Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.14710/HALAL.V2I1.4318
Warto Warto, A. Rofiq, Mashudi Mashudi
Dalam proses penetapan hukum, seorang mujtahid membutuhkan perangkat istinbath, yaitu berupa kaedah-kaedah ushul fiqh sebagai pijakan metodologis. Kaedah-kaedah ini dirancang oleh para ulama ushul fiqh agar dalam menentukan hukum seorang mujtahid memiliki acuan baku sesuai dengan maqashid syariah. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif kaedah istinbath hukum ini yang akan dikaji dalam paper ini. Fokus pembahasan dalam studi ini kaedah fundamental kebahasaan. Pemilihan pokok bahasan ini didasarkan pada kebutuhan istinbath hukum, bahwa kaedah-kaedah ini memiliki peranan sangat penting dalam melahirkan produk hukum, agar hukum yang dihasilkan benar-benar aplikatif dan relevan. Kata Kunci: al-Qawaid, al-Ushuliyah, al-Lughawiyah, al-Istinbath
{"title":"Peranan Kaedah-Kaedah Fundamental Kebahasaan Dalam Penetapan Produk Halal","authors":"Warto Warto, A. Rofiq, Mashudi Mashudi","doi":"10.14710/HALAL.V2I1.4318","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/HALAL.V2I1.4318","url":null,"abstract":"Dalam proses penetapan hukum, seorang mujtahid membutuhkan perangkat istinbath, yaitu berupa kaedah-kaedah ushul fiqh sebagai pijakan metodologis. Kaedah-kaedah ini dirancang oleh para ulama ushul fiqh agar dalam menentukan hukum seorang mujtahid memiliki acuan baku sesuai dengan maqashid syariah. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif kaedah istinbath hukum ini yang akan dikaji dalam paper ini. Fokus pembahasan dalam studi ini kaedah fundamental kebahasaan. Pemilihan pokok bahasan ini didasarkan pada kebutuhan istinbath hukum, bahwa kaedah-kaedah ini memiliki peranan sangat penting dalam melahirkan produk hukum, agar hukum yang dihasilkan benar-benar aplikatif dan relevan. Kata Kunci: al-Qawaid, al-Ushuliyah, al-Lughawiyah, al-Istinbath","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127086450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.14710/HALAL.V2I1.5277
Arianti Nuur Annisa, Handung Nuryadi, W. Widayat, Dita Ayu Sofiati
Etanol merupakan senyawa kimia yang umum digunakan sebagai pelarut dalam obat-obatan. Keberadaan etanol dalam obat dapat diragukan kehalalannya. Diperlukan analisa kandungan etanol dalam suatu produk. Kromatografi cair merupakan metode yang akurat untuk mengetahui keberadaan etanol dalam sampel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kandungan etanol dalam obat batuk menggunakan metode HPLC. Metode yang dilakukan terdiri dari persiapan standar etanol dan sampel obat batuk, serta analisa sampel dengan HPLC. Data hasil analisa diolah dengan menggunakan software Lab Solutions. Selanjutnya disusun kurva analitik dan persamaan linear. Hasil analisa menunjukkan sampel obat batuk jenis XXX memiliki kandungan senyawa etanol. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode HPLC tepat digunakan untuk menentukan kehalalan suatu produk.
{"title":"Analisis Kadar Etanol dalam Obat Batuk dengan Metode Kromatografi Cair","authors":"Arianti Nuur Annisa, Handung Nuryadi, W. Widayat, Dita Ayu Sofiati","doi":"10.14710/HALAL.V2I1.5277","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/HALAL.V2I1.5277","url":null,"abstract":"Etanol merupakan senyawa kimia yang umum digunakan sebagai pelarut dalam obat-obatan. Keberadaan etanol dalam obat dapat diragukan kehalalannya. Diperlukan analisa kandungan etanol dalam suatu produk. Kromatografi cair merupakan metode yang akurat untuk mengetahui keberadaan etanol dalam sampel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kandungan etanol dalam obat batuk menggunakan metode HPLC. Metode yang dilakukan terdiri dari persiapan standar etanol dan sampel obat batuk, serta analisa sampel dengan HPLC. Data hasil analisa diolah dengan menggunakan software Lab Solutions. Selanjutnya disusun kurva analitik dan persamaan linear. Hasil analisa menunjukkan sampel obat batuk jenis XXX memiliki kandungan senyawa etanol. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode HPLC tepat digunakan untuk menentukan kehalalan suatu produk.","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"116 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115011990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.14710/HALAL.V2I1.4433
Dienda Lora Buana, Imelda Fajriati
Karakterisasi lemak sapi dan lemak babi menggunakan spektroskopi infra merah dilakukan untuk mengetahui profil khas spektra lemak sapi dan lemak babi menggunakan FTIR Spectroscopy, sekaligus mengetahui kemungkinan cemaran lemak babi dalam bakso. Sampel bakso terlebih dahulu di ekstraksi Soxhlet menggunakan pelarut n-heksan dan petroleum eter, serta variasi waktu ekstraksi selama 2 jam, 3 jam, dan 4 jam untuk mendapatkan rendemen ekstraksi optimum. Hasil ekstraksi selanjutnya diidentifikasi profil spektranya menggunakan FTIR. Rendemen ekstraksi terbanyak didapatkan dengan waktu ekstraksi 2 jam menggunakan pelarut petroleum eter. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan bahwa spektra lemak sapi dan lemak babi sedikit menunjukkan perbedaan pada 3000 – 3010 cm-1, 1172 cm-1 dan 1103 cm-1, dan 960 - 975 cm-1 yang diakibatkan antara lain dari asam lemak trans pada sampel lemak sapi lebih besar daripada lemak babi. Adapun dari sampel bakso yang di uji, sejauh hasil karakterisasi menggunakan pembanding spektra FTIR dari standar lemak babi, tidak didapatkan cemaran lemak babi dalam sampel bakso. Kata kunci: Ekstraksi Soxhlet, lemak sapi dan lemak babi.
