PKM Pelatihan Tari Rejang Shanti ini bertujuan untuk memberikan pelatihan tari Rejang Shanti dalam mengiringi upacara piodalan di Banjar Desaanyar, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Keunikan Tari Rejang Shanti terletak pada gerak tarinya yang terinspirasi dari gerak papendetan yang ada di Banjar Desaaanyar. Analisis situasi di lapangan menunnjukkan belum ada tari ritual upacara piodalan seperti Tari Rejang di Pura tersebut. Selain itu tabuh pengiring juga belum dimiliki. Solusinya memberikan pelatihan tari dan tabuh Rejang Shanti kepada masyarakat Banjar Desaanyar, lokasi pelatihannya di Sanggar Seni Shanti Werdhi Gita Banjar Desaanyar. Metode pelaksanaannya dengan ceramah, demonstrasi, dan pendampingan dalam pelatihan. Selain memberikan pelatihan, peserta pelatihan juga diberikan tentang wawasan, filosofi, serta nilai-nilai luhur yang terkandung didalam tarian Rejang Shanti, sehingga dapat mengetahui makna dari tarian tersebut. Sehinga hasil dari pelatihan ini adalah tari Rejang Shanti dan tabuh Rejang Shanti. Dengan penanaman nilai-nilai lewat Tari Rejang Shanti maka masyarakat banjar Desaanyar dapat melestarikan Tari Rejang Shanti serta menjadi identitas bagi masyarakat banjar Desaanyar. Tari Rejang Shanti dilatih oleh tim pelaksana pelatihan merupakan pengajar tari Bali dan Karawitan dari Institut Seni Indonesia Denpasar, dibantu dua mahasiswa jurusan Tari.
{"title":"Pelatihan Tari Rejang Shanti Banjar Desaanyar, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali","authors":"N. W. Suartini, I. K. Sariada, I. G. Mawan","doi":"10.31091/sw.v10i1.1934","DOIUrl":"https://doi.org/10.31091/sw.v10i1.1934","url":null,"abstract":"\u0000PKM Pelatihan Tari Rejang Shanti ini bertujuan untuk memberikan pelatihan tari Rejang Shanti dalam mengiringi upacara piodalan di Banjar Desaanyar, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Keunikan Tari Rejang Shanti terletak pada gerak tarinya yang terinspirasi dari gerak papendetan yang ada di Banjar Desaaanyar. Analisis situasi di lapangan menunnjukkan belum ada tari ritual upacara piodalan seperti Tari Rejang di Pura tersebut. Selain itu tabuh pengiring juga belum dimiliki. Solusinya memberikan pelatihan tari dan tabuh Rejang Shanti kepada masyarakat Banjar Desaanyar, lokasi pelatihannya di Sanggar Seni Shanti Werdhi Gita Banjar Desaanyar. Metode pelaksanaannya dengan ceramah, demonstrasi, dan pendampingan dalam pelatihan. Selain memberikan pelatihan, peserta pelatihan juga diberikan tentang wawasan, filosofi, serta nilai-nilai luhur yang terkandung didalam tarian Rejang Shanti, sehingga dapat mengetahui makna dari tarian tersebut. Sehinga hasil dari pelatihan ini adalah tari Rejang Shanti dan tabuh Rejang Shanti. Dengan penanaman nilai-nilai lewat Tari Rejang Shanti maka masyarakat banjar Desaanyar dapat melestarikan Tari Rejang Shanti serta menjadi identitas bagi masyarakat banjar Desaanyar. Tari Rejang Shanti dilatih oleh tim pelaksana pelatihan merupakan pengajar tari Bali dan Karawitan dari Institut Seni Indonesia Denpasar, dibantu dua mahasiswa jurusan Tari. \u0000","PeriodicalId":318962,"journal":{"name":"Segara Widya Jurnal Penelitian Seni","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129753874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas I Nyoman Raos sebagai seniman tari Barong dari Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar-Bali. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa aktivitas keseharian kehidupan seniman. Metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan tahapan mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis berdasarkan teori yang dirumuskan, dan menarik kesimpulan. Etnografi berkonsentrasi pada detail kehidupan lokal dan pada saat yang sama mengaitkan mereka dengan proses-proses sosial yang lebih luas. Hasilnya menunjukan bahwa seniman I Nyoman Raos yang tumbuh di lingkungan yang masih mengusung kehidupan beragama yang menghadirkan kreatifitas budaya berlandaskan nilai-nilai agama dan kehidupan sosial adat istiadat yang sudah menjadi tatanan sosial yang harus dijalani sebagai anggota masyarakat. I Nyoman Raos menjadi seorang seniman tari Barong yang tumbuh dan berkembang di lingkungan seni, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar-Bali. Dengan latihan-latihan yang sering diajarkan oleh ayahnya, maka I Nyoman Raos pun tumbuh mengikuti jejak sang ayah. Dari kecil hingga sekarang, I Nyoman Raos terus melakukan latihan menari. Selain pentas untuk hiburan, I NyomanRaos amat sering pentas untuk kegiatan upacara agama.
