Hasil belajar IPS melalui model PBL pada siswa kelas IV SD Inpres Borong Jambu II Kota Makassar. Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian tindakan kelas (classroom action research). Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan kelas bersiklus terdiri dari dua siklus, setiap siklus diberi perlakuan sebanyak tiga kali pertemuan, dengan subjek dalam penelitian ini yaitu 34 siswa. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar 67,2 dan ketuntasan secara klasikal hanya 50% berada pada kategori kurang. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 75,9 dan ketuntasan secara klasikal mencapai 88,2% berada pada kategori baik. Ketuntasan belajar siswa meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan model PBL. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Inpres Borong Jambu II Kota Makassar.
{"title":"PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BORONG JAMBU II KOTA MAKASSAR","authors":"E. Hs, Muh. Khaedar, Asriati Asriati","doi":"10.37541/cer.v1i2.550","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.550","url":null,"abstract":"Hasil belajar IPS melalui model PBL pada siswa kelas IV SD Inpres Borong Jambu II Kota Makassar. Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian tindakan kelas (classroom action research). Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan kelas bersiklus terdiri dari dua siklus, setiap siklus diberi perlakuan sebanyak tiga kali pertemuan, dengan subjek dalam penelitian ini yaitu 34 siswa. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar 67,2 dan ketuntasan secara klasikal hanya 50% berada pada kategori kurang. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 75,9 dan ketuntasan secara klasikal mencapai 88,2% berada pada kategori baik. Ketuntasan belajar siswa meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan model PBL. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Inpres Borong Jambu II Kota Makassar.","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130144390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ketersediaan sarana dan prasarana sudah memenuhi standar dalam pelaksanaan pembelajaran penjas. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Populasinya adalah seluruh subjek penelitian yaitu sarana dan prasarana olahraga SMA Negeri 3 Makassar.Dari 6 Prasarana, sudah tersedia 4 prasarana atau 100% tergolong sangat baik, dan 2 prasarana atau 0% tergolong kurang sekali. Karena di SMA Negeri 3 Makassar tidak terdapat lapangan bulutangkis dan aula senam. Dari 19 sarana olahraga, 11 sarana atau 100%, 3 sarana atau 83.3% dan 1 sarana 85.7% yang termasuk dalam kategori baik sekali. 1 sarana atau 66.6% masuk dalam kategori baik, 1 sarana atau 50% tergolong sedang, 1 sarana atau 33.3% termasuk dalam kategori kurang, dan 1 sarana atau 0% termasuk dalam kategori kurang sekali.Sesuai hasil penelitian ini, disarankan: (1) Sebagai Guru penjas dalam proses belajar mengajar harus lebih kreatif dalam memberdayakan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana olahraga. (2) Guru yang bertugas pada bagian sarana dan prasarana olahraga hendaknya bisa mengawasi dengan baik sarana dan prasarana yang standar agar baik diberikan dalam menunjang prestasi olahraga sekolah sehingga menumbuhkan atau mengembangkan minat belajar bagi siswa-siswi pada saat proses belajar mengajar di laksanakan.
