Y. Purwanto, Mohammad Zaini, Jul Manohas, Johnny H. Tumiwa
Perairan Minahasa Utara bagian Barat pada umumnya merupakan hamparan batu karang yang memiliki potensi sumber daya perikanan yang relatif melimpah salah satunya adalah gurita (Octopus). Dalam memanfaatkan sumber daya ini masyarakat nelayan Desa Budo menangkap gurita menggunakan alat tangkap pancing yang disebut sihoru atau gara–gara boboca, alat tangkap ini adalah alat tangkap pancing jenis tonda. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan warna umpan terhadap jumlah hasil Tangkapan dan mengetahui spesies octopus hasil tangkapan. Metode yang digunakan dalam penelitan adalah eksperimental dan dianalisis menggunakan metode statistik Uji T. Dari penelitian ini diperoleh hasil nilai analisis P coklat hitam dan sebesar 0.6041, coklat dan merah sebesar 0.4762, hitam dan merah sebesar 0.8455 yang semua nilainya berada diatas α0.05 = 2.2281 dan dapat disimpulkan bahwa perlakuan warna umpan tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Berdasarkan hasil identifikasi gurita yang tertangkap adalah Octopus cyanea. Kata kunci :Desa Budo, gurita, sihoru
{"title":"PENGARUH PERBEDAAN WARNA UMPAN BUATAN PADA PANCING GURITA TERHADAP HASIL TANGKAPAN","authors":"Y. Purwanto, Mohammad Zaini, Jul Manohas, Johnny H. Tumiwa","doi":"10.15578/jbf.v2i2.73","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i2.73","url":null,"abstract":"Perairan Minahasa Utara bagian Barat pada umumnya merupakan hamparan batu karang yang memiliki potensi sumber daya perikanan yang relatif melimpah salah satunya adalah gurita (Octopus). Dalam memanfaatkan sumber daya ini masyarakat nelayan Desa Budo menangkap gurita menggunakan alat tangkap pancing yang disebut sihoru atau gara–gara boboca, alat tangkap ini adalah alat tangkap pancing jenis tonda. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan warna umpan terhadap jumlah hasil Tangkapan dan mengetahui spesies octopus hasil tangkapan. Metode yang digunakan dalam penelitan adalah eksperimental dan dianalisis menggunakan metode statistik Uji T. Dari penelitian ini diperoleh hasil nilai analisis P coklat hitam dan sebesar 0.6041, coklat dan merah sebesar 0.4762, hitam dan merah sebesar 0.8455 yang semua nilainya berada diatas α0.05 = 2.2281 dan dapat disimpulkan bahwa perlakuan warna umpan tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Berdasarkan hasil identifikasi gurita yang tertangkap adalah Octopus cyanea. Kata kunci :Desa Budo, gurita, sihoru","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"387 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122874939","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pancing ulur tuna telah digunakan secara luas oleh nelayan di Laut Sulawesi dan sekitarnya, untuk menangkap ikan pelagis besar dengan kapal-kapal ukuran kecil. Keberhasilan penangkapan tuna hand line, disamping dipengaruhi oleh umpan, juga dipengaruhi oleh teknik pengoperasian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap hand line tunadan hasil tangkapannya.Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2014 di perairan Laut Maluku dengan KM.Coelacanth milik Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung.Data tangkapan dikumpulkan dengan menggunakan alat tangkap hand line tuna selama 6 trip di perairan Laut Maluku menggunakan analisa deskriptif. Hasil tangkapan madidihang (Thunnus albacares) sebesar 79,9% masih lebih banyak dibandingkan dengan tuna mata besar (Thunnus obesus) yang hanya 20,1%.Kata kunci : madidihang; pancing ulur tuna; teknik pengoperasian