{"title":"Kajian Etnografi Pada Seniman I Nyoman Raos di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali","authors":"Gede Basuyoga Prabhawita","doi":"10.31091/sw.v10i1.1929","DOIUrl":"https://doi.org/10.31091/sw.v10i1.1929","url":null,"abstract":"\u0000Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas I Nyoman Raos sebagai seniman tari Barong dari Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar-Bali. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa aktivitas keseharian kehidupan seniman. Metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan tahapan mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis berdasarkan teori yang dirumuskan, dan menarik kesimpulan. Etnografi berkonsentrasi pada detail kehidupan lokal dan pada saat yang sama mengaitkan mereka dengan proses-proses sosial yang lebih luas. Hasilnya menunjukan bahwa seniman I Nyoman Raos yang tumbuh di lingkungan yang masih mengusung kehidupan beragama yang menghadirkan kreatifitas budaya berlandaskan nilai-nilai agama dan kehidupan sosial adat istiadat yang sudah menjadi tatanan sosial yang harus dijalani sebagai anggota masyarakat. I Nyoman Raos menjadi seorang seniman tari Barong yang tumbuh dan berkembang di lingkungan seni, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar-Bali. Dengan latihan-latihan yang sering diajarkan oleh ayahnya, maka I Nyoman Raos pun tumbuh mengikuti jejak sang ayah. Dari kecil hingga sekarang, I Nyoman Raos terus melakukan latihan menari. Selain pentas untuk hiburan, I NyomanRaos amat sering pentas untuk kegiatan upacara agama. \u0000","PeriodicalId":318962,"journal":{"name":"Segara Widya Jurnal Penelitian Seni","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117231147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan era industri 4.0 menuntut berbagai program studi salah satunya Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar untuk mampu berdaptasi dengan teknologi dan digitalisasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan pemanfaaatan teknologi dan digitalisasi dapat diterapkan melalui pembelajaran ilustrasi fashion digital, mengingat sebelumnya pembelajaran ilustrasi fashion dilaksanakan dengan teknik manual sehingga kurang efisien waktu. Pembelajaran ilustrasi fashion digital agar memiliki singularitas makan diterapkan kearifan lokal Indonesia yang diharapkan membantu mahasiswa desain mode untuk menjadi lulusan bermutu dan berdaya bersaing lokal serta global. Pelaksanakan kegiatan pembelajaran ini memerlukan observasi dan wawancara terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan, dengan mengamati situasi dan kondisi di lapangan agar dapat menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk kebutuhan pembelajaran ilustrasi fashion digital berbasis kearifan lokal. Pembelajaran ilustrasi fashion digital yang dilakukan melalui workshop dan education sharing dengan 5 tahapan, tahapan pertama menyiapkan sarana, perijinan serta melakukan publikasi kegiatan, tahapan kedua menyusun materi workshop dan education sharing, tahapan ketiga pelaksanaan workshop dan education sharing, tahapan keempat memberikan latihan pembuatan sketsa desain digital kepada peserta berupa illustrasi dengan tema berbasis budaya Indonesia “Diversity of Indonesia”, dan tahapan kelima evaluasi kegiatan (feed back), setelah kegiatan workshop dan education sharing berakhir peserta diarahkankan untuk mengisi google form sebagai bahan evaluasi kegiatan.
