Pub Date : 2023-12-12DOI: 10.22302/ppk.jpk.v41i2.876
Feerzet Achmad, Deviany Deviany, Ayunda Nuranisa, R. Antika, S. Suhartono, S. Suharto
Tujuan penelitian ini adalah memahami pengaruh koagulan alami pada karakteristik karet SIR 20. Koagulan alami yang digunakan yaitu mangga kweni, asam gelugur, manggis, ciplukan, dan rambutan, karena bersifat asam dan banyak ketersediaannya. Koagulan alami diekstrak dan selanjutnya langsung digunakan sebagai koagulan, namun ekstrak ini juga dilakukan sentrifugasi untuk mendapatkan ekstrak yang lebih bersih. Koagulan kimia yang digunakan sebagai pembanding adalah asam formiat dengan konsentrasi 2%. Volume koagulan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi yang digunakan adalah 75 ml dicampur dengan 150 ml lateks, sehingga terjadinya proses koagulasi dan menghasilkan koagulum. Koagulum dikarakterisasi sesuai mutu SIR 20 dalam SNI 1993:2017 meliputi parameter Po, PRI, viskositas mooney, kadar abu, kadar pengotor, kadar zat menguap, dan kadar nitrogen. Pengaruh karakteristik karet dengan koagulan alami tanpa sentrifugasi menghasilkan nilai Po tertinggi dari ciplukan sebesar 44, PRI tertinggi dari manggis sebesar 75%, viskositas mooney tertinggi dari manggis, ciplukan, dan rambutan sebesar 81 MU, kadar zat menguap terendah dari mangga kweni sebesar 0,31% dan kadar nitrogen dari ciplukan sebesar 0,02%. Sedangkan kadar abu dan kadar kotoran terendah dihasilkan dari koagulan alami sentrifugasi dengan kadar abu terendah dari rambutan sebesar 0,192% dan kadar kotoran terendah pada mangga kweni sebesar 0,20%. Penggunaan koagulan alami sebagai koagulan lateks menghasilkan mutu karet yang lebih baik dibandingkan dengan koagulan kimia asam formiat 2%, tetapi penggunaan koagulan alami menghasilkan kandungan nitrogen yang tinggi. Koagulan alami dengan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi pada asam gelugur, ciplukan, rambutan yang digunakan telah memenuhi persyaratan SNI 06-1903-2017 SIR 20.
本研究的目的是了解天然凝固剂对 SIR 20 橡胶特性的影响。 使用的天然凝固剂是芒果 kweni、asam gelugur、山竹果、ciplukan 和红毛丹,因为它们都是酸性的,可以广泛获得。天然凝固剂提取后直接用作凝固剂,但这些提取物也要离心分离,以获得更清洁的提取物。作为对比的化学凝固剂是浓度为 2% 的甲酸。离心和未离心凝固剂的使用量为 75 毫升与 150 毫升乳胶混合,以便发生凝固过程并产生凝固液。凝固物根据 SNI 1993:2017 中的 SIR 20 质量标准进行表征,包括参数 Po、PRI、门尼粘度、灰分含量、杂质含量、挥发物含量和氮含量。在不离心的情况下,天然凝固剂对橡胶特性的影响导致山竹的 Po 值最高,为 44;山竹的 PRI 最高,为 75%;山竹、山竹和红毛丹的月粘度最高,为 81 MU;芒果 kweni 的挥发物含量最低,为 0.31%;山竹的氮含量最低,为 0.02%。而离心天然凝固剂产生的灰分含量和污物含量最低,红毛丹的灰分含量最低,为 0.192%,芒果 kweni 的污物含量最低,为 0.20%。与 2% 的甲酸化学凝固剂相比,使用天然凝固剂作为胶乳凝固剂可产生更好的橡胶质量,但使用天然凝固剂会产生较高的氮含量。天胶酸、ciplukan、红毛丹中使用的离心和不离心天然凝固剂均符合 SNI 06-1903-2017 SIR 20 的要求。
{"title":"FISIBILITAS PEMANFAATAN KOAGULAN ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK KARET PADA PRODUKSI SIR 20","authors":"Feerzet Achmad, Deviany Deviany, Ayunda Nuranisa, R. Antika, S. Suhartono, S. Suharto","doi":"10.22302/ppk.jpk.v41i2.876","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v41i2.876","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah memahami pengaruh koagulan alami pada karakteristik karet SIR 20. Koagulan alami yang digunakan yaitu mangga kweni, asam gelugur, manggis, ciplukan, dan rambutan, karena bersifat asam dan banyak ketersediaannya. Koagulan alami diekstrak dan selanjutnya