Desa Kamal terletak di Kecamatan Arjasa dengan luas wilayah 3.092,34 km2 yang dikenal sebagai salah satu desa di Kabupaten Jember yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai basis dan penggerak roda perekonomian. Sekitar 60% dari total penduduk di Desa Kamal bekerja sebagai petani atau buruh tani dengan pendidikan rata-rata mulai dari SD, SMP hingga SMA. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kupang Jaya merupakan salah satu kelompok tani di Dusun Kopang RT 03 RW 07 Desa Kamal yang bergerak di sektor pertanian. Selama ini, petani di daerah ini menggantungkan penghidupan mereka pada usaha tani padi dan cabai. Gapoktan Kupang Jaya menemui beberapa kendala atau permasalahan dalam melakukan usaha taninya, meliputi banyaknya hama wereng yang menyerang pada lahan budidaya petani, serta belum adanya bahan efektif dan ekonomis yang dapat membantu petani untuk mengendalikan hama wereng. Beberapa solusi yang ditawarkan untuk menghadapi permasalahan tersebut meliputi sosialisasi dan edukasi manfaat dan prospek pestisida nabati sebagai aternatif pengganti pestisida kimia, pelatihan pembuatan pestisida nabati dengan bahan baku daun sirsak serta pembuatan ZPT alami yang berbahan dasar bawang merah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang artinya petani ikut terlibat aktif dalam kegiatan. Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat adalah sosialisasi dan diskusi, pelatihan keterampilan (demonstrasi cara pembuatan), dan evaluasi kegiatan pelatihan.
{"title":"Produksi dan Aplikasi Pestisida Nabati Daun Sirsak dan ZPT Organik Dalam Pengelolaan Tanaman Terpadu Di Gapoktan Kupang Jaya Desa Kamal Jember","authors":"Tirto Wahyu Widodo, Damanhuri Damanhuri, Eliyatiningsih Eliyatiningsih, Andarula Galushasti, M. Syarief","doi":"10.25047/agrimas.v2i1.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v2i1.30","url":null,"abstract":"Desa Kamal terletak di Kecamatan Arjasa dengan luas wilayah 3.092,34 km2 yang dikenal sebagai salah satu desa di Kabupaten Jember yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai basis dan penggerak roda perekonomian. Sekitar 60% dari total penduduk di Desa Kamal bekerja sebagai petani atau buruh tani dengan pendidikan rata-rata mulai dari SD, SMP hingga SMA. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kupang Jaya merupakan salah satu kelompok tani di Dusun Kopang RT 03 RW 07 Desa Kamal yang bergerak di sektor pertanian. Selama ini, petani di daerah ini menggantungkan penghidupan mereka pada usaha tani padi dan cabai. Gapoktan Kupang Jaya menemui beberapa kendala atau permasalahan dalam melakukan usaha taninya, meliputi banyaknya hama wereng yang menyerang pada lahan budidaya petani, serta belum adanya bahan efektif dan ekonomis yang dapat membantu petani untuk mengendalikan hama wereng. Beberapa solusi yang ditawarkan untuk menghadapi permasalahan tersebut meliputi sosialisasi dan edukasi manfaat dan prospek pestisida nabati sebagai aternatif pengganti pestisida kimia, pelatihan pembuatan pestisida nabati dengan bahan baku daun sirsak serta pembuatan ZPT alami yang berbahan dasar bawang merah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang artinya petani ikut terlibat aktif dalam kegiatan. Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat adalah sosialisasi dan diskusi, pelatihan keterampilan (demonstrasi cara pembuatan), dan evaluasi kegiatan pelatihan.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126931269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.25047/agrimas.v2i1.31
S. Kurniawan, Irma Ardi Kusumawati, Cahyo Prayogo, Y. Nuraini, Gabryna Auliya Nugroho, Eka Purnamasari, Mila Oktavia Mardiani, Kurniatun Hairiah
Sejak 2016 Universitas Brawijaya memperoleh mandat dari Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan Republik Indonesia untuk mengelola kawasan hutan dengan tujuan khusus menjadi Hutan Pendidikan dan Pelatihan bernama UB Forest. Kawasan UB Forest (541 ha) awalnya berupa kawasan produksi dengan tanaman utama pinus, mahoni dan suren. Dalam perkembangannya, sekitar 70% dari luasan UB Forest telah bergeser menjadi lahan agroforestri (AF) berbasis kopi. Petani kopi di UB Forest menghadapi 2 masalah utama yaitu (1) penurunan kesuburan tanah akibat manajemen lahan yang tidak tepat dan (2) produksi kopi yang rendah (100-400 kg/ha) akibat tutupan kanopi pinus yang rapat sehingga cahaya matahari yang diterima tanaman kopi menjadi rendah. Oleh karena itu, civitas akademik UB melakukan penelitian bersama tentang “Perbaikan Manajemen Cahaya dan Ketersediaan Hara untuk pohon Kopi di UB Forest” yang hasilnya disampaikan kepada petani melalui kegiatan pengabdian masayarakat (PKM). Tujuan PKM antara