Individu yang memelihara hewan peliharaan cenderung memiliki pet attachment yang tinggi. Hal ini di karenakan ikatan emosi antara pemilik hewan dengan hewan peliharaannya. Semakin lama ikatan tersebut maka kecenderungan mendapatkan rasa nyaman semakin kuat. Individu yang memelihara hewan dapat membentuk hubungan yang khas yang melibatkan kedekatan, komitmen, keterlibatan emosional dan konflik sehingga membuat individu merasa senang, bahagia dan bermakna. Kondisi itu disebut dengan psychological well-being (PWB). PWB adalah kebahagiaan hidup manusia yang sesungguhnya merupakan hasil dari penilaian dan perasaan baik diri dan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pet attachment dengan PWB pada pencinta hewan peliharaan di Kota Bogor. Penentuan subyek menggunakan teknik incidental sampling dengan jumlah 100 orang yang pernah atau sedang memiliki hewan peliharaan. Instrumen pada penelitian ini adalah LAPS (Lexington to pets scale) untuk mengukur pet attachment dan the perma profiler untuk mengukur PWB sebagai teknik pengumpulan data. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson Product Moment. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan positif antara pet attachment dengan PWB dengan nilai kolerasi pearson sebesar. 0,489. Artinya, apabila individu yang memiliki tingkat pet attachment yang tinggi maka tingkat PWB nya juga tinggi.
{"title":"Hubungan Antara Pet Attachment dengan Psychological Well-Being Pada Pencinta Hewan Peliharaan Di Bogor","authors":"Erry Indriani, Rizkyan Ervanda","doi":"10.31479/intensi.v1i1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.31479/intensi.v1i1.2","url":null,"abstract":"Individu yang memelihara hewan peliharaan cenderung memiliki pet attachment yang tinggi. Hal ini di karenakan ikatan emosi antara pemilik hewan dengan hewan peliharaannya. Semakin lama ikatan tersebut maka kecenderungan mendapatkan rasa nyaman semakin kuat. Individu yang memelihara hewan dapat membentuk hubungan yang khas yang melibatkan kedekatan, komitmen, keterlibatan emosional dan konflik sehingga membuat individu merasa senang, bahagia dan bermakna. Kondisi itu disebut dengan psychological well-being (PWB). PWB adalah kebahagiaan hidup manusia yang sesungguhnya merupakan hasil dari penilaian dan perasaan baik diri dan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pet attachment dengan PWB pada pencinta hewan peliharaan di Kota Bogor. Penentuan subyek menggunakan teknik incidental sampling dengan jumlah 100 orang yang pernah atau sedang memiliki hewan peliharaan. Instrumen pada penelitian ini adalah LAPS (Lexington to pets scale) untuk mengukur pet attachment dan the perma profiler untuk mengukur PWB sebagai teknik pengumpulan data. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson Product Moment. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan positif antara pet attachment dengan PWB dengan nilai kolerasi pearson sebesar. 0,489. Artinya, apabila individu yang memiliki tingkat pet attachment yang tinggi maka tingkat PWB nya juga tinggi.","PeriodicalId":146830,"journal":{"name":"Intensi : Jurnal Psikologi","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123227727","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Usia dewasa awal adalah periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapanharapan sosial baru. Pada pemain futsal usia dewasa awal, individu sering mengalami ketegangan emosional. Saat pemain futsal mengalami ketegangan emosi maka pemain futsal tersebut sebgaian besar tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Kontrol diri adalah upaya mengesampingkan atau menghambat reaksi otomatis, kebiasaan, atau perilaku yang dibawa sejak kecil, desakan-desakan, emosi, atau hasrat yang dapat mengganggu pencapaian tujuan utama.Artinya individu kurang bisa mengontrol dirinya tersebut pada saat pertandingan futsal. Sedangkan teamwork adalah bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi ketika berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan teamwork pada pemain futsal dewasa awal di Jakarta Timur. Subjek penelitian berjumlah 110 orang dengan menggunakan Accidental Sampling. Metode analisa data menggunakan metode uji korelasi statistik yaitu korelasi product moment. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa terdapat hubungan yang yang signifikan antara kontrol diri dengan teamwork pada pemain futsal usia dewasa awal di Jakarta Timur. Hal ini terlihat dari perolehan angka koefisien korelasinya yang sebesar 0,187 dengan tingkat signifikansi 0,01.
