Pub Date : 2024-03-28DOI: 10.23960/jsp.vol6.no1.2024.206
Abdul Mutolib
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel eksogen kelembagaan hutan dan pengaruhnya terhadap pengelolaan hutan. Penelitian dilaksanakan di KPHP Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan terjadi konflik pengelolaan hutan antara masyarakat adat dengan pemilik izin (negara) yang menyebabkan deforestasi hutan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada key informants yang dipilih dengan metode snowball sampling. Penelitian menggunakan analisis kelembagaan dengan pendekatan Institutional Analysis & Development (IAD) Framework untuk menjelaskan variabel eksogen pengelolaan hutan di wilayah KPHP Dharmasraya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa konflik kehutanan dan deforestasi hutan didukung oleh variabel eksogen. Pada sub-variabel biofisik atau kondisi materiil, konflik tenurial dan deforestasi hutan disebabkan oleh sifat ekonomi-institusi sumberdaya hutan serta mudahnya akses kedalam hutan. Pada sub-variabel atribut masyarakat, konflik tenurial dan deforestasi hutan disebabkan oleh klaim hutan sebagai tanah adat/ulayat oleh masyarakat adat dan karakteristik masyarakat di sekitar hutan. Pada sub-variabel rule in use, konflik tenurial dan deforestasi hutan dipicu pluralisme kepemilikan hutan antara masyarakat adat versus negara. Perbaikan kelembagaan khususnya pada variabel eksogen menjadi syarat penting untuk mengurangi konflik dan deforestasi di wilayah KPHP Dharmasraya.
{"title":"Variabel Eksogen Kelembagaan Pengelolaan Hutan Produksi di Kabupaten Dharmasraya: Pendekatan Institutional Analysis and Development Framework","authors":"Abdul Mutolib","doi":"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.206","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.206","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel eksogen kelembagaan hutan dan pengaruhnya terhadap pengelolaan hutan. Penelitian dilaksanakan di KPHP Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan terjadi konflik pengelolaan hutan antara masyarakat adat dengan pemilik izin (negara) yang menyebabkan deforestasi hutan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada key informants yang dipilih dengan metode snowball sampling. Penelitian menggunakan analisis kelembagaan dengan pendekatan Institutional Analysis & Development (IAD) Framework untuk menjelaskan variabel eksogen pengelolaan hutan di wilayah KPHP Dharmasraya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa konflik kehutanan dan deforestasi hutan didukung oleh variabel eksogen. Pada sub-variabel biofisik atau kondisi materiil, konflik tenurial dan deforestasi hutan disebabkan oleh sifat ekonomi-institusi sumberdaya hutan serta mudahnya akses kedalam hutan. Pada sub-variabel atribut masyarakat, konflik tenurial dan deforestasi hutan disebabkan oleh klaim hutan sebagai tanah adat/ulayat oleh masyarakat adat dan karakteristik masyarakat di sekitar hutan. Pada sub-variabel rule in use, konflik tenurial dan deforestasi hutan dipicu pluralisme kepemilikan hutan antara masyarakat adat versus negara. Perbaikan kelembagaan khususnya pada variabel eksogen menjadi syarat penting untuk mengurangi konflik dan deforestasi di wilayah KPHP Dharmasraya.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"15 14","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140373271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-27DOI: 10.23960/jsp.vol6.no1.2024.227
M. R. Al Safar, D. Gultom, Maya Riantini
The purpose of this study was to analyze the level of community participation in activities to preserve mangrove forests and to analyze factors related to community participation in preserving mangrove forests in Pasir Sakti District, East Lampung. The research method used in this study was a survey method, then the collected data was tabulated based on each category and analyzed descriptively and Spearman Rank test. The conclusion is that the level of community participation in activities to preserve mangrove forests involving processes that include planning, implementation and evaluation is in the medium category, and the utilization of the results is in the high category. Factors related to community participation in preserving mangrove forests are level of non-formal education, type of work, number of family dependents, length of stay, distance of house from mangrove location, role of community leaders, role of farmer groups, government support, and role of non-governmental organizations. government organization, while the factors that are not related are age and level of education. Keywords: participation, participation factor, mangrove forest