{"title":"Pembelajaran Ilustrasi Fashion Digital Berbasis Kearifan Lokal Di Program Studi Desain Mode Institut Seni Indonesia Denpasar","authors":"Ni Kadek Yuni Diantari","doi":"10.31091/sw.v10i1.1935","DOIUrl":"https://doi.org/10.31091/sw.v10i1.1935","url":null,"abstract":"Perkembangan era industri 4.0 menuntut berbagai program studi salah satunya Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar untuk mampu berdaptasi dengan teknologi dan digitalisasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan pemanfaaatan teknologi dan digitalisasi dapat diterapkan melalui pembelajaran ilustrasi fashion digital, mengingat sebelumnya pembelajaran ilustrasi fashion dilaksanakan dengan teknik manual sehingga kurang efisien waktu. Pembelajaran ilustrasi fashion digital agar memiliki singularitas makan diterapkan kearifan lokal Indonesia yang diharapkan membantu mahasiswa desain mode untuk menjadi lulusan bermutu dan berdaya bersaing lokal serta global. Pelaksanakan kegiatan pembelajaran ini memerlukan observasi dan wawancara terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan, dengan mengamati situasi dan kondisi di lapangan agar dapat menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk kebutuhan pembelajaran ilustrasi fashion digital berbasis kearifan lokal. Pembelajaran ilustrasi fashion digital yang dilakukan melalui workshop dan education sharing dengan 5 tahapan, tahapan pertama menyiapkan sarana, perijinan serta melakukan publikasi kegiatan, tahapan kedua menyusun materi workshop dan education sharing, tahapan ketiga pelaksanaan workshop dan education sharing, tahapan keempat memberikan latihan pembuatan sketsa desain digital kepada peserta berupa illustrasi dengan tema berbasis budaya Indonesia “Diversity of Indonesia”, dan tahapan kelima evaluasi kegiatan (feed back), setelah kegiatan workshop dan education sharing berakhir peserta diarahkankan untuk mengisi google form sebagai bahan evaluasi kegiatan.","PeriodicalId":318962,"journal":{"name":"Segara Widya Jurnal Penelitian Seni","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123465656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dramatari Arja merupakan sebuah seni pertunjukan yang memadukan unsur drama, tari, dan musik di dalamnya. Dalam penyajiannya dramatari Arja menampilkan beberapa jenis karakter yang berbeda-beda. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah karakter Mantri Manis. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah pencatatan yang menyeluruh mengenai tokoh-tokoh yang terdapat dalam pertunjukan dramatari Arja, sehingga bisa dijadikan bahan acuan oleh generasi penerus dalam mempelajari salah satu kekayaan seni tradisi Bali. Untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut, diperlukan adanya tujuan jangka pendek yakni dengan melakukan kajian awal dengan menitikberatkan pada salah satu karakter, yakni Mantri Manis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan melalui tahapan observasi (Maret 2021), pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, wawancara, serta observasi partisipasi (Maret-Juli 2021), Selanjutnya dilakukan reduksi, analisis data, serta penarikan kesimpulan (Juli-Agustus 2021), dilanjutkan dengan pelaporan 70%, penyempurnaan, dan laporan akhir (Agustus-Oktober 2021). Seluruh tahapan dalam merealisasikan tujuan jangka panjang penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan salah satu kesenian tradisi Bali. Pelestarian budaya yang dimaksud tidak sebatas mempelajari tariannya saja melainkan juga mencatat dan menuliskan agar bisa dijadikan referensi atau acuan oleh para generasi penerus. Hasil penelitian menunujukkan bahwa : karakter Mantri Manis dalam pertunjukkan dramatari Arja adalah karakter putra halus atau manis. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya struktur tari yang terdiri dari igel panglembar dan igel pagunem, tata rias dan busana dengan ciri khas gelungan kakendon, serta penggunaan tembangnya dalam sebuah cerita yang berjudul “memandung anglukar gelung”
