Pub Date : 2023-05-31DOI: 10.17977/um064v3i52023p707-723
Baiq Tsania Avi Salwa Issabella, Lilis Afifah, Audrey Gabriella Titaley
Media merupakan instrumen penting dalam pelaksanaan pembelajaran masa kini. Inovasi media sangat dibutuhkan untuk mendukung keefektifan pembelajaran sehingga suatu tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah tercapai. Namun, faktanya tidak sedikit sekolah di Indonesia yang masih ke-kurangan dalam hal inovasi media pembelajaran, khususnya media pembelajaran yang berbasis digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Klicks Deutsch, yaitu sebuah media audio-visual digital bagi pembelajaran bahasa Jerman. Klicks Deutsch dibuat menggunakan aplikasi pembuat media interaktif bernama Articulate Storyline. Materi yang disajikan dalam media ini ada-lah seputar makanan (Rund ums Essen) pada Kurikulum 2013 untuk Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2. Adapun penelitian ini berjenis Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahapan, yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar angket. Klicks Deutsch yang telah tervalidasi oleh ahli materi dan ahli media kemudian diujicobakan kepada 26 siswa kelas XI Bahasa SMAN 8 Malang. Hasil penilaian menunjukkan bahwa media Klicks Deutsch berada pada kualifikasi sangat valid atau sangat layak diterapkan sebagai media pembelajaran digital bahasa Jerman, khususnya untuk materi Rund ums Essen. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase hasil penilaian sejumlah 85 persen oleh ahli materi, 95,6 persen oleh ahli media, dan 91,4 persen oleh siswa sebagai pengguna. Kata kunci: media pembelajaran; Klicks Deutsch; Rund ums Essen; bahasa Jerman The Development of Digital Audiovisual Media Klicks Deutsch Based on Articulate Storyline on Rund ums Essen Material in Learning German Media is an essential instrument to implement today's learning. Media innovation is reguined to support the achievement of a learning goal. But in fact, there are still many schools in Indonesia, which is lacked in terms of learning media innovation, especially digital-based learning media. This research aimed to develop Klicks Deutsch, a digital audiovisual media for learning German. Klicks Deutsch was created using an interactive media creator application called Articulate Storyline. The material presented in this media is Rund ums Essen (about food) for Basic Competency 3.2 and 4.2 in curriculum 2013. Moreover, this research was a Research and Development (R&D) type using the ADDIE development model which consists of five phases, namely analysis, design, development, implementation and evaluation. The data were collected using questionnaires. After being validated by the experts, Klicks Deutsch was then implemented on 26 students of grade XI Language at SMAN 8 Malang. Finally, the results of the assessments show that Klicks Deutsch has reached a quite valid qualification. In other words, this media is liable to be used as a media for German learning, since it gained 85 percent score from material expert, 95.6 percent from media expert and 91.4 per
{"title":"Pengembangan Media Audiovisual Digital Klicks Deutsch Berbasis Articulate Storyline pada Materi Rund ums Essen dalam Pembelajaran Bahasa Jerman","authors":"Baiq Tsania Avi Salwa Issabella, Lilis Afifah, Audrey Gabriella Titaley","doi":"10.17977/um064v3i52023p707-723","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p707-723","url":null,"abstract":"Media merupakan instrumen penting dalam pelaksanaan pembelajaran masa kini. Inovasi media sangat dibutuhkan untuk mendukung keefektifan pembelajaran sehingga suatu tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah tercapai. Namun, faktanya tidak sedikit sekolah di Indonesia yang masih ke-kurangan dalam hal inovasi media pembelajaran, khususnya media pembelajaran yang berbasis digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Klicks Deutsch, yaitu sebuah media audio-visual digital bagi pembelajaran bahasa Jerman. Klicks Deutsch dibuat menggunakan aplikasi pembuat media interaktif bernama Articulate Storyline. Materi yang disajikan dalam media ini ada-lah seputar makanan (Rund ums Essen) pada Kurikulum 2013 untuk Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2. Adapun penelitian ini berjenis Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahapan, yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar angket. Klicks Deutsch yang telah tervalidasi oleh ahli materi dan ahli media kemudian diujicobakan kepada 26 siswa kelas XI Bahasa SMAN 8 Malang. Hasil penilaian menunjukkan bahwa media Klicks Deutsch berada pada kualifikasi sangat valid atau sangat layak diterapkan sebagai media pembelajaran digital bahasa Jerman, khususnya untuk materi Rund ums Essen. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase hasil penilaian sejumlah 85 persen oleh ahli materi, 95,6 persen oleh ahli media, dan 91,4 persen oleh siswa sebagai pengguna.\u0000Kata kunci: media pembelajaran; Klicks Deutsch; Rund ums Essen; bahasa Jerman\u0000The Development of Digital Audiovisual Media Klicks Deutsch Based on Articulate Storyline on Rund ums Essen Material in Learning German\u0000Media is an essential instrument to implement today's learning. Media innovation is reguined to support the achievement of a learning goal. But in fact, there are still many schools in Indonesia, which is lacked in terms of learning media innovation, especially digital-based learning media. This research aimed to develop Klicks Deutsch, a digital audiovisual media for learning German. Klicks Deutsch was created using an interactive media creator application called Articulate Storyline. The material presented in this media is Rund ums Essen (about food) for Basic Competency 3.2 and 4.2 in curriculum 2013. Moreover, this research was a Research and Development (R&D) type using the ADDIE development model which consists of five phases, namely analysis, design, development, implementation and evaluation. The data were collected using questionnaires. After being validated by the experts, Klicks Deutsch was then implemented on 26 students of grade XI Language at SMAN 8 Malang. Finally, the results of the assessments show that Klicks Deutsch has reached a quite valid qualification. In other words, this media is liable to be used as a media for German learning, since it gained 85 percent score from material expert, 95.6 percent from media expert and 91.4 per","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"394 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123962802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-31DOI: 10.17977/um064v3i52023p694-706
Aisyah Adiningsih, Azizatuz Zahro'
