Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.14710/tataloka.25.4.244-257
Fathin Aulia Rahman, Dina Ruslanjari, Sri Rum Giyarsih
Masyarakat Desa Tegaltirto sebagian besar bermata pencaharian di sektor informal yang menjadi komponen paling rentan terhadap dampak Pandemi Covid-19. Ketahanan masyarakat diperlukan dalam menghadapi krisis dan ancaman Pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis tingkat ketahanan masyarakat menurut aset penghidupannya; dan (2) mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan masyarakat Desa Tegaltirto. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Populasi penelitian berdasarkan dusun yang dianggap mewakili Desa Tegaltirto menurut keragaman pekerjaan masyarakat yaitu Dusun Kadisono, Sompilan, dan Semoya. Teknik sampling menggunakan stratified random sampling jenis proporsional sampel sebanding jumlah populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskritif untuk analisis tingkat ketahanan, dan analisis faktor untuk identifikasi faktor yang memengaruhi ketahanan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ketahanan masyarakat Desa Tegaltirto menurut kepemilikan aset menunjukkan tingkat ketahanan sedang, kategori tingkat ketahanan tinggi terdiri dari 9 rumah tangga, ketahanan sedang terdiri dari 75 rumah tangga, dan ketahanan rendah terdiri dari 16 rumah tangga. (2) Terbentuk 7 faktor yang mempengaruhi ketahanan masyarakat yaitu; faktor pendidikan dan perekonomian, pengetahuan dan akses informasi Covid-19, alam, ketersediaan sarana dan prasarana, pencegahan risiko Covid-19, bantuan dari pihak luar, dan kesehatan dan sosial masyarakat.
{"title":"Ketahanan Masyarakat Desa Tegaltirto Kabupaten Sleman Berbasis Aset Penghidupan Di Masa Pandemi Covid-19","authors":"Fathin Aulia Rahman, Dina Ruslanjari, Sri Rum Giyarsih","doi":"10.14710/tataloka.25.4.244-257","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.4.244-257","url":null,"abstract":"Masyarakat Desa Tegaltirto sebagian besar bermata pencaharian di sektor informal yang menjadi komponen paling rentan terhadap dampak Pandemi Covid-19. Ketahanan masyarakat diperlukan dalam menghadapi krisis dan ancaman Pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis tingkat ketahanan masyarakat menurut aset penghidupannya; dan (2) mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan masyarakat Desa Tegaltirto. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Populasi penelitian berdasarkan dusun yang dianggap mewakili Desa Tegaltirto menurut keragaman pekerjaan masyarakat yaitu Dusun Kadisono, Sompilan, dan Semoya. Teknik sampling menggunakan stratified random sampling jenis proporsional sampel sebanding jumlah populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskritif untuk analisis tingkat ketahanan, dan analisis faktor untuk identifikasi faktor yang memengaruhi ketahanan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ketahanan masyarakat Desa Tegaltirto menurut kepemilikan aset menunjukkan tingkat ketahanan sedang, kategori tingkat ketahanan tinggi terdiri dari 9 rumah tangga, ketahanan sedang terdiri dari 75 rumah tangga, dan ketahanan rendah terdiri dari 16 rumah tangga. (2) Terbentuk 7 faktor yang mempengaruhi ketahanan masyarakat yaitu; faktor pendidikan dan perekonomian, pengetahuan dan akses informasi Covid-19, alam, ketersediaan sarana dan prasarana, pencegahan risiko Covid-19, bantuan dari pihak luar, dan kesehatan dan sosial masyarakat.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":"57 8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139198299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.14710/tataloka.25.4.217-231
Intim Vinda Gesvita, S.R.P. Sitorus Sitorus, Umar Mansyur
Kabupaten Pesisir Selatan memiliki banyak tempat tujuan wisata namun belum direncanakan untuk pembangunan. Oleh karena itu, perlu diketahui obyek wisata yang telah dikembangkan dan obyek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Selain itu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan juga menjadi hal yang penting dalam pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis semua objek wisata dan untuk mengetahui objek wisata yang telah berkembangkan, untuk menganalisis obyek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan, dan untuk membuat arahan rencana pengembangan pariwisata serta arahan strategi pengembangan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 objek wisata telah berkembangkan dan 26 objek wisata berpotensi untuk dikembangkan. Dua faktor utama yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu obyek wisata berupa wisata alam/kelautan dan pelayanan pariwisata yaitu kemanan dan keramah tamahan. Rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan disusun dalam bentuk kawasan wisata dan pengembangan obyek wisata ada tiga arahan strategi pembangunan pariwisata, yaitu meningkatkan potensi daerah dan budaya yang berstandar internasional, memulai kerjasama dengan perusahaan pariwisata dan mempertimbangkan adanya ancaman bencana alam.