langsung digunakan sebagai koagulan, namun ekstrak ini juga dilakukan sentrifugasi untuk mendapatkan ekstrak yang lebih bersih. Koagulan kimia yang digunakan sebagai pembanding adalah asam formiat dengan konsentrasi 2%. Volume koagulan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi yang digunakan adalah 75 ml dicampur dengan 150 ml lateks, sehingga terjadinya proses koagulasi dan menghasilkan koagulum. Koagulum dikarakterisasi sesuai mutu SIR 20 dalam SNI 1993:2017 meliputi parameter Po, PRI, viskositas mooney, kadar abu, kadar pengotor, kadar zat menguap, dan kadar nitrogen. Pengaruh karakteristik karet dengan koagulan alami tanpa sentrifugasi menghasilkan nilai Po tertinggi dari ciplukan sebesar 44, PRI tertinggi dari manggis sebesar 75%, viskositas mooney tertinggi dari manggis, ciplukan, dan rambutan sebesar 81 MU, kadar zat menguap terendah dari mangga kweni sebesar 0,31% dan kadar nitrogen dari ciplukan sebesar 0,02%. Sedangkan kadar abu dan kadar kotoran terendah dihasilkan dari koagulan alami sentrifugasi dengan kadar abu terendah dari rambutan sebesar 0,192% dan kadar kotoran terendah pada mangga kweni sebesar 0,20%. Penggunaan koagulan alami sebagai koagulan lateks menghasilkan mutu karet yang lebih baik dibandingkan dengan koagulan kimia asam formiat 2%, tetapi penggunaan koagulan alami menghasilkan kandungan nitrogen yang tinggi. Koagulan alami dengan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi pada asam gelugur, ciplukan, rambutan yang digunakan telah memenuhi persyaratan SNI 06-1903-2017 SIR 20.","PeriodicalId":477228,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"45 21","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139007047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-12DOI: 10.22302/ppk.jpk.v41i2.872
Santi Puspitasari, Mochammad Chalid, Asron Ferdian Falaah, Adi Cifriadi
Karet alam hidrogenasi yang terbuat melalui modifikasi kimiawi lateks karet alam secara transfer hidrogenasi katalitik berpotensi digunakan sebagai matriks polimer alternatif pada karet bantalan jembatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji peluang pemanfaatan karet alam hidrogenasi pada pembuatan karet bantalan jembatan. Karet alam hidrogenasi yang digunakan pada penelitian ini disintesis pada variasi konsentrasi hidrasin hidrat (40 dan 42,5 bsk) terhadap hidrogen peroksida (30 dan 35 bsk) suhu 40oC dan 50oC. Eksperimen diawali dengan persiapan kompon karet menggunakan mesin giling terbuka dilanjutkan dengan pembuatan vulkanisat karet pada mesin cetak hidraulik. Vulkanisat karet dikarakterisasi sifat fisik dan mekanik mengikuti parameter yang tercantum dalam SNI 3967:2013. Karet SIR 20 digunakan sebagai pembanding. Hasil pengujian menunjukkan bahwa karet alam hidrogenasi yang diolah dari 40 bsk hidrasin hidrat dan 35 bsk hidrogen peroksida pada suhu 40oC ditetapkan sebagai matriks polimer alternatif yang paling menjanjikan untuk produk karet bantalan jembatan. Vulkanisat karet bantalan jembatan dari karet alam hidrogenasi tersebut memiliki sifat fisik dan mekanik yang sesuai dengan persyaratan SNI 3967:2013 dan persentasi rentensi yang lebih tinggi daripada vulkanisat karet bantalan jembatan dari SIR 20.
