Penciptaan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi baru mengenai sebuah komposisi baru yang bersumber dari kesenian tradisi mansi solok yang berangkat dari pado-pado dalam bentuk musik populer. Fungsi dari penciptaan ini adalah sebagai perwujudan kreativitas pengkarya dalam membuat sebuah komposisi yang berangkat dari kesenian tradisi, sekaligus menjadi sebuah perbandingan bagi pengkarya dalam membuat komposisi karawitan. Berkaitan dengan karya ini Pengkarya menafsirkan kembali fenomena musikal yang terdapat pada kesenian Mansi Solok ke dalam bentuk komposisi musik karawitan dengan pendekatan populer. Permainan dari pado-pado bermain di wilayah yang mendekati nada f, gis, bes, c, cis, dis, f. Nada-nada tersebut merupakan nada asli dari mansi solok. Berdasarkan analisis tersebut pengkarya akan menggarap dan mengembangkan kesenian mansi solok tersebut ke dalam bentuk komposisi karawitan diberi judul “new pado” dalam bahasa indonesia “new” artinya adalah baru. “pado” dalam bahasa Minangkabau yaitu diraso-rasoan. Karyaini merupakan tafsiran kembali ke dalam bentuk garapan komposisi baru yang tetap mengacu pada nilai-nilai dan etika dari pertunjukan tradisi Mansi Solok. Maka pengkarya berharap komposisi karawitan yang berjudul “New Pado“dapat menjadi apresiasi bagi mahasiswa dan sivitas akademika ISI Padang panjang terutama untuk Program Studi Seni Karawitan. Kata Kunci: New Pado; Mansi Solok; Pado Pado
{"title":"New Pado: Komposisi Musik Dari Kasus Musikal Melodi Pado-Pado","authors":"Boby Anoza Ahda, Jufri Jufri, Firman Firman","doi":"10.26887/jmen.v3i1.3823","DOIUrl":"https://doi.org/10.26887/jmen.v3i1.3823","url":null,"abstract":"Penciptaan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi baru mengenai sebuah komposisi baru yang bersumber dari kesenian tradisi mansi solok yang berangkat dari pado-pado dalam bentuk musik populer. Fungsi dari penciptaan ini adalah sebagai perwujudan kreativitas pengkarya dalam membuat sebuah komposisi yang berangkat dari kesenian tradisi, sekaligus menjadi sebuah perbandingan bagi pengkarya dalam membuat komposisi karawitan. Berkaitan dengan karya ini Pengkarya menafsirkan kembali fenomena musikal yang terdapat pada kesenian Mansi Solok ke dalam bentuk komposisi musik karawitan dengan pendekatan populer. Permainan dari pado-pado bermain di wilayah yang mendekati nada f, gis, bes, c, cis, dis, f. Nada-nada tersebut merupakan nada asli dari mansi solok. Berdasarkan analisis tersebut pengkarya akan menggarap dan mengembangkan kesenian mansi solok tersebut ke dalam bentuk komposisi karawitan diberi judul “new pado” dalam bahasa indonesia “new” artinya adalah baru. “pado” dalam bahasa Minangkabau yaitu diraso-rasoan. Karyaini merupakan tafsiran kembali ke dalam bentuk garapan komposisi baru yang tetap mengacu pada nilai-nilai dan etika dari pertunjukan tradisi Mansi Solok. Maka pengkarya berharap komposisi karawitan yang berjudul “New Pado“dapat menjadi apresiasi bagi mahasiswa dan sivitas akademika ISI Padang panjang terutama untuk Program Studi Seni Karawitan. Kata Kunci: New Pado; Mansi Solok; Pado Pado","PeriodicalId":471383,"journal":{"name":"Jurnal Musik Etnik Nusantara","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135807108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Karya komposisi musik karawitan yang berjudul Stubborn Shunt ini terinspirasi dari kesenian Gandang tigo di Kabupaten Agam. Terdapat empat lagu yaitu Tigo-tigo, Panjang, Pararakan dan Cindangkuang. Satu jenis lagu yang menjadi pemicu ide dalam