{"title":"Karakter Mantri Manis dalam Pertunjukan Dramatari Arja","authors":"Made Ayu Desiari, Nining Suratni","doi":"10.31091/sw.v10i1.1946","DOIUrl":"https://doi.org/10.31091/sw.v10i1.1946","url":null,"abstract":"\u0000Dramatari Arja merupakan sebuah seni pertunjukan yang memadukan unsur drama, tari, dan musik di dalamnya. Dalam penyajiannya dramatari Arja menampilkan beberapa jenis karakter yang berbeda-beda. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah karakter Mantri Manis. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah pencatatan yang menyeluruh mengenai tokoh-tokoh yang terdapat dalam pertunjukan dramatari Arja, sehingga bisa dijadikan bahan acuan oleh generasi penerus dalam mempelajari salah satu kekayaan seni tradisi Bali. Untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut, diperlukan adanya tujuan jangka pendek yakni dengan melakukan kajian awal dengan menitikberatkan pada salah satu karakter, yakni Mantri Manis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan melalui tahapan observasi (Maret 2021), pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, wawancara, serta observasi partisipasi (Maret-Juli 2021), Selanjutnya dilakukan reduksi, analisis data, serta penarikan kesimpulan (Juli-Agustus 2021), dilanjutkan dengan pelaporan 70%, penyempurnaan, dan laporan akhir (Agustus-Oktober 2021). Seluruh tahapan dalam merealisasikan tujuan jangka panjang penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan salah satu kesenian tradisi Bali. Pelestarian budaya yang dimaksud tidak sebatas mempelajari tariannya saja melainkan juga mencatat dan menuliskan agar bisa dijadikan referensi atau acuan oleh para generasi penerus. Hasil penelitian menunujukkan bahwa : karakter Mantri Manis dalam pertunjukkan dramatari Arja adalah karakter putra halus atau manis. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya struktur tari yang terdiri dari igel panglembar dan igel pagunem, tata rias dan busana dengan ciri khas gelungan kakendon, serta penggunaan tembangnya dalam sebuah cerita yang berjudul “memandung anglukar gelung” \u0000","PeriodicalId":318962,"journal":{"name":"Segara Widya Jurnal Penelitian Seni","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115351434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Kadek Dwiyani, Nyoman Lia Susanthi, I. K. Puriartha
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang diskriminasi gender yang berdampak pada keseimbangan hak dankewajiban perempuan Bali dalam fase sebagai seorang istri, menantu dan Ibu dari anak-anak mereka dalam perspektif visual denganformat dokumenter potret. Dokumenter potret “Amerta Ning Sinar” dengan pendekatan humanist memberikan visualisasi terkait perempuan Bali dan budaya patriarki yang memunculkan masalah dalam fase berumahtangga bagi perempuan Bali, yang justrumembuat posisi mereka sangat timpang dibandingkan dengan posisi suami mereka yang memiliki tingkat superior dalam budayapatriarki itu sendiri. Metode yang digunakan adalah metode penelitian qualitatif dengan pendekatan deskriptif dikolaborasikan denganteori diskriminasi gender (CIDA: 1997) dan Semiotika (Pierce dalam Piliang: 2018). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwadiskriminasi gender yang divisualisasikan dalam dokumenter potret “Amerta Ning Sinar” memiliki 4 indikator yang dari diskriminasigender melalui Marjinalisasi, Subordinasi, Kekerasan dan Beban Kerja dalam visual yang ditampilkan dalam film dokumenter“Amerta Ning Sinar” yang direpsentasikan melalui skema triadik Semiotika Pierce.
