Riza Trihaditia, Widya Sari, Maghfira Hikmatul Adha
Sayuran dan buah merupakan hasil alam yang baik untuk dikonsumsi. Microgreens merupakan sayuran yang mengandung nutrisi dan vitamin lebih tinggi dari tumbuhan dewasa. Tanaman potensial microgreens salah satunya pada famili kubis (Brassicacea). Penggunaan media tanam untuk microgreens memiliki karakteristik kelembaban optimal 50%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan microgreens brokoli dan kubis merah dengan penggunaan beberapa media tanam yang dilakukan pada Maret-Juli 2020 di Kebuun Percobaan Kecamatan Cilaku, Cianjur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, faktor pertama jenis tanaman dengan 2 level yaitu, B=Brokoli dan K=Kubis merah, faktor kedua media tanam dengan 3 level yaitu, C=Cocopeat sebgai control, H=Humus bambu, dan A=Arang hayati (biochar) dengan 3 kali ulangan. Analisis data yang dilakukan ANOVA (α=0.05) dan uji lanjut dilakukan dengan Tukey’s (alpha=5%). Hasil menunjukan jenis tanaman memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan, penggunaan beberapa media tanam tidak memberikan pegaruh yang nyata terhadap semua parameter pertumbuhan, dan tidak ada interaksi yang nyata antara jenis tanaman dan media tanam.
{"title":"PENGARUH BEBERAPA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN MICROGREENS BROKOLI (Brassica oleracea L.) DAN KUBIS MERAH (Brassica oleracea var capitata L.)","authors":"Riza Trihaditia, Widya Sari, Maghfira Hikmatul Adha","doi":"10.35194/PRS.V3I1.1493","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V3I1.1493","url":null,"abstract":"Sayuran dan buah merupakan hasil alam yang baik untuk dikonsumsi. Microgreens merupakan sayuran yang mengandung nutrisi dan vitamin lebih tinggi dari tumbuhan dewasa. Tanaman potensial microgreens salah satunya pada famili kubis (Brassicacea). Penggunaan media tanam untuk microgreens memiliki karakteristik kelembaban optimal 50%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan microgreens brokoli dan kubis merah dengan penggunaan beberapa media tanam yang dilakukan pada Maret-Juli 2020 di Kebuun Percobaan Kecamatan Cilaku, Cianjur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, faktor pertama jenis tanaman dengan 2 level yaitu, B=Brokoli dan K=Kubis merah, faktor kedua media tanam dengan 3 level yaitu, C=Cocopeat sebgai control, H=Humus bambu, dan A=Arang hayati (biochar) dengan 3 kali ulangan. Analisis data yang dilakukan ANOVA (α=0.05) dan uji lanjut dilakukan dengan Tukey’s (alpha=5%). Hasil menunjukan jenis tanaman memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan, penggunaan beberapa media tanam tidak memberikan pegaruh yang nyata terhadap semua parameter pertumbuhan, dan tidak ada interaksi yang nyata antara jenis tanaman dan media tanam.","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128022801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Angga Adriana Imansyah, Melissa Syamsiah, M. Rizal
Jamur tiram (Pleurotus 0streatus) termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dengan manfaat dan kandungan nutrisi yang tinggi. Banyaknya permintaan pasar yang terus meningkat menyebabkan perlunya pemenuhan kebutuhan pasar melalui upaya peningkatan teknik budidaya jamur, salah satunya melalui penambahan nutrisi berupa limbah ampas tahu dan gula terhadap media tumbuh jamur tiram. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah ampas tahu dan gula terhadap kecepatan pertumbuhan misellium, waktu muncul pinhead dan berat basah jamur tiram. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April 2020 di Kampung Garogol Desa Cibulakan Kec Cugenang Kab Cianjur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor dan dengan tiga kali ulangan. Faktor A1 : limbah ampas tahu dengan tiga taraf perlakuan (A1 : 300 gr, A2 : 400 gr, A3 500 gr), Faktor B : Penambahan gula dengan tiga taraf perlakuan (B1 : 30 gr, B2 : 40 gr, B3 : 50 gr). Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh pemberian gula terhadap kecepatan pertumbuhan misellium, perlakuan terbaik ada pada B1 (Gula 30 gr). Adanya pengaruh pemberian gula terhadap waktu munculnya pinhead dengan perlakuan terbaik ada pada A2B3 (Limbah Ampas Tahu 400 gr dan Gula 30). Adanya pengaruh kombinasi terhadap berat basah jamur tiram, perlakuan terbaik ada pada A3B1 (Limbah Ampas Tahu 500 gr dan Gula 30), A3B2(Limbah Ampas Tahu 300 gr dan Gula 40) dan A3B3(Limbah Ampas Tahu 500 gr dan Gula 50).
