Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.17146/jpen.2021.23.2.6546
Rifqa Fikriya Rahasri, A. P. A. Mustari, A. N. Hidayati
The very complex structure of nuclear reactors is one aspect of the cause of severe accidents in nuclear reactors. To prevent serious accidents, analysis is needed on the reactor design before the reactor is built. Reactor accident analysis can be done using the Moving Particle Semi-Implicit method. The Moving Particle Semi-Implicit method is excellent in simulating the movement of liquid fuel in a reactor because it can analyze the free surface flow of an incompressible liquid without using a mesh grid. Simulations were carried out using three types of fluids with different viscosities and densities such as water, oil, and wax. The simulation results show that the water takes the fastest time to drain all the particles and the oil takes the longest time. From the simulation results, it can be determined that the kinematic viscosity of a liquid affects its flow velocity.
{"title":"Analysis of Severe Accident in Complex System Reactor Using Moving Particle Semi-Implicit (MPS) Method","authors":"Rifqa Fikriya Rahasri, A. P. A. Mustari, A. N. Hidayati","doi":"10.17146/jpen.2021.23.2.6546","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.2.6546","url":null,"abstract":"The very complex structure of nuclear reactors is one aspect of the cause of severe accidents in nuclear reactors. To prevent serious accidents, analysis is needed on the reactor design before the reactor is built. Reactor accident analysis can be done using the Moving Particle Semi-Implicit method. The Moving Particle Semi-Implicit method is excellent in simulating the movement of liquid fuel in a reactor because it can analyze the free surface flow of an incompressible liquid without using a mesh grid. Simulations were carried out using three types of fluids with different viscosities and densities such as water, oil, and wax. The simulation results show that the water takes the fastest time to drain all the particles and the oil takes the longest time. From the simulation results, it can be determined that the kinematic viscosity of a liquid affects its flow velocity.","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128888541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.17146/jpen.2021.23.2.6536
Eko Rudi Iswanto, Theo Alvin Ryanto, Hadi Suntoko
Karakteristik gerakan tanah akibat gempabumi dipengaruhi oleh variasi nilai kecepatan gelombang geser (Vs). Ketersediaan nilai Vs suatu daerah belum tentu lengkap dan siap, hal ini disebabkan oleh penyelidikan langsung guna memperoleh nilai Vs memerlukan waktu relatif lama dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu juga dipengaruhi oleh tingkat keterjangkauan suatu daerah pengujian. Berbeda halnya dengan data jumlah pukulan (N) dari uji Standard Penetration Test (NSPT) yang lebih banyak tersedia. Dewasa ini telah banyak dilakukan penelitian persamaan korelasi nilai Vs dari data NSPT, meskipun demikian tingkat keandalan antara satu dengan lainnya tidaklah sama. Studi ini bertujuan mengembangkan korelasi yang reliabel antara Vs dan NSPT untuk kategori semua jenis tanah. Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis data hasil pengujian geofisika dan geoteknik kemudian melakukan analisis regresi non-linear. Dari hasil perhitungan diperoleh korelasi Vs = 98,759NSPT0,3101 untuk kategori semua jenis tanah di area pulau nuklir Tapak RDE, Serpong. Korelasi ini mampu memprediksi Vs dengan cukup baik dan cepat, tanpa harus melakukan pengukuran yang memerlukan biaya lebih banyak dan waktu lebih lama.