lain: (1) Transfer ilmu pengetahuan tentang pengaturan cahaya dengan memangkas cabang pohon kopi dan penaungnya; (2) Membangun semangat dan memotivasi kelompok tani hutan (KTH) untuk mengelola lahan AF kopi; (3) Mengajak KTH untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produksi kopi sekaligus menjaga lingkungan UB Forest; (4) Mendapatkan umpan balik dari petani kopi tentang hasil penelitian sebelumnya dan menggali informasi penelitian yang dibutuhkan petani untuk masa yang akan datang. Hasil kegiatan pendampingan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan peran aktif petani dalam: (1) pengelolaan pohon penaung sebagai upaya optimalisasi intensitas cahaya untuk tanaman kopi, dan (2) perbaikan manajemen pemupukan melalui pengolahan residu panen kopi menjadi pupuk organik, dan aplikasinya untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
{"title":"Pendampingan Kelompok Tani Hutan untuk Perbaikan Manajemen Lahan Agroforestri Kopi di Hutan Pendidikan Universitas Brawijaya (UB Forest)","authors":"S. Kurniawan, Irma Ardi Kusumawati, Cahyo Prayogo, Y. Nuraini, Gabryna Auliya Nugroho, Eka Purnamasari, Mila Oktavia Mardiani, Kurniatun Hairiah","doi":"10.25047/agrimas.v2i1.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v2i1.31","url":null,"abstract":"Sejak 2016 Universitas Brawijaya memperoleh mandat dari Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan Republik Indonesia untuk mengelola kawasan hutan dengan tujuan khusus menjadi Hutan Pendidikan dan Pelatihan bernama UB Forest. Kawasan UB Forest (541 ha) awalnya berupa kawasan produksi dengan tanaman utama pinus, mahoni dan suren. Dalam perkembangannya, sekitar 70% dari luasan UB Forest telah bergeser menjadi lahan agroforestri (AF) berbasis kopi. Petani kopi di UB Forest menghadapi 2 masalah utama yaitu (1) penurunan kesuburan tanah akibat manajemen lahan yang tidak tepat dan (2) produksi kopi yang rendah (100-400 kg/ha) akibat tutupan kanopi pinus yang rapat sehingga cahaya matahari yang diterima tanaman kopi menjadi rendah. Oleh karena itu, civitas akademik UB melakukan penelitian bersama tentang “Perbaikan Manajemen Cahaya dan Ketersediaan Hara untuk pohon Kopi di UB Forest” yang hasilnya disampaikan kepada petani melalui kegiatan pengabdian masayarakat (PKM). Tujuan PKM antara lain: (1) Transfer ilmu pengetahuan tentang pengaturan cahaya dengan memangkas cabang pohon kopi dan penaungnya; (2) Membangun semangat dan memotivasi kelompok tani hutan (KTH) untuk mengelola lahan AF kopi; (3) Mengajak KTH untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produksi kopi sekaligus menjaga lingkungan UB Forest; (4) Mendapatkan umpan balik dari petani kopi tentang hasil penelitian sebelumnya dan menggali informasi penelitian yang dibutuhkan petani untuk masa yang akan datang. Hasil kegiatan pendampingan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan peran aktif petani dalam: (1) pengelolaan pohon penaung sebagai upaya optimalisasi intensitas cahaya untuk tanaman kopi, dan (2) perbaikan manajemen pemupukan melalui pengolahan residu panen kopi menjadi pupuk organik, dan aplikasinya untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133575458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.25047/agrimas.v2i1.26
Leli Kurniasari, Maria Azizah, Dwi Rahmawati, M. Adnan
Padi merupakan salah satu komoditas utama di Kabupaten Jember. Persemaian padi merupakan kegiatan penting dalam budidaya padi sistem pindah tanam. Persemaian yang umum dilakukan adalah persemaian di lahan yang akan ditanami. Metode ini memiliki kekurangan yaitu lahan persemaian berada di lokasi penanaman sehingga sebagian lahan harus dikonversi menjadi lahan persemaian. Mitra sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah warga di di Desa Sumberpinang, Pakusari, Jember. Permasalahan yang ditemukan di masyarakat adalah persemaian yang umumnya dilakukan di lahan kurang efektif dan efisien dalam pemeliharaannya. Oleh karena itu solusi yang diberikan oleh tim pengabdian masyarakat adalah pengenalan metode persemaian dengan terpal. Metode persemaian ini dapat dilakukan di pekarangan rumah dan penambahan ekstrak bawang merah sebagai zat pengatur tumbuh alami yang dapat meningkatkan perkecambahan. Kegiatan ini terdiri dari empat tahap yaitu koordinasi kegiatan, edukasi, pelatihan pembuatan persemaian metode terpal yang diperkaya ekstrak bawang merah, serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian ini meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mitra tentang metode persemaian menggunakan metode terpal yang dapat dilakukan di pekarangan rumah serta memberikan pengetahuan pemanfaatan bawang merah sebagai zat pengatur tumbuh alami.