{"title":"Karakterisasi Lemak Sapi dan Lemak Babi dalam Bakso Menggunakan FTIR Spectroscopy","authors":"Dienda Lora Buana, Imelda Fajriati","doi":"10.14710/HALAL.V2I1.4433","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/HALAL.V2I1.4433","url":null,"abstract":"Karakterisasi lemak sapi dan lemak babi menggunakan spektroskopi infra merah dilakukan untuk mengetahui profil khas spektra lemak sapi dan lemak babi menggunakan FTIR Spectroscopy, sekaligus mengetahui kemungkinan cemaran lemak babi dalam bakso. Sampel bakso terlebih dahulu di ekstraksi Soxhlet menggunakan pelarut n-heksan dan petroleum eter, serta variasi waktu ekstraksi selama 2 jam, 3 jam, dan 4 jam untuk mendapatkan rendemen ekstraksi optimum. Hasil ekstraksi selanjutnya diidentifikasi profil spektranya menggunakan FTIR. Rendemen ekstraksi terbanyak didapatkan dengan waktu ekstraksi 2 jam menggunakan pelarut petroleum eter. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan bahwa spektra lemak sapi dan lemak babi sedikit menunjukkan perbedaan pada 3000 – 3010 cm-1, 1172 cm-1 dan 1103 cm-1, dan 960 - 975 cm-1 yang diakibatkan antara lain dari asam lemak trans pada sampel lemak sapi lebih besar daripada lemak babi. Adapun dari sampel bakso yang di uji, sejauh hasil karakterisasi menggunakan pembanding spektra FTIR dari standar lemak babi, tidak didapatkan cemaran lemak babi dalam sampel bakso. Kata kunci: Ekstraksi Soxhlet, lemak sapi dan lemak babi.","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117282822","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.14710/HALAL.V2I1.4968
Dedy Suseno
Bakso merupakan salah satu makanan yang banyak dikonsumsi karena penyajiannya yang praktis, memiliki harga yang terjangkau dan banyak tersedia diberbagai tempat seperti pasar tradisional, pasar swalayan dan masih banyak lagi. Banyaknya masyarakat yang mengonsumsi bakso membuat para pedagang berlomba-lomba membuat bakso yang enak, namun dengan alasan kualitas dan awet ada pedagang yang menggunakan boraks sebagai bahan tambahan pangan. Boraks merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur Boron (B) dan memiliki nama dagang bleng, pijer atau gendar. Boraks biasa digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas, bahan pembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Penelitian terhadap bakso dikota Medan menunjukkan bahwa 8 dari 10 sampel bakso yang diperiksa ternyata mengandung boraks dengan konsentrasi 0,08% - 0,29%. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan, boraks merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi adanya boraks pada bakso sapi secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisis boraks menggunakan kertas turmerik menunjukkan bahwa perubahan warna pada kertas turmerik hanya terjadi pada kontrol positif saja sedangkan analisis boraks menggunakan FTIR Spektrometer semua sampel dan kontrol positif tidak menunjukkan adanya spektrum sidik jari pada bilangan gelombang 1500 sampai 1000 cm-1. Hasil analisis boraks menggunakan spektrofotometer Uv-Vis menunjukkan bahwa 9 dari 12 positif mengandung boraks dengan konsentrasi terbesar pada sampel B1 sebesar 2414.375 µg/mL.
