Pub Date : 2023-05-25DOI: 10.55678/jasathp.v3i1.878
R. Safitri, Setyo Budi, Wiharyanti Nur Lailiyah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara perlakuan dosis bahan organik kotoran sapi dan pupuk NPK. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Bawean jenis tanah latosol, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik yang berlangsung dari bulan Mei-September 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari P0 = Kontrol (tanpa pupuk); P1 =15 ton/ha; P2 = 20 ton/ha; N0 = NPK Phonska 175 kg/ha; N1 = NPK Phonska 275 kg/ha; N2 = NPK Phonska 375 kg/ha. Dari hasil penelitian terdapat interaksi pemberian dosis bahan organik kotoran sapi 20 ton/ha dan pupuk NPK 375 kg/ha terhadap variabel pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang dan menunjukkan interaksi sangat nyata pada variabel hasil bobot pertanaman, bobot perpetak, bobot perhektar, jumlah pertanaman, jumlah perpetak, dan jumlah perhektar.
{"title":"Pengaruh Pemberian Dosis BahanOrganik Kotoran Sapi dan Dosis Pupuk NPK (15:15:15) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Ceri (Lycopersicum esculentum Mill.)","authors":"R. Safitri, Setyo Budi, Wiharyanti Nur Lailiyah","doi":"10.55678/jasathp.v3i1.878","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v3i1.878","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara perlakuan dosis bahan organik kotoran sapi dan pupuk NPK. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Bawean jenis tanah latosol, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik yang berlangsung dari bulan Mei-September 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari P0 = Kontrol (tanpa pupuk); P1 =15 ton/ha; P2 = 20 ton/ha; N0 = NPK Phonska 175 kg/ha; N1 = NPK Phonska 275 kg/ha; N2 = NPK Phonska 375 kg/ha. Dari hasil penelitian terdapat interaksi pemberian dosis bahan organik kotoran sapi 20 ton/ha dan pupuk NPK 375 kg/ha terhadap variabel pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang dan menunjukkan interaksi sangat nyata pada variabel hasil bobot pertanaman, bobot perpetak, bobot perhektar, jumlah pertanaman, jumlah perpetak, dan jumlah perhektar. \u0000 ","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114705600","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-25DOI: 10.55678/jasathp.v3i1.920
Muh Sudirman Akilie, Wahid Sc, Anto Anto
The aim of this research was to know the interaction of cooking at cormorant and rice cooker, also the factor of ratio rice and water against physic and sensory of nutrizinc rice. Design in this research used factorial completely randomized design. The factors were cormorant and rice cooker. There were six treatments at cooking (P1 = Cormorant 200 gram of rice, water 200 ml , P2 = Cormorant 200 gram of rice, water 400 ml, P3 = Cormorant 200 gram of rice, water 600 ml, P4 = Rice Cooker 200 gram of rice, water 200 ml, P5= Rice Cooker 200 gram of rice, water 400 ml, P6= Rice Cooker 200 gram of rice, water 600 ml). The variabels that observed in this research were texture, colour and test of sensory. The result of this research showed that there was no interaction between cooking factors at cormorant and rice cooker, also the rice ratio and water on assessment of sensory such as level of likeness odour, taste and texture nutrizinc rice by testers. The factors of ratio rice and water 1 : 1, 1 : 2 and 1 : 3 significantly affected against tecture and level of whiteness nutrizinc rice, but it was no interaction between factors of cooking at cormorant and rice cooker, also the factors of rice ratio and water on grade of texture and level of whiteness nutrizinc rice. Keyword : Nutrizinc rice, the factors of cooking, the factors of rice ratio and water ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui interaksi faktor pemasakan di dandang dan rice coocker serta faktor rasio beras dan air terhadap sifat fisik dan sensori nasi nutrizink. