Pub Date : 2024-03-31DOI: 10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-31-41
M. Suyanto, Prasetyono Eko Pambudi, B. Firman
Panel surya merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbarui yang dapat digunakan menjadi energi primer dalam membangkitkan energi listik melalui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Bahan utama PLTS adalah radiasi yang dihasilkan matahari setiap harinya. Sedangkan energi listrik merupakan kebutuhan primer masyarakat modern, dengan mulai menipisnya sumber energi fosil muncul permasalahan terjadinya krisis energy listrik. Oleh karena itu diperlukan adanya, energi terbarukan menjadi solusi, sebagai pembangkitan listrik tenaga surya sesuai dengan potensi alam di Indonesia yang mencukupi. Sistem pembangkitan listrik tenaga surya (PLTS), berkapasitas 500 watt, sangat cocok dipasang untuk catu daya pada setiap kebutuhan di masyarakat, dengan panel surya 2x100 Wp, solar charger controller 12 Volt - 10 Amper dan baterai deepcycle berkapasitas 100 Ah. Analisis dari sistem PLTS dilapangan akan dilakukan berdasarkan pengujian secara langsung sehingga dapat mengetahui kinerja dari peralatan. Hasil sistem pemasangan PLTS bertujuan untuk mengoprasikan peralatan sistem informasi yang terdiri dari peralatan amplifier dan pengeras suara sebagai sarana aktivitas masyarakat.Data potensi penyinaran matahari di Jogjakarta mencapai rata-rata 7 jam/hari. Nilai pengkuran tegangan tertinggi 18,73 volt dan arus 4,52 amper, dengan intensitas cahaya yang diserap mencapai 110.966 Lux pada cuaca cerah dan nilai terendah mencapai 3.407 Lux. Besar iradiasi matahari yang diterima berbanding lurus dengan besar intensitas cahaya matahari yang dihasilkan dengan besar radiasi terbesar mencapai 877 W/m2 sedangkan radiasi terendah sebesar 27 W/m2. Daya rata – rata panel surya yang dihasilkan mencapai 371,07 watt dan besarnya effisiensi konversi sebesar 97%. Daya charger dari peralatan solar charger controller jenis PWM memiliki rata – rata 227,44 watt dan daya total discharger beban sebesar 167.96 watt memiliki hasil effsiensi 89%.
{"title":"400 watt Solar Power Generation System (PLTS) as a Power Supply for Information Equipment","authors":"M. Suyanto, Prasetyono Eko Pambudi, B. Firman","doi":"10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-31-41","DOIUrl":"https://doi.org/10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-31-41","url":null,"abstract":"\u0000\u0000\u0000Panel surya merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbarui yang dapat digunakan menjadi energi primer dalam membangkitkan energi listik melalui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Bahan utama PLTS adalah radiasi yang dihasilkan matahari setiap harinya. Sedangkan energi listrik merupakan kebutuhan primer masyarakat modern, dengan mulai menipisnya sumber energi fosil muncul permasalahan terjadinya krisis energy listrik. Oleh karena itu diperlukan adanya, energi terbarukan menjadi solusi, sebagai pembangkitan listrik tenaga surya sesuai dengan potensi alam di Indonesia yang mencukupi.\u0000Sistem pembangkitan listrik tenaga surya (PLTS), berkapasitas 500 watt, sangat cocok dipasang untuk catu daya pada setiap kebutuhan di masyarakat, dengan panel surya 2x100 Wp, solar charger controller 12 Volt - 10 Amper dan baterai deepcycle berkapasitas 100 Ah. Analisis dari sistem PLTS dilapangan akan dilakukan berdasarkan pengujian secara langsung sehingga dapat mengetahui kinerja dari peralatan. Hasil sistem pemasangan PLTS bertujuan untuk mengoprasikan peralatan sistem informasi yang terdiri dari peralatan amplifier dan pengeras suara sebagai sarana aktivitas masyarakat.Data potensi penyinaran matahari di Jogjakarta mencapai rata-rata 7 jam/hari. Nilai pengkuran tegangan tertinggi 18,73 volt dan arus 4,52 amper, dengan intensitas cahaya yang diserap mencapai 110.966 Lux pada cuaca cerah dan nilai terendah mencapai 3.407 Lux. Besar iradiasi matahari yang diterima berbanding lurus dengan besar intensitas cahaya matahari yang dihasilkan dengan besar radiasi terbesar mencapai 877 W/m2 sedangkan radiasi terendah sebesar 27 W/m2. Daya rata – rata panel surya yang dihasilkan mencapai 371,07 watt dan besarnya effisiensi konversi sebesar 97%. Daya charger dari peralatan solar charger controller jenis PWM memiliki rata – rata 227,44 watt dan daya total discharger beban sebesar 167.96 watt memiliki hasil effsiensi 89%.\u0000\u0000\u0000","PeriodicalId":476220,"journal":{"name":"JNANALOKA","volume":"116 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140360291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-31DOI: 10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-1-11
