Color and size are external aspects considered by consumers in purchasing a food product and are used in food product inspection using computer vision. This paper reviews recent applications of color and size measurement in food product inspection using computer vision. RGB, HSI, HSL, HSV, La*b spaces and color index are widely used to measure color in food product inspection. Color features, including value, mean, variance, and standard deviation of each channel in a color space are widely used in food product inspection. The applications of color measurement in food product inspection are for grading, detection of anomaly or damage, detection of specific content and evaluation of color changes. Length, width, thickness, average radius, Feret’s diameter, area, perimeter, volume, and surface area are common size measurements in food product inspection. The applications of size measurement in food product inspection are for estimating size, sorting, grading, detect unwanted objects or defects, and measurement of physical properties.
{"title":"Application of Color and Size Measurement in Food Products Inspection","authors":"J. Siswantoro","doi":"10.24002/IJIS.V1I2.1923","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/IJIS.V1I2.1923","url":null,"abstract":"Color and size are external aspects considered by consumers in purchasing a food product and are used in food product inspection using computer vision. This paper reviews recent applications of color and size measurement in food product inspection using computer vision. RGB, HSI, HSL, HSV, La*b spaces and color index are widely used to measure color in food product inspection. Color features, including value, mean, variance, and standard deviation of each channel in a color space are widely used in food product inspection. The applications of color measurement in food product inspection are for grading, detection of anomaly or damage, detection of specific content and evaluation of color changes. Length, width, thickness, average radius, Feret’s diameter, area, perimeter, volume, and surface area are common size measurements in food product inspection. The applications of size measurement in food product inspection are for estimating size, sorting, grading, detect unwanted objects or defects, and measurement of physical properties.","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86171521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Algoritma reduksi noise salt pada citra mampu mengurangi sebagian atau keseluruhan noise, tapi berdampak pada keragaman informasi dan kualitas citra. Persentase noise yang lebih besar juga membuat perubahan yang besar pada citra, namun hasilnya dapat berbeda untuk citra dengan kedalaman bit yang berbeda-beda. Kemampuan algoritma reduksi noise mampu bekerja maksimal untuk noise di bawah 20%. Penelitian terdahulu mengenai proses reduksi noise citra diantaranya menggunakan algoritma Adaptive Fuzzy Filter (AFF) dan Spatial Median Filter (SMF) yang mampu menghilangkan noise. Keduanya mampu mereduksi noise dengan hasil maksimal di bawah 45% pada citra 8 bit, namun menyisakan beberapa noise. Oleh karena itu, perlu dikaji kinerja algoritma dan dampaknya terhadap citra dengan noise yang lebih besar. Penelitian ini khusus mengatasi noise jenis salt and pepper dengan persentase noise di atas 45% pada citra warna bitmap. Selain itu, penelitian ini menganalisis citra hasil mulai dari kualitas citra dan keragaman informasi setelah proses reduksi noise dengan menggunakan Algoritma SMF dan AFF. Dari hasil pengujian citra untuk persentase noise salt 45%, 55%, 65%, dan 75% pada kedalaman citra 8, 16, dan 24 bit, dapat disimpulkan bahwa Algoritma AFF lebih baik dibandingkan SMF mengacu pada nilai Peak Signal to Noise Ratio (PSNR), sebaliknya algoritma SMF lebih baik untuk keragaman informasi, mengacu pada nilai shannon entropy. Kedua hal ini berlaku untuk semua variasi kedalaman citra warna.