{"title":"KARET ALAM HIDROGENASI SEBAGAI MATRIKS POLIMER ALTERNATIF PADA KOMPOSIT ELASTOMER BANTALAN JEMBATAN","authors":"Santi Puspitasari, Mochammad Chalid, Asron Ferdian Falaah, Adi Cifriadi","doi":"10.22302/ppk.jpk.v41i2.872","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v41i2.872","url":null,"abstract":"Karet alam hidrogenasi yang terbuat melalui modifikasi kimiawi lateks karet alam secara transfer hidrogenasi katalitik berpotensi digunakan sebagai matriks polimer alternatif pada karet bantalan jembatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji peluang pemanfaatan karet alam hidrogenasi pada pembuatan karet bantalan jembatan. Karet alam hidrogenasi yang digunakan pada penelitian ini disintesis pada variasi konsentrasi hidrasin hidrat (40 dan 42,5 bsk) terhadap hidrogen peroksida (30 dan 35 bsk) suhu 40oC dan 50oC. Eksperimen diawali dengan persiapan kompon karet menggunakan mesin giling terbuka dilanjutkan dengan pembuatan vulkanisat karet pada mesin cetak hidraulik. Vulkanisat karet dikarakterisasi sifat fisik dan mekanik mengikuti parameter yang tercantum dalam SNI 3967:2013. Karet SIR 20 digunakan sebagai pembanding. Hasil pengujian menunjukkan bahwa karet alam hidrogenasi yang diolah dari 40 bsk hidrasin hidrat dan 35 bsk hidrogen peroksida pada suhu 40oC ditetapkan sebagai matriks polimer alternatif yang paling menjanjikan untuk produk karet bantalan jembatan. Vulkanisat karet bantalan jembatan dari karet alam hidrogenasi tersebut memiliki sifat fisik dan mekanik yang sesuai dengan persyaratan SNI 3967:2013 dan persentasi rentensi yang lebih tinggi daripada vulkanisat karet bantalan jembatan dari SIR 20.","PeriodicalId":477228,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"19 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139009205","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-12DOI: 10.22302/ppk.jpk.v41i2.883
Aprizal J Alamsyah, Lala M. KOLOPAKING, Djuara P. LUBIS
Keberadaan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan olah karet rakyat (UPPB) di wilayah sentra produksi karet rakyat akan sangat mendukung peningkatan mutu bahan olah karet rakyat (bokar) di tingkat petani dan memberikan posisi tawar harga yang tinggi kepada petani. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi respons petani karet terhadap empat komponen lembaga (sistem norma, personel, peralatan fisik, dan kelakuan berpola), mengetahui komponen kelembagaan yang memengaruhi pelembagaan sistem norma UPPB, dan menganalisis dinamika kelembagaan terkait perkembangan UPPB di kalangan petani karet. Kajian ini menggunakan paradigma konstruktivisme untuk mengungkap realitas sosial masyarakat yang diteliti. Teknik pengumpulan data meliputi observasi kegiatan UPPB, wawancara mendalam dengan petani karet rakyat dan para stakeholder dengan cara purposive sampling, diskusi terfokus, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kualitatif, triangulasi, dan analisis induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani karet tidak memberikan respons positif terhadap keberadaan UPPB, komponen personel lebih berpengaruh terhadap respons pelembagaan, dan pengembangan UPPB mengalami kegagalan. Pengembangan UPPB membutuhkan komitmen para pihak untuk menjamin peningkatan kapasitas sumber daya petani karet dan stabilitas bagian harga tinggi yang diterima UPPB melalui kolaborasi pemangku kepentingan yang berkelanjutan.