{"title":"Korelasi Antara Kecepatan Gelombang Geser dan NSPT di Area Pulau Nuklir, Tapak RDE Serpong","authors":"Eko Rudi Iswanto, Theo Alvin Ryanto, Hadi Suntoko","doi":"10.17146/jpen.2021.23.2.6536","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.2.6536","url":null,"abstract":"Karakteristik gerakan tanah akibat gempabumi dipengaruhi oleh variasi nilai kecepatan gelombang geser (Vs). Ketersediaan nilai Vs suatu daerah belum tentu lengkap dan siap, hal ini disebabkan oleh penyelidikan langsung guna memperoleh nilai Vs memerlukan waktu relatif lama dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu juga dipengaruhi oleh tingkat keterjangkauan suatu daerah pengujian. Berbeda halnya dengan data jumlah pukulan (N) dari uji Standard Penetration Test (NSPT) yang lebih banyak tersedia. Dewasa ini telah banyak dilakukan penelitian persamaan korelasi nilai Vs dari data NSPT, meskipun demikian tingkat keandalan antara satu dengan lainnya tidaklah sama. Studi ini bertujuan mengembangkan korelasi yang reliabel antara Vs dan NSPT untuk kategori semua jenis tanah. Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis data hasil pengujian geofisika dan geoteknik kemudian melakukan analisis regresi non-linear. Dari hasil perhitungan diperoleh korelasi Vs = 98,759NSPT0,3101 untuk kategori semua jenis tanah di area pulau nuklir Tapak RDE, Serpong. Korelasi ini mampu memprediksi Vs dengan cukup baik dan cepat, tanpa harus melakukan pengukuran yang memerlukan biaya lebih banyak dan waktu lebih lama.","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133561135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pantai Gosong tergolong pantai yang memiliki kedalaman cukup dangkal dibanding dengan pantai sekitarnya, dibuktikan dengan kekeruhan air laut berwarna coklat muda. Proses yang dominan terjadi di pantai, salah satunya adalah pengendapan akibat abrasi terhadap pantai yang memiliki satuan batuan sedimen berupa batupasir dan alluvial. Melalui survei karakteristik pantai menggunakan metode diskripsi, dan analisis dengan tujuan mendapatkan informasi proses yang terjadi di pantai akibat adanya gelombang/ombak laut yang dipengaruhi oleh musim, angin, gelombang, morfologi dan meterial penyusun pantai (proses geologi) diharapkan dapat memperoleh informasi terkait dengan dinamika pantai. Hasil pengamatan, pengukuran dan konfirmasi lapangan terhadap material penyusun pantai menunjukkan bahwa pantai Gosong didominasi oleh batuan beku dan sebagian tersusun oleh batuan sedimen berupa batu pasir, hasil pengendapan batuan lain melalui media air laut dan kemudian diendapkan. Endapan teratas berupa alluvial dengan kemiringan lereng pantai antara (3 – 15°), dan prosesabrasi yang secara intensif terjadi di wilayah pesisir dari Kota Singkawang, hingga Pantai Gosong ditandai dengan terbentuknya gawir abrasi setinggi ± 1,5 m. Upaya penanggulangan abrasi telah dilakukan oleh pemerintah memanaatkan pohon mangrov dan membuat pemecah gelombang
{"title":"Karakteristik Pantai dan Proses Geologi Di Pantai Gosong, Kab. Bengkayang, Kalimantan Barat","authors":"Hadi Suntoko, Sunarko Sunarko, Heni Susiati, Slamet Suryanto, Eko Rudi Iswanto, Purnomo Raharjo","doi":"10.17146/jpen.2021.23.2.6553","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.2.6553","url":null,"abstract":"Pantai Gosong tergolong pantai yang memiliki kedalaman cukup dangkal dibanding dengan pantai sekitarnya, dibuktikan dengan kekeruhan air laut berwarna coklat muda. Proses yang dominan terjadi di pantai, salah satunya adalah pengendapan akibat abrasi terhadap pantai yang memiliki satuan batuan sedimen berupa batupasir dan alluvial. Melalui survei karakteristik pantai menggunakan metode diskripsi, dan analisis dengan tujuan mendapatkan informasi proses yang terjadi di pantai akibat adanya gelombang/ombak laut yang dipengaruhi oleh musim, angin, gelombang, morfologi dan meterial penyusun pantai (proses geologi) diharapkan dapat memperoleh informasi terkait dengan dinamika pantai. Hasil pengamatan, pengukuran dan konfirmasi lapangan terhadap material penyusun pantai menunjukkan bahwa pantai