S. Syahrizal, Widya Lasty Firdausi, Khairani Hayat Situmorang, A. Manurung
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan memberikan pelatihan parenting islamic bagi orang tua anak di TK Islam Silaturrahmi di Desa Jampalan Kecamatan Simpang Empat Kab Asahan. Tujuan pelatihan parenting islamic ini adalah untuk membekali dan melatih para orang tua peserta didik dalam memahami pentingnya parenting Islamic dan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran anak secara komprehensif. Tujuan dalam pengabdian ini adalah untuk memberikan pemahaman dan model pembelajaran yang sesuai nilai Islam untuk membantu mengatasi permasalahan yang terjadi yang perlu adanya bimbingan intensif pendidikan keluarga di rumah maupun guru memberikan pembinaan secara intensif dalam pelatihan parenting islamic. Implikasi dari pelatihan parenting Islamic ini akan memberikan bekal pengetahuan kepada orang tua wali murid TK Islam Silaturahmi Desa Jampalan Kec Simpang Empat Kab Asahan. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, dan sharing pengalaman selama acara berlangsung. Adapun hasil pelatihan yang dilakukan menunjukkan adanya pemahaman orang tua kategori baik secara umum, yaitu peserta pelatihan dapat memahami parenting islamic dalam mendidik anak-anak jaman sekarang ini.
{"title":"Pelatihan Parenting Islamic Bagi Orang Tua Wali Anak Di TK Islam Silaturahmi Desa Jampalan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan","authors":"S. Syahrizal, Widya Lasty Firdausi, Khairani Hayat Situmorang, A. Manurung","doi":"10.51849/jp3km.v2i2.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i2.28","url":null,"abstract":"Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan memberikan pelatihan parenting islamic bagi orang tua anak di TK Islam Silaturrahmi di Desa Jampalan Kecamatan Simpang Empat Kab Asahan. Tujuan pelatihan parenting islamic ini adalah untuk membekali dan melatih para orang tua peserta didik dalam memahami pentingnya parenting Islamic dan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran anak secara komprehensif. Tujuan dalam pengabdian ini adalah untuk memberikan pemahaman dan model pembelajaran yang sesuai nilai Islam untuk membantu mengatasi permasalahan yang terjadi yang perlu adanya bimbingan intensif pendidikan keluarga di rumah maupun guru memberikan pembinaan secara intensif dalam pelatihan parenting islamic. Implikasi dari pelatihan parenting Islamic ini akan memberikan bekal pengetahuan kepada orang tua wali murid TK Islam Silaturahmi Desa Jampalan Kec Simpang Empat Kab Asahan. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, dan sharing pengalaman selama acara berlangsung. Adapun hasil pelatihan yang dilakukan menunjukkan adanya pemahaman orang tua kategori baik secara umum, yaitu peserta pelatihan dapat memahami parenting islamic dalam mendidik anak-anak jaman sekarang ini.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122042799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hairul Anwar Dalimunthe, Khairuddin Khairuddin, D. Lubis, Faadhil Faadhil
Kegiatan psikoedukasi psychological well being pada siswa SMA XX di Kota Medan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai manfaat dan pentingnya psychological well being di masa perkembangan mereka saat ini. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari, dengan sesi 1 pada hari pertama dan sesi 2 pada hari kedua. Baik Sesi 1 maupun Sesi 2 berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Jumlah peserta kelas XI 60 orang dan kelas X 60 orang sehingga berjumlah 120 orang. Alasan mengapa psikoedukasi diberikan kepada siswa Kelas XI dan Kelas X adalah karena pada tingkatan tersebut siswa mulai benar-benar mencari jati dirinya atau berada di tengah masa pubertas. Selain itu, kegiatan psikoedukasi dilakukan di SMA XX Kota Medan di salah satu aula sekolah dengan fasilitas pendukung yang lengkap. Kesejahteraan psikologis penting bagi siswa SMA dalam melalui masa perkembangan remaja. Dari kegiatan ini, siswa merasa bahwa kesejahteraan psikologis dapat membuat mereka lebih mudah menerima hal positif, menyadari bahwa mereka dapat menerima banyak kebaikan, dan meningkatkan motivasi mereka untuk berbuat baik dengan beradaptasi dengan lingkungannya. Sehingga dapat meningkatkan motivasinya dalam berlaku baik pada orang lain.