{"title":"Diskriminasi Gender dalam Perspektif Dokumenter Potret “Amerta Ning Sinar”","authors":"Ni Kadek Dwiyani, Nyoman Lia Susanthi, I. K. Puriartha","doi":"10.31091/sw.v10i1.1931","DOIUrl":"https://doi.org/10.31091/sw.v10i1.1931","url":null,"abstract":"\u0000Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang diskriminasi gender yang berdampak pada keseimbangan hak dankewajiban perempuan Bali dalam fase sebagai seorang istri, menantu dan Ibu dari anak-anak mereka dalam perspektif visual denganformat dokumenter potret. Dokumenter potret “Amerta Ning Sinar” dengan pendekatan humanist memberikan visualisasi terkait perempuan Bali dan budaya patriarki yang memunculkan masalah dalam fase berumahtangga bagi perempuan Bali, yang justrumembuat posisi mereka sangat timpang dibandingkan dengan posisi suami mereka yang memiliki tingkat superior dalam budayapatriarki itu sendiri. Metode yang digunakan adalah metode penelitian qualitatif dengan pendekatan deskriptif dikolaborasikan denganteori diskriminasi gender (CIDA: 1997) dan Semiotika (Pierce dalam Piliang: 2018). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwadiskriminasi gender yang divisualisasikan dalam dokumenter potret “Amerta Ning Sinar” memiliki 4 indikator yang dari diskriminasigender melalui Marjinalisasi, Subordinasi, Kekerasan dan Beban Kerja dalam visual yang ditampilkan dalam film dokumenter“Amerta Ning Sinar” yang direpsentasikan melalui skema triadik Semiotika Pierce. \u0000","PeriodicalId":318962,"journal":{"name":"Segara Widya Jurnal Penelitian Seni","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124097168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ISI Denpasar tahun 2020 berlangsung di tengah pandemi Copid-19. Pelaksanaan pengabdian yang dilakukan para mahasiswa tetap direalisasikan dengan mengambil lokasi di sekitar domisili masing-masing. Dalam pelaksanaan kegiataannya diharuskan menjaga dengan ketat protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar adalah salah satu wilayah yang dipilih mahasiswa, I Putu Agus Aryana. Potensi seni budaya, seni pertunjukan dan seni rupa yang diwarisi dan berkembang di desa tersebut dijadikan fokus objek kegiatan agar tetap eksis di tengah era new normal. Hasilnya, kegiatan seni pertunjukan dan seni lukis Desa Batuan berhasil dibangkitkan semangat dan keberadaannya.
{"title":"Kebertahanan Seni Budaya Desa Batuan di Era New Normal","authors":"Kadek Suartaya, I. P. Agus Yana","doi":"10.31091/sw.v10i1.1932","DOIUrl":"https://doi.org/10.31091/sw.v10i1.1932","url":null,"abstract":"\u0000Kuliah Kerja Nyata (KKN) ISI Denpasar tahun 2020 berlangsung di tengah pandemi Copid-19. Pelaksanaan pengabdian yang dilakukan para mahasiswa tetap direalisasikan dengan mengambil lokasi di sekitar domisili masing-masing. Dalam pelaksanaan kegiataannya diharuskan menjaga dengan ketat protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar adalah salah satu wilayah yang dipilih mahasiswa, I Putu Agus Aryana. Potensi seni budaya, seni pertunjukan dan seni rupa yang diwarisi dan berkembang di desa tersebut dijadikan fokus objek kegiatan agar tetap eksis di tengah era new normal. Hasilnya, kegiatan seni pertunjukan dan seni lukis Desa Batuan berhasil dibangkitkan semangat dan keberadaannya. \u0000","PeriodicalId":318962,"journal":{"name":"Segara Widya Jurnal Penelitian Seni","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122609523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dharmagita sebagai nyanyian (tembang) berkaitan dengan upacara agama Hindu di Bali