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL Faktorial) yang terdiri dari 2 faktor yaitu dandang dan rice coocker sehingga menjadi 6 perlakuan (P1 = Dandang 200 gram beras air 200 ml , P2 = Dandang200 gram beras air 400 ml, P3 = Dandang 200 gram beras air 600 ml, P4 = Rice Cooker 200 gram beras air 200 ml, P5= Rice Cooker 200 gram beras air 400 ml, P6= Rice Cooker 200 gram beras air 600 ml). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tekstur, warna dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara faktor pemasakan di dandang maupun di rice coocker serta faktor rasio beras dan air pada penilaian sensori tingkat kesukaan aroma, warna, rasa dan tekstur nasi nutrizink oleh panelis. Faktor rasio beras dan air 1 : 1, 1 : 2 dan 1 : 3 memberikan pengaruh yang nyata terhadap takstur dan derjat keputihan nasi nutrizink tetapi tidak terdapat interaksi antara faktor pemasakan di dandang maupun di rice cooker serta faktor rasio beras dan air pada nilai tekstur dan derajat keputihan nasi nutrizink. Kata Kunci : Beras nutrizink, faktor pemasakan, faktor rasio beras dan air
本研究的目的是了解电饭锅和蒸煮锅在蒸煮过程中的相互作用,以及米水配比对蒸煮大米物理和感官的影响。本研究设计采用因子完全随机设计。影响因素是鸬鹚和电饭煲。有6个处理(P1 =鸬鹚200克大米,水200毫升,P2 =鸬鹚200克大米,水400毫升,P3 =鸬鹚200克大米,水600毫升,P4 =电饭锅200克大米,水200毫升,P5=电饭锅200克大米,水400毫升,P6=电饭锅200克大米,水600毫升)。在本研究中观察到的变量是纹理、颜色和感官测试。研究结果表明,在蒸煮过程中,蒸煮因素与电饭煲之间不存在交互作用,大米配比和水分对测试者评价大米的相似度、气味、口感和质地等感官指标的影响也不存在交互作用。1∶1、1∶2和1∶3的米水比对营养米的质地和白度有显著的影响,但蒸煮和电饭锅蒸煮对营养米的质地和白度没有交互作用,米水比对营养米的质地和白度也没有交互作用。关键词:营养大米,蒸煮因素,米比与水分因素[关键词]营养大米,蒸煮因素,米比与水分因素[关键词]营养大米,蒸煮因素,米比与水分因素][关键词]营养大米,蒸煮因素,米比与水分因素]ranchanan dalam penelitian ini menggunakan ranchanan Acak Lengkap制品厂(RAL制品厂)yang terdiri dari 2 factory yitu丹当丹电饭煲sehinga menjadi 6 perlakuan (P1 =丹当200克空气200毫升,P2 =丹当200克空气400毫升,P3 =丹当200克空气600毫升,P4 =电饭煲200克空气200毫升,P5=电饭煲200克空气400毫升,P6=电饭煲200克空气600毫升)。参数yang diamati dalam penelitian ini adalah tekstur, warna danuji organperception。Hasil penelitian menunjukkan bahwa有些terdapat interaksi安塔拉faktor pemasakan di dandang maupun di大米coocker舒达faktor rasio愈疮木丹空气篇penilaian sensori tingkat kesukaan香气,连结,拉莎丹tekstur米饭nutrizink oleh pokalchuk panelis。1: 1, 1: 2, 1: 3 memberikan pengaruh yang nyata terhadap takstur dan derjat keputihan nasi nutrizink tetapi teputihan terdapat interaki antara factor pemasakan di danang maupun di电饭煲serftor rasio beras dan air padai tekstur dan derajat keputihan nasi nutrizink。Kata Kunci: Beras nutrizink, factor pemasakan, factor rasio Beras和air
{"title":"Faktor Pemasakan dan Rasio Beras dengan Air Nasi Nutrizink pada Sifat Sensori, Tekstur, dan Derajat Putih (Whiteness Index)","authors":"Muh Sudirman Akilie, Wahid Sc, Anto Anto","doi":"10.55678/jasathp.v3i1.920","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v3i1.920","url":null,"abstract":"The aim of this research was to know the interaction of cooking at cormorant and rice cooker, also the factor of ratio rice and water against physic and sensory of nutrizinc rice. Design in this research used factorial completely randomized design. The factors were cormorant and rice cooker. There were six treatments at cooking (P1 = Cormorant 200 gram