 9 kg ikan basah. Ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan lele dan ikan cakalang. Pengasapan ini menggunakan hasil dari pembakaran kayu kulit manis. Kayu kulit manis akan menghasilkan asap yang berguna untuk pengasapan ikan. Berat ikan basah dalam satu kali pengasapan pada penelitian ini adalah 8 Kg. Metode pengasapan mempunyai standar perbandingan berat ikan basah dan berat ikan kering sebesar 4:1. Untuk pengasapan ikan lele, setelah dilakukan pengasapan selama 2 jam dengan temperatur 80 oC – 90 oC, berat ikan lele menjadi 2 kg. Untuk pengasapan ikan cakalang, setelah dilakukan pengasapan selama 2,5 jam dengan temperatur 80 oC – 90 oC, berat ikan cakalang menjadi 2 kg. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa alat pengasapan ikan dengan sistem rotari sangat bagus untuk digunakan sebagai alat pengasapan ikan karena memiliki efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan alat tradisional seperti oven dimana metode pengasapan tradisional membutuhkan waktu selama 36 jam dan metode pengasapan sistem oven membutuhkan waktu selama 12 jam.
{"title":"PERFORMANSI ALAT PENGASAPAN IKAN DENGAN SISTEM ROTARI HORIZONTAL","authors":"M. Perdana, Hafnidar Hafni, Lusi Yulianti, Romi Romi, Alfith Alfith, P. Pratiwi, Nurzal Nurzal","doi":"10.21063/jtv.2024.2.1.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.21063/jtv.2024.2.1.8","url":null,"abstract":"Salah satu teknik pengawetan ikan yang sangat banyak dimanfaatkan pada saat ini adalah teknik pengasapan. Pada umumnya proses pengasapan ikan masih secara tradisional dan menggunakan oven konvensional. Metode tersebut merupakan cara yang mudah untuk melakukan pengasapan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi alat pengasapan ikan dengan menggunakan sistem rotari horizontal. Alat pengasapan ikan ini terdiri dari ruang pengasapan, tungku pembakaran, dudukan lele sistem rotari, motor DC, roda gigi, dan rantai. Kapasitas alat pengasapan ikan system rotari ini adalah 9 kg ikan basah. Ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan lele dan ikan cakalang. Pengasapan ini menggunakan hasil dari pembakaran kayu kulit manis. Kayu kulit manis akan menghasilkan asap yang berguna untuk pengasapan ikan. Berat ikan basah dalam satu kali pengasapan pada penelitian ini adalah 8 Kg. Metode pengasapan mempunyai standar perbandingan berat ikan basah dan berat ikan kering sebesar 4:1. Untuk pengasapan ikan lele, setelah dilakukan pengasapan selama 2 jam dengan temperatur 80 oC – 90 oC, berat ikan lele menjadi 2 kg. Untuk pengasapan ikan cakalang, setelah dilakukan pengasapan selama 2,5 jam dengan temperatur 80 oC – 90 oC, berat ikan cakalang menjadi 2 kg. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa alat pengasapan ikan dengan sistem rotari sangat bagus untuk digunakan sebagai alat pengasapan ikan karena memiliki efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan alat tradisional seperti oven dimana metode pengasapan tradisional membutuhkan waktu selama 36 jam dan metode pengasapan sistem oven membutuhkan waktu selama 12 jam.","PeriodicalId":497651,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Vokasi","volume":"86 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139530484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. E. Eka Putra, Dedi Wardianto, Juliantoni Juliantoni
