首页 > 最新文献

Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies最新文献

英文 中文
Indonesia's Foreign Policy Towards Malaysia And Thailand Regarding Rohingya Refugees In Indonesia During The Early Years Of President Joko Widodo's Administration 印尼对马来西亚和泰国的外交政策 佐科-维多多总统执政初期印尼境内的罗兴亚难民问题
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.36080/jsgs.v2i1.25
Mohamad Rifai
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana Indonesia menanggapi Malaysia dan Thailand terkait pengungsi Rohingya selama awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dalam menganalisis permasalahan ini, konsep pengungsi dan politik luar negeri digunakan sebagai kerangka penelitian. Pendekatan kualitatif diambil dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia menerapkan pendekatan multilateral dengan mengadakan pertemuan bersama negara asal, negara transit, dan negara tujuan untuk mengatasi masalah migran tidak teratur, khususnya dengan Malaysia dan Thailand. Indonesia memutuskan untuk secara aktif berpartisipasi dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Malaysia, Thailand, dan Indonesia sendiri. Meskipun pertemuan tersebut tidak sepenuhnya menyelesaikan permasalahan pengungsi Rohingya di Indonesia, namun setidaknya membantu mengurangi jumlah pengungsi Rohingya yang memasuki wilayah perairan Indonesia. Selain itu, bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat dalam pertemuan di Bangkok turut berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan dasar pengungsi Rohingya di Aceh.Abstract: This study aims to explore Indonesia's diplomatic approach towards Malaysia and Thailand concerning Rohingya refugees in Indonesia during the early tenure of President Joko Widodo. To analyze this issue, the research employs the concepts of refugees and foreign policy. Utilizing secondary data, this qualitative study reveals that Indonesia's foreign policy adopts a multilateral strategy by engaging in meetings with countries of origin, transit, and destination to address the challenges of irregular migration, particularly with Malaysia and Thailand. Indonesia opted to actively participate in meetings organized by the governments of Malaysia and Thailand and its own government. Although these meetings did not entirely resolve the issues related to Rohingya refugees in Indonesia, they contributed to alleviating the problem by reducing the influx of Rohingya refugees into Indonesian waters. Furthermore, the assistance provided by the United States during the Bangkok meeting played a role in meeting the basic needs of Rohingya refugees in Aceh.
摘要本研究旨在探讨印尼在佐科-维多多(Joko Widodo)总统领导初期如何就罗兴亚难民问题回应马来西亚和泰国。在分析这一问题时,使用了难民和外交政策的概念作为研究框架。研究采用定性方法,使用二手数据。研究结果表明,印尼的外交政策采取多边方式,与原籍国、过境国和目的地国举行会议,以解决非正常移民问题,特别是与马来西亚和泰国举行会议。印尼决定积极参加马来西亚、泰国和印尼自己组织的会议。尽管会议并未完全解决印尼境内的罗兴亚难民问题,但至少有助于减少进入印尼水域的罗兴亚难民人数。此外,美国在曼谷会议上提供的援助也有助于满足亚齐罗辛亚难民的基本需求:本研究旨在探讨佐科-维多多(Joko Widodo)总统任期初期印尼就印尼境内罗兴亚难民问题对马来西亚和泰国采取的外交方针。为了分析这一问题,研究采用了难民和外交政策的概念。本定性研究利用二手数据揭示了印尼外交政策采取的多边战略,即与原籍国、过境国和目的地国举行会议,以应对非正常移民的挑战,特别是与马来西亚和泰国的会议。印尼选择积极参加马来西亚和泰国政府以及本国政府组织的会议。尽管这些会议并未完全解决与印尼境内罗兴亚难民有关的问题,但通过减少涌入印尼水域的罗兴亚难民人数,这些会议为缓解这一问题做出了贡献。此外,美国在曼谷会议期间提供的援助在满足亚齐罗辛亚难民的基本需求方面发挥了作用。
{"title":"Indonesia's Foreign Policy Towards Malaysia And Thailand Regarding Rohingya Refugees In Indonesia During The Early Years Of President Joko Widodo's Administration","authors":"Mohamad Rifai","doi":"10.36080/jsgs.v2i1.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v2i1.25","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana Indonesia menanggapi Malaysia dan Thailand terkait pengungsi Rohingya selama awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dalam menganalisis permasalahan ini, konsep pengungsi dan politik luar negeri digunakan sebagai kerangka penelitian. Pendekatan kualitatif diambil dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia menerapkan pendekatan multilateral dengan mengadakan pertemuan bersama negara asal, negara transit, dan negara tujuan untuk mengatasi masalah migran tidak teratur, khususnya dengan Malaysia dan Thailand. Indonesia memutuskan untuk secara aktif berpartisipasi dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Malaysia, Thailand, dan Indonesia sendiri. Meskipun pertemuan tersebut tidak sepenuhnya menyelesaikan permasalahan pengungsi Rohingya di Indonesia, namun setidaknya membantu mengurangi jumlah pengungsi Rohingya yang memasuki wilayah perairan Indonesia. Selain itu, bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat dalam pertemuan di Bangkok turut berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan dasar pengungsi Rohingya di Aceh.\u0000Abstract: This study aims to explore Indonesia's diplomatic approach towards Malaysia and Thailand concerning Rohingya refugees in Indonesia during the early tenure of President Joko Widodo. To analyze this issue, the research employs the concepts of refugees and foreign policy. Utilizing secondary data, this qualitative study reveals that Indonesia's foreign policy adopts a multilateral strategy by engaging in meetings with countries of origin, transit, and destination to address the challenges of irregular migration, particularly with Malaysia and Thailand. Indonesia opted to actively participate in meetings organized by the governments of Malaysia and Thailand and its own government. Although these meetings did not entirely resolve the issues related to Rohingya refugees in Indonesia, they contributed to alleviating the problem by reducing the influx of Rohingya refugees into Indonesian waters. Furthermore, the assistance provided by the United States during the Bangkok meeting played a role in meeting the basic needs of Rohingya refugees in Aceh.","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"60 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140476245","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Reforms in the Education System of the Republic Of Uzbekistan to Improve the Management of Higher Education Institutions 乌兹别克斯坦共和国为改善高等教育机构管理而进行的教育系统改革
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.36080/jsgs.v2i1.27
Anvar Gafurov
Abstrak: Artikel ini mengungkapkan reformasi utama di sektor pendidikan Republik Uzbekistan. Hingga tahun 2017, jumlah institusi pendidikan tidak cukup untuk mendaftarkan siswa Uzbek sekolah. Oleh karena itu, banyak siswa yang tidak mendaftar telah mulai mengejar keinginan pendidikan mereka di luar negeri, terutama di negara-negara tetangga, yaitu Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Federasi Russia. Bahkan data statistik menunjukkan bahwa sekitar setiap tahun hingga 2017, hanya 9 persen lulusan sekolah yang bisa mendaftar ke universitas, sisanya lulusan baru tidak dapat mendaftar. Sementara itu, populasi Uzbekistan meningkat secara dramatis. Oleh karena itu, tujuan utama artikel ini adalah untuk menunjukkan pentingnya dan kebutuhan reformasi di sektor pendidikan Uzbekistan. Informasi dalam artikel ini didasarkan pada analisis data sekunder, serta laporan statistik dan dokumen yang diperoleh dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah. Selain itu, korelasi demografi dan cakupan institusi ditunjukkan. Abstract: The article reveals the main reforms in the educational sector of the Republic of Uzbekistan. Until 2017, the number of educational intuitions was not enough to enroll Uzbek schools’ pupils. Therefore, many unenrolled pupils have started to pursue their educational desires abroad, especially in neighboring countries, namely Kazakhstan, Kyrgyzstan, and the Russian Federation. Even statistical data showed that approximately every year until 2017, only 9 percent of school graduates could have enrolled in universities; the rest of fresh graduates could not be enrolled. Whereas, the population of Uzbekistan has been raised dramatically. Therefore, the main purpose of this article is to show the importance and need for reforms in the education sector of Uzbekistan. The information inthis article is based on the analysis of secondary data as well as statistical reports and documents obtained from various government ministries and agencies. Moreover, the correlation between demography and coverage of intuitions has been shown.