Perempuan lebih rentan mengalami stres pada saat dihadapkan dengan masalah. Dalam teori stres Selye, bentuk stres didasarkan pada dampaknya dibagi menjadi dua jenis, yaitu distress dan eustress. Stres tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang menjadi penyebab stres (stressor), seperti yang dialami oleh tokoh remaja perempuan dalam novel Mamimoma. Novel teenlit tersebut merupakan karya Rosemary Kesauly yang terbit pada tahun 2018 untuk edisi ketiga di PT Gramedia Pustaka Utama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan penyebab stres (stressor) pada tokoh perempuan dalam novel Mamimoma karya Rosemary Kesauly. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bentuk stres pada tokoh perempuan di dalam novel adalah distress dan eustress. Distress tecermin pada tokoh Maggie dan May yang ditunjukkan melalui pe-nurunan kualitas hubungan sosial antara anak dan orang tua. Sementara itu, eustress tecermin pada tokoh Maggie dan Milly yang ditunjukkan melalui peningkatan potensi dan kinerja. Stres pada tokoh perempuan tersebut disebabkan oleh stressor dari aspek sosial dan psikologi. Aspek sosial berkaitan dengan pekerjaan orang tua, keharmonisan keluarga, dan respons masyarakat terhadap cacat fisik. Sementara itu, aspek psikologi berkaitan dengan rasa tidak percaya diri. Kata kunci: stres; stressor; Mamimoma; Rosemary Kesauly Forms and Stressors of Female Character in Mamimoma Novel by Rosemary Kesauly Women are more prone to experience stress when faced with problems. In Selye's stress theory, the form of stress based on its impact is divided into two types, namely distress and eustress. The stress is caused by various factors that cause stress (stressors), as experienced by the teenage female character in the novel Mamimoma. The teenlit novel is a work by Rosemary Kesauly which was published in 2018 for the third edition at PT Gramedia Pustaka Utama. This study aims to describe the forms and causes of stress (stressors) on female characters in the novel Mamimoma by Rosemary Kesauly. The approach used in this study is a qualitative approach. The data analysis technique used is content analysis technique. The results of the research show that the forms of stress on female characters in the novel are distress and eustress. Distress is reflected in the characters Maggie and May which is shown through a decrease in the quality of social relations between children and parents. Meanwhile, eustress is reflected in the characters Maggie and Milly which are shown through increased potency and performance. The stress on the female character is caused by stress-sors from social and psychological aspects. The social aspect is related to parents' work, family harmony, and society's response to physical disabilities. Meanwhile, the psychological aspect is related to self-doubt. Keywords: stress; stressor; Mamimoma; Rosemary Kesauly
{"title":"Bentuk dan Penyebab Stres Tokoh Perempuan dalam Novel Mamimoma Karya Rosemary Kesauly","authors":"Aisyah Adiningsih, Azizatuz Zahro'","doi":"10.17977/um064v3i52023p694-706","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p694-706","url":null,"abstract":"Perempuan lebih rentan mengalami stres pada saat dihadapkan dengan masalah. Dalam teori stres Selye, bentuk stres didasarkan pada dampaknya dibagi menjadi dua jenis, yaitu distress dan eustress. Stres tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang menjadi penyebab stres (stressor), seperti yang dialami oleh tokoh remaja perempuan dalam novel Mamimoma. Novel teenlit tersebut merupakan karya Rosemary Kesauly yang terbit pada tahun 2018 untuk edisi ketiga di PT Gramedia Pustaka Utama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan penyebab stres (stressor) pada tokoh perempuan dalam novel Mamimoma karya Rosemary Kesauly. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bentuk stres pada tokoh perempuan di dalam novel adalah distress dan eustress. Distress tecermin pada tokoh Maggie dan May yang ditunjukkan melalui pe-nurunan kualitas hubungan sosial antara anak dan orang tua. Sementara itu, eustress tecermin pada tokoh Maggie dan Milly yang ditunjukkan melalui peningkatan potensi dan kinerja. Stres pada tokoh perempuan tersebut disebabkan oleh stressor dari aspek sosial dan psikologi. Aspek sosial berkaitan dengan pekerjaan orang tua, keharmonisan keluarga, dan respons masyarakat terhadap cacat fisik. Sementara itu, aspek psikologi berkaitan dengan rasa tidak percaya diri.\u0000Kata kunci: stres; stressor; Mamimoma; Rosemary Kesauly\u0000Forms and Stressors of Female Character in Mamimoma Novel by Rosemary Kesauly\u0000Women are more prone to experience stress when faced with problems. In Selye's stress theory, the form of stress based on its impact is divided into two types, namely distress and eustress. The stress is caused by various factors that cause stress (stressors), as experienced by the teenage female character in the novel Mamimoma. The teenlit novel is a work by Rosemary Kesauly which was published in 2018 for the third edition at PT Gramedia Pustaka Utama. This study aims to describe the forms and causes of stress (stressors) on female characters in the novel Mamimoma by Rosemary Kesauly. The approach used in this study is a qualitative approach. The data analysis technique used is content analysis technique. The results of the research show that the forms of stress on female characters in the novel are distress and eustress. Distress is reflected in the characters Maggie and May which is shown through a decrease in the quality of social relations between children and parents. Meanwhile, eustress is reflected in the characters Maggie and Milly which are shown through increased potency and performance. The stress on the female character is caused by stress-sors from social and psychological aspects. The social aspect is related to parents' work, family harmony, and society's response to physical disabilities. Meanwhile, the psychological aspect is related to self-doubt.\u0000Keywords: stress; stressor; Mamimoma; Rosemary Kesauly","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132248032","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-31DOI: 10.17977/um064v3i52023p724-738
Agnes Ayu Wardhani, H. Hartono, Yurina Gustanti
Lagu liturgi “Lumen Christi” merupakan lagu sederhana yang selalu dibawakan dalam perayaan Ekaristi Paskah di gereja Katolik pada malam paskah. Bentuk lagu pada penelitian ini terdiri atas bagian, motif, frase, melodi, birama dan makna. Tujuan penelitian ini adalah melakukan deskripsi dan analisis lagu liturgi yang berjudul Lumen Christi di Gereja Santo Yohanes Penginjil Jakarta. Selain itu, untuk mengetahui bagian, motif, frase, melodi, birama dan makna pada lagu tersebut digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan data yang berupa hasil wawancara narasumber dan dokumentasi. Narasumber utama dalam penelitian ini adalah Pastor Aluisius Pramudya Daniswara dan musisi koor gereja Albertus Djoko Muljanto. Subjek penelitian ini ditujukan pada Pastor dan musisi koor gereja karena telah lama mengabdi di gereja dan mengetahui aturan musik pada lagu liturgi. Observasi penelitian ini dilakukan dengan mentranskrip lagu Lumen Christi ke dalam notasi balok dan menganalisis makna lagu tersebut untuk memperoleh data-data dari lagu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk lagu Lumen Christi mempunyai 1 bagian yang terdiri atas 4 motif, 2 frase dengan 4m yaitu frase antedens dan frase konsekuen, dengan tempo adagio. Kata kunci: bentuk lagu, Liturgi, Ekaristi Paskah, Lumen Christi. Forms Liturgical Lumen Christi Song at Santo Yohanes Penginjil Jakarta Church's Easter Eucharist The liturgical song Lumen Christi is a simple song that is always sung in the celebration of the Easter Eucharist at the Catholic church on Easter night. The form of the song in this study consists of parts, motifs, phrases, melodies, bars and meanings. The purpose of this research is to describe and analyze the liturgical song Lumen Christi at the Church of Santo Yohanes Penginjil, Jakarta. In addition, to find out the parts, motives, phrases, melodies, bars and meanings of the song. The research method used is descriptive qualitative with data in the form of interviews with sources and documentation. The main informants in this study were Pastor Aluisius Pramudya Daniswara and church choir musician Albertus Djoko Muljanto. The subject of this research is aimed at church choir musicians and pastors because they have served in the church for a long time and know the rules of music in liturgical songs. Observations of this research were carried out by transcribing the song "Lumen Christi" into block notation and analyzing the meaning of the song to obtain data from the song. The results showed that the form of the song "Lumen Christi" has 1 part consisting of 4 motifs, 2 phrases with 4m, namely the antecedent phrase and the consequent phrase, with an adagio tempo. Keywords: forms song, Liturgical, Easter Eucharist, Lumen Christi.