{"title":"Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Boraks Pada Bakso Menggunakan Kertas Turmerik, FT – IR Spektrometer dan Spektrofotometer Uv -Vis","authors":"Dedy Suseno","doi":"10.14710/HALAL.V2I1.4968","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/HALAL.V2I1.4968","url":null,"abstract":"Bakso merupakan salah satu makanan yang banyak dikonsumsi karena penyajiannya yang praktis, memiliki harga yang terjangkau dan banyak tersedia diberbagai tempat seperti pasar tradisional, pasar swalayan dan masih banyak lagi. Banyaknya masyarakat yang mengonsumsi bakso membuat para pedagang berlomba-lomba membuat bakso yang enak, namun dengan alasan kualitas dan awet ada pedagang yang menggunakan boraks sebagai bahan tambahan pangan. Boraks merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur Boron (B) dan memiliki nama dagang bleng, pijer atau gendar. Boraks biasa digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas, bahan pembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Penelitian terhadap bakso dikota Medan menunjukkan bahwa 8 dari 10 sampel bakso yang diperiksa ternyata mengandung boraks dengan konsentrasi 0,08% - 0,29%. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan, boraks merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi adanya boraks pada bakso sapi secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisis boraks menggunakan kertas turmerik menunjukkan bahwa perubahan warna pada kertas turmerik hanya terjadi pada kontrol positif saja sedangkan analisis boraks menggunakan FTIR Spektrometer semua sampel dan kontrol positif tidak menunjukkan adanya spektrum sidik jari pada bilangan gelombang 1500 sampai 1000 cm-1. Hasil analisis boraks menggunakan spektrofotometer Uv-Vis menunjukkan bahwa 9 dari 12 positif mengandung boraks dengan konsentrasi terbesar pada sampel B1 sebesar 2414.375 µg/mL.","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122422078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-08DOI: 10.14710/HALAL.V2I1.5361
W. Widayat, T. Agustini, Meiny Suzery, A. Al-Baarri, S. Putri, Kurdianto Kurdianto
Bagi seorang muslim status halal suatu produk non-pangan salah satunya kosmetik maupun obat-obatan sangat mutlak yang harus dipenuhi. Produk yang beredar dipasaran harus terbebas dari kandungan babi atau bahan lain yang menyebabkan produk tersebut tidak lagi halal. Metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang dapat mendeteksi kandungan babi maupun alkohol untuk dapat memastikan kandungan tersebut terbebas dari cemaran babi. Dalam penelitian ini, telah dilakukan analisis kemungkinan adanya kandungan unsur babi dari ke empat produk non-pangan seperti kapsul, kuas roti, day cream dan sabun kecantikan yang dianalisis menggunakan RT-PCR.Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, tahap awal dilakukan ektraksi DNA dan tahap kedua dilakukan analisis RT-PCR. Didapatkan pada tahap awal ekstraksi DNA, hasil pengukuran dan kemurnian dengan nilai konsentrasi kapsul 2,9 ng/µI; kuas roti sebesar 3,4 ng/µI; day cream sebesar 2,4 ng/µI; dan sampel sabun kecantikan sebesar 2,2 ng/µI. Pada tahap kedua, secara keseluruhan dari ke empat produk yang dipilih secara acak sebagai objek penelitian produk kapsul terbebas dari kandungan babi, kecuali pada produk kuas roti sebesar 3,15%; day cream sebesar 3,52%; dan sabun kecantikan sebesar 124,83% positif tercemar kandungan babi.
对于穆斯林来说,清真食品是一种非食品产品,化妆品和药品都是必须满足的。市场上的产品必须不含猪肉或其他导致这种产品不再是合法的产品。检测猪和酒精含量的实时复合物链反应,以确保其不受猪的杂质的干扰。在这项研究中,用RT-PCR分析了四种非食品,如胶囊、烘焙师、日奶油和美容肥皂的可能性。这项研究分为两个阶段,最初的阶段是DNA提取,第二阶段是进行RT-PCR分析。得到的早期阶段,提取DNA,测量结果和纯洁胶囊2.9 ng /µ浓度价值;画笔大小的面包3.4 ng /µl;日奶油2.4万ng /µl;和2.2万美容皂的ng /µ样本。在第二阶段,总共有四种产品被随机选择为胶囊产品研究对象,除了面包包装产品3.15%以外,没有猪的含量;日霜为3.52%;和124.83%受污染的猪肉香皂。
{"title":"Real Time-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sebagai Alat Deteksi DNA Babi dalam Beberapa Produk Non-Pangan","authors":"W. Widayat, T. Agustini, Meiny Suzery, A. Al-Baarri, S. Putri, Kurdianto Kurdianto","doi":"10.14710/HALAL.V2I1.5361","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/HALAL.V2I1.5361","url":null,"abstract":"Bagi seorang muslim status halal suatu produk non-pangan salah satunya kosmetik maupun obat-obatan sangat mutlak yang harus dipenuhi. Produk yang beredar dipasaran harus terbebas dari kandungan babi atau bahan lain yang menyebabkan produk tersebut tidak lagi halal. Metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang dapat mendeteksi kandungan babi maupun alkohol untuk dapat memastikan kandungan tersebut terbebas dari cemaran babi. Dalam penelitian ini, telah dilakukan analisis kemungkinan adanya kandungan unsur babi dari ke empat produk non-pangan seperti kapsul, kuas roti, day cream dan sabun kecantikan yang dianalisis menggunakan RT-PCR.Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, tahap awal dilakukan ektraksi DNA dan tahap kedua dilakukan analisis RT-PCR. Didapatkan pada tahap awal ekstraksi DNA, hasil pengukuran dan kemurnian dengan nilai konsentrasi kapsul 2,9 ng/µI; kuas roti sebesar 3,4 ng/µI; day cream sebesar 2,4 ng/µI; dan sampel sabun kecantikan sebesar 2,2 ng/µI. Pada tahap kedua, secara keseluruhan dari ke empat produk yang dipilih secara acak sebagai objek penelitian produk kapsul terbebas dari kandungan babi, kecuali pada produk kuas roti sebesar 3,15%; day cream sebesar 3,52%; dan sabun kecantikan sebesar 124,83% positif tercemar kandungan babi.","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134358080","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-29DOI: 10.14710/halal.v1i2.4422
Ardani Fadilah Ahmad, Nur Hidayati
Perkembangan penggunaan pewarna alami sebagai pewarna tekstil semakin mendapat perhatian karena alasan lingkungan. Daun jambu biji Australia merupakan tanaman tropis dan sub tropis yang berpeluang sebagai sumber zat warna alami karena kandungan tannin dan flavanoida-nya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pewarnaan kain katun menggunakan zat warna dari daun jambu biji Australia berdasarkan variasi jenis proses mordanting dan jenis mordan yang digunakan. Proses mordanting dikaji adalah pre-, meta- dan post-mordanting, sedangkan jenis mordan yang digunakan yaitu tawas, kapur dan tunjung. Respon yang diuji yaitu absorbansi larutan zat warna setelah pencelupan. Pewarnaan pada kain katun menghasilkan warna kecoklatan dan pewarnaan terbaik menggunakan mordan tawas melalui proses post-mordanting.Kata kunci: pewarna alami tekstil; daun jambu biji Australia; mordanting.