{"title":"Partisipasi Masyarakat Pesisir dalam Melestarikan Hutan Mangrove di Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur","authors":"M. R. Al Safar, D. Gultom, Maya Riantini","doi":"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.227","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.227","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to analyze the level of community participation in activities to preserve mangrove forests and to analyze factors related to community participation in preserving mangrove forests in Pasir Sakti District, East Lampung. The research method used in this study was a survey method, then the collected data was tabulated based on each category and analyzed descriptively and Spearman Rank test. The conclusion is that the level of community participation in activities to preserve mangrove forests involving processes that include planning, implementation and evaluation is in the medium category, and the utilization of the results is in the high category. Factors related to community participation in preserving mangrove forests are level of non-formal education, type of work, number of family dependents, length of stay, distance of house from mangrove location, role of community leaders, role of farmer groups, government support, and role of non-governmental organizations. government organization, while the factors that are not related are age and level of education. \u0000Keywords: participation, participation factor, mangrove forest","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"7 20","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140374596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-27DOI: 10.23960/jsp.vol6.no1.2024.198
Inhu Wahid Dhiya 'Ulhaq
Upaya pemerintah Desa Banjarsari Kulon dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun greenhouse sebagai program ketahanan pangan skala desa. Namun greenhouse tersebut mengalami kemacetan pembangunan hingga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah desa. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan latar belakang serta permasalahan yang terjadi pada pembangunan greenhouse. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan strategi observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga dapat memperoleh data secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan greenhouse tersebut dilatarbelakangi oleh peraturan presiden nomor 104 tahun 2021 tentang dana desa mengalokasikan sebesar 20% untuk ketahanan pangan. Pembangunan tersebut bersifat Top-Down sehingga tidak melibatkan masyarakat dalam pembangunan. Permasalahan yang terjadi pada greenhouse adalah tidak tersedianya pengairan, perubahan anggaran, kurangnya partisipasi dan tidak adanya tindakan yang solutif dari pemerintah maupun masyarakat. Konsep developmentalisme yang diterapkan oleh pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dianggap gagal dalam mengatasi kemiskinan. Seperti pembangunan secara linear dengan menggencarkan pembangunan fisik berharap kuatnya aspek ekonomi, maka aspek lainnya akan mengikuti. Jalan keluar bagi pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dengan memperhatikan berbagai aspek yaitu ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual.
Banjarsari Kulon 村政府努力改善社区福利,建造了一个温室,作为村级粮食安全计划。然而,温室一直停滞不前,村政府也没有采取任何后续行动。因此,本研究旨在确定和描述温室建造过程中的背景和问题。 本研究采用描述性定性方法,通过观察、访谈和记录等策略来获取深度数据。研究结果表明,建造温室的动机来自于 2021 年第 104 号总统条例,该条例规定村级资金分配 20% 用于粮食安全。温室的发展是自上而下的,因此没有让社区参与发展。温室中出现的问题是灌溉不到位、预算变动、缺乏参与以及政府和社区没有采取解决措施。政府在为人民谋福利时采用的发展主义理念被认为是战胜贫困的失败之举。就像线性发展一样,通过加强物质发展,希望经济方面强大,其他方面也会随之强大。政府为人民谋福利的解决办法是关注各个方面,即经济、政治、文化、环境和个人/精神。