{"title":"Bentuk Lagu Liturgi Lumen Christi di Perayaan Ekaristi Paskah Gereja Santo Yohanes Penginjil Jakarta","authors":"Agnes Ayu Wardhani, H. Hartono, Yurina Gustanti","doi":"10.17977/um064v3i52023p724-738","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p724-738","url":null,"abstract":"Lagu liturgi “Lumen Christi” merupakan lagu sederhana yang selalu dibawakan dalam perayaan Ekaristi Paskah di gereja Katolik pada malam paskah. Bentuk lagu pada penelitian ini terdiri atas bagian, motif, frase, melodi, birama dan makna. Tujuan penelitian ini adalah melakukan deskripsi dan analisis lagu liturgi yang berjudul Lumen Christi di Gereja Santo Yohanes Penginjil Jakarta. Selain itu, untuk mengetahui bagian, motif, frase, melodi, birama dan makna pada lagu tersebut digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan data yang berupa hasil wawancara narasumber dan dokumentasi. Narasumber utama dalam penelitian ini adalah Pastor Aluisius Pramudya Daniswara dan musisi koor gereja Albertus Djoko Muljanto. Subjek penelitian ini ditujukan pada Pastor dan musisi koor gereja karena telah lama mengabdi di gereja dan mengetahui aturan musik pada lagu liturgi. Observasi penelitian ini dilakukan dengan mentranskrip lagu Lumen Christi ke dalam notasi balok dan menganalisis makna lagu tersebut untuk memperoleh data-data dari lagu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk lagu Lumen Christi mempunyai 1 bagian yang terdiri atas 4 motif, 2 frase dengan 4m yaitu frase antedens dan frase konsekuen, dengan tempo adagio.\u0000Kata kunci: bentuk lagu, Liturgi, Ekaristi Paskah, Lumen Christi.\u0000Forms Liturgical Lumen Christi Song at Santo Yohanes Penginjil Jakarta Church's Easter Eucharist\u0000The liturgical song Lumen Christi is a simple song that is always sung in the celebration of the Easter Eucharist at the Catholic church on Easter night. The form of the song in this study consists of parts, motifs, phrases, melodies, bars and meanings. The purpose of this research is to describe and analyze the liturgical song Lumen Christi at the Church of Santo Yohanes Penginjil, Jakarta. In addition, to find out the parts, motives, phrases, melodies, bars and meanings of the song. The research method used is descriptive qualitative with data in the form of interviews with sources and documentation. The main informants in this study were Pastor Aluisius Pramudya Daniswara and church choir musician Albertus Djoko Muljanto. The subject of this research is aimed at church choir musicians and pastors because they have served in the church for a long time and know the rules of music in liturgical songs. Observations of this research were carried out by transcribing the song \"Lumen Christi\" into block notation and analyzing the meaning of the song to obtain data from the song. The results showed that the form of the song \"Lumen Christi\" has 1 part consisting of 4 motifs, 2 phrases with 4m, namely the antecedent phrase and the consequent phrase, with an adagio tempo.\u0000Keywords: forms song, Liturgical, Easter Eucharist, Lumen Christi.","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125673279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-31DOI: 10.17977/um064v3i52023p680-693
Sabikh Saputra, E. W. S. D. Pratamawati, I. Widyawati
Di Desa Yosomulyo, terdapat grup musik keroncong yang khas dan sangat digemari oleh masyarakatnya karena dianggap membawa warna musik yang baru dan unik. Grup musik ini bernama Gema Paramitra. Grup musik keroncong ini mampu menarik perhatian masyarakat yang memiliki selera musik beragam. Eksistensinya di kalangan masyarakat Desa Yosomulyo semakin diakui dengan dibuktikan oleh banyaknya tawaran pementasan mengisi acara-acara pemerintah desa dan masyarakat umum. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan eksistensi grup musik keroncong Gema Paramitra pada tahun 2015-2020 dan faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi grup ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Periode yang diteliti dibagi menjadi tiga periode, yakni periode 2015-2016, periode 2017-2018, dan periode 2019-2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tiga periode tersebut Gema Paramitra mengalami pasang surut dalam mewujudkan dan mempertahankan eksistensinya. Sementara faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi tersebut terdiri dari faktor pembangun dan faktor penghambat. Pada faktor pembangun meliputi faktor internal berupa anggota seniman grup dan keunikan musik grup, serta faktor eksternal berupa dukungan dari pemerintah, komunitas keroncong, dan masyarakat desa. Sementara itu, faktor penghambat eksistensinya adalah pengaruh pandemi COVID-19. Kata kunci: musik keroncong; Gema Paramitra; Desa Yosomulyo The Existence of the Keroncong Music Group, Gema Paramitra, in Yosomulyo Village in 2015-2020 In Yosomulyo Village, there is a keroncong music group that is unique and very popular with the people because it is considered to bring a new and unique musical color. This music group is called Gema Paramitra. This keroncong music group is able to attract the attention of people who have diverse tastes in music. Its existence among the people of Yosomulyo Village is increasingly being recognized as evidenced by the many offers for performances to fill events for the village government and the general public. The purpose of this research is to describe the existence of the Keroncong music group Gema Paramitra in 2015-2020 and the factors that influence the existence of this group. The research method used is descriptive qualitative research method. The validity of the data was obtained through data source triangulation and technique triangulation. The period under study was divided into three periods, namely the 2015-2016 period, the 2017-2018 period, and the 2019-2020 period. The results of the study show that during these three periods Gema Paramitra experienced ups and downs in realizing and maintaining its existence. While the factors that influence the existence consist of building factors and inhibiting factors. Developmental factors include internal factors in the form of group artist members and the uniqueness of the group's music, as well as external
{"title":"Eksistensi Grup Musik Keroncong Gema Paramitra di Desa Yosomulyo pada Tahun 2015-2020","authors":"Sabikh Saputra, E. W. S. D. Pratamawati, I. Widyawati","doi":"10.17977/um064v3i52023p680-693","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p680-693","url":null,"abstract":"Di Desa Yosomulyo, terdapat grup musik keroncong yang khas dan sangat digemari oleh masyarakatnya karena dianggap membawa warna musik yang baru dan unik. Grup musik ini bernama Gema Paramitra. Grup musik keroncong ini mampu menarik perhatian masyarakat yang memiliki selera musik beragam. Eksistensinya di kalangan masyarakat Desa Yosomulyo semakin diakui dengan dibuktikan oleh banyaknya tawaran pementasan mengisi acara-acara pemerintah desa dan masyarakat umum. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan eksistensi grup musik keroncong Gema Paramitra pada tahun 2015-2020 dan faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi grup ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Periode yang diteliti dibagi menjadi tiga periode, yakni periode 2015-2016, periode 2017-2018, dan periode 2019-2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tiga periode tersebut Gema Paramitra mengalami pasang surut dalam mewujudkan dan mempertahankan eksistensinya. Sementara faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi tersebut terdiri dari faktor pembangun dan faktor penghambat. Pada faktor pembangun meliputi faktor internal berupa anggota seniman grup dan keunikan musik grup, serta faktor eksternal berupa dukungan dari pemerintah, komunitas keroncong, dan masyarakat desa. Sementara itu, faktor penghambat eksistensinya adalah pengaruh pandemi COVID-19.\u0000Kata kunci: musik keroncong; Gema Paramitra; Desa Yosomulyo\u0000The Existence of the Keroncong Music Group, Gema Paramitra, in Yosomulyo Village in 2015-2020\u0000In Yosomulyo Village, there is a keroncong music group that is unique and very popular with the people because it is considered to bring a new and unique musical color. This music group is called Gema Paramitra. This keroncong music group is able to attract the attention of people who have diverse tastes in music. Its existence among the people of Yosomulyo Village is increasingly being recognized as evidenced by the many offers for performances to fill events for the village government and the general public. The purpose of this research is to describe the existence of the Keroncong music group Gema Paramitra in 2015-2020 and the factors that influence the existence of this group. The research method used is descriptive qualitative research method. The validity of the data was obtained through data source triangulation and technique triangulation. The period under study was divided into three periods, namely the 2015-2016 period, the 2017-2018 period, and the 2019-2020 period. The results of the study show that during these three periods Gema Paramitra experienced ups and downs in realizing and maintaining its existence. While the factors that influence the existence consist of building factors and inhibiting factors. Developmental factors include internal factors in the form of group artist members and the uniqueness of the group's music, as well as external","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121756683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-31DOI: 10.17977/um064v3i52023p667-679