{"title":"Analisis Kualitas Citra Hasil Reduksi Noise Menggunakan Spatial Median Filter dan Adaptive Fuzzy Filter Terhadap Variasi Kedalaman Citra","authors":"Irpan Adiputra Pardosi, Ali Akbar Lubis","doi":"10.24002/IJIS.V1I2.1939","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/IJIS.V1I2.1939","url":null,"abstract":"Algoritma reduksi noise salt pada citra mampu mengurangi sebagian atau keseluruhan noise, tapi berdampak pada keragaman informasi dan kualitas citra. Persentase noise yang lebih besar juga membuat perubahan yang besar pada citra, namun hasilnya dapat berbeda untuk citra dengan kedalaman bit yang berbeda-beda. Kemampuan algoritma reduksi noise mampu bekerja maksimal untuk noise di bawah 20%. Penelitian terdahulu mengenai proses reduksi noise citra diantaranya menggunakan algoritma Adaptive Fuzzy Filter (AFF) dan Spatial Median Filter (SMF) yang mampu menghilangkan noise. Keduanya mampu mereduksi noise dengan hasil maksimal di bawah 45% pada citra 8 bit, namun menyisakan beberapa noise. Oleh karena itu, perlu dikaji kinerja algoritma dan dampaknya terhadap citra dengan noise yang lebih besar. Penelitian ini khusus mengatasi noise jenis salt and pepper dengan persentase noise di atas 45% pada citra warna bitmap. Selain itu, penelitian ini menganalisis citra hasil mulai dari kualitas citra dan keragaman informasi setelah proses reduksi noise dengan menggunakan Algoritma SMF dan AFF. Dari hasil pengujian citra untuk persentase noise salt 45%, 55%, 65%, dan 75% pada kedalaman citra 8, 16, dan 24 bit, dapat disimpulkan bahwa Algoritma AFF lebih baik dibandingkan SMF mengacu pada nilai Peak Signal to Noise Ratio (PSNR), sebaliknya algoritma SMF lebih baik untuk keragaman informasi, mengacu pada nilai shannon entropy. Kedua hal ini berlaku untuk semua variasi kedalaman citra warna.","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"99 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89921110","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Evi Triandini, Sadu Jayanatha, Arie Indrawan, Ganda Werla Putra, B. Iswara
Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah, dan menyimpan data, serta untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengembangan sistem informasi memiliki metode-metode yang beragam. Metode yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem antara lain metode terstruktur dan berorientasi objek. Berdasarkan metode tersebut, suatu sistem akan dikembangkan untuk dapat dijalankan pada platform berbasis web, mobile, atau desktop. Saat ini belum diketahui berapa banyak sistem informasi yang dikembangkan oleh kedua metode tersebut, demikian juga belum diketahui juga berapa banyak aplikasi yang dijalankan oleh ketiga platform tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi platform dan metode pengembangan sistem informasi di Indonesia yang datanya diperoleh dari jurnal yang terkait pada tahun 2013–2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Systematic Literature Review (SLR). Metode SLR digunakan untuk mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia dengan bidang topik fenomena yang menarik, dengan pertanyaan penelitian tertentu yang relevan. Dengan penggunaan Metode SLR dapat dilakukan review dan identifikasi jurnal secara sistematis, yang pada setiap prosesnya mengikuti langkah-langkah atau protokol yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa platform yang dominan digunakan dalam pengembangan sistem informasi adalah berbasis website sedangkan metode dominan digunakan dalam menyelesaikan pengembangan sistem informasi adalah metode terstruktur.
{"title":"Metode Systematic Literature Review untuk Identifikasi Platform dan Metode Pengembangan Sistem Informasi di Indonesia","authors":"Evi Triandini, Sadu Jayanatha, Arie Indrawan, Ganda Werla Putra, B. Iswara","doi":"10.24002/ijis.v1i2.1916","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/ijis.v1i2.1916","url":null,"abstract":"Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah, dan menyimpan data, serta untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengembangan sistem informasi memiliki metode-metode yang beragam. Metode yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem antara lain metode terstruktur dan berorientasi objek. Berdasarkan metode tersebut, suatu sistem akan dikembangkan untuk dapat dijalankan pada platform berbasis web, mobile, atau desktop. Saat ini belum diketahui berapa banyak sistem informasi yang dikembangkan oleh kedua metode tersebut, demikian juga belum diketahui juga berapa banyak aplikasi yang dijalankan oleh ketiga platform tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi platform dan metode pengembangan sistem informasi di Indonesia yang datanya diperoleh dari jurnal yang terkait pada tahun 2013–2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Systematic Literature Review (SLR). Metode SLR digunakan untuk mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia dengan bidang topik fenomena yang menarik, dengan pertanyaan penelitian tertentu yang relevan. Dengan penggunaan Metode SLR dapat dilakukan review dan identifikasi jurnal secara sistematis, yang pada setiap prosesnya mengikuti langkah-langkah atau protokol yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa platform yang dominan digunakan dalam pengembangan sistem informasi adalah berbasis website sedangkan metode dominan digunakan dalam menyelesaikan pengembangan sistem informasi adalah metode terstruktur.","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83638899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Back Matter","authors":"Clara Hetty Primasari","doi":"10.24002/ijis.v1i1.1740","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/ijis.v1i1.1740","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77170014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Program tol laut dan poros maritim dunia yang didengungkan pemerintah Indonesia mampu membangkitkan kembali semangat lembaga-lembaga pendidikan kemaritiman. Kebangkitan itu terjadi di tingkat SMK maupun perguruan tinggi. Lembaga-lembaga tersebut bersaing secara ketat di segala bidang termasuk profesionalitas. Persaingan dalam masalah profesionalitas terjadi karena saat ini konteks lembaga sudah bersifat modern. Kondisi ini terlihat dari perlakuan pelanggan/customer bukan sebagai objek tetapi menjadi bagian dari lembaga tersebut. Salah satu konsep populer yang ditawarkan dunia teknologi informasi melalui metode Customer Relationship Management (CRM) yaitu optimalisasi penggunaan sosial media dalam peningkatan hubungan dan keterlibatan pelanggan (customer engagement). Paper ini akan membahas penerapan CRM dalam sebuah lembaga pendidikan kemaritiman.
