Pada awal tahun 2020, dunia dihadapkan dengan wabah pneumonia baru yang muncul dari Kota Wuhan dan menjadi pandemi karena menyebar dengan cepat ke 190 negara salah satunya adalah Indonesia. Wabah ini dikenal sebagai Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sampai pengecekan suhu yang banyak dijumpai di beberapa tempat. Namun, sampai saat ini belum ada alat yang menerapkan tiga parameter yang dapat ditinjau sebagai pemeriksaan awal Covid-19 (suhu, denyut jantung dan saturasi oksigen). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat deteksi dini Covid-19 yang dapat digunakan untuk mengukur tiga parameter dalam satu alat terpadu dan menjelaskan hasil implementasinya pada usia lanjut. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (RnD) dengan tahapan yang dilakukan meliputi tahap perancangan, pembuatan, dan pengujian. Analisis data dilakukan dengan pengujian akurasi, yakni membandingkan dengan alat standar. Hasil akurasi pada pegukuran suhu adalah sebesar 98.38%, denyut jantung sebesar 95.1% dan saturasi oksigen sebesar 98.8%. Alat yang telah dikembangkan berfungsi dengan baik dan dapat digunakan sebagai alat ukur standar karena tingkat akurasinya di atas 95%. Berdasarkan implementasi deteksi gejala dini Covid-19, maka disimpulkan bahwa responden dalam keadaan sehat dan tidak terjangkit Covid-19.
{"title":"Implementasi prototype deteksi gejala dini Covid-19 berbasis NodeMCU ESP8266 pada usia lanjut","authors":"Putri Diah Pitaloka, Heni Sumarti, Firman Hardianto","doi":"10.20884/1.jtf.2022.5.1.5173","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2022.5.1.5173","url":null,"abstract":"Pada awal tahun 2020, dunia dihadapkan dengan wabah pneumonia baru yang muncul dari Kota Wuhan dan menjadi pandemi karena menyebar dengan cepat ke 190 negara salah satunya adalah Indonesia. Wabah ini dikenal sebagai Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sampai pengecekan suhu yang banyak dijumpai di beberapa tempat. Namun, sampai saat ini belum ada alat yang menerapkan tiga parameter yang dapat ditinjau sebagai pemeriksaan awal Covid-19 (suhu, denyut jantung dan saturasi oksigen). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat deteksi dini Covid-19 yang dapat digunakan untuk mengukur tiga parameter dalam satu alat terpadu dan menjelaskan hasil implementasinya pada usia lanjut. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (RnD) dengan tahapan yang dilakukan meliputi tahap perancangan, pembuatan, dan pengujian. Analisis data dilakukan dengan pengujian akurasi, yakni membandingkan dengan alat standar. Hasil akurasi pada pegukuran suhu adalah sebesar 98.38%, denyut jantung sebesar 95.1% dan saturasi oksigen sebesar 98.8%. Alat yang telah dikembangkan berfungsi dengan baik dan dapat digunakan sebagai alat ukur standar karena tingkat akurasinya di atas 95%. Berdasarkan implementasi deteksi gejala dini Covid-19, maka disimpulkan bahwa responden dalam keadaan sehat dan tidak terjangkit Covid-19.","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"415 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122850398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-20DOI: 10.20884/1.jtf.2022.5.1.5497
Aura Salvia Gayatri, Arif Tjahjono
Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah tulang ayam broiler yang disintesis menjadi graphene oxide (GO) melalui metode liquid phase exfoliation dengan variasi temperatur pembakaran arang pada 400 ̊C dan 600 ̊C serta variasi volume surfaktan pada 0,76 ml; 0,96 ml dan 1,16 ml. Variasi dilakukan untuk mengetahui temperatur pembakaran dan komposisi volume surfaktan yang paling optimum untuk membentuk GO. Hasil pengujian EDX diketahui pembakaran pada temperatur 400 ̊C menghasilkan natural graphite paling murni dengan kandungan karbon sebesar 21,09 %wt atau 33,59 %at. Dari hasil spektra UV-Vis diketahui pada temperatur pembakaran 400 ̊C serta volume surfaktan 1,16 ml menghasilkan GO paling optimum dengan panjang gelombang 230 nm dan nilai absorbansi 10. Berdasarkan spektra FTIR terlihat variasi temperatur pembakaran dan volume surfaktan tidak mempengaruhi gugus fungsi yang terbentuk, namun mempengaruhi besar presentase (%) transmitasi yang menunjukkan kemampuan gugus fungsi dalam berikatan.