of rice, water 200 ml , P2 = Cormorant 200 gram of rice, water 400 ml, P3 = Cormorant 200 gram of rice, water 600 ml, P4 = Rice Cooker 200 gram of rice, water 200 ml, P5= Rice Cooker 200 gram of rice, water 400 ml, P6= Rice Cooker 200 gram of rice, water 600 ml). The variabels that observed in this research were texture, colour and test of sensory. The result of this research showed that there was no interaction between cooking factors at cormorant and rice cooker, also the rice ratio and water on assessment of sensory such as level of likeness odour, taste and texture nutrizinc rice by testers. The factors of ratio rice and water 1 : 1, 1 : 2 and 1 : 3 significantly affected against tecture and level of whiteness nutrizinc rice, but it was no interaction between factors of cooking at cormorant and rice cooker, also the factors of rice ratio and water on grade of texture and level of whiteness nutrizinc rice. \u0000Keyword : Nutrizinc rice, the factors of cooking, the factors of rice ratio and water \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui interaksi faktor pemasakan di dandang dan rice coocker serta faktor rasio beras dan air terhadap sifat fisik dan sensori nasi nutrizink. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL Faktorial) yang terdiri dari 2 faktor yaitu dandang dan rice coocker sehingga menjadi 6 perlakuan (P1 = Dandang 200 gram beras air 200 ml , P2 = Dandang200 gram beras air 400 ml, P3 = Dandang 200 gram beras air 600 ml, P4 = Rice Cooker 200 gram beras air 200 ml, P5= Rice Cooker 200 gram beras air 400 ml, P6= Rice Cooker 200 gram beras air 600 ml). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tekstur, warna dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara faktor pemasakan di dandang maupun di rice coocker serta faktor rasio beras dan air pada penilaian sensori tingkat kesukaan aroma, warna, rasa dan tekstur nasi nutrizink oleh panelis. Faktor rasio beras dan air 1 : 1, 1 : 2 dan 1 : 3 memberikan pengaruh yang nyata terhadap takstur dan derjat keputihan nasi nutrizink tetapi tidak terdapat interaksi antara faktor pemasakan di dandang maupun di rice cooker serta faktor rasio beras dan air pada nilai tekstur dan derajat keputihan nasi nutrizink. \u0000Kata Kunci : Beras nutrizink, faktor pemasakan, faktor rasio beras dan air \u0000 ","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126783398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-25DOI: 10.55678/jasathp.v3i1.918
M. Minarsi
Jagung merupakan salah satu produk pertanian yang bisa dikembangkan sebagai produk agroindustri, karena daya saing yang dimiliki komoditas jagung di skala nasional cukup baik. Selain itu, jagung merupakan komoditas yang mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi sehingga nilai jual jagung juga cukup meningkatkan nilai ekonomis komoditas tersebut, Jagung merupakan salah satu jenis agroindustri yang menjadi potensi unggulan Desa Mario, Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap. Kegiatan pengabdian yang dilakukan ini bertujuan meningkatkan produktivitas masyarakat melalui pengembangan agroindustri yang dimiliki desa dengan mengenalkan dan mempraktikan cara mengolahnya sehingga menjadi produk yang berkualitas sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat desa tersebut. Metode yang digunakan berupa penyuluhan, praktek dan pendampingan bagaimana mengolah jagung menjadi olahan pangan seperti keripik jagung, kemudian pengemasan, mengurus perijinan dan sampai pada pemasarannya.