摘要本文揭示了乌兹别克斯坦共和国教育领域的主要改革。截至 2017 年,教育机构的数量不足以招收乌兹别克斯坦学生入学。因此,许多没有入学的学生开始到国外,特别是哈萨克斯坦、吉尔吉斯斯坦和俄罗斯联邦等邻国追求自己的教育理想。事实上,统计数据显示,直到 2017 年,每年大约只有 9%的学校毕业生可以申请大学,其余的应届毕业生无法申请。与此同时,乌兹别克斯坦的人口却在急剧增加。因此,本文的主要目的是说明乌兹别克斯坦教育部门改革的重要性和必要性。本文中的信息基于对二手数据的分析,以及从各部委和政府机构获得的统计报告和文件。此外,还指出了人口相关性和机构覆盖范围。摘要文章揭示了乌兹别克斯坦共和国教育领域的主要改革。直到 2017 年,教育机构的数量还不足以招收乌兹别克斯坦学校的学生。因此,许多未入学的学生开始到国外求学,特别是到邻国,即哈萨克斯坦、吉尔吉斯斯坦和俄罗斯联邦。甚至有统计数据显示,截至 2017 年,每年大约只有 9%的学校毕业生可以进入大学学习,其余的应届毕业生则无法进入大学学习。而乌兹别克斯坦的人口却在急剧增加。因此,本文的主要目的是说明乌兹别克斯坦教育部门改革的重要性和必要性。本文中的信息基于对二手数据的分析以及从政府各部委和机构获得的统计报告和文件。此外,还说明了人口统计和直观覆盖面之间的相关性。
{"title":"Reforms in the Education System of the Republic Of Uzbekistan to Improve the Management of Higher Education Institutions","authors":"Anvar Gafurov","doi":"10.36080/jsgs.v2i1.27","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v2i1.27","url":null,"abstract":"Abstrak: Artikel ini mengungkapkan reformasi utama di sektor pendidikan Republik Uzbekistan. Hingga tahun 2017, jumlah institusi pendidikan tidak cukup untuk mendaftarkan siswa Uzbek sekolah. Oleh karena itu, banyak siswa yang tidak mendaftar telah mulai mengejar keinginan pendidikan mereka di luar negeri, terutama di negara-negara tetangga, yaitu Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Federasi Russia. Bahkan data statistik menunjukkan bahwa sekitar setiap tahun hingga 2017, hanya 9 persen lulusan sekolah yang bisa mendaftar ke universitas, sisanya lulusan baru tidak dapat mendaftar. Sementara itu, populasi Uzbekistan meningkat secara dramatis. Oleh karena itu, tujuan utama artikel ini adalah untuk menunjukkan pentingnya dan kebutuhan reformasi di sektor pendidikan Uzbekistan. Informasi dalam artikel ini didasarkan pada analisis data sekunder, serta laporan statistik dan dokumen yang diperoleh dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah. Selain itu, korelasi demografi dan cakupan institusi ditunjukkan.\u0000 \u0000Abstract: The article reveals the main reforms in the educational sector of the Republic of Uzbekistan. Until 2017, the number of educational intuitions was not enough to enroll Uzbek schools’ pupils. Therefore, many unenrolled pupils have started to pursue their educational desires abroad, especially in neighboring countries, namely Kazakhstan, Kyrgyzstan, and the Russian Federation. Even statistical data showed that approximately every year until 2017, only 9 percent of school graduates could have enrolled in universities; the rest of fresh graduates could not be enrolled. Whereas, the population of Uzbekistan has been raised dramatically. Therefore, the main purpose of this article is to show the importance and need for reforms in the education sector of Uzbekistan. The information inthis article is based on the analysis of secondary data as well as statistical reports and documents obtained from various government ministries and agencies. Moreover, the correlation between demography and coverage of intuitions has been shown.","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"272 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140471889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Psychosocial Perspectives on Women's Involvement in Radicalism 妇女参与激进主义的社会心理视角
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.36080/jsgs.v2i1.30
Melaty Anggraini
Abstrak: Peran perempuan alam radikalisme semakin dominan, seperti yang dibuktikan oleh banyak pelaku bom bunuh diri yang dilakukan oleh perempuan di seluruh dunia. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor mendorong keterlibatan perempuan dalam radikalisme, dengan fokus pada perspektif psikologis perempuan yang terlibat. Penelitian ini menggunakan teori psikologi, yang berfokus pada aspek psikologis seperti aspek emosional, intelektual, biologis, dan perilaku, yang dipengaruhi oleh aspek sosial dari fungsi manusia. Kombinasi faktor pribadi dan sosial, juga dikenal sebagai faktor psikososial, dilihat sebagai aspek yang tak terpisahkan dari pemahaman proses radikalisasi, termasuk perilaku teror atau kecenderungan radikalisasi. Faktor psikologis yang dipengaruhi oleh faktor sosial sering menyebabkan gejala psikososial seperti trauma, yang menyebabkan krisis identitas pribadi dan disfungsi perilaku. Inilah sebabnya mengapa rekrutmen kelompok teroris menggunakan krisis identitas sebagai pedoman dalam merekrut dan menemukan kandidat. Memahami faktor-faktor psikologis ini diperlukan untuk mencegah perempuan terlibat dalam tindakan radikalisme dengan menyentuh emosi mereka dan memulihkan kembali rasa kemanusian dan empati pelaku. Pemahaman ini akan membantu mencegah perempuan terlibat dalam aliran kelompok terorisme dan terhindar dari kelompok ekstremis. Abstract: The shift in the role of women in the involvement of radicalism has not been seen much on the surface, but it has been found that women's involvement is increasingly dominating as evidenced by the many actions of suicide bombers carried out by several women globally. For this reason, this study will focus on analyzing the driving factors of their involvement in radicalism, but more on the context of the psychological perspectives of the women involved to find the most appropriate approach in helping the prevention and control process for women exposed to radicalism. This research uses the theory of psychoanalysis proposed by Sigmund Freud, which focuses on psychological aspects such as emotional, intellectual, biological, and behavioral, which are influenced by social aspects of human functioning to form patterns of human personality and understanding the development of their character. The combination of personal (psychological) factors and social factors, also called psychosocial, is seen as one of the inseparable aspects in understanding the process of radicalization including terror behavior or radicalized tendencies. The analysis of the theory found that the relevance of psychological factors is very influential on personality and human actions to carry out acts of radicalism.   Psychological factors influenced by social factors often cause psychosocial symptoms such as trauma which causes a personal identity crisis that sometimes makes a person experience loss of identity and consciousness and act dysfunctional. Individuals experiencing identity crises will be easily influen
摘要:在放射学领域占主导地位的所有人,包括在全球范围内被广泛传播的所有人。这项研究的目的在于从放射学的视角来研究儿童教育的关键因素,而研究的重点则是儿童心理学。这本著作介绍了心理学理论,它针对的是情绪、情感、心理、生物和危险等不同的心理学问题,并将这些问题与人类的社会问题联系在一起。将宗教和社会因素结合在一起,也是一种心理因素,它可以作为辐射防护计划中的一个关键因素,如威胁地球的危险和辐射防护。心理学家的研究可以帮助人们了解心理创伤以外的心理问题,并帮助人们确定自己的身份和消除危险。目前的研究表明,心理创伤患者的身份认同感可作为一种教育手段,并可作为候选人的身份认同感。在这种情况下,我们可以从心理学的角度来理解,它可以帮助我们从辐射的角度来理解人们的情感,从而提高我们的社会责任感和对社会的责任感。这将有助于提高人们对灾害和自然灾害的认识。摘 要:从表面上看,妇女在参与激进主义活动中的角色转变并不明显,但从全球多位妇女实施的自杀式炸弹袭击行动中可以发现,妇女的参与正日益占据主导地位。因此,本研究将重点分析她们卷入激进主义的驱动因素,但更多的是分析卷入妇女的心理视角,以找到最合适的方法,帮助预防和控制妇女卷入激进主义的过程。本研究采用西格蒙德-弗洛伊德(Sigmund Freud)提出的精神分析理论,该理论侧重于情感、智力、生理和行为等心理方面,这些方面受人的社会功能方面的影响,形成人的个性模式,并了解其性格的发展。个人(心理)因素与社会因素的结合,也称为社会心理,被视为理解激进化过程(包括恐怖行为或激进化倾向)不可分割的方面之一。对该理论的分析发现,心理因素的相关性对人格和人实施激进主义行为的行动影响很大。 受社会因素影响的心理因素往往会引起社会心理症状,如创伤导致个人身份危机,有时会使人丧失身份和意识,行为失常。经历身份危机的个人很容易受到影响和灌输,这也是为什么一些恐怖组织的招募者很清楚这一点,并将其作为招募和寻找新成员的基石。因此,需要从心理学的角度来理解,通过触动妇女的情感来防止她们参与激进主义行为,重新树立人的精神和同情心,使犯罪者因经历创伤情感或社会心理状况而迷失。了解她们的社会身份危机和促使她们参与激进主义的创伤感将有助于防止妇女卷入恐怖主义的漩涡,避免认同极端主义团体。