{"title":"TEKNIK PENGOPERASIAN HAND LINE TUNA DENGAN METODE PEMBERAT BATU DAN MINYAK CUMI DI PERAIRAN LAUT MALUKU","authors":"Karyanto Karyanto, M. Arifin, Lidya Katili","doi":"10.15578/jbf.v2i2.71","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i2.71","url":null,"abstract":"Pancing ulur tuna telah digunakan secara luas oleh nelayan di Laut Sulawesi dan sekitarnya, untuk menangkap ikan pelagis besar dengan kapal-kapal ukuran kecil. Keberhasilan penangkapan tuna hand line, disamping dipengaruhi oleh umpan, juga dipengaruhi oleh teknik pengoperasian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap hand line tunadan hasil tangkapannya.Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2014 di perairan Laut Maluku dengan KM.Coelacanth milik Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung.Data tangkapan dikumpulkan dengan menggunakan alat tangkap hand line tuna selama 6 trip di perairan Laut Maluku menggunakan analisa deskriptif. Hasil tangkapan madidihang (Thunnus albacares) sebesar 79,9% masih lebih banyak dibandingkan dengan tuna mata besar (Thunnus obesus) yang hanya 20,1%.Kata kunci : madidihang; pancing ulur tuna; teknik pengoperasian","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126007021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dr. Asia, ST., M.Si, H. Santoso, Palehel Mulalinda, Johnny H. Tumiwa, Peggy Pontoh
Alat tangkap jubi merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan desa Kampung Ambon dan desa kulu, namun pada penggunaan alat tangkap tersebut terdapat perbedaan dari segi keamanan nelayan. Di desa kampong Ambong dan desa Budo terdapat korban berupa kelumpuhan bahkan jatuhnya korban jiwa oleh nelayan, sedangkan di desa Kulu tidak terdapat korban kelumpuhan dan kematian, pada penelitian untuk menggali penyebab jatuhnya korban pada Nelayan di desa Kampung Ambong dan desa Budo, sedangkan desa Kulu merupakan desa pembanding di ke dua desa tersebut.metode yang digunakan yaitu metode studi kasus, pengambilan data secara wawancara kepada responden dan key informan di desa kampung Ambong. Desa Budo, dan desa kampung Kulu. Kesimpulan pada penelitian adalah penggunaan alat tangkap jubi yang menyebabkan kelumpuhan pada nelayan di desa Kampung Ambong dan desa Budo disebabkan penggunaan alat bantu kompresor yang relative lama, menyelaman pada kedalaman di atas 30 meter dengan waktu yang relatif lama, serta tidak menggunakan teknik ke permukaan dengan cara zig-zag untuk menyesuaikan kondisi tubuh dengan perairan. Kata kunci : alat tangkap, jubi, kedalaman, penyelam
{"title":"STUDI KASUS PENGGUNAAN ALAT TANGKAP IKAN JUBI OLEH NELAYAN DI SULAWESI UTARA","authors":"Dr. Asia, ST., M.Si, H. Santoso, Palehel Mulalinda, Johnny H. Tumiwa, Peggy Pontoh","doi":"10.15578/jbf.v2i2.72","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i2.72","url":null,"abstract":"Alat tangkap jubi merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan desa Kampung Ambon dan desa kulu, namun pada penggunaan alat tangkap tersebut terdapat perbedaan dari segi keamanan nelayan. Di desa kampong Ambong dan desa Budo terdapat korban berupa kelumpuhan bahkan jatuhnya korban jiwa oleh nelayan, sedangkan di desa Kulu tidak terdapat korban kelumpuhan dan kematian, pada penelitian untuk menggali penyebab jatuhnya korban pada Nelayan di desa Kampung Ambong dan desa Budo, sedangkan desa Kulu merupakan desa pembanding di ke dua desa tersebut.metode yang digunakan yaitu metode studi kasus, pengambilan data