{"title":"Model Pengembangan Pertanian Melalui Pembangunan Greenhouse di Desa Banjarsari Kulon, Kabupaten Madiun","authors":"Inhu Wahid Dhiya 'Ulhaq","doi":"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.198","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.198","url":null,"abstract":" \u0000Upaya pemerintah Desa Banjarsari Kulon dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun greenhouse sebagai program ketahanan pangan skala desa. Namun greenhouse tersebut mengalami kemacetan pembangunan hingga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah desa. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan latar belakang serta permasalahan yang terjadi pada pembangunan greenhouse. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan strategi observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga dapat memperoleh data secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan greenhouse tersebut dilatarbelakangi oleh peraturan presiden nomor 104 tahun 2021 tentang dana desa mengalokasikan sebesar 20% untuk ketahanan pangan. Pembangunan tersebut bersifat Top-Down sehingga tidak melibatkan masyarakat dalam pembangunan. Permasalahan yang terjadi pada greenhouse adalah tidak tersedianya pengairan, perubahan anggaran, kurangnya partisipasi dan tidak adanya tindakan yang solutif dari pemerintah maupun masyarakat. Konsep developmentalisme yang diterapkan oleh pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dianggap gagal dalam mengatasi kemiskinan. Seperti pembangunan secara linear dengan menggencarkan pembangunan fisik berharap kuatnya aspek ekonomi, maka aspek lainnya akan mengikuti. Jalan keluar bagi pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dengan memperhatikan berbagai aspek yaitu ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"81 19","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140376264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-27DOI: 10.23960/jsp.vol6.no1.2024.240
Nuril Septianisa Kurnia, Kordiyana K. Rangga, Sumaryo Gitosaputro, Y. A. Syarief
Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui bagaimana curahan waktu wanita dalam pengelolaan usaha kopi bubuk rumah tangga. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sindang Danau Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan November 2022−Februari 2023. Responden dalam penelitian ini adalah wanita sebagai pelaku usaha kopi bubuk rumah tangga berjumlah 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode sensus dan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa curahan waktu wanita dalam pengelolaan usaha kopi bubuk rumah tangga lebih didominasi oleh wanita dibandingkan dengan pria, durasi tertinggi curahan waktu wanita dalam proses pengolahan kopi bubuk rumah tangga yang dilakukan wanita terdapat pada proses pemasaran sebesar 245,12 jam/bulan dan pria 239,27 jam/bulan, durasi sedang terdapat pada proses penggorengan yang dilakukan wanita sebesar 16,15 jam/bulan dan pria 9,14 jam/bulan, serta durasi rendah terdapat pada proses pencucian biji kopi yang dilakukan wanita sebesar 4,24 jam/bulan dan pria 2,91 jam/bulan.
{"title":"Curahan Waktu Wanita dalam Pengelolaan Usaha Kopi Bubuk Rumah Tangga di Kecamatan Sindang Danau, Ogan Komering Ulu Selatan","authors":"Nuril Septianisa Kurnia, Kordiyana K. Rangga, Sumaryo Gitosaputro, Y. A. Syarief","doi":"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.240","url":null,"abstract":"Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui bagaimana curahan waktu wanita dalam pengelolaan usaha kopi bubuk rumah tangga. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sindang Danau Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan November 2022−Februari 2023. Responden dalam penelitian ini adalah wanita sebagai pelaku usaha kopi bubuk rumah tangga berjumlah 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode sensus dan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa curahan waktu wanita dalam pengelolaan usaha kopi bubuk rumah tangga lebih didominasi oleh wanita dibandingkan dengan pria, durasi tertinggi curahan waktu wanita dalam proses pengolahan kopi bubuk rumah tangga yang dilakukan wanita terdapat pada proses pemasaran sebesar 245,12 jam/bulan dan pria 239,27 jam/bulan, durasi sedang terdapat pada proses penggorengan yang dilakukan wanita sebesar 16,15 jam/bulan dan pria 9,14 jam/bulan, serta durasi rendah terdapat pada proses pencucian biji kopi yang dilakukan wanita sebesar 4,24 jam/bulan dan pria 2,91 jam/bulan.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140377097","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-27DOI: 10.23960/jsp.vol6.no1.2024.234
Noviza Fitri, Tubagus Hasanuddin, Muhammad Ibnu
