Political parties are organizations that utilize social media in their approach across various aspects, such as campaign interests. This research aims to identify the constraints and opportunities of the Instagram social media accounts belonging to the Golkar political party. The study employs a descriptive qualitative approach to analyze the @golkar.indonesia Instagram account using a PEST analysis. The utilization of the PEST analysis (Political, Economic, Social, Technological) in this research indicates that the @golkar.indonesia account is well-managed and implements the PEST method comprehensively. The @golkar.indonesia account has the opportunity to provide interactive content to reach a broader audience, particularly the younger generation. This can enhance the recognition and positive image of Airlangga Hartarto. The managers of the @golkar.indonesia account can engage in soft selling through the delivery of informative content. Furthermore, the findings of this research can be applied as a basis for political strategy management for Golkar and other relevant parties. Partai politik merupakan organisasi yang menggunakan media sosial dalam pendekatannya dalam berbagai aspek, seperti kepentingan kampanye. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala dan peluang akun media sosial Instagram milik partai politik Golkar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis akun Instagram @golkar.indonesia dengan analisis PEST. Penggunaan analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi) dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akun @golkar.indonesia dikelola dengan baik dan menjalankan metode PEST dengan lengkap. Akun @golkar.indonesia memiliki peluang untuk memberikan konten interaktif agar dapat menjangkau lebih banyak audiens anak muda. Hal ini dapat membuat Airlangga Hartarto lebih dikenal dan memiliki citra yang baik. Pengelola akun @golkar.indonesia dapat melakukan soft selling dari konten informatif yang disampaikan. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai bahan manajemen strategi politik bagi Golkar dan pihak lainnya.
政党是利用社交媒体在各个方面进行宣传的组织,比如竞选利益。本研究旨在确定属于专业集团党(Golkar)的Instagram社交媒体账户的限制和机会。本研究采用描述性定性方法分析@golkar。印度尼西亚Instagram账户使用PEST分析。利用PEST分析(政治,经济,社会,技术)在本研究表明@golkar。印尼账户管理良好,全面实施PEST方法。@golkar。印尼账户有机会提供互动内容,以吸引更广泛的受众,尤其是年轻一代。这样可以提高Airlangga Hartarto的认知度和正面形象。专业集团的经理们。印尼账户可以通过提供信息内容进行软销售。此外,本研究的结果可以作为专业集团党和其他相关政党的政治战略管理的基础。政党政治组织杨孟古纳坎媒体社会dalam pendekatannya dalam berbagai说,分别保持和kampanye。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala dan peluang akun媒体社交Instagram milik partai politik Golkar。Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalis akun Instagram @golkar。印尼登根分析PEST。Penggunaan分析PEST(政治,经济,社会,技术)dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akun @golkar。印尼白桦尺蠖。白桦尺蠖。Akun @golkar。印度尼西亚纪念委员会成员,konten interaktif AGAR dapat menjangkau lebih banyak听众,anak muda。哈尔尼达帕特成员,Airlangga, Hartarto, lebih, dikenal dan, citiliki, yang baik。Pengelola akun @golkar。印尼达帕特·马六甲软卖达里康特·杨德培坎的信息。Selanjutnya hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai bahan管理战略政治bagi Golkar dan pihak lannya。
{"title":"Pest Analysis on Instagram Account @golkar.indonesia","authors":"Andi Budi Sulistijanto, Hilda Yunita Wono, Hadassah Elisha Karsten, Hadjar Chanissa Nur Malika","doi":"10.24815/jkg.v12i1.29802","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v12i1.29802","url":null,"abstract":"Political parties are organizations that utilize social media in their approach across various aspects, such as campaign interests. This research aims to identify the constraints and opportunities of the Instagram social media accounts belonging to the Golkar political party. The study employs a descriptive qualitative approach to analyze the @golkar.indonesia Instagram account using a PEST analysis. The utilization of the PEST analysis (Political, Economic, Social, Technological) in this research indicates that the @golkar.indonesia account is well-managed and implements the PEST method comprehensively. The @golkar.indonesia account has the opportunity to provide interactive content to reach a broader audience, particularly the younger generation. This can enhance the recognition and positive image of Airlangga Hartarto. The managers of the @golkar.indonesia account can engage in soft selling through the delivery of informative content. Furthermore, the findings of this research can be applied as a basis for political strategy management for Golkar and other relevant parties. Partai politik merupakan organisasi yang menggunakan media sosial dalam pendekatannya dalam berbagai aspek, seperti kepentingan kampanye. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala dan peluang akun media sosial Instagram milik partai politik Golkar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis akun Instagram @golkar.indonesia dengan analisis PEST. Penggunaan analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi) dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akun @golkar.indonesia dikelola dengan baik dan menjalankan metode PEST dengan lengkap. Akun @golkar.indonesia memiliki peluang untuk memberikan konten interaktif agar dapat menjangkau lebih banyak audiens anak muda. Hal ini dapat membuat Airlangga Hartarto lebih dikenal dan memiliki citra yang baik. Pengelola akun @golkar.indonesia dapat melakukan soft selling dari konten informatif yang disampaikan. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai bahan manajemen strategi politik bagi Golkar dan pihak lainnya. ","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84393713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.24815/jkg.v12i1.31667
Uswatun Nisa, Cut Lusi Chairun Nisak, Dara Fatia
Lansia merupakan kelompok yang paling sering menjadi korban kejahatan digital, dan rentan mengonsumsi serta menyebarkan berita bohong. Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara khusus kemampuan literasi digital kelompok lansia pada tiga kecamatan di Aceh Besar. Penelitian ini menganalisis kemampuan literasi digital terhadap dua dari empat dimensi literasi digital yang digagas oleh Kominfo RI, yaitu digital skill dan digital safety. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada enam orang informan yang didapat dengan metode purposive sampling dari sebuah program literasi digital lansia di Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi digital lansia dalam berada pada posisi rendah menuju sedang pada aspek digital skill, dan rendah dalam aspek digital safety. Meskipun beberapa dari mereka menunjukkan pemahaman serta kemampuan yang baik terkait dua aspek tersebut, namun dari segi penerapan masih sangat rendah. Studi ini menyarankan program literasi digital harus lebih menekankan pada aspek budaya sadar bahaya digital dan budaya cek fakta dalam penggunaan media digital. The elderly are the group that most often becomes victims of digital crime and is prone to consuming and spreading fake news. This study aims to specifically examine the digital literacy skills of the elderly group in Aceh Besar. The study focuses on two dimensions of digital literacy: digital skills and digital safety, as defined by the Indonesian Ministry of Information and Communication. The research utilizes a descriptive-qualitative method, collecting data through observation and interviews with six informants selected through purposive sampling in an elderly digital literacy program in Aceh Besar. The findings of the study indicate that the proficiency of senior individuals in digital literacy ranges from low to moderate in terms of digital skills, and is low in terms of digital safety. Although some of them possess good knowledge and skills in these two areas, their implementation levels remain relatively low. The study suggests that cultural factors such as awareness of online risks and fact-checking culture should receive more attention in digital literacy programs.