{"title":"Psikoedukasi Pentingnya Psychological Well Being Pada Siswa SMA XX Kota Medan","authors":"Hairul Anwar Dalimunthe, Khairuddin Khairuddin, D. Lubis, Faadhil Faadhil","doi":"10.51849/jp3km.v2i2.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i2.26","url":null,"abstract":"Kegiatan psikoedukasi psychological well being pada siswa SMA XX di Kota Medan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai manfaat dan pentingnya psychological well being di masa perkembangan mereka saat ini. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari, dengan sesi 1 pada hari pertama dan sesi 2 pada hari kedua. Baik Sesi 1 maupun Sesi 2 berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Jumlah peserta kelas XI 60 orang dan kelas X 60 orang sehingga berjumlah 120 orang. Alasan mengapa psikoedukasi diberikan kepada siswa Kelas XI dan Kelas X adalah karena pada tingkatan tersebut siswa mulai benar-benar mencari jati dirinya atau berada di tengah masa pubertas. Selain itu, kegiatan psikoedukasi dilakukan di SMA XX Kota Medan di salah satu aula sekolah dengan fasilitas pendukung yang lengkap. Kesejahteraan psikologis penting bagi siswa SMA dalam melalui masa perkembangan remaja. Dari kegiatan ini, siswa merasa bahwa kesejahteraan psikologis dapat membuat mereka lebih mudah menerima hal positif, menyadari bahwa mereka dapat menerima banyak kebaikan, dan meningkatkan motivasi mereka untuk berbuat baik dengan beradaptasi dengan lingkungannya. Sehingga dapat meningkatkan motivasinya dalam berlaku baik pada orang lain.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127032649","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Panti asuhan Miftahul Jannah merupakan salah satu yayasan yang berada di kecamatan dewantara. Salah satu permasalahan yang terdapat di panti asuhan yaitu anak didik yang berada dipanti asuhan Miftahul Jannah masih tabu mengenai pentingnya pengetahuan mengenai kekerasan seksual. Anak didik di panti asuhan masih minim pengetahuan terkait dampak yang dapat terjadi dari kekerasan seksual, seperti dampak secara fisik dan psikologis. Selain itu anak yang berada dipanti asuhan tersebut tidak mengetahui apa itu kekerasan seksual, bentuk-bentuk serta dampak dari kekerasan seksual. Tujuan kegiatan pengabdian ini dapat memberikan peningkatkan pengetahuan tentang kekerasan seksual, bentuk-bentuk dan langkah yang harus dilakukan jika mengalami kekerasan seksual serta dampak dari kekerasan seksual. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, serta focus group discussion. Kegiatan ini terbagi menjadi 3 sub bagian yakni kegiatan pree-test terlebih dahulu untuk melihat pengetahuan peserta didik dipanti asuhan terkait dengan kekerasan seksual. Kemudian kegiatan kedua yaitu pemberian psikoedukasi terkait kekerasan seksual dan kegiatan ketiga yaitu post-test untuk mengukur tingkat pemahaman dan pengetahuan terkait materi kekerasan seksual. Hasil dari kegiatan ini yaitu terdapat peningkatan pengetahuan anak di Panti asuhan sebelum dan sesudah dilakukannya psikoedukasi. Hasil ini dapat disimpukan bahwa anak panti asuhan memperoleh dampak terkait dengan psikoedukasi yang diberikan.