Keberhasilan penyuluh ditentukan oleh kompetensinya dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan petani, baik dalam hal kebijakan pembangunan pertanian, teknologi budidaya, permodalan, harga maupun akses pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kompetensi penyuluh pertanian yang dibutuhkan di masa depan dan (2) layanan penyuluh pertanian yang diinginkan petani di masa depan. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung pada bulan Desember 2022 sampai Maret 2023. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Sampel ditentukan secara purposif, yaitu 7 (tujuh) wilayah administratif yang meliputi 1 (satu) kelembagaan penyuluhan pertanian di Provinsi Lampung dan (6) kelembagann penyuluhan pertanian di kabupaten/ kota. Hasil penelitian adalah: (1) Kompetensi penyuluh pertanian masa depan adalah: penyuluh memiliki minimal 1-2 kompetensi komoditas unggulan sistem agribisnis berkelanjutan, mampu melihat peluang pasar, mengembangkan IPTEK, TIK, rekayasa inovasi dan literasi digital. (2) Penyuluh pertanian masa depan yang diinginkan petani adalah penyuluh yang mampu diikuti oleh petani, memiliki kepribadian dan kinerja yang baik, inovatif, mampu memanfaatkan IPTEK dan TIK, mampu memberikan penyuluhan sesuai kebutuhan petani dan permintaan pasar, mampu memberikan solusi terhadap permasalahan petani, mampu bekerja sama dengan petani, mampu menyampaikan informasi dan teknologi secara jelas dan menarik serta sering terjun ke lapangan mengunjungi petani/kelompok tani binaan Kata kunci: Penyuluhan pertanian, kompetensi, masa depan
{"title":"Kompetensi Penyuluh Pertanian Masa Depan (Studi Kasus Di Provinsi Lampung)","authors":"Noviza Fitri, Tubagus Hasanuddin, Muhammad Ibnu","doi":"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.234","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.234","url":null,"abstract":"Keberhasilan penyuluh ditentukan oleh kompetensinya dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan petani, baik dalam hal kebijakan pembangunan pertanian, teknologi budidaya, permodalan, harga maupun akses pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kompetensi penyuluh pertanian yang dibutuhkan di masa depan dan (2) layanan penyuluh pertanian yang diinginkan petani di masa depan. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung pada bulan Desember 2022 sampai Maret 2023. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Sampel ditentukan secara purposif, yaitu 7 (tujuh) wilayah administratif yang meliputi 1 (satu) kelembagaan penyuluhan pertanian di Provinsi Lampung dan (6) kelembagann penyuluhan pertanian di kabupaten/ kota. Hasil penelitian adalah: (1) Kompetensi penyuluh pertanian masa depan adalah: penyuluh memiliki minimal 1-2 kompetensi komoditas unggulan sistem agribisnis berkelanjutan, mampu melihat peluang pasar, mengembangkan IPTEK, TIK, rekayasa inovasi dan literasi digital. (2) Penyuluh pertanian masa depan yang diinginkan petani adalah penyuluh yang mampu diikuti oleh petani, memiliki kepribadian dan kinerja yang baik, inovatif, mampu memanfaatkan IPTEK dan TIK, mampu memberikan penyuluhan sesuai kebutuhan petani dan permintaan pasar, mampu memberikan solusi terhadap permasalahan petani, mampu bekerja sama dengan petani, mampu menyampaikan informasi dan teknologi secara jelas dan menarik serta sering terjun ke lapangan mengunjungi petani/kelompok tani binaan \u0000 Kata kunci: Penyuluhan pertanian, kompetensi, masa depan","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"17 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140374346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-27DOI: 10.23960/jsp.vol6.no1.2024.193
Dewi Kristin Sinaga
Persepsi merupakan pandangan individu terhadap objek yang dilihat dan dipahami oleh seseorang. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda – beda. Persepsi terhadap peran penyuluh pertanian yang baik maka informasi lainnya dapat diterima baik oleh petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian dalam penerapan inovasi jajar legowo dan menganalisis faktor yang yang mempengaruhi persepsi. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive method dengan penentuan sampel menggunakan total sampling yang memperoleh responden sebanyak 61 orang. Metode analisis yang digunakan analisis statistika deskriptif dan analisis data inferensial. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian sebagai fasilitasi, konsultasi, dan supervisi berada pada kategori sangat berperan, sedangkan peran sebagai edukasi, diseminasi, pemantauan, dan evaluasi berada pada kategori berperan. Faktor – faktor yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi petani adalah usia, tingkat pendidikan, lama Bertani, keaktifan petani, dan intensitas penyuluhan. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi petani adalah luas lahan, status lahan, dan juga pendapatan.