{"title":"PENGUJIAN PENAMBAHAN GULA (SUKROSA) DAN LIMBAH AMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus Ostreatus)","authors":"Angga Adriana Imansyah, Melissa Syamsiah, M. Rizal","doi":"10.35194/PRS.V3I1.1440","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V3I1.1440","url":null,"abstract":"Jamur tiram (Pleurotus 0streatus) termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dengan manfaat dan kandungan nutrisi yang tinggi. Banyaknya permintaan pasar yang terus meningkat menyebabkan perlunya pemenuhan kebutuhan pasar melalui upaya peningkatan teknik budidaya jamur, salah satunya melalui penambahan nutrisi berupa limbah ampas tahu dan gula terhadap media tumbuh jamur tiram. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah ampas tahu dan gula terhadap kecepatan pertumbuhan misellium, waktu muncul pinhead dan berat basah jamur tiram. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April 2020 di Kampung Garogol Desa Cibulakan Kec Cugenang Kab Cianjur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor dan dengan tiga kali ulangan. Faktor A1 : limbah ampas tahu dengan tiga taraf perlakuan (A1 : 300 gr, A2 : 400 gr, A3 500 gr), Faktor B : Penambahan gula dengan tiga taraf perlakuan (B1 : 30 gr, B2 : 40 gr, B3 : 50 gr). Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh pemberian gula terhadap kecepatan pertumbuhan misellium, perlakuan terbaik ada pada B1 (Gula 30 gr). Adanya pengaruh pemberian gula terhadap waktu munculnya pinhead dengan perlakuan terbaik ada pada A2B3 (Limbah Ampas Tahu 400 gr dan Gula 30). Adanya pengaruh kombinasi terhadap berat basah jamur tiram, perlakuan terbaik ada pada A3B1 (Limbah Ampas Tahu 500 gr dan Gula 30), A3B2(Limbah Ampas Tahu 300 gr dan Gula 40) dan A3B3(Limbah Ampas Tahu 500 gr dan Gula 50). ","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125562361","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Melissa Syamsiah, Riza Trihaditia, Ramdini Sapitri
Tanaman selada merupakan tanaman hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat dan bermaafaat bagi tubuh. Dengan permintaan selada yang semakin meningkat maka perlu adanya usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas selada, salah satunya yaitu dengan pemberian pupuk organik cair cuka kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul dari pemberian cuka kayu terhadap tanaman selada. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan. Perlakuan yang diberikan yaitu K0 (kontol) tanpa perlakuan cuka kayu, K1 (pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 5 ml/1 L), K2 (pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 10 ml/1 L), K3 (pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 20 ml/1 L). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot basah. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang nyata, pada parameter tinggi tanaman perlakuan yang paling baik yaitu perlakuan K1 (pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 5 ml/1 L) dengan rata-rata tinggi tanaman 23,72 cm, sedangkan pada parameter jumlah daun dan bobot basah perlakuan yang paling baik yaitu perlakuan K3 ( pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 20 ml/1 L), dengan jumlah daun 12 helai dan bobot basah 26,22 gram.