Mohammad Alfan Abdul Rohman, H. Hariyanto, Abdul Rahman Prasetyo
Desain memiliki peran penting dalam industri musik, seperti dapat dilihat pada desain cover album. Pada dasarnya, fungsi cover album adalah untuk melindungi piringan hitam, kaset pita, atau compact disc yang ada di dalamnya. Namun, seiring perkembangan zaman, cover album mulai dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian publik sekaligus menjadi representasi visual dari karya musik yang ada didalamnya. Salah satu grub musik yang menggunakan strategi ter-sebut pada cover album mereka adalah Silampukau. Band ini merupakan salah satu band folk asal Surabaya yang memperoleh perhatian dari penikmat musik Tanah Air melalui album mereka berjudul Dosa, Kota, dan Kenangan yang dirilis pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis visual dari cover album Silampukau Dosa, Kota, dan Kenangan. Peneliti mengguna-kan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi yang berkaitan dengan gagasan perancangan dan nilai estetika cover album. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain cover album menggunakan prinsip desain unity, rhythm, dominasi, balance, proporsi, simplicity dan clarity. Pembuatan ilustrasi menggunakan teknik cukil, sedang-kan pada elemen tipografinya menggunakan font custom dengan jenis dekoratif untuk logo band dan menggunakan font Kessel 105 untuk judul album. Kata kunci: analisis visual; cover album; Dosa, Kota, dan Kenangan; band Silampukau Visual Design Analysis of Silampukau’s Album Cover Dosa, Kota, dan Kenangan Design has an important role in the music industry, as can be seen in the album cover design. Basically, the function of the album cover is to protect the LPs, cassette tapes, or compact discs that are in it. However, over time, album covers began to be designed in such a way as to attract public attention as well as to become a visual representation of the musical works contained therein. One of the music groups that uses this strategy on their album cover is Silampukau. This band is one of the folk bands from Surabaya that has received the attention of Indonesian music lovers through their album entitled Dosa, Kota, dan Kenangan which was released in 2015. This study aims to analyze the visuals of the cover of Silampukau's album Dosa, Kota, dan Kenangan. Researchers used a quali-tative descriptive method. The data were obtained through interviews, observations, and document-tation related to the design idea and the aesthetic value of the album cover. The results of the study show that the album cover design uses the design principles of unity, rhythm, dominance, balance, proportion, simplicity and clarity. The illustration uses the cukil technique, while the typographical elements use a custom font with a decorative type for the band logo and use the Kessel 105 font for the album title. Keywords: visual analysis; album covers; Dosa, Kota, dan Kenangan; Silampukau band
{"title":"Analisis Visual Desain Cover Album Dosa, Kota, dan Kenangan Band Silampukau","authors":"Mohammad Alfan Abdul Rohman, H. Hariyanto, Abdul Rahman Prasetyo","doi":"10.17977/um064v3i52023p667-679","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p667-679","url":null,"abstract":"Desain memiliki peran penting dalam industri musik, seperti dapat dilihat pada desain cover album. Pada dasarnya, fungsi cover album adalah untuk melindungi piringan hitam, kaset pita, atau compact disc yang ada di dalamnya. Namun, seiring perkembangan zaman, cover album mulai dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian publik sekaligus menjadi representasi visual dari karya musik yang ada didalamnya. Salah satu grub musik yang menggunakan strategi ter-sebut pada cover album mereka adalah Silampukau. Band ini merupakan salah satu band folk asal Surabaya yang memperoleh perhatian dari penikmat musik Tanah Air melalui album mereka berjudul Dosa, Kota, dan Kenangan yang dirilis pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis visual dari cover album Silampukau Dosa, Kota, dan Kenangan. Peneliti mengguna-kan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi yang berkaitan dengan gagasan perancangan dan nilai estetika cover album. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain cover album menggunakan prinsip desain unity, rhythm, dominasi, balance, proporsi, simplicity dan clarity. Pembuatan ilustrasi menggunakan teknik cukil, sedang-kan pada elemen tipografinya menggunakan font custom dengan jenis dekoratif untuk logo band dan menggunakan font Kessel 105 untuk judul album.\u0000Kata kunci: analisis visual; cover album; Dosa, Kota, dan Kenangan; band Silampukau\u0000Visual Design Analysis of Silampukau’s Album Cover Dosa, Kota, dan Kenangan\u0000Design has an important role in the music industry, as can be seen in the album cover design. Basically, the function of the album cover is to protect the LPs, cassette tapes, or compact discs that are in it. However, over time, album covers began to be designed in such a way as to attract public attention as well as to become a visual representation of the musical works contained therein. One of the music groups that uses this strategy on their album cover is Silampukau. This band is one of the folk bands from Surabaya that has received the attention of Indonesian music lovers through their album entitled Dosa, Kota, dan Kenangan which was released in 2015. This study aims to analyze the visuals of the cover of Silampukau's album Dosa, Kota, dan Kenangan. Researchers used a quali-tative descriptive method. The data were obtained through interviews, observations, and document-tation related to the design idea and the aesthetic value of the album cover. The results of the study show that the album cover design uses the design principles of unity, rhythm, dominance, balance, proportion, simplicity and clarity. The illustration uses the cukil technique, while the typographical elements use a custom font with a decorative type for the band logo and use the Kessel 105 font for the album title.\u0000Keywords: visual analysis; album covers; Dosa, Kota, dan Kenangan; Silampukau band","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134333403","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-31DOI: 10.17977/um064v3i52023p739-754
Kharisma Melati Sukma, Tri Wahyuningtyas, I. Widyawati
