Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori dalam psikologi sosial yang membahas mengenai perasaan ketidak nyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Dalam menganalisis Disonansi Kognitif yang dialami PSK peneliti menggunakan Teori CDT (Cognitive Dissonance Theory) dari Bescheid & Walster untuk mengungkap disonansi kognitif PSK. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif pada pekerja seks komersial yang tetap melakukan pekerjaan tersebut demi mencukupi kebutuhan keluarganya di wilayah makam kembang kuning Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi transendental. Pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dalam memilih subjek sebagai informan dengan pertimbangan bahwa subjek adalah pelaku yang dianggap mengerti permasalahan yang terjadi. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukan, terdapat banyak pertentangan dalam diri PSK sehingga menyebabkan disonansi kognitif dialami oleh PSK, Faktor yang paling kuat membuat PSK merasa disonan adalah faktor keluarga, dan juga cemoohan serta perkucilan oleh masyarakat. Konsonan dalam diri PSK beranggapan bahwa pekerjaan sebagai PSK menjadi sebuah pekerjaan yang mudah tanpa keahlian khusus dengan hasil yang menurut beberapa PSK memuaskan, PSK dapat terus berpenampilan cantik dan menarik, sementara disonan PSK adalah memilih bekerja sebagai PSK padahal mengetahui itu salah, dosa, dan merugikan orang lain termasuk merusak rumah tangga orang. Penelitian ini bisa membantu mengurangi PSK, karena dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjelaskan mengapa wanita tetap menjadi PSK dan dengan mengetahui alasan diharapkan bisa menekan jumlah PSK. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang konsep diri PSK, karena dalam penelitian ini terdapat temuan mengenai konsep diri PSK yang diwarnai oleh konsep diri semu karena sifat suka berbohong untuk menutupi aibnya dengan memakai topeng dalam bentuk topeng sosial dan topeng moral.Kata kunci : Disonansi Kognitif, Pekerja Seks Komersial
{"title":"Disonansi Kognitif Wanita Pekerja Seks Komersial yang Bekerja Menghidupi Keluarga","authors":"Indra Prastyo, Suryanto Suryanto, Amanda Pasca Rini","doi":"10.30659/psisula.v1i0.7693","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/psisula.v1i0.7693","url":null,"abstract":"Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori dalam psikologi sosial yang membahas mengenai perasaan ketidak nyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Dalam menganalisis Disonansi Kognitif yang dialami PSK peneliti menggunakan Teori CDT (Cognitive Dissonance Theory) dari Bescheid & Walster untuk mengungkap disonansi kognitif PSK. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor utama yang membentuk disonansi kognitif pada pekerja seks komersial yang tetap melakukan pekerjaan tersebut demi mencukupi kebutuhan keluarganya di wilayah makam kembang kuning Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi transendental. Pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dalam memilih subjek sebagai informan dengan pertimbangan bahwa subjek adalah pelaku yang dianggap mengerti permasalahan yang terjadi. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukan, terdapat banyak pertentangan dalam diri PSK sehingga menyebabkan disonansi kognitif dialami oleh PSK, Faktor yang paling kuat membuat PSK merasa disonan adalah faktor keluarga, dan juga cemoohan serta perkucilan oleh masyarakat. Konsonan dalam diri PSK beranggapan bahwa pekerjaan sebagai PSK menjadi sebuah pekerjaan yang mudah tanpa keahlian khusus dengan hasil yang menurut beberapa PSK memuaskan, PSK dapat terus berpenampilan cantik dan menarik, sementara disonan PSK adalah memilih bekerja sebagai PSK padahal mengetahui itu salah, dosa, dan merugikan orang lain termasuk merusak rumah tangga orang. Penelitian ini bisa membantu mengurangi PSK, karena dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjelaskan mengapa wanita tetap menjadi PSK dan dengan mengetahui alasan diharapkan bisa menekan jumlah PSK. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang konsep diri PSK, karena dalam penelitian ini terdapat temuan mengenai konsep diri PSK yang diwarnai oleh konsep diri semu karena sifat suka berbohong untuk menutupi aibnya dengan memakai topeng dalam bentuk topeng sosial dan topeng moral.Kata kunci : Disonansi Kognitif, Pekerja Seks Komersial","PeriodicalId":259928,"journal":{"name":"Psisula: Prosiding Berkala Psikologi","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128779874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}