{"title":"Penambahan Ekstrak Bawang Merah pada Persemaian Padi Metode Terpal di Desa Sumberpinang, Pakusari Jember","authors":"Leli Kurniasari, Maria Azizah, Dwi Rahmawati, M. Adnan","doi":"10.25047/agrimas.v2i1.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v2i1.26","url":null,"abstract":"Padi merupakan salah satu komoditas utama di Kabupaten Jember. Persemaian padi merupakan kegiatan penting dalam budidaya padi sistem pindah tanam. Persemaian yang umum dilakukan adalah persemaian di lahan yang akan ditanami. Metode ini memiliki kekurangan yaitu lahan persemaian berada di lokasi penanaman sehingga sebagian lahan harus dikonversi menjadi lahan persemaian. Mitra sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah warga di di Desa Sumberpinang, Pakusari, Jember. Permasalahan yang ditemukan di masyarakat adalah persemaian yang umumnya dilakukan di lahan kurang efektif dan efisien dalam pemeliharaannya. Oleh karena itu solusi yang diberikan oleh tim pengabdian masyarakat adalah pengenalan metode persemaian dengan terpal. Metode persemaian ini dapat dilakukan di pekarangan rumah dan penambahan ekstrak bawang merah sebagai zat pengatur tumbuh alami yang dapat meningkatkan perkecambahan. Kegiatan ini terdiri dari empat tahap yaitu koordinasi kegiatan, edukasi, pelatihan pembuatan persemaian metode terpal yang diperkaya ekstrak bawang merah, serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian ini meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mitra tentang metode persemaian menggunakan metode terpal yang dapat dilakukan di pekarangan rumah serta memberikan pengetahuan pemanfaatan bawang merah sebagai zat pengatur tumbuh alami.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116745235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.25047/agrimas.v2i1.29
Fandyka Yufriza Ali, Dian Galuh Pratita, S. Suwardi, H. Prasetyo, Eva Rosdiana, Suharjono Suharjono
Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan yang rutin dilakukan di kalangan kelompok tani sebagai upaya dalam diseminasi ilmu pengetahuan kepada anggota kelompok tani. Kemajuan teknologi juga ikut membawa kemajuan bagi sektor pertanian termasuk kegiatan penyuluhan dengan memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology) dalam berbagai kegiatan. Masa pandemic COVID 19 memaksa masyarakat dan seluruh sector baik komunikasi, perdangangan, Pendidikan, dan pelayanan jasa untuk ikut berlomba dengan teknologi karena seluruh kegiatan dilakukan dengan jarak jauh. Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan melihat pengetahuan dan keterampilan penggunaan ICT dalam hal ini adalah e-commerce dan strategi pemasaran pada kelompok tani. Secara lebih spesifik kegiatan pengabdian dilakukan di Kelompok Tani Tirto Wangi Kabupaten Jember dengan metode penyuluhan dan demonstrasi secara langsung. Selain itu juga menggunakan questioner untuk melihat pengetahuan responden sebelum dan setelah dilakukan kegiatan. Anggota kelompok tani memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk – produk inovasi sebagai factor input pertanian dengan bahan organic. Secara lebih lanjut, responden yang merupakan anggota kelompok tani tidak mengenali akan strategi pemasaran dan hanya menjual produk inovasi mereka secara langsung pada orang – orang sekitar dan kolega. Penetapan harga disesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang, dan promosi dilakukan hanya sekedar mensosialisasikan jika ada yang menanyakan. Sebelum dilakukan penyuluhan, para responden mulai menyadari arti penting dari strategi pemasaran yang meliputi produk, place, price, promotion. Selain itu sebelum dilakukan demonstrasi penggunaan e-commerce, para responden tidak memahami cara mengoperasikan e-commerce sebagai pelaku usaha. Demostransi sangat memberikan manfaat bagi para responden dengan respon yang sangat baik dari para responden selama kegiatan.