莴苣是一种园艺植物,人们对它很感兴趣,为它的身体提供营养。随着对生菜的需求不断增加,需要付出努力来提高生菜的生产力,其中之一就是提供有机肥料、液体醋和水醋。本研究旨在确定木材醋对生菜的影响。这项研究将在3月进行,直到2020年4月。这项研究采用了四种不同的随机设计方法。观察到的参数是:高植物的高度、树叶的数量和湿的重量。研究结果显示出明显的影响,在植物最好的待遇高参数K1待遇(木醋的礼物平均浓度为5毫升/ 1 L)和植物23.72厘米高,而在这些参数湿树叶和权重的数量最好的待遇K3待遇(赠送木醋浓度为20 ml / 1 L), 12根叶子的数量和湿26,22克的重量。
{"title":"APLIKASI CUKA KAYU DENGAN BEBERAPA KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)","authors":"Melissa Syamsiah, Riza Trihaditia, Ramdini Sapitri","doi":"10.35194/PRS.V3I1.1441","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V3I1.1441","url":null,"abstract":"Tanaman selada merupakan tanaman hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat dan bermaafaat bagi tubuh. Dengan permintaan selada yang semakin meningkat maka perlu adanya usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas selada, salah satunya yaitu dengan pemberian pupuk organik cair cuka kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul dari pemberian cuka kayu terhadap tanaman selada. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan. Perlakuan yang diberikan yaitu K0 (kontol) tanpa perlakuan cuka kayu, K1 (pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 5 ml/1 L), K2 (pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 10 ml/1 L), K3 (pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 20 ml/1 L). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot basah. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang nyata, pada parameter tinggi tanaman perlakuan yang paling baik yaitu perlakuan K1 (pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 5 ml/1 L) dengan rata-rata tinggi tanaman 23,72 cm, sedangkan pada parameter jumlah daun dan bobot basah perlakuan yang paling baik yaitu perlakuan K3 ( pemberian cuka kayu dengan konsentrasi 20 ml/1 L), dengan jumlah daun 12 helai dan bobot basah 26,22 gram.","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131287640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman Gerbera (Gerbera Jamensonii) merupakan tanaman hias yang diminati serta memiliki permintaan yang tinggi. Teknologi kultur jaringan merupakan teknologi yang tepat untuk memperoleh hasil percepatan benih yang berkualitas dengan penambahan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). ZPT yang digunakan adalah kombinasi GA (Asam Giberelat) dan BAP (Benzyl Amino Purine). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2020, bertempat di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Segunung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi GA (Asam Giberelat) dan BAP (Benzyl Amino Purine) terhadap multiplikasi tanaman Gerbera. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 4 taraf perlakuan dengan masing masing perlakuan terdapat 3 sampel. Parameter penelitian ini meliputi, jumlah tunas, jumlah daun dan panjang daun. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian G1S1 (GA 3 ppm dan BAP 0,5 ppm) merupakan perlakuan yang paling baik yang mampu menstimulus jumlah tunas dan jumlah daun Gerbera (Gerbera Jamensonii).
{"title":"PENGARUH GA3 DAN BAP TERHADAP PERBANYAKAN TUNAS GERBERA JAMENSONII SECARA IN VITRO","authors":"Fauzi Awaludin Jamil, Angga Adriana Imansyah, Melissa Syamsiah","doi":"10.35194/PRS.V3I1.1461","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V3I1.1461","url":null,"abstract":"Tanaman Gerbera (Gerbera Jamensonii) merupakan tanaman hias yang diminati serta memiliki permintaan yang tinggi. Teknologi kultur jaringan merupakan teknologi yang tepat untuk memperoleh hasil percepatan benih yang berkualitas dengan penambahan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). ZPT yang digunakan adalah kombinasi GA (Asam Giberelat) dan BAP (Benzyl Amino Purine). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2020, bertempat di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Segunung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi GA (Asam Giberelat) dan BAP (Benzyl Amino Purine) terhadap multiplikasi tanaman Gerbera. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 4 taraf perlakuan dengan masing masing perlakuan terdapat 3 sampel. Parameter penelitian ini meliputi, jumlah tunas, jumlah daun dan panjang daun. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian G1S1 (GA 3 ppm dan BAP 0,5 ppm) merupakan perlakuan yang paling baik yang mampu menstimulus jumlah tunas dan jumlah daun Gerbera (Gerbera Jamensonii).","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130940189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pandanwangi rice is superior varieties in Cianjur which has special geographical indication. Weed is one of the causes in declining of Pandanwangi rice production. The purpose of this research were to know the index of weed abundance, weed diversity index and weed similarity index on Pandanwangi rice plantation. This research was carried out from December until June 2018. with observation methods.The results of this research showed that there were differences in the abundance index (Di) of broad and narrow leaves weed in four sub-districts of Pandanwangi rice cultivation center. Cianjur subdistrict had a higher value of abundance index of broad leaf weeds and narrow leaf weeds than other districts, there was no differences of broad leaf weed and narrow leaf weeds diversity index in four sub-districts of Pandanwangi rice cultivation center. Weed diversity values were low(H '<1)', with H 'values of broad leaf weeds and narrow leaf weeds were 0.21 -0.39 and there were no differences of broad leaf weed and narrow leaf weeds similarity index in four sub-districts Index, the values were very low, wide leaf Is = 0.04 and the narrowleaf Is = 0.00. Many or at least the types of weeds contained in a land are affected by the quality of the environment and the type of species because each type of weed has different adaptations and tolerances to its habitat.