{"title":"Peningkatan Daya Saing Lembaga Pendidikan Kemaritiman di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan Penerapan CRM","authors":"Oktavianus Teguh Prayitno","doi":"10.24002/ijis.v1i1.1728","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/ijis.v1i1.1728","url":null,"abstract":"Program tol laut dan poros maritim dunia yang didengungkan pemerintah Indonesia mampu membangkitkan kembali semangat lembaga-lembaga pendidikan kemaritiman. Kebangkitan itu terjadi di tingkat SMK maupun perguruan tinggi. Lembaga-lembaga tersebut bersaing secara ketat di segala bidang termasuk profesionalitas. Persaingan dalam masalah profesionalitas terjadi karena saat ini konteks lembaga sudah bersifat modern. Kondisi ini terlihat dari perlakuan pelanggan/customer bukan sebagai objek tetapi menjadi bagian dari lembaga tersebut. Salah satu konsep populer yang ditawarkan dunia teknologi informasi melalui metode Customer Relationship Management (CRM) yaitu optimalisasi penggunaan sosial media dalam peningkatan hubungan dan keterlibatan pelanggan (customer engagement). Paper ini akan membahas penerapan CRM dalam sebuah lembaga pendidikan kemaritiman.","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83359226","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam sebuah perusahaan e-commerce, stok barang merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Jumlah barang masuk maupun keluar perlu diperhatikan, tujuannya untuk menjaga stok yang tersedia dalam gudang menjadi stabil. Stok stabil yang dimaksud dalam gudang adalah barang tidak kelebihan stok maupun barang tidak kehabisan stok. Permasalahan yang dihadapi pada penjualan barang adalah setiap barang memiliki minat beli yang berbeda-beda. Barang dengan minat beli yang tinggi akan cepat habis dibandingkan dengan barang yang memiliki minat beli rendah. Untuk itu, stok barang perlu ditambah pada waktu stok barang menipis. Algoritma C4.5 merupakan kelompok algoritma dengan menggunakan pohon keputusan. Pohon keputusan merupakan metode klasifikasi dan prediksi yang sangat kuat dan terkenal. Semakin kaya informasi atau pengetahuan yang dikandung oleh data training, maka akurasi akan semakin meningkat. Algoritma ini digunakan untuk menganalisis waktu pembelian stok barang yang sudah menipis dengan mengklasifikasi barang mana yang sudah waktunya di tambah stok maupun belum, sehingga ketersediaan barang tetap stabil dan terjaga. Hasil dari analisis menggunakan algoritma C4.5 adalah untuk menentukan waktu penentuan ketersediaan barang memiliki tingkat keakuratan sebesar 98.9%.