penggarapan karya adalah Pararakan, spesifikasinya pada fenomena musikal anak mintak ka induak, sehingga munculnya ide terhadap dua elemen listrik yang berbeda. Rumusan penciptaan yang diajukan dalam penciptaan karya seni ini yaitu; bagaimana pencapaian ide karya “Stubborn Shunt” bisa terwujud dalam bentuk komposisi musik yang bersumber dari tabrakan dua elemen listrik yang diungkapkan melalui musik elektronik dengan pendekatan kontemporer. Pelahiran karya kontemporer ini adalah upaya mewujudkan tawaran baru dalam bentuk garap yang bersumber dari kesenian Gandang tigo yang mana dalam penggarapan karya ini memakai komponen perangkat elektro yang diungkapkan dalam bentuk karya komposisi musik elektronik. Berdasarkan rumusan penciptaan diatas karya yang dihasilkan berupa: Bagian satu menyajikan ‘tabrakan’ dua elemen listrik yang berdeba yang telah digabungkan dengan visual art. Bagian dua menghadirkan karakteristik musikal yang bersifat “bertabrakan” hasil ide tabrakan arus listrik.
{"title":"KOMPOSISI MUSIK KONTEMPORER “STUBBORN SHUNT” TERISNPIRASI DARIKESENIAN GANDANG TIGO KABUPATEN AGAM","authors":"Faisal Faridh Adhyaksa, Elizar Elizar, Sriyanto Sriyanto","doi":"10.26887/jmen.v3i1.3791","DOIUrl":"https://doi.org/10.26887/jmen.v3i1.3791","url":null,"abstract":"Karya komposisi musik karawitan yang berjudul Stubborn Shunt ini terinspirasi dari kesenian Gandang tigo di Kabupaten Agam. Terdapat empat lagu yaitu Tigo-tigo, Panjang, Pararakan dan Cindangkuang. Satu jenis lagu yang menjadi pemicu ide dalam penggarapan karya adalah Pararakan, spesifikasinya pada fenomena musikal anak mintak ka induak, sehingga munculnya ide terhadap dua elemen listrik yang berbeda. Rumusan penciptaan yang diajukan dalam penciptaan karya seni ini yaitu; bagaimana pencapaian ide karya “Stubborn Shunt” bisa terwujud dalam bentuk komposisi musik yang bersumber dari tabrakan dua elemen listrik yang diungkapkan melalui musik elektronik dengan pendekatan kontemporer. Pelahiran karya kontemporer ini adalah upaya mewujudkan tawaran baru dalam bentuk garap yang bersumber dari kesenian Gandang tigo yang mana dalam penggarapan karya ini memakai komponen perangkat elektro yang diungkapkan dalam bentuk karya komposisi musik elektronik. Berdasarkan rumusan penciptaan diatas karya yang dihasilkan berupa: Bagian satu menyajikan ‘tabrakan’ dua elemen listrik yang berdeba yang telah digabungkan dengan visual art. Bagian dua menghadirkan karakteristik musikal yang bersifat “bertabrakan” hasil ide tabrakan arus listrik.","PeriodicalId":471383,"journal":{"name":"Jurnal Musik Etnik Nusantara","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135807374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kesenian Salawat Dulang merupakan salah satu dari sekian kesenian tradisi bernuansa islam yang ada di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Pada penelitian terdapat tujuan untuk mengungkap fungsi dalam kehidupan masyarakat Nagari Duo Koto. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan teknik mengumpulkan data, wawancara, studi pustaka, serta dokumentasi sebagai bukti dalam melakukan penelitian. Kesenian Salawat Dulang di Nagari Duo Koto dimainkan oleh 3 orang pemain, masing-masing pemain memukul alat musik yang disebut dengan dulang, dulang atau talam terbuat dari logam kuning yang berdiameter 65 cm. Dalam pertunjukannya kesenian ini berbeda dengan pertunjukan Salawat Dulang pada umumya, karena dalam penyajiannya berjumlah 3 orang pemain dan juga kesenian ini tidak diperlombakan atau tidak berbalas pantun.