{"title":"Pengaruh Jenis Mordan dan Proses Mordanting Terhadap Kekuatan dan Efektifitas Warna Pada Pewarnaan Kain Katun Menggunakan Zat Warna Daun Jambu Biji Australia","authors":"Ardani Fadilah Ahmad, Nur Hidayati","doi":"10.14710/halal.v1i2.4422","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/halal.v1i2.4422","url":null,"abstract":"Perkembangan penggunaan pewarna alami sebagai pewarna tekstil semakin mendapat perhatian karena alasan lingkungan. Daun jambu biji Australia merupakan tanaman tropis dan sub tropis yang berpeluang sebagai sumber zat warna alami karena kandungan tannin dan flavanoida-nya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pewarnaan kain katun menggunakan zat warna dari daun jambu biji Australia berdasarkan variasi jenis proses mordanting dan jenis mordan yang digunakan. Proses mordanting dikaji adalah pre-, meta- dan post-mordanting, sedangkan jenis mordan yang digunakan yaitu tawas, kapur dan tunjung. Respon yang diuji yaitu absorbansi larutan zat warna setelah pencelupan. Pewarnaan pada kain katun menghasilkan warna kecoklatan dan pewarnaan terbaik menggunakan mordan tawas melalui proses post-mordanting.Kata kunci: pewarna alami tekstil; daun jambu biji Australia; mordanting.","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131744798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-29DOI: 10.14710/halal.v1i2.4180
Ichwan Haryadi, Nur Hidayati
Abstrak Daun jambu biji Australia (Psidium guajava l) yang berwarna merah kecoklatan memiliki potensi sebagai zat warna alami karena daun jambu biji Australia mengandung senyawa tanin yang berwarna kecoklatan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh zat warna alami dari daun jambu biji Australia dan juga untuk mengkaji pengaruh jenis pelarut dan metode ekstraksi terhadap kualitas dan rendemen zat warna yang dihasilkan. Variasi jenis pelarut meliputi larutan alkohol, asam asetat, asam klorida, sodium hidroksida, dan air netral biasa. Sedangkan metode yang digunakan adalah cara maserasi konvensional dan berbantuan gelombang ultrasonik. Larutan ekstrak daun jambu biji Australia diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 525 nm. Nilai absorbansi larutan ekstrak tertinggi ditunjukkan oleh larutan dengan menggunakan larutan alkohol dan sodium hidroksida dengan metode maserasi berbantuan gelombang ultrasonik, yaitu sebesar 2,205 dan diatas 3. Sedangkan rendemen tertinggi dihasilkan dengan metode konvensional dan menggunakan pelarut alkohol sebanyak 5.1%. Kata kunci : daun jambu australia; maserasi; ultrasonifikasi; zat warna alami
{"title":"Ekstraksi Zat Warna Dari Daun Jambu Biji Australia (Psidium Guajava L)","authors":"Ichwan Haryadi, Nur Hidayati","doi":"10.14710/halal.v1i2.4180","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/halal.v1i2.4180","url":null,"abstract":"Abstrak Daun jambu biji Australia (Psidium guajava l) yang berwarna merah kecoklatan memiliki potensi sebagai zat warna alami karena daun jambu biji Australia mengandung senyawa tanin yang berwarna kecoklatan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh zat warna alami dari daun jambu biji Australia dan juga untuk mengkaji pengaruh jenis pelarut dan metode ekstraksi terhadap kualitas dan rendemen zat warna yang dihasilkan. Variasi jenis pelarut meliputi larutan alkohol, asam asetat, asam klorida, sodium hidroksida, dan air netral biasa. Sedangkan metode yang digunakan adalah cara maserasi konvensional dan berbantuan gelombang ultrasonik. Larutan ekstrak daun jambu biji Australia diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 525 nm. Nilai absorbansi larutan ekstrak tertinggi ditunjukkan oleh larutan dengan menggunakan larutan alkohol dan sodium hidroksida dengan metode maserasi berbantuan gelombang ultrasonik, yaitu sebesar 2,205 dan diatas 3. Sedangkan rendemen tertinggi dihasilkan dengan metode konvensional dan menggunakan pelarut alkohol sebanyak 5.1%. Kata kunci : daun jambu australia; maserasi; ultrasonifikasi; zat warna alami","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123411049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-29DOI: 10.14710/HALAL.V1I2.3667
M. Firdaus, A. A. Jaziri, D. S. Sari, Yahya Yahya, Asep Awaludin Prihanto