{"title":"Psikoedukasi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Pada Siswa di Panti Asuhan Dalam Mencegah Terjadinya Kekerasan Seksual","authors":"Rini Julistia, Zurratul Muna, Yara Andita Anastasya, Zulaikha Masrura, Nadia Safitri","doi":"10.51849/jp3km.v2i2.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i2.21","url":null,"abstract":"Panti asuhan Miftahul Jannah merupakan salah satu yayasan yang berada di kecamatan dewantara. Salah satu permasalahan yang terdapat di panti asuhan yaitu anak didik yang berada dipanti asuhan Miftahul Jannah masih tabu mengenai pentingnya pengetahuan mengenai kekerasan seksual. Anak didik di panti asuhan masih minim pengetahuan terkait dampak yang dapat terjadi dari kekerasan seksual, seperti dampak secara fisik dan psikologis. Selain itu anak yang berada dipanti asuhan tersebut tidak mengetahui apa itu kekerasan seksual, bentuk-bentuk serta dampak dari kekerasan seksual. Tujuan kegiatan pengabdian ini dapat memberikan peningkatkan pengetahuan tentang kekerasan seksual, bentuk-bentuk dan langkah yang harus dilakukan jika mengalami kekerasan seksual serta dampak dari kekerasan seksual. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, serta focus group discussion. Kegiatan ini terbagi menjadi 3 sub bagian yakni kegiatan pree-test terlebih dahulu untuk melihat pengetahuan peserta didik dipanti asuhan terkait dengan kekerasan seksual. Kemudian kegiatan kedua yaitu pemberian psikoedukasi terkait kekerasan seksual dan kegiatan ketiga yaitu post-test untuk mengukur tingkat pemahaman dan pengetahuan terkait materi kekerasan seksual. Hasil dari kegiatan ini yaitu terdapat peningkatan pengetahuan anak di Panti asuhan sebelum dan sesudah dilakukannya psikoedukasi. Hasil ini dapat disimpukan bahwa anak panti asuhan memperoleh dampak terkait dengan psikoedukasi yang diberikan.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"3 22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130564552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Terlepas dari fungsi pondok pesantren sebagai tempat untuk menimba ilmu, terkadang di pondok juga terdapat sebuah fenomena penindasan. Seperti halnya menjadikan salah satu santri sebagai bahan lelucon di depan teman-temannya. Juga terkadang menjadikannya sebagai pesuruh, bahkan dijadikan sasaran emosi. Sehingga membuat santri yang menjadi korban itu merasa takut dan tertekan. Perlakuan santri yang dapat membuat santri lain merasa tertekan baik psikis maupun fisik. Perlakuan ini biasa disebut dengan istilah bullying. Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya, serta dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut manajemen emosi. Manajemen emosi ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu mengendalikan emosinya setelah menjadi korban kekerasan di sekolah, apakah dapat mengelola menjadi emosi yang positif atau malah menjadi emosi negatif. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan kegiatan psikoedukasi yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren Al-Muslimun agar dapat mencegah perilaku-perilaku bullying yang sering terjadi di kalangan remaja.
{"title":"Manajemen Emosi Pada Remaja Dalam Mencegah Perilaku Bullying Di Pondok Pesantren Al-Muslimun Lhoksukon","authors":"Ella Suzanna, Nursan Junita, S. Syahrial","doi":"10.51849/jp3km.v2i2.27","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i2.27","url":null,"abstract":"Terlepas dari fungsi pondok pesantren sebagai tempat untuk menimba ilmu, terkadang di pondok juga terdapat sebuah fenomena penindasan. Seperti halnya menjadikan salah satu santri sebagai bahan lelucon di depan teman-temannya. Juga terkadang menjadikannya sebagai pesuruh, bahkan dijadikan sasaran emosi. Sehingga membuat santri yang menjadi korban itu merasa takut dan tertekan. Perlakuan santri yang dapat membuat santri lain merasa tertekan baik psikis maupun fisik. Perlakuan ini biasa disebut dengan istilah bullying. Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya, serta dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut manajemen emosi. Manajemen emosi ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu mengendalikan emosinya setelah menjadi korban kekerasan di sekolah, apakah dapat mengelola menjadi emosi yang positif atau malah menjadi emosi negatif. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan kegiatan psikoedukasi yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren Al-Muslimun agar dapat mencegah perilaku-perilaku bullying yang sering terjadi di kalangan remaja.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128947884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebagai lulusan sekolah menengah akhir (SMA) yang mayoritas akan melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi, maka penting bagi siswa SMA untuk memetakan karier apa yang akan mereka capai yang hal ini sejalan dengan jurusan yang akan mereka ambil pula. Self determination menjadi penting dengan kondisi yang dihadapi siswa SMA saat ini. Dengan self determination, siswa akan membantu dalam meregulasi dirinya, memunculkan kepercayaan diri serta penyesuaian diri terhadap akademisnya yang akhirnya akan membantu ia dalam mencapai prestasinya ataupun cita-citanya. siswa dengan self determination yang baik akan meningkatkan self motivated, internal locus of control, dan juga berpengaruh pada penurunan tingkat kecemasan dan helplessness. Self determination juga berperan dalam terciptanya lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa terlibat dan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya.