{"title":"Persepsi Petani Terhadap Peran Penyuluh Pertanian dalam Penerapan Inovasi Jajar Legowo di Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember","authors":"Dewi Kristin Sinaga","doi":"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.193","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.193","url":null,"abstract":"Persepsi merupakan pandangan individu terhadap objek yang dilihat dan dipahami oleh seseorang. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda – beda. Persepsi terhadap peran penyuluh pertanian yang baik maka informasi lainnya dapat diterima baik oleh petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian dalam penerapan inovasi jajar legowo dan menganalisis faktor yang yang mempengaruhi persepsi. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive method dengan penentuan sampel menggunakan total sampling yang memperoleh responden sebanyak 61 orang. Metode analisis yang digunakan analisis statistika deskriptif dan analisis data inferensial. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian sebagai fasilitasi, konsultasi, dan supervisi berada pada kategori sangat berperan, sedangkan peran sebagai edukasi, diseminasi, pemantauan, dan evaluasi berada pada kategori berperan. Faktor – faktor yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi petani adalah usia, tingkat pendidikan, lama Bertani, keaktifan petani, dan intensitas penyuluhan. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi petani adalah luas lahan, status lahan, dan juga pendapatan.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"43 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140373735","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-10DOI: 10.23960/jsp.vol6.no1.2024.168
Muhammad Fadlan Alfatih, Serly Silviyanti Soepratikno, Irwan Effendi
The role of agricultural extension workers in developing farmer groups is important in order to improve the mindset, attitude and ability of farmers to absorb information, innovation and technology, thus creating independent farmers. Therefore, the government's attention is very much needed in facilitating extension support facilities and increasing the number of extension workers so that equitable agricultural development can be realized. The purpose of this study was to determine the level of farmers' perceptions of the role of extension workers in the development of farmer groups in Gedong Tataan District, Pesawaran Regency. Data collection in this study was carried out in July 2022-August 2022. Respondents in this study were 97 members of farmer groups. This study uses a survey method and a purposively determined location with a quantitative descriptive approach. The results of this study are the level of farmers' perceptions of the role of extension workers in Gedong Tataan District with the development of farmer groups, namely the role of mentors is in the high category, the level of farmers' perceptions of the role of extension workers as organizers, dynamists, liaison liaisons and is in the medium category.