{"title":"Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Teamwork pada Pemain Futsal Usia Dewasa Awal di Jakarta Timur","authors":"Misbah Mukrom, Sri Mulyani Nasution","doi":"10.31479/intensi.v1i1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.31479/intensi.v1i1.3","url":null,"abstract":"Usia dewasa awal adalah periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapanharapan sosial baru. Pada pemain futsal usia dewasa awal, individu sering mengalami ketegangan emosional. Saat pemain futsal mengalami ketegangan emosi maka pemain futsal tersebut sebgaian besar tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Kontrol diri adalah upaya mengesampingkan atau menghambat reaksi otomatis, kebiasaan, atau perilaku yang dibawa sejak kecil, desakan-desakan, emosi, atau hasrat yang dapat mengganggu pencapaian tujuan utama.Artinya individu kurang bisa mengontrol dirinya tersebut pada saat pertandingan futsal. Sedangkan teamwork adalah bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi ketika berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan teamwork pada pemain futsal dewasa awal di Jakarta Timur. Subjek penelitian berjumlah 110 orang dengan menggunakan Accidental Sampling. Metode analisa data menggunakan metode uji korelasi statistik yaitu korelasi product moment. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa terdapat hubungan yang yang signifikan antara kontrol diri dengan teamwork pada pemain futsal usia dewasa awal di Jakarta Timur. Hal ini terlihat dari perolehan angka koefisien korelasinya yang sebesar 0,187 dengan tingkat signifikansi 0,01.","PeriodicalId":146830,"journal":{"name":"Intensi : Jurnal Psikologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130760631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rumah tangga dan karier nampaknya menjadi suatu permasalahan bagi wanita di masa kini. Untuk beberapa wanita, karier merupakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan bersama dengan kehidupan berumah tangga sehingga mereka lebih memilih menjadi fulltime mom dan ibu rumah tangga saja. Peran ganda menjadi beban untuk sebagian wanita. Namun di sisi lain, ada wanita yang mampu melakukan kedua peran sekaligus di waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan hardiness antara wanita menikah yang berkarier dan wanita menikah yang tidak berkarier. Hardiness dalam penelitian ini dijadikan sebagai faktor prediksi untuk menjawab pertanyaan mengapa ada wanita menikah yang mau berkarier dan ada wanita menikah yang enggan berkarier. 84 wanita menikah yang berkarier dan 93 wanita menikah yang tidak berkarier dipilih secara acak dan insidental dengan beberapa karakteristik yang harus dipenuhi. Karakteristik tersebut antara lain subjek penelitian harus berusia 25-40 tahun, pendidikan minimal S1, dan memiliki anak paling tidak satu. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan hardiness antara wanita menikah yang berkarier dan wanita menikah yang tidak berkarier
{"title":"Perbedaan Hardiness pada Wanita Menikah yang Berkarir dan Wanita Menikah yang Tidak Berkarir","authors":"Lydia Indira, Tania Gunawan","doi":"10.31479/intensi.v1i1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.31479/intensi.v1i1.5","url":null,"abstract":"Rumah tangga dan karier nampaknya menjadi suatu permasalahan bagi wanita di masa kini. Untuk beberapa wanita, karier merupakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan bersama dengan kehidupan berumah tangga sehingga mereka lebih memilih menjadi fulltime mom dan ibu rumah tangga saja. Peran ganda menjadi beban untuk sebagian wanita. Namun di sisi lain, ada wanita yang mampu melakukan kedua peran sekaligus di waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan hardiness antara wanita menikah yang berkarier dan wanita menikah yang tidak berkarier. Hardiness dalam penelitian ini dijadikan sebagai faktor prediksi untuk menjawab pertanyaan mengapa ada wanita menikah yang mau berkarier dan ada wanita menikah yang enggan berkarier. 84 wanita menikah yang berkarier dan 93 wanita menikah yang tidak berkarier dipilih secara acak dan insidental dengan beberapa karakteristik yang harus dipenuhi. Karakteristik tersebut antara lain subjek penelitian harus berusia 25-40 tahun, pendidikan minimal S1, dan memiliki anak paling tidak satu. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan hardiness antara wanita menikah yang berkarier dan wanita menikah yang tidak berkarier","PeriodicalId":146830,"journal":{"name":"Intensi : Jurnal Psikologi","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125593363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Menjadi petugas Air Traffic Control (ATC) merupakan hal yang tidak mudah, dibutuhkanprofesionalisme, mereka harus bekerja dengan konsentrasi yang tinggi demi menciptakan kondisi lalulintas penerbangan yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerjadengan motivasi kerja pada petugas ATC (Air Traffic Control) di Bandara X. Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif deskripfif, sedangkan pengumpulan data menggunakan metode kuesioner. Alatukur beban kerja diadaptasi dari NASA-TLX. Subjek dalam penelitian adalah petugas ATC di bandaraX berjumlah 100 orang. Hasil perhitungan korelasi antara beban kerja dengan motivasi kerja padapetugas ATC sebesar 0,261, dengan taraf signifikan 0,009. Hasil penelitian ini menunjukan bawah adahubungan signifikan yang positif antara beban kerja dengan motivasi kerja pada petugas ATC di bandaraX. Artinya, semakin bertambah beban kerja maka semakin meningkat motivasi kerja petugas ATC diBandara X.