{"title":"Psychosocial Perspectives on Women's Involvement in Radicalism","authors":"Melaty Anggraini","doi":"10.36080/jsgs.v2i1.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v2i1.30","url":null,"abstract":"Abstrak: Peran perempuan alam radikalisme semakin dominan, seperti yang dibuktikan oleh banyak pelaku bom bunuh diri yang dilakukan oleh perempuan di seluruh dunia. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor mendorong keterlibatan perempuan dalam radikalisme, dengan fokus pada perspektif psikologis perempuan yang terlibat. Penelitian ini menggunakan teori psikologi, yang berfokus pada aspek psikologis seperti aspek emosional, intelektual, biologis, dan perilaku, yang dipengaruhi oleh aspek sosial dari fungsi manusia. Kombinasi faktor pribadi dan sosial, juga dikenal sebagai faktor psikososial, dilihat sebagai aspek yang tak terpisahkan dari pemahaman proses radikalisasi, termasuk perilaku teror atau kecenderungan radikalisasi. Faktor psikologis yang dipengaruhi oleh faktor sosial sering menyebabkan gejala psikososial seperti trauma, yang menyebabkan krisis identitas pribadi dan disfungsi perilaku. Inilah sebabnya mengapa rekrutmen kelompok teroris menggunakan krisis identitas sebagai pedoman dalam merekrut dan menemukan kandidat. Memahami faktor-faktor psikologis ini diperlukan untuk mencegah perempuan terlibat dalam tindakan radikalisme dengan menyentuh emosi mereka dan memulihkan kembali rasa kemanusian dan empati pelaku. Pemahaman ini akan membantu mencegah perempuan terlibat dalam aliran kelompok terorisme dan terhindar dari kelompok ekstremis.\u0000 \u0000Abstract: The shift in the role of women in the involvement of radicalism has not been seen much on the surface, but it has been found that women's involvement is increasingly dominating as evidenced by the many actions of suicide bombers carried out by several women globally. For this reason, this study will focus on analyzing the driving factors of their involvement in radicalism, but more on the context of the psychological perspectives of the women involved to find the most appropriate approach in helping the prevention and control process for women exposed to radicalism. This research uses the theory of psychoanalysis proposed by Sigmund Freud, which focuses on psychological aspects such as emotional, intellectual, biological, and behavioral, which are influenced by social aspects of human functioning to form patterns of human personality and understanding the development of their character. The combination of personal (psychological) factors and social factors, also called psychosocial, is seen as one of the inseparable aspects in understanding the process of radicalization including terror behavior or radicalized tendencies. The analysis of the theory found that the relevance of psychological factors is very influential on personality and human actions to carry out acts of radicalism.   Psychological factors influenced by social factors often cause psychosocial symptoms such as trauma which causes a personal identity crisis that sometimes makes a person experience loss of identity and consciousness and act dysfunctional. Individuals experiencing identity crises will be easily influen","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"325 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140472552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Human Development Cluster Analysis in Banten Province: A Global Perspective on the Impact of the COVID-19 Pandemic 万丹省人类发展聚类分析:COVID-19 大流行影响的全球视角
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.36080/jsgs.v2i1.26
Aryuningsih
Abstrak: Human Development Index (HDI) adalah indikator jangka panjang yang membutuhkan kewaspadaan dalam interpretasinya. Selain itu, HDI adalah indikator pembentukan kemajuan pembangunan manusia yang dilihat berdasarkan kecepatan dan status HDI dalam suatu periode, sehingga pembangunan manusia sangat penting dalam strategi kebijakan nasional untuk pengembangan ekonomi dan sumber daya manusia secara merata di suatu wilayah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkluster distrik/kota di Banten menggunakan algoritma pada k-means dan fuzzy c-mean dengan dikelompokkan ke dalam 4 cluster sekaligus. Untuk melihat cluster terbaik menggunakan tes validasi, dan sebagai sarana informasi dan input dalam hal peningkatan pengembangan secara merata di Provinsi Banten. Oleh karena itu, pengolahan data diperlukan untuk mendapatkan metode dan hasil cluster terbaik.Peneliti melakukan pemrosesan data menggunakan algoritma k-means dan fuzzy c-Means. Hasil tes validasi adalah 0,38 dan 0,78. Kemudian hal ini menunjukkan bahwa penggunaan algoritma fuzzy c-means pada indikator HDI lebih baik daripada nilai algoritma k-media, karena nilai validasi lebih dekat dengan 1. hasil clustering yang didapat pada kedua metode baik terutama dalam karakteristik anggota yang masuk kedalam cluster, dengan mengelompokkan 8 kabupaten/kota ke dalam 4 cluster dihasilkan pada k-means untuk cluster 1 beranggota kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan, cluster 2 Kabupaten Lebak, cluster 3 kabupaten Tangerang, kota Serang, dan kota Cilegon dan cluster 4 kabupaten Pandeglang, dan kabupaten Serang. Sedangkan pada fuzzy c-means pada cluster 1 beranggota Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Serang, cluster 2 kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan, cluster 3 Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, dan cluster 4 Kabupaten Lebak. Abstract: The Human Development Index (HDI) is a long-term indicator that requires caution in its interpretation. Moreover, the human development index is an indicator of the formation of human development progress seen based on the speed and status of the IPM in a period, so human development is very important in the national policy strategy for the development of the economy and human resources evenly in a region (PPK). Therefore this study aimed to cluster districts/cities in Banten using algorithms on k-means and fuzzy c-means by being grouped into 4 clusters at once. To view the clustering best using validation test, and as a means of information and input in terms of increasing development evenly in Banten province. Therefore, data processing is needed to get the best cluster methods and results. Researchers conducted data processing using k-means and fuzzy c-means algorithms. The results of the validation test were 0.38 and 0.78. Then this shows that the use of those FCM algorithm on the HDI indicator is better than the value of the algorithm k-means because validation values are closer to 1. And the clustering obtained on both the good
摘要人类发展指数(HDI)是一个长期指标,在解释时需要保持警惕。此外,人类发展指数是根据一个时期内人类发展指数的速度和状况来衡量人类发展进步形成的指标,因此人类发展在一个地区的经济发展和人力资源均衡的国家政策战略中非常重要。因此,本研究旨在使用 K-均值和模糊 C-均值算法对万丹省的地区/城市进行聚类,一次分为 4 个聚类。通过验证测试找出最佳聚类,并以此作为增加万丹省均衡发展的信息和投入手段。研究人员使用 k-means 和模糊 c-Means 算法进行了数据处理。验证测试结果分别为 0.38 和 0.78。这说明在人类发展指数指标上使用模糊 c-means 算法比 k-media 算法的值要好,因为验证值更接近于 1。两种方法得到的聚类结果都很好,特别是在进入聚类的成员特征方面,通过将 8 个区/市分成 4 个聚类,在 k-means 算法中产生了聚类 1 成员 Tangerang 市和 South Tangerang 市,聚类 2 Lebak 区,聚类 3 Tangerang 区、Serang 市和 Cilegon 市,聚类 4 Pandeglang 区和 Serang 区。而在模糊 c-means 中,群组 1 由丹吉尔港区、西里贡市和实浪市组成,群组 2 由丹吉尔港市和南丹吉尔港市组成,群组 3 由 Pandeglang 区和实浪区组成,群组 4 由 Lebak 区组成。摘要人类发展指数(HDI)是一个长期指标,在解释时需要谨慎。此外,人类发展指数是根据一个时期内人类发展指数的速度和状况来衡量人类发展进步形成的指标,因此人类发展在一个地区(PPK)的经济和人力资源均衡发展的国家政策战略中非常重要。因此,本研究旨在使用 k-means 和模糊 c-means 算法对万丹省的地区/城市进行聚类,一次分为 4 个聚类。使用验证测试查看最佳聚类,并将其作为增加万丹省均匀发展方面的信息和投入的一种手段。因此,需要对数据进行处理,以获得最佳的聚类方法和结果。研究人员使用 k-means 和模糊 c-means 算法进行了数据处理。验证测试的结果分别为 0.38 和 0.78。这表明,在人类发展指数指标上使用 FCM 算法比 k-means 算法的值更好,因为验证值更接近 1。通过将 8 个区/市归入 4 个聚类,在 k-means 算法中产生了 1 个成员丹吉尔港和 南丹吉尔港聚类、2 个 Lebak 区聚类、3 个丹吉尔港区、雪郎和西里贡市聚类以及 4 个 Pandeglang 和雪郎区聚类,而在模糊 c-means 算法中产生了 1 个成员丹吉尔港、西里贡和雪郎市聚类、2 个丹吉尔港和南丹吉尔港聚类、3 个 Pandeglang 和雪郎区聚类以及 4 个 Lebak 区聚类。
{"title":"Human Development Cluster Analysis in Banten Province: A Global Perspective on the Impact of the COVID-19 Pandemic","authors":"Aryuningsih","doi":"10.36080/jsgs.v2i1.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v2i1.26","url":null,"abstract":"Abstrak: Human Development Index (HDI) adalah indikator jangka panjang yang membutuhkan kewaspadaan dalam interpretasinya. Selain itu, HDI adalah indikator pembentukan kemajuan pembangunan manusia yang dilihat berdasarkan kecepatan dan status HDI dalam suatu periode, sehingga pembangunan manusia sangat penting dalam strategi kebijakan nasional untuk pengembangan ekonomi dan sumber daya manusia secara merata di suatu wilayah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkluster distrik/kota di Banten menggunakan algoritma pada k-means dan fuzzy c-mean dengan dikelompokkan ke dalam 4 cluster sekaligus. Untuk melihat cluster terbaik menggunakan tes validasi, dan sebagai sarana informasi dan input dalam hal peningkatan pengembangan secara merata di Provinsi Banten. Oleh karena itu, pengolahan data diperlukan untuk mendapatkan metode dan hasil cluster terbaik.Peneliti melakukan pemrosesan data menggunakan algoritma k-means dan fuzzy c-Means. Hasil tes validasi adalah 0,38 dan 0,78. Kemudian hal ini menunjukkan bahwa penggunaan algoritma fuzzy c-means pada indikator HDI lebih baik daripada nilai algoritma k-media, karena nilai validasi lebih dekat dengan 1. hasil clustering yang didapat pada kedua metode baik terutama dalam karakteristik anggota yang masuk kedalam cluster, dengan mengelompokkan 8 kabupaten/kota ke dalam 4 cluster dihasilkan pada k-means untuk cluster 1 beranggota kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan, cluster 2 Kabupaten Lebak, cluster 3 kabupaten Tangerang, kota Serang, dan kota Cilegon dan cluster 4 kabupaten Pandeglang, dan kabupaten Serang. Sedangkan pada fuzzy c-means pada cluster 1 beranggota Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Serang, cluster 2 kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan, cluster 3 Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, dan cluster 4 Kabupaten Lebak.