Gosong didominasi oleh batuan beku dan sebagian tersusun oleh batuan sedimen berupa batu pasir, hasil pengendapan batuan lain melalui media air laut dan kemudian diendapkan. Endapan teratas berupa alluvial dengan kemiringan lereng pantai antara (3 – 15°), dan prosesabrasi yang secara intensif terjadi di wilayah pesisir dari Kota Singkawang, hingga Pantai Gosong ditandai dengan terbentuknya gawir abrasi setinggi ± 1,5 m. Upaya penanggulangan abrasi telah dilakukan oleh pemerintah memanaatkan pohon mangrov dan membuat pemecah gelombang","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128790791","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.17146/jpen.2021.23.2.6337
Putu Brahmanda Sudarsana, W. Septiadi, M. Juarsa
SMART (System-Integrated Advanced Modular Reactor) merupakan desain reaktor multifungsi Generasi III+ tipe SMR (Small Modular Reactor) yang dikembangkan oleh KAERI (Korean Atomic Energy Research Institute) dengan kapabilitas produksi listrik 107 MWe dan energi termal 365 MWt. Sistem SMART meliputi berbagai fitur keselamatan untuk mengatasi LOCA (Loss of Coolant Accident) dan skenario kecelakaan lainnya. Salah satu dari fitur tersebut adalah Passive Residual Heat Removal System (PRHRS) atau sistem pembuang sisa panas pasif yang bekerja tanpa membutuhkan sumber daya elektrik. Sistem ini bekerja sesuai dengan prinsip sirkulasi alam sehingga bergantung pada aspek termal, tekanan, dan pengaruhnya terhadap aliran massa. Ketiga aspek tersebut dapat mempengaruhi kapabilitas pembuangan panas pada sistem. Data performa PRHRS reaktor SMART pada beberapa kondisi kecelakaan yang diperoleh melalui studi eksperimental maupun simulasi termohidrolika dianalisis pada kajian ini. Hasil analisis menunjukkan unjuk kerja pembuangan sisa panas yang baik oleh PRHRS SMART dengan waktu aktuasi yang tepat dan pendinginan yang stabil. Dengan kapabilitas multifungsi dan kemampuan pendinginan yang baik pada berbagai skenario kecelakaan, SMART memiliki potensi tinggi untuk kelak diterapkan di Indonesia.
智能集成模反应器是KAERI (Korean Atomic Energy Research Institute)开发的第三代多功能反应堆的设计,其发电能力为107 MWe和365 MWt。智能系统包括应对“休闲事故”和其他事故场景的安全特性。其中一个功能是剩余的热移系统或被动排放系统,在不需要电力资源的情况下工作。它根据自然循环的原理运行,依赖于热的方面、压力和它对大众流动的影响。这三个方面都可能影响系统的热处理能力。通过实验研究或温水模拟进行分析,对智能反应堆在某些事故情况下的性能更新数据。分析结果表明,在适当的点火时间和稳定的冷却下,巧妙地处理剩余热量。智能具有多功能、冷却等多种情况下的良好功能和冷却能力,因此在未来的印尼,智能具有巨大的潜力。
{"title":"Kajian Performa Passive Residual Heat Removal System (PRHRS) pada System-Integrated Advanced Modular Reactor (SMART)","authors":"Putu Brahmanda Sudarsana, W. Septiadi, M. Juarsa","doi":"10.17146/jpen.2021.23.2.6337","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.2.6337","url":null,"abstract":"SMART (System-Integrated Advanced Modular Reactor) merupakan desain reaktor multifungsi Generasi III+ tipe SMR (Small Modular Reactor) yang dikembangkan oleh KAERI (Korean Atomic Energy Research Institute) dengan kapabilitas produksi listrik 107 MWe dan energi termal 365 MWt. Sistem SMART meliputi berbagai fitur keselamatan untuk mengatasi LOCA (Loss of Coolant Accident) dan skenario kecelakaan lainnya. Salah satu dari fitur tersebut adalah Passive Residual Heat Removal System (PRHRS) atau sistem pembuang sisa panas pasif yang bekerja tanpa membutuhkan sumber daya elektrik. Sistem ini bekerja sesuai dengan prinsip sirkulasi alam sehingga bergantung pada aspek termal, tekanan, dan pengaruhnya terhadap aliran massa. Ketiga aspek tersebut dapat mempengaruhi kapabilitas pembuangan panas pada sistem. Data performa PRHRS reaktor SMART pada beberapa kondisi kecelakaan yang diperoleh melalui studi eksperimental maupun simulasi termohidrolika dianalisis pada kajian ini. Hasil analisis menunjukkan unjuk kerja pembuangan sisa panas yang baik oleh PRHRS SMART dengan waktu aktuasi yang tepat dan pendinginan yang stabil. Dengan kapabilitas multifungsi dan kemampuan pendinginan yang baik pada berbagai skenario kecelakaan, SMART memiliki potensi tinggi untuk kelak diterapkan di Indonesia.","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132332065","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan distribusi