Sanggar adalah sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan agar peserta didiknya memiliki keterampilan, keahlian, dan pengetahuan yang nantinya hal tersebut berguna sebagai bekal masa depan peserta didik. Keberadaan sanggar sangat penting sebagai wadah pelestarian kesenian. Sanggar Seni Acharya Budaya adalah sanggar mandiri yang memiliki karya dan mengedepankan sebuah pelestarian dan pengembangan di Kabupaten Blitar. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasikan keberadaan sanggar dalam pengembangan seni tari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan objek penelitian Sanggar Seni Acharya Budaya. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan sistem observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa foto dan video kegiatan sanggar. Uji keabsahan yang digunakan peneliti dalam memvalidasi data menggunakan dua triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian adalah Sanggar Seni Acharya Budaya merupakan salah satu sanggar mandiri di Kabupaten Blitar yang masih aktif sampai sekarang. Keberadaan seni tari di sanggar ini dimaksudkan sebagai wadah pelestarian seni tari. Manajemen yang terorganisasi dan masih aktif dalam kegiatan berkesenian tari membuat sanggar ini tetap terjaga keberadaanya. Kata kunci: keberadaan; sanggar seni; penyebab seni tari; Acharya Budaya The Existence of Acharya Budaya Art Studio in the Development of Dance Art in Blitar District Sanggar is an educational institution that has the goal that its students have the skills, expertise, and knowledge which later will be useful as a provision for the future of students. The existence of a studio is very important as a place for art preservation. The Acharya Budaya Art Studio is an independent studio that has works and promotes preservation and development in Blitar Regency. The aim of the research is to identify, analyze and implement the existence of studios in the development of dance arts. The research method used is a qualitative method with the research object of the Acharya Budaya Art Studio. The data collection for this study used an observation system, interviews and documentation in the form of photos and videos of studio activities. The methods used by researchers in validating data used two triangulations, namely source triangulation and technical triangulation. The results of the research are that the Acharya Budaya Art Studio is one of the independent studios in Blitar Regency which is still active today. The existence of dance art in this studio is intended as a place for the preservation of dance art. Management that is organized and still active in dance activities keeps this studio in existence. Keywords: existence; art Gallery; cause of dance; Acharya Budaya
{"title":"Keberadaan Sanggar Seni Acharya Budaya dalam Pengembangan Seni Tari di Kabupaten Blitar","authors":"Kharisma Melati Sukma, Tri Wahyuningtyas, I. Widyawati","doi":"10.17977/um064v3i52023p739-754","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p739-754","url":null,"abstract":"Sanggar adalah sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan agar peserta didiknya memiliki keterampilan, keahlian, dan pengetahuan yang nantinya hal tersebut berguna sebagai bekal masa depan peserta didik. Keberadaan sanggar sangat penting sebagai wadah pelestarian kesenian. Sanggar Seni Acharya Budaya adalah sanggar mandiri yang memiliki karya dan mengedepankan sebuah pelestarian dan pengembangan di Kabupaten Blitar. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasikan keberadaan sanggar dalam pengembangan seni tari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan objek penelitian Sanggar Seni Acharya Budaya. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan sistem observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa foto dan video kegiatan sanggar. Uji keabsahan yang digunakan peneliti dalam memvalidasi data menggunakan dua triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian adalah Sanggar Seni Acharya Budaya merupakan salah satu sanggar mandiri di Kabupaten Blitar yang masih aktif sampai sekarang. Keberadaan seni tari di sanggar ini dimaksudkan sebagai wadah pelestarian seni tari. Manajemen yang terorganisasi dan masih aktif dalam kegiatan berkesenian tari membuat sanggar ini tetap terjaga keberadaanya.\u0000Kata kunci: keberadaan; sanggar seni; penyebab seni tari; Acharya Budaya\u0000The Existence of Acharya Budaya Art Studio in the Development of Dance Art in Blitar District \u0000Sanggar is an educational institution that has the goal that its students have the skills, expertise, and knowledge which later will be useful as a provision for the future of students. The existence of a studio is very important as a place for art preservation. The Acharya Budaya Art Studio is an independent studio that has works and promotes preservation and development in Blitar Regency. The aim of the research is to identify, analyze and implement the existence of studios in the development of dance arts. The research method used is a qualitative method with the research object of the Acharya Budaya Art Studio. The data collection for this study used an observation system, interviews and documentation in the form of photos and videos of studio activities. The methods used by researchers in validating data used two triangulations, namely source triangulation and technical triangulation. The results of the research are that the Acharya Budaya Art Studio is one of the independent studios in Blitar Regency which is still active today. The existence of dance art in this studio is intended as a place for the preservation of dance art. Management that is organized and still active in dance activities keeps this studio in existence.\u0000Keywords: existence; art Gallery; cause of dance; Acharya Budaya","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117096016","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-31DOI: 10.17977/um064v3i52023p647-666
Indah Dwi Cahyanti Dipura, Iriaji, S. Anggriani
Era globalisasi menggerus pengetahuan remaja mengenai budaya lokal khususnya pewayangan sehingga rasa cinta remaja terhadap budayanya sendiri semakin memudar seperti remaja yang menyukai K-Pop, Anime, J-Pop dsb. Pengembangan bahan ajar yang mengangkat kebudayaan khususnya pewayangan terbatas sehingga peneliti mengembangkan e-modul dengan menyisipkan karakter pewayangan. Tujuan penelitian yaitu mengembangkan dan menghasilkan e-modul kompetensi dasar menggambar komik berkarakter wayang. Metode penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan dengan model pengembangan ADDIE terdiri dari: (1) analisis; (2) desain; (3) pengembangan; (4) implementasi; dan (5) evaluasi. Pengambilan data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menghasilkan e-modul menggambar komik berkarakter wayang untuk kelas VIII yang telah divalidasi. Instrumen yang digunakan yaitu angket uji validasi ahli, angket uji efektivitas oleh peserta didik dan pretest posttest. Hasil penelitian dan pengembangan yaitu e-modul yang telah dikembangkan sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman dan ketertarikan peserta didik dalam mempelajari materi lebih cepat karena terdapat ilustrasi wayang yang membantu mengarahkan peserta didik ketika mempelajari e-modul. Kata kunci: e-modul, kompetensi dasar, menggambar komik, berkarakter wayang Developing E-Module on Basic Competencies of Drawing Comics with Wayang Characters for Senior High School Students’ The era of globalization has eroded adolescents' knowledge of local culture, especially puppetry, so that adolescents' love for their own culture is fading, such as teenagers who like K-Pop, Anime, J-Pop, and so on. The development of teaching materials that raise culture, especially puppetry, is limited so that researchers develop e-modules by inserting puppet characters. The purpose of the research is to develop and produce e-modules for basic competencies in drawing comics with puppet characters. This research method uses research and development with the ADDIE development model consisting of: (1) analysis; (2) design; (3) development; (4) implementation; and (5) evaluation. Data were collected using qualitative and quantitative techniques. This research produced a validated e-module for drawing comics with puppet characters for class VIII. The instruments used are expert validation test questionnaire, effectiveness test questionnaire by students and pretest posttest. The results of research and development are e-modules that have been developed are very effective in increasing students' understanding and interest in learning the material faster because there are puppet illustrations that help direct students when studying e-modules. Keywords: e-module, basic competency, drawing comics, wayang characters