\u0000 \u0000Abstract: The Human Development Index (HDI) is a long-term indicator that requires caution in its interpretation. Moreover, the human development index is an indicator of the formation of human development progress seen based on the speed and status of the IPM in a period, so human development is very important in the national policy strategy for the development of the economy and human resources evenly in a region (PPK). Therefore this study aimed to cluster districts/cities in Banten using algorithms on k-means and fuzzy c-means by being grouped into 4 clusters at once. To view the clustering best using validation test, and as a means of information and input in terms of increasing development evenly in Banten province. Therefore, data processing is needed to get the best cluster methods and results. Researchers conducted data processing using k-means and fuzzy c-means algorithms. The results of the validation test were 0.38 and 0.78. Then this shows that the use of those FCM algorithm on the HDI indicator is better than the value of the algorithm k-means because validation values are closer to 1. And the clustering obtained on both the good ","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"61 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140476596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
National Law and International Law in Indonesian (Between Monism or Dualism) 印度尼西亚语中的国内法与国际法(在一元论与二元论之间)
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.36080/jsgs.v2i1.29
Fabian Jambak, Didin Baharuddin, Neng Erna Sry Denasty
Abstrak: Rangkaian sejarah panjang perdebatan hubungan hukum nasional dengan hukum internasional menunjukan tidak mudahnya mentranformasikan hukum nasional yang mengakomodir keduanya. Monisme dan dualisme di Indonesia dipraktekan secara bergantian sesuai dengan kebutuhan dalam peradilan dalam memutuskan suatu perkara. Prakteknya disesuaikan dengan keyakinan dalam menilai suatu peristiwa hukum perlu ditranformasikan menjadi hukum nasional atau tidak, walaupun secara doktrin Indonesia menganut monisme sebagaimana diamatkan oleh Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945. Kontradiksi dari keduanya menyebabkan Indonesia belum secara tegas dan konsisten dalam melaksanakan konstitusi. Metode deskritif historis dengan periodesasi: Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi digunakan untuk memberikan gambaran dan pemahaman bahwa dengan rangkaian sejarah dapat menunjukan secara jelas mengenai hubungan hukum nasional dengan hukum internasional di Indonesia. Ketegasan sikap pemerintah Indonessia menjadi titik tolok penting dalam menentukan pilihan demi terwujudnya kepastian hukum, perlindungan terhadap hak asasi manusi dan menguatkan lembaga peradilan dalam memutuskan suatu perkara terhadap sengketa yang melibatkan entitas internasional.  Abstract: The long history of the debate on the relationship between national law and international law shows that it is not easy to transform national law to accommodate both. Monism and dualism in Indonesia are practiced alternately according to the needs of the judiciary in deciding a case. The practice is adjusted to the belief in assessing a legal event needs to be transformed into national law or not, although doctrinally Indonesia adheres to monism as stated by Article 11 of the 1945 Constitution. The contradiction between the two causes Indonesia to not firmly and consistently implement the constitution. Historical descriptive method with periodization: Old Order, New Order and Reform Order is used to provide an overview and understanding that with a series of history can show clearly about the relationship between national law and international law in Indonesia. The firmness of the Indonesian government's stance is an important benchmark in making choices for the realization of legal certainty, protection of human rights and strengthening the judiciary in deciding a case against disputes involving international entities.
摘要关于国内法与国际法之间关系的辩论由来已久,这表明要转变国内法以兼顾两者并非易事。在印度尼西亚,一元论和二元论根据司法机构的需要交替使用。虽然在理论上印尼坚持 1945 年《宪法》第 11 条所述的一元论,但在评估法律事件是否需要转化为国内法时,这种做法会根据信仰进行调整。两者之间的矛盾导致印尼无法坚定一致地执行宪法。历史描述法与时期划分:通过对旧秩序、新秩序和改革秩序的概述和理解,可以清楚地看出印尼国内法与国际法之间的关系。印尼政府立场的坚定性是为实现法律确定性、保护人权和加强司法机构对涉及国际实体的争端案件进行裁决而做出选择的重要基准。 摘要关于国内法与国际法关系的争论由来已久,这表明要改造国内法以兼顾两者并非易事。在印度尼西亚,一元论和二元论根据司法机关的需要交替使用。虽然在理论上印尼坚持 1945 年《宪法》第 11 条所述的一元论,但在评估法律事件是否需要转化为国内法时,这种做法会根据信仰进行调整。两者之间的矛盾导致印尼无法坚定一致地执行宪法。历史描述法与时期划分:通过对旧秩序、新秩序和改革秩序的概述和理解,可以清楚地看出印尼国内法与国际法之间的关系。印尼政府立场的坚定性是为实现法律确定性、保护人权和加强司法机构对涉及国际实体的争端案件进行裁决而做出选择的重要基准。
{"title":"National Law and International Law in Indonesian (Between Monism or Dualism)","authors":"Fabian Jambak, Didin Baharuddin, Neng Erna Sry Denasty","doi":"10.36080/jsgs.v2i1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v2i1.29","url":null,"abstract":"Abstrak: Rangkaian sejarah panjang perdebatan hubungan hukum nasional dengan hukum internasional menunjukan tidak mudahnya mentranformasikan hukum nasional yang mengakomodir keduanya. Monisme dan dualisme di Indonesia dipraktekan secara bergantian sesuai dengan kebutuhan dalam peradilan dalam memutuskan suatu perkara. Prakteknya disesuaikan dengan keyakinan dalam menilai suatu peristiwa hukum perlu ditranformasikan menjadi hukum nasional atau tidak, walaupun secara doktrin Indonesia menganut monisme sebagaimana diamatkan oleh Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945. Kontradiksi dari keduanya menyebabkan Indonesia belum secara tegas dan konsisten dalam melaksanakan konstitusi. Metode deskritif historis dengan periodesasi: Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi digunakan untuk memberikan gambaran dan pemahaman bahwa dengan rangkaian sejarah dapat menunjukan secara jelas mengenai hubungan hukum nasional dengan hukum internasional di Indonesia. Ketegasan sikap pemerintah Indonessia menjadi titik tolok penting dalam menentukan pilihan demi terwujudnya kepastian hukum, perlindungan terhadap hak asasi manusi dan menguatkan lembaga peradilan dalam memutuskan suatu perkara terhadap sengketa yang melibatkan entitas internasional. \u0000 \u0000Abstract: The long history of the debate on the relationship between national law and international law shows that it is not easy to transform national law to accommodate both. Monism and dualism in Indonesia are practiced alternately according to the needs of the judiciary in deciding a case. The practice is adjusted to the belief in assessing a legal event needs to be transformed into national law or not, although doctrinally Indonesia adheres to monism as stated by Article 11 of the 1945 Constitution. The contradiction between the two causes Indonesia to not firmly and consistently implement the constitution. Historical descriptive method with periodization: Old Order, New Order and Reform Order is used to provide an overview and understanding that with a series of history can show clearly about the relationship between national law and international law in Indonesia. The firmness of the Indonesian government's stance is an important benchmark in making choices for the realization of legal certainty, protection of human rights and strengthening the judiciary in deciding a case against disputes involving international entities.","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"147 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140472397","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Indonesian Diplomacy under the Leadership of Joko Widodo in Resolving Land Border Disputes with Timor-Leste 佐科-维多多领导下的印尼外交解决与东帝汶的陆地边界争端