{"title":"ANALISIS VEGETASI GULMA PADI PANDANWANGI (Oryza sativa L. Aromatic) DI SENTRA PENANAMAN PADI PANDANWANGI KABUPATEN CIANJUR","authors":"Widya Sari, M. Azis","doi":"10.35194/PRS.V3I1.1495","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V3I1.1495","url":null,"abstract":"Pandanwangi rice is superior varieties in Cianjur which has special geographical indication. Weed is one of the causes in declining of Pandanwangi rice production. The purpose of this research were to know the index of weed abundance, weed diversity index and weed similarity index on Pandanwangi rice plantation. This research was carried out from December until June 2018. with observation methods.The results of this research showed that there were differences in the abundance index (Di) of broad and narrow leaves weed in four sub-districts of Pandanwangi rice cultivation center. Cianjur subdistrict had a higher value of abundance index of broad leaf weeds and narrow leaf weeds than other districts, there was no differences of broad leaf weed and narrow leaf weeds diversity index in four sub-districts of Pandanwangi rice cultivation center. Weed diversity values were low(H '<1)', with H 'values of broad leaf weeds and narrow leaf weeds were 0.21 -0.39 and there were no differences of broad leaf weed and narrow leaf weeds similarity index in four sub-districts Index, the values were very low, wide leaf Is = 0.04 and the narrowleaf Is = 0.00. Many or at least the types of weeds contained in a land are affected by the quality of the environment and the type of species because each type of weed has different adaptations and tolerances to its habitat.","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132174851","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bawang daun merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat namun produktivitasnya terganggu oleh serangan hama seperti, Spodoptera exigua. Dalam pengendaliannya petani masih menggunakan pestisida kimia sintetis yang memiliki banyak dampak negatif, seperti resistensi hama, resurgensi dan timbulnya hama sekunder. Pengendalian S. exigua menggunakan pestisida nabati dengan konsentrasi yang tepat dapat mengendalikan hama ulat bawang daun secara efektif dan tidak berdampak negatif terhadap tanaman dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari beberapa pestisida nabati (daun babadotan, nimba dan sirsak)dengan menggunakan beberapa konsentrasi terhadap mortalitas S. exigua. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial terdiri dari dua faktor dengan masing-masing 3 ulangan,. Faktor pertama yaitu jenis pestisida nabati : babadotan, nimba dan sirsak, Faktor kedua adalah konsentrasi pestisida nabati yaitu : 250 g/L, 500 g/L dan tanpa pestisida nabati (kontrol). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas S. exigua. Sedangkan konsentrasi pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap mortalitas. Mortalitas terbaik yaitu pada perlakuan babadotan 500 g/L dan Nimba 500 g/L, mencapai 100% kematian pada 6 hsa. Hasil analisis LT50 yang terbaik pada perlakuan babadotan 500 g/L dan nimba 500 g/L yaitu : 2,93 hari dan 2,57 hari.