老年人是数字犯罪最常见的受害者,他们很容易消费和传播虚假信息。本研究的目的是在亚齐的三个主要街道上研究老年人的数字识字能力。这项研究分析了Kominfo RI编写的数字素数和数字安全的二维数字素数。本研究采用描述性质的方法。数据收集是通过对6名线人的观察和采访进行的研究表明,老年人的数字识字能力较低,在于数字技能和数字安全方面较低。虽然他们中的一些人在这两个方面表现出良好的理解和能力,但在应用方面仍然非常缺乏。该研究建议,数字扫盲项目应该更加强调数字意识文化的各个方面,并审查使用数字媒体的事实。不幸的是,大多数人都是数字犯罪受害者,他们致力于消费和传播假新闻。这项研究专门研究了亚齐各小组的数字扫盲技术。数字文学的两个维度上的研究focuses:数字技能和数字安全,由印度尼西亚的信息和通信部定义。《a research utilizes descriptive-qualitative方法,muensterberger数据一起经历observation and interviews六informants selected通过抽样purposive in an人digital literacy在亚齐大项目。研究的结果是,高级人员对数字科学技能的概况从低到现代,以及数字安全的低。虽然他们拥有的一些祝这些知识与技能》两个地区,保持relatively implementation水平低的结果。研究建议,这种文化因素应该在数字扫盲项目中得到更多的关注。
{"title":"Literasi Digital Lansia Pada Aspek Digital Skill dan Digital Safety","authors":"Uswatun Nisa, Cut Lusi Chairun Nisak, Dara Fatia","doi":"10.24815/jkg.v12i1.31667","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v12i1.31667","url":null,"abstract":"Lansia merupakan kelompok yang paling sering menjadi korban kejahatan digital, dan rentan mengonsumsi serta menyebarkan berita bohong. Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara khusus kemampuan literasi digital kelompok lansia pada tiga kecamatan di Aceh Besar. Penelitian ini menganalisis kemampuan literasi digital terhadap dua dari empat dimensi literasi digital yang digagas oleh Kominfo RI, yaitu digital skill dan digital safety. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada enam orang informan yang didapat dengan metode purposive sampling dari sebuah program literasi digital lansia di Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi digital lansia dalam berada pada posisi rendah menuju sedang pada aspek digital skill, dan rendah dalam aspek digital safety. Meskipun beberapa dari mereka menunjukkan pemahaman serta kemampuan yang baik terkait dua aspek tersebut, namun dari segi penerapan masih sangat rendah. Studi ini menyarankan program literasi digital harus lebih menekankan pada aspek budaya sadar bahaya digital dan budaya cek fakta dalam penggunaan media digital. The elderly are the group that most often becomes victims of digital crime and is prone to consuming and spreading fake news. This study aims to specifically examine the digital literacy skills of the elderly group in Aceh Besar. The study focuses on two dimensions of digital literacy: digital skills and digital safety, as defined by the Indonesian Ministry of Information and Communication. The research utilizes a descriptive-qualitative method, collecting data through observation and interviews with six informants selected through purposive sampling in an elderly digital literacy program in Aceh Besar. The findings of the study indicate that the proficiency of senior individuals in digital literacy ranges from low to moderate in terms of digital skills, and is low in terms of digital safety. Although some of them possess good knowledge and skills in these two areas, their implementation levels remain relatively low. The study suggests that cultural factors such as awareness of online risks and fact-checking culture should receive more attention in digital literacy programs.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89498066","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.24815/jkg.v12i1.30390
D. Salsabila, Pandan Yudhapramesti, Gema Nusantara Bakry
Instagram memiliki banyak fitur, salah satunya adalah fitur Instagram Reels yang kini menjadi cara penyebaran berita dalam format multimedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif khalayak dalam mengakses konten berita di Instagram Reels @narasinewsroom dengan menggunakan teori uses and gratifications 2.0 yang memiliki tipologi Model MAIN (Modality, Agency, Interactivity dan Navigability) oleh Sundar Limperos (2013). Dengan menggunakan metode survei deskriptif, peneliti mengolah data dari 348 responden yang tergabung dalam audiens Instagram @narasinewsroom. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif navigabilitas menjadi alasan paling kuat yang mendorong khalayak untuk mengkonsumsi media karena merasa dapat menjelajahi semua informasi yang ada di Instagram Reels @narasinewsroom dan memiliki keleluasaan dalam bernavigasi di platform tersebut. Disusul motif interaktivitas di urutan kedua, motif modalitas di urutan ketiga, dan motif agensi di urutan terakhir. Selain itu, temuan ini juga menyimpulkan bahwa fitur-fitur yang ada di Instagram yaitu Instagram Reels mampu memenuhi motif audiens ketika mengakses berita di Instagram. Instagram has numerous features, one of which is the Instagram Reels feature, now utilized as a means to distribute news in a multimedia format. This study aims to determine audience motives for accessing news content on Instagram Reels @narasinewsroom, employing The Uses and Gratifications 2.0 theory, which incorporates the MAIN Model (Modality, Agency, Interactivity, and Navigability) developed by Sundar Limperos (2013). Using a descriptive survey method, researchers processed data from 348 respondents who comprise the audience of Instagram @narasinewsroom. The study's results indicate that the navigability motive is the most potent reason that encourages audiences to consume the media, as they feel capable of exploring all the information on Instagram Reels @narasinewsroom and enjoy flexibility when navigating the platform. Interactivity motives rank second, followed by modality motives in third place, and agency motives in last place. Additionally, this finding concludes that Instagram's features, particularly Instagram Reels, effectively fulfill audience motives when accessing news on the platform.