{"title":"Penyuluhan Pentingnya Self Determination Bagi Siswa Di SMA XX Kota Medan","authors":"S. M. S. Meliala","doi":"10.51849/jp3km.v2i1.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i1.25","url":null,"abstract":"Sebagai lulusan sekolah menengah akhir (SMA) yang mayoritas akan melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi, maka penting bagi siswa SMA untuk memetakan karier apa yang akan mereka capai yang hal ini sejalan dengan jurusan yang akan mereka ambil pula. Self determination menjadi penting dengan kondisi yang dihadapi siswa SMA saat ini. Dengan self determination, siswa akan membantu dalam meregulasi dirinya, memunculkan kepercayaan diri serta penyesuaian diri terhadap akademisnya yang akhirnya akan membantu ia dalam mencapai prestasinya ataupun cita-citanya. siswa dengan self determination yang baik akan meningkatkan self motivated, internal locus of control, dan juga berpengaruh pada penurunan tingkat kecemasan dan helplessness. Self determination juga berperan dalam terciptanya lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa terlibat dan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133489158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yuli Arinta Dewi, Abdul Haris Kuspranoto, Muhammad Ulin Nuha Aba, Muslihun Muslihun, Hendro Pratomo Setyo
Tambak Lorok merupakan kawasan pesisir pantai utara yang terletak di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Kawasan ini sering terkena rob yang secara tidak langsung memengaruhi psikologi warga. Pandemi Covid-19 termasuk kategori bencana non alam yang juga melanda Tambak Lorok. Hal ini mendorong kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan cara psikoedukasi agar orang tua dapat menciptakan keluarga yang tangguh di masa bencana. Metode pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan secara langsung oleh pelaksana pengabdian masyarakat. Hasil yang diharapkan dalam kegiatan pengabdian ini agar orang tua dapat memberikan dukungan psikologis awal kepada anak saat menghadapi situasi sulit baik oleh insiden, situasi darurat maupun bencana.
{"title":"Psikoedukasi Peran Orangtua Menciptakan Keluarga Tangguh di Masa Bencana pada Warga Tambak Lorok Kota Semarang","authors":"Yuli Arinta Dewi, Abdul Haris Kuspranoto, Muhammad Ulin Nuha Aba, Muslihun Muslihun, Hendro Pratomo Setyo","doi":"10.51849/jp3km.v2i1.14","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i1.14","url":null,"abstract":"Tambak Lorok merupakan kawasan pesisir pantai utara yang terletak di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Kawasan ini sering terkena rob yang secara tidak langsung memengaruhi psikologi warga. Pandemi Covid-19 termasuk kategori bencana non alam yang juga melanda Tambak Lorok. Hal ini mendorong kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan cara psikoedukasi agar orang tua dapat menciptakan keluarga yang tangguh di masa bencana. Metode pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan secara langsung oleh pelaksana pengabdian masyarakat. Hasil yang diharapkan dalam kegiatan pengabdian ini agar orang tua dapat memberikan dukungan psikologis awal kepada anak saat menghadapi situasi sulit baik oleh insiden, situasi darurat maupun bencana.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129192352","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SMKN 5 Lhokseumawe merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan negeri yang berada di kota Lhokseumawe. Salah satu permasalahan yang terdapat di SMKN 5 berupa rendahnya karakter respect. Mayoritas siswa menampilkan perilaku tidak hormat atau kurangnya rasa respect baik kepada guru dan teman di sekolah maupun orangtua di rumah. Perilaku tersebut tercermin dari sikap siswa yang berbicara tanpa memperhatikan tata krama atau sopan santun. Hal ini tidak hanya dilakukan kepada guru, namun juga kepada teman di sekolah, baik teman sebaya, kakak kelas maupun adik kelas. Hal ini menjadi alasan utama untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan mengangkat tema psikoedukasi untuk meningkatkan karakter respect pada siswa di SMKN 5 Lhokseumawe. Karakter respect dimulai dari menghargai diri sendiri dan diikuti dengan menghargai orang lain. Tujuan dari pengabdian yaitu membantu siswa mengetahui pemahaman terkait respect serta pentingnya karakter respect. Metode pelaksanaan yang dilakukan ialah ceramah, tanya jawab, focus group discussion serta role play. Luaran yang dicapai berupa pemahaman mengenai respect serta upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan karakter respect. Hasil dari pelaksanaan pengabdian ialah siswa mampu meningkatkan karakter respect serta dapat mengaplikasikannya pada diri sendiri dan lingkungan eksternal seperti guru dan teman di sekolah maupun orangtua di rumah.
