Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.211-219
Faisal Akbar Manurung, Elida Hapni, D. Dasril
Penelitian ini mengenai kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi, dimana lanjut usia di Kelurahan WEK I merasakan kecemasan dalam menghadapi kematian. Lanjut usia mengalami penurunan daya imunitas tubuh akibat kecemasan dalam menghadapi masa depersonalisasi berupa ketakutan dalam menghadapi kematian. Dan jenis kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Bagaimana dampak kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang peneliti gunakan, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Adapu metode pengumpulan data yang dilakukan yakni melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang berusia 60-75 tahun, sedangkan sumber data sekundernya adalah keluarga yang tinggal bersama lanjut usia, tetangga, warga masyarakat dan lurah. Hasil penelitian yaitu jenis kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara menjadi 3 yaitu; kecemasan superego, kecemasan neurotis dan kecemasan psikotis. Lanjut usia yang mengalami kecemasan yang paling banyak adalah kecemasan psikis yaitu sebanyak 5 lanjut usia dengan persentase 50% sedangkan untuk kecemasan superego dan kecemasan neurotis sebanyak 3 lanjut usia atau 30%. Dimana individu yang berada pada fase usia lanjut mengalami masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara menjadi 2 yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yaitu: religius, sabar dan berkumpul dengan keluarga. Sedangkan dampak negatifnya yaitu: suasana hati, pikiran dan perilaku. Dampak positif terlihat lebih banyak dari lanjut usia yang mengalami dampak religius dan sabar masing-masing 4 orang atau dengan persentase 40% sedangkan untuk dampak berkumpul dengan keluarga sebanyak 3 lanjut usia atau 30%. Sedangkan untuk dampak negatif terlihat lebih banyak dari lanjut usia yang mengalami dampak suasana hati dan perilaku masing-masing 4 orang atau dengan persentase 40% sedangkan untuk dampak pikiran dengan keluarga sebanyak 3 orang lanjut usia atau 30%.
{"title":"KECEMASAN LANJUT USIA DALAM MENGHADAPI MASA DEPERSONALISASI","authors":"Faisal Akbar Manurung, Elida Hapni, D. Dasril","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.211-219","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.211-219","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengenai kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi, dimana lanjut usia di Kelurahan WEK I merasakan kecemasan dalam menghadapi kematian. Lanjut usia mengalami penurunan daya imunitas tubuh akibat kecemasan dalam menghadapi masa depersonalisasi berupa ketakutan dalam menghadapi kematian. Dan jenis kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Bagaimana dampak kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang peneliti gunakan, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Adapu metode pengumpulan data yang dilakukan yakni melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang berusia 60-75 tahun, sedangkan sumber data sekundernya adalah keluarga yang tinggal bersama lanjut usia, tetangga, warga masyarakat dan lurah. Hasil penelitian yaitu jenis kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara menjadi 3 yaitu; kecemasan superego, kecemasan neurotis dan kecemasan psikotis. Lanjut usia yang mengalami kecemasan yang paling banyak adalah kecemasan psikis yaitu sebanyak 5 lanjut usia dengan persentase 50% sedangkan untuk kecemasan superego dan kecemasan neurotis sebanyak 3 lanjut usia atau 30%. Dimana individu yang berada pada fase usia lanjut mengalami masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara menjadi 2 yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yaitu: religius, sabar dan berkumpul dengan keluarga. Sedangkan dampak negatifnya yaitu: suasana hati, pikiran dan perilaku. Dampak positif terlihat lebih banyak dari lanjut usia yang mengalami dampak religius dan sabar masing-masing 4 orang atau dengan persentase 40% sedangkan untuk dampak berkumpul dengan keluarga sebanyak 3 lanjut usia atau 30%. Sedangkan untuk dampak negatif terlihat lebih banyak dari lanjut usia yang mengalami dampak suasana hati dan perilaku masing-masing 4 orang atau dengan persentase 40% sedangkan untuk dampak pikiran dengan keluarga sebanyak 3 orang lanjut usia atau 30%.","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"151 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129817708","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.313-319
Wilda Fasim Hasibuan, Muhammad Arif Salafuddin, Sri Wahyuni Adiningtiyas