{"title":"Persepsi Petani Terhadap Peranan Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran","authors":"Muhammad Fadlan Alfatih, Serly Silviyanti Soepratikno, Irwan Effendi","doi":"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.168","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.168","url":null,"abstract":"The role of agricultural extension workers in developing farmer groups is important in order to improve the mindset, attitude and ability of farmers to absorb information, innovation and technology, thus creating independent farmers. Therefore, the government's attention is very much needed in facilitating extension support facilities and increasing the number of extension workers so that equitable agricultural development can be realized. The purpose of this study was to determine the level of farmers' perceptions of the role of extension workers in the development of farmer groups in Gedong Tataan District, Pesawaran Regency. Data collection in this study was carried out in July 2022-August 2022. Respondents in this study were 97 members of farmer groups. This study uses a survey method and a purposively determined location with a quantitative descriptive approach. The results of this study are the level of farmers' perceptions of the role of extension workers in Gedong Tataan District with the development of farmer groups, namely the role of mentors is in the high category, the level of farmers' perceptions of the role of extension workers as organizers, dynamists, liaison liaisons and is in the medium category.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"22 21","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140396606","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-25DOI: 10.23960/jsp.vol3.no2.2021.77
Saskia Susanti Haros, Kordiyana K Rangga, Indah Nurmayasari
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis tingkat kinerja penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara. Penelitian ini menggunakan metode sensus pada petani jagung di Kecamatan Kotabumi Utara. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kotabumi Utara, Lampung Utara. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2021. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Responden yang diteliti berjumlah 43 orang petani binaan yang menanam jagung. Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja PPL di Kecamatan Kotabumi Utara termasuk dalam klasifikasi sedang dengan menggunakan tiga indikator penilaian yaitu persiapan penyuluhan dalam klasifikasi sedang dengan persentase sebesar 65,12 % karena hanya sebagian saja petani yang dilibatkan dalam persiapan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan dalam klasifikasi sedang dengan persentase 55,81 % karena kurang intensifnya pertemuan antara PPL dan petani dan evaluasi pelaporan dalam klasifikasi sedang dengan persentase 55,81 % karena pembuatan laporan hanya melibatkan pengurus kelompok tani.
{"title":"Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Tanaman Jagung di Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara","authors":"Saskia Susanti Haros, Kordiyana K Rangga, Indah Nurmayasari","doi":"10.23960/jsp.vol3.no2.2021.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol3.no2.2021.77","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis tingkat kinerja penyuluh pertanian lapangan di Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara. Penelitian ini menggunakan metode sensus pada petani jagung di Kecamatan Kotabumi Utara. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kotabumi Utara, Lampung Utara. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2021. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Responden yang diteliti berjumlah 43 orang petani binaan yang menanam jagung. Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja PPL di Kecamatan Kotabumi Utara termasuk dalam klasifikasi sedang dengan menggunakan tiga indikator penilaian yaitu persiapan penyuluhan dalam klasifikasi sedang dengan persentase sebesar 65,12 % karena hanya sebagian saja petani yang dilibatkan dalam persiapan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan dalam klasifikasi sedang dengan persentase 55,81 % karena kurang intensifnya pertemuan antara PPL dan petani dan evaluasi pelaporan dalam klasifikasi sedang dengan persentase 55,81 % karena pembuatan laporan hanya melibatkan pengurus kelompok tani.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125472014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-25DOI: 10.23960/jsp.vol4.no1.2022.120
Januar Arifin Ruslan, Dira Asri Pramita
Keterpaduan pasar komoditas pertanian diperlukan agar pemasaran berjalan efisien khususnya di Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu sentra pertanian di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis keterpaduan pasar berdasarkan transmisi harga beberapa komoditas pangan utama menurut sifat produknya. Data yang digunakan merupakan data sekunder harga bulanan produsen dan konsumen dari beberapa komoditas pangan utama. Harga bulanan beberapa komoditas menggunakan interval waktu Januari 2015 sampai Desember 2019 pada Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dengan menggunakan error correction model. Hasil analisis menunjukan pangan utama yang mudah rusak yaitu cabai dan daging ayam mengalami simetris transmisi harga sedangkan pangan utama yang tidak mudah rusak yaitu beras mengalami asimetris transmisi harga. Asimetris transmisi harga yang terjadi pada komoditas beras mengindikasikan terjadinya in-efisiensi pasar beras di Provinsi Jawa Barat. Inefisiensi pemasaran beras berkaitan dengan penyalahgunaan kekuatan pasar oleh pedagang perantara.