{"title":"Psikoedukasi untuk Meningkatkan Karakter Respect (Menghargai Diri Sendiri dan Orang Lain) di SMKN 5 Lhokseumawe","authors":"Yara Andita Anastasya, Rini Julistia, Widi Astuti, Zainita Nanda Rizqi, Julianti Julianti","doi":"10.51849/jp3km.v2i1.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i1.18","url":null,"abstract":"SMKN 5 Lhokseumawe merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan negeri yang berada di kota Lhokseumawe. Salah satu permasalahan yang terdapat di SMKN 5 berupa rendahnya karakter respect. Mayoritas siswa menampilkan perilaku tidak hormat atau kurangnya rasa respect baik kepada guru dan teman di sekolah maupun orangtua di rumah. Perilaku tersebut tercermin dari sikap siswa yang berbicara tanpa memperhatikan tata krama atau sopan santun. Hal ini tidak hanya dilakukan kepada guru, namun juga kepada teman di sekolah, baik teman sebaya, kakak kelas maupun adik kelas. Hal ini menjadi alasan utama untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan mengangkat tema psikoedukasi untuk meningkatkan karakter respect pada siswa di SMKN 5 Lhokseumawe. Karakter respect dimulai dari menghargai diri sendiri dan diikuti dengan menghargai orang lain. Tujuan dari pengabdian yaitu membantu siswa mengetahui pemahaman terkait respect serta pentingnya karakter respect. Metode pelaksanaan yang dilakukan ialah ceramah, tanya jawab, focus group discussion serta role play. Luaran yang dicapai berupa pemahaman mengenai respect serta upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan karakter respect. Hasil dari pelaksanaan pengabdian ialah siswa mampu meningkatkan karakter respect serta dapat mengaplikasikannya pada diri sendiri dan lingkungan eksternal seperti guru dan teman di sekolah maupun orangtua di rumah.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128728030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ika Amalia, Ella Suzanna, Nur Afni Safarina, Raudhatul Jannah, Cut Meurah Hadiah
SMKN 3 Kota Lhokseumawe adalah salah satu sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Lhokseumawe. Tujuan dilaksanakannya pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan public speaking guna meningkatkan kemampuan berbicara siswa di depan kelas dan di depan umum, meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan gagasan atau pendapat, motivasi belajar serta kepercayaan diri melalui Pelatihan public Speaking siswa SMKN 3 Kota Lhokseumawe. Pelaksanaan pegabdian ini dilakukan selama dua hari. Hari pertama yaitu pemberian psikoedukasi terkait Public Speaking dan di hari kedua yaitu Pelaksanaan Pelatihan Public Speaking. Adapun metode yang akan dilaksanakan dalam pengabdian ini yaitu menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan Pelatihan (Role Play). Pada pengabdian ini tim pelaksana mengharapkan mendapatkan output berupa siswa mampu memahami, mengaplikasikan serta meningkatkan kemampuan berbicara siswa di depan kelas dan di depan umum, meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan gagasan atau pendapat, dapat meningkatkan motivasi belajar serta kepercayaan diri siswa/ siswi baik dikelas, dilingkungan sekolah, lingkungan sekitar maupun di lingkungan kerjanya kelak.