{"title":"Ketersediaan Sarana dan Prasarana Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 3 Makassar","authors":"Sarifuddin Arham","doi":"10.37541/cer.v1i1.256","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i1.256","url":null,"abstract":"Abstrak; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ketersediaan sarana dan prasarana sudah memenuhi standar dalam pelaksanaan pembelajaran penjas. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Populasinya adalah seluruh subjek penelitian yaitu sarana dan prasarana olahraga SMA Negeri 3 Makassar.Dari 6 Prasarana, sudah tersedia 4 prasarana atau 100% tergolong sangat baik, dan 2 prasarana atau 0% tergolong kurang sekali. Karena di SMA Negeri 3 Makassar tidak terdapat lapangan bulutangkis dan aula senam. Dari 19 sarana olahraga, 11 sarana atau 100%, 3 sarana atau 83.3% dan 1 sarana 85.7% yang termasuk dalam kategori baik sekali. 1 sarana atau 66.6% masuk dalam kategori baik, 1 sarana atau 50% tergolong sedang, 1 sarana atau 33.3% termasuk dalam kategori kurang, dan 1 sarana atau 0% termasuk dalam kategori kurang sekali.Sesuai hasil penelitian ini, disarankan: (1) Sebagai Guru penjas dalam proses belajar mengajar harus lebih kreatif dalam memberdayakan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana olahraga. (2) Guru yang bertugas pada bagian sarana dan prasarana olahraga hendaknya bisa mengawasi dengan baik sarana dan prasarana yang standar agar baik diberikan dalam menunjang prestasi olahraga sekolah sehingga menumbuhkan atau mengembangkan minat belajar bagi siswa-siswi pada saat proses belajar mengajar di laksanakan.","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130668364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
There are five skills in learning English, namely reading, speaking, listening and writing. The five skills are related to one another. This has been taught from elementary to high school so all students must understand it. In reading skills (Reading), students must understand a reading technique because without understanding they will not understand the contents of the reading or the information contained therein. This was experienced by students in the second semester, especially the English department who was in STKIP PGRI Bangkalan. In solving the problem above, the researcher aims to introduce the method used by the lecturer, the Sustained Silent Reading (SSR) Method. This method can help lecturers to invite students to find information and express ideas or ideas. This research method is quantitative in the experimental study where there is only one class of 30 students in one group pre-test and post-test. From these results it can be concluded that there is significant progress between the mean score 34 in the pre-test and the post-test score 73
{"title":"Increasing Understanding Of Reading Through Sustained Silent Reading (SSR) At The Second Grade Students Of English Department Of STKIP PGRI Bangkalan","authors":"M. Wahyudi","doi":"10.37541/cer.v1i2.239","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.239","url":null,"abstract":"There are five skills in learning English, namely reading, speaking, listening and writing. The five skills are related to one another. This has been taught from elementary to high school so all students must understand it. In reading skills (Reading), students must understand a reading technique because without understanding they will not understand the contents of the reading or the information contained therein. This was experienced by students in the second semester, especially the English department who was in STKIP PGRI Bangkalan. In solving the problem above, the researcher aims to introduce the method used by the lecturer, the Sustained Silent Reading (SSR) Method. This method can help lecturers to invite students to find information and express ideas or ideas. This research method is quantitative in the experimental study where there is only one class of 30 students in one group pre-test and post-test. From these results it can be concluded that there is significant progress between the mean score 34 in the pre-test and the post-test score 73","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"82 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116365906","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Metacognition relates to students' thinking processes about their own thinking and their ability to use certain learning strategies appropriately in order to develop strategies for understanding and solving problems. Metacognition processes are (1) planning, (2) self-checking, (3) awareness and (4) cognitive strategies. To improve students' metacognition skills, strategies are needed to bridge the improvement. Digital classroom is very appropriate to be used in the 21st century because it is able to integrate ICT in the learning process. Digital classroom referred to in this research is an application made by Google that aims to help lecturers and students organize classes and communicate with students without having to be tied to class schedules in class, besides this application helps lecturers arrange and collect assignments from students and assess assignments the. This research is a development study with a Plomp development model with five stages namely (1) the preliminary investigation phase (Preliminary Investigation Phase), (2) the design phase, (3) the realization / construction phase, (realization / construction phase), ( 4) the test, evaluation and revision phase (test, evaluation and revision phase), and (5) the implementation phase. Based on the results of the analysis obtained by the development of Civics learning through digital classroom in improving students' metacognitive abilities are in a valid, practical, and effective category Abstrak: Metakognisi berhubungan dengan proses berpikir mahasiswa tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat dalam rangka membangun strategi untuk memahami dan memecahkan masalah. Proses metakognisi yaitu (1) perencanaan, (2) pengecekan sendiri, (3) kesadaran dan (4) strategi kognitif. Untuk meningkatkan kemampuan metakognisi mahasiswa diperlukan strategi yang dapat menjembatani peningkatan tersebut. Digital classroom sangat tepat digunakan dalam abad 21 sebab mampu mengintegrasikan ICT dalam proses pembelajaran. Digital classroom yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu aplikasi yang dibuat oleh google bertujuan untuk membantu dosen dan mahasiswa mengorganisasi kelas serta berkomunikasi dengan mahasiswa tanpa harus terikat dengan jadwal kuliah di kelas, selain itu aplikasi ini membantu para dosen menyusun dan mengumpulkan tugas dari mahasiswa serta menilai tugas tersebut. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan Plomp dengan lima tahapan yaitu (1) tahap pengkajian awal (Preliminary Investigation Phase), (2) tahap perancangan (design phase), (3) tahap realisasi/konstruksi (realization/construction phase), (4) tahap tes, evaluasi dan revisi (test, evaluation and revision phase), serta (5) tahap implementasi (implementation phase). Berdasarkan hasil analisis diperoleh pengembangan pembelajaran PKn melalui digital classroom dalam meningkatkan kemampuan metakognitisi mahasiswa berada pada katego
摘要:元认知是指学生对自身思维的思考过程,以及学生恰当地使用某种学习策略以形成理解和解决问题的策略的能力。元认知过程包括(1)计划、(2)自检、(3)意识和(4)认知策略。为了提高学生的元认知技能,需要制定相应的策略。数字化课堂在21世纪非常适用,因为它能够将信息通信技术融入到学习过程中。本研究中提到的Digital classroom是Google开发的一款应用程序,旨在帮助教师和学生组织课程,与学生进行交流,而不必在课堂上被课表所束缚。此外,该应用程序还可以帮助教师安排和收集学生的作业,并对作业进行评估。本研究是一项采用普洛普发展模式的发展性研究,分为五个阶段,即(1)初步调查阶段(preliminary investigation phase)、(2)设计阶段、(3)实现/建设阶段、(实现/建设阶段)、(4)测试、评估和修订阶段(测试、评估和修订阶段)、(5)实施阶段。本文根据分析结果得出,通过数字化课堂发展公民学习在提高学生元认知能力方面是一个有效、实用、有效的范畴。摘要:mettakognisi berhubungan dengan proses berpikir mahasiswa tentangberpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategy - belajar tertentenu dengan tepat rangka memecahkan strategy untuk memahami dan memecahkan masalah。(1)长期性;(2)前瞻性;(3)前瞻性;(4)战略认知。Untuk meningkatkan kemampuan mettakognisi mahasiswa diperlukan strategi yang dapat menjembatani peningkatan tersebut。数字教室sangat tepat digunakan dalam abad 21 sebab mampu mengintegrasikan ICT dalam propropembelajaran。数字教室yang dimaksud dalam penelitian ini yitu applikasi yang dibuoleh google bertujuan untuk membantu dosen dan mahasiswa mengorganisasas kelas berkomunikasi dengan mahasiswa tanpa harus terikat dengan jadwal kuliah di kelas, selain itplikasi membantu para menyusun and mengumpulkan tugas dari mahasiswa serva menilai tugas tersebut。peneltian ini adalah peneltian pengembangan dengan Plomp dengan lima tahapan yaitu (1) tahap pengkajian awal(初步调查阶段),(2)tahap perancangan(设计阶段),(3)tahap realisasi/konstruksi(实现/施工阶段),(4)tahap tes, evaluasi dan revisi(测试、评估和修订阶段),serta (5) tahap implementasi(实施阶段)。数字教室:dam meningkatkan kemampuan mettakognitisi mahasiswa berada pada kategori yang, valid, praktis, dan effektif。
{"title":"Digital Classroom untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Mahasiswa dalam Pembelajaran Pkn","authors":"A. Latif, A. Yakin, Herlina Ahmad","doi":"10.37541/cer.v1i2.254","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.254","url":null,"abstract":"Abstract: Metacognition relates to students' thinking processes about their own thinking and their ability to use certain learning strategies appropriately in order to develop strategies for understanding and solving problems. Metacognition processes are (1) planning, (2) self-checking, (3) awareness and (4) cognitive strategies. To improve students' metacognition skills, strategies are needed to bridge the improvement. Digital classroom is very appropriate to be used in the 21st century because it is able to integrate ICT in the learning process. Digital classroom referred to in this research is an application made by Google that aims to help lecturers and students organize classes and communicate with students without having to be tied to class schedules in class, besides this application helps lecturers arrange and collect assignments from students and assess assignments the. This research is a development study with a Plomp development model with five stages namely (1) the preliminary investigation phase (Preliminary Investigation Phase), (2) the design phase, (3) the realization / construction phase, (realization / construction phase), ( 4) the test, evaluation and revision phase (test, evaluation and revision phase), and (5) the implementation phase. Based on the results of the analysis obtained by the development of Civics learning through digital classroom in improving students' metacognitive abilities are in a valid, practical, and effective category \u0000Abstrak: Metakognisi berhubungan dengan proses berpikir mahasiswa tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat dalam rangka membangun strategi untuk memahami dan memecahkan masalah. Proses metakognisi yaitu (1) perencanaan, (2) pengecekan sendiri, (3) kesadaran dan (4) strategi kognitif. Untuk meningkatkan kemampuan metakognisi mahasiswa diperlukan strategi yang dapat menjembatani peningkatan tersebut. Digital classroom sangat tepat digunakan dalam abad 21 sebab mampu mengintegrasikan ICT dalam proses pembelajaran. Digital classroom yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu aplikasi yang dibuat oleh google bertujuan untuk membantu dosen dan mahasiswa mengorganisasi kelas serta berkomunikasi dengan mahasiswa tanpa harus terikat dengan jadwal kuliah di kelas, selain itu aplikasi ini membantu para dosen menyusun dan mengumpulkan tugas dari mahasiswa serta menilai tugas tersebut. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan Plomp dengan lima tahapan yaitu (1) tahap pengkajian awal (Preliminary Investigation Phase), (2) tahap perancangan (design phase), (3) tahap realisasi/konstruksi (realization/construction phase), (4) tahap tes, evaluasi dan revisi (test, evaluation and revision phase), serta (5) tahap implementasi (implementation phase). Berdasarkan hasil analisis diperoleh pengembangan pembelajaran PKn melalui digital classroom dalam meningkatkan kemampuan metakognitisi mahasiswa berada pada katego","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131012244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to examine the comparison of the effectiveness of note taking styles of students who use the cornell notes method and mind maps in terms of student self-efficacy. This type of research is a quasi-experimental study with a pretets-posttest nonequivalent comparison-group design. The population in this study were all eighth grade students of SMPN 1 Sungguminasa. The sample is class VIIIE and VIIIB as the experimental class. Class VIIIE is treated in the form of a note-taking style using cornell notes, while class VIIIB is treated as a note-taking style by mind maps. To test the effectiveness of learning using a paired sample t test. To test the difference in effectiveness using the independent sample t-test. The results of this study are: 1) the cornell notes method is not effective if viewed from the students' self efficacy, 2) mind maps is effective if it is reviewed by students' self-efficacy. 3) There is a difference in effectiveness between the cornell notes method and mind maps in terms of students' self-efficacy where students who record by mind maps get better efficacy scores than students who record by cornell notes method.
{"title":"Perbandingan Keefektifan Cornell Notes Method Dan Mind Maps Ditinjau Dari Self Efficacy","authors":"N. Iman","doi":"10.37541/cer.v1i2.238","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.238","url":null,"abstract":"This study aims to examine the comparison of the effectiveness of note taking styles of students who use the cornell notes method and mind maps in terms of student self-efficacy. This type of research is a quasi-experimental study with a pretets-posttest nonequivalent comparison-group design. The population in this study were all eighth grade students of SMPN 1 Sungguminasa. The sample is class VIIIE and VIIIB as the experimental class. Class VIIIE is treated in the form of a note-taking style using cornell notes, while class VIIIB is treated as a note-taking style by mind maps. To test the effectiveness of learning using a paired sample t test. To test the difference in effectiveness using the independent sample t-test. The results of this study are: 1) the cornell notes method is not effective if viewed from the students' self efficacy, 2) mind maps is effective if it is reviewed by students' self-efficacy. 3) There is a difference in effectiveness between the cornell notes method and mind maps in terms of students' self-efficacy where students who record by mind maps get better efficacy scores than students who record by cornell notes method.","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"6 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124206458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. To understand language style and moral messages, the first thing to do is describe the language contained in the song's lyrics and then examine its aesthetic functions and valuesby stylistics theory. The purpose of this research is to describe the style of language and moral messages contained in the lyrics of the song Mandar. This type of research used in this research is descriptive qualitative. The method used in this research is a case study. The first stage, a preliminary study. The second stage, set / formulate the problem and determine the focus of research. The third stage, the study of literature and research analysis. The fourth step is collecting data. The fifth stage, data processing and interpretation. The sixth stage, making a research report. While for data collection, it is carried out by means of tests, observations, and documentation. The results showed that the linguistic style contained in the mandar song lyrics in broad outline, namely the opposing language style (hyperbole, litotes, antithesis), comparative language style (personification, hyperbole, metaphor, sinekdoke pars pro toto), affirmative language style (tautology, climax, repertis, anticlimax, inversion), while the moral message contained in the lyrics of the mandar song about the importance of maintaining loyalty and sharing in a relationship.