做了研究利用合成到石墨烯的鸡骨头broiler氮废物(GO)是通过液体l exfoliation方法400的木炭燃烧温度变化̊C和C 600̊ml,捡起一些尘土的surfaktan体积变化;0.96毫升和1.16毫升。变异是为了确定燃烧温度和最完美的surfaktan体积组成。测试结果已知EDX燃烧的温度控制在400̊摄氏度会产生自然最纯粹的碳含量高达21.09 graphite at % wt或33.59 %。已知的光谱UV-Vis在C 400̊燃烧温度和体积surfaktan GO 1,16 ml产生最佳最absorbansi十230 nm波长和打分。根据光谱FTIR的观察,燃烧温度和sur因子体积的变化并不影响形成的星系团,而是影响大比例(%)的转移,表现出群集的功能。
{"title":"Pengaruh temperatur pembakaran dan volume surfaktan pada proses sintesis graphene oxide (GO) dari limbah tulang ayam broiler","authors":"Aura Salvia Gayatri, Arif Tjahjono","doi":"10.20884/1.jtf.2022.5.1.5497","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2022.5.1.5497","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah tulang ayam broiler yang disintesis menjadi graphene oxide (GO) melalui metode liquid phase exfoliation dengan variasi temperatur pembakaran arang pada 400 ̊C dan 600 ̊C serta variasi volume surfaktan pada 0,76 ml; 0,96 ml dan 1,16 ml. Variasi dilakukan untuk mengetahui temperatur pembakaran dan komposisi volume surfaktan yang paling optimum untuk membentuk GO. Hasil pengujian EDX diketahui pembakaran pada temperatur 400 ̊C menghasilkan natural graphite paling murni dengan kandungan karbon sebesar 21,09 %wt atau 33,59 %at. Dari hasil spektra UV-Vis diketahui pada temperatur pembakaran 400 ̊C serta volume surfaktan 1,16 ml menghasilkan GO paling optimum dengan panjang gelombang 230 nm dan nilai absorbansi 10. Berdasarkan spektra FTIR terlihat variasi temperatur pembakaran dan volume surfaktan tidak mempengaruhi gugus fungsi yang terbentuk, namun mempengaruhi besar presentase (%) transmitasi yang menunjukkan kemampuan gugus fungsi dalam berikatan.","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132277371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-20DOI: 10.20884/1.jtf.2022.5.1.5411
Imam Teguh Prasetyo, Muhammad Sehah, H. Hartono
Survei geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger telah dilakukan untuk menduga kedalaman lapisan akuifer air tanah di Desa Srowot Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Akuisisi data dilakukan di enam titik sounding, yaitu titik SR-1, SR-2, SR-3, SR-4, SR-5, dan SR-6 dengan panjang bentangan 200 m. Hasil survei menunjukkan bahwa lapisan akuifer di daerah penelitian terdiri atas akuifer tertekan, akuifer bebas, dan akuifer semi tertekan. Akuifer tertekan terdapat di titik SR-1 berupa pasir berbutir halus (2,36 Ωm) pada kedalaman lebih dari 19,58 m. Adapun akuifer bebas dan/atau akuifer semi tertekan terdapat pada titik SR-2, SR-3, SR-4, SR-5, dan SR-6. Pada titik SR-2, lapisan akuifer berupa lempung pasiran (13,90 Ωm) dengan kedalaman 10,62-22,61 m. Pada titik SR-3, lapisan akuifer berupa lempung pasiran agak mampat (56,80 Ωm) dan lempung pasiran (15,70 Ωm) pada kedalaman 10,04-22,44 m dan lebih dari 50,04 m. Pada titik SR-4, lapsian akuifer berupa pasir berbutir sedang (6,91 Ωm) pada kedalaman lebih dari 64,40 m. Pada titik SR-5, lapisan akuifer berupa pasir lempungan (4,79 Ωm) pada kedalaman 2,74−25,04 m dan pasir berbutir halus (2,82 Ωm) pada kedalaman lebih dari 46,64 m. Sedangkan pada titik SR-6, lapisan akuifer berupa pasir lempungan (19,00 Ωm) pada kedalaman 9,29−22,60 m serta pasir berbutir halus (2,70 Ωm) pada kedalaman lebih dari 46,60 m.