{"title":"Pemasaran E-Commerce Produk Inovasi Di Kelompok Tani Tirto Wangi Kabupaten Jember","authors":"Fandyka Yufriza Ali, Dian Galuh Pratita, S. Suwardi, H. Prasetyo, Eva Rosdiana, Suharjono Suharjono","doi":"10.25047/agrimas.v2i1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v2i1.29","url":null,"abstract":"Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan yang rutin dilakukan di kalangan kelompok tani sebagai upaya dalam diseminasi ilmu pengetahuan kepada anggota kelompok tani. Kemajuan teknologi juga ikut membawa kemajuan bagi sektor pertanian termasuk kegiatan penyuluhan dengan memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology) dalam berbagai kegiatan. Masa pandemic COVID 19 memaksa masyarakat dan seluruh sector baik komunikasi, perdangangan, Pendidikan, dan pelayanan jasa untuk ikut berlomba dengan teknologi karena seluruh kegiatan dilakukan dengan jarak jauh. Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan melihat pengetahuan dan keterampilan penggunaan ICT dalam hal ini adalah e-commerce dan strategi pemasaran pada kelompok tani. Secara lebih spesifik kegiatan pengabdian dilakukan di Kelompok Tani Tirto Wangi Kabupaten Jember dengan metode penyuluhan dan demonstrasi secara langsung. Selain itu juga menggunakan questioner untuk melihat pengetahuan responden sebelum dan setelah dilakukan kegiatan. Anggota kelompok tani memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk – produk inovasi sebagai factor input pertanian dengan bahan organic. Secara lebih lanjut, responden yang merupakan anggota kelompok tani tidak mengenali akan strategi pemasaran dan hanya menjual produk inovasi mereka secara langsung pada orang – orang sekitar dan kolega. Penetapan harga disesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang, dan promosi dilakukan hanya sekedar mensosialisasikan jika ada yang menanyakan. Sebelum dilakukan penyuluhan, para responden mulai menyadari arti penting dari strategi pemasaran yang meliputi produk, place, price, promotion. Selain itu sebelum dilakukan demonstrasi penggunaan e-commerce, para responden tidak memahami cara mengoperasikan e-commerce sebagai pelaku usaha. Demostransi sangat memberikan manfaat bagi para responden dengan respon yang sangat baik dari para responden selama kegiatan.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"211 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116397030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.25047/agrimas.v2i1.28
Annisa Lutfi Alwi, Refa Firgiyanto, Vera Elfina, Hermin Antika, Siti Masyaroh, Dewindawati Dewindawati, N. Nafila, Rizky Nirmala Kusumaningtyas, Cherry Triwidiarto
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya. Salah satu daerah di Indonesia dengan tingkat stunting yang tinggi adalah Jember. Daerah Jember yang mengalami stunting adalah di Desa Bagon, Kecamatan Puger. Berdasarkan data posyandu Desa Bagon mempunyai 84 balita, terdapat 5 anak yang mengalami masalah stunting. Menyadari bahwa stunting adalah masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa dalam pencegahannya dapat mengkonsumsi makanan yang memiliki sumber protein serta asupan buah dan sayur. Pegagan merupakan salah satu sayuran yang banyak manfaatnya dalam mengatasi stunting. Dalam mengkonsumsi pegagan sebagai pemenuhan gizi dan upaya mencegah stunting diperlukan suatu terobosan yaitu dengan mengolah daun pegagan menjadi bubur instan, nugget, dan cookies. Kegiatan ini berlangsung 4 bulan yang dilakukan satu bulan sekali diposyandu Lemuru 78 Desa Bagon. Tahapan pelaksanaan meliputi sosialisasi program pada bulan pertama sampai bulan keempat. Hasil yang dicapai dapat menambah pengetahuan kader posyandu terkait stunting dan cara pencegahannya, meningkatkan pengetahuan terkait manfaat dan cara budidaya pegagan, meningkatkan pengetahuan terkait pembuatan dan pengolahan MPT berbahan dasar daun pegagan sebagai upaya pencegahan stunting, meningkatkan keterampilan terkait cara pemasaran produk olahan daun pegagan sebagai peningkatan taraf ekonomi.