Mesin penekuk plat atau yang disebut mesin bending, adalah pengerjaan membentuk logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Penelitian ini menerapkan teknologi hidrolik pada proses pembentukan dan penekukan plat. Mesin bending ini menerapkan mekanisme penjepitan pada plat dan melakukan pembebanan dengan menggunakan tenaga hidrolik untuk menekuk plat. Dalam pembuatan mesin bending ini perlu di analisisa apa saja kebutuhan material dan rantai proses produksi dari mesin penekuk plat hidrolik yang tepat guna. Pembuatan mesin tekuk plat hidrolik terbagi menjadi beberapa langkah yang harus dikerjakan dan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu: Identifikasi gambar kerja, perencanaan pemilihan material, persiapan bahan, persiapan alat dan mesin, melakukan proses pengerjaan dan finishing. Bahan yang digunakan untuk membuat komponen dari mesin tekuk plat hidrolik yaitu dengan plat ST37 tebal 0,6 mm dengan komponen berupa part penjepit dengan ukuran 1400mm X 196mm X 307mm, part meja landasan dengan ukuran 1412mm x 156mm x 503mm, part penekuk dengan ukuran 1400mm x 250mm x 95mm, part Frame dengan ukuran 1000mm x 600mm. Sistem transmisi yang digunakan adalah sistem hidrolik untuk mendorong part penekuk. Lalu untuk mengangkat part penjepit plat dengan menggunakan sistem pengungkit pada kiri dan kanan mesin tekuk plat hidrolik. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan mesin tekuk plat hidrolik yaitu peralatan pengukuran, peralatan pengurangan volume, peralatan pengelasan, peralatan perakitan dan peralatan finishing.
板材折弯机或称为折弯机，是将金属板（板材）成型，使其符合预定形状和尺寸的过程。这项研究将液压技术应用于板材的成型和弯曲过程。这种折弯机对板材采用夹紧机构，并利用液压动力进行加载，从而实现板材折弯。在制造这种折弯机时，有必要分析材料的需求以及合适的液压折弯机的生产工艺链。液压弯板机的制作分为几个步骤，必须提前做好准备，即工作图纸的确定、材料选择规划、材料准备、工具和机器的准备、工作过程的执行和完成。制作液压弯板机部件的材料是 0.6 毫米厚的 ST37 板，部件形式包括夹钳部件（尺寸为 1400 毫米 X 196 毫米 X 307 毫米）、砧台部件（尺寸为 1412 毫米 x 156 毫米 x 503 毫米）、弯曲部件（尺寸为 1400 毫米 x 250 毫米 x 95 毫米）、部件框架（尺寸为 1000 毫米 x 600 毫米）。所使用的传动系统是液压系统，用于推动折弯部分。然后利用液压弯板机左右两侧的杠杆系统提升夹板部分。用于制造液压折弯机的机械设备有测量设备、体积缩小设备、焊接设备、装配设备和精加工设备。
{"title":"ANALISA KEBUTUHAN MATERIAL DAN RANTAI PADA PROSES PRODUKSI MESIN TEKUK PLAT HIDROLIK","authors":"I. E. Eka Putra, Dedi Wardianto, Juliantoni Juliantoni","doi":"10.21063/jtv.2024.2.1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.21063/jtv.2024.2.1.7","url":null,"abstract":"Mesin penekuk plat atau yang disebut mesin bending, adalah pengerjaan membentuk logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Penelitian ini menerapkan teknologi hidrolik pada proses pembentukan dan penekukan plat. Mesin bending ini menerapkan mekanisme penjepitan pada plat dan melakukan pembebanan dengan menggunakan tenaga hidrolik untuk menekuk plat. Dalam pembuatan mesin bending ini perlu di analisisa apa saja kebutuhan material dan rantai proses produksi dari mesin penekuk plat hidrolik yang tepat guna. Pembuatan mesin tekuk plat hidrolik terbagi menjadi beberapa langkah yang harus dikerjakan dan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu: Identifikasi gambar kerja, perencanaan pemilihan material, persiapan bahan, persiapan alat dan mesin, melakukan proses pengerjaan dan finishing. Bahan yang digunakan untuk membuat komponen dari mesin tekuk plat hidrolik yaitu dengan plat ST37 tebal 0,6 mm dengan komponen berupa part penjepit dengan ukuran 1400mm X 196mm X 307mm, part meja landasan dengan ukuran 1412mm x 156mm x 503mm, part penekuk dengan ukuran 1400mm x 250mm x 95mm, part Frame dengan ukuran 1000mm x 600mm. Sistem transmisi yang digunakan adalah sistem hidrolik untuk mendorong part penekuk. Lalu untuk mengangkat part penjepit plat dengan menggunakan sistem pengungkit pada kiri dan kanan mesin tekuk plat hidrolik. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan mesin tekuk plat hidrolik yaitu peralatan pengukuran, peralatan pengurangan volume, peralatan pengelasan, peralatan perakitan dan peralatan finishing.","PeriodicalId":497651,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Vokasi","volume":"14 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139531289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Richa Melysa, Irwan Anwar, Jehan Sulistya, A. Afdal
ABSTRAK Fash field merupakan lapangan dengan kategori heavy oil yang dikelola oleh PT. Chevron Pacific Indonesia dengan jenis batuan batu pasir. Sehingga seiring dengan produksi minyak ke permukaan maka akan timbul masalah produksi seperti asphaltene. Untuk mengatasi masalah asphaltene digunakan pelarut untuk melarutkan asphaltene dalam bentuk pelarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk melakukan injeksi solvent yaitu dengan menggunakan coiled tubing dan dengan menggunakan pompa. Pada penelitian ini akan dibahas tingkat keberhasilan masing-masing metode dalam aplikasi perlakuan pelarut dan penentuan nilai ambang batas guna menentukan calon sumur yang tepat untuk setiap metode yang digunakan. Dalam menentukan tingkat keberhasilannya, Minimum oil recovery untuk masing-masing metode yaitu coiled tubing dan pump adalah 8 bopd dan 4 bopd serta untuk menentukan nilai threshold digunakan parameter yang memiliki nilai tertentu sebagai acuan untuk memaksimalkan penggunaan existing metode dalam aplikasi perawatan pelarut. Parameter yang digunakan adalah kadar aspal (%), water cut (%), suhu kepala sumur (°F), dan suhu reservoir (°F).
{"title":"PERBANDINGAN METODE COILED TUBING DAN PUMP PADA APLIKASI SOLVENT TREATMENT BERDASARKAN PARAMETER SUCCESS RATIO DAN CUT OFF DI LAPANGAN FASH","authors":"Richa Melysa, Irwan Anwar, Jehan Sulistya, A. Afdal","doi":"10.21063/jtv.2024.2.1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.21063/jtv.2024.2.1.4","url":null,"abstract":"ABSTRAK\u0000Fash field merupakan lapangan dengan kategori heavy oil yang dikelola oleh PT. Chevron Pacific Indonesia dengan jenis batuan batu pasir. Sehingga seiring dengan produksi minyak ke permukaan maka akan timbul masalah produksi seperti asphaltene. Untuk mengatasi masalah asphaltene digunakan pelarut untuk melarutkan asphaltene dalam bentuk pelarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk melakukan injeksi solvent yaitu dengan menggunakan coiled tubing dan dengan menggunakan pompa. Pada penelitian ini akan dibahas tingkat keberhasilan masing-masing metode dalam aplikasi perlakuan pelarut dan penentuan nilai ambang batas guna menentukan calon sumur yang tepat untuk setiap metode yang digunakan. Dalam menentukan tingkat keberhasilannya, Minimum oil recovery untuk masing-masing metode yaitu coiled tubing dan pump adalah 8 bopd dan 4 bopd serta untuk menentukan nilai threshold digunakan parameter yang memiliki nilai tertentu sebagai acuan untuk memaksimalkan penggunaan existing metode dalam aplikasi perawatan pelarut. Parameter yang digunakan adalah kadar aspal (%), water cut (%), suhu kepala sumur (°F), dan suhu reservoir (°F).\u0000 \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":497651,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Vokasi","volume":" 40","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138994765","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：