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.36080/jsgs.v2i1.33
Vivi Pusvitasary
Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi perbatasan darat antara Indonesia dan Timor-Leste. Kedua negara dalam Perjanjian Sementara 2005 telah berhasil menyetujui sebanyak 907 koordinat titik-titik perbatasan, atau sekitar 96 persen dari total panjang garis batas. Meskipun Indonesia dan Timor-Leste telah menyelesaikan sekitar 96 persen, pada tahun 2018, kedua negara masih menghadapi sejumlah masalah yang sulit dan kompleks. Berbagai hambatan, baik teknis maupun non-teknis, terjadi pada saat menentukan batas wilayah masing-masing negara hingga tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan teoritis diplomatik. Kemudian jenis penelitian ini menggunakan analisis dokumen dari berbagai sumber, seperti laporan resmi, laporan administratif, situs resmi lembaga pemerintah, jurnal, dan surat kabar. Hasil penelitian inimenunjukkan upaya diplomatik yang dilakukan di era pemerintahan Joko Widodo dalam menetapkan perbatasan antara wilayahIndonesia dan Timor-Leste. Diplomasi bilateral Indonesia dengan Timor-Leste dilakukan melaui jalur pertama, dimana kedua negara telah membentuk mekanisme dialog seperti Joint Ministerial Commision (JMC) tingkat Menteri Luar Negeri. Sementara di tingkat pejabat tinggi terdapat Senior Official Meeting (SOM), dan SOM Scorecard untuk memantau pelaksanaan kerjasama yang tengah berjalan. Sementara untuk isu perbatasan, terdapat Joint Border Committee (JBC) dan Technical Sub Committee on Border Demarcation and Regulation (TSC-BDR). Selanjutnya pada tahun 2017 pemerintah kedua negara sepakat untuk membentuk SeniorOfficial Consultation (SOC) untuk menyelesaikan perbatasan darat secara teknis. Pada 23 Juli 2019, kedua negara menyepakati perbatasan darat secara prinsip. Abstract: This article aims to find out the process of implementing the land border between Indonesia and Timor-Leste. The two countries in the 2005 Provisional Agreement have managed to agree on as many as 907 coordinates of border points, or about 96 percent of the total length of the border line. Although Indonesia and Timor-Leste have completed around 96 percent, by 2018, the two countries still face a number of difficult and complex problems. Various obstacles, both technical and non-technical, occurred at the time of determining the territorial boundaries of each country until 2019. This research uses descriptive qualitative methods witha diplomatic theoretical approach. Then this type of research involves the analysis of documents from various sources, such official reports, administrative reports, official government agency websites, journals, and newspapers. The results of this study show the diplomatic efforts undertaken in the era of Joko Widodo's rule in settling the border between the territory of Indonesia and Timor-Leste. Indonesian bilateral diplomacy with Timor-Leste is conducted on the first track, where the two countries have established dialogue mechanisms such as the Joint Ministeria
摘要本文旨在研究印度尼西亚和东帝汶之间陆地边界的实施过程。两国在 2005 年的《临时协议》中成功商定了 907 个边界点坐标,约占边界线总长度的 96%。虽然截至 2018 年,印尼和东帝汶已经完成了约 96%,但两国仍面临着一些困难和复杂的问题。在 2019 年之前确定两国边界时,会遇到各种技术和非技术障碍。本研究采用了外交理论方法的描述性定性方法。首先,本研究采用了描述性定性研究方法,并采用了外交理论方法;然后,本研究采用了文献分析法,分析了各种来源的文献,如官方报告、行政报告、政府机构的官方网站、期刊和报纸。本研究结果显示了佐科-维多多执政时期在建立印尼与东帝汶边界方面所做的外交努力。印尼与东帝汶的双边外交是通过第一渠道进行的,两国都建立了对话机制,如外长级的部长级联合委员会(JMC)。在高级官员层面,则有高级官员会议(SOM)和 SOM 记分卡,以监督正在进行的合作的实施情况。在边境问题上,有联合边境委员会(JBC)和划界与监管技术分委员会(TSC-BDR)。此外,两国政府于 2017 年同意建立高级官员协商会议(SOC),从技术上解决陆地边界问题。2019 年 7 月 23 日,两国原则上就陆地边界达成一致。摘要本文旨在探究印尼与东帝汶陆地边界的落实过程。两国在 2005 年《临时协议》中商定的边界点坐标多达 907 个,约占边界线总长度的 96%。尽管印尼和东帝汶在 2018 年之前已完成了约 96%,但两国仍面临着许多棘手而复杂的问题。在 2019 年之前确定两国领土边界时,出现了各种技术性和非技术性障碍。本研究采用描述性定性方法和外交理论方法。这种类型的研究涉及对各种来源的文件进行分析,如官方报告、行政报告、政府机构官方网站、期刊和报纸。研究结果显示了佐科-维多多执政时期在解决印尼和东帝汶领土边界问题方面所做的外交努力。印尼与东帝汶的双边外交是在第一轨道上进行的,两国建立了对话机制,如外长级的部长级联合委员会(JMC)。在高级官员层面,有高级官员会议(SOM)和 SOM 记分卡,以监督正在进行的合作的执行情况。在边境问题上,有联合边境委员会(JBC)和划界与监管技术分委员会(TSC-BDR)。2019 年 7 月 23 日,两国原则上就陆地边界达成一致。
{"title":"Indonesian Diplomacy under the Leadership of Joko Widodo in Resolving Land Border Disputes with Timor-Leste","authors":"Vivi Pusvitasary","doi":"10.36080/jsgs.v2i1.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v2i1.33","url":null,"abstract":"Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi perbatasan darat antara Indonesia dan Timor-Leste. Kedua negara dalam Perjanjian Sementara 2005 telah berhasil menyetujui sebanyak 907 koordinat titik-titik perbatasan, atau sekitar 96 persen dari total panjang garis batas. Meskipun Indonesia dan Timor-Leste telah menyelesaikan sekitar 96 persen, pada tahun 2018, kedua negara masih menghadapi sejumlah masalah yang sulit dan kompleks. Berbagai hambatan, baik teknis maupun non-teknis, terjadi pada saat menentukan batas wilayah masing-masing negara hingga tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan teoritis diplomatik. Kemudian jenis penelitian ini menggunakan analisis dokumen dari berbagai sumber, seperti laporan resmi, laporan administratif, situs resmi lembaga pemerintah, jurnal, dan surat kabar. Hasil penelitian inimenunjukkan upaya diplomatik yang dilakukan di era pemerintahan Joko Widodo dalam menetapkan perbatasan antara wilayahIndonesia dan Timor-Leste. Diplomasi bilateral Indonesia dengan Timor-Leste dilakukan melaui jalur pertama, dimana kedua negara telah membentuk mekanisme dialog seperti Joint Ministerial Commision (JMC) tingkat Menteri Luar Negeri. Sementara di tingkat pejabat tinggi terdapat Senior Official Meeting (SOM), dan SOM Scorecard untuk memantau pelaksanaan kerjasama yang tengah berjalan. Sementara untuk isu perbatasan, terdapat Joint Border Committee (JBC) dan Technical Sub Committee on Border Demarcation and Regulation (TSC-BDR). Selanjutnya pada tahun 2017 pemerintah kedua negara sepakat untuk membentuk SeniorOfficial Consultation (SOC) untuk menyelesaikan perbatasan darat secara teknis. Pada 23 Juli 2019, kedua negara menyepakati perbatasan darat secara prinsip.\u0000 \u0000Abstract: This article aims to find out the process of implementing the land border between Indonesia and Timor-Leste. The two countries in the 2005 Provisional Agreement have managed to agree on as many as 907 coordinates of border points, or about 96 percent of the total length of the border line. Although Indonesia and Timor-Leste have completed around 96 percent, by 2018, the two countries still face a number of difficult and complex problems. Various obstacles, both technical and non-technical, occurred at the time of determining the territorial boundaries of each country until 2019. This research uses descriptive qualitative methods witha diplomatic theoretical approach. Then this type of research involves the analysis of documents from various sources, such official reports, administrative reports, official government agency websites, journals, and newspapers. The results of this study show the diplomatic efforts undertaken in the era of Joko Widodo's rule in settling the border between the territory of Indonesia and Timor-Leste. Indonesian bilateral diplomacy with Timor-Leste is conducted on the first track, where the two countries have established dialogue mechanisms such as the Joint Ministeria","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"200 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140477805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Energy Security: Indonesia’s Grand Strategy in Facing Global Energy Market 能源安全:印尼面对全球能源市场的大战略
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.36080/jsgs.v1i1.4
Melaty Anggraini