temperatur dengan variasi radius channel garam dan temperatur masukan pada teras Molten Salt Breeder Reactor (MSBR). Computational Fluid Dynamics (CFD) dengan perangkat lunak Ansys Fluent digunakan pada simulasi ini untuk sebuah sel moderator. Variasi radius channel garam adalah 0,0108 m; 0,0208; dan 0,0308 m dengan panjang moderator 3,96 m. Variasi temperatur masukan adalah 809 K, 839 K, 859 K, dan 909 K. Hasil simulasi pada variasi radius menunjukkan bahwa dengan pertambahan sebesar 0,01 m memberikan kenaikan suhu sebesar 8 - 23 K pada temperatur masukan konstan. Perubahan terhadap temperatur masukan, diperoleh kenaikan temperatur keluaran antara 1 - 10 K, pada radius channel garam yang konstan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi temperatur dalam teras MSBR akan meningkat jika radius channel garam diperkecil atau temperatur masukan dinaikkan.
本研究旨在模拟盐通道半径变化和熔融熔融平台(MSBR)的温度分布。计算机通量动力学(CFD),使用流畅软件Ansys Fluent,用于模拟温节器单元。盐通道半径的变化为0.0108米;0.0208;长度为3.96米。输入温度的变化是809 K 839 K 859 K和909 K。对半径变化的模拟结果表明,0.01 m的增加增加了,在恒定的输入温度下,温度增加了8 - 23 K。输入温度的变化,得到的输出温度增加在1到10 K之间,在盐通道半径的恒定。因此,如果盐通道半径缩小或输入温度升高,MSBR梯田内的温度分布将会增加。
{"title":"Simulasi Pengaruh Radius Channel Garam dan Temperatur Terhadap Distribusi Temperatur Pada Teras Molten Salt Breeder Reactor","authors":"Elin Yusibani, Hidayatun Nisa, Rajibussalim Rajibussalim*","doi":"10.17146/jpen.2021.23.2.6407","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.2.6407","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan distribusi temperatur dengan variasi radius channel garam dan temperatur masukan pada teras Molten Salt Breeder Reactor (MSBR). Computational Fluid Dynamics (CFD) dengan perangkat lunak Ansys Fluent digunakan pada simulasi ini untuk sebuah sel moderator. Variasi radius channel garam adalah 0,0108 m; 0,0208; dan 0,0308 m dengan panjang moderator 3,96 m. Variasi temperatur masukan adalah 809 K, 839 K, 859 K, dan 909 K. Hasil simulasi pada variasi radius menunjukkan bahwa dengan pertambahan sebesar 0,01 m memberikan kenaikan suhu sebesar 8 - 23 K pada temperatur masukan konstan. Perubahan terhadap temperatur masukan, diperoleh kenaikan temperatur keluaran antara 1 - 10 K, pada radius channel garam yang konstan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi temperatur dalam teras MSBR akan meningkat jika radius channel garam diperkecil atau temperatur masukan dinaikkan.","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"6 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113962599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
KAJIAN KUALITAS AIR LAUT DAN DOSIS CESIUM 137 PADA BIOTA DI PANTAI GOSONG, KALIMANTAN BARAT SEBAGAI CALON TAPAK PLTN. Kondisi awal lingkungan di Pantai Gosong sebagai calon tapak PLTN di Kalimantan Barat sebelum pembangunan dan pengoperasian PLTN penting untuk dilakukan. Salah satu deskripsi lingkungan yang diperlukan namun belum tersedia adalah data radionuklida Cs-137 dan besarnya dosis radiasi Cs-137 terhadap biota laut di perairan laut Pantai Gosong. Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas air termasuk konsentrasi radionuklida Cs-137 di perairan Pantai Gosong dan dosis radiasi Cs-137 terhadap biota lautnya. Penentuan lokasi penelitian didasarkan dengan metode purposive sampling. Metode penelitian meliputi pengendapan Cs-137, pemisahan, pengeringan dan pencacahan dengan spectrometer gamma. Selanjutnya dilakukan simulasi dosis radiasi terhadap biota laut menggunakan perangkat lunak Erica Tools. Parameter kualitas air lainnya diukur menggunakan Water Qulity Mater. Hasil pengukuran empat parameter yang diukur seperti pH, suhu, salinitas dan TDS mempunyai nilai yang serupa dengan penelitian lain pada lokasi yang berdekatan dan tidak terjadi perubahan kualitas lingkungan. Dari aspek radioekologi yang diwakili olah nuklida Cs-137, didapatkan bahwa aktivitasnya di perairan Pantai Gosong hampir sama nilainya dengan penelitian serupa di perairan Indonesia yang sumbernya berasal dari fallout. Dosis radiasi Cs-137 pada biota laut yang berada di perairan Pantai Gosong lebih rendah dari tingkat dosis skrining level.