韭菜是一种被广泛消费的园艺商品,但它的产品会受到害虫的攻击,比如Spodoptera exigua。在管理中,农民仍然使用一种具有许多负面影响的合成化学杀虫剂,如害虫耐药性、重复性和继发性害虫。以适当的浓度控制植物杀虫剂,可以有效地控制葱毛虫,对植物和环境没有负面影响。本研究的目的是研究几种植物杀虫剂(巴巴多坦、尼巴和沙里沙里的叶子)的有效性,方法是将某些浓度集中在exigua的死亡率上。本研究采用了一个完整的随机设计(拉丝)因子,由两个因素组成,每三个重复。第一个因素是生物杀虫剂的种类:巴士坦、nimba和sirsak,第二个因素是植物农药的浓度:250克/L, 500克/L,没有植物农药(控制)。观察结果表明,这种杀虫剂对当时的灭绝没有真正的影响。而植物杀虫剂的浓度确实对其死亡率有影响。最好的死亡率,即在babadotan待遇500 g / L和宁巴500 g / L,于上午6 hsa达到100%死亡。最好的LT50 babadotan待遇分析500 g / L和宁巴500 g / L: 2.93和2.57一天。
{"title":"UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS (Spodoptera exigua Hubner) PADA TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)","authors":"Yuliani, W. Sari, Nia Fatimah","doi":"10.35194/PRS.V2I2.1167","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V2I2.1167","url":null,"abstract":"Bawang daun merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat namun produktivitasnya terganggu oleh serangan hama seperti, Spodoptera exigua. Dalam pengendaliannya petani masih menggunakan pestisida kimia sintetis yang memiliki banyak dampak negatif, seperti resistensi hama, resurgensi dan timbulnya hama sekunder. Pengendalian S. exigua menggunakan pestisida nabati dengan konsentrasi yang tepat dapat mengendalikan hama ulat bawang daun secara efektif dan tidak berdampak negatif terhadap tanaman dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari beberapa pestisida nabati (daun babadotan, nimba dan sirsak)dengan menggunakan beberapa konsentrasi terhadap mortalitas S. exigua. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial terdiri dari dua faktor dengan masing-masing 3 ulangan,. Faktor pertama yaitu jenis pestisida nabati : babadotan, nimba dan sirsak, Faktor kedua adalah konsentrasi pestisida nabati yaitu : 250 g/L, 500 g/L dan tanpa pestisida nabati (kontrol). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas S. exigua. Sedangkan konsentrasi pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap mortalitas. Mortalitas terbaik yaitu pada perlakuan babadotan 500 g/L dan Nimba 500 g/L, mencapai 100% kematian pada 6 hsa. Hasil analisis LT50 yang terbaik pada perlakuan babadotan 500 g/L dan nimba 500 g/L yaitu : 2,93 hari dan 2,57 hari.","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128589766","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hamayang selalu menjadi perhatian dalam budidaya tanaman padi. Hama ini mampu beradaptasi dengan lingkungannya sehingga termasuk hama yang sulit dikendalikan. Pengendalian hama secara mekanis menggunakan perangkap lampu menjadi pilihan karena tidak berbahaya bagi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon wereng coklat terhadap perangkap lampu dengan bentuk dan warna yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor yaitu warna bahan dan bentuk perangkap, tiga ulangan sebagai kelompok, serta 12 unit percobaan. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor bentuk berpengaruh nyata, sedangkan warna tidak berpengaruh nyata. Wereng coklat banyak terperangkap pada perangkap corong putih.
{"title":"EFEKTIVITAS WARNA BAHAN DAN BENTUK PERANGKAP LAMPU BERTENAGA SURYA TERHADAP POPULASI WERENG COKLAT (Nilaparvata lugens) YANG TERPERANGKAP","authors":"Riza Trihaditia, Muhammad Noor Fikri","doi":"10.35194/PRS.V2I2.1165","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V2I2.1165","url":null,"abstract":"Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hamayang selalu menjadi perhatian dalam budidaya tanaman padi. Hama ini mampu beradaptasi dengan lingkungannya sehingga termasuk hama yang sulit dikendalikan. Pengendalian hama secara mekanis menggunakan perangkap lampu menjadi pilihan karena tidak berbahaya bagi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon wereng coklat terhadap perangkap lampu dengan bentuk dan warna yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor yaitu warna bahan dan bentuk perangkap, tiga ulangan sebagai kelompok, serta 12 unit percobaan. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor bentuk berpengaruh nyata, sedangkan warna tidak berpengaruh nyata. Wereng coklat banyak terperangkap pada perangkap corong putih.","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114715376","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Serangan patogen tumbuhan merupakan salah satu kendala yang di hadapi dalam budidaya bawang merah, beberapa diantaranya yaitu cendawan, bakteri, dan virus yang mampu menurunkan hasil produksi bawang merah. Varietas bawang Bima Brebes merupakan varietas yang paling disukai oleh petani dan adaptif pada dataran rendah sedangkan Varietas Trisula merupakan varietas yang bisa ditanam di luar musim ( off season), sehingga bisa ditanam pada musim penghujan dan adaptif pada dataran rendah. Tujuan dari penelititan ini adalah untuk mengetahui jenis dan gejala penyakit pada tanaman bawang merah varietas Bima Brebes dan varietas Trisula yang ditanam di dataran tinggi. Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Kabupaten cianjur, Provinsi Jawa Barat pada bulan Agustus-September 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi yang dilakukan terhadap tanaman bawang merah varietas Bima Brebes dan Trisula. Inventarisasi penyakit dilakukan dengan pengamatan gejala serangan patogen pada daun, umbi maupun akar tanaman bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan penyakit yang menginfeksi pada varietas Bima Brebes yaitu penyakit Bercak Ungu pada daun yang di sebabkan oleh cendawan (Alltenaria porri), dan penyakit mosaik kuning yang di sebabkan oleh virus (OnionYellow Dwarf Virus) pada bagian daun tua.Sedangkan penyakit yang menginfeksi pada varietas Trisula yaitu penyakit Moler yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp.cepae, penyakit Bercak Ungu yang disebabkan oleh cendawan (Alltenaria porri), dan penyakit Mosaik Kuning yang di sebabkan oleh (Onion Yellow Dwarf Virus). Varietas Bima Brebes lebih tahan terhadap infeksi cendawan Fusarium oxysporum f.sp.cepae dibanding varietas Trisula.