{"title":"Penganekaragaman Pangan Olahan Jagung Manis Sebagai Upaya Pengembangan Agroindustri di Desa Mario","authors":"M. Minarsi","doi":"10.55678/jasathp.v3i1.918","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v3i1.918","url":null,"abstract":"Jagung merupakan salah satu produk pertanian yang bisa dikembangkan sebagai produk agroindustri, karena daya saing yang dimiliki komoditas jagung di skala nasional cukup baik. Selain itu, jagung merupakan komoditas yang mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi sehingga nilai jual jagung juga cukup meningkatkan nilai ekonomis komoditas tersebut, Jagung merupakan salah satu jenis agroindustri yang menjadi potensi unggulan Desa Mario, Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap. Kegiatan pengabdian yang dilakukan ini bertujuan meningkatkan produktivitas masyarakat melalui pengembangan agroindustri yang dimiliki desa dengan mengenalkan dan mempraktikan cara mengolahnya sehingga menjadi produk yang berkualitas sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat desa tersebut. Metode yang digunakan berupa penyuluhan, praktek dan pendampingan bagaimana mengolah jagung menjadi olahan pangan seperti keripik jagung, kemudian pengemasan, mengurus perijinan dan sampai pada pemasarannya.","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114757564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-25DOI: 10.55678/jasathp.v3i1.912
S. Surianti
Beras merupakan makanan pokok pada hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Indonesia merupakan Negara agraris penghasil beras terbesar di dunia, baik itu beras putih maupun beras merah. Beras merah merupakan salah satu jenis beras yang mengandung nilai gizi yang tinggi dan mempunyai nilai khasiat yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih, serat dalam beras merah sangat penting, karena serat tidak dicerna oleh tubuh, sehingga tidak mempengaruhi kadar gula darah sehingga dapat mencegah lonjakan glukosa. Proses penggilingan beras merah menjadi beras putih akan menghancurkan 67% vitamin B3, 80% vitamin B1, 90% vitamin B6, sebagian besar kandungan mangan, separuh kandungan posfor, 60% zat besi, serta menghilangkan seluruh kandungan serat dan asam lemak esensial. Zat warna yang terdapat pada beras merah merupakan senyawa alami proantocyanin yang dapat mencegah tekanan darah tinggi, diabetes, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker. Komponen phytokimia pada serealia utuh kemungkinan memiliki efek protektif terhadap diabetes yang dapat meliputi karotenoid, α dan β karoten, lutein, dan β kriptoxanthin, maka padi beras merah sangat baik untuk daerah rawan pangan khususnya masyarakat yang berstatus kurang gizi. Diharapkan ketersediaan beras merah dipasaran dapat mengurangi masalah gizi yang ada
{"title":"Potensi Pengembangan Beras Merah sebagai Bahan Makanan Pokok","authors":"S. Surianti","doi":"10.55678/jasathp.v3i1.912","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v3i1.912","url":null,"abstract":"Beras merupakan makanan pokok pada hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Indonesia merupakan Negara agraris penghasil beras terbesar di dunia, baik itu beras putih maupun beras merah. Beras merah merupakan salah satu jenis beras yang mengandung nilai gizi yang tinggi dan mempunyai nilai khasiat yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih, serat dalam beras merah sangat penting, karena serat tidak dicerna oleh tubuh, sehingga tidak mempengaruhi kadar gula darah sehingga dapat mencegah lonjakan glukosa. Proses penggilingan beras merah menjadi beras putih akan menghancurkan 67% vitamin B3, 80% vitamin B1, 90% vitamin B6, sebagian besar kandungan mangan, separuh kandungan posfor, 60% zat besi, serta menghilangkan seluruh kandungan serat dan asam lemak esensial. Zat warna yang terdapat pada beras merah merupakan senyawa alami proantocyanin yang dapat mencegah tekanan darah tinggi, diabetes, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker. Komponen phytokimia pada serealia utuh kemungkinan memiliki efek protektif terhadap diabetes yang dapat meliputi karotenoid, α dan β karoten, lutein, dan β kriptoxanthin, maka padi beras merah sangat baik untuk daerah rawan pangan khususnya masyarakat yang berstatus kurang gizi. Diharapkan ketersediaan beras merah dipasaran dapat mengurangi masalah gizi yang ada","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125973072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-25DOI: 10.55678/jasathp.v3i1.911
Syahmidarni Al Islamiyah, Margaretha Hanna Tiffany, Indrastuti Indrastuti, N. Bulotio
Industri gula merah lontar di Kabupaten Jeneponto adalah industri kecil milik masyarakat yang dikelola secara mandiri. Industri ini memiliki kekuatan utama dalam ketersediaan dan kemudahan bahan baku. Berdasarkan evaluasi Internal-Eksternal (IE), posisi industri ini berada pada titik koordinat positif yaitu kuadran I yang menandakan situasi industri pengolahan gula merah lontar sangat menguntungkan untuk digunakan dalam pengembangan ke depan. Upaya pengembangan industri ini perlu kontribusi dari berbagai aktor. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aktor yang berperan dalam pengembangan industri gula merah di Kabupaten Jeneponto berdasarkan kriteria penilaian ketersediaan bahan baku, keterampilan pengolah/Sumber Daya Manusia, aspek pemasaran, kemampuan teknologi pengolahan, dan kebijakan pemerintah daerah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data melalui studi pustaka dari buku referensi dan penelitian yang mendukung, wawancara, dan pengisian kusioner. Analisis data menggunakan Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan aktor yang berperan dalam pengembangan industri gula merah di Jeneponto berdasarkan kriteria penilaian dan derajat kepentinngannya adalah pengolah (0,617), pemerintah (0,209), lembaga mitra (0,102), dan lembaga keuangan (0,073). Kesimpulan penelitian ini yaitu aktor utama dengan derajat kepentingan tertinggi adalah pengolah (0,617).