Abstrak: Indonesia memiliki peluang yang cukup potensial untuk memainkan peran dalam politik energi karena Indonesia di dukung sumber daya alam energi potensial baik energi fosil maupun energi terbarukan, yang seharusnya dapat melayani kebutuhan pasokan energi global serta menjaga ketersediaan energi bagi masyarakatnya. Serta dapat meningkatkan posisi tawar strategis Indonesia dalam ranah geopolitik dunia. Namun Indonesia belum bisa memanfaatkan posisi strategis tersebut, dikarenakan ketidaksanggupan dalam memenuhi subtitusi energi dan menghadapi dinamika harga energi dunia yang ditunjukkan dari sikap Indonesia yang mengundurkan diri sebagai anggota OPEC di tahun 2008. Perubahan tingkat konsumsi energi masyarakat Indonesia yang semakin meningkat akibat pola industrialisasi dan perkembangan alat transportasi juga merubah posisi Indonesia menjadi salah satu negara yang tinggi dalam hal mengimpor energi daripada melakukan ekspor energi ke negara lainnya.  Untuk itu penelitian ini berfokus menganalisis rancangan yang paling tepat bagi Indonesia untuk membenahi regulasinya di bidang energi. Analisis dari hambatan dan tantangan bagi pemerintah Indonesia dalam membuat regulasi di bidang energi khususnya energi terbarukan, maka Indonesia perlu membuat rancangan konsep ketahanan energi dengan menyiapkan sebuah Grand Strategy Energy dalam menghadapi pasar energi global. Pemerintah Indonesia perlu membuat Grand Strategi yang mengarah ke pembatasan konsumsi energi fosil dan perlu upaya diversifikasi energi agar permintaan terhadap energi fosil dapat diminimilisir, serta mendorong iklim investasi asing sebagai modal pengembangan diversifikasi energi alternatif tersebut, namun disesuaikan dengan tujuan kepentingan nasional yang lebih mengarah ke domestic oriented dan transisi energi dunia.  Abstract: Indonesia has quite a potential opportunity to play a role in energy politics because Indonesia is supported by potential natural energy resources, both fossil and renewable energy, which should serve the needs of the global energy supply and maintain energy availability for its people. As well as being able to improve Indonesia's strategic bargaining position in the realm of world geopolitics. However, Indonesia has yet to take advantage of this strategic position due to its inability to meet energy substitution and to face the dynamics of world energy prices, as shown by Indonesia's resignation as a member of OPEC in 2008. Changes in energy consumption in Indonesia are increasing due to industrialization and development patterns. Means of transportation also changed Indonesia's position to become one of the countries that are high in importing energy rather than exporting energy to other countries. For this reason, this research focuses on analyzing the most appropriate design for Indonesia to improve its regulations in the energy sector. From the analysis of the obstacles and challenges for the Indonesian government in making regulations in the energy sector,
abb:印度尼西亚有充分的机会在能源政治中发挥作用,因为它支持化石能源和可再生能源这两种能源都应该满足全球能源需求,并为其公民保留能源。也可以增加印尼在全球地缘政治领域的战略战略性地位。但由于印尼在2008年辞去欧宝成员国一职时无法实现能源替代和应对全球能源价格动态方面的战略地位,印尼目前还不能发挥这一战略地位。工业化模式和运输工具发展给印尼人民的能源消费水平带来的日益增长的变化,也使其成为将能源进口到其他国家的高度国家之一。为此,这项研究集中精力分析印尼在能源领域重组的最佳设计。分析了印尼政府制定能源监管特别是可再生能源方面的障碍和挑战,因此印尼需要设计一种能源适应的概念,为全球能源市场制定一个宏大的战略能源市场。印尼政府需要制定宏伟的战略指向限制化石能源消耗和能源需要多样化的努力,以便对化石能源的需求diminimilisir资本,以及鼓励外国投资气候作为替代能源的多样化发展,但更多的适应国家利益目标指向注重家庭和世界能源过渡。不应低估:印尼在能源政治中发挥作用的机会很大,因为印尼提供的是自然能源、磷和可再生能源,这应该满足其人民的全球能源需求。可以在印尼境内留下战略位置However,印尼尚未利用这一战略立场的优势,使其能够满足能源交换,并在2008年印尼重新任命为OPEC成员时,面对世界能源储备的动力。印尼能源消费的变化正在增加工业转型和发展模式。这意味着运输改变了印尼的立场,使其成为一个国家,而不是向其他国家输送能源。出于这个原因,这项研究的重点是分析印尼在能源区域内对其调节的最不利的设计。来自印尼政府对能源部门进行监管的分析,特别是可再生能源,印尼需要在全球能源市场准备一项重大能源战略来设计能源安全方案。《印尼政府需要让百万大个会发展到这种通向limiting之性消费化石燃料能源和能源需要efforts to diversify所以要求为化石能源可以成为最小化,as well as a encouraging美国外国投资气候capital for developing另类能源diversification但要adjusted国家interests之目标,这是更多的导演向domestic-oriented与世界能源转变。
{"title":"Energy Security: Indonesia’s Grand Strategy in Facing Global Energy Market","authors":"Melaty Anggraini","doi":"10.36080/jsgs.v1i1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v1i1.4","url":null,"abstract":"Abstrak: Indonesia memiliki peluang yang cukup potensial untuk memainkan peran dalam politik energi karena Indonesia di dukung sumber daya alam energi potensial baik energi fosil maupun energi terbarukan, yang seharusnya dapat melayani kebutuhan pasokan energi global serta menjaga ketersediaan energi bagi masyarakatnya. Serta dapat meningkatkan posisi tawar strategis Indonesia dalam ranah geopolitik dunia. Namun Indonesia belum bisa memanfaatkan posisi strategis tersebut, dikarenakan ketidaksanggupan dalam memenuhi subtitusi energi dan menghadapi dinamika harga energi dunia yang ditunjukkan dari sikap Indonesia yang mengundurkan diri sebagai anggota OPEC di tahun 2008. Perubahan tingkat konsumsi energi masyarakat Indonesia yang semakin meningkat akibat pola industrialisasi dan perkembangan alat transportasi juga merubah posisi Indonesia menjadi salah satu negara yang tinggi dalam hal mengimpor energi daripada melakukan ekspor energi ke negara lainnya.  Untuk itu penelitian ini berfokus menganalisis rancangan yang paling tepat bagi Indonesia untuk membenahi regulasinya di bidang energi. Analisis dari hambatan dan tantangan bagi pemerintah Indonesia dalam membuat regulasi di bidang energi khususnya energi terbarukan, maka Indonesia perlu membuat rancangan konsep ketahanan energi dengan menyiapkan sebuah Grand Strategy Energy dalam menghadapi pasar energi global. Pemerintah Indonesia perlu membuat Grand Strategi yang mengarah ke pembatasan konsumsi energi fosil dan perlu upaya diversifikasi energi agar permintaan terhadap energi fosil dapat diminimilisir, serta mendorong iklim investasi asing sebagai modal pengembangan diversifikasi energi alternatif tersebut, namun disesuaikan dengan tujuan kepentingan nasional yang lebih mengarah ke domestic oriented dan transisi energi dunia. \u0000 \u0000Abstract: Indonesia has quite a potential opportunity to play a role in energy politics because Indonesia is supported by potential natural energy resources, both fossil and renewable energy, which should serve the needs of the global energy supply and maintain energy availability for its people. As well as being able to improve Indonesia's strategic bargaining position in the realm of world geopolitics. However, Indonesia has yet to take advantage of this strategic position due to its inability to meet energy substitution and to face the dynamics of world energy prices, as shown by Indonesia's resignation as a member of OPEC in 2008. Changes in energy consumption in Indonesia are increasing due to industrialization and development patterns. Means of transportation also changed Indonesia's position to become one of the countries that are high in importing energy rather than exporting energy to other countries. For this reason, this research focuses on analyzing the most appropriate design for Indonesia to improve its regulations in the energy sector. From the analysis of the obstacles and challenges for the Indonesian government in making regulations in the energy sector,","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125877545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Bilateral Economic Relationship Between Spain and Argentina Compared to Spain and Indonesia 西班牙与阿根廷的双边经济关系与西班牙与印尼的比较
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.36080/jsgs.v1i1.3
Emy Sri Reskiyah
Abstrak: Argentina dan Indonesia memiliki kesamaan berbagi sejarah panjang dengan berada di bawah masa penjajahan kerajaan Spanyol, dengan perbedaan hanya pada durasi kerajaan Spanyol berada di Argentina lebih lama daripada di Indonesia. Hingga saat ini pengaruh kehadiran Spanyol yang dirasakan Indonesia jika dibandingkan dengan Argentina jauh lebih ringan khususnya di bidang ekonomi. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan hubungan bilateral yang terjalin antara Spanyol dan Argentina dibandingkan dengan Spanyol dan Indonesia di bidang kerjasama ekonomi terutama namun tidak terbatas pada sektor perdagangan dan investasi dalam kurun waktu 2008-2017. Analisis esai akan dilakukan dalam dua cara dengan menggunakan metode kuantitatif analisis statistik deskriptif dan analisis Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat (SWOT). Esai dimulai dengan memberikan gambaran umum tentang profil Argentina dan Indonesia dan hubungan ekonomi mereka dengan Spanyol dan kemudian membandingkan volume perdagangan dan investasi setelah krisis keuangan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bilateral ekonomi Indonesia-Spanyol masih kurang dinamis dibandingkan dengan hubungan bilateral ekonomi yang terjalin antara Argentina dan Spanyol. Omzet perdagangan antara Argentina dan Spanyol masih jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia dan Spanyol. Argentina dipandang sebagai mitra dagang utama bagi Spanyol sedangkan Indonesia hanya dipandang sebagai mitra strategis dalam perdagangan. Dari sisi investasi, Spanyol merupakan investor terbesar di Argentina sedangkan di Indonesia jumlah investasi yang berasal dari Spanyol masih sangat rendah.Abstract: Argentina and Indonesia share a long history of being under Spanish colonial rule. When compared to Argentina, the influence of Spain's presence felt by Indonesia is much lighter, especially in the economic field. The objective of this essay is to examine and compare the bilateral relations maintained between Spain and Argentina compared to Spain and Indonesia in the field of economic cooperation mainly, but not limited to, the trade and investment sectors within the period of 2008-2017. The analysis of the essay will be carried out carefully and elaborated in two ways by using quantitative content analysis and Strength, Weakness, Opportunities, and Threat (SWOT) analysis. The essay begins by providing a general overview of the profiles of Argentina and Indonesia and their economic relations with Spain and then comparing trade and investment volumes after the latest financial crisis. The results show economic bilateral relations between Indonesia and Spain is still less dynamic compared to the economic bilateral relations established between Argentina and Spain. Total trade between Argentina and Spain is still much higher compared to Indonesia and Spain. Argentina is seen as the main trade partner for Spain whereas Indonesia is only seen as a strategic partner in trade. In terms of investment, Spain is the b
摘要:阿根廷和印度尼西亚与西班牙殖民时期有着长期的共同历史,只有西班牙王国在阿根廷的时间比在印尼长。到目前为止,印度尼西亚在西班牙与阿根廷的存在相比所感受到的影响要轻得多,尤其是在经济领域。本文的目的是研究和比较西班牙和阿根廷之间的双边关系,特别是在经济合作领域,但不限于商业部门和投资在2008-2017年。论文分析将以两种方式进行,分别使用描述性统计分析和强性、弱性、机会性和威胁性分析。文章首先概述了阿根廷和印度尼西亚的经济关系,然后比较了上次金融危机后的贸易量和投资。研究表明,与阿根廷和西班牙之间的双边经济关系相比,印尼-西班牙的双边经济关系仍然缺乏动力。阿根廷和西班牙之间的贸易仍然比印尼和西班牙高得多。阿根廷被视为西班牙的主要贸易伙伴,而印尼只是被视为战略贸易伙伴。从投资的角度来看,西班牙是阿根廷最大的投资者,而在印尼,来自西班牙的投资数量仍然非常低。不值得注意的是,阿根廷和印度尼西亚有一条很长的西班牙殖民地的历史。当涉及到阿根廷时,印度尼西亚的影响可能会更轻,尤其是在经济领域。这篇论文的目标是淘汰和比较西班牙和阿根廷在经济合作领域与西班牙和印度尼西亚之间的双边关系,但在2008年至2017年的这一阶段中,贸易和投资并没有限制。论文分析将被仔细考虑并分析两种方法,使用定量分析、力量、虚弱、机会分析和威胁分析。首先是提供对阿根廷和印度尼西亚的总体分析以及他们与西班牙的经济关系的综合,然后是在最近的金融危机之后进行的贸易和投资投资。印度尼西亚和西班牙之间双边经济关系的再现仍然缺乏对阿根廷和西班牙两边经济关系的相互补充。阿根廷和西班牙之间的贸易总量仍然比印尼和西班牙高。阿根廷人认为印尼只有战略贸易伙伴。在投资条款中,西班牙是印尼最大的投资者,来自西班牙的投资增长仍然很小。
{"title":"Bilateral Economic Relationship Between Spain and Argentina Compared to Spain and Indonesia","authors":"Emy Sri Reskiyah","doi":"10.36080/jsgs.v1i1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v1i1.3","url":null,"abstract":"Abstrak: Argentina dan Indonesia memiliki kesamaan berbagi sejarah panjang dengan berada di bawah masa penjajahan kerajaan Spanyol, dengan perbedaan hanya pada durasi kerajaan Spanyol berada di Argentina lebih lama daripada di Indonesia. Hingga saat ini pengaruh kehadiran Spanyol yang dirasakan Indonesia jika dibandingkan dengan Argentina jauh lebih ringan khususnya di bidang ekonomi. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan hubungan bilateral yang terjalin antara Spanyol dan Argentina dibandingkan dengan Spanyol dan Indonesia di bidang kerjasama ekonomi terutama namun tidak terbatas pada sektor perdagangan dan investasi dalam kurun waktu 2008-2017. Analisis esai akan dilakukan dalam dua cara dengan menggunakan metode kuantitatif analisis statistik deskriptif dan analisis Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat (SWOT). Esai dimulai dengan memberikan gambaran umum tentang profil Argentina dan Indonesia dan hubungan ekonomi mereka dengan Spanyol dan kemudian membandingkan volume perdagangan dan investasi setelah krisis keuangan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bilateral ekonomi Indonesia-Spanyol masih kurang dinamis dibandingkan dengan hubungan bilateral ekonomi yang terjalin antara Argentina dan Spanyol. Omzet perdagangan antara Argentina dan Spanyol masih jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia dan Spanyol. Argentina dipandang sebagai mitra dagang utama bagi Spanyol sedangkan Indonesia hanya dipandang sebagai mitra strategis dalam perdagangan. Dari sisi investasi, Spanyol merupakan investor terbesar di Argentina sedangkan di Indonesia jumlah investasi yang berasal dari Spanyol masih sangat rendah.\u0000Abstract: Argentina and Indonesia share a long history of being under Spanish colonial rule. When compared to Argentina, the influence of Spain's presence felt by Indonesia is much lighter, especially in the economic field. The objective of this essay is to examine and compare the bilateral relations maintained between Spain and Argentina compared to Spain and Indonesia in the field of economic cooperation mainly, but not limited to, the trade and investment sectors within the period of 2008-2017. The analysis of the essay will be carried out carefully and elaborated in two ways by using quantitative content analysis and Strength, Weakness, Opportunities, and Threat (SWOT) analysis. The essay begins by providing a general overview of the profiles of Argentina and Indonesia and their economic relations with Spain and then comparing trade and investment volumes after the latest financial crisis. The results show economic bilateral relations between Indonesia and Spain is still less dynamic compared to the economic bilateral relations established between Argentina and Spain. Total trade between Argentina and Spain is still much higher compared to Indonesia and Spain. Argentina is seen as the main trade partner for Spain whereas Indonesia is only seen as a strategic partner in trade. In terms of investment, Spain is the b","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133865626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Turkiye at Crossroads 十字路口的土耳其人
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.36080/jsgs.v1i1.6
Emil Radhiansyah, Irsan Olii, N. Pratiwi
Abstrak: Artikel jurnal ini membahas tentang pengaruh besar usaha Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa terhadap kebijakan luar negerinya. Turki merupakan negara yang penting secara geopolitik dan memiliki sejarah dari Kekaisaran Ottoman, yang memberikan keuntungan dalam memperluas pengaruhnya di wilayah sekitarnya. Daripada hanya berfokus pada Uni Eropa, Turki dengan cerdik memilih untuk memperluas pengaruhnya, yang menguntungkan kepentingan nasionalnya. Di bawah pimpinan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin oleh Recep Tayyip Erdogan dan Ahmet Davutoglu, kebijakan luar negeri Turki dirancang dengan baik dengan penerapan kebijakan "strategic depth," juga dipadukan dengan prinsip "zero problems" dan "good neighbors." Perubahan strategi ini menyebabkan Turki beralih dari orientasi Barat ke fokus lebih pada hubungan baik dengan negara-negara Muslim di Timur Tengah. Tentu saja, perubahan ini berdampak pada hubungan Turki dengan negara-negara Barat. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mendorong perubahan kebijakan luar negeri Turki tersebut. Dengan memahami dinamika yang terlibat dan akibatnya bagi interaksi global Turki, artikel ini membantu memahami peran Turki dalam hubungan internasional dan memprediksi perkembangan diplomasi di masa depan. Abstract: Long journey waiting for European Union membership gives an impact in Türkiye’s foreign policy direction. As a country with strategic geopolitic and with the legacy of the Ottoman Empire, give Türkiye advantage to widen its influence through region and made a benefit for its interest than waiting infront of European Uniondoorstop. Under the AKP (Justice and Development Party; JDP) with Recep Tayyip Erdogan and Ahmet Davotuglu architecking the Türkiye’s Foreign Policy with its “strategic depth” policy in collaboration with “zero problems” and “good neighbors” principles. Türkiye then changes it foreign policy orientation from west to the Mideast and especially to muslem countries around the neighbourhood. Offcourse with the changing give impacts onTürkiye’s relations with the west. This article tries to explain whatcauses the change in Türkiye’s Foreign Policy.