Penelitian ini berdasarkan pada fenomena SMP IT Ar Risalah Batam yang menunjukan rendahnya motivasi belajar siswa dari orang tua yang bercerai. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku seperti bullying, malas belajar, cenderung diam, jarang mengungkapkan pendapatnya, dan sampai rasa peduli tidak ada dengan teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dan akhir motivasi belajar siswa yang mengikuti bimbingan kelompok dan yang tidak mengikuti bimbingan kelompok, dan untuk mengetahui pebandingan motivasi belajar siswa yang mengikuti bimbingan kelompok. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain komperatif dengan metode analisa statistik non parametrik. dengan sampel 16 orang yang diambil melalui purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala likert untuk membandingkan antara kelompok siswa yang mengikuti layanan bimbingan kelompok dan kelompok yang tidak mengikuti layanan bimbingan kelompok sebelum dan sesudah perlakuan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar pada yang mengikuti bimbingan kelompokPada saat sebelum mengikuti bimbingan kelompok presentase motivasi belajar siswa sebesar 38% dan pada presentase setelah mengikuti bimbingan kelompok sebesar 62% sehingga memiliki peningkatan motivasi sebesar 24%. Sedangkan pada kelompok siswa yang tidak mengikuti bimbingan kelompok Pada kondisi awal diperoleh presentase sebesar 48%, sedangkan kondisi akhir diperoleh persentase sebesar 52%, sehingga memiliki peningkatan motivasi dengan persentase sebesar 4%. Dari hasil uji coba berpasangan pada kelompok yang mengikuti bimbingan kelompok dan yang tidak mengikuti bimbingan kelompok dapat diketahui nilai probalitas (signifikansi) 2- tailed adalah 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara variabel kelompok yang mengikuti dan tidak mengikuti Bimbingan kelompok. Jadi, dapat disimpulkan adanya perbedaan motivasi belajar siswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti layanan bimbingan kelompokdi SMP IT Ar Risalah Batam.
{"title":"BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DARI ORANG TUA YANG BERCERAI DI SMP IT AR RISALAH BATAM","authors":"Wilda Fasim Hasibuan, Muhammad Arif Salafuddin, Sri Wahyuni Adiningtiyas","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.313-319","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.313-319","url":null,"abstract":"Penelitian ini berdasarkan pada fenomena SMP IT Ar Risalah Batam yang menunjukan rendahnya motivasi belajar siswa dari orang tua yang bercerai. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku seperti bullying, malas belajar, cenderung diam, jarang mengungkapkan pendapatnya, dan sampai rasa peduli tidak ada dengan teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dan akhir motivasi belajar siswa yang mengikuti bimbingan kelompok dan yang tidak mengikuti bimbingan kelompok, dan untuk mengetahui pebandingan motivasi belajar siswa yang mengikuti bimbingan kelompok. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain komperatif dengan metode analisa statistik non parametrik. dengan sampel 16 orang yang diambil melalui purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala likert untuk membandingkan antara kelompok siswa yang mengikuti layanan bimbingan kelompok dan kelompok yang tidak mengikuti layanan bimbingan kelompok sebelum dan sesudah perlakuan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar pada yang mengikuti bimbingan kelompokPada saat sebelum mengikuti bimbingan kelompok presentase motivasi belajar siswa sebesar 38% dan pada presentase setelah mengikuti bimbingan kelompok sebesar 62% sehingga memiliki peningkatan motivasi sebesar 24%. Sedangkan pada kelompok siswa yang tidak mengikuti bimbingan kelompok Pada kondisi awal diperoleh presentase sebesar 48%, sedangkan kondisi akhir diperoleh persentase sebesar 52%, sehingga memiliki peningkatan motivasi dengan persentase sebesar 4%. Dari hasil uji coba berpasangan pada kelompok yang mengikuti bimbingan kelompok dan yang tidak mengikuti bimbingan kelompok dapat diketahui nilai probalitas (signifikansi) 2- tailed adalah 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara variabel kelompok yang mengikuti dan tidak mengikuti Bimbingan kelompok. Jadi, dapat disimpulkan adanya perbedaan motivasi belajar siswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti layanan bimbingan kelompokdi SMP IT Ar Risalah Batam.","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"182 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115549515","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.279-286
M. Sinaga, Amanda Junita Tanjung, Ayu Ashari, Nuraisah Rizki Syahputri
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola asuh yang diterapkandi panti asuhan Aisyiyah dan untuk mengetahui apa kesulitan yang dialami oleh pengasuh didalam mengasuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data tersebut dikumpulkan menggunakan metode wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Subjek penelitian adalah dua orang pengasuh panti dan dua orang anak panti asuhan Aisyiyah. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pola asuh yang digunakan dipanti asuhan Aisyiyah putri cenderung mengarah kepada pola asuh otoriter. Kesulitan yang dialami pengasuh tidak begitu banyak karena anak yang diasuh tidak sulit untuk diatur dan kebanyakan dari mereka masih berusia muda yang memudahkan pengasuhdalam mengasuh.