tergerus oleh seni-seni modern. Generasi muda kurang berminat terhadap seni yang dianggap arkais ini. Fenomena ini juga terjadi di Br. Mukti, Desa Singapadu, Sukawati, Gianyar. Banyak seniman senior yang telah meninggal menjadi salah satu faktor timbulnya kesenjangan antar generasi. Kehadiran Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini diharapkan menjadi solusi pemecahan masalah yag dihadapi masyarakat Banjar Mukti. Metode yang diterapkan adalah pembelajaran inovatif berbasis Struktur Analisis Sintesis dengan pendekatan wiraga, wirama, wirasadan wiguna. Metode ini juga menerapkan pembelajaran blendid antara metode membaca notasi dingdong, maguru kuping(mendengarkan), nuutin (imitasi), dengan memanfaatkan media teknologi informasi untuk merekam, membagikan di media sosial seperti WAG, instagram sebagai upaya mempercepat proses pembelajaran. Hasil dari kegiatan PKM telah menghasilkan konstruksi baru tentang Seka Kidung dengan peserta Ibu-Ibu PKK berumur antara 25-45 tahun. Para peserta disamping memiliki pemahaman teks dan konteks juga telah berhasil menguasai Kidung Bremara Ngisep Sari, Bremara Sangupati, Kawitan Wargasari, Pangawak Wargasari, Jerum, Aji kembang dan Wargasirang. Selain itu peserta juga memahami tentang teknik olah vokal, teknik penyajian, dan makna kidung sesuai dengan konteks upacara. Adapun luaran dari kegiatan PKM ini adalah Teaser Kidung, Video, Draft Buku Ajar, Artikel pada Prosiding Seminar Nasional Ber-ISBN, dan Draft HKI.
{"title":"Penerapan Pembelajaran Inovatif Dalam Pelatihan Dharmagita Pada Seka Santi Segara Widya di Banjar Mukti, Singapadu","authors":"I. K. Sudirga, I. G. P. Sudarta, I. K. Sudhana","doi":"10.31091/sw.v10i1.1933","DOIUrl":"https://doi.org/10.31091/sw.v10i1.1933","url":null,"abstract":"\u0000Dharmagita sebagai nyanyian (tembang) berkaitan dengan upacara agama Hindu di Bali tergerus oleh seni-seni modern. Generasi muda kurang berminat terhadap seni yang dianggap arkais ini. Fenomena ini juga terjadi di Br. Mukti, Desa Singapadu, Sukawati, Gianyar. Banyak seniman senior yang telah meninggal menjadi salah satu faktor timbulnya kesenjangan antar generasi. Kehadiran Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini diharapkan menjadi solusi pemecahan masalah yag dihadapi masyarakat Banjar Mukti. Metode yang diterapkan adalah pembelajaran inovatif berbasis Struktur Analisis Sintesis dengan pendekatan wiraga, wirama, wirasadan wiguna. Metode ini juga menerapkan pembelajaran blendid antara metode membaca notasi dingdong, maguru kuping(mendengarkan), nuutin (imitasi), dengan memanfaatkan media teknologi informasi untuk merekam, membagikan di media sosial seperti WAG, instagram sebagai upaya mempercepat proses pembelajaran. Hasil dari kegiatan PKM telah menghasilkan konstruksi baru tentang Seka Kidung dengan peserta Ibu-Ibu PKK berumur antara 25-45 tahun. Para peserta disamping memiliki pemahaman teks dan konteks juga telah berhasil menguasai Kidung Bremara Ngisep Sari, Bremara Sangupati, Kawitan Wargasari, Pangawak Wargasari, Jerum, Aji kembang dan Wargasirang. Selain itu peserta juga memahami tentang teknik olah vokal, teknik penyajian, dan makna kidung sesuai dengan konteks upacara. Adapun luaran dari kegiatan PKM ini adalah Teaser Kidung, Video, Draft Buku Ajar, Artikel pada Prosiding Seminar Nasional Ber-ISBN, dan Draft HKI. \u0000","PeriodicalId":318962,"journal":{"name":"Segara Widya Jurnal Penelitian Seni","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127740219","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}