{"title":"Pendugaan potensi sumber air tanah menggunakan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger di desa Srowot kecamatan Kalibagor kabupaten Banyumas","authors":"Imam Teguh Prasetyo, Muhammad Sehah, H. Hartono","doi":"10.20884/1.jtf.2022.5.1.5411","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2022.5.1.5411","url":null,"abstract":"Survei geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger telah dilakukan untuk menduga kedalaman lapisan akuifer air tanah di Desa Srowot Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Akuisisi data dilakukan di enam titik sounding, yaitu titik SR-1, SR-2, SR-3, SR-4, SR-5, dan SR-6 dengan panjang bentangan 200 m. Hasil survei menunjukkan bahwa lapisan akuifer di daerah penelitian terdiri atas akuifer tertekan, akuifer bebas, dan akuifer semi tertekan. Akuifer tertekan terdapat di titik SR-1 berupa pasir berbutir halus (2,36 Ωm) pada kedalaman lebih dari 19,58 m. Adapun akuifer bebas dan/atau akuifer semi tertekan terdapat pada titik SR-2, SR-3, SR-4, SR-5, dan SR-6. Pada titik SR-2, lapisan akuifer berupa lempung pasiran (13,90 Ωm) dengan kedalaman 10,62-22,61 m. Pada titik SR-3, lapisan akuifer berupa lempung pasiran agak mampat (56,80 Ωm) dan lempung pasiran (15,70 Ωm) pada kedalaman 10,04-22,44 m dan lebih dari 50,04 m. Pada titik SR-4, lapsian akuifer berupa pasir berbutir sedang (6,91 Ωm) pada kedalaman lebih dari 64,40 m. Pada titik SR-5, lapisan akuifer berupa pasir lempungan (4,79 Ωm) pada kedalaman 2,74−25,04 m dan pasir berbutir halus (2,82 Ωm) pada kedalaman lebih dari 46,64 m. Sedangkan pada titik SR-6, lapisan akuifer berupa pasir lempungan (19,00 Ωm) pada kedalaman 9,29−22,60 m serta pasir berbutir halus (2,70 Ωm) pada kedalaman lebih dari 46,60 m.","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"159 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124350015","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.20884/1.jtf.2021.4.2.4727
Wahyu Hidayat
Penentuan lokasi merupakan kegiatan pertama dan utama dalam bidang seismologi. Penentuan lokasi hiposenter yang akurat dan presissi dibutuhkan untuk meminimalisi potensi seismic hazard. Pada tambang bawah tanah event – event gempa umumnya terjadi di bukaan tambang, hal ini diakibatkan oleh kompensasi massa yang diambil yang mengakibatkan munculnya stress. Akumulasi stress yang tinggi mengakibatkan terjadinya event gempa mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan relokasi hiposenter yang akurat pada tambang bawah tanah. Data yang digunakan adalah katalog gempa selama 2 bulan dari area tambang bawah tanah di daerah Jawa Timur. Jumlah event gempa sebanyak 1783 dengan magnitude gempamikro dari -1.3 sampai dengan 1.5 Mw. Untuk mendapatkan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi terutama dalam penentuan lokasi serta kedalaman dalam penentuan hiposenter digunakan teknik Double - Difference (DD). Hasil relokasi gempamikro menunjukan dari 1783 event terelokasi 1765 dengan total phase mencapai 2994. Fase gelombang P terseleksi pasangan sebanyak 49910 dari 57991 (86%), sedangkan untuk fase gelombang S terseleksi pasangan sebanyak 24943 dari 28752 (86%). Pergeseran gempamikro sebelum dan setelah direlokasi menyebar ke segala arah dengan arah dominan berarah NE – SW. Nilai pergeseran gempamikro sebelum dan setelah direlokasi berkisar dari 0.01meter sampai dengan 13 meter