{"title":"Fungsi Kesenian Salawat Dulang di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam","authors":"Vicky Fernando, Ediwar Ediwar, Jonni Jonni","doi":"10.26887/jmen.v3i1.3790","DOIUrl":"https://doi.org/10.26887/jmen.v3i1.3790","url":null,"abstract":"Kesenian Salawat Dulang merupakan salah satu dari sekian kesenian tradisi bernuansa islam yang ada di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Pada penelitian terdapat tujuan untuk mengungkap fungsi dalam kehidupan masyarakat Nagari Duo Koto. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan teknik mengumpulkan data, wawancara, studi pustaka, serta dokumentasi sebagai bukti dalam melakukan penelitian. Kesenian Salawat Dulang di Nagari Duo Koto dimainkan oleh 3 orang pemain, masing-masing pemain memukul alat musik yang disebut dengan dulang, dulang atau talam terbuat dari logam kuning yang berdiameter 65 cm. Dalam pertunjukannya kesenian ini berbeda dengan pertunjukan Salawat Dulang pada umumya, karena dalam penyajiannya berjumlah 3 orang pemain dan juga kesenian ini tidak diperlombakan atau tidak berbalas pantun.","PeriodicalId":471383,"journal":{"name":"Jurnal Musik Etnik Nusantara","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135807359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Line Amelia Putri, Syafniati Syafniati, Jonni Jonni
This thesis discusses the form of the Talempong Sikatuntuang performance in a wedding ceremony in Padang Alai Bodi, East Payakumbuh District, Payakumbuh City. This study uses a qualitative research method with a descriptive analysis approach. Collecting data in this study using interview techniques, documentation, literature study, observation, and data analysis. Talempong Sikatuntuang art is an art handed down from ancestors which is still preserved by the people of Padang Alai Bodi. Initially this art was played by the local community during the rice harvest and also at traditional ceremonies such as batagak panghulu, child daro and marapulai processions, and so on. But over time, the game Talempong Sikatuntuang in the rice harvest event was no longer found. This art is art that is played in an ensemble consisting of talempong, oguang, Tabuk, and brushuntuang. The Talempong Sikatuntuang performance in the wedding ceremony only shows talempong, oguang, and Tabuk without brushuntuang. This is because in principle the brush untuang is an instrument that is played while standing in place.
{"title":"Bentuk Pertunjukan Talempong Sikatuntuang Dalam Upacara Perkawinan di Padang Alai Bodi","authors":"Line Amelia Putri, Syafniati Syafniati, Jonni Jonni","doi":"10.26887/jmen.v3i1.3757","DOIUrl":"https://doi.org/10.26887/jmen.v3i1.3757","url":null,"abstract":"This thesis discusses the form of the Talempong Sikatuntuang performance in a wedding ceremony in Padang Alai Bodi, East Payakumbuh District, Payakumbuh City. This study uses a qualitative research method with a descriptive analysis approach. Collecting data in this study using interview techniques, documentation, literature study, observation, and data analysis. Talempong Sikatuntuang art is an art handed down from ancestors which is still preserved by the people of Padang Alai Bodi. Initially this art was played by the local community during the rice harvest and also at traditional ceremonies such as batagak panghulu, child daro and marapulai processions, and so on. But over time, the game Talempong Sikatuntuang in the rice harvest event was no longer found. This art is art that is played in an ensemble consisting of talempong, oguang, Tabuk, and brushuntuang. The Talempong Sikatuntuang performance in the wedding ceremony only shows talempong, oguang, and Tabuk without brushuntuang. This is because in principle the brush untuang is an instrument that is played while standing in place.","PeriodicalId":471383,"journal":{"name":"Jurnal Musik Etnik Nusantara","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135504149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Rahul, Susandra Jaya, IDN. Supenida, Muhammad Zulfahmi