Anjar Setiawan, Ulul Azmiati Auliyah, Noviyanto Noviyanto, Muhammad Abdul Basit, M. Sidiq
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan refleksi sistematis terhadap pengembangan sistem perangkat lunak untuk pelayanan kesehatan dengan fokus pada kebutuhan rekayasa. Hal ini dilakukan karena sistem perangkat lunak untuk pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat kompleks dan dinamis. Proses ini melibatkan elisitasi, analisis, spesifikasi, validasi, dan manajemen persyaratan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan sistematis mengenai fase, teknik, dan alat yang digunakan dalam pengembangan persyaratan sistem perangkat lunak untuk layanan kesehatan, serta untuk mendiseminasikan kualitas penelitian yang ada. Beberapa teknik dapat digunakan dalam rekayasa persyaratan untuk mengembangkan sistem perangkat lunak untuk layanan kesehatan, seperti survei, wawancara, kasus penggunaan UML, dan prototipe. Perkembangan sistem kebutuhan perangkat lunak pada pelayanan kesehatan masih memberikan peluang yang sangat besar untuk pengembangan lebih lanjut khususnya sistem pelayanan kesehatan pada topik pencatatan data kesehatan secara digital yang menjadi isu terkini dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
{"title":"Rekayasa kebutuhan untuk pengembangan sistem perangkat lunak pelayanan kesehatan: Literatur Reviu Sistematis","authors":"Anjar Setiawan, Ulul Azmiati Auliyah, Noviyanto Noviyanto, Muhammad Abdul Basit, M. Sidiq","doi":"10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-1-11","DOIUrl":"https://doi.org/10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-1-11","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk memberikan refleksi sistematis terhadap pengembangan sistem perangkat lunak untuk pelayanan kesehatan dengan fokus pada kebutuhan rekayasa. Hal ini dilakukan karena sistem perangkat lunak untuk pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat kompleks dan dinamis. Proses ini melibatkan elisitasi, analisis, spesifikasi, validasi, dan manajemen persyaratan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan sistematis mengenai fase, teknik, dan alat yang digunakan dalam pengembangan persyaratan sistem perangkat lunak untuk layanan kesehatan, serta untuk mendiseminasikan kualitas penelitian yang ada. Beberapa teknik dapat digunakan dalam rekayasa persyaratan untuk mengembangkan sistem perangkat lunak untuk layanan kesehatan, seperti survei, wawancara, kasus penggunaan UML, dan prototipe. Perkembangan sistem kebutuhan perangkat lunak pada pelayanan kesehatan masih memberikan peluang yang sangat besar untuk pengembangan lebih lanjut khususnya sistem pelayanan kesehatan pada topik pencatatan data kesehatan secara digital yang menjadi isu terkini dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.","PeriodicalId":476220,"journal":{"name":"JNANALOKA","volume":"16 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140361208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-31DOI: 10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-21-29
A. Rakhman
Ketidakstabilan lereng merupakan masalah penting bagi lingkungan sekitarnya, sehingga penyelidikan yang cermat dan teliti terhadap stabilitas lereng menjadi sangat penting. Lokasi penelitian berada di Seloharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak gempa tahun 2006 dengan kekuatan 5,9 pada Skala Richter, serangkaian gempa dengan kekuatan yang lebih rendah terus terjadi. Getaran gempa di wilayah tersebut memiliki potensi untuk memicu ketidakstabilan lereng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik stabilitas lereng batuan dengan menerapkan metode Rock Mass Rating (RMR). Objek penelitian merupakan lereng batuan yang disusun lava andesit Nglanggran. Penelitian menggunakan parameter dalam RMR versi 1979 yang disertai dengan analisis kinematika berikut data kondisi orientasi kekar dan lereng batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan lereng cenderung stabil. Namun demikian teridentifikasi bahwa longsoran jenis baji paling berpotensi terjadi dengan arah longsoran ke arah barat daya, N292°E - N322°E. Kehadiran zona sesar sebagai pemicu gempa di sekitar Kali Opak menimbulkan perlunya meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap lereng yang memiliki nilai RMR terendah, mencapai 50, serta menunjukkan kualitas massa batuan yang rendah. Kualitas tersebut dapat diidentifikasi melalui penilaian Rock Quality Designation (RQD) dengan nilai 43,37% di area penelitian.