Pesisir Selatan 行政区拥有许多旅游景点,但尚未进行开发规划。因此,有必要了解已开发的旅游景点和有潜力开发的旅游景点。此外,了解影响游客到访的因素对旅游业发展也很重要。本研究的目的是对所有旅游对象进行分析,找出已经开发的旅游对象,分析具有开发潜力的旅游对象,为旅游开发计划指明方向,为旅游开发战略指明方向。结果显示,8 个景点已经开发,26 个景点具有开发潜力。影响游客到访 Pesisir Selatan 地区的两个主要因素,即自然/海洋旅游形式的旅游对象和旅游服务,即安全和接待。Pesisir Selatan 行政区的旅游发展计划是以旅游区和旅游景点开发的形式组织的,旅游发展战略有三个方向,即按照国际标准提高地区和文化的潜力、开始与旅游公司合作以及考虑自然灾害的威胁。
{"title":"Analisis Obyek Wisata dan Rencana Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat","authors":"Intim Vinda Gesvita, S.R.P. Sitorus Sitorus, Umar Mansyur","doi":"10.14710/tataloka.25.4.217-231","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.4.217-231","url":null,"abstract":"Kabupaten Pesisir Selatan memiliki banyak tempat tujuan wisata namun belum direncanakan untuk pembangunan. Oleh karena itu, perlu diketahui obyek wisata yang telah dikembangkan dan obyek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Selain itu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan juga menjadi hal yang penting dalam pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis semua objek wisata dan untuk mengetahui objek wisata yang telah berkembangkan, untuk menganalisis obyek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan, dan untuk membuat arahan rencana pengembangan pariwisata serta arahan strategi pengembangan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 objek wisata telah berkembangkan dan 26 objek wisata berpotensi untuk dikembangkan. Dua faktor utama yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu obyek wisata berupa wisata alam/kelautan dan pelayanan pariwisata yaitu kemanan dan keramah tamahan. Rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Pesisir Selatan disusun dalam bentuk kawasan wisata dan pengembangan obyek wisata ada tiga arahan strategi pembangunan pariwisata, yaitu meningkatkan potensi daerah dan budaya yang berstandar internasional, memulai kerjasama dengan perusahaan pariwisata dan mempertimbangkan adanya ancaman bencana alam.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139208539","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.14710/tataloka.25.4.232-243
I. Kusuma, Muahmmad Ardiansyah, Darmawan Darmawan
Perkembangan wilayah serta peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan standar kualitas dan kuantitas kebutuhan hidup manusia meninggi. Sehingga kebutuhan ketersediaan lahan bangunan dalam memenuhi fasilitas masyarakat semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tutupan lahan kawasan terbangun dengan skala besar sebagai peta dasar dalam rekomendasi pembuatan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Mataram. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi berbasis objek, klasifikasi point cloud, dan skalogram. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pembangunan daerah tahun 2005 sampai 2018 di Kecamatan Mataram dibagi menjadi 3 Hirarki. Serta terdapat 4 kelurahan yang tidak mengalami kenaikan dan tetap berada di Hirarki III (rendah-rendah), sedangkan yang mengalami kenaikan menjadi Hirarki II (rendah-sedang) sebanyak 3 kelurahan dan kenaikan menjadi Hirarki I dari Hirarki II (sedang – baik) sebanyak 2 kelurahan. Dari hasil tingkat perkembangan wilayah dengan zona kepadatan kawasan terbangun di Kecamatan Mataram, Kelurahan Pagutan Barat dan Pagesangan Timur yang memiliki kepadatan yang tinggi ternyata memiliki status Hirarki I. Hal tersebut menunjukkan fasilitas umum dan aksesibilitas yang terdapat di Kelurahan Pagutan Barat dan Pagesangan Timur telah memadai dengan banyaknya eksisting bangunan dan tingkat kepadatan yang ada. Rekomendasi untuk pola spasial terperinci di Kecamatan Mataram dapat dikelompokkan menjadi 10 zona, di mana pola spasial dengan permukiman kepadatan menengah dominan pada 36%.