Lagu Makan Sirih merupakan lagu klasik melayu yang berfungsi sebagai musik pengiring dari tradisi persembahan Melayu. Lagu ini sudah sangat terkenal di seluruh kawasan Melayu bahkan lintas negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand (masyarakat patani). Tari Makan Sirih atau yang lebih dikenal dengan sebutan tari persembahan merupakan tari Melayu Klasik yang sering ditampilkan dalam acara menyambut tamu agung atau tamu kehormatan. Perkembangan pertunjukan tari Makan Sirih bisa ditemukan dalam pelaksanan upacara pernikahan masyarakat Melayu, acara syukuran dan acara-acara yang menampilkan kesenian daerah khususnya di Provinsi Riau.Pada tahun 1957 di Pekanbaru diadakan musyawarah pembakuan tari persembahan. Berdasarkan musyawarah itu dibentuklah sebuah tari untuk dipersembahkan kepada tamu tamu. Maka terciptalah tari Makan Sirih yang kini menjadi tari persembahan yang diciptakan oleh seniman-seniman Riau. Karya komposisi musik “Titian Muhibah” digarap dengan menggunakan metode pendekatan World Music. Pengkarya mewujudkan ide/gagasan yang bersumber dari lagu Makan Sirih, dengan mengembangkan pola melodi yang terdapat didalam lagu tersebut. Melalui garapan karya komposisi musik “Titian Muhibah”, pengkarya mencoba menghadirkan beberapa bentuk kebaruan dalam berbagai aspek garap sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Pengkarya menggunakan pendekatan World Music karena ingin berbagi pengalaman musikal yang bisa memberikan kontribusi demi perkembangan komposisi musik itu sendiri
{"title":"KOMPOSISI MUSIK “TITIAN MUHIBAH”, TERISNPIRASI DARI PERMAINAN MELODI PENDEK LAGU MELAYU MAKAN SIRIH, DALAM PENDEKATAN GARAP WORLD MUSIC","authors":"Muhammad Rahul, Susandra Jaya, IDN. Supenida, Muhammad Zulfahmi","doi":"10.26887/jmen.v3i1.3824","DOIUrl":"https://doi.org/10.26887/jmen.v3i1.3824","url":null,"abstract":"Lagu Makan Sirih merupakan lagu klasik melayu yang berfungsi sebagai musik pengiring dari tradisi persembahan Melayu. Lagu ini sudah sangat terkenal di seluruh kawasan Melayu bahkan lintas negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand (masyarakat patani). Tari Makan Sirih atau yang lebih dikenal dengan sebutan tari persembahan merupakan tari Melayu Klasik yang sering ditampilkan dalam acara menyambut tamu agung atau tamu kehormatan. Perkembangan pertunjukan tari Makan Sirih bisa ditemukan dalam pelaksanan upacara pernikahan masyarakat Melayu, acara syukuran dan acara-acara yang menampilkan kesenian daerah khususnya di Provinsi Riau.Pada tahun 1957 di Pekanbaru diadakan musyawarah pembakuan tari persembahan. Berdasarkan musyawarah itu dibentuklah sebuah tari untuk dipersembahkan kepada tamu tamu. Maka terciptalah tari Makan Sirih yang kini menjadi tari persembahan yang diciptakan oleh seniman-seniman Riau. Karya komposisi musik “Titian Muhibah” digarap dengan menggunakan metode pendekatan World Music. Pengkarya mewujudkan ide/gagasan yang bersumber dari lagu Makan Sirih, dengan mengembangkan pola melodi yang terdapat didalam lagu tersebut. Melalui garapan karya komposisi musik “Titian Muhibah”, pengkarya mencoba menghadirkan beberapa bentuk kebaruan dalam berbagai aspek garap sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Pengkarya menggunakan pendekatan World Music karena ingin berbagi pengalaman musikal yang bisa memberikan kontribusi demi perkembangan komposisi musik itu sendiri","PeriodicalId":471383,"journal":{"name":"Jurnal Musik Etnik Nusantara","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135143843","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}