{"title":"Kajian Kualitas Air Laut dan Dosis Cesium 137 Pada Biota di Pantai Gosong, Kalimantan Barat Sebagai Calon Tapak PLTN","authors":"Dian Mukanthi, Afghani Jayuska, Murdahayu Makmur, Nora Idiawati","doi":"10.17146/jpen.2021.23.2.6539","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.2.6539","url":null,"abstract":"KAJIAN KUALITAS AIR LAUT DAN DOSIS CESIUM 137 PADA BIOTA DI PANTAI GOSONG, KALIMANTAN BARAT SEBAGAI CALON TAPAK PLTN. Kondisi awal lingkungan di Pantai Gosong sebagai calon tapak PLTN di Kalimantan Barat sebelum pembangunan dan pengoperasian PLTN penting untuk dilakukan. Salah satu deskripsi lingkungan yang diperlukan namun belum tersedia adalah data radionuklida Cs-137 dan besarnya dosis radiasi Cs-137 terhadap biota laut di perairan laut Pantai Gosong. Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas air termasuk konsentrasi radionuklida Cs-137 di perairan Pantai Gosong dan dosis radiasi Cs-137 terhadap biota lautnya. Penentuan lokasi penelitian didasarkan dengan metode purposive sampling. Metode penelitian meliputi pengendapan Cs-137, pemisahan, pengeringan dan pencacahan dengan spectrometer gamma. Selanjutnya dilakukan simulasi dosis radiasi terhadap biota laut menggunakan perangkat lunak Erica Tools. Parameter kualitas air lainnya diukur menggunakan Water Qulity Mater. Hasil pengukuran empat parameter yang diukur seperti pH, suhu, salinitas dan TDS mempunyai nilai yang serupa dengan penelitian lain pada lokasi yang berdekatan dan tidak terjadi perubahan kualitas lingkungan. Dari aspek radioekologi yang diwakili olah nuklida Cs-137, didapatkan bahwa aktivitasnya di perairan Pantai Gosong hampir sama nilainya dengan penelitian serupa di perairan Indonesia yang sumbernya berasal dari fallout. Dosis radiasi Cs-137 pada biota laut yang berada di perairan Pantai Gosong lebih rendah dari tingkat dosis skrining level.","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"175 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116701503","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lahan yang diusulkan untuk PLTN kemungkinan tidak sesuai, sehingga studi kesesuaian tataguna lahan dan air untuk penetapan tapak prototipe PLTN perlu dilakukan. Penggunaan citra satelit sebagai salah satu jenis data hasil penginderaan jauh telah banyak dilakukan dalam analisis kesesuaian lahan atau tataguna lahan. Sebagai langkah awal yang penting untuk mempersiapkan citra satelit resolusi tinggi (CSRT) seperti citra pleiades 1A yang digunakan pada penelitian ini adalah proses Koreksi Geometrik dengan data masukan utama adalah koordinat GCP hasil survei dan pengukuran di lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis. Pengolahan data CSRT menggunakan beberapa metode, yaitu assemble, mosaik, dan pansharp serta koreksi geometrik on-screen. Uji akurasi proses pengolahan data CSRT menggunakan persamaan root mean square error (RMSE) atau circular error. Data raster terkoreksi geometrik yang dihasilkan memiliki RMSE sebesar 1,53 serta ketelitian geometrik horisontal sebesar 2,32, sehingga dapat memenuhi standar untuk digunakan dalam pembuatan peta dasar tataguna lahan dengan skala 1:5000.