{"title":"Hubungan Beban Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Petugas Air Traffic Control (ATC) Bandara X","authors":"Widura Imam Mustopo, A. Salim","doi":"10.31479/intensi.v1i1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.31479/intensi.v1i1.4","url":null,"abstract":"Menjadi petugas Air Traffic Control (ATC) merupakan hal yang tidak mudah, dibutuhkanprofesionalisme, mereka harus bekerja dengan konsentrasi yang tinggi demi menciptakan kondisi lalulintas penerbangan yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerjadengan motivasi kerja pada petugas ATC (Air Traffic Control) di Bandara X. Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif deskripfif, sedangkan pengumpulan data menggunakan metode kuesioner. Alatukur beban kerja diadaptasi dari NASA-TLX. Subjek dalam penelitian adalah petugas ATC di bandaraX berjumlah 100 orang. Hasil perhitungan korelasi antara beban kerja dengan motivasi kerja padapetugas ATC sebesar 0,261, dengan taraf signifikan 0,009. Hasil penelitian ini menunjukan bawah adahubungan signifikan yang positif antara beban kerja dengan motivasi kerja pada petugas ATC di bandaraX. Artinya, semakin bertambah beban kerja maka semakin meningkat motivasi kerja petugas ATC diBandara X.","PeriodicalId":146830,"journal":{"name":"Intensi : Jurnal Psikologi","volume":"116 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132447361","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam latar belakang keluarga terdapat pola asuh yang dikaitkan sebagai faktor munculnya Impostor Syndrome yaitu authoritarian parenting dimana orang tua memiliki proteksi yang berlebihan kepada anak dan menerapkan aturan serta memiliki standar khusus yang harus dipenuhi oleh anak. Pada kasus mahasiswa salah jurusan sering ditemukan bahwa proses untuk pengambilan jurusan ditentukan oleh orang tua. Mereka hanya bisa mengikuti karena ini bentuk kepatuhan, sehingga terkadang mereka merasa jika apa yang mereka jalani ini hanyalah sebuah keterpaksaan. Selama menjalani perkuliahan mereka merasa terpaksa, akan tetapi nilai akademis mereka tidak terganggu bahkan cenderung memiliki nilai-nilai yang baik dan berprestasi.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara authoritarian parenting dengan Impostor Syndrome pada mahasiwa salah jurusan. Subjek penelitian berjumlah 100 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisa data menggunakan metode uji korelasi statistik yaitu korelasi product moment.Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa terdapat hubungan yang arahnya positif antara authoritarian parenting dengan Impostor Syndrome pada mahasiswa salah jurusan. Hal ini terlihat dari perolehan angka koefisien korelasinya yang sebesar 0,230 dengan tingkat signifikansi 0,05.
{"title":"Hubungan Authoritarian Parenting dengan Impostor Syndrome pada Mahasiswa Salah Jurusan","authors":"Lydia Indira, Martha Ayu","doi":"10.31479/intensi.v1i1.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.31479/intensi.v1i1.1","url":null,"abstract":"Dalam latar belakang keluarga terdapat pola asuh yang dikaitkan sebagai faktor munculnya Impostor Syndrome yaitu authoritarian parenting dimana orang tua memiliki proteksi yang berlebihan kepada anak dan menerapkan aturan serta memiliki standar khusus yang harus dipenuhi oleh anak. Pada kasus mahasiswa salah jurusan sering ditemukan bahwa proses untuk pengambilan jurusan ditentukan oleh orang tua. Mereka hanya bisa mengikuti karena ini bentuk kepatuhan, sehingga terkadang mereka merasa jika apa yang mereka jalani ini hanyalah sebuah keterpaksaan. Selama menjalani perkuliahan mereka merasa terpaksa, akan tetapi nilai akademis mereka tidak terganggu bahkan cenderung memiliki nilai-nilai yang baik dan berprestasi.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara authoritarian parenting dengan Impostor Syndrome pada mahasiwa salah jurusan. Subjek penelitian berjumlah 100 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisa data menggunakan metode uji korelasi statistik yaitu korelasi product moment.Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa terdapat hubungan yang arahnya positif antara authoritarian parenting dengan Impostor Syndrome pada mahasiswa salah jurusan. Hal ini terlihat dari perolehan angka koefisien korelasinya yang sebesar 0,230 dengan tingkat signifikansi 0,05.","PeriodicalId":146830,"journal":{"name":"Intensi : Jurnal Psikologi","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123406291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}