{"title":"Pengembangan Produk Olahan daun Pegagan Sebagai Makanan Pokok Tambahan (MPT) Pencegahan Stunting dan Peningkatan Ekonomi","authors":"Annisa Lutfi Alwi, Refa Firgiyanto, Vera Elfina, Hermin Antika, Siti Masyaroh, Dewindawati Dewindawati, N. Nafila, Rizky Nirmala Kusumaningtyas, Cherry Triwidiarto","doi":"10.25047/agrimas.v2i1.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v2i1.28","url":null,"abstract":"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya. Salah satu daerah di Indonesia dengan tingkat stunting yang tinggi adalah Jember. Daerah Jember yang mengalami stunting adalah di Desa Bagon, Kecamatan Puger. Berdasarkan data posyandu Desa Bagon mempunyai 84 balita, terdapat 5 anak yang mengalami masalah stunting. Menyadari bahwa stunting adalah masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa dalam pencegahannya dapat mengkonsumsi makanan yang memiliki sumber protein serta asupan buah dan sayur. Pegagan merupakan salah satu sayuran yang banyak manfaatnya dalam mengatasi stunting. Dalam mengkonsumsi pegagan sebagai pemenuhan gizi dan upaya mencegah stunting diperlukan suatu terobosan yaitu dengan mengolah daun pegagan menjadi bubur instan, nugget, dan cookies. Kegiatan ini berlangsung 4 bulan yang dilakukan satu bulan sekali diposyandu Lemuru 78 Desa Bagon. Tahapan pelaksanaan meliputi sosialisasi program pada bulan pertama sampai bulan keempat. Hasil yang dicapai dapat menambah pengetahuan kader posyandu terkait stunting dan cara pencegahannya, meningkatkan pengetahuan terkait manfaat dan cara budidaya pegagan, meningkatkan pengetahuan terkait pembuatan dan pengolahan MPT berbahan dasar daun pegagan sebagai upaya pencegahan stunting, meningkatkan keterampilan terkait cara pemasaran produk olahan daun pegagan sebagai peningkatan taraf ekonomi.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133308389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.25047/agrimas.v2i1.25
Ramadhan Taufika, Nantil Bambang Eko Sulistyono, Sri Rahayu
Padi merupakan salah satu komoditas utama di Kabupaten Jember. Produksi padi di Kabupaten Jember pada Tahun 2022 menurun dibandingkan tahun 2021. Salah satu daerah di Kabupaten Jember yang mengalami penurunan produksi padi adalah Kelurahan Tegal Gede. Mitra sasaran pada kegiatan ini adalah warga di Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember yang berprofesi sebagi petani dan memiliki sawah. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga, salah satu faktor penyebab menurunnya produksi padi adalah adanya hama tikus. Informasi lain yang diperoleh yaitu setiap warga di Kelurahan Tegal Gede menanam pohon mengkudu di pekarangan warga dan setiap musim berbuah, jumlah buah mengkudu melimpah dan buah banyak yang busuk sehingga menyebabkan bau. Permasalahan lain mitra belum mengetahui tentang teknik pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan. Solusi yang diberikan oleh tim pengabdi adalah memberikan edukasi mengenai teknik pengendalian hama tikus dan melatih mitra untuk membuat pestisida nabati dengan bahan aktif dari buah mengkudu untuk pengendalian hama tikus. Kegiatan ini terdiri dari empat tahap yaitu koordinasi kegiatan, edukasi, pelatihan pembuatan pestisida nabati, serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian ini meningkatkan pengetahuan mitra tentang teknik pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan serta menambah ketrampilan mitra dalam pembuatan pestisida nabati berbahan aktif buah mengkudu.