{"title":"Koreksi Geometrik Pemetaan Tataguna Lahan di Sekitar Calon Tapak PLTN Kalimantan Barat","authors":"Heri Priyanto, Mudjiono Mudjiono, Sutarto Yosomulyono","doi":"10.17146/jpen.2021.23.1.6306","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.1.6306","url":null,"abstract":"Lahan yang diusulkan untuk PLTN kemungkinan tidak sesuai, sehingga studi kesesuaian tataguna lahan dan air untuk penetapan tapak prototipe PLTN perlu dilakukan. Penggunaan citra satelit sebagai salah satu jenis data hasil penginderaan jauh telah banyak dilakukan dalam analisis kesesuaian lahan atau tataguna lahan. Sebagai langkah awal yang penting untuk mempersiapkan citra satelit resolusi tinggi (CSRT) seperti citra pleiades 1A yang digunakan pada penelitian ini adalah proses Koreksi Geometrik dengan data masukan utama adalah koordinat GCP hasil survei dan pengukuran di lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis. Pengolahan data CSRT menggunakan beberapa metode, yaitu assemble, mosaik, dan pansharp serta koreksi geometrik on-screen. Uji akurasi proses pengolahan data CSRT menggunakan persamaan root mean square error (RMSE) atau circular error. Data raster terkoreksi geometrik yang dihasilkan memiliki RMSE sebesar 1,53 serta ketelitian geometrik horisontal sebesar 2,32, sehingga dapat memenuhi standar untuk digunakan dalam pembuatan peta dasar tataguna lahan dengan skala 1:5000.","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123344476","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-29DOI: 10.17146/jpen.2021.23.1.6031
Edwaren Liun, N. Nurlaila
KEBUTUHAN ENERGI UNTUK PENGOLAHAN BAUKSIT DI KALIMANTAN BARAT. Mineral bauksit yang terkandung di tanah Kalimantan Barat mempunyai potesi ekonomi jika diolah menjadi bahan baku (alumina) atau menjadi aluminium sehingga mempunyai nilai tambah yang tinggi. Pengolahan bauksit hingga grade aluminium meliputi tahap transformasi kimia antara lain pencucian, peleburan dan elektrolisis. Untuk pengolahan bauksit dilakukan dengan membangun smelter untuk mengolah bijih (bauksit) hingga menjadi bahan baku industri aluminium berupa alumina. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan energi berupa panas dan listrik pada pabrik alumina. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran pustaka dan analisis benchmarking dengan melakukan perhitungan pada setiap langkah proses yang melibatkan data dan formula terkait. Perhitungan mencakup kuantitas energi panas, energi listrik dan aspek yang terkait dengan sumber energi yang dibutuhkan seperti batubara, energi nuklir dan energi lainnya bagi pembangkit listrik di masa mendatang untuk mendukung industri ini. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kebutuhan energi setara untuk grade alumina adalah pada kisar 611 ribu ton batubara untuk menghasilkan satu juta ton alumina. Pengolahan dari alumina menjadi satu juta ton aluminium per tahun membutuhkan ketersediaan pembangkit listrik sebesar 2 ribu MW. Besarnya kebutuhan energi listrik untuk mencapai grade aluminium membutuhkan pembangkit berskala besar yang kemungkinannya akan terpenuhi oleh PLTN berskala besar karena wilayah ini mengandung kekayaan uranium sedangkan batubara dan sumber energi fosil lainnya tidak tersedia secara memadai.