{"title":"POLA ASUH PANTI ASUHAN AISYIYAH DI KOTA MEDAN","authors":"M. Sinaga, Amanda Junita Tanjung, Ayu Ashari, Nuraisah Rizki Syahputri","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.279-286","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.279-286","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola asuh yang diterapkandi panti asuhan Aisyiyah dan untuk mengetahui apa kesulitan yang dialami oleh pengasuh didalam mengasuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data tersebut dikumpulkan menggunakan metode wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Subjek penelitian adalah dua orang pengasuh panti dan dua orang anak panti asuhan Aisyiyah. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pola asuh yang digunakan dipanti asuhan Aisyiyah putri cenderung mengarah kepada pola asuh otoriter. Kesulitan yang dialami pengasuh tidak begitu banyak karena anak yang diasuh tidak sulit untuk diatur dan kebanyakan dari mereka masih berusia muda yang memudahkan pengasuhdalam mengasuh.","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133103820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.299-304
Nurhasanah Pardede, E. Harahap, Rahmayanti Rahmayanti
Kebiasaan yang berbeda dari tiap remaja mengakibatkan mereka sulit untuk menyesuaiakan diri dengan teman sebayanya terutama di kelas. Remaja akan sulit menerima kebiasaan yang berbeda dari kebiasaanya contohnya: belajar, cara berkomunikasi, interaksi, dengan orang lain, bagaimana ia berpakaian atau berpenampilan, bagaimana ia menjaga kebersihan dan kesehatan dan mengenai kedisiplinan yang ia lakukan sebelumnya. Menurut beberapa remaja hal tersebut di atas menjadi acuan mereka dalam melihat apakah siswa itu mampu menyesuaikan diri atau tidak. Jika siswa memiliki kemampuan yang baik dalam beberapa hal tersebut maka ia termasuk siswa yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi tapi sebaliknya, jika ia tidak memiliki kemampuan tersebut maka kemampuan dalam menyesuaiakan diri siswa tersebut rendah. Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui Penyesuaian diri Remaja, untuk mengetahui Penerimaan Teman Sebaya Pada Masa Pubertas, dan untuk mengetahui hubungan antara Penyesuaian diri dengan Penerimaan teman sebaya pada masa pubertas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 2 KOTANOPAN","authors":"Nurhasanah Pardede, E. Harahap, Rahmayanti Rahmayanti","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.299-304","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.299-304","url":null,"abstract":"Kebiasaan yang berbeda dari tiap remaja mengakibatkan mereka sulit untuk menyesuaiakan diri dengan teman sebayanya terutama di kelas. Remaja akan sulit menerima kebiasaan yang berbeda dari kebiasaanya contohnya: belajar, cara berkomunikasi, interaksi, dengan orang lain, bagaimana ia berpakaian atau berpenampilan, bagaimana ia menjaga kebersihan dan kesehatan dan mengenai kedisiplinan yang ia lakukan sebelumnya. Menurut beberapa remaja hal tersebut di atas menjadi acuan mereka dalam melihat apakah siswa itu mampu menyesuaikan diri atau tidak. Jika siswa memiliki kemampuan yang baik dalam beberapa hal tersebut maka ia termasuk siswa yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi tapi sebaliknya, jika ia tidak memiliki kemampuan tersebut maka kemampuan dalam menyesuaiakan diri siswa tersebut rendah. Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui Penyesuaian diri Remaja, untuk mengetahui Penerimaan Teman Sebaya Pada Masa Pubertas, dan untuk mengetahui hubungan antara Penyesuaian diri dengan Penerimaan teman sebaya pada masa pubertas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional.","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122646450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.305-312
Putri Diani Siregar, Asmaryadi Asmaryadi, S. Sukatno