{"title":"Studi relokasi gempamikro menggunakan teknik double-difference","authors":"Wahyu Hidayat","doi":"10.20884/1.jtf.2021.4.2.4727","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2021.4.2.4727","url":null,"abstract":"Penentuan lokasi merupakan kegiatan pertama dan utama dalam bidang seismologi. Penentuan lokasi hiposenter yang akurat dan presissi dibutuhkan untuk meminimalisi potensi seismic hazard. Pada tambang bawah tanah event – event gempa umumnya terjadi di bukaan tambang, hal ini diakibatkan oleh kompensasi massa yang diambil yang mengakibatkan munculnya stress. Akumulasi stress yang tinggi mengakibatkan terjadinya event gempa mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan relokasi hiposenter yang akurat pada tambang bawah tanah. Data yang digunakan adalah katalog gempa selama 2 bulan dari area tambang bawah tanah di daerah Jawa Timur. Jumlah event gempa sebanyak 1783 dengan magnitude gempamikro dari -1.3 sampai dengan 1.5 Mw. Untuk mendapatkan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi terutama dalam penentuan lokasi serta kedalaman dalam penentuan hiposenter digunakan teknik Double - Difference (DD). Hasil relokasi gempamikro menunjukan dari 1783 event terelokasi 1765 dengan total phase mencapai 2994. Fase gelombang P terseleksi pasangan sebanyak 49910 dari 57991 (86%), sedangkan untuk fase gelombang S terseleksi pasangan sebanyak 24943 dari 28752 (86%). Pergeseran gempamikro sebelum dan setelah direlokasi menyebar ke segala arah dengan arah dominan berarah NE – SW. Nilai pergeseran gempamikro sebelum dan setelah direlokasi berkisar dari 0.01meter sampai dengan 13 meter","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114628463","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.20884/1.jtf.2021.4.2.5102
Abdullah Nur Aziz
Potensi energi matahari berupa kalor yang melimpah dapat digunakan untuk proses destilasi air laut. Pemanfaatan energi matahari untuk kebutuhan tersebut membutuhkan media yang optimal menyerap kalor. Optimalisasi media penyerap kalor perlu dilakukan guna meningkatkan kemampuannya. Salah satu variabel yang berpengaruh pada kemampuan penyerapan kalor adalah nilai kalor jenis (c) dan konduktivitas termal (k). Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan membuat 5 kelompok sampel. Kelompok sampel dibedakan oleh komposisi campuran pasir sungai dan pasir besi yang digunakan sebagai bahan utama. Variasi campuran dibuat dengan perbandingan massa antara pasir sungai dengan pasir besi sebagai berikut: 100:0; 90:10; 80:20; 70:30 dan 50:50. Pengikat campuran menggunakan semen dengan massa semen yang sama untuk semua sampel. Pengujian kalor jenis dilakukan dengan memberikan kalor pada salah satu permukaan sampel dan mengukur perbedaan temperatur di antara kedua permukaannya. Sumber kalor yang digunakan berupa pelat pemanas elektrik 40 watt. Pengujian kalor jenis dilakukan menggunakan kalorimeter bom. Sampel yang diuji dibuat dengan ukuran (1 x 1 x 1) cm3. Hasil pengujian konduktivitas termal diperoleh nilai terendah sebesar 7,533 W/mºC pada sampel tanpa pasir besi dan tertinggi sebesar 13,889 W/mºC pada sampel dengan perbandingan 50:50. Hasil pengujian kalor jenis diperoleh nilai terendah sebesar 1698,169 J/kgºC pada sampel dengan perbandingan campuran pasir sungai dan pasir besi 50:50. Sementara nilai kalor jenis tertinggi pada sampel tanpa pasir besi (100:0) dengan nilai 3506,278 J/kgºC. Berdasarkan hasil pengujian, nilai optimal sampel sebagai penyerap kalor adalah sampel dengan campuran pasir sungai dan pasir besi antara 80:20 dan 70:30.
太阳丰富的热力的潜力可以用来蒸馏海水。利用太阳能满足这一需求需要适当的媒介来吸收热量。为了提高卡勒吸收媒介的能力,需要进行优化。影响热吸收能力的变量之一是热传导值(c)和热传导(k)。样本组由用作主要成分的河沙和铁沙的混合物来区分。将河沙与铁沙的质量对比造成的混合变化如下:100:0;90: 10;80: 20;70 / 30和50:50。所有样本都使用相同的水泥和水泥质量。测试通过在样本表面涂上氯,并测量两个表面之间的温度差异来进行。热源由一个40瓦的电热板供电。用炸弹的热量计进行了氯气测试。测试样品的尺寸为cm3(1×1×1)。测试结果获得最低分大热传导7.533 W / m在没有沙子样本中ºC 13.889 W / m大小的铁和最高ºC比例50:50的样本。kalor获得最低分类型测试结果1698.169 J / kgºC的样本大小的铁沙子河和混合比例50:50。而总资产负债表扩张(在没有铁沙子样本中最高成绩3506.278 100:0)J -公斤ºC。根据测试结果,热感样本吸收性样本的最佳值是80:20到70:30河沙和铁沙的混合物。