{"title":"Motif Khalayak dalam Mengakses Konten Berita di Instagram Reels @narasinewsroom","authors":"D. Salsabila, Pandan Yudhapramesti, Gema Nusantara Bakry","doi":"10.24815/jkg.v12i1.30390","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v12i1.30390","url":null,"abstract":"Instagram memiliki banyak fitur, salah satunya adalah fitur Instagram Reels yang kini menjadi cara penyebaran berita dalam format multimedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif khalayak dalam mengakses konten berita di Instagram Reels @narasinewsroom dengan menggunakan teori uses and gratifications 2.0 yang memiliki tipologi Model MAIN (Modality, Agency, Interactivity dan Navigability) oleh Sundar Limperos (2013). Dengan menggunakan metode survei deskriptif, peneliti mengolah data dari 348 responden yang tergabung dalam audiens Instagram @narasinewsroom. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif navigabilitas menjadi alasan paling kuat yang mendorong khalayak untuk mengkonsumsi media karena merasa dapat menjelajahi semua informasi yang ada di Instagram Reels @narasinewsroom dan memiliki keleluasaan dalam bernavigasi di platform tersebut. Disusul motif interaktivitas di urutan kedua, motif modalitas di urutan ketiga, dan motif agensi di urutan terakhir. Selain itu, temuan ini juga menyimpulkan bahwa fitur-fitur yang ada di Instagram yaitu Instagram Reels mampu memenuhi motif audiens ketika mengakses berita di Instagram. Instagram has numerous features, one of which is the Instagram Reels feature, now utilized as a means to distribute news in a multimedia format. This study aims to determine audience motives for accessing news content on Instagram Reels @narasinewsroom, employing The Uses and Gratifications 2.0 theory, which incorporates the MAIN Model (Modality, Agency, Interactivity, and Navigability) developed by Sundar Limperos (2013). Using a descriptive survey method, researchers processed data from 348 respondents who comprise the audience of Instagram @narasinewsroom. The study's results indicate that the navigability motive is the most potent reason that encourages audiences to consume the media, as they feel capable of exploring all the information on Instagram Reels @narasinewsroom and enjoy flexibility when navigating the platform. Interactivity motives rank second, followed by modality motives in third place, and agency motives in last place. Additionally, this finding concludes that Instagram's features, particularly Instagram Reels, effectively fulfill audience motives when accessing news on the platform.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"62 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88354609","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.24815/jkg.v12i1.28489
Eka Perwitasari Fauzi, Kurniawan Prasetyo
Di era digital, konten bermuatan budaya asing bisa ditemukan dengan mudah dalam bentuk unggahan teks media seperti film dan musik di saluran media baru. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap pemaknaan audiens mengenai apropriasi budaya terhadap teks media berupa video klip musik dari Grup Idol NCT U yang berasal dari Korea Selatan. Penelitian ini mencoba menggali mengenai pemaknaan apropriasi budaya dari sudut pandang penggemar budaya pop Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi dan teknik pengumpulan data melalui focus grup discussion (FGD) dengan 11 partisipan. Hasil penelitian dibagi menjadi empat kategorisasi bentuk apropriasi budaya yaitu cultural exchange (pertukaran budaya), cultural domination (dominasi budaya), cultural exploitation (eksploitasi budaya), dan transculturation (transkulturasi). Hasil penelitian menyatakan bahwa para informan memaknai apropriasi budaya sebagai dominasi budaya dan trankulturasi dalam teks media berupa video musik yang dibawakan oleh grup idol Korea NCT U. Temuan lain adalah peminjaman budaya tidak terhindarkan ketika dua budaya bertemu sehingga menyebabkan lahirnya sebuah budaya hibrida sebagai komoditas industri budaya. Karena masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat majemuk sudah terbiasa dengan peminjaman budaya, pemaknaan mengenai apropriasi budaya dianggap memiliki nilai positif.In the digital era, the accessibility of foreign cultural content has greatly increased through the availability of media texts such as films and music on new media channels. This research aims to investigate how audiences perceive the cultural appropriation of media texts, specifically focusing on the music video clips of the South Korean Idol Group NCT U. The study seeks to explore the perspectives of fans of Korean pop culture in understanding the concept of cultural appropriation. Employing a qualitative approach, the research utilizes reception analysis methods and data collection techniques, including focus group discussions (FGD) with eleven participants. The findings of the study identify four categories of cultural appropriation: cultural exchange, cultural domination, cultural exploitation, and transculturation. The research reveals that the participants interpreted cultural appropriation as cultural domination and transculturation within the context of music videos by NCT U. Additionally, the study highlights the inevitability of cultural borrowing when different cultures interact, leading to the emergence of a hybrid culture as a commodity within the cultural industry. Given the pluralistic nature of Indonesian society, the borrowing of culture is viewed positively, suggesting a favorable perception of cultural appropriation.
在数字时代,外国文化的内容很容易在新媒体渠道的电影和音乐等媒体文本的上传中找到。这项研究的目的是揭示观众对来自韩国的NCT U偶像组织的音乐视频视频欣赏的压制。这项研究试图从韩国流行文化爱好者的角度来挖掘文化渗透。本研究采用一种定性方法,通过小组讨论(FGD)对11名参与者进行分析,分析招待会和数据收集技术。研究结果分为四种文化适应形式,即文化交流、文化控制、文化剥削和文化文化扩张。研究结果表明,线人将文化分配视为文化主导和文化转型的文化文本,该视频由韩国偶像组织(NCT U)带来。另一项发现是不可避免的文化借鉴,因为这两种文化结合在一起,导致一种混合文化作为一种文化商品的诞生。由于印尼是一个多元化的社会,已经习惯了文化借鉴,文化应用被认为具有积极的价值。在数字时代,文化内容的进步大大增加了,就像新媒体频道的电影和音乐一样。这项研究旨在研究南韩偶像音乐视频clips如何获得观众的认同,特别是研究如何探索韩国流行文化爱好者对文化认同概念的理解。提出了一个合理的建议,研究工具分析和数据收集技术,包括集中注意力小组讨论,以11个参与者的意见。研究结果确定了文化认同的四种类别:文化交换、文化控制、文化发展和文化文化发展。美国《participants research reveals那interpreted文化appropriation文化domination和在《》的音乐视频由内transculturation NCT U . Additionally,《inevitability of study亮点文化borrowing当不同文化interact,领着to The emergence of a混合文化美国大宗商品在《文化工业。提供印尼文化的多元性质,borrowing文化是积极的,暗示着一种最受欢迎的文化认同概念。