secara wawancara kepada responden dan key informan di desa kampung Ambong. Desa Budo, dan desa kampung Kulu. Kesimpulan pada penelitian adalah penggunaan alat tangkap jubi yang menyebabkan kelumpuhan pada nelayan di desa Kampung Ambong dan desa Budo disebabkan penggunaan alat bantu kompresor yang relative lama, menyelaman pada kedalaman di atas 30 meter dengan waktu yang relatif lama, serta tidak menggunakan teknik ke permukaan dengan cara zig-zag untuk menyesuaikan kondisi tubuh dengan perairan. Kata kunci : alat tangkap, jubi, kedalaman, penyelam","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116201251","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Hidayah, S. Nurbani, Jaya Kusuma, A. N. Siregar
Waru laut (Thespesia populnea) mengandung senyawa fitokimia yang memiliki efek farmakologi. Secara umum masyarakat didaerah Natuna belum banyak yang mengetahui khasiat dan kandungan yang terdapat pada tanaman waru laut ini. Sehingga perlu dilakukan identifikasi senyawa biokimia dari ekstrak simplisia daun waru laut dari Natuna. Penelitian dimulai dari pengambilan daun waru laut, pembuatan simplisia, ekstraksi dan identifikasi senyawa fitokimia. Daun waru laut memiliki warna hijau gelap dan simplisa memiliki kadar air 10,77% dan kadar abu 8,99% dengan rendemen 22,75%. Proses ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan 3 pelarut yaitu n-Heksan, etil asetat dan ethanol. Rendemen hasil ekstraksi untuk masing-masing pelarut sebesar 1,12% (n-heksan), 3,19% (etil asetat), dan 3,28% (etanol). Identifikasi senyawa fitokimia menunjukkan ketiga ekstrak mengantdung senyawa steroid & triterpenoid, namun ketiganya tidak mengandung alkaloid. hanya ekstrak n-heksan yang mengandung saponin, dan senyawa tannin hanya dimiliki oleh ekstrak etil asetat. kata kunci : Thespesia populnea, simplisia, ekstraksi, fitokimia
{"title":"IDENTIFIKASI SENYAWA FITOKIMIA EKSTRAK WARU LAUT (THESPESIA POPULNEA) DARI PESISIR PANTAI SEMARUS KABUPATEN NATUNA","authors":"Nur Hidayah, S. Nurbani, Jaya Kusuma, A. N. Siregar","doi":"10.15578/jbf.v2i2.57","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i2.57","url":null,"abstract":"Waru laut (Thespesia populnea) mengandung senyawa fitokimia yang memiliki efek farmakologi. Secara umum masyarakat didaerah Natuna belum banyak yang mengetahui khasiat dan kandungan yang terdapat pada tanaman waru laut ini. Sehingga perlu dilakukan identifikasi senyawa biokimia dari ekstrak simplisia daun waru laut dari Natuna. Penelitian dimulai dari pengambilan daun waru laut, pembuatan simplisia, ekstraksi dan identifikasi senyawa fitokimia. Daun waru laut memiliki warna hijau gelap dan simplisa memiliki kadar air 10,77% dan kadar abu 8,99% dengan rendemen 22,75%. Proses ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan 3 pelarut yaitu n-Heksan, etil asetat dan ethanol. Rendemen hasil ekstraksi untuk masing-masing pelarut sebesar 1,12% (n-heksan), 3,19% (etil asetat), dan 3,28% (etanol). Identifikasi senyawa fitokimia menunjukkan ketiga ekstrak mengantdung senyawa steroid & triterpenoid, namun ketiganya tidak mengandung alkaloid. hanya ekstrak n-heksan yang mengandung saponin, dan senyawa tannin hanya dimiliki oleh ekstrak etil asetat. kata kunci : Thespesia populnea, simplisia, ekstraksi, fitokimia ","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"743 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122960451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Arifin, Jul Manohas, Rudi Saranga, Mohammad Zaini