{"title":"Pelatihan Pembuatan Insektisida Nabati Dengan Bahan Aktif Asal Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) Untuk Pengendalian Hama Tikus di Kelurahan Tegal Gede Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember","authors":"Ramadhan Taufika, Nantil Bambang Eko Sulistyono, Sri Rahayu","doi":"10.25047/agrimas.v2i1.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v2i1.25","url":null,"abstract":"Padi merupakan salah satu komoditas utama di Kabupaten Jember. Produksi padi di Kabupaten Jember pada Tahun 2022 menurun dibandingkan tahun 2021. Salah satu daerah di Kabupaten Jember yang mengalami penurunan produksi padi adalah Kelurahan Tegal Gede. Mitra sasaran pada kegiatan ini adalah warga di Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember yang berprofesi sebagi petani dan memiliki sawah. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga, salah satu faktor penyebab menurunnya produksi padi adalah adanya hama tikus. Informasi lain yang diperoleh yaitu setiap warga di Kelurahan Tegal Gede menanam pohon mengkudu di pekarangan warga dan setiap musim berbuah, jumlah buah mengkudu melimpah dan buah banyak yang busuk sehingga menyebabkan bau. Permasalahan lain mitra belum mengetahui tentang teknik pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan. Solusi yang diberikan oleh tim pengabdi adalah memberikan edukasi mengenai teknik pengendalian hama tikus dan melatih mitra untuk membuat pestisida nabati dengan bahan aktif dari buah mengkudu untuk pengendalian hama tikus. Kegiatan ini terdiri dari empat tahap yaitu koordinasi kegiatan, edukasi, pelatihan pembuatan pestisida nabati, serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian ini meningkatkan pengetahuan mitra tentang teknik pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan serta menambah ketrampilan mitra dalam pembuatan pestisida nabati berbahan aktif buah mengkudu.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114148564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kopi adalah komoditas perkebunan di sub tropis dan tropis yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Desa Rarak Ronges, Kabupaten Sumbawa Barat terkenal sebagai penghasil kopi rarak dengan kualitas, aroma, dan citarasa khas. Perawatan kopi terutama dalam melakukan pengelolaan areal kebun (mengelola rumah pembenihan di areal kebun dan pengendalian gulma) belum dilakukan secara maksimal oleh kelompok petani kopi Rarak Ronges (KPKR). Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan dan pendampingan tentang pengelolaan areal kebun kopi. Metode yang dilakukan adalah ceramah, diskusi, dan praktek. Kegiatan ini menjadikan kelompok petani kopi Rarak Ronges (KPKR) mengetahui cara pengelolaan areal kebun kopi dengan baik dan benar dan menjadikan evaluasi apa yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan ini mencapai target luaran sebesar 80% sehingga dapat dikatakan bahwa program ini telah berhasil.
{"title":"Penyuluhan dan Pendampingan Pengelolaan Areal Kebun Kopi di Desa Rarak Ronges, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat","authors":"Ujang Setyoko, Hatmiyarni Tri Handayani, Sepdian Luri Asmono, Khoirul Azka Azkiya","doi":"10.25047/agrimas.v2i1.24","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v2i1.24","url":null,"abstract":"Kopi adalah komoditas perkebunan di sub tropis dan tropis yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Desa Rarak Ronges, Kabupaten Sumbawa Barat terkenal sebagai penghasil kopi rarak dengan kualitas, aroma, dan citarasa khas. Perawatan kopi terutama dalam melakukan pengelolaan areal kebun (mengelola rumah pembenihan di areal kebun dan pengendalian gulma) belum dilakukan secara maksimal oleh kelompok petani kopi Rarak Ronges (KPKR). Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan dan pendampingan tentang pengelolaan areal kebun kopi. Metode yang dilakukan adalah ceramah, diskusi, dan praktek. Kegiatan ini menjadikan kelompok petani kopi Rarak Ronges (KPKR) mengetahui cara pengelolaan areal kebun kopi dengan baik dan benar dan menjadikan evaluasi apa yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan ini mencapai target luaran sebesar 80% sehingga dapat dikatakan bahwa program ini telah berhasil.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126947206","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.25047/agrimas.v2i1.23
Rifani Setiawan, M. Yusuf, Anwar, Anna Apriana Hidayanti, Eka Nurminda Dewi Mandalika, Nia Widiyanti, Fadli, Muhammad Nursan, A. Fr, W. Kusuma
Salah satu kelompok tani yang berada di Desa Paok Pampang adalah kelompok tani Bila Sundung. Salah satu komoditi unggulan dari kelompok tani tersebut adalah cabai, dimana hasilnya telah dipasarkan ke Pulau Bali, Jawa maupun Batam. Dalam pembangunan pertanian, pupuk adalah unsur strategis untuk meningkatkan produktivitas dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem usaha tani. Namun, saat ini para petani mengeluhkan pupuk subsidi yang langka dan sulitnya proses dalam mendapatkan pupuk subsidi tersebut, sehingga para petani harus membeli pupuk non subsidi dengan harga sangat mahal. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberi penyuluhan tentang cara pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk anggota kelompok tani Bila Sundung tentang pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran kambing; (2) Meningkatkan kemampuan manajemen kelompok dalam memanfaatkan potensi yang ada; (3) Respon anggota kelompok tani Bila Sundung terhadap materi yang telah diberikan menunjukkan hal yang positif; (4) Menjalin hubungan Perguruan Tinggi khususnya Universitas Mataram dengan masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Bila Sundung.