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh wali kelas dalam mengubah perilaku nakal anak di SD Negeri 100109 Panobasan Lombang. Kenakalan siswa sering terjadi di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Tapi kenakalan siswa siswa tersebut belum tergolong parah karna masih kenakalan kenakalan biasa yang dilakukan. Fenomena di lapangan bahwa wali kelas sudah menjalankan tugasnya dalam mengubah perilaku nakal siswa. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga sebagai metode etnografi. Yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, Wali Kelas dan Siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah Wali Kelas melakukan strategi dalam mengubah perilaku nakal anak di SD Negeri 100109 Panobasan Lombang dengan memberikan bimbingan dan konseling, arahan, nasehat dan memberikan pembelajaran yang menarik agar siswa tidak fokur bermain. Wali Kelas memiliki peran aktif dalam mengubah perilaku nakal anak di SD Negeri 100109 Panobasan Lombang dengan memberikan bimbingan serta konseling. Di SD Negeri 100109 Panobasan Lombang ada beberapa siswa nakal dan faktor penyebabnya adalah, lingkungan dan teman bermain
{"title":"STRATEGI KONSELING DALAM MENGUBAH PERILAKU ANAK NAKAL PADA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA KELAS V DI SD NEGERI 100109 PANOBASAN LOMBANG","authors":"Putri Diani Siregar, Asmaryadi Asmaryadi, S. Sukatno","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.305-312","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.305-312","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh wali kelas dalam mengubah perilaku nakal anak di SD Negeri 100109 Panobasan Lombang. Kenakalan siswa sering terjadi di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Tapi kenakalan siswa siswa tersebut belum tergolong parah karna masih kenakalan kenakalan biasa yang dilakukan. Fenomena di lapangan bahwa wali kelas sudah menjalankan tugasnya dalam mengubah perilaku nakal siswa. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga sebagai metode etnografi. Yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, Wali Kelas dan Siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah Wali Kelas melakukan strategi dalam mengubah perilaku nakal anak di SD Negeri 100109 Panobasan Lombang dengan memberikan bimbingan dan konseling, arahan, nasehat dan memberikan pembelajaran yang menarik agar siswa tidak fokur bermain. Wali Kelas memiliki peran aktif dalam mengubah perilaku nakal anak di SD Negeri 100109 Panobasan Lombang dengan memberikan bimbingan serta konseling. Di SD Negeri 100109 Panobasan Lombang ada beberapa siswa nakal dan faktor penyebabnya adalah, lingkungan dan teman bermain","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130482060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.254-261
Nanda Pramusinta, Dini Rakhmawati, Hartoto Sutopo
Abstrak: SMK Negeri 4 Semarang menyediakan pelayanan Bimbingan Konseling (BK), pelayanan ini sebagai bentuk perhatian sekolah kepada peserta didik yang memiliki berbagai macam permasalahan, terutama dalam bidang pribadi. Adakalanya, peserta didik kurang terbuka akan permasalahan yang mereka alami. Salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial manusia, dalam rangka mengekspresikan kemampuan individu untuk memperlihatkan pikiran, perasaan, dan kegiatan dengan orang lain secara jujur dan terbuka perlu adanya keterbukaan diri. Kemampuan untuk terbuka diri sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pendidikan yang berhubungan dengan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterbukaan diri peserta didik kelas X Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan di SMK N 4 Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterbukaan diri peserta didik di SMK N 4 Semarang Tahun Ajaran 2022/2023 rata-rata berada diposisi kategori sedang dengan 90,8%, walaupun ada sebagian dari peserta didik yang memiliki tingkat keterbukaan diri yang tinggi 8,3% dan rendah 0,9%. Kata kunci: Keterbukaan Diri, Peserta Didik, Sekolah Menengah Kejuruan
摘要:SMK国家4 Semarang提供咨询咨询服务(BK),这是一种学校关注有各种问题的学习者的形式,特别是在个人领域。有时学习者对他们所经历的问题不太开放。人类社会生活的一个重要方面是,为了表达个人诚实和公开地与他人分享思想、感受和活动的能力,需要自我开放。开放的能力在日常生活中是必不可少的,尤其是在与学习有关的教育背景下。本研究采用描述性分析方法,目的是了解SMK N 4三宝垄X班学习者的开放程度。研究结果显示,SMK N 4 Semarang的学习者的开放程度平均为90.8%,尽管有些学习者的暴露水平为8.3%和0.9%。关键词:开放,学习者,职业高中