{"title":"Optimasi desalinator tenaga matahari menggunakan bahan beton campuran pasir besi","authors":"Abdullah Nur Aziz","doi":"10.20884/1.jtf.2021.4.2.5102","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2021.4.2.5102","url":null,"abstract":"Potensi energi matahari berupa kalor yang melimpah dapat digunakan untuk proses destilasi air laut. Pemanfaatan energi matahari untuk kebutuhan tersebut membutuhkan media yang optimal menyerap kalor. Optimalisasi media penyerap kalor perlu dilakukan guna meningkatkan kemampuannya. Salah satu variabel yang berpengaruh pada kemampuan penyerapan kalor adalah nilai kalor jenis (c) dan konduktivitas termal (k). Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan membuat 5 kelompok sampel. Kelompok sampel dibedakan oleh komposisi campuran pasir sungai dan pasir besi yang digunakan sebagai bahan utama. Variasi campuran dibuat dengan perbandingan massa antara pasir sungai dengan pasir besi sebagai berikut: 100:0; 90:10; 80:20; 70:30 dan 50:50. Pengikat campuran menggunakan semen dengan massa semen yang sama untuk semua sampel. Pengujian kalor jenis dilakukan dengan memberikan kalor pada salah satu permukaan sampel dan mengukur perbedaan temperatur di antara kedua permukaannya. Sumber kalor yang digunakan berupa pelat pemanas elektrik 40 watt. Pengujian kalor jenis dilakukan menggunakan kalorimeter bom. Sampel yang diuji dibuat dengan ukuran (1 x 1 x 1) cm3. Hasil pengujian konduktivitas termal diperoleh nilai terendah sebesar 7,533 W/mºC pada sampel tanpa pasir besi dan tertinggi sebesar 13,889 W/mºC pada sampel dengan perbandingan 50:50. Hasil pengujian kalor jenis diperoleh nilai terendah sebesar 1698,169 J/kgºC pada sampel dengan perbandingan campuran pasir sungai dan pasir besi 50:50. Sementara nilai kalor jenis tertinggi pada sampel tanpa pasir besi (100:0) dengan nilai 3506,278 J/kgºC. Berdasarkan hasil pengujian, nilai optimal sampel sebagai penyerap kalor adalah sampel dengan campuran pasir sungai dan pasir besi antara 80:20 dan 70:30.","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115108955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.20884/1.jtf.2021.4.2.5004
Eka Rahmawati, Masruroh Masruroh
QCM telah banyak digunakan sebagai biosensor dan sensor kimia. Tingkat sensitifitas yang dimilikinya terhadap perubahan massa pada permukaannya . Terdapat banyak aspek yang dapat mempengaruhi kerja QCM ketika memiliki kontak dengan larutan. Salah satunya adalah ketebalan lapisan matriks yang menjadi lapisan biologi yang akan diimobilisasikan di atasnya. Salah satu matriks biologi yang menjadi lapisan adalah polistiren. Metode pelapisan polistiren di atas QCM sensor yakni dengan menggunakan metode spin coating. Sebelumnya polistiren dilarutkan dengan pelarut non polar: xilen dan Tetrahidrofuran (THF) yang memiliki properti kimia dan fisika yang berbeda yang berpengaruh pada proses pembentukan lapisan dari polimer terlarut menjadi lapisan polimer yang kaku. Penggunaan pelarut dan konsentrasi polistiren berbeda menghasilkan ketebalan lapisan yang beragam. Selain itu ditemukan pula, terdapat perbedaan tingkat kestabilan QCM ketika terjadi kontak dengan udara dan larutan PBS pada masing-masing variasi konsentrasi polistiren yang digunakan. Sensor QCM memiliki kestabilan yang baik pada lapisan polistiren ≤ 5% untuk pelarut xilen dan ≤ 3% untuk pelarut THF dengan nilai tegangan peak to peak ≥ 1 V. QCM-polistiren yang stabil dapat digunakan untuk melakukan immobilisasi sebagai biosensor.