Terdapat beberapa model dan bentuk pancing yang digunakan nelayan Pasir Panjang, Kota Bitung dalam perikanan gurita. Hal ini menunjukkan bahwa secara ilmiah nelayan belum dapat menentukan model pancing yang efektif dalam kegiatan penangkapan gurita. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tangkap pancing dengan tali pancing No.1000 dan Tiga buah pancing gurita dengan bentuk yang berbeda (bentuk kepiting, kain rumbai dan udang). Pengoperasian pancing gurita dilakukan pada waktu pagi menjelang siang hari selama satu bulan di daerah penangkapan yang sama. Analisis data untuk mengetahui pengaruh perbedaan bentuk pancing terhadap jumlah dan berat serta rerata jumlah dan berat hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bentuk mata pancing berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, dengan mata pancing bentuk rumbai memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan bentuk Kepiting dan Udang. Kata kunci : bentuk pancing gurita, gurita
{"title":"PENGARUH PERBEDAAN MODEL DAN BENTUK PANCING TERHADAP HASIL TANGKAPAN GURITA","authors":"M. Arifin, Jul Manohas, Rudi Saranga, Mohammad Zaini","doi":"10.15578/jbf.v2i2.74","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i2.74","url":null,"abstract":"Terdapat beberapa model dan bentuk pancing yang digunakan nelayan Pasir Panjang, Kota Bitung dalam perikanan gurita. Hal ini menunjukkan bahwa secara ilmiah nelayan belum dapat menentukan model pancing yang efektif dalam kegiatan penangkapan gurita. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tangkap pancing dengan tali pancing No.1000 dan Tiga buah pancing gurita dengan bentuk yang berbeda (bentuk kepiting, kain rumbai dan udang). Pengoperasian pancing gurita dilakukan pada waktu pagi menjelang siang hari selama satu bulan di daerah penangkapan yang sama. Analisis data untuk mengetahui pengaruh perbedaan bentuk pancing terhadap jumlah dan berat serta rerata jumlah dan berat hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bentuk mata pancing berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, dengan mata pancing bentuk rumbai memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan bentuk Kepiting dan Udang. Kata kunci : bentuk pancing gurita, gurita","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133538544","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peningkatan kekuatan regangan sekaligus pengurangan polusi di lingkungan laut perlu dilakukan. Peneliti menggunakan serat alam berupa serat eceng gondok sebagai pengganti serat kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kekuatan mekanik komposit berpenguat serat eceng gondok bermatriks Polyester unsaturated dengan perlakuan alkali pada orientasi yang telah ditetapkan dengan perbandingan komposisi serat, sehingga diperoleh komposisi terbaik. Adapun metode yang digunakan yakni melalui perendaman dalam pelarut NaOH 2%. Serat yang telah direndam kemudian di karakterisasi mikrostruktur, setelah itu dilakukan uji penyerapan air dan ketahanan terhadap kimia. Kemudian melakukan uji Tarik komposit dengan komposisi serat sebesar 0, 2, 4, 6, 8, dan 10% berat dari total massa komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan penyerapan air jika dibandingkan dengan serat eceng gondok tanpa perlakuan. Pada ketahanan kimia, terjadi peningkatan ketahanan kimia baik terhadap larutan basa maupun larutan asam. Pada komposit serat alam, tegangan paling tinggi pada komposisi 4% berat sebesar 25,17 N/mm2 dan regangan paling besar pada komposisi 6% sebesar 10,45%.