{"title":"Pemaknaan Apropriasi Budaya Pada Video Make A Wish","authors":"Eka Perwitasari Fauzi, Kurniawan Prasetyo","doi":"10.24815/jkg.v12i1.28489","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v12i1.28489","url":null,"abstract":"Di era digital, konten bermuatan budaya asing bisa ditemukan dengan mudah dalam bentuk unggahan teks media seperti film dan musik di saluran media baru. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap pemaknaan audiens mengenai apropriasi budaya terhadap teks media berupa video klip musik dari Grup Idol NCT U yang berasal dari Korea Selatan. Penelitian ini mencoba menggali mengenai pemaknaan apropriasi budaya dari sudut pandang penggemar budaya pop Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi dan teknik pengumpulan data melalui focus grup discussion (FGD) dengan 11 partisipan. Hasil penelitian dibagi menjadi empat kategorisasi bentuk apropriasi budaya yaitu cultural exchange (pertukaran budaya), cultural domination (dominasi budaya), cultural exploitation (eksploitasi budaya), dan transculturation (transkulturasi). Hasil penelitian menyatakan bahwa para informan memaknai apropriasi budaya sebagai dominasi budaya dan trankulturasi dalam teks media berupa video musik yang dibawakan oleh grup idol Korea NCT U. Temuan lain adalah peminjaman budaya tidak terhindarkan ketika dua budaya bertemu sehingga menyebabkan lahirnya sebuah budaya hibrida sebagai komoditas industri budaya. Karena masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat majemuk sudah terbiasa dengan peminjaman budaya, pemaknaan mengenai apropriasi budaya dianggap memiliki nilai positif.In the digital era, the accessibility of foreign cultural content has greatly increased through the availability of media texts such as films and music on new media channels. This research aims to investigate how audiences perceive the cultural appropriation of media texts, specifically focusing on the music video clips of the South Korean Idol Group NCT U. The study seeks to explore the perspectives of fans of Korean pop culture in understanding the concept of cultural appropriation. Employing a qualitative approach, the research utilizes reception analysis methods and data collection techniques, including focus group discussions (FGD) with eleven participants. The findings of the study identify four categories of cultural appropriation: cultural exchange, cultural domination, cultural exploitation, and transculturation. The research reveals that the participants interpreted cultural appropriation as cultural domination and transculturation within the context of music videos by NCT U. Additionally, the study highlights the inevitability of cultural borrowing when different cultures interact, leading to the emergence of a hybrid culture as a commodity within the cultural industry. Given the pluralistic nature of Indonesian society, the borrowing of culture is viewed positively, suggesting a favorable perception of cultural appropriation.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"516 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77131295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.24815/jkg.v12i1.30216
Nirvana Abdillah Sandi, Poppy Febriana
Kini ditemukan konten-konten orang yang membagikan cerita sedihnya dalam bentuk video musik di TikTok. Fenomena tersebut disebut dengan sadfishing, yaitu memancing kesedihan untuk menarik simpati orang lain di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya tagar #rumahkokkayu yang viral di TikTok sebagai sebuah tagar awal mula sadfishing terjadi dan melihat bagaimana dramatisir yang muncul dari budaya komunikasi meliputi unggahan-unggahan konten dalam tagar #rumahkokkayu di TikTok. Penelitian ini menggunakan teori dramatisme. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode netnografi untuk mengkaji budaya komunikasi mengenai interaksi dunia maya. Metode netnografi terbagi menjadi empat tahapan yaitu, tahapan pertama adalah investigasi yang meliputi pencarian, memilah serta pengarsipan data, tahapan kedua interaksi, tahapan ketiga, membuat catatan, tahapan keempat melakukan interpretasi. Hasil penelitian ini menunjukkan sadfishing telah berkembang sehingga dapat divisualisasikan dalam bentuk video dengan sebuah kesengajaan memilih musik sebagai backsound maupun menceritakan mengenai kondisi tempat tinggalnya dan dalam hal ini ditemukan pola yang berkelanjutan pada konten-konten selanjutnya ketika video tersebut mendapat simpati maupun semangat yang diharapkannya. Penggunaan tagar #rumahkokkayu mengonstruksi media sosial TikTok dan membentuk makna terkait sadfishing.Recently, content has been found on TikTok where people share their sad stories in the form of music videos. This phenomenon is called sadfishing, which involves fishing for sympathy from others on social media by provoking sadness. This research aims to examine the viral hashtag #rumahkokkayu on TikTok as an initial trigger for the occurrence of sadfishing and to observe the dramatization that emerges from the communication culture surrounding the posts under the #rumahkokkayu hashtag on TikTok. The research utilizes dramatism theory. It is a qualitative study employing netnography as the research method to investigate the communication culture regarding online interactions. Netnography involves four stages: the first stage is investigation, which includes data search, sorting, and archiving; the second stage is interaction; the third stage is note-taking, and the fourth stage is interpretation. The findings of this research indicate that sadfishing has evolved to the extent that it can be visualized in the form of videos deliberately choosing music as background sound and narrating their living conditions. A consistent pattern has been found in subsequent content when these videos receive the sympathy and encouragement they sought. The use of the #rumahkokkayu hashtag constructs the TikTok social media platform and shapes the meaning associated with sadfishing.