AbstrakPermintaan makanan halal dan thoyib semakin meningkat di dunia. Mie kering adalah salah satu makanan yang sangat digemari masyarakat. Namun, masih ada beberapa produk mie kering yang ditengarahi mengandung bahan baku tidak halal, khususnya mie impor. Selain itu, mie kering memiliki nilai indeks glikemik tinggi, yang kurang aman dan berisiko terhadap kesehatan dan juga rendah akan kandungan yodium. Oleh karena itu, diperlukan fortifikasi dengan rumput laut (E. cottonii). E. cottonii memiliki kandungan karagenan yang sangat besar sehingga kaya akan serat. Serat memainkan peranan penting untuk menurunkan nilai indeks glikemik. Di sisi lain, E. cottonii mengandung yodium yang tinggi. Fortifikasi E. cottonii dalam mie kering diharapkan juga dapat menambah nilai fungsional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi fortifikasi tepung E. cottonii pada indeks glikemik dan gizi mie kering. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi fortifikasi tepung rumput laut pada adonan mie kering yaitu 5%; 10%; dan 15%. Variabel dependen adalah indeks glikemik, kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, kandungan yodium, kehilangan masak, tarik, rasa, aroma, warna dan tekstur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada mie kering yang diperkaya dengan 15% tepung E. cottonii, yang terdiri dari 36,14 indeks glikemik dan 45,64 ppm yodium. Adapun kandungan gizi mie kering meliputi 8,95% kadar air, 0,27% lemak, 13,54% protein, 5,72% abu, 71,52% karbohidrat, dan 9,17% serat kasar. Selain itu, karakteristik dari mie kering 4,17% dari cooking loss dan 0,37 N dari kekuatan tarik. Selain itu, analisis organoleptik mie kering adalah 2,7 warna, 2,4 aroma, 2,5 tekstur, dan 2,70 rasa. Nilai indeks glikemik dalam penelitian ini sangat penting untuk menentukan mie kering sebagai makanan halal dan thayyib karena nilai tinggi indeks glikemik dalam makanan akan menyebabkan lonjakan kuat dalam gula darah, peningkatan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kelebihan berat badan. Oleh karena itu, kami simpulkan bahwa formulasi terbaik untuk mie kering dengan 15% E. cottonii sebagai makanan halal dan thoyib. Kata kunci: Mie kering, E. cottonii, fortifikasi, halal, thoyib AbstractThe demand for halal and thayyib food is increasing in the world. Dried noodle is one of favorite food. However, some dried noodles contained non halal ingredients, especially imported noodles. In addition, dried noodles have high glycemic index, which are less safe and risky to health and also low in iodine content. Therefore, we focus to fortify with seaweed (E. cottonii). E. cottonii has a number of carrageenan content and rich in fiber. Fiber plays an important role to lower the glycemic index. On the other hand, E. cottonii contains high iodine. Fortification of E. cottonii in dried no
{"title":"Fortifikasi Tepung Eucheuma cottonii pada Pembuatan Mie Kering Sebagai Makanan Halal dan Thoyib","authors":"M. Firdaus, A. A. Jaziri, D. S. Sari, Yahya Yahya, Asep Awaludin Prihanto","doi":"10.14710/HALAL.V1I2.3667","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/HALAL.V1I2.3667","url":null,"abstract":"AbstrakPermintaan makanan halal dan thoyib semakin meningkat di dunia. Mie kering adalah salah satu makanan yang sangat digemari masyarakat. Namun, masih ada beberapa produk mie kering yang ditengarahi mengandung bahan baku tidak halal, khususnya mie impor. Selain itu, mie kering memiliki nilai indeks glikemik tinggi, yang kurang aman dan berisiko terhadap kesehatan dan juga rendah akan kandungan yodium. Oleh karena itu, diperlukan fortifikasi dengan rumput laut (E. cottonii). E. cottonii memiliki kandungan karagenan yang sangat besar sehingga kaya akan serat. Serat memainkan peranan penting untuk menurunkan nilai indeks glikemik. Di sisi lain, E. cottonii mengandung yodium yang tinggi. Fortifikasi E. cottonii dalam mie kering diharapkan juga dapat menambah nilai fungsional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi fortifikasi tepung E. cottonii pada indeks glikemik dan gizi mie kering. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi fortifikasi tepung rumput laut pada adonan mie kering yaitu 5%; 10%; dan 15%. Variabel dependen adalah indeks glikemik, kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, kandungan yodium, kehilangan masak, tarik, rasa, aroma, warna dan tekstur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada mie kering yang diperkaya dengan 15% tepung E. cottonii, yang terdiri dari 36,14 indeks glikemik dan 45,64 ppm yodium. Adapun kandungan gizi mie kering meliputi 8,95% kadar air, 0,27% lemak, 13,54% protein, 5,72% abu, 71,52% karbohidrat, dan 9,17% serat kasar. Selain itu, karakteristik dari mie kering 4,17% dari cooking loss dan 0,37 N dari kekuatan tarik. Selain itu, analisis organoleptik mie kering adalah 2,7 warna, 2,4 aroma, 2,5 tekstur, dan 2,70 rasa. Nilai indeks glikemik dalam penelitian ini sangat penting untuk menentukan mie kering sebagai makanan halal dan thayyib karena nilai tinggi indeks glikemik dalam makanan akan menyebabkan lonjakan kuat dalam gula darah, peningkatan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kelebihan berat badan. Oleh karena itu, kami simpulkan bahwa formulasi terbaik untuk mie kering dengan 15% E. cottonii sebagai makanan halal dan thoyib. Kata kunci: Mie kering, E. cottonii, fortifikasi, halal, thoyib AbstractThe demand for halal and thayyib food is increasing in the world. Dried noodle is one of favorite food. However, some dried noodles contained non halal ingredients, especially imported noodles. In addition, dried noodles have high glycemic index, which are less safe and risky to health and also low in iodine content. Therefore, we focus to fortify with seaweed (E. cottonii). E. cottonii has a number of carrageenan content and rich in fiber. Fiber plays an important role to lower the glycemic index. On the other hand, E. cottonii contains high iodine. Fortification of E. cottonii in dried no","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132905637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-29DOI: 10.14710/HALAL.V1I2.4119
Susy Yunita Prabawati, Imelda Fajriati
ABSTRAKTelah dilakukan penelitian analisis lemak sapi dan lemak babi menggunakan Gas Chromatography (GC) dan FTIR second derivative (2D). Penelitian dilakukan untuk mempelajari perbedaan karakteristik dan profil kedua lemak dalam proses autentifikasi halal. Sampel lemak dipisahkan menggunakan ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana selama 2 jam. Hasil ekstraksi selanjutnya dianalisis menggunakan GC dan FTIR 2D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan GC didapatkan kandungan asam lemak jenuh (asam palmitat dan asam okta-dekanoat) pada lemak sapi lebih banyak daripada asam lemak jenuh pada lemak babi. Adapun kandungan asam lemak tak jenuh (asam oleat, linoleat dan asam linolenat) pada lemak babi lebih tinggi daripada lemak sapi. Hasil ini dibuktikan dengan profil spektra FTIR 2D, dimana munculnya serapan pada bilangan gelombang 3000-3010 cm-1 yang merupakan vibrasi ulur dari ikatan rangkap –C=CH cis pada profil spektra lemak babi, dan tidak nampak serapan pada bilangan gelombang tersebut pada profil lemak sapi. Dengan demikian, analisis lemak sapi dan lemak babi menggunakan GC dan FTIR 2D dapat digunakan untuk autentifikasi halal. Kata Kunci: Ekstraksi Soxhlet, GC, FTIR second derivative(2D), autentifikasi halal.
{"title":"Analisis Lemak Sapi dan Lemak Babi Menggunakan Gas Chromatography (GC) dan Fourier Transform Infra Red Spectroscophy Second Derivative (FTIR-2D) untuk Autentifikasi Halal","authors":"Susy Yunita Prabawati, Imelda Fajriati","doi":"10.14710/HALAL.V1I2.4119","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/HALAL.V1I2.4119","url":null,"abstract":"ABSTRAKTelah dilakukan penelitian analisis lemak sapi dan lemak babi menggunakan Gas Chromatography (GC) dan FTIR second derivative (2D). Penelitian dilakukan untuk mempelajari perbedaan karakteristik dan profil kedua lemak dalam proses autentifikasi halal. Sampel lemak dipisahkan menggunakan ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana selama 2 jam. Hasil ekstraksi selanjutnya dianalisis menggunakan GC dan FTIR 2D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan GC didapatkan kandungan asam lemak jenuh (asam palmitat dan asam okta-dekanoat) pada lemak sapi lebih banyak daripada asam lemak jenuh pada lemak babi. Adapun kandungan asam lemak tak jenuh (asam oleat, linoleat dan asam linolenat) pada lemak babi lebih tinggi daripada lemak sapi. Hasil ini dibuktikan dengan profil spektra FTIR 2D, dimana munculnya serapan pada bilangan gelombang 3000-3010 cm-1 yang merupakan vibrasi ulur dari ikatan rangkap –C=CH cis pada profil spektra lemak babi, dan tidak nampak serapan pada bilangan gelombang tersebut pada profil lemak sapi. Dengan demikian, analisis lemak sapi dan lemak babi menggunakan GC dan FTIR 2D dapat digunakan untuk autentifikasi halal. Kata Kunci: Ekstraksi Soxhlet, GC, FTIR second derivative(2D), autentifikasi halal.","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"260 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116113156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-29DOI: 10.14710/halal.v1i2.3664