{"title":"Karakterisasi Sifat Mekanik Komposit Termoset Poliester Tak Jenuh Berpenguat Serat Alam Sebagai Kandidat Material Lambung Kapal Perikanan","authors":"Fahriadi Pakaya, Joshua Ch. Huwae, Yurika Nantan","doi":"10.15578/jbf.v2i1.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i1.62","url":null,"abstract":"Peningkatan kekuatan regangan sekaligus pengurangan polusi di lingkungan laut perlu dilakukan. Peneliti menggunakan serat alam berupa serat eceng gondok sebagai pengganti serat kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kekuatan mekanik komposit berpenguat serat eceng gondok bermatriks Polyester unsaturated dengan perlakuan alkali pada orientasi yang telah ditetapkan dengan perbandingan komposisi serat, sehingga diperoleh komposisi terbaik. Adapun metode yang digunakan yakni melalui perendaman dalam pelarut NaOH 2%. Serat yang telah direndam kemudian di karakterisasi mikrostruktur, setelah itu dilakukan uji penyerapan air dan ketahanan terhadap kimia. Kemudian melakukan uji Tarik komposit dengan komposisi serat sebesar 0, 2, 4, 6, 8, dan 10% berat dari total massa komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan penyerapan air jika dibandingkan dengan serat eceng gondok tanpa perlakuan. Pada ketahanan kimia, terjadi peningkatan ketahanan kimia baik terhadap larutan basa maupun larutan asam. Pada komposit serat alam, tegangan paling tinggi pada komposisi 4% berat sebesar 25,17 N/mm2 dan regangan paling besar pada komposisi 6% sebesar 10,45%.","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114126336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) di kapal telah menjadi perhatian di antara pemerintah dan pebisnis sejak lama. Faktor K3 terkait erat dengan kinerja anak buah kapal (ABK) dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin banyak fasilitas ke sel amatan kerja, semakin sedikit kemungkinan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis potensi resiko keselamatan kerja ABK dan aspek kelayakan, keselamatan dan kesehatan kerja diatas kapal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan kuesioner. Data-data yang diperoleh di analisis menggunakan matriks IFAS,EFAS dan SWOT. Perhitungan total antara bobot dan nilai skoring pada tabel IFAS dan EFAS penerapan K3 KM Anna Rizky 7 menunjukkan nilai komponen internal sebesar 3,09, sedangkan nilai eksternal sebesar 2,89. Selisih nilai IFAS maupun EFAS bernilai positif, oleh karena itu penerapan K3 KM Anna Rizky 7 berada pada posisi kuadran 1. Hal tersebut berarti strategi yang digunakan adalah strategi progresif (pertumbuhan) yaitu strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penerapan k3 demi mencapai pertumbuhan yang baik. Cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah melakukan pelatihan K3 untuk ABK, memberikan jaminan ketenagakerjaan ABK, melengkapi keselamatan atau memperbaharui alat keselamatan serta memperbaiki kondisi kapal dan melaksanakan prosedur kerja keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal .Kata kunci: ABK, K3, SWOT.
{"title":"ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI KAPAL LONG LINE KM. ANNA RIZKY 7 YANG BERBASIS DI CILACAP","authors":"Untung Prasetyono, Deni Sarianto, Dandi Rivaldi Nugraha","doi":"10.15578/jbf.v2i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i1.63","url":null,"abstract":"Keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) di kapal telah menjadi perhatian di antara pemerintah dan pebisnis sejak lama. Faktor K3 terkait erat dengan kinerja anak buah kapal (ABK) dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin banyak fasilitas ke sel amatan kerja, semakin sedikit kemungkinan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis potensi resiko keselamatan kerja ABK dan aspek kelayakan, keselamatan dan kesehatan kerja diatas kapal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan kuesioner. Data-data yang diperoleh di analisis menggunakan matriks IFAS,EFAS dan SWOT. Perhitungan total antara bobot dan nilai skoring pada tabel IFAS dan EFAS penerapan K3 KM Anna Rizky 7 menunjukkan nilai komponen internal sebesar 3,09, sedangkan nilai eksternal sebesar 2,89. Selisih nilai IFAS maupun EFAS bernilai positif, oleh karena itu penerapan K3 KM Anna Rizky 7 berada pada posisi kuadran 1. Hal tersebut berarti strategi yang