{"title":"Gaya Bahasa dan Pesan Moral pada Lirik Lagu Bahasa Mandar (Suatu Kajian Stilistika)","authors":"Nur Hafsa Yunus, Muhammad Syaeba","doi":"10.37541/cer.v1i2.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.182","url":null,"abstract":"Abstract. To understand language style and moral messages, the first thing to do is describe the language contained in the song's lyrics and then examine its aesthetic functions and valuesby stylistics theory. The purpose of this research is to describe the style of language and moral messages contained in the lyrics of the song Mandar. This type of research used in this research is descriptive qualitative. The method used in this research is a case study. The first stage, a preliminary study. The second stage, set / formulate the problem and determine the focus of research. The third stage, the study of literature and research analysis. The fourth step is collecting data. The fifth stage, data processing and interpretation. The sixth stage, making a research report. While for data collection, it is carried out by means of tests, observations, and documentation. The results showed that the linguistic style contained in the mandar song lyrics in broad outline, namely the opposing language style (hyperbole, litotes, antithesis), comparative language style (personification, hyperbole, metaphor, sinekdoke pars pro toto), affirmative language style (tautology, climax, repertis, anticlimax, inversion), while the moral message contained in the lyrics of the mandar song about the importance of maintaining loyalty and sharing in a relationship.","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125393445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran interaktif berbasis whatsapp group terhadap kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental desing dengan menggunakan pretest–posttest control group desing. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah lembar tugas dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian atau analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa pada kedua kelompok/kelas setelah data dianalisis dengan menggunakan Compare Means Independent Sampel T Test. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, ternyata pembelajaran interaktif berbasis whatsapp group efektif diterapkan pada pokok bahasan teks laporan hasil observasi.
{"title":"Efektivitas Pembelajaran Interaktif Berbasis Whatsapp Group Terhadap Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi","authors":"Wahyu Kurnia","doi":"10.37541/cer.v1i2.191","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.191","url":null,"abstract":"Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran interaktif berbasis whatsapp group terhadap kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental desing dengan menggunakan pretest–posttest control group desing. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah lembar tugas dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian atau analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa pada kedua kelompok/kelas setelah data dianalisis dengan menggunakan Compare Means Independent Sampel T Test. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, ternyata pembelajaran interaktif berbasis whatsapp group efektif diterapkan pada pokok bahasan teks laporan hasil observasi.","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"519 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123121265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
. Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang terjalin komunikasi antara guru dan siswa. Salah satunya adalah sikap negatif terhadap bidang studi matematika yang menganggap bidang studi matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami sehingga mereka tidak termotivasi untuk mempelajari matematika. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya mengemukakan bahwa pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua pembelajaran ini diterapkan dengan alasan untuk memperbaiki pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika yang dicapai oleh siswa.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang melibatkan dua kelompok, yaitu satu kelompok sebagai eksperimen 1 dan satu kelompok eksperimen 2. Pengumpulan data untuk hasil belajar siswa dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar setelah diberi perlakuan pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Data yang diperoleh merupakan data empirik yang kemudian akan dianalisis.Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sama dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS karena skor hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match tidak memiliki perbedaan yang signifikan dibanding hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray.