{"title":"Kebutuhan Energi Untuk Pengolahan Bauksit di Kalimantan Barat","authors":"Edwaren Liun, N. Nurlaila","doi":"10.17146/jpen.2021.23.1.6031","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.1.6031","url":null,"abstract":"KEBUTUHAN ENERGI UNTUK PENGOLAHAN BAUKSIT DI KALIMANTAN BARAT. Mineral bauksit yang terkandung di tanah Kalimantan Barat mempunyai potesi ekonomi jika diolah menjadi bahan baku (alumina) atau menjadi aluminium sehingga mempunyai nilai tambah yang tinggi. Pengolahan bauksit hingga grade aluminium meliputi tahap transformasi kimia antara lain pencucian, peleburan dan elektrolisis. Untuk pengolahan bauksit dilakukan dengan membangun smelter untuk mengolah bijih (bauksit) hingga menjadi bahan baku industri aluminium berupa alumina. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan energi berupa panas dan listrik pada pabrik alumina. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah penelusuran pustaka dan analisis benchmarking dengan melakukan perhitungan pada setiap langkah proses yang melibatkan data dan formula terkait. Perhitungan mencakup kuantitas energi panas, energi listrik dan aspek yang terkait dengan sumber energi yang dibutuhkan seperti batubara, energi nuklir dan energi lainnya bagi pembangkit listrik di masa mendatang untuk mendukung industri ini. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kebutuhan energi setara untuk grade alumina adalah pada kisar 611 ribu ton batubara untuk menghasilkan satu juta ton alumina. Pengolahan dari alumina menjadi satu juta ton aluminium per tahun membutuhkan ketersediaan pembangkit listrik sebesar 2 ribu MW. Besarnya kebutuhan energi listrik untuk mencapai grade aluminium membutuhkan pembangkit berskala besar yang kemungkinannya akan terpenuhi oleh PLTN berskala besar karena wilayah ini mengandung kekayaan uranium sedangkan batubara dan sumber energi fosil lainnya tidak tersedia secara memadai. ","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116713619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-29DOI: 10.17146/jpen.2021.23.1.6096
Dwi Irwanto, Nining Yuningsih
Coated Fuel Particle (CFP) adalah tipe elemen bakar mikro berdiameter lebih kecil dari 1 mm, yang di dalamnya terdapat material fisil yang dilapisi oleh beberapa lapisan karbon. Pebble Bed Reactor (PBR) menggunakan konsep CFP untuk elemen bakarnya. CFP dimasukan ke dalam bola elemen bakar berukuran 6 cm dan disebar di dalam zona elemen bakar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dari fraksi CFP terhadap beberapa parameter neutronik penting seperti faktor multiplikasi efektif, spektrum energi neutron, perubahan densitas material fisil dan fertil, serta tingkat utilisasi material fisil. Analisa dilakukan untuk pada sistem PBR berdaya 40 MWt dengan menggunakan kode Monte Carlo MVP/MVP-BURN, dengan fraksi CFP yang dianalisa berkisar antara 5-60%. Dari penelitian ini didapatkan bahwa fraksi CFP sebesar 10% memberikan nilai optimal untuk beberapa parameter neutronik terkait dan dapat dijadikan acuan untuk desain Pebble Bed Reactor berdaya 40 MWt dengan elemen bakar uranium.
合成燃料粒子(CFP)是一种直径小于1毫米的微燃烧元素,其中含有被几层碳包裹的裂变物质。Pebble Bed Reactor (PBR)使用了CFP的概念作为燃料元素。CFP放入一个直径6厘米的火元素球中,分散在火元素带内。本研究的目的是研究CFP对某些重要中微子参数的影响,如有效的多糖因子、中子能谱、裂变和铁的变化以及裂变的用量。使用蒙特卡洛MVP/MVP- burn代码对功率为40毫米的PBR系统进行了分析,其CFP分数分析在5-60%之间。从这项研究中发现,CFP中10%的分数为一些相关中微子参数提供了最佳值,并可以作为一个参考,用于40兆瓦的智能中微子增强铀燃烧元素。
{"title":"Studi Pengaruh Fraksi Coated Fuel Particle pada Desain Pebble Bed Reactor 40 MWt Berbahan Bakar Uranium","authors":"Dwi Irwanto, Nining Yuningsih","doi":"10.17146/jpen.2021.23.1.6096","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.1.6096","url":null,"abstract":"Coated Fuel Particle (CFP) adalah tipe elemen bakar mikro berdiameter lebih kecil dari 1 mm, yang di dalamnya terdapat material fisil yang dilapisi oleh beberapa lapisan karbon. Pebble Bed Reactor (PBR) menggunakan konsep CFP untuk elemen bakarnya. CFP dimasukan ke dalam bola elemen bakar berukuran 6 cm dan disebar di dalam zona elemen bakar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dari fraksi CFP terhadap beberapa parameter neutronik penting seperti faktor multiplikasi efektif, spektrum energi neutron, perubahan densitas material fisil dan fertil, serta tingkat utilisasi material fisil. Analisa dilakukan untuk pada sistem PBR berdaya 40 MWt dengan menggunakan kode Monte Carlo MVP/MVP-BURN, dengan fraksi CFP yang dianalisa berkisar antara 5-60%. Dari penelitian ini didapatkan bahwa fraksi CFP sebesar 10% memberikan nilai optimal untuk beberapa parameter neutronik terkait dan dapat dijadikan acuan untuk desain Pebble Bed Reactor berdaya 40 MWt dengan elemen bakar uranium.","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122897630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-29DOI: 10.17146/jpen.2021.23.1.6161