随着地区的发展和人口的增加,人们对生活质量和数量的要求也越来越高。因此,满足社区设施的建筑用地需求也越来越高。本研究旨在以大比例尺确定建筑密集区的土地覆盖情况,作为制定马打兰区详细空间规划建议的基础地图。本研究中使用的分析方法包括基于对象的分类、点云分类和扫描图。研究结果表明,从 2005 年到 2018 年,马打兰分区的区域发展水平分为 3 个等级。其中,有 4 个村庄的区域发展水平没有提高,仍处于等级 III(低-低);有 3 个村庄的区域发展水平提高到等级 II(低-中);有 2 个村庄的区域发展水平从等级 II(中-好)提高到等级 I。从马打兰分区建筑密度区的区域发展水平结果来看,Pagutan Barat 村和 Pagesangan Timur 村的建筑密度较高,属于一级结构。这表明 Kelurahan Pagutan Barat 和 Pagesangan Timur 的公共设施和可达性与现有建筑的数量和密度水平相适应。马打兰分区的详细空间模式建议可分为 10 个区,其中中等密度居住区的空间模式占 36%。
{"title":"Analisis Kepadatan Kawasan Terbangun Menggunakan Teknologi Lidar di Kecamatan Mataram, Kota Mataram","authors":"I. Kusuma, Muahmmad Ardiansyah, Darmawan Darmawan","doi":"10.14710/tataloka.25.4.232-243","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.4.232-243","url":null,"abstract":"Perkembangan wilayah serta peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan standar kualitas dan kuantitas kebutuhan hidup manusia meninggi. Sehingga kebutuhan ketersediaan lahan bangunan dalam memenuhi fasilitas masyarakat semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tutupan lahan kawasan terbangun dengan skala besar sebagai peta dasar dalam rekomendasi pembuatan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Mataram. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi berbasis objek, klasifikasi point cloud, dan skalogram. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pembangunan daerah tahun 2005 sampai 2018 di Kecamatan Mataram dibagi menjadi 3 Hirarki. Serta terdapat 4 kelurahan yang tidak mengalami kenaikan dan tetap berada di Hirarki III (rendah-rendah), sedangkan yang mengalami kenaikan menjadi Hirarki II (rendah-sedang) sebanyak 3 kelurahan dan kenaikan menjadi Hirarki I dari Hirarki II (sedang – baik) sebanyak 2 kelurahan. Dari hasil tingkat perkembangan wilayah dengan zona kepadatan kawasan terbangun di Kecamatan Mataram, Kelurahan Pagutan Barat dan Pagesangan Timur yang memiliki kepadatan yang tinggi ternyata memiliki status Hirarki I. Hal tersebut menunjukkan fasilitas umum dan aksesibilitas yang terdapat di Kelurahan Pagutan Barat dan Pagesangan Timur telah memadai dengan banyaknya eksisting bangunan dan tingkat kepadatan yang ada. Rekomendasi untuk pola spasial terperinci di Kecamatan Mataram dapat dikelompokkan menjadi 10 zona, di mana pola spasial dengan permukiman kepadatan menengah dominan pada 36%.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":"13 22","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139197354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.14710/tataloka.25.4.258-269
I. Hidayati, Yori Herwangi, B. Wibisono, Muhammad Alfi Hilman, Daniel Harjuna Satriawan
Pembatasan mobilitas untuk mengurangi bertambahnya kasus Covid-19 berupa penyekatan, pemberlakuan jam malam, serta penerapan protokol kesehatan ketika bepergian telah mengubah perilaku mobilitas masyarakat. Sayangnya, perubahan perilaku tersebut belum terdokumentasi dengan baik sehingga tidak terintegrasi dalam penyusunan kebijakan transportasi, dan akibatnya, pembatasan mobilitas menjadi tidak atau kurang efektif untuk menghambat laju kasus Covid-19 di Indonesia. Dengan menggunakan metode konten analisis terhadap 193 artikel berita nasional, penelitian ini mengidentifikasi perilaku perjalanan yang dapat mempengaruhi kepatuhan (atau pelanggaran) terhadap pembatasan mobilitas di Indonesia. Identifikasi dilakukan dengan mengkategorikan perilaku perjalanan ke dalam respon spasial, temporal, dan institusional. Temuan penelitian menunjukkan adanya kecenderungan pelanggaran pembatasan mobilitas (64% dari 193 pemberitaan) antara lain melalui pemilihan rute yang tidak dijaga petugas, serta bepergian pada jam ataupun periode yang dilarang. Temuan ini dapat menjadi masukan strategi preventif dalam perumusan kebijakan transportasi di masa mendatang, terutama terkait pembatasan mobilitas walaupun skalanya relatif lebih kecil, seperti pembatasan mobilitas melalui ganjil-genap ataupun penutupan jalan pada waktu-waktu tertentu.