M. Fatmawati, Herawati Herawati
Abstrack Eid of Adha is commemorated every 10 Dzulhijah followed by slaughtering a cattle, sheep or goat. That slaughter moment needed a lot of veterinarian to control animal health and meat inspection. The limitedness of personnel, therefore the Agriculture Office of Batu city cooperated with Faculty of Veterinary Medicine of Brawijaya University to supervise a slaughtering animals. The purpose of this research is to analys the prevalensi of fasciolosis on eid of adha in Batu City. Total number of slaughtering aninal in Batu City in 2017 were 679 cattle, 2357 goats and 2277 sheep. The research was conducted in 3 sub-districts in Batu City. Data were collected during postmortem examination in liver organ. The results showed that the total cases of heminthiasis in cattle were 22.97% (156 cases of fasciolosis from 679 cattle), cases of helminthiasis in goats 1.65% (39 cases of fascioloisis from 2357 goats), cases of helminthiasis in sheep 4.83% (80 cases of fasciolosis from 1658 sheep). Most cases of cattle fasciolosis occurred in Junrejo sub-district (31.54%), most cases of goats fasciolosis occurred in in Bumiaji sub-district (2.13%) and most cases of lambs fasciolosis occurred in Batu sub-district (7.19%). The slaughter animals come from Batu City, Malang Municipality and Blitar Municipality. From the data above, it is necessary to do the programs of giving worm medicine and animal health information especially for farmer. Cross-border coordination within the framework of an animal health healing program needs to be prepared to work together. Veterinary public health have responsibility to prepared a secure, healthy, a whole and halal meat in that slaughter moment. Kata kunci: Eid of Adha; Helminthiasis; Fasciolosis; Batu City;Food Safety Abstrak Idul Adha yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijah diikuti dengan penyembelihan hewan kurban. Pemotongan yang serentak pada hari yang sama membutuhkan pengawasan kesehatan hewan dari dokter hewan berwenang dalam rangka memberikan jaminan keamanan pangan. Karena keterbatasan personel, maka Dinas Pertanian Kota Batu bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya dalam pengawasan pemotongan hewan kurban saat Idul Adha. Tujuan pengawasan tersebut antara lain untuk memantau penyakit hewan menular dan penyakit zoonotik. Pemotongan hewan kurban di Kota Batu tahun 2017 sebanyak 679 ekor sapi, 2357 kambing dan 2277domba. Tujuan dari analisis studi epidemiologi ini adalah untuk melihat berapa banyak kasus helmintiasis yang ditemukan pada hewan kurban yang ada di Kota Batu. Penelitian dilakukan dilakukan di 3 kecamatan di Kota Batu pada titik-titik pemotongan hewan dengan menggunakan data deskriptif dari kuisioner terstruktur. Data kasus fasciolosis diperoleh pada saat pemeriksaan postmortem pada organ hati. Hasil penelitian menunjukan bahwa total kasus fasciolosis pada sapi adalah 22,97% (156 kasus fasciolosis dari 679 ekor sapi), kasus fasciolosis pada kambing 1,65% (39 kasus fasciolosi
古尔邦节是每隔10个月纪念一次,然后宰杀一头牛、绵羊或山羊。屠宰的时刻需要大量的兽医来控制动物的健康和肉的检验。由于人员有限,因此巴图市农业厅与布拉维贾亚大学兽医学院合作,对屠宰动物进行监督。本研究的目的是分析巴图市在斋月期间的片形虫病流行情况。2017年巴图市屠宰动物总数为牛679头,山羊2357头,绵羊2277头。研究在巴都市的3个街道进行。数据采集于死后肝器官检查。结果表明,牛感染血吸虫病的病例数为22.97%(679头牛感染156例),山羊感染血吸虫病的病例数为1.65%(2357头山羊感染39例),绵羊感染血吸虫病的病例数为4.83%(1658头羊感染80例)。牛类片形吸虫病以Junrejo街道为主(31.54%),山羊类片形吸虫病以Bumiaji街道为主(2.13%),羔羊类片形吸虫病以Batu街道为主(7.19%)。屠宰的动物来自拔都市、玛琅市和布里达市。从以上数据来看,有必要制定专门针对农民的虫药和动物保健信息计划。动物健康治疗方案框架内的跨界协调需要准备好共同努力。兽医公共卫生有责任在屠宰时准备安全、健康、完整和清真的肉类。Kata kunci:宰牲节;蠕虫病;Fasciolosis;巴都食品安全摘要:巴都食品安全中心,巴都食品安全中心,巴都食品安全中心,巴都食品安全中心我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Karena keterbatasan人员,maka Dinas Pertanian Kota Batu bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya dalam pengawasan peemotongan Hewan kurban saat Idul Adha。Tujuan pengawasan tersebut antara lain untuk memantau penyakit hewan menular dan penyakit zoonotik。北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京,北京。