{"title":"Penyuluhan Teknik Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Kambing dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Desa Paok Pampang, Kabupaten Lombok Timur, NTB","authors":"Rifani Setiawan, M. Yusuf, Anwar, Anna Apriana Hidayanti, Eka Nurminda Dewi Mandalika, Nia Widiyanti, Fadli, Muhammad Nursan, A. Fr, W. Kusuma","doi":"10.25047/agrimas.v2i1.23","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v2i1.23","url":null,"abstract":"Salah satu kelompok tani yang berada di Desa Paok Pampang adalah kelompok tani Bila Sundung. Salah satu komoditi unggulan dari kelompok tani tersebut adalah cabai, dimana hasilnya telah dipasarkan ke Pulau Bali, Jawa maupun Batam. Dalam pembangunan pertanian, pupuk adalah unsur strategis untuk meningkatkan produktivitas dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem usaha tani. Namun, saat ini para petani mengeluhkan pupuk subsidi yang langka dan sulitnya proses dalam mendapatkan pupuk subsidi tersebut, sehingga para petani harus membeli pupuk non subsidi dengan harga sangat mahal. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberi penyuluhan tentang cara pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk anggota kelompok tani Bila Sundung tentang pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran kambing; (2) Meningkatkan kemampuan manajemen kelompok dalam memanfaatkan potensi yang ada; (3) Respon anggota kelompok tani Bila Sundung terhadap materi yang telah diberikan menunjukkan hal yang positif; (4) Menjalin hubungan Perguruan Tinggi khususnya Universitas Mataram dengan masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Bila Sundung.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"21 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132845486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.25047/agrimas.v1i2.13
Daryono, N. Hidayat, Yuanita, Rusmini, Riama Rita Manullang, Rudito, Mundjanah, Z. Abidin, La Mudi, F. Mentari
Peran serta perguruan tinggi dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat diwujudkan dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat. Kegiatan pengabdian dilakukan untuk mendapatkan pendampingan teknik perbanyakan bibit stek stroberi di Sekolah Luar Biasa C-D Untung Tuah Samarinda Seberang. Permasalahan yang ada di lingkungan sekolah adalah minimnya pengetahuan guru dalam bidang pertanian sementara lahan yang dimiliki sangat luas dan belum dimanfaatkan. Oleh karena itu, peran Politani terutama Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan sangat dibutuhkan untuk membantu dalam pendampingan dalam pemanfaatan lahan menjadi lahan produktif. Anak-anak berkebutuhan khusus perlu bantuan dan pendampingan sebagai program ektrakulikuler pada bidang keahlian pertanian, sehingga nantinya saat lulus dari sekolah anak-anak dapat mengembangkan dan mempraktekkan sendiri ilmu yang didapatkan, baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat untuk dapat hidup mandiri. Kegiatan pengabdian ini bukan hanya sebagai seremonial saja, tetapi pendampingan permanen sampai guru dan anak-anak benar-benar bisa dan menguasai dalam perbanyakan bibit stroberi dan cara penjualan di masyarakat. Tanaman stroberi adalah tanaman yang mudah tumbuh dan mudah dikembanganbiakkan di daerah yang bersuhu dingin dan bertopografi dataran tinggi. Perbanyakan strowberi dengan cara vegetatif menggunakan stek anakan sulur yang sehat dan tahan hama penyakit. Dengan adanya pengabdian ini maka diharapkan masyarakat, guru dan siswa dapat mengembangkan stek bibit stroberi dengan mandiri. Selain itu penggunanan bibit dan media tanaman yang tepat serta penggunaan teknologi media online dapat meningkatkan penjualan bibit dan buah stroberi yang diproduksi.