{"title":"Komparasi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dan Tipe Two Stay Two Stray","authors":"Anna Sulfianti","doi":"10.37541/cer.v1i2.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.240","url":null,"abstract":". Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang terjalin komunikasi antara guru dan siswa. Salah satunya adalah sikap negatif terhadap bidang studi matematika yang menganggap bidang studi matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami sehingga mereka tidak termotivasi untuk mempelajari matematika. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya mengemukakan bahwa pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua pembelajaran ini diterapkan dengan alasan untuk memperbaiki pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika yang dicapai oleh siswa.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang melibatkan dua kelompok, yaitu satu kelompok sebagai eksperimen 1 dan satu kelompok eksperimen 2. Pengumpulan data untuk hasil belajar siswa dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar setelah diberi perlakuan pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Data yang diperoleh merupakan data empirik yang kemudian akan dianalisis.Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sama dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS karena skor hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match tidak memiliki perbedaan yang signifikan dibanding hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray.","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116962339","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Improving Students’ English Learning Outcomes through PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Learning Model at the Eighth Grade of SMP Tunas Bangsa Makassar needed to be developed. The main problem in this study was the lack of students’ enthusiasm in taking English lessons. This research aimed to improve the students’ English learning outcomes in eighth grade of SMP Tunas Bangsa Makassar through PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) learning model. This research was classroom action research with two cycles, every cycles was conducted through four stages such as: planning, action, observation, and then reflection. The result of this research showed that the mean score of students in cycle I was 62,79 as low category, where the score is under KKM. Classical learning completeness in cycle I was 16 with indicators 47,05%. The score of completeness was still low the specified completeness as many as 31 and the indicator above 80% namely 91,17%. This proves that learning models can improve students learning outcomes, especially in reading skills. The results of this research are expected to be a reference for those who will conduct further research. and It will be chosen as a model of learning in schools and to be a reference for the local government (Makassar) to make policies related to the PQ4R learning model. Abstrak. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) terhadap pembelajaran bahasa Inggris perlu dikembangkan. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu kurangnya antusias dalam siswa mengikuti pelajaran bahasa Inggris Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP Tunas Bangsa Makassar melalui penerapan pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review). Dalam peneliti ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus, setiap siklus penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat (4) tahapan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa di siklus I sebesar sebesar 62,79 yang dikategorikan rendah, dimana nilai tersebut berada dibawah nilai KKM. Ketuntasan belajar klasikal di siklus I sebesar 16 dengan indikator 47,05%. Nilai ketuntasan yang diperoleh asih dibawah ketuntasan yang ditetapkan 80%. Kemudian, nilai rata-rata di siklus II sebesar 77,08 pada kategori sedang dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 31 dan indikator diatas 80% yaitu 91,17%. Ini membuktikan bahwa model pembeajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada kemampuan membaca. Dari hasil penelitian nantinya diharapkan menjadi acuan atau referensi bagi yang akan melakukan penelitian berikutnya, serta dijadikan sebagai model pembelajaran di sekolah, dan menjadi acuan pemerintah setempat (Makassar) untuk membuat kebijakan berka
摘要通过PQ4R(预习、提问、阅读、反思、背诵、复习)学习模式在望加锡小学八年级提高学生的英语学习效果。本研究的主要问题是学生学习英语的积极性不足。本研究旨在通过PQ4R(预习、提问、阅读、反思、背诵、复习)学习模式,提高望加锡小学八年级学生的英语学习效果。本研究为课堂行动研究,分为两个周期,每个周期分为计划、行动、观察、反思四个阶段。本研究结果显示,第一周期学生的平均分为62,79分,为低类别,分数在KKM以下。第一周期经典学习完成度为16,指标为47.05%。完成度得分仍然较低,规定的完成度为31分,80%以上的指标为91.17%。这证明了学习模式可以提高学生的学习效果,尤其是在阅读技能方面。本研究的结果有望为今后的进一步研究提供参考。它将被选为学校的学习模式,并为当地政府(望加锡)制定与PQ4R学习模式相关的政策提供参考。Abstrak。模型(Preview, Question, Read, Reflect,背诵,Review),即:penbelajaran bahasa Inggris perlu dikembangkan(预览、提问、阅读、反思、背诵、复习)。(英文)Dalam peneliti ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus, setiap siklus penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat (4) tahapan yang meliputi: perencanan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/pengumpulan数据,dan refleksi。Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata Hasil belajar siswa di siklus I sebesar sebesar 62,79 yang dikategorikan rendah, dimana nilai tersebut berada dibawah nilai KKM。Ketuntasan belajar klasikal di siklus I sebesar 16登根指标47,05%。Nilai ketuntasan yang diperoleh asih dibawah ketuntasan yang ditetapkan 80%。Kemudian, nilai rata-rata di siklus II sebesar 77,08 paada kategori sedang dengan ketuntasan belajar klaskal sebesar 31 dan指标数据80% yitu 91,17%。Ini membuktikan bahwa模型pemajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada kemampuan membaca。Dari hasil peneltian nantinya diharapkan menjadian acan atau referensi yang akan melakukan penelitian berikutnya, serta dijadikan sebagai模型pembelajaran di sekolah, dan menjadian apemerintah setempat (Makassar) untuk成员kebijakan berkaitan dengan模型PQ4R。