{"title":"INVENTARISASI PENYAKIT PADA DUA VARIETAS LOKAL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) BIMA BREBES DAN TRISULA","authors":"W. Sari, Siti Aulia Inayah","doi":"10.35194/PRS.V2I2.1166","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V2I2.1166","url":null,"abstract":"Serangan patogen tumbuhan merupakan salah satu kendala yang di hadapi dalam budidaya bawang merah, beberapa diantaranya yaitu cendawan, bakteri, dan virus yang mampu menurunkan hasil produksi bawang merah. Varietas bawang Bima Brebes merupakan varietas yang paling disukai oleh petani dan adaptif pada dataran rendah sedangkan Varietas Trisula merupakan varietas yang bisa ditanam di luar musim ( off season), sehingga bisa ditanam pada musim penghujan dan adaptif pada dataran rendah. Tujuan dari penelititan ini adalah untuk mengetahui jenis dan gejala penyakit pada tanaman bawang merah varietas Bima Brebes dan varietas Trisula yang ditanam di dataran tinggi. Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Kabupaten cianjur, Provinsi Jawa Barat pada bulan Agustus-September 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi yang dilakukan terhadap tanaman bawang merah varietas Bima Brebes dan Trisula. Inventarisasi penyakit dilakukan dengan pengamatan gejala serangan patogen pada daun, umbi maupun akar tanaman bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan penyakit yang menginfeksi pada varietas Bima Brebes yaitu penyakit Bercak Ungu pada daun yang di sebabkan oleh cendawan (Alltenaria porri), dan penyakit mosaik kuning yang di sebabkan oleh virus (OnionYellow Dwarf Virus) pada bagian daun tua.Sedangkan penyakit yang menginfeksi pada varietas Trisula yaitu penyakit Moler yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp.cepae, penyakit Bercak Ungu yang disebabkan oleh cendawan (Alltenaria porri), dan penyakit Mosaik Kuning yang di sebabkan oleh (Onion Yellow Dwarf Virus). Varietas Bima Brebes lebih tahan terhadap infeksi cendawan Fusarium oxysporum f.sp.cepae dibanding varietas Trisula.","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122321176","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kedelai edamame atau kedelai sayur termasuk spesies (Glycine max (L). Merill) ini merupakan jenis bahan makanan yang populer sebagai makanan ringan maupun bahan campuran makanan. Cuka kayu dapat berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, inhibitor (pencegah hama dan penyakit). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah konsentrasi cuka kayu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang edamame. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2020. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan di Kp. Longkewang Desa Gasol Cugenang Cianjur. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (RAL) dengan 6 perlakuan 3 ulangan pada setiap perlakuan terdiri dari 4 unit sehingga dihasilkan 72 unit percobaan. Hasil pengolahan data secara statistik menyatakan bahwa pemberian konsentrasi (T5) = 5ml/1L air berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan tanaman Edamame, dengan rata-rata tinggi tanaman paling baik 50,10 cm, warna daun 5,00, jumlah bunga 18,25, jumlah bintil akar 18,25 biji dan berat buah 15,55 gr. Akan tetapi konsentrasi cuka kayu tidak berpengaruh beda nyata terhadap jumlah daun tanam edamame
{"title":"PENGUJIAN BEBERAPA KONSENTRASI CUKA KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG EDAMAME (Glycine max (L) Merill)","authors":"Ramli, Widya Sari, Ina Nuryanah","doi":"10.35194/PRS.V2I2.1169","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V2I2.1169","url":null,"abstract":"Kedelai edamame atau kedelai sayur termasuk spesies (Glycine max (L). Merill) ini merupakan jenis bahan makanan yang populer sebagai makanan ringan maupun bahan campuran makanan. Cuka kayu dapat berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, inhibitor (pencegah hama dan penyakit). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah konsentrasi cuka kayu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang edamame. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2020. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan di Kp. Longkewang Desa Gasol Cugenang Cianjur. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (RAL) dengan 6 perlakuan 3 ulangan pada setiap perlakuan terdiri dari 4 unit sehingga dihasilkan 72 unit percobaan. Hasil pengolahan data secara statistik menyatakan bahwa pemberian konsentrasi (T5) = 5ml/1L air berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan tanaman Edamame, dengan rata-rata tinggi tanaman paling baik 50,10 cm, warna daun 5,00, jumlah bunga 18,25, jumlah bintil akar 18,25 biji dan berat buah 15,55 gr. Akan tetapi konsentrasi cuka kayu tidak berpengaruh beda nyata terhadap jumlah daun tanam edamame","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126109242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Saat ini produksi jamur tiram (Pleurotus ostreatus) perlu ditingkatkan karena permintaan pasar yang meningkat. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi jamur tiram putih yaitu dengan pemberian zat pengatur tumbuh diantaranya menggunakan ekstrak kecambah jagung dan air kelapa muda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pemberian kedua ZPT alami tersebut terhadap pertumbuhan miselium, berat basah, jumlah rumpun, jumlah tudung dan tinggi buah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari sampai bulan April 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor I adalah air kelapa muda (K) dengan tiga taraf yaitu K1: air kelapa muda (200ml), K2: air kelapa muda (300ml), K3: air kelapa muda (400ml). Faktor II adalah ekstrak kecambah jagung (E) yang terdiri dari tiga taraf perlakuan: E1 ekstrak kecambah jagung (200ml), E2 ekstrak kecambah jagung (300ml), E3 ekstrak kecambah jagung (400ml). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan miselium, berat basah, jumlah rumpun, jumlah tudung buah dan tinggi buah. Hasil penelitian menunjukan efektivitas pemberian air kelapa muda dengan dosis 400ml berkode K3 menunjukan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tudung buah, sedangkan pemberian ekstrak kecambah jagung dengan tiga dosis yang berbeda tidak menunjukan pengaruh yang nyata terhadap kelima parameter yang diteliti. Interaksi yang terbaik adalah kombinasi antara E3K3 (ekstrak kecambah jagung 400ml dan air kelapa muda 400ml) terhadap pertumbuhan miselium.
{"title":"UJI EFEKTIVITAS KONSENTRASI AIR KELAPA MUDA DAN EKSTRAK KECAMBAH JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)","authors":"Angga Adriana Imansyah, Melissa Syamsiah, Livia Putri Sumirat","doi":"10.35194/PRS.V2I2.1168","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/PRS.V2I2.1168","url":null,"abstract":"Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Saat ini produksi jamur tiram (Pleurotus ostreatus) perlu ditingkatkan karena permintaan pasar yang meningkat. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi jamur tiram putih yaitu dengan pemberian zat pengatur tumbuh diantaranya menggunakan ekstrak kecambah jagung dan air kelapa muda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pemberian kedua ZPT alami tersebut terhadap pertumbuhan miselium, berat basah, jumlah rumpun, jumlah tudung dan tinggi buah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari sampai bulan April 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor I adalah air kelapa muda (K) dengan tiga taraf yaitu K1: air kelapa muda (200ml), K2: air kelapa muda (300ml), K3: air kelapa muda (400ml). Faktor II adalah ekstrak kecambah jagung (E) yang terdiri dari tiga taraf perlakuan: E1 ekstrak kecambah jagung (200ml), E2 ekstrak kecambah jagung (300ml), E3 ekstrak kecambah jagung (400ml). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan miselium, berat basah, jumlah rumpun, jumlah tudung buah dan tinggi buah. Hasil penelitian menunjukan efektivitas pemberian air kelapa muda dengan dosis 400ml berkode K3 menunjukan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tudung buah, sedangkan pemberian ekstrak kecambah jagung dengan tiga dosis yang berbeda tidak menunjukan pengaruh yang nyata terhadap kelima parameter yang diteliti. Interaksi yang terbaik adalah kombinasi antara E3K3 (ekstrak kecambah jagung 400ml dan air kelapa muda 400ml) terhadap pertumbuhan miselium.","PeriodicalId":348735,"journal":{"name":"Pro-STek","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134372062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}