图胡安达里分析研究流行病学,在adalah untuk meliha, berapapbanyak kasus寄生虫病yang ditemukan帕达赫万库尔班yang ada di Kota Batu。Penelitian dilakukan dilakukan di 3 kecamatan di哥打拔都篇titik-titik pemotongan hewan dengan menggunakan数据deskriptif达里语kuisioner terstruktur。资料显示:双肺片形吸虫病是由死前和死后肺器官感染引起的。Hasil penelitian menunjukan bahwa总巴氏筋膜吸虫病22.97%(156例巴氏筋膜吸虫病679例),巴氏筋膜吸虫病1.65%(39例巴氏筋膜吸虫病2357例),巴氏筋膜吸虫病4.83%(80例巴氏筋膜吸虫病1658例)。Kasus fasciolosis pada sapi terbanyak terjadi di Kecamatan Junrejo (31.54%), pada kambing yang terbanyak di Kecamatan Bumiaji (2.13%), pada domba yang terbanyak di Kecamatan Batu(7.19%)。Hewan kurban berasal dari Kota Batu, Kabupaten Malang和Kabupaten Blitar。利用数据数据,建立了一套完整的、完整的、完整的、完整的、完整的、完整的数据库。Koordinasi lintas wilayah dalam rangka sinkronisasi程序kesehatan hewan perlu dipersiapkan untuk dapat menyiapkan hewan kurban dandaaging kurban yang aman, sehat, utuh, danhalal。阿德哈节;寄生虫病;片形虫病;哥打巴都;Keamanan Pangan
{"title":"Analisa Epidemiologi Kasus Helmintiasis pada Hewan Kurban di Kota Batu","authors":"M. Fatmawati, Herawati Herawati","doi":"10.14710/halal.v1i2.3664","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/halal.v1i2.3664","url":null,"abstract":"Abstrack Eid of Adha is commemorated every 10 Dzulhijah followed by slaughtering a cattle, sheep or goat. That slaughter moment needed a lot of veterinarian to control animal health and meat inspection. The limitedness of personnel, therefore the Agriculture Office of Batu city cooperated with Faculty of Veterinary Medicine of Brawijaya University to supervise a slaughtering animals. The purpose of this research is to analys the prevalensi of fasciolosis on eid of adha in Batu City. Total number of slaughtering aninal in Batu City in 2017 were 679 cattle, 2357 goats and 2277 sheep. The research was conducted in 3 sub-districts in Batu City. Data were collected during postmortem examination in liver organ. The results showed that the total cases of heminthiasis in cattle were 22.97% (156 cases of fasciolosis from 679 cattle), cases of helminthiasis in goats 1.65% (39 cases of fascioloisis from 2357 goats), cases of helminthiasis in sheep 4.83% (80 cases of fasciolosis from 1658 sheep). Most cases of cattle fasciolosis occurred in Junrejo sub-district (31.54%), most cases of goats fasciolosis occurred in in Bumiaji sub-district (2.13%) and most cases of lambs fasciolosis occurred in Batu sub-district (7.19%). The slaughter animals come from Batu City, Malang Municipality and Blitar Municipality. From the data above, it is necessary to do the programs of giving worm medicine and animal health information especially for farmer. Cross-border coordination within the framework of an animal health healing program needs to be prepared to work together. Veterinary public health have responsibility to prepared a secure, healthy, a whole and halal meat in that slaughter moment. Kata kunci: Eid of Adha; Helminthiasis; Fasciolosis; Batu City;Food Safety Abstrak Idul Adha yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijah diikuti dengan penyembelihan hewan kurban. Pemotongan yang serentak pada hari yang sama membutuhkan pengawasan kesehatan hewan dari dokter hewan berwenang dalam rangka memberikan jaminan keamanan pangan. Karena keterbatasan personel, maka Dinas Pertanian Kota Batu bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya dalam pengawasan pemotongan hewan kurban saat Idul Adha. Tujuan pengawasan tersebut antara lain untuk memantau penyakit hewan menular dan penyakit zoonotik. Pemotongan hewan kurban di Kota Batu tahun 2017 sebanyak 679 ekor sapi, 2357 kambing dan 2277domba. Tujuan dari analisis studi epidemiologi ini adalah untuk melihat berapa banyak kasus helmintiasis yang ditemukan pada hewan kurban yang ada di Kota Batu. Penelitian dilakukan dilakukan di 3 kecamatan di Kota Batu pada titik-titik pemotongan hewan dengan menggunakan data deskriptif dari kuisioner terstruktur. Data kasus fasciolosis diperoleh pada saat pemeriksaan postmortem pada organ hati. Hasil penelitian menunjukan bahwa total kasus fasciolosis pada sapi adalah 22,97% (156 kasus fasciolosis dari 679 ekor sapi), kasus fasciolosis pada kambing 1,65% (39 kasus fasciolosi","PeriodicalId":114889,"journal":{"name":"Indonesia Journal of Halal","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124388287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}