digunakan adalah strategi progresif (pertumbuhan) yaitu strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penerapan k3 demi mencapai pertumbuhan yang baik. Cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah melakukan pelatihan K3 untuk ABK, memberikan jaminan ketenagakerjaan ABK, melengkapi keselamatan atau memperbaharui alat keselamatan serta memperbaiki kondisi kapal dan melaksanakan prosedur kerja keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal .Kata kunci: ABK, K3, SWOT.","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"161 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127318722","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ekosistem hutan mangrove merupakan salah satu aset nasional yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Pemanfaatan sumberdaya ini, harus dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup sebagai dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Valuasi ekonomi sumberdaya hutan mangrove merupakan suatu kebutuhan yang segera dipenuhi sehingga semakin sempurnanya perencanaan pembangunan di daerah. Nilai total ekonomi hutan mangrove secara secara garis besar dapat dikelompokan sebagai nilai manfaat (use value) dan nilai bukan manfaat (non use value). Selanjutnya bahwa nilai manfaat dapat dibagi lagi menjadi nilai guna langsung (direct use value) dan nilai guna tidak langsung (indirect use value). Nilai manfaat berhubungan dengan nilai di mana masyarakat memanfaatkan atau berharap akan memanfaatkan di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya potensi sumberdaya hutan mangrove dalam bentuk fisik dan mengetahui nilai ekonomi atau kekayaan sumberdaya hutan mangrove dalam bentuk moneter di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan-Kota Bitung. Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah memberikan informasi tentang kekayaan moneter sumberdaya hutan mangrove, sebagai alat pertimbangan pengambilan kebijakan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. Penyebaran hutan mangrove di Kelurahan Pasir Panjang berada pada daerah yang terlindung. Hasil penelitian diperoleh jenis hutan mangrove terdiri dari 5 famili yaitu Rhizophoraceae, Sonneratiacea, Avicenniaceae, Melliceacea, dan Myrsinaceae dengan 12 jenis yang mendominasi ditemui yaitu : Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Ceriops tagal, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Sonneratia alba, Avicennia marina, Xylocarpus granatum, Xylocarpus moluccensis, Aegiceras corniculatum, dan Aegiceras floridium. Hasil identifikasi terhadap nilai penggunaan hutan mangrove di Kelurahan Pasir Panjang, terdiri dari nilai manfaat langsung (direct use value) dan nilai manfaat tidak langsung (indirect use value). Nilai manfaat langsung terdiri dari tiga guna yaitu : (1) nilai guna langsung pengambilan ikan, (2) nilai guna langsung pengambilan kepiting, dan (3) memiliki nilai potensi ekowisata. Nilai manfaat tidak langsung dari pemanfaatan hutan mangrove terdiri dari dua manfaat yaitu (1) sebagai nursery ground, dan (2) sebagai pelindung abrasi. Hasil analisis nilai ekonomi sumberdaya hutan mangrove diperoleh nilai manfaat tidak langsung memiliki nilai tertinggi sebesar Rp 2.150.000.000,00/tahun, manfaat langsung sebesar Rp 523.292.000,00/tahun. Dari sumberdaya mangrove yang sudah dianalisis tersebut terdapat cadangan sumberdaya hutan mangrove sebesar Rp. 2.673.292.000,00/tahun.Kata kunci : valuasi ekonomi, nilai ekonomi mangrove
{"title":"Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove di Kelurahan Pasir Panjang-Kecamatan Lembeh Selatan-Kota Bitung","authors":"Silvester Simau, Samuel Hamel, Jenny I. Manengkey","doi":"10.15578/jbf.v2i1.60","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i1.60","url":null,"abstract":"Ekosistem hutan mangrove merupakan salah satu aset nasional yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Pemanfaatan sumberdaya ini, harus dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup sebagai dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Valuasi ekonomi sumberdaya hutan mangrove merupakan suatu kebutuhan yang segera dipenuhi sehingga semakin sempurnanya perencanaan pembangunan di daerah. Nilai total ekonomi hutan mangrove secara secara garis besar dapat dikelompokan sebagai nilai manfaat (use value) dan nilai bukan manfaat (non use value). Selanjutnya bahwa nilai manfaat dapat dibagi lagi menjadi nilai guna langsung (direct use value) dan nilai guna tidak langsung (indirect use value). Nilai manfaat berhubungan dengan nilai di mana masyarakat memanfaatkan atau berharap akan memanfaatkan di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya potensi sumberdaya hutan mangrove dalam bentuk fisik dan mengetahui nilai ekonomi atau kekayaan sumberdaya hutan mangrove dalam bentuk moneter di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan-Kota Bitung. Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah memberikan informasi tentang kekayaan moneter sumberdaya hutan mangrove, sebagai alat pertimbangan pengambilan kebijakan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. Penyebaran hutan mangrove di Kelurahan Pasir Panjang berada pada daerah yang terlindung. Hasil penelitian diperoleh jenis hutan mangrove terdiri dari 5 famili yaitu Rhizophoraceae, Sonneratiacea, Avicenniaceae, Melliceacea, dan Myrsinaceae dengan 12 jenis yang mendominasi ditemui yaitu : Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Ceriops tagal, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Sonneratia alba, Avicennia marina, Xylocarpus granatum, Xylocarpus moluccensis, Aegiceras corniculatum, dan Aegiceras floridium. Hasil identifikasi terhadap nilai penggunaan hutan mangrove di Kelurahan Pasir Panjang, terdiri dari nilai manfaat langsung (direct use value) dan nilai manfaat tidak langsung (indirect use value). Nilai manfaat langsung terdiri dari tiga guna yaitu : (1) nilai guna langsung pengambilan ikan, (2) nilai guna langsung pengambilan kepiting, dan (3) memiliki nilai potensi ekowisata. Nilai manfaat tidak langsung dari pemanfaatan hutan mangrove terdiri dari dua manfaat yaitu (1) sebagai nursery ground, dan (2) sebagai pelindung abrasi. Hasil analisis nilai ekonomi sumberdaya hutan mangrove diperoleh nilai manfaat tidak langsung memiliki nilai tertinggi sebesar Rp 2.150.000.000,00/tahun, manfaat langsung sebesar Rp 523.292.000,00/tahun. Dari sumberdaya mangrove yang sudah dianalisis tersebut terdapat cadangan sumberdaya hutan mangrove sebesar Rp. 2.673.292.000,00/tahun.Kata kunci : valuasi ekonomi, nilai ekonomi mangrove","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128207562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anasri I, S. B. Prasetyati, Desi Rahmatina Salsabil
Produk Shampo rumput laut merupakan produk baru sehingga dapat dijadikan inovasi pada bahan baku rumput laut di bidang kosmetik. Produk ini diharapkan dapat menutrisi rambut dan kulit kepala sehingga aman untuk dipakai. Tujuan penelitian ini adalah membuat shampo dengan penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii) serta melakukan pengujian mutu produk akhir yang meliputi pengujian kimia (pH, viskositas, logam berat Pb, Cd, Hg dan As, stabilitas busa) dan uji hedonik. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 di PT. Rumah Rumput Laut, Desa Cihideung Hilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pH adalah 6,14, sedangkan rata-rata viskositas adalah 3.790,5 cPs dimana viskositas tersebut belum memenuhi standar yang berlaku di pasaran. Kandungan logam berat Pb, Cd, Hg dan As selama pengujian tidak terdeteksi logam berat. Stabilitas busa menunjukkan kemampuan shampo untuk menghasilkan busa, dimana tidak terdapat syarat khusus persentase minimum dan atau maksimum busa yang dihasilkan. Berdasarkan hasil analisis rata-rata stabilitas busa sebesar 60,86%. Uji hedonik meliputi kenampakan, tekstur, warna dan aroma menunjukkan bahwa hasil uji kenampakan sebesar 4 (suka), tekstur 3,5 (suka), warna 4 (suka) dan aroma adalah 4 (suka).Kata kunci: Shampo, rumput laut, Eucheuma cottonii,