全球化时代,年轻人对当地文化的了解,尤其是对环境的了解,随着对自己文化的热爱逐渐消失,年轻人对自己文化的爱也在逐渐消失。提升文化的教学材料的发展是有限的,研究人员通过插入说明性字符来开发e模块。研究的目的是开发和生成基本的能力模块,画木偶漫画。本研究方法采用ADDIE开发模式的研究和开发方法包括:(1)分析;(2)设计;(3)发展;(4)实施;(5)评估。数据提取采用定性和定量技术。这项研究为八年级的学生制作了丰富多彩的漫画画板。使用的工具是专家验证的试金石,学习者和预科生的有效试金石。研究和开发的e模块是如何有效地提高学习者对材料学习的理解和兴趣的,因为有一个木版插图可以帮助学习者在研究e模块时指导学习者。关键词:e-modul,基本能力,画漫画,个性wayangDeveloping E-Module on Basic画漫画公司和木偶Characters之Competencies for高级高中学生'The殉道全球化的时代已eroded青少年对本地文化的知识,尤其是puppetry,所以为他们自己的青少年“爱艾米,世卫组织,美国这样的青少年喜欢韩流文化是j - pop、动漫,and so on。培养的材料的发展,特别是puppetry,是有限的,所以研究人员通过附加的puserte characters培养e-模。这项研究的目的是培养和生产一种用木偶功能设计的基本文化模式。(1)分析方法;(2)设计;(3)发展;(4) implementation;(5)评估。数据正在使用qualitative和定量技术收集数据。这项研究产生了一种有效的e模块,用于制作带有挺举功能的八年级学生漫画。过去的工具是验证问题测试,效果测试问题由学生和预科。研究和发展的结果是研究学生们最有效的学习方法,因为在学习过程中有一种引导学生的错觉。e模块,基本强迫,drawing漫画,木偶角色
{"title":"Pengembangan E-Modul Kompetensi Dasar Menggambar Komik Berkarakter Wayang untuk Siswa SMP","authors":"Indah Dwi Cahyanti Dipura, Iriaji, S. Anggriani","doi":"10.17977/um064v3i52023p647-666","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p647-666","url":null,"abstract":"Era globalisasi menggerus pengetahuan remaja mengenai budaya lokal khususnya pewayangan sehingga rasa cinta remaja terhadap budayanya sendiri semakin memudar seperti remaja yang menyukai K-Pop, Anime, J-Pop dsb. Pengembangan bahan ajar yang mengangkat kebudayaan khususnya pewayangan terbatas sehingga peneliti mengembangkan e-modul dengan menyisipkan karakter pewayangan. Tujuan penelitian yaitu mengembangkan dan menghasilkan e-modul kompetensi dasar menggambar komik berkarakter wayang. Metode penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan dengan model pengembangan ADDIE terdiri dari: (1) analisis; (2) desain; (3) pengembangan; (4) implementasi; dan (5) evaluasi. Pengambilan data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menghasilkan e-modul menggambar komik berkarakter wayang untuk kelas VIII yang telah divalidasi. Instrumen yang digunakan yaitu angket uji validasi ahli, angket uji efektivitas oleh peserta didik dan pretest posttest. Hasil penelitian dan pengembangan yaitu e-modul yang telah dikembangkan sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman dan ketertarikan peserta didik dalam mempelajari materi lebih cepat karena terdapat ilustrasi wayang yang membantu mengarahkan peserta didik ketika mempelajari e-modul.\u0000Kata kunci: e-modul, kompetensi dasar, menggambar komik, berkarakter wayang\u0000Developing E-Module on Basic Competencies of Drawing Comics with Wayang Characters for Senior High School Students’\u0000The era of globalization has eroded adolescents' knowledge of local culture, especially puppetry, so that adolescents' love for their own culture is fading, such as teenagers who like K-Pop, Anime, J-Pop, and so on. The development of teaching materials that raise culture, especially puppetry, is limited so that researchers develop e-modules by inserting puppet characters. The purpose of the research is to develop and produce e-modules for basic competencies in drawing comics with puppet characters. This research method uses research and development with the ADDIE development model consisting of: (1) analysis; (2) design; (3) development; (4) implementation; and (5) evaluation. Data were collected using qualitative and quantitative techniques. This research produced a validated e-module for drawing comics with puppet characters for class VIII. The instruments used are expert validation test questionnaire, effectiveness test questionnaire by students and pretest posttest. The results of research and development are e-modules that have been developed are very effective in increasing students' understanding and interest in learning the material faster because there are puppet illustrations that help direct students when studying e-modules.\u0000Keywords: e-module, basic competency, drawing comics, wayang characters","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124107352","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-31DOI: 10.17977/um064v3i52023p755-772
Dwi Hartanto, M. A. Rohman, Muhammad Nurwiseso Wibisono
Suku Asmat memiliki keberagaman budaya yang dapat dieksplor lebih dalam, salah satunya cerita mitologi yang bertajuk Biwar sang Penakluk Naga yang berkisah tentang seorang pemuda yang balas dendam kepada seekor naga yang telah membunuh keluarganya. Kisah ini cukup menarik, tetapi ku-rang dikenal oleh masyakarat. Berkaca dari kesuksesan pengembang gim luar negeri yang mampu mengangkat kisah mitologi menjadi gim dengan karakter yang ikonik, Devata Studio juga melakukan hal serupa, yaitu membuat gim yang mengangkat kisah mitologi Papua dengan bekerjasama dengan Latrust Studio dalam proses perancangan konsep karakternya. Pada penelitian ini dilakukan pe-rancangan konsep karakter Biwar the Legend of Dragon Slayer dengan menggunakan metode oleh Bryan Tillman pada bukunya, yaitu Creative Character Design. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara, observasi, serta studi literatur yang kemudian direduksi. Selanjutnya, data yang telah didapatkan dianalisis dengan metode 5W1H. Hasil perancangan ini adalah konsep karakter Biwar serta empat jenis karakter yang terlibat pada gimnya yaitu creep, midboss, boss dan non playable character (NPC). Hasil perancangan desain karakter ini digunakan dalam game yang dipublikasikan dengan Biwar the Legend of Dragon Slayer pada platform Steam. Perancangan konsep karakter ini diharapkan dapat memperkenalkan kebudayaan suku Asmat dengan baik serta mampu meningkat-kan peluang untuk memperkenalkan karakter dalam dunia industri permainan. Kata kunci: perancangan konsep karakter, Biwar the Legend of Dragon Slayer, Papua Designing the Character Concept of Biwar the Legend of Dragon Slayer by Devata Studio through Latrust Studio The Asmat tribe has diversity of cultures that can be explored deeper, one of which is a mythological story entitled Biwar the Dragon Slayer. It is about a young man who takes revenge on a dragon that killed his family. This story is quite interesting, but less well known by the public. Reflecting on the success of foreign game developers who are able to turn mythological stories into games with iconic characters, Devata Studio is also doing the same thing, namely making games based on Papuan mythological stories by collaborating with Latrust Studio in the process of designing the character concepts. The design of the character concept for Biwar the Legend of Dragon Slayer uses the method by Bryan Tillman in his book, Creative Character Design. Data collection was obtained from inter-views, observations, and literature studies which were then reduced. Then the data that has been obtained is analyzed using the 5W1H method. The result of this design is the concept of Biwar, enemies, and other supporting characters The results of the design of this character design are used in Biwar the Legend of Dragon Slayer, which published on the Steam platform. The design of this character concept can introduce Asmat culture and able to increase opportunities to introduce cha-racters in the world of the game industry. Ke
阿森特部落有一种文化,可以深入探索。在一个神话故事中,名叫比瓦尔的龙的征服者讲述了一个年轻人对杀死他家人的龙的复仇故事。这是一个非常有趣的故事,但它是由masyakarat熟悉的。来自海外开发人员gim能够将神话故事提升为具有标志性特征的gim, Devata Studio也做了类似的事情,即创建一个与Latrust Studio一起设计角色的过程,从而提升巴布亚神话故事的gim。在这项研究中,利用布莱恩·提尔曼(Bryan Tillman)在他的书《创意塑造》(Creative Character)中使用的方法设计了比瓦的角色传奇。收集数据来自采访、观察和随后诱导的文献研究。然后用5W1H方法分析取得的数据。这个设计是Biwar角色的概念,以及其职称中涉及的四种角色的概念,即creep、midboss、boss和non playable character。这个角色设计设计被用于一款游戏,由在Steam平台上的Biwar龙杀手传说出版。这种角色设计的概念被期望能够很好地介绍阿萨姆特人的文化,并提高在游戏行业中介绍角色的机会。关键词:概念设计角色,Biwar龙之传奇杀手,PapuaDesigning Biwar Character理念》龙之传奇杀手:Devata工作室通过Latrust阿斯马特StudioThe部落文化的多样性,这可以成为了explored更深,这是一个进行分类的一个故事有权Biwar神龙斗士。是关于一个年轻人对杀死他家人的龙进行了报复。这个故事很有趣,但公众知道的就少了。反思外国游戏开发人员的成功,他们有能力将神话故事变成具有标志性特点的游戏,Devata工作室也在做同样的事情,namely在设计角色设计过程中与Latrust工作室合作的神话故事上进行游戏。设计性格的人发现了一个关于屠龙者的传说。收藏是一名,获得来自inter-views数据和文献的研究,这是然后reduced。然后那个数据已经获得是analyzed 5W1H用的方法。这设计之论点Biwar之理念,敌人和其他supporting characters The results of design》这个角色设计是过去在Biwar龙之传奇杀手,哪种published on The Steam平台。这个性格之设计理念可以introduce阿斯马特文化和able to增加opportunities to introduce cha-racters世界》在游戏行业。角色设计,比瓦的龙杀手传说,巴布亚