{"title":"Pengaruh ketebalan lapisan polistiren terhadap kestabilan sensor QCM sebagai bioimunosensor","authors":"Eka Rahmawati, Masruroh Masruroh","doi":"10.20884/1.jtf.2021.4.2.5004","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2021.4.2.5004","url":null,"abstract":"QCM telah banyak digunakan sebagai biosensor dan sensor kimia. Tingkat sensitifitas yang dimilikinya terhadap perubahan massa pada permukaannya . Terdapat banyak aspek yang dapat mempengaruhi kerja QCM ketika memiliki kontak dengan larutan. Salah satunya adalah ketebalan lapisan matriks yang menjadi lapisan biologi yang akan diimobilisasikan di atasnya. Salah satu matriks biologi yang menjadi lapisan adalah polistiren. Metode pelapisan polistiren di atas QCM sensor yakni dengan menggunakan metode spin coating. Sebelumnya polistiren dilarutkan dengan pelarut non polar: xilen dan Tetrahidrofuran (THF) yang memiliki properti kimia dan fisika yang berbeda yang berpengaruh pada proses pembentukan lapisan dari polimer terlarut menjadi lapisan polimer yang kaku. Penggunaan pelarut dan konsentrasi polistiren berbeda menghasilkan ketebalan lapisan yang beragam. Selain itu ditemukan pula, terdapat perbedaan tingkat kestabilan QCM ketika terjadi kontak dengan udara dan larutan PBS pada masing-masing variasi konsentrasi polistiren yang digunakan. Sensor QCM memiliki kestabilan yang baik pada lapisan polistiren ≤ 5% untuk pelarut xilen dan ≤ 3% untuk pelarut THF dengan nilai tegangan peak to peak ≥ 1 V. QCM-polistiren yang stabil dapat digunakan untuk melakukan immobilisasi sebagai biosensor.","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121768439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.20884/1.jtf.2021.4.2.5097
Farzand Abdullatif, H. Hartono, Sugito Sugito
Bagian terdepan dari sistem konversi energi angin terletak pada baling-baling atau kincir angin. Pada dasarnya terdapat dua jenis baling-baling yaitu Horiontal Axis Wind Turbin (HAWT) dan Vertikal Axis Wind Turbin (VAWT). Setiap jenis mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Jenis baling-baling yang cukup banyak digunakan adalah jenis VAWT Savonius. Salah satu kekurangan jenis Savonius adalah efisiensinya yang rendah. Rendahnya efisiensi dimungkinkan karena desain yang kurang sesuai dengan potensi angin yang ada. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan analisis aerodinamika aliran udara melalui baling-baling Savonius. Analisis akan menggunakan metode CFD (computational fluid dynamics) untuk memperoleh kinerja berupa kofisien daya yang dihasilkan baling-baling Savonius. Dalam penelitian ini. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ada resultan tekanan pada satu sisi bilah sehingga menimbulkan momen yang memutar baling-baling. Garis alir menunjukkan bahwa kecepatan udara sebelum mengenai baling-baling lebih besar daripada setelah melewati baling-baling. Hasil simulasi menunjukkan bahwa angina masuk dengan kecepatan 1,2 m/s dan keluar dari baling-baling dengan kecepatan 0,6 m/s. Berdasarkan hal itu diperoleh koefisien daya baling-baling sebesar 25%.
{"title":"Analisis tekanan dan laju aliran fluida di sekitar baling-baling Savonius dengan Computational Fluid Dynamics","authors":"Farzand Abdullatif, H. Hartono, Sugito Sugito","doi":"10.20884/1.jtf.2021.4.2.5097","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2021.4.2.5097","url":null,"abstract":"Bagian terdepan dari sistem konversi energi angin terletak pada baling-baling atau kincir angin. Pada dasarnya terdapat dua jenis baling-baling yaitu Horiontal Axis Wind Turbin (HAWT) dan Vertikal Axis Wind Turbin (VAWT). Setiap jenis mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Jenis baling-baling yang cukup banyak digunakan adalah jenis VAWT Savonius. Salah satu kekurangan jenis Savonius adalah efisiensinya yang rendah. Rendahnya efisiensi dimungkinkan karena desain yang kurang sesuai dengan potensi angin yang ada. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan analisis aerodinamika aliran udara melalui baling-baling Savonius. Analisis akan menggunakan metode CFD (computational fluid dynamics) untuk memperoleh kinerja berupa kofisien daya yang dihasilkan baling-baling Savonius. Dalam penelitian ini. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ada resultan tekanan pada satu sisi bilah sehingga menimbulkan momen yang memutar baling-baling. Garis alir menunjukkan bahwa kecepatan udara sebelum mengenai baling-baling lebih besar daripada setelah melewati baling-baling. Hasil simulasi menunjukkan bahwa angina masuk dengan kecepatan 1,2 m/s dan keluar dari baling-baling dengan kecepatan 0,6 m/s. Berdasarkan hal itu diperoleh koefisien daya baling-baling sebesar 25%.","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"513 1-2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134131784","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-13DOI: 10.20884/1.jtf.2021.4.2.4780