{"title":"Determinasi dan penerapan Rock Mass Rating untuk penilaian stabilitas lereng andesit di Seloharjo, Bantul","authors":"A. Rakhman","doi":"10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-21-29","DOIUrl":"https://doi.org/10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-21-29","url":null,"abstract":"Ketidakstabilan lereng merupakan masalah penting bagi lingkungan sekitarnya, sehingga penyelidikan yang cermat dan teliti terhadap stabilitas lereng menjadi sangat penting. Lokasi penelitian berada di Seloharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak gempa tahun 2006 dengan kekuatan 5,9 pada Skala Richter, serangkaian gempa dengan kekuatan yang lebih rendah terus terjadi. Getaran gempa di wilayah tersebut memiliki potensi untuk memicu ketidakstabilan lereng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik stabilitas lereng batuan dengan menerapkan metode Rock Mass Rating (RMR). Objek penelitian merupakan lereng batuan yang disusun lava andesit Nglanggran. Penelitian menggunakan parameter dalam RMR versi 1979 yang disertai dengan analisis kinematika berikut data kondisi orientasi kekar dan lereng batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan lereng cenderung stabil. Namun demikian teridentifikasi bahwa longsoran jenis baji paling berpotensi terjadi dengan arah longsoran ke arah barat daya, N292°E - N322°E. Kehadiran zona sesar sebagai pemicu gempa di sekitar Kali Opak menimbulkan perlunya meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap lereng yang memiliki nilai RMR terendah, mencapai 50, serta menunjukkan kualitas massa batuan yang rendah. Kualitas tersebut dapat diidentifikasi melalui penilaian Rock Quality Designation (RQD) dengan nilai 43,37% di area penelitian.","PeriodicalId":476220,"journal":{"name":"JNANALOKA","volume":"119 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140359895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-31DOI: 10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-13-19
Dimas Tunggul Wardoyo, Henny Parida Hutapea
Penelitian yang telah dilakukan ini mendalami tentang permasalahan yang sudah luas sehingga masuk dalam kriteria penelitian berbentuk deskriptif. Tujuan dari penelitian untuk mencari keterangan yang sesuai dengan permasalahan tentang sumber air bersih yaitu sumber air bersih dari sumur dengan sumber air bersih dari PDAM. Sampel yang diuji adalah sampel air sumur dan air PDAM yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini memiliki tiga parameter yaitu fisika meliputi bau, suhu, pH, dan warna, parameter kimia meliputi kesadahan, kandungan organik, alkaliniti dan asiditi, dan parameter biologi untuk melihat ada atau tidaknya koloni bakteri dalam sampel. Hasil uji untuk parameter fisika dan kimia yang diperoleh, parameter fisika dalam sampel air sumur dan air PDAM memenuhi syarat sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan, untuk parameter kimia air sumur tidak masuk baku mutu pada parameter asiditas dan alkalinitas. Sedangkan air PDAM tidak masuk baku mutu pada parameter asiditas, alkalinitas, dan kandungan organik. Untuk parameter biologi baik sampel air sumur dan PDAM terdapat koloni bakteri.
{"title":"Testing the Quality of Well Water and PDAM Water with Physical Chemical Biological Parameters in Sukoharjo Regency","authors":"Dimas Tunggul Wardoyo, Henny Parida Hutapea","doi":"10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-13-19","DOIUrl":"https://doi.org/10.36802/jnanaloka.2024.v5-no01-13-19","url":null,"abstract":"Penelitian yang telah dilakukan ini mendalami tentang permasalahan yang sudah luas sehingga masuk dalam kriteria penelitian berbentuk deskriptif. Tujuan dari penelitian untuk mencari keterangan yang sesuai dengan permasalahan tentang sumber air bersih yaitu sumber air bersih dari sumur dengan sumber air bersih dari PDAM. Sampel yang diuji adalah sampel air sumur dan air PDAM yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini memiliki tiga parameter yaitu fisika meliputi bau, suhu, pH, dan warna, parameter kimia meliputi kesadahan, kandungan organik, alkaliniti dan asiditi, dan parameter biologi untuk melihat ada atau tidaknya koloni bakteri dalam sampel. Hasil uji untuk parameter fisika dan kimia yang diperoleh, parameter fisika dalam sampel air sumur dan air PDAM memenuhi syarat sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan, untuk parameter kimia air sumur tidak masuk baku mutu pada parameter asiditas dan alkalinitas. Sedangkan air PDAM tidak masuk baku mutu pada parameter asiditas, alkalinitas, dan kandungan organik. Untuk parameter biologi baik sampel air sumur dan PDAM terdapat koloni bakteri.","PeriodicalId":476220,"journal":{"name":"JNANALOKA","volume":"75 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140360089","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}