{"title":"Analisis Aktor yang Berperan dalam Pengembangan Industri Gula Merah Lontar Di Kabupaten Jeneponto","authors":"Syahmidarni Al Islamiyah, Margaretha Hanna Tiffany, Indrastuti Indrastuti, N. Bulotio","doi":"10.55678/jasathp.v3i1.911","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v3i1.911","url":null,"abstract":"Industri gula merah lontar di Kabupaten Jeneponto adalah industri kecil milik masyarakat yang dikelola secara mandiri. Industri ini memiliki kekuatan utama dalam ketersediaan dan kemudahan bahan baku. Berdasarkan evaluasi Internal-Eksternal (IE), posisi industri ini berada pada titik koordinat positif yaitu kuadran I yang menandakan situasi industri pengolahan gula merah lontar sangat menguntungkan untuk digunakan dalam pengembangan ke depan. Upaya pengembangan industri ini perlu kontribusi dari berbagai aktor. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aktor yang berperan dalam pengembangan industri gula merah di Kabupaten Jeneponto berdasarkan kriteria penilaian ketersediaan bahan baku, keterampilan pengolah/Sumber Daya Manusia, aspek pemasaran, kemampuan teknologi pengolahan, dan kebijakan pemerintah daerah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data melalui studi pustaka dari buku referensi dan penelitian yang mendukung, wawancara, dan pengisian kusioner. Analisis data menggunakan Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan aktor yang berperan dalam pengembangan industri gula merah di Jeneponto berdasarkan kriteria penilaian dan derajat kepentinngannya adalah pengolah (0,617), pemerintah (0,209), lembaga mitra (0,102), dan lembaga keuangan (0,073). Kesimpulan penelitian ini yaitu aktor utama dengan derajat kepentingan tertinggi adalah pengolah (0,617).","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127582958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-25DOI: 10.55678/jasathp.v2i2.798
Astrina Nur Inayah, Asriani I. Laboko, Muh. Muammar Bagu
Santan kelapa adalah cairan putih yang dihasilkan dari daging kelapa yang diparut kemudian diperas setelah ditambahkan air. Tujuan penelitian untuk mengetahui fisikokimia pada pada krim santan dan untuk menghasilkan sifat fisik organoleptik krim santan yang berkualitas. Penelitian dilakukan dengan 4 percobaan dengan 3 kali ulangan. perlakuan yang dimaksud adalah penambahan garam yaitu 0 g, 15 g, 20 g dan 25 g. parameter pengamatan adalah rendemen, kadar protein, kadar lemak dan organoleptik yang meliputi (aroma, warna dan tekstur). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila terdapat sangat nyata maka dilakukan uji lanjut BNJ pada tafaf 1%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan garam dapat menurunkan rendemen, kadar protein dan mengalami peningkatan pada kadar lemak. Tingkat kesukaan terhadap aroma, warna dan tekstur yang paling disukai panelis perlakuan penambahan garam 20 g (T2).