{"title":"KETERBUKAAN DIRI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4 SEMARANG","authors":"Nanda Pramusinta, Dini Rakhmawati, Hartoto Sutopo","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.254-261","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.254-261","url":null,"abstract":"Abstrak: SMK Negeri 4 Semarang menyediakan pelayanan Bimbingan Konseling (BK), pelayanan ini sebagai bentuk perhatian sekolah kepada peserta didik yang memiliki berbagai macam permasalahan, terutama dalam bidang pribadi. Adakalanya, peserta didik kurang terbuka akan permasalahan yang mereka alami. Salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial manusia, dalam rangka mengekspresikan kemampuan individu untuk memperlihatkan pikiran, perasaan, dan kegiatan dengan orang lain secara jujur dan terbuka perlu adanya keterbukaan diri. Kemampuan untuk terbuka diri sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pendidikan yang berhubungan dengan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterbukaan diri peserta didik kelas X Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan di SMK N 4 Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterbukaan diri peserta didik di SMK N 4 Semarang Tahun Ajaran 2022/2023 rata-rata berada diposisi kategori sedang dengan 90,8%, walaupun ada sebagian dari peserta didik yang memiliki tingkat keterbukaan diri yang tinggi 8,3% dan rendah 0,9%. Kata kunci: Keterbukaan Diri, Peserta Didik, Sekolah Menengah Kejuruan","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128559011","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.293-298
Asmaryadi Asmaryadi, Khairul Amri, Devi Adriyani, Lanna Dahlia, Emma Puspa Ningsih, Ela Hentina, Devi Febriani Siregar, Mak Riyadhul Fikri
Stunting (tubuh pendek) merupakan masalah gizi kronis pada bayi karena kurangnya pemberian asupan makanan dalam waktu yang relative lama, meningkatnya morbiditas serta terjadinya peningkatan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya. Namun kurangnya kesadaran masyarakat khususnya seorang ibu akan pentingnya gizi menyebabkan minimnya upaya dan penanganan yang harus dilakukan untuk pencegahan stunting.Salah satu Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang di selenggarakan oleh mahasiswa dengan memberikan layanan konseling kepada ibu-ibu yang memiliki balita, terkait bahaya stunting serta Intervensi Pencegahan Stunting Melalui Konseling. tujuan penelitian ini dengan menderipsikan gambaran intervensi pencegahan stunting, metode penelitian dengan pendekatan metode deskriptif kualitatatif. Hasil penelitian ini melihat beberapa program yang dilakukan oleh desa Manyabar Jae sudah sangat baik didukung oleh masyarakat yang sudah teredukasi akan bahaya kasus stunting. Di sisi lain petugas kesehatan desa Manyabar Jae terus menggaungkan manfaat membawa anak ke posyandu agar masyarakat rutin membawa anak menimbang berat badan ke posyandu, sehingga data berat badan anak dapat dipantau terus oleh petugas. Jika ada anak yang terindikasi stunting bidan sudah tanggap dalam pelayanan program selanjutnya. Maka dari itu desa Manyabar Jae tergolong sudah mampu mencapai capaian target penekanan angka stunting dibandingkan dengan kelurahan atau desa-desa lain di Kabupaten Mandailing Natal
{"title":"INTERVENSI PENCEGAHAN STUNTING MELALUI KONSELING DI DESA MANYABAR JAE","authors":"Asmaryadi Asmaryadi, Khairul Amri, Devi Adriyani, Lanna Dahlia, Emma Puspa Ningsih, Ela Hentina, Devi Febriani Siregar, Mak Riyadhul Fikri","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.293-298","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.293-298","url":null,"abstract":"Stunting (tubuh pendek) merupakan masalah gizi kronis pada bayi karena kurangnya pemberian asupan makanan dalam waktu yang relative lama, meningkatnya morbiditas serta terjadinya peningkatan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya. Namun kurangnya kesadaran masyarakat khususnya seorang ibu akan pentingnya gizi menyebabkan minimnya upaya dan penanganan yang harus dilakukan untuk pencegahan stunting.Salah satu Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang di selenggarakan oleh mahasiswa dengan memberikan layanan konseling kepada ibu-ibu yang memiliki balita, terkait bahaya stunting serta Intervensi Pencegahan Stunting Melalui Konseling. tujuan penelitian ini dengan menderipsikan gambaran intervensi pencegahan stunting, metode penelitian dengan pendekatan metode deskriptif kualitatatif. Hasil penelitian ini melihat beberapa program yang dilakukan oleh desa Manyabar Jae sudah sangat baik didukung oleh masyarakat