W. Wihantoro, Aris Haryadi, Akmal Ferdiyan
Pernapasan menjadi salah satu fungsi penting untuk kelangsungan hidup manusia. Gangguan kesehatan juga dapat diprediksi dari pemantauan laju pernapasan (respiration rate, RR). Metode yang umum digunakan memiliki suatu masalah, yaitu diharuskan terjadi sentuhan langsung dengan subjek. Padahal, pandemi virus COVID-19 yang terjadi saat ini memiliki potensi untuk menular akibat sentuhan/kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Maka dirasa perlu untuk menyediakan unit piranti pengukuran laju pernapasan yang tidak memerlukan kontak langsung dengan orang yang dirawat. Komponen utama dari piranti yang akan dibuat adalah sensor suhu inframerah MLX90614 yang mengukur suhu saat bernapas (menghirup udara, inhale) dan saat menghembuskan udara (exhale). Prinsip sederhananya satu beda pengukuran suhu di area nostril saat menghirup dan menghembuskan udara dihitung sebagai satu laju pernapasan. Piranti telah berhasil dibuat dan menunjukkan nilai akurasi dan error yang sangat baik, yaitu 99,06% dan 0,94%. Hasil pengukuran pun dapat dipantau melalui jarak jauh menggunakan situs Web yang dihubungkan dengan piranti. Kata kunci: Laju Pernapasan, Sensor Inframerah, Pengukuran Non-Kontak
{"title":"Pengukuran laju pernapasan (respiration rate, RR) berbasis beda suhu pernapasan","authors":"W. Wihantoro, Aris Haryadi, Akmal Ferdiyan","doi":"10.20884/1.jtf.2021.4.2.4780","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2021.4.2.4780","url":null,"abstract":"Pernapasan menjadi salah satu fungsi penting untuk kelangsungan hidup manusia. Gangguan kesehatan juga dapat diprediksi dari pemantauan laju pernapasan (respiration rate, RR). Metode yang umum digunakan memiliki suatu masalah, yaitu diharuskan terjadi sentuhan langsung dengan subjek. Padahal, pandemi virus COVID-19 yang terjadi saat ini memiliki potensi untuk menular akibat sentuhan/kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Maka dirasa perlu untuk menyediakan unit piranti pengukuran laju pernapasan yang tidak memerlukan kontak langsung dengan orang yang dirawat. Komponen utama dari piranti yang akan dibuat adalah sensor suhu inframerah MLX90614 yang mengukur suhu saat bernapas (menghirup udara, inhale) dan saat menghembuskan udara (exhale). Prinsip sederhananya satu beda pengukuran suhu di area nostril saat menghirup dan menghembuskan udara dihitung sebagai satu laju pernapasan. Piranti telah berhasil dibuat dan menunjukkan nilai akurasi dan error yang sangat baik, yaitu 99,06% dan 0,94%. Hasil pengukuran pun dapat dipantau melalui jarak jauh menggunakan situs Web yang dihubungkan dengan piranti. \u0000Kata kunci: Laju Pernapasan, Sensor Inframerah, Pengukuran Non-Kontak","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116776969","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-01DOI: 10.20884/1.jtf.2021.4.1.4120
Kurniawan Findiatmaja, H. Hartono, Abdullah Nur Aziz
Rancang bangun sistem pendeteksi pergeseran bantalan jembatan dibuat memanfaatkan sensor resistor variabel dengan roda gigi dan rel sebagai sistem mekaniknya. Resistor variabel dirangkai pada rangkaian pembagi tegangan agar nilai keluaran sensor berupa nilai tegangan sehingga dapat terbaca oleh Arduino. Hasil pengukuran ditampilkan pada LCD. Hasil penelitian yang diperoleh adalah model sistem pendeteksi pergeseran bantalan jembatan menggunakan sensor resistor variabel dengan jangkauan pergeseran dari 0 mm hingga 30 mm. Sistem telah melewati dua tahap pengujian. Pertama, pengujian karakteristik sensor dengan membandingkan hasil pengukuran sensor dengan hasil pada mistar. Sistem memiliki karakteristik yang baik dengan akurasi rata-rata sebesar 98,50%, presisi rata-rata sebesar 99,27% dan error rata-rata sebesar 1,50%. Kedua, pengujian logika sistem ketika sensor mendeteksi pergeseran melebihi 24 mm dan mengaktifkan buzzer. Pengujian dilakukan dengan membuat sistem berada pada kondisi tidak aman yaitu melebihi batas 24 mm. Sistem dapat mendeteksi pergeseran dan dapat mengaktifkan buzzer ketika pergeseran yang terbaca telah melampaui batas yaitu 24 mm.