现在,人们已经发现了以音乐视频形式分享他悲惨故事的内容。这一现象被称为“sadfishing”,它唤起悲伤,以在社交媒体上引起他人的同情。本研究的目的是研究TikTok一个病毒村庄的标签,这个标签是sadfishing起源的一个标签,它是如何戏剧性地来自一种包括TikTok一个固定的家庭酒会标签上的内容内容的交流文化。这项研究采用了戏剧理论。这项研究是一种基于网络信息技术的定性研究,旨在研究网络互动的交流文化。netnografi方法分为四个阶段,第一阶段是调查包括搜索、整理和归档数据的互动,第三阶段,第二阶段做笔记,第四阶段做了解释。这项研究的结果显示sadfishing形式的发展,可以想象一个故意选择作为背景音乐和视频讲述了居住条件并发现这方面可持续的模式在接下来的此类当这些视频博取同情和预期的精神。使用# house kokter玷污了TikTok的社交媒体,建立了sadfishing的意义。最近,内容已被发现在滴答哪里人们分享他们的悲伤故事》音乐视频的形式。这现象叫做sadfishing为来自其他人的同情,哪种involves钓鱼provoking偏社交媒体上的悲伤。这一研究将反转录病毒标签的房子作为经济危机的潜在触发器,观察从通信文化中移除的戏剧性现象在TikTok hashtag下的post。《研究utilizes dramatism理论。美国qqe是a study employing netnography《communication research方法to investigate interactions文化关于在线。Netnography involves四个阶段:第一阶段是调查的数据,哪种includes search、sorting archiving;第二个阶段是interaction;》《第三阶段是note-taking,与第四阶段是解释。有《这个research findings indicate that sadfishing evolved to The extent它可以成为visualized in The form of视频deliberately你们美国音乐背景音响和narrating他们的生活条件。A consistent模式已被发现在subsequent这些视频内容当我们的同情和encouragement他们找到。/ rumahkokkayu标签constructs滴答之利用社交媒体平台和形状画《associated with sadfishing)的意义。
{"title":"Sadfishing: Studi Netnografi pada Konten dengan Tagar #rumahkokkayu Di Tiktok","authors":"Nirvana Abdillah Sandi, Poppy Febriana","doi":"10.24815/jkg.v12i1.30216","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v12i1.30216","url":null,"abstract":"Kini ditemukan konten-konten orang yang membagikan cerita sedihnya dalam bentuk video musik di TikTok. Fenomena tersebut disebut dengan sadfishing, yaitu memancing kesedihan untuk menarik simpati orang lain di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya tagar #rumahkokkayu yang viral di TikTok sebagai sebuah tagar awal mula sadfishing terjadi dan melihat bagaimana dramatisir yang muncul dari budaya komunikasi meliputi unggahan-unggahan konten dalam tagar #rumahkokkayu di TikTok. Penelitian ini menggunakan teori dramatisme. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode netnografi untuk mengkaji budaya komunikasi mengenai interaksi dunia maya. Metode netnografi terbagi menjadi empat tahapan yaitu, tahapan pertama adalah investigasi yang meliputi pencarian, memilah serta pengarsipan data, tahapan kedua interaksi, tahapan ketiga, membuat catatan, tahapan keempat melakukan interpretasi. Hasil penelitian ini menunjukkan sadfishing telah berkembang sehingga dapat divisualisasikan dalam bentuk video dengan sebuah kesengajaan memilih musik sebagai backsound maupun menceritakan mengenai kondisi tempat tinggalnya dan dalam hal ini ditemukan pola yang berkelanjutan pada konten-konten selanjutnya ketika video tersebut mendapat simpati maupun semangat yang diharapkannya. Penggunaan tagar #rumahkokkayu mengonstruksi media sosial TikTok dan membentuk makna terkait sadfishing.Recently, content has been found on TikTok where people share their sad stories in the form of music videos. This phenomenon is called sadfishing, which involves fishing for sympathy from others on social media by provoking sadness. This research aims to examine the viral hashtag #rumahkokkayu on TikTok as an initial trigger for the occurrence of sadfishing and to observe the dramatization that emerges from the communication culture surrounding the posts under the #rumahkokkayu hashtag on TikTok. The research utilizes dramatism theory. It is a qualitative study employing netnography as the research method to investigate the communication culture regarding online interactions. Netnography involves four stages: the first stage is investigation, which includes data search, sorting, and archiving; the second stage is interaction; the third stage is note-taking, and the fourth stage is interpretation. The findings of this research indicate that sadfishing has evolved to the extent that it can be visualized in the form of videos deliberately choosing music as background sound and narrating their living conditions. A consistent pattern has been found in subsequent content when these videos receive the sympathy and encouragement they sought. The use of the #rumahkokkayu hashtag constructs the TikTok social media platform and shapes the meaning associated with sadfishing.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84868971","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.24815/jkg.v12i1.31232
P. Maulina, Ainal Fitri, Dony Arung Triantoro
Buttonscarves menjadi brand fashion jilbab yang menargetkan perempuan muslim dengan kelas sosial menengah ke atas sebagai konsumennya. Melalui akun Instagram @buttonscarves, produsen fashion jilbab ini berupaya menarik perhatian konsumen dengan menciptakan beragam narasi sehingga terciptanya realitas-realitas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana realitas perempuan muslim dan jilbab diciptakan dalam narasi Buttonscarves di akun Instagram @buttonscarves. Peneliti juga menggunakan sudut pandang Baudrillard tentang Simulakra dan Hiperrealitas. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis semiotika Jean Barudrillard terhadap sembilan teks berupa video dan foto yang ada di akun tersebut di sepanjang tahun 2022. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Instagram @buttonscarves menciptakan simulasi realitas terhadap perempuan Muslim berjilbab. Narasi simulakra dalam Instagram @buttonscarves menunjukkan hiperrealitas nilai- nilai perempuan Muslim dan jilbab yang dapat membius khalayak perempuan Muslim. Sehingga jilbab tidak lagi dipandang dari nilai-nilai aslinya, namun menjadi realitas simulakrum murni dari citra yang diciptakan oleh Buttonscarves. Buttonscarves is a hijab fashion brand that targets Muslim women belonging to the middle and upper social classes. Through the Instagram account @buttonscarves, this hijab fashion producer attracted consumers’ attention by constructing narratives that shape distinct realities. This study delves into how the Buttonscarves’ narratives on the @buttonscarves create the reality of Muslim women and the headscarf. In analyzing this phenomenon, Baudrillard's concepts of Simulacra and Hyperreality serve as theoretical underpinnings. Employing a qualitative approach, this research adopts the Jean Baudrillard Semiotics Analysis method to analyze nine texts, encompassing videos and photos posted throughout 2022. The study's findings shed light on the Instagram account’s ability to engender a simulated reality of Muslim women wearing headscarves. Simulakra's narrative on Instagram @buttonscarves shows the hyperreality of Muslim women's values and the headscarf that can anesthetize Muslim women audiences. Consequently, the headscarf is no longer seen from its original values but becomes a pure simulacrum reality of the image created by Buttonscarves.