{"title":"Penerapan Algoritma C4.5 untuk Penentuan Ketersediaan Barang E-commerce","authors":"Generosa Lukhayu Pritalia","doi":"10.24002/ijis.v1i1.1727","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/ijis.v1i1.1727","url":null,"abstract":"Dalam sebuah perusahaan e-commerce, stok barang merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Jumlah barang masuk maupun keluar perlu diperhatikan, tujuannya untuk menjaga stok yang tersedia dalam gudang menjadi stabil. Stok stabil yang dimaksud dalam gudang adalah barang tidak kelebihan stok maupun barang tidak kehabisan stok. Permasalahan yang dihadapi pada penjualan barang adalah setiap barang memiliki minat beli yang berbeda-beda. Barang dengan minat beli yang tinggi akan cepat habis dibandingkan dengan barang yang memiliki minat beli rendah. Untuk itu, stok barang perlu ditambah pada waktu stok barang menipis. Algoritma C4.5 merupakan kelompok algoritma dengan menggunakan pohon keputusan. Pohon keputusan merupakan metode klasifikasi dan prediksi yang sangat kuat dan terkenal. Semakin kaya informasi atau pengetahuan yang dikandung oleh data training, maka akurasi akan semakin meningkat. Algoritma ini digunakan untuk menganalisis waktu pembelian stok barang yang sudah menipis dengan mengklasifikasi barang mana yang sudah waktunya di tambah stok maupun belum, sehingga ketersediaan barang tetap stabil dan terjaga. Hasil dari analisis menggunakan algoritma C4.5 adalah untuk menentukan waktu penentuan ketersediaan barang memiliki tingkat keakuratan sebesar 98.9%.","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85314782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Flourensia Sapty Rahayu, Robert Apriliyanto, Yohanes Sigit Purnomo Wuryo Putro
Implementasi sistem informasi pada sebuah organisasi perlu dievaluasi apakah implementasi tersebut telah dapat dikatakan sukses dan berdampak positif bagi pengguna. Sistem Informasi Kemahasiswaan yang digunakan oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta dikembangkan sebagai sarana mahasiswa dalam mengumpulkan nilai Satuan Partisipasi Aktivitas Mahasiswa Atma Jaya (SPAMA). Melalui sistem ini, setiap mahasiswa dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Selama ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap kesuksesan implementasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh system quality, information quality dan service quality terhadap user satisfaction dan use serta mengetahui net benefits dari penggunaan sistem informasi terkait. Model yang digunakan adalah model kesuksesan sistem informasi Delone & McLean 2003. Terdapat 10 hipotesis yang diuji menggunakan model Structural Equation Modelling (SEM). Dari 10 hipotesis yang diuji, lima dinyatakan diterima dan lima dinyatakan ditolak.
{"title":"Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Kemahasiswaan (SIKMA) dengan Pendekatan Model DeLone dan McLean","authors":"Flourensia Sapty Rahayu, Robert Apriliyanto, Yohanes Sigit Purnomo Wuryo Putro","doi":"10.24002/ijis.v1i1.1704","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/ijis.v1i1.1704","url":null,"abstract":"Implementasi sistem informasi pada sebuah organisasi perlu dievaluasi apakah implementasi tersebut telah dapat dikatakan sukses dan berdampak positif bagi pengguna. Sistem Informasi Kemahasiswaan yang digunakan oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta dikembangkan sebagai sarana mahasiswa dalam mengumpulkan nilai Satuan Partisipasi Aktivitas Mahasiswa Atma Jaya (SPAMA). Melalui sistem ini, setiap mahasiswa dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Selama ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap kesuksesan implementasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh system quality, information quality dan service quality terhadap user satisfaction dan use serta mengetahui net benefits dari penggunaan sistem informasi terkait. Model yang digunakan adalah model kesuksesan sistem informasi Delone & McLean 2003. Terdapat 10 hipotesis yang diuji menggunakan model Structural Equation Modelling (SEM). Dari 10 hipotesis yang diuji, lima dinyatakan diterima dan lima dinyatakan ditolak.","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89172201","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan membuat proses bisnis semakin kompleks, tak terkecuali di bidang pendidikan. Banyaknya informasi dan sumber daya yang dimiliki oleh institusi pendidikan tinggi khususnya pada tingkat program studi akan membuat pengelolaan yang ada menjadi rumit. Untuk itu, perlu dilakukan proses monitoring dan evaluasi demi menjamin validitas transaksi yang ada. Pada penelitian ini, penulis membangun sebuah sistem yang dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan yang ada di program studi. Sistem ini dibangun berdasarkan poin-poin penilaian yang terdapat pada borang akreditasi. Poin-poin penilaian tersebut nantinya digunakan oleh pihak program studi sebagai tolak ukur dari kualitas sumber daya yang ada. Caranya adalah dengan mengkomparasikan data-data mentah yang terdapat pada borang akreditasi dengan rumus-rumus yang terdapat pada penilaian borang akreditasi. Hasil komparasi tersebut akan digunakan oleh pihak program studi dalam melihat performa sumber daya yang ada dalam satu tahun. Sistem ini berbasis web dan dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan sistem pengelolaan basis data MySQL.