{"title":"Aspek Spasial, Temporal, dan Institusional Perilaku Perjalanan pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia","authors":"I. Hidayati, Yori Herwangi, B. Wibisono, Muhammad Alfi Hilman, Daniel Harjuna Satriawan","doi":"10.14710/tataloka.25.4.258-269","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.4.258-269","url":null,"abstract":"Pembatasan mobilitas untuk mengurangi bertambahnya kasus Covid-19 berupa penyekatan, pemberlakuan jam malam, serta penerapan protokol kesehatan ketika bepergian telah mengubah perilaku mobilitas masyarakat. Sayangnya, perubahan perilaku tersebut belum terdokumentasi dengan baik sehingga tidak terintegrasi dalam penyusunan kebijakan transportasi, dan akibatnya, pembatasan mobilitas menjadi tidak atau kurang efektif untuk menghambat laju kasus Covid-19 di Indonesia. Dengan menggunakan metode konten analisis terhadap 193 artikel berita nasional, penelitian ini mengidentifikasi perilaku perjalanan yang dapat mempengaruhi kepatuhan (atau pelanggaran) terhadap pembatasan mobilitas di Indonesia. Identifikasi dilakukan dengan mengkategorikan perilaku perjalanan ke dalam respon spasial, temporal, dan institusional. Temuan penelitian menunjukkan adanya kecenderungan pelanggaran pembatasan mobilitas (64% dari 193 pemberitaan) antara lain melalui pemilihan rute yang tidak dijaga petugas, serta bepergian pada jam ataupun periode yang dilarang. Temuan ini dapat menjadi masukan strategi preventif dalam perumusan kebijakan transportasi di masa mendatang, terutama terkait pembatasan mobilitas walaupun skalanya relatif lebih kecil, seperti pembatasan mobilitas melalui ganjil-genap ataupun penutupan jalan pada waktu-waktu tertentu.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139198704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.14710/tataloka.25.4.270-280
Woro Utari Dwi Kinanti, Grandy Loranesssa Wungo
Kondisi ruang publik yang kurang memadai memberikan kesempatan bagi para oknum penjahat untuk melakukan tindak kriminal. Kaum perempuan adalah salah satu kelompok masyarakat yang sering menjadi target kejahatan tersebut. Permasalahan tersebut membuat kaum perempuan tidak suka berlama-lama di ruang publik. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi tingkat keamanan ruang publik bagi kaum perempuan berdasarkan pendekatan Crime Prevention Through Environmental Design (CPTED) di Koridor Jalan Cihampelas. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan mengidentifikasikan karakteristik aktivitas kaum perempuan berdasarkan umur, pekerjaan, tujuan berkunjung, dan intensitas waktu saat berada di Koridor Jalan Cihampelas. Tahap selanjutnya mengidentifikasi kondisi keamanan ruang publik di Koridor Jalan Cihampelas berdasarkan pendekatan CPTED dengan melihat dari empat aspek CPTED yaitu natural surveillance, territorial reinforcement, access control, maintenance and management. Tahap terakhir mencari nilai bobot dari variabel CPTED yang digunakan untuk mendapat tingkat keamanan ruang publik di Koridor Jalan Cihampelas. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung dan penyebaran kuesioner kepada kaum perempuan. Hasil penelitian ini merujuk pada rekomendasi arahan perancangan desain ruang publik yang aman bagi kaum perempuan berdasarkan CPTED.