{"title":"Pelatihan Public Speaking pada Siswa SMKN 3 Lhokseumawe","authors":"Ika Amalia, Ella Suzanna, Nur Afni Safarina, Raudhatul Jannah, Cut Meurah Hadiah","doi":"10.51849/jp3km.v2i1.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i1.15","url":null,"abstract":"SMKN 3 Kota Lhokseumawe adalah salah satu sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Lhokseumawe. Tujuan dilaksanakannya pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan public speaking guna meningkatkan kemampuan berbicara siswa di depan kelas dan di depan umum, meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan gagasan atau pendapat, motivasi belajar serta kepercayaan diri melalui Pelatihan public Speaking siswa SMKN 3 Kota Lhokseumawe. Pelaksanaan pegabdian ini dilakukan selama dua hari. Hari pertama yaitu pemberian psikoedukasi terkait Public Speaking dan di hari kedua yaitu Pelaksanaan Pelatihan Public Speaking. Adapun metode yang akan dilaksanakan dalam pengabdian ini yaitu menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan Pelatihan (Role Play). Pada pengabdian ini tim pelaksana mengharapkan mendapatkan output berupa siswa mampu memahami, mengaplikasikan serta meningkatkan kemampuan berbicara siswa di depan kelas dan di depan umum, meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan gagasan atau pendapat, dapat meningkatkan motivasi belajar serta kepercayaan diri siswa/ siswi baik dikelas, dilingkungan sekolah, lingkungan sekitar maupun di lingkungan kerjanya kelak.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"196 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132953387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Beberapa orang tua yang menyekolahkan anaknya di TKIT Anak Sholih tidak menyadari bahwa anak mereka mengalami keterlambatan dalam perkembangannya, terutama perkembangan dalam segi kualitatif. Kondisi ini disebabkan, orang tua bekerja, sibuk dengan kegiatan diluar rumah sehingga anak di percayakan pada orang lain seperti asisten rumah tangga tanpa kontrol dari orang tua. Kontrol yang kurang dari orang tua menyebabkan anak melakukan screen time tanpa batas waktu dan tanpa di kontrol yang boleh ditonton dan tidak boleh di tonton serta stimulus yang kurang memadai. Orang tua baru mendatangi tempat ahli seperti dokter anak atau psikolog anak saat pihak sekolah mengeluh bahwa anak mereka “terlambat” atau “ berbeda” dengan anak yang lain sesusianya, sehingga butuh pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini berkaitan dengan kesiapan anak untuk sekolah, keterlambatan anak dalam perkembangannya menganggu anak memasuki sekolah. Tujuan kegiatan ini memberikan, meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak sejak dini. Kegiatan ini terbagi menjadi 3 bagian yakni: pretest berupa pengisian kuesioner untuk melihat pengetahuan orang tua terkait tumbuh kembang anak. Kedua, psikoedukasi deteksi dini tumbuh kembang anak, ketiga posttest, pengisian kuesioner untuk mengukur tingkat pemahaman orang tua atas materi yang telah disampaikan dan untuk mengetahui keterampilan dalam mendeteksi dini masalah tumbuh kembang anak.
{"title":"Psikoedukasi untuk Menumbuhkan Pengetahuan pada OrangTua Terkait Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak","authors":"Zurratul Muna, Rini Julistia, Dwi Iramadhani, Zikrina Arhami, Cut Miftahul Farrah","doi":"10.51849/jp3km.v2i1.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i1.20","url":null,"abstract":"Beberapa orang tua yang menyekolahkan anaknya di TKIT Anak Sholih tidak menyadari bahwa anak mereka mengalami keterlambatan dalam perkembangannya, terutama perkembangan dalam segi kualitatif. Kondisi ini disebabkan, orang tua bekerja, sibuk dengan kegiatan diluar rumah sehingga anak di percayakan pada orang lain seperti asisten rumah tangga tanpa kontrol dari orang tua. Kontrol yang kurang dari orang tua menyebabkan anak melakukan screen time tanpa batas waktu dan tanpa di kontrol yang boleh ditonton dan tidak boleh di tonton serta stimulus yang kurang memadai. Orang tua baru mendatangi tempat ahli seperti dokter anak atau psikolog anak saat pihak sekolah mengeluh bahwa anak mereka “terlambat” atau “ berbeda” dengan anak yang lain sesusianya, sehingga butuh pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini berkaitan dengan kesiapan anak untuk sekolah, keterlambatan anak dalam perkembangannya menganggu anak memasuki sekolah. Tujuan kegiatan ini memberikan, meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak sejak dini. Kegiatan ini terbagi menjadi 3 bagian yakni: pretest berupa pengisian kuesioner untuk melihat pengetahuan orang tua terkait tumbuh kembang anak. Kedua, psikoedukasi deteksi dini tumbuh kembang anak, ketiga posttest, pengisian kuesioner untuk mengukur tingkat pemahaman orang tua atas materi yang telah disampaikan dan untuk mengetahui keterampilan dalam mendeteksi dini masalah tumbuh kembang anak.