{"title":"Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Program Studi di Institusi Pendidikan Tinggi","authors":"Conan Aditya Wijaya","doi":"10.24002/IJIS.V1I1.1723","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/IJIS.V1I1.1723","url":null,"abstract":"Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan membuat proses bisnis semakin kompleks, tak terkecuali di bidang pendidikan. Banyaknya informasi dan sumber daya yang dimiliki oleh institusi pendidikan tinggi khususnya pada tingkat program studi akan membuat pengelolaan yang ada menjadi rumit. Untuk itu, perlu dilakukan proses monitoring dan evaluasi demi menjamin validitas transaksi yang ada. Pada penelitian ini, penulis membangun sebuah sistem yang dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan yang ada di program studi. Sistem ini dibangun berdasarkan poin-poin penilaian yang terdapat pada borang akreditasi. Poin-poin penilaian tersebut nantinya digunakan oleh pihak program studi sebagai tolak ukur dari kualitas sumber daya yang ada. Caranya adalah dengan mengkomparasikan data-data mentah yang terdapat pada borang akreditasi dengan rumus-rumus yang terdapat pada penilaian borang akreditasi. Hasil komparasi tersebut akan digunakan oleh pihak program studi dalam melihat performa sumber daya yang ada dalam satu tahun. Sistem ini berbasis web dan dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan sistem pengelolaan basis data MySQL.","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82767170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Gamayanto, H. Christian, Sasono Wibowo, T. S. Sukamto
Social media is one of the most important technologies at this moment. With the presence of social media, a significant change in communication occurs. Changes that arise can have two effects: positive and negative effects. Moreover, problems arise when social media is used unwise and to do negative tendencies. It creates a non-conducive environment. Therefore, a positive culture in social media must be developed and created. In developing a positive culture on social media, there are many challenges, such as different cultures in each country and even habits that have a high level of complexity, but it can be overcome by providing solutions on creating a positive culture on social media. This journal is a development of the journal: Development and Implementation of Wise Netizen (E-Comment) in Indonesia. Data collection method is by conducting surveys and interviews. The method used is Johari Window. This method produces four classifications of netizen: open netizen; blind netizen; hidden netizen and unknown netizen, where this classification can be used to find out what types of netizen are on social media. Furthermore, the results of this journal are a framework for creating a positive culture and developing netizen positively on social media called Culture Intelligence (CI3).
{"title":"Culture Intelligence [CI3] Framework: How To Develop Positive Culture Inside Social Media","authors":"I. Gamayanto, H. Christian, Sasono Wibowo, T. S. Sukamto","doi":"10.24002/IJIS.V1I1.1593","DOIUrl":"https://doi.org/10.24002/IJIS.V1I1.1593","url":null,"abstract":"Social media is one of the most important technologies at this moment. With the presence of social media, a significant change in communication occurs. Changes that arise can have two effects: positive and negative effects. Moreover, problems arise when social media is used unwise and to do negative tendencies. It creates a non-conducive environment. Therefore, a positive culture in social media must be developed and created. In developing a positive culture on social media, there are many challenges, such as different cultures in each country and even habits that have a high level of complexity, but it can be overcome by providing solutions on creating a positive culture on social media. This journal is a development of the journal: Development and Implementation of Wise Netizen (E-Comment) in Indonesia. Data collection method is by conducting surveys and interviews. The method used is Johari Window. This method produces four classifications of netizen: open netizen; blind netizen; hidden netizen and unknown netizen, where this classification can be used to find out what types of netizen are on social media. Furthermore, the results of this journal are a framework for creating a positive culture and developing netizen positively on social media called Culture Intelligence (CI3).","PeriodicalId":34118,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Information Systems","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90272940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}