{"title":"Teknik Perbanyakan Stek Bibit Stroberi Sebagai Wirausaha Siswa dan Guru Sekolah Luar Biasa C-D Untung Tuah Samarinda Seberang","authors":"Daryono, N. Hidayat, Yuanita, Rusmini, Riama Rita Manullang, Rudito, Mundjanah, Z. Abidin, La Mudi, F. Mentari","doi":"10.25047/agrimas.v1i2.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v1i2.13","url":null,"abstract":"Peran serta perguruan tinggi dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat diwujudkan dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat. Kegiatan pengabdian dilakukan untuk mendapatkan pendampingan teknik perbanyakan bibit stek stroberi di Sekolah Luar Biasa C-D Untung Tuah Samarinda Seberang. Permasalahan yang ada di lingkungan sekolah adalah minimnya pengetahuan guru dalam bidang pertanian sementara lahan yang dimiliki sangat luas dan belum dimanfaatkan. Oleh karena itu, peran Politani terutama Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan sangat dibutuhkan untuk membantu dalam pendampingan dalam pemanfaatan lahan menjadi lahan produktif. Anak-anak berkebutuhan khusus perlu bantuan dan pendampingan sebagai program ektrakulikuler pada bidang keahlian pertanian, sehingga nantinya saat lulus dari sekolah anak-anak dapat mengembangkan dan mempraktekkan sendiri ilmu yang didapatkan, baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat untuk dapat hidup mandiri. Kegiatan pengabdian ini bukan hanya sebagai seremonial saja, tetapi pendampingan permanen sampai guru dan anak-anak benar-benar bisa dan menguasai dalam perbanyakan bibit stroberi dan cara penjualan di masyarakat. Tanaman stroberi adalah tanaman yang mudah tumbuh dan mudah dikembanganbiakkan di daerah yang bersuhu dingin dan bertopografi dataran tinggi. Perbanyakan strowberi dengan cara vegetatif menggunakan stek anakan sulur yang sehat dan tahan hama penyakit. Dengan adanya pengabdian ini maka diharapkan masyarakat, guru dan siswa dapat mengembangkan stek bibit stroberi dengan mandiri. Selain itu penggunanan bibit dan media tanaman yang tepat serta penggunaan teknologi media online dapat meningkatkan penjualan bibit dan buah stroberi yang diproduksi.","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133966049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.25047/agrimas.v1i2.12
Fitri Krismiratsih, Estin Roso Pristiwaningsih, Geri Barnas Saputra
Desa Puhkerep kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk mayoritas penduduk desanya adalah petani, komoditas yang paling banyak dibudidayakan adalah bawang merah. Kegiatan budidaya ini menghasilkan limbah pertanian yang paling banyak pada proses pascapanen berupa limbah sisa daun dan kulit kering. Keberadaan limbah ini dapat mencemari lingkungan baik pencemaran bau, pandangan maupun kerusakan lingkungan dan juga sebagai sumber penyakit. Oleh karena itu bisa dilakukan penanganan limbah menjadi pupuk organic cair. Pupuk organik cair melalui proses fermentasi melaui alat sederhana, dengan ditambah bahan lainnya berupa molase, air leri, bantuan mikroorganisme EM-4. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada kelompok ibu-ibu yang berada di Desa Puhkerep Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penaganan limbah bawang merah dan juga bisa membuat pupuk organik cair sendiri.
{"title":"Pelatihan Pemanfaatan Limbah Bawang Merah Sebagai Pupuk Organik Cair Bagi Masyarakat Desa Puhkerep Kabupaten Nganjuk","authors":"Fitri Krismiratsih, Estin Roso Pristiwaningsih, Geri Barnas Saputra","doi":"10.25047/agrimas.v1i2.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agrimas.v1i2.12","url":null,"abstract":"Desa Puhkerep kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk mayoritas penduduk desanya adalah petani, komoditas yang paling banyak dibudidayakan adalah bawang merah. Kegiatan budidaya ini menghasilkan limbah pertanian yang paling banyak pada proses pascapanen berupa limbah sisa daun dan kulit kering. Keberadaan limbah ini dapat mencemari lingkungan baik pencemaran bau, pandangan maupun kerusakan lingkungan dan juga sebagai sumber penyakit. Oleh karena itu bisa dilakukan penanganan limbah menjadi pupuk organic cair. Pupuk organik cair melalui proses fermentasi melaui alat sederhana, dengan ditambah bahan lainnya berupa molase, air leri, bantuan mikroorganisme EM-4. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada kelompok ibu-ibu yang berada di Desa Puhkerep Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penaganan limbah bawang merah dan juga bisa membuat pupuk organik cair sendiri. \u0000 ","PeriodicalId":315209,"journal":{"name":"Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121966521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}