yang sudah teredukasi akan bahaya kasus stunting. Di sisi lain petugas kesehatan desa Manyabar Jae terus menggaungkan manfaat membawa anak ke posyandu agar masyarakat rutin membawa anak menimbang berat badan ke posyandu, sehingga data berat badan anak dapat dipantau terus oleh petugas. Jika ada anak yang terindikasi stunting bidan sudah tanggap dalam pelayanan program selanjutnya. Maka dari itu desa Manyabar Jae tergolong sudah mampu mencapai capaian target penekanan angka stunting dibandingkan dengan kelurahan atau desa-desa lain di Kabupaten Mandailing Natal","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129672047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.262-267
J. Wijayanti, Venty Venty, Mursilah Mursilah
Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan siswa. Menerapkan kedisiplinan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat akan membentuk pribadi yang baik dan bertanggung jawab. Siswa yang dapat menerapkan kedisplinan di sekolah dipengaruhi oleh karakter pribadi, kesadaran akan kedisiplinan, dukungan dan motivasi orang tua, guru dan teman sebaya yang dapat menumbuhkan motivasi untuk menerapkan kedisplinan dengan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah. Maka dari itu, peneliti perlu melihat mengenai gambaran kedisplinan siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode jenis kualitatif dengan subjek penelitan yang menjadi informan 4 siswa yang terdiri 2 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan serta 1 guru BK dalam proses wawancara. Keberhasilan siswa dalam menerapkan kedisiplinan dapat diatasi apabila siswa memahami makna serta memiliki kesadaran akan kedispilnan.
{"title":"GAMBARAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 10 SEMARANG","authors":"J. Wijayanti, Venty Venty, Mursilah Mursilah","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.262-267","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.262-267","url":null,"abstract":"Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan siswa. Menerapkan kedisiplinan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat akan membentuk pribadi yang baik dan bertanggung jawab. Siswa yang dapat menerapkan kedisplinan di sekolah dipengaruhi oleh karakter pribadi, kesadaran akan kedisiplinan, dukungan dan motivasi orang tua, guru dan teman sebaya yang dapat menumbuhkan motivasi untuk menerapkan kedisplinan dengan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah. Maka dari itu, peneliti perlu melihat mengenai gambaran kedisplinan siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode jenis kualitatif dengan subjek penelitan yang menjadi informan 4 siswa yang terdiri 2 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan serta 1 guru BK dalam proses wawancara. Keberhasilan siswa dalam menerapkan kedisiplinan dapat diatasi apabila siswa memahami makna serta memiliki kesadaran akan kedispilnan.","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125900008","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.179-189
Bakhrudin All Habsy, Dyas Noviarale Fitriani, DyahAyu Nopitasari, Nik Matul Rodiyah, Farah Nikmatus Sania
Seiring berjalannya waktu, masalah yang dihadapi oleh setiap individu terutama peserta didik/konseli semakin kompleks. Masalah tersebut akan menimbulkan rasa cemas dan takut yang berlebihan sehingga mengganggu keseimbangan kepribadian manusianya seperti id, ego, dan superego. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja konseling Psikonalisis bagi konselor untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik/konseli. Metode penulisan artikel ini adalah studi literatur. Pengumpulan data dengan menelusuri, menelaah, dan memahami sumber-sumber penulisan jurnal yang telah dibuat sebelumnya dari 10 tahun terakhir. Hasil akhir dari penulisan ini menunjukkan cara kerja dari konseling Psikoanalisis meliputi 4 tahapan yaitu tahap asessmen, perkembangan transferensi, bekerja melalui transferensi, dan resolusi transferensi. Serta 6 teknik meliputi: talking cure, asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi, analisis transferensi, dan interpretasi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tahapan dan teknik konseling Psikoanalisis dapat membantu dalam menyelesaikan masalah konseli.