{"title":"Tingkat Keamanan Ruang Publik Bagi Kaum Perempuan dengan Pendekatan CPTED di Koridor Jalan Cihampelas Bandung","authors":"Woro Utari Dwi Kinanti, Grandy Loranesssa Wungo","doi":"10.14710/tataloka.25.4.270-280","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.4.270-280","url":null,"abstract":"Kondisi ruang publik yang kurang memadai memberikan kesempatan bagi para oknum penjahat untuk melakukan tindak kriminal. Kaum perempuan adalah salah satu kelompok masyarakat yang sering menjadi target kejahatan tersebut. Permasalahan tersebut membuat kaum perempuan tidak suka berlama-lama di ruang publik. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi tingkat keamanan ruang publik bagi kaum perempuan berdasarkan pendekatan Crime Prevention Through Environmental Design (CPTED) di Koridor Jalan Cihampelas. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan mengidentifikasikan karakteristik aktivitas kaum perempuan berdasarkan umur, pekerjaan, tujuan berkunjung, dan intensitas waktu saat berada di Koridor Jalan Cihampelas. Tahap selanjutnya mengidentifikasi kondisi keamanan ruang publik di Koridor Jalan Cihampelas berdasarkan pendekatan CPTED dengan melihat dari empat aspek CPTED yaitu natural surveillance, territorial reinforcement, access control, maintenance and management. Tahap terakhir mencari nilai bobot dari variabel CPTED yang digunakan untuk mendapat tingkat keamanan ruang publik di Koridor Jalan Cihampelas. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung dan penyebaran kuesioner kepada kaum perempuan. Hasil penelitian ini merujuk pada rekomendasi arahan perancangan desain ruang publik yang aman bagi kaum perempuan berdasarkan CPTED.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":" 63","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139207220","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.14710/tataloka.25.3.165-180
Guswandi Guswandi, Siska Amelia
One of the efforts to improve the community's welfare and poverty alleviation requires an integrated development program and synergized based on local resources. One of the efforts is the village fund program, are funds provided for villages sourced from the state budget and are used for government administration, implementation of development and empowerment of village communities. This paper examines the spatial diversity of the effectiveness of the Village Fund in reducing poverty in West Sumatra Province from 2015 to 2020 (data from the Ministry of Finance). The unit of research analysis is the regency/municipal that receives the Village Fund assistance. This study uses Geographically Weighted Regression, with dimensions of observing the allocation of Village Funds and poor people. The study results show that the Village Fund cannot reduce poverty in the beneficiary regencies/municipals. The number of Village Funds disbursed increases every year, but the number of poor people also increases; only three districts, namely Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, and Kepulauan Mentawai, have decreased in 2020. The Village Fund Program is ineffective in reducing poverty in West Sumatra Province due to the Village Fund allocation percentage being more prominent for village government operations. The allocation of Village Funds for the administration of village government is much larger than what is mandated by law, which is 30%. The main objective of the Village Fund Program is to eradicate poverty and reduce inequality. To achieve this noble goal, it is necessary to evaluate the distribution of Village Funds. This study looks at the effectiveness of the Village Fund in reducing poverty, and looks at the spatial diversity of the effectiveness of the Village Fund in beneficiary regencies/municipals.
{"title":"Spatial diversity of Village Funds in reducing Poverty in West Sumatra Province","authors":"Guswandi Guswandi, Siska Amelia","doi":"10.14710/tataloka.25.3.165-180","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.3.165-180","url":null,"abstract":"One of the efforts to improve the community's welfare and poverty alleviation requires an integrated development program and synergized based on local resources. One of the efforts is the village fund program, are funds provided for villages sourced from the state budget and are used for government administration, implementation of development and empowerment of village communities. This paper examines the spatial diversity of the effectiveness of the Village Fund in reducing poverty in West Sumatra Province from 2015 to 2020 (data from the Ministry of Finance). The unit of research analysis is the regency/municipal that receives the Village Fund assistance. This study uses Geographically Weighted Regression, with dimensions of observing the allocation of Village Funds and poor people. The study results show that the Village Fund cannot reduce poverty in the beneficiary regencies/municipals. The number of Village Funds disbursed increases every year, but the number of poor people also increases; only three districts, namely Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, and Kepulauan Mentawai, have decreased in 2020. The Village Fund Program is ineffective in reducing poverty in West Sumatra Province due to the Village Fund allocation percentage being more prominent for village government operations. The allocation of Village Funds for the administration of village government is much larger than what is mandated by law, which is 30%. The main objective of the Village Fund Program is to eradicate poverty and reduce inequality. To achieve this noble goal, it is necessary to evaluate the distribution of Village Funds. This study looks at the effectiveness of the Village Fund in reducing poverty, and looks at the spatial diversity of the effectiveness of the Village Fund in beneficiary regencies/municipals.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46259721","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.14710/tataloka.25.3.145-164
Bella Shifa, Rina Kurniati, Mardwi Rahdriawan
Kampung Jawi merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Kota Semarang. Saat ini keberlanjutan aktivitas sosial-budaya Kampung Jawi dihadapkan oleh beberapa permasalahan antara lain: (i) Partisipasi masyarakat lokal dalam aktivitas sosial-budaya belum optimal, (ii) Pandemi Covid-19 yang membatasi dan mempengaruhi pelaksanaan aktivitas sosial-budaya. Pengkajian berbasis pendekatan masyarakat dibutuhkan karena masyarakat merupakan pelaku utama pengembangan wisata. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sense of place masyarakat untuk keberlanjutan aktivitas sosial-budaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis skoring dan deskriptif kuantitatif. Analisis skoring digunakan untuk mengukur tingkat place attachment dan tingkat keberlanjutan aktivitas sosial-budaya. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis sense of place masyarakat dalam konsep keberlanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa place attachment masyarakat termasuk dalam kategori “Keterikatan Kuat”. Place attachment yang kuat membentuk kesadaran dan rasa kepedulian terhadap keadaan yang terjadi di Kampung Jawi. Sedangkan tingkat keberlanjutan aktivitas sosial-budaya saat ini adalah “Keberlanjutan Sedang”. Dapat disimpulkan bahwa place attachment dan sense of place masyarakat menjadi potensi yang mendorong masyarakat bertindak untuk meningkatkan keberlanjutan aktivitas sosial-budaya.