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131661972","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dayah Terpadu Al-Muslimun Lhoksukon, menerapkan sistem belajar boarding school. Hasil wawancara dan penelusuran, ditemukan santri mengalami gatal akibat kudis. Dari hasil pengamatan para santri jarang menjemur kasur, tilam dan bantal, suka menggantung pakaian bercampur antara sesama santri, handuk saling pinjam, mandi kadang-kadang hanya satu kali sehari, kasur dan tempat tidur berhimpitan, tidur bersama di satu kasur, tidak tersedia ruang isolasi khusus bagi yang sedang sakit, dan kurang kebersihan personal. Jika ada santri terkena skabies atau kudis, maka situasi ini sangat mendukung terjadinya penularan sesamanya. Adapun tindakan yang dilakukan adalah; a) modifikasi lingkungan seperti; pengaturan tempat tidur, bantal, kasur, peralatan mandi, handuk, pakaian, dan barang pribadi lainnya terpisah antara santri yang terkena scabies dengan santri yang tidak terkena scabies (penerapan isolasi); b) menggiatkan kegiatan menjemur kasur, bantal, selimut dan handuk secara rutin dan menjadi budaya pokok para santri; c) pemberian dan penguatan informasi tentang sanitasi dan edukasi kesehatan kepada para santri, guru dan pengelola; d) monitoring tentang kesehatan dan personal hygiene para santri. Evaluasi dilakukan secara langsung (pengamatan) dan juga melalui pre test dan post test. Hasil evaluasi didapatkan tingginya antusiasme dan tingkat partisipasi peserta dalam setiap kegiatan. Evaluasi pasca kegiatan dilakukan untuk mengetahui secara jelas apakah kegiatan-kegiatan yang dipraktekkan dan pemberian edukasi dapat diterapkan menjadi pola rutinitas di dayah tersebut.
{"title":"Tatalaksana dan Pencegahan Penyebaran Penyakit Scabies pada Santri Dayah Terpadu Al-Muslimun Lhoksukon Aceh Utara","authors":"Riza Musni, Safuwan Safuwan, Nursan Junita, Ade Gita Shintiasa, Cut Meurah Diza Zuchra","doi":"10.51849/jp3km.v2i1.23","DOIUrl":"https://doi.org/10.51849/jp3km.v2i1.23","url":null,"abstract":"Dayah Terpadu Al-Muslimun Lhoksukon, menerapkan sistem belajar boarding school. Hasil wawancara dan penelusuran, ditemukan santri mengalami gatal akibat kudis. Dari hasil pengamatan para santri jarang menjemur kasur, tilam dan bantal, suka menggantung pakaian bercampur antara sesama santri, handuk saling pinjam, mandi kadang-kadang hanya satu kali sehari, kasur dan tempat tidur berhimpitan, tidur bersama di satu kasur, tidak tersedia ruang isolasi khusus bagi yang sedang sakit, dan kurang kebersihan personal. Jika ada santri terkena skabies atau kudis, maka situasi ini sangat mendukung terjadinya penularan sesamanya. Adapun tindakan yang dilakukan adalah; a) modifikasi lingkungan seperti; pengaturan tempat tidur, bantal, kasur, peralatan mandi, handuk, pakaian, dan barang pribadi lainnya terpisah antara santri yang terkena scabies dengan santri yang tidak terkena scabies (penerapan isolasi); b) menggiatkan kegiatan menjemur kasur, bantal, selimut dan handuk secara rutin dan menjadi budaya pokok para santri; c) pemberian dan penguatan informasi tentang sanitasi dan edukasi kesehatan kepada para santri, guru dan pengelola; d) monitoring tentang kesehatan dan personal hygiene para santri. Evaluasi dilakukan secara langsung (pengamatan) dan juga melalui pre test dan post test. Hasil evaluasi didapatkan tingginya antusiasme dan tingkat partisipasi peserta dalam setiap kegiatan. Evaluasi pasca kegiatan dilakukan untuk mengetahui secara jelas apakah kegiatan-kegiatan yang dipraktekkan dan pemberian edukasi dapat diterapkan menjadi pola rutinitas di dayah tersebut.","PeriodicalId":358934,"journal":{"name":"Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115750359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}