{"title":"TAHAPAN DAN TEKNIK KONSELING PSIKOANALISIS DALAM LINGKUP PENDIDIKAN: STUDI LITERATUR","authors":"Bakhrudin All Habsy, Dyas Noviarale Fitriani, DyahAyu Nopitasari, Nik Matul Rodiyah, Farah Nikmatus Sania","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.179-189","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.179-189","url":null,"abstract":"Seiring berjalannya waktu, masalah yang dihadapi oleh setiap individu terutama peserta didik/konseli semakin kompleks. Masalah tersebut akan menimbulkan rasa cemas dan takut yang berlebihan sehingga mengganggu keseimbangan kepribadian manusianya seperti id, ego, dan superego. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja konseling Psikonalisis bagi konselor untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik/konseli. Metode penulisan artikel ini adalah studi literatur. Pengumpulan data dengan menelusuri, menelaah, dan memahami sumber-sumber penulisan jurnal yang telah dibuat sebelumnya dari 10 tahun terakhir. Hasil akhir dari penulisan ini menunjukkan cara kerja dari konseling Psikoanalisis meliputi 4 tahapan yaitu tahap asessmen, perkembangan transferensi, bekerja melalui transferensi, dan resolusi transferensi. Serta 6 teknik meliputi: talking cure, asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi, analisis transferensi, dan interpretasi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tahapan dan teknik konseling Psikoanalisis dapat membantu dalam menyelesaikan masalah konseli. ","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117002619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-29DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i2.198-203
Rizki Adiawati Wati, Arini Safitri, Desi Erawati
Pola pendampingan yang dilakukan secara sinergis antara orang tua dan anak supaya anak dapat mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan. Maka penelitian ini berbicara tentang bagaimana tipe atau model pengasuhan orang tua yang berprofesi pedagang dan faktor yang melatarbelakangi gaya pengasuhan orang tua. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun Informan dalam penelitian ini adalah orang tua yang berprofesi pedagang dan mempunyai anak usia sekolah dasar kisaran 6 – 12 tahun, berjumlah 6 orang di Desa Kereng Pangi Kabupaten Katingan Hilir, provinsi Kalimantan Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis memakai triangulasi sumber. Hasil kajian yang ditemukan adalah yang pertama, gaya pengasuhan orang tua yang berprofesi pedagang lebih menonjol pada kategori authoritatif. Kedua, faktor yang melatarbelakangi gaya tersebut dilihatdari faktor internal dimana bagaimana cara orang tua mendidik anak dengan menciptakan suasana rumah yang nyaman
{"title":"GAYA PENGASUHAN KELUARGA YANG BERPROFESI PEDAGANG UNTUK ANAK USIA SEKOLAH DASAR","authors":"Rizki Adiawati Wati, Arini Safitri, Desi Erawati","doi":"10.31604/ristekdik.2023.v8i2.198-203","DOIUrl":"https://doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i2.198-203","url":null,"abstract":"Pola pendampingan yang dilakukan secara sinergis antara orang tua dan anak supaya anak dapat mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan. Maka penelitian ini berbicara tentang bagaimana tipe atau model pengasuhan orang tua yang berprofesi pedagang dan faktor yang melatarbelakangi gaya pengasuhan orang tua. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun Informan dalam penelitian ini adalah orang tua yang berprofesi pedagang dan mempunyai anak usia sekolah dasar kisaran 6 – 12 tahun, berjumlah 6 orang di Desa Kereng Pangi Kabupaten Katingan Hilir, provinsi Kalimantan Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis memakai triangulasi sumber. Hasil kajian yang ditemukan adalah yang pertama, gaya pengasuhan orang tua yang berprofesi pedagang lebih menonjol pada kategori authoritatif. Kedua, faktor yang melatarbelakangi gaya tersebut dilihatdari faktor internal dimana bagaimana cara orang tua mendidik anak dengan menciptakan suasana rumah yang nyaman","PeriodicalId":178702,"journal":{"name":"Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133276583","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}