{"title":"ANALISIS KUALITAS SHAMPO RUMPUT LAUT JENIS EUCHEUMA COTTONII : STUDI KASUS DI PT. RUMAH RUMPUT LAUT BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT","authors":"Anasri I, S. B. Prasetyati, Desi Rahmatina Salsabil","doi":"10.15578/jbf.v2i1.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i1.59","url":null,"abstract":"Produk Shampo rumput laut merupakan produk baru sehingga dapat dijadikan inovasi pada bahan baku rumput laut di bidang kosmetik. Produk ini diharapkan dapat menutrisi rambut dan kulit kepala sehingga aman untuk dipakai. Tujuan penelitian ini adalah membuat shampo dengan penambahan rumput laut (Eucheuma cottonii) serta melakukan pengujian mutu produk akhir yang meliputi pengujian kimia (pH, viskositas, logam berat Pb, Cd, Hg dan As, stabilitas busa) dan uji hedonik. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 di PT. Rumah Rumput Laut, Desa Cihideung Hilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pH adalah 6,14, sedangkan rata-rata viskositas adalah 3.790,5 cPs dimana viskositas tersebut belum memenuhi standar yang berlaku di pasaran. Kandungan logam berat Pb, Cd, Hg dan As selama pengujian tidak terdeteksi logam berat. Stabilitas busa menunjukkan kemampuan shampo untuk menghasilkan busa, dimana tidak terdapat syarat khusus persentase minimum dan atau maksimum busa yang dihasilkan. Berdasarkan hasil analisis rata-rata stabilitas busa sebesar 60,86%. Uji hedonik meliputi kenampakan, tekstur, warna dan aroma menunjukkan bahwa hasil uji kenampakan sebesar 4 (suka), tekstur 3,5 (suka), warna 4 (suka) dan aroma adalah 4 (suka).Kata kunci: Shampo, rumput laut, Eucheuma cottonii,","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132854131","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Marinus S. Tappy, J. Huwae, Jefta Ratela, Barokah Barokah, S. Semin, Y. Wibisono, Hendra Purnomo
Mesin diesel merupakan salah satu jenis mesin pembakaran internal yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia saat ini. Teknologi mesin diesel terus berkembang hingga saat ini. Namun mesin diesel sangat bergantung pada bahan bakar diesel fosil, sedangkan stok bahan bakar fosil semakin berkurang. Berkaitan dengan fenomena tersebut, maka dilakukan penelitian dengan tujuan mengaplikasikan heat recovery jacket cooler berbasis fuel heater dan menganalisis besarnya konsumsi bahan bakar. Penelitian ini menggunakan metodeeksperimental antara lain pembuatan instalasi fuel heater dan pengukuran konsumsi bahan bakar. Pada percobaan menggunakan bahan bakar biodiesel (B20) dengan variasi temperatur 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, dan 50oC. Mesin diesel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 4 langkah, 4 silinder, 1500 rpm 18 kVA dan mesin diesel dalam kondisi tanpa beban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur bahan bakar semakin menurun konsumsinya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanasan bahan bakar mempengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar.Kata kunci: Mesin Diesel; Konsumsi bahan bakar; Pemanas; Pendinginan Jaket;
{"title":"PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DENGAN METODE HEAT RECOVERY JACKET COOLER","authors":"Marinus S. Tappy, J. Huwae, Jefta Ratela, Barokah Barokah, S. Semin, Y. Wibisono, Hendra Purnomo","doi":"10.15578/jbf.v2i1.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jbf.v2i1.61","url":null,"abstract":"Mesin diesel merupakan salah satu jenis mesin pembakaran internal yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia saat ini. Teknologi mesin diesel terus berkembang hingga saat ini. Namun mesin diesel sangat bergantung pada bahan bakar diesel fosil, sedangkan stok bahan bakar fosil semakin berkurang. Berkaitan dengan fenomena tersebut, maka dilakukan penelitian dengan tujuan mengaplikasikan heat recovery jacket cooler berbasis fuel heater dan menganalisis besarnya konsumsi bahan bakar. Penelitian ini menggunakan metodeeksperimental antara lain pembuatan instalasi fuel heater dan pengukuran konsumsi bahan bakar. Pada percobaan menggunakan bahan bakar biodiesel (B20) dengan variasi temperatur 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, dan 50oC. Mesin diesel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 4 langkah, 4 silinder, 1500 rpm 18 kVA dan mesin diesel dalam kondisi tanpa beban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur bahan bakar semakin menurun konsumsinya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanasan bahan bakar mempengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar.Kata kunci: Mesin Diesel; Konsumsi bahan bakar; Pemanas; Pendinginan Jaket;","PeriodicalId":336742,"journal":{"name":"JURNAL BLUEFIN FISHERIES","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124764783","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}