{"title":"Narasi Jilbab dan Realitas Simulakra di Akun Instagram @buttonscarves","authors":"P. Maulina, Ainal Fitri, Dony Arung Triantoro","doi":"10.24815/jkg.v12i1.31232","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v12i1.31232","url":null,"abstract":"Buttonscarves menjadi brand fashion jilbab yang menargetkan perempuan muslim dengan kelas sosial menengah ke atas sebagai konsumennya. Melalui akun Instagram @buttonscarves, produsen fashion jilbab ini berupaya menarik perhatian konsumen dengan menciptakan beragam narasi sehingga terciptanya realitas-realitas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana realitas perempuan muslim dan jilbab diciptakan dalam narasi Buttonscarves di akun Instagram @buttonscarves. Peneliti juga menggunakan sudut pandang Baudrillard tentang Simulakra dan Hiperrealitas. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis semiotika Jean Barudrillard terhadap sembilan teks berupa video dan foto yang ada di akun tersebut di sepanjang tahun 2022. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Instagram @buttonscarves menciptakan simulasi realitas terhadap perempuan Muslim berjilbab. Narasi simulakra dalam Instagram @buttonscarves menunjukkan hiperrealitas nilai- nilai perempuan Muslim dan jilbab yang dapat membius khalayak perempuan Muslim. Sehingga jilbab tidak lagi dipandang dari nilai-nilai aslinya, namun menjadi realitas simulakrum murni dari citra yang diciptakan oleh Buttonscarves. Buttonscarves is a hijab fashion brand that targets Muslim women belonging to the middle and upper social classes. Through the Instagram account @buttonscarves, this hijab fashion producer attracted consumers’ attention by constructing narratives that shape distinct realities. This study delves into how the Buttonscarves’ narratives on the @buttonscarves create the reality of Muslim women and the headscarf. In analyzing this phenomenon, Baudrillard's concepts of Simulacra and Hyperreality serve as theoretical underpinnings. Employing a qualitative approach, this research adopts the Jean Baudrillard Semiotics Analysis method to analyze nine texts, encompassing videos and photos posted throughout 2022. The study's findings shed light on the Instagram account’s ability to engender a simulated reality of Muslim women wearing headscarves. Simulakra's narrative on Instagram @buttonscarves shows the hyperreality of Muslim women's values and the headscarf that can anesthetize Muslim women audiences. Consequently, the headscarf is no longer seen from its original values but becomes a pure simulacrum reality of the image created by Buttonscarves.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74686845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.24815/jkg.v12i1.31107
Fhena Annisa
Kejuaraan Piala Dunia FIFA 2022 sempat menggemparkan jagat dunia maya usai keterlibatan artis K-pop sebagai salah satu pengisi acara pembukaan. Muncul sebagai bentuk implementasi tema yang diusung, yaitu multicultural, diversity, and peace, Jungkook BTS justru menjadi sasaran ujaran kebencian dari sejumlah penggemar sepak bola asal Indonesia di media sosial, khususnya Instagram dan Twitter. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui bentuk-bentuk ujaran kebencian para oknum penggemar sepak bola Indonesia terhadap Jungkook BTS di sejumlah unggahan media sosial. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi komentar jahat di unggahan Instagram @detik.com dan @plesbol_pusat, unggahan di akun Twitter @idextratime, dan kemudian dengan wawancara beberapa penggemar sepak bola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ujaran kebencian terbagi atas beberapa kategori, yakni penghinaan, penistaan, hingga perbuatan tidak menyenangkan. Sementara pada aspek marjinalisasi ujaran kebencian didominiasi pada aspek eufimisme dan disfemisme. The 2022 FIFA World Cup Championship has shocked the virtual world after the involvement of K-pop artists as one of the performers for the opening ceremony. Appearing as a form of implementation of the theme that was carried out, namely multicultural, diversity, and peace, Jungkook BTS actually became the target of hate speech from several football fans from Indonesia on social media, especially Instagram and Twitter. The purpose of this study is to find out the forms of hate speech by Indonesian football fans against Jungkook BTS in several news posts on social media. The research was conducted using a qualitative descriptive approach with data collection techniques in the form of documentation of malicious comments uploaded on Instagram @detik.com and @plesbol_pusat and uploaded on the Twitter account @idextratime followed by interviews with several football fans. The results of the study show that hate speech is divided into several categories, namely insults, insults to unpleasant acts, while in the aspect of marginalization, hate speech is dominated by euphemism and dysphemism aspects.
{"title":"Ujaran Kebencian terhadap Artis K-Pop dalam Opening Ceremony FIFA World Cup 2022","authors":"Fhena Annisa","doi":"10.24815/jkg.v12i1.31107","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v12i1.31107","url":null,"abstract":"Kejuaraan Piala Dunia FIFA 2022 sempat menggemparkan jagat dunia maya usai keterlibatan artis K-pop sebagai salah satu pengisi acara pembukaan. Muncul sebagai bentuk implementasi tema yang diusung, yaitu multicultural, diversity, and peace, Jungkook BTS justru menjadi sasaran ujaran kebencian dari sejumlah penggemar sepak bola asal Indonesia di media sosial, khususnya Instagram dan Twitter. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui bentuk-bentuk ujaran kebencian para oknum penggemar sepak bola Indonesia terhadap Jungkook BTS di sejumlah unggahan media sosial. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi komentar jahat di unggahan Instagram @detik.com dan @plesbol_pusat, unggahan di akun Twitter @idextratime, dan kemudian dengan wawancara beberapa penggemar sepak bola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ujaran kebencian terbagi atas beberapa kategori, yakni penghinaan, penistaan, hingga perbuatan tidak menyenangkan. Sementara pada aspek marjinalisasi ujaran kebencian didominiasi pada aspek eufimisme dan disfemisme. The 2022 FIFA World Cup Championship has shocked the virtual world after the involvement of K-pop artists as one of the performers for the opening ceremony. Appearing as a form of implementation of the theme that was carried out, namely multicultural, diversity, and peace, Jungkook BTS actually became the target of hate speech from several football fans from Indonesia on social media, especially Instagram and Twitter. The purpose of this study is to find out the forms of hate speech by Indonesian football fans against Jungkook BTS in several news posts on social media. The research was conducted using a qualitative descriptive approach with data collection techniques in the form of documentation of malicious comments uploaded on Instagram @detik.com and @plesbol_pusat and uploaded on the Twitter account @idextratime followed by interviews with several football fans. The results of the study show that hate speech is divided into several categories, namely insults, insults to unpleasant acts, while in the aspect of marginalization, hate speech is dominated by euphemism and dysphemism aspects. ","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84606514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.24815/jkg.v12i1.31101
Muhammad Revi Hari Prajanto, Rama Kertamukti
The self-presentation strategy is necessary in delivering dakwah (Islamic preaching) materials to make them appealing to the youth as the target audience. This study aims to interpret the selfpresentation performed by Habib Husein Ja'far through the YouTube channel Jeda Nulis. This research employed a qualitative descriptive approach to provide an overview of how Habib Husein Ja'far adjusted the theme of da'wah and self-presentation according to his segmentation on Youtube. The findings of the research indicate that Habib Husein Ja'far addressed many problems that tend to be experienced by young people with a relaxed and humorous style but serious in his response. Moreover, his self-presentation portrays him as a tolerant preacher who is close to young people. This research contributes knowledge to the self-presentation of preachers on YouTube in order to be able to creatively convey da'wah in accordance with the challenges of the current era. Strategi presentasi diri diperlukan dalam menyampaikan materi dakwah agar dapat diterima anak muda sebagai target dakwah. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan presentasi diri yang dilakukan oleh Habib Husein Ja’far melalui channel Youtube Jeda Nulis. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menganalisis video dakwah Habib Husein Ja'far untuk memberikan gambaran bagaimana Habib Husein Ja'far menyesuaikan tema dakwah dan presentasi diri sesuai dengan segmentasinya di Youtube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Habib Husein Ja'far banyak mengangkat permasalahan yang cenderung dialami oleh anak muda dengan gaya santai dan penuh candaan tapi serius dalam menjawabnya. Sedangkan presentasi diri yang dihadirkan oleh Habib Husein Ja’far adalah pendakwah yang toleran dan dekat dengan anak muda. Hasil penelitian ini memberikan pengetahuan dalam presentasi diri pendakwah di Youtube agar dapat menyampaikan dakwah secara kreatif sesuai dengan tantangan zamannya.