{"title":"Rancang bangun sistem pendeteksi pergeseran bantalan jembatan berbasis resistor variabel","authors":"Kurniawan Findiatmaja, H. Hartono, Abdullah Nur Aziz","doi":"10.20884/1.jtf.2021.4.1.4120","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2021.4.1.4120","url":null,"abstract":" Rancang bangun sistem pendeteksi pergeseran bantalan jembatan dibuat memanfaatkan sensor resistor variabel dengan roda gigi dan rel sebagai sistem mekaniknya. Resistor variabel dirangkai pada rangkaian pembagi tegangan agar nilai keluaran sensor berupa nilai tegangan sehingga dapat terbaca oleh Arduino. Hasil pengukuran ditampilkan pada LCD. Hasil penelitian yang diperoleh adalah model sistem pendeteksi pergeseran bantalan jembatan menggunakan sensor resistor variabel dengan jangkauan pergeseran dari 0 mm hingga 30 mm. Sistem telah melewati dua tahap pengujian. Pertama, pengujian karakteristik sensor dengan membandingkan hasil pengukuran sensor dengan hasil pada mistar. Sistem memiliki karakteristik yang baik dengan akurasi rata-rata sebesar 98,50%, presisi rata-rata sebesar 99,27% dan error rata-rata sebesar 1,50%. Kedua, pengujian logika sistem ketika sensor mendeteksi pergeseran melebihi 24 mm dan mengaktifkan buzzer. Pengujian dilakukan dengan membuat sistem berada pada kondisi tidak aman yaitu melebihi batas 24 mm. Sistem dapat mendeteksi pergeseran dan dapat mengaktifkan buzzer ketika pergeseran yang terbaca telah melampaui batas yaitu 24 mm.","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121763164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-01DOI: 10.20884/1.jtf.2021.4.1.3452
Muhammad Sehah, Mitha Syahfitri, S. Sunardi
The estimation of the distribution of the sea water intrusion through the rivers in Ujungmanik Village, Kawunganten District, Cilacap Regency has been carried out using the Wenner configuration resistivity geoelectric. This research aims to estimate the distribution of sea water intrusion through rivers in Ujungmanik Village, Kawunganten District, Cilacap Regency based on geoelectric resistivity and conductivity data of groundwater. The geoelectric data acquisition was carried out on four lines. They were Wen1 Line, Wen2 Line, Wen3 Line, and Wen4 Line. Each line had a range of 200 meters. The results of geoelectric data processing showed that the subsurface rock structure consisted of sand, clay, sandy loam, and sandy clay. The Seawater intrusion shown by the sand layer occurred in all trajectories which had a range of resistivity value of 0.20 - 2.79 Ωm. Groundwater samples was carried out at fifteen points with the conductivity value varies between 1363 - 4145 µS / cm so that they can be classified that the water was fresh and brackish due to the sampling done in the rainy season. From this research it can be implied that the entire Ujungmanik area is evenly intruded by the sea water at the coordinates 7º38ꞌ15.62ꞌꞌLS 108°57ꞌ20.89ꞌꞌBT to 7º39ꞌ22.86ꞌꞌLS 108º56ꞌ35.33ꞌꞌBT.
{"title":"Pendugaan sebaran intrusi air laut melalui sungai di desa Ujungmanik kecamatan Kawunganten kabupaten Cilacap menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner","authors":"Muhammad Sehah, Mitha Syahfitri, S. Sunardi","doi":"10.20884/1.jtf.2021.4.1.3452","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.jtf.2021.4.1.3452","url":null,"abstract":"The estimation of the distribution of the sea water intrusion through the rivers in Ujungmanik Village, Kawunganten District, Cilacap Regency has been carried out using the Wenner configuration resistivity geoelectric. This research aims to estimate the distribution of sea water intrusion through rivers in Ujungmanik Village, Kawunganten District, Cilacap Regency based on geoelectric resistivity and conductivity data of groundwater. The geoelectric data acquisition was carried out on four lines. They were Wen1 Line, Wen2 Line, Wen3 Line, and Wen4 Line. Each line had a range of 200 meters. The results of geoelectric data processing showed that the subsurface rock structure consisted of sand, clay, sandy loam, and sandy clay. The Seawater intrusion shown by the sand layer occurred in all trajectories which had a range of resistivity value of 0.20 - 2.79 Ωm. Groundwater samples was carried out at fifteen points with the conductivity value varies between 1363 - 4145 µS / cm so that they can be classified that the water was fresh and brackish due to the sampling done in the rainy season. From this research it can be implied that the entire Ujungmanik area is evenly intruded by the sea water at the coordinates 7º38ꞌ15.62ꞌꞌLS 108°57ꞌ20.89ꞌꞌBT to 7º39ꞌ22.86ꞌꞌLS 108º56ꞌ35.33ꞌꞌBT.","PeriodicalId":364540,"journal":{"name":"Jurnal Teras Fisika","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131177847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}