{"title":"Perancangan Konsep Karakter Biwar the Legend of Dragon Slayer oleh Devata Studio melalui Latrust Studio","authors":"Dwi Hartanto, M. A. Rohman, Muhammad Nurwiseso Wibisono","doi":"10.17977/um064v3i52023p755-772","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i52023p755-772","url":null,"abstract":"Suku Asmat memiliki keberagaman budaya yang dapat dieksplor lebih dalam, salah satunya cerita mitologi yang bertajuk Biwar sang Penakluk Naga yang berkisah tentang seorang pemuda yang balas dendam kepada seekor naga yang telah membunuh keluarganya. Kisah ini cukup menarik, tetapi ku-rang dikenal oleh masyakarat. Berkaca dari kesuksesan pengembang gim luar negeri yang mampu mengangkat kisah mitologi menjadi gim dengan karakter yang ikonik, Devata Studio juga melakukan hal serupa, yaitu membuat gim yang mengangkat kisah mitologi Papua dengan bekerjasama dengan Latrust Studio dalam proses perancangan konsep karakternya. Pada penelitian ini dilakukan pe-rancangan konsep karakter Biwar the Legend of Dragon Slayer dengan menggunakan metode oleh Bryan Tillman pada bukunya, yaitu Creative Character Design. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara, observasi, serta studi literatur yang kemudian direduksi. Selanjutnya, data yang telah didapatkan dianalisis dengan metode 5W1H. Hasil perancangan ini adalah konsep karakter Biwar serta empat jenis karakter yang terlibat pada gimnya yaitu creep, midboss, boss dan non playable character (NPC). Hasil perancangan desain karakter ini digunakan dalam game yang dipublikasikan dengan Biwar the Legend of Dragon Slayer pada platform Steam. Perancangan konsep karakter ini diharapkan dapat memperkenalkan kebudayaan suku Asmat dengan baik serta mampu meningkat-kan peluang untuk memperkenalkan karakter dalam dunia industri permainan.\u0000Kata kunci: perancangan konsep karakter, Biwar the Legend of Dragon Slayer, Papua\u0000Designing the Character Concept of Biwar the Legend of Dragon Slayer by Devata Studio through Latrust Studio\u0000The Asmat tribe has diversity of cultures that can be explored deeper, one of which is a mythological story entitled Biwar the Dragon Slayer. It is about a young man who takes revenge on a dragon that killed his family. This story is quite interesting, but less well known by the public. Reflecting on the success of foreign game developers who are able to turn mythological stories into games with iconic characters, Devata Studio is also doing the same thing, namely making games based on Papuan mythological stories by collaborating with Latrust Studio in the process of designing the character concepts. The design of the character concept for Biwar the Legend of Dragon Slayer uses the method by Bryan Tillman in his book, Creative Character Design. Data collection was obtained from inter-views, observations, and literature studies which were then reduced. Then the data that has been obtained is analyzed using the 5W1H method. The result of this design is the concept of Biwar, enemies, and other supporting characters The results of the design of this character design are used in Biwar the Legend of Dragon Slayer, which published on the Steam platform. The design of this character concept can introduce Asmat culture and able to increase opportunities to introduce cha-racters in the world of the game industry.\u0000Ke","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122219543","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.17977/um064v3i42023p518-540
Alfiatus Sholicha, Ike Ratnawati, S. Anggriani
Kaligrafi arab memiliki keunikan tersendiri dari segi bentuk maupun susunan hurufnya. Selain memiliki fungsi sebagai bahasa visual dalam Al-Qur’an dan Hadis, kaligrafi juga memiliki fungsi dekoratif sebagai hiasan pada dinding-dinding masjid, rumah, dan sekolah. Pada umumnya pengaplikasian kaligrafi masih sebatas dekorasi berupa hiasan-hiasan dinding. Kurangnya pengrajin yang mengaplikasikan kaligrafi dalam bentuk aksesoris interior lain, seperti kap lampu, tirai, hingga jam dinding. Aksesoris interior sendiri memiliki peran penting untuk menciptakan suasana indah dan nyaman dalam sebuah rumah. Dari permasalahan tersebut perlunya inovasi baru dengan mengaplikasikan kaligrafi arab pada sebuah aksesoris interior. Tujuan dari penciptaan karya ini untuk menghasilkan karya batik tulis terapan dengan inspirasi motif utama dari visualisasi artistik kaligrafi arab. Dalam perwujudan karya batik tulis terapan ini diperlukan metode penciptaan seni yaitu metode Gustami yang terdiri dari tiga tahap meliputi, eksplorasi ide, pengolahan sumber ide ke dalam konsep penciptaan karya, dan perwujudan konsep penciptaan dalam bentuk karya secara utuh. Hasil penelitian ini menciptakan 6 karya batik kaligrafi yang berjudul Bingkai Makna, Lingkar Kata, Cahaya Jiwa, Masa, Nawaitu, dan Tirai Iman. Karya tersebut diwujudkan dalam bentuk aksesoris interior yang memiliki nilai guna juga keindahan dalam sebuah ruang interior. Kata kunci: kaligrafi Arab; batik kaligrafi; batik tulis; aksesoris interior Artistic Visualization of Arabic Calligraphy as The Idea of Creating Batik Interior Accessories Arabic calligraphy has its own uniqueness in terms of the shape and arrangement of the letters. In addition to having a function as a visual language in the Qur'an and Hadith, calligraphy also has a decorative function as decoration on the walls of mosques, houses, and schools. In general, the application of calligraphy is still limited to decorations in the form of wall decorations. The lack of craftsmen who apply calligraphy in the form of other interior accessories, such as lampshades, curtains, to wall clocks. Interior accessories themselves have an important role to create a beautiful and comfortable atmosphere in a house. From this problem, there is a need for new innovations by applying Arabic calligraphy to an interior accessory. The purpose of creating this work is to produce applied batik works with the inspiration of the main motifs of artistic visualization of Arabic calligraphy. In the embodiment of applied batik writing, an art creation method is needed, namely the Gustami method which consists of three stages including, exploration of ideas, processing of sources of ideas into the concept of creating works, and the embodiment of the concept of creation in the form of works as a whole. The results of this study created 6 calligraphy batik works entitled Frame of Meaning, Circle of Words, Light of Soul, Time, Nawaitu, and Curtain of Faith. The work is manifested in
阿拉伯书法在形状和字体方面都有其独特之处。除了古兰经和圣训中作为视觉语言的功能外,书法在清真寺、家庭和学校的墙壁上也有装饰性的功能。在大多数情况下,书法的使用仅限于墙壁装饰。缺乏工匠以其他内部配件的形式使用书法,如灯罩、窗帘,直到墙面时钟。室内配饰本身在营造温馨的家庭氛围中扮演着重要的角色。因此,通过将阿拉伯书法应用于内部附件,需要进行新的创新。创造的目的是创造一种基于阿拉伯艺术可视化书法主题的实用蜡染作品。蜡染作品写的化身中应用是必要的艺术创作方法即meto-de Gustami由三个阶段组成的覆盖,想法要处理资源,探索创造作品的概念里,创造完整的作品形式概念的化身。这项研究创造了六种蜡染书法作品,名为“灵魂的框架、圆周、灵魂的光芒、玛代、纳瓦图和信仰的帷幕”。这些作品体现形式也有价值,以美的内饰在室内空间里。关键词:阿拉伯书法;蜡染书法;蜡染写;阿拉伯艺术艺术摄影的概念,如内部装饰艺术的构思,包含了信件的形状和特点。在《古兰经》和圣训中使用一种视觉语言的功能时,振动学还在清真寺的墙壁上解构了其功能。总的来说,时装的理想状态仍然有限于墙壁装饰形式的装饰。克拉夫茨人的特点是利用其他内部装饰的图案,就像灯芯、curtains、墙上的时钟。内在装饰本身有一个重要的角色,可以在房子里创造一个美丽舒适的气氛。从这个问题中,有一种需要通过采用阿拉伯语艺术的方法来获得新的创新。创造这一作品的目的是为了制造蜡染作品,其灵感在于阿拉伯艺术创作的主要动机。《embodiment蜡染应用写作,艺术创造的方法是需要Gustami方法哪种公司》,namely三个阶段在内,《探索》的想法,加工之器的想法进入《创建工作的理念,与创造的理念之embodiment In the form of works美国整个。这项研究的结果是六种不同的图案,包括思想、言语、灵魂之光、时间、灵魂之角和信仰的永恒。这项工作体现在与室内美景一样有用的内在装饰形式中。阿拉伯音乐:阿拉伯音乐;蜡染calligraphy;蜡染写;室内accessories
{"title":"Visualisasi Artistik Kaligrafi Arab sebagai Ide Penciptaan Aksesoris Interior Batik Tulis","authors":"Alfiatus Sholicha, Ike Ratnawati, S. Anggriani","doi":"10.17977/um064v3i42023p518-540","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i42023p518-540","url":null,"abstract":"Kaligrafi arab memiliki keunikan tersendiri dari segi bentuk maupun susunan hurufnya. Selain memiliki fungsi sebagai bahasa visual dalam Al-Qur’an dan Hadis, kaligrafi juga memiliki fungsi dekoratif sebagai hiasan pada dinding-dinding masjid, rumah, dan sekolah. Pada umumnya pengaplikasian kaligrafi masih sebatas dekorasi berupa hiasan-hiasan dinding. Kurangnya pengrajin yang mengaplikasikan kaligrafi dalam bentuk aksesoris interior lain, seperti kap lampu, tirai, hingga jam dinding. Aksesoris interior sendiri memiliki peran penting untuk menciptakan suasana indah dan nyaman dalam sebuah rumah. Dari permasalahan tersebut perlunya inovasi baru dengan mengaplikasikan kaligrafi arab pada sebuah aksesoris interior. Tujuan dari penciptaan karya ini untuk menghasilkan karya batik tulis terapan dengan inspirasi motif utama dari visualisasi artistik kaligrafi arab. Dalam perwujudan karya batik tulis terapan ini diperlukan metode penciptaan seni yaitu metode Gustami yang terdiri dari tiga tahap meliputi, eksplorasi ide, pengolahan sumber ide ke dalam konsep penciptaan karya, dan perwujudan konsep penciptaan dalam bentuk karya secara utuh. Hasil penelitian ini menciptakan 6 karya batik kaligrafi yang berjudul Bingkai Makna, Lingkar Kata, Cahaya Jiwa, Masa, Nawaitu, dan Tirai Iman. Karya tersebut diwujudkan dalam bentuk aksesoris interior yang memiliki nilai guna juga keindahan dalam sebuah ruang interior.