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN GARAM PADA PEMBUATAN KRIM SANTAN","authors":"Astrina Nur Inayah, Asriani I. Laboko, Muh. Muammar Bagu","doi":"10.55678/jasathp.v2i2.798","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v2i2.798","url":null,"abstract":"Santan kelapa adalah cairan putih yang dihasilkan dari daging kelapa yang diparut kemudian diperas setelah ditambahkan air. Tujuan penelitian untuk mengetahui fisikokimia pada pada krim santan dan untuk menghasilkan sifat fisik organoleptik krim santan yang berkualitas. Penelitian dilakukan dengan 4 percobaan dengan 3 kali ulangan. perlakuan yang dimaksud adalah penambahan garam yaitu 0 g, 15 g, 20 g dan 25 g. parameter pengamatan adalah rendemen, kadar protein, kadar lemak dan organoleptik yang meliputi (aroma, warna dan tekstur). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila terdapat sangat nyata maka dilakukan uji lanjut BNJ pada tafaf 1%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan garam dapat menurunkan rendemen, kadar protein dan mengalami peningkatan pada kadar lemak. Tingkat kesukaan terhadap aroma, warna dan tekstur yang paling disukai panelis perlakuan penambahan garam 20 g (T2).","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114208684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-25DOI: 10.55678/jasathp.v2i2.771
Mudasirah Mudasirah, Fauziah Anas
Nugget kentang merupakan produk pangan yang terbuat bahan nabati yaitu kentang (Solanum tuberosum L)., kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti (breading), dan digoreng setengah matang, lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah melakukan diversifikasi bahan baku nugget yang berasal dari hewani dengan bahan nabati yaitu kentang (Solanum tuberosum L.). Bahan utama yang digunakan yakni kentang, bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan nugget kentang memiliki fungsi masing-masing. Seperti misalnya tepung tapioka memiliki fungsi sebagai pengental dan perekat bahan-bahan lainnya, tepung panir sebagai pelapis serta pewarna pada nugget dan lain-lain. Setelah dilakukan pembuatan nugget secara keseluruhan hasil penilaian sangat baik yakni memiliki penilaian terbaik kualitas warna nugget sudah baik, beraroma khas kentang dan bahan tambahnnya, tekstur yang kenyal dan rasa yang disukai oleh panelis.
{"title":"Pengolahan Nuget Kentang","authors":"Mudasirah Mudasirah, Fauziah Anas","doi":"10.55678/jasathp.v2i2.771","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v2i2.771","url":null,"abstract":"Nugget kentang merupakan produk pangan yang terbuat bahan nabati yaitu kentang (Solanum tuberosum L)., kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti (breading), dan digoreng setengah matang, lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah melakukan diversifikasi bahan baku nugget yang berasal dari hewani dengan bahan nabati yaitu kentang (Solanum tuberosum L.). Bahan utama yang digunakan yakni kentang, bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan nugget kentang memiliki fungsi masing-masing. Seperti misalnya tepung tapioka memiliki fungsi sebagai pengental dan perekat bahan-bahan lainnya, tepung panir sebagai pelapis serta pewarna pada nugget dan lain-lain. Setelah dilakukan pembuatan nugget secara keseluruhan hasil penilaian sangat baik yakni memiliki penilaian terbaik kualitas warna nugget sudah baik, beraroma khas kentang dan bahan tambahnnya, tekstur yang kenyal dan rasa yang disukai oleh panelis.","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115778938","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-25DOI: 10.55678/jasathp.v2i2.810
Fenny Hasanuddin, Rifni Nikmat Syarifuddin, Jusman Tang, A. Nurwidah, F. Fitriani
Pengamatan awal dilakukan terhadap sifat fisik dan mutu beras organik hasil lahan di Pinrang Sulawesi Selatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sifat fisik serta mutu beras organik yang telah dihasilkan. Penellitian dilakukan dengan mengamati dan mengukur langsung sampel beras organik. Pengukuran mutu dilakukan dengan analisis kadar air sampel, identifikasi beras kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning/rusak, butir mengapur, benda asing dan butir gabah. Hasil pengamatan sifat fisik menunjukkan bahwa pengamatan sifat fisik beras organik sama halnya dengan sifat fisik serealia pada umumnya sedangkan mutu beras organik yang dihitung belum termasuk tingkatan mutu berdasarkan SNI 6128:2015. Namun, pengamatan ini belum melakukan peninjauan terhadap cemaran logam sesuai SNI sistem pertanian organik SNI 6729:2016.