{"title":"Efisiensi Pasar pada Komoditi Pangan Utama di Provinsi Jawa Barat","authors":"Januar Arifin Ruslan, Dira Asri Pramita","doi":"10.23960/jsp.vol4.no1.2022.120","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol4.no1.2022.120","url":null,"abstract":"Keterpaduan pasar komoditas pertanian diperlukan agar pemasaran berjalan efisien khususnya di Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu sentra pertanian di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis keterpaduan pasar berdasarkan transmisi harga beberapa komoditas pangan utama menurut sifat produknya. Data yang digunakan merupakan data sekunder harga bulanan produsen dan konsumen dari beberapa komoditas pangan utama. Harga bulanan beberapa komoditas menggunakan interval waktu Januari 2015 sampai Desember 2019 pada Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dengan menggunakan error correction model. Hasil analisis menunjukan pangan utama yang mudah rusak yaitu cabai dan daging ayam mengalami simetris transmisi harga sedangkan pangan utama yang tidak mudah rusak yaitu beras mengalami asimetris transmisi harga. Asimetris transmisi harga yang terjadi pada komoditas beras mengindikasikan terjadinya in-efisiensi pasar beras di Provinsi Jawa Barat. Inefisiensi pemasaran beras berkaitan dengan penyalahgunaan kekuatan pasar oleh pedagang perantara.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130153848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-25DOI: 10.23960/jsp.vol3.no2.2021.132
Candra Nuraini
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan pada usahatani minapadi; (2) menganalisis faktor-faktor pengungkit/atribut sensitif yang mempengaruhi dimensi keberlanjutan pada usahatani minapadi. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2020 di Kecamatan Leuwisari dengan teknik purposive samping. Jumlah sampel adalah 36. Metode analisis digunakan pendekatan Rapfish. Pengujian yang digunakan adalah Leverage Analysis dan Multi Dimensional Scalling (MDS). Hasil penelitian, didapatkan bahwa dimensi ekologi dan sosial cukup berlanjut, sedangkan dimensi ekonomi kurang berlanjut. Atribut paling sensitive pada dimensi sosial adalah persepsi/peran masyarakat dalam usahatani Minapadi, dengan atribut pengungkitnya minat petani untuk menerapkan sistem minapadi, adanya kelembagaan adan jumlah rumah tangga yang menerapkan usahatani minapadi. Pada dimensi ekologi, atribut paling sensitif yaitu pemanfaatan limbah ikan untuk pupuk kandang dan atribut pengungkit adalah sistem pemeliharaan ikan, kualitas air, tingkat penggunaan pupuk atau pestisida dan tingkat pemanfatan lahan. Pada dimensi ekonomi, atribut paling sensitif yaitu peluang pasar, dan atribut pengungkit adalah rata-rata penghasilan yang diperoleh petani.
{"title":"Analisis Keberlanjutan Usahatani Minapadi di Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya","authors":"Candra Nuraini","doi":"10.23960/jsp.vol3.no2.2021.132","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol3.no2.2021.132","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan pada usahatani minapadi; (2) menganalisis faktor-faktor pengungkit/atribut sensitif yang mempengaruhi dimensi keberlanjutan pada usahatani minapadi. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2020 di Kecamatan Leuwisari dengan teknik purposive samping. Jumlah sampel adalah 36. Metode analisis digunakan pendekatan Rapfish. Pengujian yang digunakan adalah Leverage Analysis dan Multi Dimensional Scalling (MDS). Hasil penelitian, didapatkan bahwa dimensi ekologi dan sosial cukup berlanjut, sedangkan dimensi ekonomi kurang berlanjut. Atribut paling sensitive pada dimensi sosial adalah persepsi/peran masyarakat dalam usahatani Minapadi, dengan atribut pengungkitnya minat petani untuk menerapkan sistem minapadi, adanya kelembagaan adan jumlah rumah tangga yang menerapkan usahatani minapadi. Pada dimensi ekologi, atribut paling sensitif yaitu pemanfaatan limbah ikan untuk pupuk kandang dan atribut pengungkit adalah sistem pemeliharaan ikan, kualitas air, tingkat penggunaan pupuk atau pestisida dan tingkat pemanfatan lahan. Pada dimensi ekonomi, atribut paling sensitif yaitu peluang pasar, dan atribut pengungkit adalah rata-rata penghasilan yang diperoleh petani.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"1093 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123341314","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}