{"title":"Sense of Place Masyarakat untuk Keberlanjutan Aktivitas Sosial-Budaya di Kampung Jawi sebagai Destinasi Wisata","authors":"Bella Shifa, Rina Kurniati, Mardwi Rahdriawan","doi":"10.14710/tataloka.25.3.145-164","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.3.145-164","url":null,"abstract":"Kampung Jawi merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Kota Semarang. Saat ini keberlanjutan aktivitas sosial-budaya Kampung Jawi dihadapkan oleh beberapa permasalahan antara lain: (i) Partisipasi masyarakat lokal dalam aktivitas sosial-budaya belum optimal, (ii) Pandemi Covid-19 yang membatasi dan mempengaruhi pelaksanaan aktivitas sosial-budaya. Pengkajian berbasis pendekatan masyarakat dibutuhkan karena masyarakat merupakan pelaku utama pengembangan wisata. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sense of place masyarakat untuk keberlanjutan aktivitas sosial-budaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis skoring dan deskriptif kuantitatif. Analisis skoring digunakan untuk mengukur tingkat place attachment dan tingkat keberlanjutan aktivitas sosial-budaya. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis sense of place masyarakat dalam konsep keberlanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa place attachment masyarakat termasuk dalam kategori “Keterikatan Kuat”. Place attachment yang kuat membentuk kesadaran dan rasa kepedulian terhadap keadaan yang terjadi di Kampung Jawi. Sedangkan tingkat keberlanjutan aktivitas sosial-budaya saat ini adalah “Keberlanjutan Sedang”. Dapat disimpulkan bahwa place attachment dan sense of place masyarakat menjadi potensi yang mendorong masyarakat bertindak untuk meningkatkan keberlanjutan aktivitas sosial-budaya.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45259705","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.14710/tataloka.25.3.181-203
Mukhlis Silmi Kaffah, Haryo Winarso
Beberapa tahun terakhir, pengembangan lahan skala besar kian intensif dilaksanakan, terkhusus di wilayah perbatasan kota dengan ketersediaan lahan yang memadai sehingga relatif terbebas dari konflik. Pengembangan lahan skala besar menghasilkan pengaruh yang besar serta kurun waktu yang lama untuk masyarakat. Hal tersebut dapat menciptakan transformasi sosial-ekonomi seperti perpindahan penduduk, pergantian jenis pekerjaan, serta kenaikan penghasilan keluarga. Di samping itu, akan terdapat pergeseran dari kegiatan utama pedesaan (pertanian) menjadi kegiatan utama perkotaan (perdagangan dan jasa). Riset ini hendak memaparkan transformasi sosial-ekonomi masyarakat di sekitar pengembangan lahan skala besar Summarecon Bandung dan TOD Tegalluar. Riset ini fokus pada sejumlah aspek transformasi, yaitu perpindahan penduduk, jenis pekerjaan, serta penghasilan dan pengeluaran keluarga. Lingkup wilayah studi mencakup lima desa/kelurahan, yaitu Kelurahan Cisaranten Kidul, Kelurahan Rancabolang, Kelurahan Cimincrang, Kelurahan Rancanumpang, dan Desa Tegalluar. Riset ini menggunakan metode campuran dengan analisis deskriptif dan statistik terhadap hasil kuesioner pada rumah tangga di sekitar pembangunan Summarecon Bandung dan TOD Tegalluar. Riset memperlihatkan bahwa telah terjadi transformasi sosial-ekonomi pada masyarakat sekitar pengembangan lahan skala besar, walaupun tidak secara signifikan. Transformasi tersebut terlihat dari adanya perpindahan penduduk ke wilayah studi dengan persentase yang meningkat, semakin beralihnya jenis pekerjaan dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier, serta semakin baiknya perekonomian masyarakat.