\u0000Kata kunci: kaligrafi Arab; batik kaligrafi; batik tulis; aksesoris interior\u0000Artistic Visualization of Arabic Calligraphy as The Idea of Creating Batik Interior Accessories\u0000Arabic calligraphy has its own uniqueness in terms of the shape and arrangement of the letters. In addition to having a function as a visual language in the Qur'an and Hadith, calligraphy also has a decorative function as decoration on the walls of mosques, houses, and schools. In general, the application of calligraphy is still limited to decorations in the form of wall decorations. The lack of craftsmen who apply calligraphy in the form of other interior accessories, such as lampshades, curtains, to wall clocks. Interior accessories themselves have an important role to create a beautiful and comfortable atmosphere in a house. From this problem, there is a need for new innovations by applying Arabic calligraphy to an interior accessory. The purpose of creating this work is to produce applied batik works with the inspiration of the main motifs of artistic visualization of Arabic calligraphy. In the embodiment of applied batik writing, an art creation method is needed, namely the Gustami method which consists of three stages including, exploration of ideas, processing of sources of ideas into the concept of creating works, and the embodiment of the concept of creation in the form of works as a whole. The results of this study created 6 calligraphy batik works entitled Frame of Meaning, Circle of Words, Light of Soul, Time, Nawaitu, and Curtain of Faith. The work is manifested in ","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133241547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.17977/um064v3i42023p490-502
Azhar Zahra, Tutut Pristiati, Yurina Gusanti
Kos Atos merupakan grup musik Keroncong yang terbentuk di Universitas Negeri Malang. Kos Atos memiliki kepanjangan Kumpulan Orang Seni Depan Matos. Dalam mempertahankan musik Keroncong di Kota Malang, grup musik Kos Atos mengkreasikan musik Keroncong sebagai genre dasar dengan genre yang berkembang saat ini. Alasan peneliti melakukan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kreativitas apa saja yang dilakukan Kos Atos dalam mempertahankan musik Keroncong di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kreativitas yang dilakukan Kos Atos dalam mempertahankan musik Keroncong di Kota Malang dengan harapan bisa menjangkau semua kalangan agar musik keroncong bisa dikenal lebih luas. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Analisis data penelitian menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang kreativitas Kos Atos yaitu dengan dibentuknya rumah produksi bernama creatorikos, 3 album terakhir yaitu Local Heroes, Langkah Baru, dan Live at Kopi Koopen Ijen. Selain itu, ada pula kreativitas lain yang ditunjukkan melalui single lagu, tour album, berkarya melalui platform digital, serta penyajian musik Kos Atos. Kata kunci: kreativitas; Kos Atos; musik; Keroncong Kos Atos Creativity in Maintaining Keroncong Music in Malang Kos Atos is a Keroncong music group formed at Malang State University. Kos Atos stands for “Matos Home Art People Group”. In maintaining Keroncong music in Malang, this Kos Atos music group has created Keroncong music as a basic genre with the genre currently developing. The reason for the researchers conducting this research was to describe what creativity Kos Atos did in maintaining Keroncong music in Malang City. This study aims to describe the creativity carried out by Kos Atos in maintaining Keroncong music in Malang City with the hope that it can reach all groups so that Keroncong music can be widely known. In this study using a qualitative descriptive approach by using observation techniques, interviews and documentation in collecting data. Analysis of research data using data reduction techniques, data presentation, and verification. This study's results explain Kos Atos's creativity, namely the formation of a production house called creatorikos, the last 3 albums are Local Heroes, New Steps, and Live at Kopi Koopen Ijen. Apart from that, other creativity is shown through single songs, album tours, working through digital platforms, and presenting Kos Atos music. Keywords: creativity; Kos Atos; music; Keroncong
Kos Atos是不幸的州立大学成立的一个异教音乐团体。Kos Atos代表着Matos艺术的全集。在马郎市,科斯阿托斯(Kos Atos)的音乐团体创作出了现代发展中的一种基本类型。研究人员进行这项研究的原因是,它描述了科斯·阿托斯(Kos Atos)在马朗市保持克伦克音乐方面的创造力。Atos课程正在进行的旨在描述创造力研究中保持着镇上Keroncong可怜的音乐,希望能接触到所有已知Keroncong音乐中才能更广泛。使用描述性方法是定性研究的观测技术,采访和记录中收集数据。使用数据还原技术、数据演示和验证进行研究数据分析。这项研究的结果解释创造力和diben-tuknya Atos课程即叫creatorikos生产,3家即是英雄,最后一步的新专辑,Live at Koopen Ijen咖啡。此外,通过单曲、专辑之旅、数字平台创作和音乐介绍,还有其他的创造力。关键词:创造力;Atos课程;音乐;KeroncongKos Atos Creativity in Maintaining Keroncong音乐在MalangKos Atos是个Keroncong音乐集团formed at可怜的州立大学。kotos站在“Matos Home Art Group”的立场上。在马朗的圣诞音乐中,这个寄宿音乐团体成立了一种基本发展类型的音乐。这项研究建立研究的原因是为了描述在马郎市的音乐中,创造力是由什么组成的。这个研究表明,在马朗市的keronpd音乐中,我怀着希望,希望能实现所有的groups,这样一来,keron聪的音乐就会出名。在这项研究中,使用使用天文台技术、面试和数据收集方法进行验证。研究数据分析采用折扣法、数据提交和验证。这项研究的结果解释了我们对Atos的创造力,namely的形成是一个名为cretary house的制作,最后3张专辑是当地的英雄,新的步骤,住在Koopen Ijen。相反,其他的创造力是通过单曲、旅游专辑、数字平台工作和展示艺术艺术来实现的。安装:creativity;Atos课程;音乐;Keroncong
{"title":"Kreativitas Kos Atos dalam Mempertahankan Musik Keroncong di Kota Malang","authors":"Azhar Zahra, Tutut Pristiati, Yurina Gusanti","doi":"10.17977/um064v3i42023p490-502","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um064v3i42023p490-502","url":null,"abstract":"Kos Atos merupakan grup musik Keroncong yang terbentuk di Universitas Negeri Malang. Kos Atos memiliki kepanjangan Kumpulan Orang Seni Depan Matos. Dalam mempertahankan musik Keroncong di Kota Malang, grup musik Kos Atos mengkreasikan musik Keroncong sebagai genre dasar dengan genre yang berkembang saat ini. Alasan peneliti melakukan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kreativitas apa saja yang dilakukan Kos Atos dalam mempertahankan musik Keroncong di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kreativitas yang dilakukan Kos Atos dalam mempertahankan musik Keroncong di Kota Malang dengan harapan bisa menjangkau semua kalangan agar musik keroncong bisa dikenal lebih luas. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Analisis data penelitian menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang kreativitas Kos Atos yaitu dengan dibentuknya rumah produksi bernama creatorikos, 3 album terakhir yaitu Local Heroes, Langkah Baru, dan Live at Kopi Koopen Ijen. Selain itu, ada pula kreativitas lain yang ditunjukkan melalui single lagu, tour album, berkarya melalui platform digital, serta penyajian musik Kos Atos.\u0000Kata kunci: kreativitas; Kos Atos; musik; Keroncong\u0000Kos Atos Creativity in Maintaining Keroncong Music in Malang\u0000Kos Atos is a Keroncong music group formed at Malang State University. Kos Atos stands for “Matos Home Art People Group”. In maintaining Keroncong music in Malang, this Kos Atos music group has created Keroncong music as a basic genre with the genre currently developing. The reason for the researchers conducting this research was to describe what creativity Kos Atos did in maintaining Keroncong music in Malang City. This study aims to describe the creativity carried out by Kos Atos in maintaining Keroncong music in Malang City with the hope that it can reach all groups so that Keroncong music can be widely known. In this study using a qualitative descriptive approach by using observation techniques, interviews and documentation in collecting data. Analysis of research data using data reduction techniques, data presentation, and verification. This study's results explain Kos Atos's creativity, namely the formation of a production house called creatorikos, the last 3 albums are Local Heroes, New Steps, and Live at Kopi Koopen Ijen. Apart from that, other creativity is shown through single songs, album tours, working through digital platforms, and presenting Kos Atos music.\u0000Keywords: creativity; Kos Atos; music; Keroncong","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124814496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}