{"title":"PENGAMATAN AWAL SIFAT FISIK DAN MUTU BERAS ORGANIK HASIL LAHAN DI PINRANG SULAWESI SELATAN","authors":"Fenny Hasanuddin, Rifni Nikmat Syarifuddin, Jusman Tang, A. Nurwidah, F. Fitriani","doi":"10.55678/jasathp.v2i2.810","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v2i2.810","url":null,"abstract":"Pengamatan awal dilakukan terhadap sifat fisik dan mutu beras organik hasil lahan di Pinrang Sulawesi Selatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sifat fisik serta mutu beras organik yang telah dihasilkan. Penellitian dilakukan dengan mengamati dan mengukur langsung sampel beras organik. Pengukuran mutu dilakukan dengan analisis kadar air sampel, identifikasi beras kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning/rusak, butir mengapur, benda asing dan butir gabah. Hasil pengamatan sifat fisik menunjukkan bahwa pengamatan sifat fisik beras organik sama halnya dengan sifat fisik serealia pada umumnya sedangkan mutu beras organik yang dihitung belum termasuk tingkatan mutu berdasarkan SNI 6128:2015. Namun, pengamatan ini belum melakukan peninjauan terhadap cemaran logam sesuai SNI sistem pertanian organik SNI 6729:2016.","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114462504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buah tomat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemasan terhadap mutu organoleptik tomat yang dihasilkan dari beberapa perlakuan. Pengaruh tomat pada kemasan polypropilen tidak berpengaruh nyata terhadap parameter warna, tekstur dan aroma. Sedangkan pengaruh tomat pada kemasan kertas kraft berpengaruh nyata untuk parameter tekstur dan aroma.
{"title":"Pengaruh Kemasan Terhadap Buah dan Sayur","authors":"Nurul Frasiska, Andi Asni, Muhasirah Mudasirah, A. Haq, Fauziah Anas, Vivi Andrianti, Rukmelia Rukmelia, Nurul Qisti","doi":"10.55678/jasathp.v2i2.768","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v2i2.768","url":null,"abstract":"Buah tomat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemasan terhadap mutu organoleptik tomat yang dihasilkan dari beberapa perlakuan. Pengaruh tomat pada kemasan polypropilen tidak berpengaruh nyata terhadap parameter warna, tekstur dan aroma. Sedangkan pengaruh tomat pada kemasan kertas kraft berpengaruh nyata untuk parameter tekstur dan aroma. \u0000 ","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"165 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127316340","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-25DOI: 10.55678/jasathp.v2i2.807
P. Hamzah, S. Syaifuddin, Rachmat Rachmat, Agus Agus
Bibit F1 merupakan turunan dari biakan murni (F0) yang ditanam pada media yang mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi. Media bibit F1 yang sering digunakan dalam pembibitan biasanya menggunakan media biji-bijian dan serbuk gergaji. Penggunaan biji-bijian sebagai media bibit jamur karena mengandung zat yang dibutuhkan miselium untuk tumbuh. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram putih dengan menggunakan media biji jagung dan biji padi serta kombinasi keduanya. Kajian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2022 di Desa Lassang Barat, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kajian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang menggunakan media biji jagung memberikan hasil terbaik di antara semua perlakuan.
{"title":"ANALISIS PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIJI JAGUNG DAN BIJI PADI","authors":"P. Hamzah, S. Syaifuddin, Rachmat Rachmat, Agus Agus","doi":"10.55678/jasathp.v2i2.807","DOIUrl":"https://doi.org/10.55678/jasathp.v2i2.807","url":null,"abstract":"Bibit F1 merupakan turunan dari biakan murni (F0) yang ditanam pada media yang mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi. Media bibit F1 yang sering digunakan dalam pembibitan biasanya menggunakan media biji-bijian dan serbuk gergaji. Penggunaan biji-bijian sebagai media bibit jamur karena mengandung zat yang dibutuhkan miselium untuk tumbuh. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram putih dengan menggunakan media biji jagung dan biji padi serta kombinasi keduanya. Kajian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2022 di Desa Lassang Barat, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kajian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang menggunakan media biji jagung memberikan hasil terbaik di antara semua perlakuan.","PeriodicalId":279992,"journal":{"name":"JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127150088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}