在传递dakwah(伊斯兰说教)材料时,自我呈现策略是必要的,以使它们吸引年轻人作为目标受众。本研究旨在解读Habib Husein Ja'far通过YouTube频道Jeda Nulis进行的自我呈现。本研究采用定性描述的方法,概述Habib Husein Ja'far如何根据他在Youtube上的细分调整da'wah的主题和自我呈现。研究结果表明,Habib Husein Ja'far以轻松幽默的方式解决了许多年轻人往往会遇到的问题,但他的回答却很严肃。此外,他的自我表现将他描绘成一个与年轻人亲近的宽容的传教士。本研究为传教士在YouTube上的自我呈现提供了知识,以便能够因应当前时代的挑战,创造性地传达“大我”。战略呈现为diri diperlukan dalam menyampaikan materi dakwah agar dapat diterima anak muda sebagai目标dakwah。Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan现在是diri yang dilakukan oleh Habib Husein Ja 'far melalui频道Youtube Jeda Nulis。Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskscriptif quality。Penelitian ini menganalysis视频dakwah Habib Husein Ja'far untuk成员kan gambaran bagaimana Habib Husein Ja'far menyesuaikan tema dakwah dan presentasi diri sesuai dengan segmentasya Youtube。Hasil penelitian menunjukkan bahwa Habib Husein Ja'far banyak mengangkat permasalahan yang cenderung dialami oleh anak muda dengan gaya santai dan peneh加拿大tapi serius dalam menjawabnya。世当坎现为“dii yang dihadirkan oleh Habib Husein Ja 'far adalah pendakwah yang toleran dankat dengan anak muda”。Hasil penelitian ini成员kan pengetahuan dalam呈现asdii pendakwah di Youtube agar dapat menyampaikan dakwah secara kreatif sesuai dengan tantanangan zamannya。
{"title":"Habib Husein Ja'far's Self Presentation Strategy in Digital Da'wah on Youtube","authors":"Muhammad Revi Hari Prajanto, Rama Kertamukti","doi":"10.24815/jkg.v12i1.31101","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v12i1.31101","url":null,"abstract":"The self-presentation strategy is necessary in delivering dakwah (Islamic preaching) materials to make them appealing to the youth as the target audience. This study aims to interpret the selfpresentation performed by Habib Husein Ja'far through the YouTube channel Jeda Nulis. This research employed a qualitative descriptive approach to provide an overview of how Habib Husein Ja'far adjusted the theme of da'wah and self-presentation according to his segmentation on Youtube. The findings of the research indicate that Habib Husein Ja'far addressed many problems that tend to be experienced by young people with a relaxed and humorous style but serious in his response. Moreover, his self-presentation portrays him as a tolerant preacher who is close to young people. This research contributes knowledge to the self-presentation of preachers on YouTube in order to be able to creatively convey da'wah in accordance with the challenges of the current era. Strategi presentasi diri diperlukan dalam menyampaikan materi dakwah agar dapat diterima anak muda sebagai target dakwah. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan presentasi diri yang dilakukan oleh Habib Husein Ja’far melalui channel Youtube Jeda Nulis. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menganalisis video dakwah Habib Husein Ja'far untuk memberikan gambaran bagaimana Habib Husein Ja'far menyesuaikan tema dakwah dan presentasi diri sesuai dengan segmentasinya di Youtube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Habib Husein Ja'far banyak mengangkat permasalahan yang cenderung dialami oleh anak muda dengan gaya santai dan penuh candaan tapi serius dalam menjawabnya. Sedangkan presentasi diri yang dihadirkan oleh Habib Husein Ja’far adalah pendakwah yang toleran dan dekat dengan anak muda. Hasil penelitian ini memberikan pengetahuan dalam presentasi diri pendakwah di Youtube agar dapat menyampaikan dakwah secara kreatif sesuai dengan tantangan zamannya.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"79 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87108358","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
On 15 September 2020, the UAE normalized relations with Israel, which sparked controversy on Twitter with the #AbrahamAccords. By using Digital Movement Opinion (DMO) and the concept of sentiment analysis, this study aims to determine the sentiment of public opinion that develops on Twitter media related to the normalization of this relationship. This study used a qualitative approach through the use of text mining methods using Natural language Toolkit (NLTK) as a platform in Python to analyze 4900 tweets with #AbrahamAccords. The results of the study showed that the sentiment of public opinion that developed on social media Twitter was a positive sentiment with 75% of the 490 tweets. It also showed that views on the relationship between the UAE and Israel on social media Twitter via #AbrahamAccords tend to support this normalization. Some factors that influenced the positive sentiment were the role of the mass media and political actors. Pada 15 September 2020, UEA melakukan normalisasi hubungan dengan Israel yang yang mengundang kontroversi di Twitter dengan #AbrahamAccords. Dengan menggunakan Digital Movement Opinion (DMO) dan konsep sentiment analisis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sentimen dari opini publik yang berkembang pada media Twitter terkait dengan normalisasi hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pemakaian metode teks mining dengan menggunakan Natural language Toolkit (NLTK) sebagai platform di Python guna menganalisis 4900 tweets dengan #AbrahamAccords. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sentimen dari opini publik yang berkembang di media sosial Twitter adalah sentimen positif dengan 75% dari 490 tweet yang di peroleh. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan terhadap hubungan UEA dengan Israel pada media sosial Twitter melalui #AbrahamAccords cenderung mendukung adanya normalisasi tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi sentiment positif yang terjadi ialah peran media massa dan aktor politik.