{"title":"Pengembangan Lahan Skala Besar dan Transformasi Sosial-Ekonomi Masyarakat di Sekitarnya: Bukti dari Pengembangan Summarecon Bandung dan Rencana Pengembangan TOD Tegalluar","authors":"Mukhlis Silmi Kaffah, Haryo Winarso","doi":"10.14710/tataloka.25.3.181-203","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.3.181-203","url":null,"abstract":"Beberapa tahun terakhir, pengembangan lahan skala besar kian intensif dilaksanakan, terkhusus di wilayah perbatasan kota dengan ketersediaan lahan yang memadai sehingga relatif terbebas dari konflik. Pengembangan lahan skala besar menghasilkan pengaruh yang besar serta kurun waktu yang lama untuk masyarakat. Hal tersebut dapat menciptakan transformasi sosial-ekonomi seperti perpindahan penduduk, pergantian jenis pekerjaan, serta kenaikan penghasilan keluarga. Di samping itu, akan terdapat pergeseran dari kegiatan utama pedesaan (pertanian) menjadi kegiatan utama perkotaan (perdagangan dan jasa). Riset ini hendak memaparkan transformasi sosial-ekonomi masyarakat di sekitar pengembangan lahan skala besar Summarecon Bandung dan TOD Tegalluar. Riset ini fokus pada sejumlah aspek transformasi, yaitu perpindahan penduduk, jenis pekerjaan, serta penghasilan dan pengeluaran keluarga. Lingkup wilayah studi mencakup lima desa/kelurahan, yaitu Kelurahan Cisaranten Kidul, Kelurahan Rancabolang, Kelurahan Cimincrang, Kelurahan Rancanumpang, dan Desa Tegalluar. Riset ini menggunakan metode campuran dengan analisis deskriptif dan statistik terhadap hasil kuesioner pada rumah tangga di sekitar pembangunan Summarecon Bandung dan TOD Tegalluar. Riset memperlihatkan bahwa telah terjadi transformasi sosial-ekonomi pada masyarakat sekitar pengembangan lahan skala besar, walaupun tidak secara signifikan. Transformasi tersebut terlihat dari adanya perpindahan penduduk ke wilayah studi dengan persentase yang meningkat, semakin beralihnya jenis pekerjaan dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier, serta semakin baiknya perekonomian masyarakat.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44459653","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.14710/tataloka.25.3.204-216
Khansa Saffana, Febri Guinensa Putra, Ananda Amelia Pandani, H. W. Poerbo
Kampung Bahari Tambak Lorok is a coastal settlement in Semarang that has a vulnerability to disaster. The main problem of the vulnerability is the tidal and annual flooding every rainy season. The flooding is caused by the location of Kampung Bahari, the land subsidence issue, and the effect of climate change that causes extreme weather and sea-level rise (SLR). Kampung Bahari is located in North Semarang and is formed by the young alluvial deposits that trigger subsidence, while the subsidence itself is not only caused by geology reason but also geotechnical reasons, such as excessive water consumption, consolidation, and excessive land loads. This paper aims to examine the design approach that is most probable to be implied due to the vulnerability of Kampung Bahari towards the tidal and annual flood caused by the reasons mentioned above. The research will be carried out by data collection about Kampung Bahari, finding the actual settlement condition, and describing the problems deeper. The result will focus on the physical intervention consisting of implementing water-sensitive design principles, especially in the spatial planning of the settlements, urban system efficiency, building prototype guidelines, and infrastructure.