R. Ruslan.
STATUS PEMANFAATAN ENERGI BARU TERBARUKAN DAN OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) mentargetkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional paling sedikit 23% pada tahun 2025 dan paling sedikit 31% pada tahun 2050. Pada tahun 2019 realisasi pemanfaatan EBT baru mencapai 9,15% atau baru mencapai 39,8% dibandingkan dengan target pada tahun 2025. Sementara itu di dalam KEN energi nuklir ditetapkan sebagai pilihan terakhir dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status pengembangan EBT di Indonesia dikaitkan dengan pencapain target yang telah ditetapkan dalam KEN dan opsi pemanfaatan energi nuklir dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi referensi atas data sekunder dari bahan pustaka/publikasi/dokumentasi, untuk selanjutnya dilakukan komparasi terkait studi yang dilakukan tersebut dan dilakukan analisa kuantitatif dan kualitatif atas beberapa indikator atau parameter yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan realisasi penyediaan energi primer, pemanfaatan EBT dan penyediaan pembangkit tenaga listrik sampai dengan tahun 2019 masih lebih rendah daripada yang ditargetkan. Untuk mencapai target yang ditetapkan dalam KEN pada tahun 2025 dan 2050 perlu ada perbaikan arah kebijakan dan konsistensi dalam pelaksanaannya. Energi nuklir diperkirakan bisa dimanfaatkan setelah tahun 2030 untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
{"title":"Status Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dan Opsi Nuklir dalam Bauran Energi Nasional","authors":"R. Ruslan.","doi":"10.17146/jpen.2021.23.1.6161","DOIUrl":"https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.1.6161","url":null,"abstract":"STATUS PEMANFAATAN ENERGI BARU TERBARUKAN DAN OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) mentargetkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional paling sedikit 23% pada tahun 2025 dan paling sedikit 31% pada tahun 2050. Pada tahun 2019 realisasi pemanfaatan EBT baru mencapai 9,15% atau baru mencapai 39,8% dibandingkan dengan target pada tahun 2025. Sementara itu di dalam KEN energi nuklir ditetapkan sebagai pilihan terakhir dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status pengembangan EBT di Indonesia dikaitkan dengan pencapain target yang telah ditetapkan dalam KEN dan opsi pemanfaatan energi nuklir dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi referensi atas data sekunder dari bahan pustaka/publikasi/dokumentasi, untuk selanjutnya dilakukan komparasi terkait studi yang dilakukan tersebut dan dilakukan analisa kuantitatif dan kualitatif atas beberapa indikator atau parameter yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan realisasi penyediaan energi primer, pemanfaatan EBT dan penyediaan pembangkit tenaga listrik sampai dengan tahun 2019 masih lebih rendah daripada yang ditargetkan. Untuk mencapai target yang ditetapkan dalam KEN pada tahun 2025 dan 2050 perlu ada perbaikan arah kebijakan dan konsistensi dalam pelaksanaannya. Energi nuklir diperkirakan bisa dimanfaatkan setelah tahun 2030 untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan mengurangi emisi gas rumah kaca.","PeriodicalId":179965,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Energi Nuklir","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126260653","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}