摘要:本杂志的这篇文章讨论了土耳其加入欧盟的努力对其外交政策的巨大影响。土耳其是一个重要的地缘政治国家,有奥斯曼帝国的历史,这为扩大其邻国的影响提供了优势。土耳其没有把重点放在欧盟上,而是明智地选择扩大其影响力,这有利于国家利益。在Recep Tayyip Erdogan和Ahmet Davutoglu领导的正义与发展党(AKP)领导下,土耳其的外交政策很好地应用了“strategic depth”政策,以及“zero problems”和“good neighbors”原则。这种战略的改变使土耳其从西方方向转向与中东穆斯林国家的良好关系。当然,这些变化影响了土耳其与西方国家的关系。本文旨在解释推动土耳其外交政策转变的因素。了解土耳其全球互动所涉及的动力及其影响,有助于理解土耳其在国际关系中的作用,并预测未来外交的发展。拖延:等待欧洲会员给土耳其外交政策方向的长期旅程。在一个充满战略地缘政治和奥斯曼帝国遗产的国家,让土耳其的先机在该地区传播其影响,使其感兴趣,而不是在欧洲统一门口等待。在AKP下(正义与发展党;JDP)雷杰普·塔伊普·埃尔多安(Recep Tayyip Erdogan)和艾哈迈德·达瓦图格卢(ahvotuglu architects)建立了土耳其的外交政策然后改变了从西方到中西部的外交政策,特别是在附近巡逻。与变化作斗争,与西方有联系。这篇文章试图解释土耳其外交政策中的变化的原因。
{"title":"Turkiye at Crossroads","authors":"Emil Radhiansyah, Irsan Olii, N. Pratiwi","doi":"10.36080/jsgs.v1i1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v1i1.6","url":null,"abstract":"Abstrak: Artikel jurnal ini membahas tentang pengaruh besar usaha Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa terhadap kebijakan luar negerinya. Turki merupakan negara yang penting secara geopolitik dan memiliki sejarah dari Kekaisaran Ottoman, yang memberikan keuntungan dalam memperluas pengaruhnya di wilayah sekitarnya. Daripada hanya berfokus pada Uni Eropa, Turki dengan cerdik memilih untuk memperluas pengaruhnya, yang menguntungkan kepentingan nasionalnya. Di bawah pimpinan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin oleh Recep Tayyip Erdogan dan Ahmet Davutoglu, kebijakan luar negeri Turki dirancang dengan baik dengan penerapan kebijakan \"strategic depth,\" juga dipadukan dengan prinsip \"zero problems\" dan \"good neighbors.\" Perubahan strategi ini menyebabkan Turki beralih dari orientasi Barat ke fokus lebih pada hubungan baik dengan negara-negara Muslim di Timur Tengah. Tentu saja, perubahan ini berdampak pada hubungan Turki dengan negara-negara Barat. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mendorong perubahan kebijakan luar negeri Turki tersebut. Dengan memahami dinamika yang terlibat dan akibatnya bagi interaksi global Turki, artikel ini membantu memahami peran Turki dalam hubungan internasional dan memprediksi perkembangan diplomasi di masa depan.\u0000 \u0000Abstract: Long journey waiting for European Union membership gives an impact in Türkiye’s foreign policy direction. As a country with strategic geopolitic and with the legacy of the Ottoman Empire, give Türkiye advantage to widen its influence through region and made a benefit for its interest than waiting infront of European Uniondoorstop. Under the AKP (Justice and Development Party; JDP) with Recep Tayyip Erdogan and Ahmet Davotuglu architecking the Türkiye’s Foreign Policy with its “strategic depth” policy in collaboration with “zero problems” and “good neighbors” principles. Türkiye then changes it foreign policy orientation from west to the Mideast and especially to muslem countries around the neighbourhood. Offcourse with the changing give impacts onTürkiye’s relations with the west. This article tries to explain whatcauses the change in Türkiye’s Foreign Policy.","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126983630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
The Implementation of the Jerusalem Embassy Act Under President Donald Trump (2017-2019) 特朗普总统领导下耶路撒冷大使馆法案的执行情况(2017-2019)
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.36080/jsgs.v1i1.9
Fahlesa Munabari, H. Hamdani
Abstrak :Artikel ini bertujuan menganalisis kepentingan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald J. Trump terkait pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel dari Tel-Aviv ke Yerusalem pada 6 Desember 2017. Relokasi Kedutaan Besar Amerika Serikat telah ditetapkan dalam Undang-Undang Kedutaan Yerusalem yang disetujui oleh kongres Amerika Serikat ke-104 pada tahun 1995 pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton. Namun, selama beberapa dekade pelaksanaan undang-undang tersebut tidak terealisasi hingga tahun 2016. Selanjutnya undang-undang tersebut direalisasikan pada masa pemerintahan Presiden Donald J. Trump yang didukung oleh anggota Kongres ke-115 pada tahun 2017. Menggunakan kerangka teori politik luar negeri dan kepentingan nasional, artikel ini berargumen bahwa keputusan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengaruh peran lobi Israel yang sangat mempengaruhi arah kebijakan luar negeri AS khususnya terkait Israel, karakteristik konservatif Partai Republik, kelompok Kristen Evangelis dan Zionis yang mendukung kepentingan Israel, dan hubungan bilateral khusus antara Israel dan Amerika Serikat. Abstract: This article is aimed at analyzing the national interests and foreign policy of the United States under the leadership of President Donald J. Trump regarding the relocation of the United States Embassy in Israel from Tel-Aviv to Jerusalem on December 6, 2017. The relocation of the United States Embassy had been stipulated in the Jerusalem Embassy Act approved by the 104th United States congress in 1995 during the administration of President Bill Clinton. However, for several decades the implementation of the law was not realized until 2016. Furthermore, the law was realized during the administration of President Donald J. Trump who was supported by members of the 115th Congress in 2017. Using the theoretical framework of foreign policy and national interest, this article argues that the decision to relocate the United States Embassy from Tel Aviv to Jerusalem was due to some factors such as the influential role of the Israeli lobby, which greatly influences the direction of US foreign policy especially with regard to Israel, the conservative characteristics of the Republic Party, the Evangelical and Zionist Christian groups, which support Israeli’s interests, and the special bilateral relations between Israel and the United States.
摘要:本文旨在分析2017年12月6日,美国驻以色列大使馆从特拉维夫向耶路撒冷移交的美国国家利益和外交政策。美国大使馆的搬迁是根据耶路撒冷大使馆法制定的,这项法律是1995年美国第104届国会在克林顿总统任期内通过的。然而,在几十年的时间里,这项法律直到2016年才实现。该法案将于2017年由第115任国会议员支持的美国总统唐纳德·J·特朗普(Donald J. Trump)政府时期实施。使用国外政治理论框架和国家利益,这篇文章认为,决定美国大使馆从特拉维夫迁往耶路撒冷的影响引起的一些因素,如角色非常影响美国外交政策方向的以色列游说集团特别是以色列相关,保守派共和党人,福音派基督教团体特征和犹太复国主义的支持以色列的利益,以及以色列和美国之间的特殊双边关系。这篇文章是关于2017年12月6日,美国总统唐纳德·J·特朗普(Donald J. Trump)领导的美国国家利益和外交政策分析。1995年美国总统比尔·克林顿政府批准了美国驻耶路撒冷大使馆104年批准的美国大使法案。However,直到2016年才实现法律的实施。在2017年第115届国会议员唐纳德·J·特朗普的政府中,法律得到了现实。theoretical框架》用外交政策和国家利益,这文章argues that《decision to relocate美国大使馆从特拉维夫到耶路撒冷是到期到美国一些factors如此《以色列大厅influential学习者的角色,哪种greatly influences美国外交政策的方向和请注意到以色列,尤其是《保守派characteristics of《共和党,新教徒和犹太复国Christian集团哪种支持以色列的interests,以及以色列和美国之间的特殊关系。
{"title":"The Implementation of the Jerusalem Embassy Act Under President Donald Trump (2017-2019)","authors":"Fahlesa Munabari, H. Hamdani","doi":"10.36080/jsgs.v1i1.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/jsgs.v1i1.9","url":null,"abstract":"Abstrak :Artikel ini bertujuan menganalisis kepentingan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald J. Trump terkait pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel dari Tel-Aviv ke Yerusalem pada 6 Desember 2017. Relokasi Kedutaan Besar Amerika Serikat telah ditetapkan dalam Undang-Undang Kedutaan Yerusalem yang disetujui oleh kongres Amerika Serikat ke-104 pada tahun 1995 pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton. Namun, selama beberapa dekade pelaksanaan undang-undang tersebut tidak terealisasi hingga tahun 2016. Selanjutnya undang-undang tersebut direalisasikan pada masa pemerintahan Presiden Donald J. Trump yang didukung oleh anggota Kongres ke-115 pada tahun 2017. Menggunakan kerangka teori politik luar negeri dan kepentingan nasional, artikel ini berargumen bahwa keputusan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengaruh peran lobi Israel yang sangat mempengaruhi arah kebijakan luar negeri AS khususnya terkait Israel, karakteristik konservatif Partai Republik, kelompok Kristen Evangelis dan Zionis yang mendukung kepentingan Israel, dan hubungan bilateral khusus antara Israel dan Amerika Serikat.\u0000 \u0000Abstract: This article is aimed at analyzing the national interests and foreign policy of the United States under the leadership of President Donald J. Trump regarding the relocation of the United States Embassy in Israel from Tel-Aviv to Jerusalem on December 6, 2017. The relocation of the United States Embassy had been stipulated in the Jerusalem Embassy Act approved by the 104th United States congress in 1995 during the administration of President Bill Clinton. However, for several decades the implementation of the law was not realized until 2016. Furthermore, the law was realized during the administration of President Donald J. Trump who was supported by members of the 115th Congress in 2017. Using the theoretical framework of foreign policy and national interest, this article argues that the decision to relocate the United States Embassy from Tel Aviv to Jerusalem was due to some factors such as the influential role of the Israeli lobby, which greatly influences the direction of US foreign policy especially with regard to Israel, the conservative characteristics of the Republic Party, the Evangelical and Zionist Christian groups, which support Israeli’s interests, and the special bilateral relations between Israel and the United States.","PeriodicalId":272480,"journal":{"name":"Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies","volume":"116 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124035332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Budi Luhur Journal of Strategic & Global Studies
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1