{"title":"Improving Students’ English Learning Outcomes through PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Learning Model at the Eighth Grade of SMP Tunas Bangsa Makassar","authors":"Sukmawati Muh. Yahrif Sujarwo","doi":"10.37541/cer.v1i2.228","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.228","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Abstract. Improving Students’ English Learning Outcomes through PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Learning Model at the Eighth Grade of SMP Tunas Bangsa Makassar needed to be developed. The main problem in this study was the lack of students’ enthusiasm in taking English lessons. This research aimed to improve the students’ English learning outcomes in eighth grade of SMP Tunas Bangsa Makassar through PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) learning model. This research was classroom action research with two cycles, every cycles was conducted through four stages such as: planning, action, observation, and then reflection. The result of this research showed that the mean score of students in cycle I was 62,79 as low category, where the score is under KKM. Classical learning completeness in cycle I was 16 with indicators 47,05%. The score of completeness was still low the specified completeness as many as 31 and the indicator above 80% namely 91,17%. This proves that learning models can improve students learning outcomes, especially in reading skills. The results of this research are expected to be a reference for those who will conduct further research. and It will be chosen as a model of learning in schools and to be a reference for the local government (Makassar) to make policies related to the PQ4R learning model. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Abstrak. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) terhadap pembelajaran bahasa Inggris perlu dikembangkan. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu kurangnya antusias dalam siswa mengikuti pelajaran bahasa Inggris Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP Tunas Bangsa Makassar melalui penerapan pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review). \u0000Dalam peneliti ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus, setiap siklus penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat (4) tahapan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa di siklus I sebesar sebesar 62,79 yang dikategorikan rendah, dimana nilai tersebut berada dibawah nilai KKM. Ketuntasan belajar klasikal di siklus I sebesar 16 dengan indikator 47,05%. Nilai ketuntasan yang diperoleh asih dibawah ketuntasan yang ditetapkan 80%. Kemudian, nilai rata-rata di siklus II sebesar 77,08 pada kategori sedang dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 31 dan indikator diatas 80% yaitu 91,17%. Ini membuktikan bahwa model pembeajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada kemampuan membaca. \u0000Dari hasil penelitian nantinya diharapkan menjadi acuan atau referensi bagi yang akan melakukan penelitian berikutnya, serta dijadikan sebagai model pembelajaran di sekolah, dan menjadi acuan pemerintah setempat (Makassar) untuk membuat kebijakan berka","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132116259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kontribusi koordinasi mata tangan, kekuatan lengan, panjang lengan terhadap kemampuan dribble pada permainan bola basket. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel penelitian berjumlah 30 siswa putra. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji analisis korelasi. Hasil penelitian menujukkan, koordinasi mata tangan, kekuatan lengan, panjang lengan terbukti ada kontribusi terhadap kemampuan dribble pada permainan bola basket dengan nilai koefisien 70,12%. Untuk menentukan dan pencarian bakat atlet perlu memerhatikan faktor koordinasi mata tangan, kekuatan lengan dan panjang lengan terkhusus pada teknik dasar permainan bola basket yaitu dribble.
{"title":"Kontribusi Koordinasi Mata Tangan, Kekuatan Lengan, Panjang Lengan Terhadap Kemampuan Dribble Pada Permaian Bola Basket","authors":"Andi Hasriadi Hasyim","doi":"10.37541/cer.v1i2.234","DOIUrl":"https://doi.org/10.37541/cer.v1i2.234","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kontribusi koordinasi mata tangan, kekuatan lengan, panjang lengan terhadap kemampuan dribble pada permainan bola basket. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel penelitian berjumlah 30 siswa putra. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji analisis korelasi. Hasil penelitian menujukkan, koordinasi mata tangan, kekuatan lengan, panjang lengan terbukti ada kontribusi terhadap kemampuan dribble pada permainan bola basket dengan nilai koefisien 70,12%. Untuk menentukan dan pencarian bakat atlet perlu memerhatikan faktor koordinasi mata tangan, kekuatan lengan dan panjang lengan terkhusus pada teknik dasar permainan bola basket yaitu dribble.","PeriodicalId":146475,"journal":{"name":"Celebes Education Review","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131361315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}