Kampung Bahari Tambak look是三宝垄的一个沿海定居点,容易受到灾难的影响。脆弱性的主要问题是潮汐和每年雨季的洪水。洪水是由Kampung Bahari的位置、地面沉降问题以及导致极端天气和海平面上升(SLR)的气候变化的影响引起的。Kampung Bahari位于三宝垄北部,是由年轻的冲积矿床形成的,这些冲积矿床引发了沉降,而沉降本身不仅是由地质原因造成的,而且还有地质原因,如过度耗水、固结和过大的土地负荷。本文旨在研究由于上述原因导致的Kampung Bahari易受潮汐和年度洪水影响而最有可能隐含的设计方法。研究将通过收集有关Kampung Bahari的数据,找到实际的定居情况,并对问题进行更深入的描述。结果将侧重于物理干预,包括实施水敏感设计原则,特别是在住区的空间规划、城市系统效率、建筑原型指南和基础设施方面。
{"title":"Resilient Urban Design Approach for Coastal Settlement (Case Study: Kampung Bahari Tambak Lorok, Semarang)","authors":"Khansa Saffana, Febri Guinensa Putra, Ananda Amelia Pandani, H. W. Poerbo","doi":"10.14710/tataloka.25.3.204-216","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.3.204-216","url":null,"abstract":"Kampung Bahari Tambak Lorok is a coastal settlement in Semarang that has a vulnerability to disaster. The main problem of the vulnerability is the tidal and annual flooding every rainy season. The flooding is caused by the location of Kampung Bahari, the land subsidence issue, and the effect of climate change that causes extreme weather and sea-level rise (SLR). Kampung Bahari is located in North Semarang and is formed by the young alluvial deposits that trigger subsidence, while the subsidence itself is not only caused by geology reason but also geotechnical reasons, such as excessive water consumption, consolidation, and excessive land loads. This paper aims to examine the design approach that is most probable to be implied due to the vulnerability of Kampung Bahari towards the tidal and annual flood caused by the reasons mentioned above. The research will be carried out by data collection about Kampung Bahari, finding the actual settlement condition, and describing the problems deeper. The result will focus on the physical intervention consisting of implementing water-sensitive design principles, especially in the spatial planning of the settlements, urban system efficiency, building prototype guidelines, and infrastructure.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46546874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.14710/tataloka.25.3.133-144
Mishbahuddin Dhiyaa’ulhaq, S. Sahara, Bambang Juanda
Kemiskinan masih menjadi masalah utama dalam pembangunan bagi setiap daerah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemiskinan sendiri terjadi salah satunya karena disebabkan oleh tingginya tingkat pengangguran, ketimpangan pembangunan antara daerah perdesaan dan perkotaan ikut menjadi penyebab semakin tingginya tingkat kemiskinan di daerah perdesaan. Industri mikro dan kecil merupakan sektor yang dapat tumbuh di seluruh wilayah dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pola penyebaran kemiskinan dan pengaruh indsutri mikro dan kecil terhadap kemiskinan di wilayah D.I. Yogyakarta. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Moran’s I, Moran’s Scatterplot, Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA), dan analisis model regresi Geographically Weighted Regression (GWR). Hasil analisis memperlihatakan adanya pola hubungan spasial persentase penduduk miskin antar kecamatan, dengan tiga pola hubungan, yaitu High-High (HH), Low-Low (LL), dan Low-High (LH). Tenaga kerja dan investasi industri mikro dan kecil secara siginifikan dapat mengurangi persentase kemiskinan di sebagian besar kecamataan di D.I. Yogyakarta, kecuali di kecamatan yang berada di wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya.
{"title":"Pengaruh Industri Mikro dan Kecil terhadap Kemiskinan di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta","authors":"Mishbahuddin Dhiyaa’ulhaq, S. Sahara, Bambang Juanda","doi":"10.14710/tataloka.25.3.133-144","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/tataloka.25.3.133-144","url":null,"abstract":"Kemiskinan masih menjadi masalah utama dalam pembangunan bagi setiap daerah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemiskinan sendiri terjadi salah satunya karena disebabkan oleh tingginya tingkat pengangguran, ketimpangan pembangunan antara daerah perdesaan dan perkotaan ikut menjadi penyebab semakin tingginya tingkat kemiskinan di daerah perdesaan. Industri mikro dan kecil merupakan sektor yang dapat tumbuh di seluruh wilayah dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pola penyebaran kemiskinan dan pengaruh indsutri mikro dan kecil terhadap kemiskinan di wilayah D.I. Yogyakarta. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Moran’s I, Moran’s Scatterplot, Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA), dan analisis model regresi Geographically Weighted Regression (GWR). Hasil analisis memperlihatakan adanya pola hubungan spasial persentase penduduk miskin antar kecamatan, dengan tiga pola hubungan, yaitu High-High (HH), Low-Low (LL), dan Low-High (LH). Tenaga kerja dan investasi industri mikro dan kecil secara siginifikan dapat mengurangi persentase kemiskinan di sebagian besar kecamataan di D.I. Yogyakarta, kecuali di kecamatan yang berada di wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya.","PeriodicalId":31237,"journal":{"name":"Tataloka","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45724443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}