2020年9月15日,阿联酋与以色列关系正常化,这在推特上引发了#亚伯拉罕协议#的争议。通过使用数字运动意见(DMO)和情感分析的概念,本研究旨在确定Twitter媒体上发展的与这一关系正常化相关的民意情绪。本研究采用定性方法,通过使用自然语言工具包(NLTK)作为Python平台的文本挖掘方法,分析了4900条带有#AbrahamAccords的推文。研究结果显示,在社交媒体Twitter上形成的舆论情绪在490条推文中有75%是积极的情绪。调查亦显示,推特社群媒体透过#AbrahamAccords对阿联酋与以色列关系的看法倾向于支持这一正常化。影响正面情绪的一些因素是大众传媒和政治行动者的作用。2020年9月15日,UEA melakukan normalisasi hubungan dengan以色列yang yang mengundang kontroversi di Twitter dengan #亚伯拉罕协议。登安梦古纳坎数字运动意见(DMO) dan konsep情绪分析,penelitian ini bertujuan untuk梦古纳坎sentimen dari opini pubk yang berkembang pagada media推特消息来源登安normalisasi hubungan tersebut。Penelitian ini menggunakan mealitatif melalui pemakaian mealitex teks mining dengan menggunakan Natural language Toolkit (NLTK) sebagai平台di Python guna menganalis 4900条推文dengan #AbrahamAccords。Hasil penelitian menunjukkan bahwa sentimen dari opini public yang berkembang di media social Twitter adalah sentimen positive dengan 75% dari 490 tweet yang di peroleh。以色列媒体,社交媒体,推特,#亚伯拉罕协议#Beberapa因素对杨氏情绪积极,杨氏情绪积极,对媒体大众和政治有积极影响。
{"title":"Sentiments via #Abrahamaccords on the UAE and Israel Normalization","authors":"Hafiz Fikrie, Hafid Adim Pradana, Dedik Fitra Suhermanto","doi":"10.24815/jkg.v11i2.26697","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v11i2.26697","url":null,"abstract":"On 15 September 2020, the UAE normalized relations with Israel, which sparked controversy on Twitter with the #AbrahamAccords. By using Digital Movement Opinion (DMO) and the concept of sentiment analysis, this study aims to determine the sentiment of public opinion that develops on Twitter media related to the normalization of this relationship. This study used a qualitative approach through the use of text mining methods using Natural language Toolkit (NLTK) as a platform in Python to analyze 4900 tweets with #AbrahamAccords. The results of the study showed that the sentiment of public opinion that developed on social media Twitter was a positive sentiment with 75% of the 490 tweets. It also showed that views on the relationship between the UAE and Israel on social media Twitter via #AbrahamAccords tend to support this normalization. Some factors that influenced the positive sentiment were the role of the mass media and political actors. Pada 15 September 2020, UEA melakukan normalisasi hubungan dengan Israel yang yang mengundang kontroversi di Twitter dengan #AbrahamAccords. Dengan menggunakan Digital Movement Opinion (DMO) dan konsep sentiment analisis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sentimen dari opini publik yang berkembang pada media Twitter terkait dengan normalisasi hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pemakaian metode teks mining dengan menggunakan Natural language Toolkit (NLTK) sebagai platform di Python guna menganalisis 4900 tweets dengan #AbrahamAccords. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sentimen dari opini publik yang berkembang di media sosial Twitter adalah sentimen positif dengan 75% dari 490 tweet yang di peroleh. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan terhadap hubungan UEA dengan Israel pada media sosial Twitter melalui #AbrahamAccords cenderung mendukung adanya normalisasi tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi sentiment positif yang terjadi ialah peran media massa dan aktor politik. ","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85474617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-27DOI: 10.24815/jkg.v11i2.26688
Muhammad Valiant Dwinanda, Puji Rianto, Genny Gustina Sari
Penggunaan Instagram di kalangan anak remaja di daerah kecil seperti Rejang Lebong akan memberikan pengalaman baru dalam kehidupan mereka. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengalaman remaja kelas menengah bawah dalam menggunakan media sosial Instagram di Rejang Lebong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan delapan informan dan observasi di media sosial dengan menjadi follower Instagram informan. Penelitian ini menemukan bahwa para informan yang menjadi subjek penelitian mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan ketika menggunakan Instagram. Mereka juga terlibat secara aktif dalam mengelola kesan, baik secara fisik maupun sosial. Pengelolaan kesan ini dilakukan untuk menutupi kelemahan dan kekurangan mereka. The use of Instagram among teenagers in small areas such as Rejang Lebong has provided new experiences in their lives. This research was conducted to explore the experiences of lower-class teenagers in Rejang Lebong in using Instagram. This study used a qualitative approach with phenomenological methods. Data were collected through interviews with eight participants and observations on social media by following their Instagram accounts. This study found that the informants who were the study subjects had pleasant and unpleasant experiences when using Instagram. They are also actively involved in managing impressions, both physically and socially. This impression management is done to cover their weaknesses and shortcomings.
{"title":"Instagram dan Ketidakamanan Sosial: Pengalaman Remaja Perempuan Kelas Bawah di Rejang Lebong","authors":"Muhammad Valiant Dwinanda, Puji Rianto, Genny Gustina Sari","doi":"10.24815/jkg.v11i2.26688","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/jkg.v11i2.26688","url":null,"abstract":"Penggunaan Instagram di kalangan anak remaja di daerah kecil seperti Rejang Lebong akan memberikan pengalaman baru dalam kehidupan mereka. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengalaman remaja kelas menengah bawah dalam menggunakan media sosial Instagram di Rejang Lebong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan delapan informan dan observasi di media sosial dengan menjadi follower Instagram informan. Penelitian ini menemukan bahwa para informan yang menjadi subjek penelitian mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan ketika menggunakan Instagram. Mereka juga terlibat secara aktif dalam mengelola kesan, baik secara fisik maupun sosial. Pengelolaan kesan ini dilakukan untuk menutupi kelemahan dan kekurangan mereka. The use of Instagram among teenagers in small areas such as Rejang Lebong has provided new experiences in their lives. This research was conducted to explore the experiences of lower-class teenagers in Rejang Lebong in using Instagram. This study used a qualitative approach with phenomenological methods. Data were collected through interviews with eight participants and observations on social media by following their Instagram accounts. This study found that the informants who were the study subjects had pleasant and unpleasant experiences when using Instagram. They are also actively involved in managing impressions, both physically and socially. This impression management is done to cover their weaknesses and shortcomings.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76352321","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}