{"title":"PENGEMBANGAN LEMBAGA UNIT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BAHAN OLAH KARET DI SUMATRA SELATAN","authors":"Aprizal J Alamsyah, Lala M. KOLOPAKING, Djuara P. LUBIS","doi":"10.22302/ppk.jpk.v41i2.883","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v41i2.883","url":null,"abstract":"Keberadaan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan olah karet rakyat (UPPB) di wilayah sentra produksi karet rakyat akan sangat mendukung peningkatan mutu bahan olah karet rakyat (bokar) di tingkat petani dan memberikan posisi tawar harga yang tinggi kepada petani. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi respons petani karet terhadap empat komponen lembaga (sistem norma, personel, peralatan fisik, dan kelakuan berpola), mengetahui komponen kelembagaan yang memengaruhi pelembagaan sistem norma UPPB, dan menganalisis dinamika kelembagaan terkait perkembangan UPPB di kalangan petani karet. Kajian ini menggunakan paradigma konstruktivisme untuk mengungkap realitas sosial masyarakat yang diteliti. Teknik pengumpulan data meliputi observasi kegiatan UPPB, wawancara mendalam dengan petani karet rakyat dan para stakeholder dengan cara purposive sampling, diskusi terfokus, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kualitatif, triangulasi, dan analisis induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani karet tidak memberikan respons positif terhadap keberadaan UPPB, komponen personel lebih berpengaruh terhadap respons pelembagaan, dan pengembangan UPPB mengalami kegagalan. Pengembangan UPPB membutuhkan komitmen para pihak untuk menjamin peningkatan kapasitas sumber daya petani karet dan stabilitas bagian harga tinggi yang diterima UPPB melalui kolaborasi pemangku kepentingan yang berkelanjutan.","PeriodicalId":477228,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"3 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139007898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-03DOI: 10.22302/ppk.jpk.v41i2.870
H. Handayani, D. R. Maspanger, Woro Andriani
Pengeringan merupakan salah satu tahapan proses di dalam industri pengolahan karet remah yang cukup kritis dan sangat menentukan mutu akhir karet remah, serta menjadi komponen biaya terbesar karena membutuhkan konsumsi energi yang cukup banyak. Kebutuhan bahan bakar solar di pabrik karet remah cukup besar dengan total tidak kurang dari 90 juta liter/tahun. Bahan bakar yang selama ini digunakan adalah solar industri (Industrial Diesel Oil, IDO) yang merupakan bahan bakar fosil dan ketersediaannya semakin menipis sehingga perlu dicari alternatif energi terbarukan (EBT) bersumber dari biomassa yang ketersediaannya di alam cukup melimpah. Salah satu alternatif bahan bakar yang dapat digunakan adalah emulsi biofuel-air yang lebih murah dan ramah lingkungan namun energi pembakarannya diharapkan sama dengan solar sehingga dapat digunakan secara langsung agar transfer panas dapat lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pembuatan emulsi biofuel-air yang homogen dan stabil (minimal 24 jam) sebagai alternatif energi pengeringan di industri karet remah serta mengkaji pengaruhnya terhadap mutu karet remah yang dihasilkan. Tiga jenis bahan bakar digunakan dalam penelitian ini yaitu solar, biosolar, dan FAME. Ketiga jenis bahan bakar tersebut diemulsikan dengan air pada perbandingan 90:10 (bahan bakar:air) dengan tiga variasi dosis bahan pengemulsi (5%; 7,5%; dan 10%). Campuran diaduk dengan menggunakan mesin pencampur berkecepatan tinggi hingga 23.000 rpm selama 1-2 menit dan diamati kestabilannya selama beberapa hari. Emulsi yang paling stabil selanjutnya digunakan untuk uji coba pengeringan karet remah. Karet kering yang dihasilkan kemudian diuji mutunya sesuai SNI 1903:2017 dan sebagai pembanding digunakan karet remah yang dikeringkan dengan solar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan pengemulsi Span 80 dan Tween 80 (90:10) sebanyak 5% volume bahan bakar emulsi dapat menghasilkan emulsi yang stabil untuk campuran emulsi solar-air dan biosolar-air sedangkan untuk emulsi FAME-air masih belum stabil. Sementara itu pengeringan dengan emulsi solar-air dan biosolar-air menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap mutu karet yang dihasilkan, hampir semua parameter telah memenuhi persyaratan di dalam SNI 1903:2017 kecuali untuk parameter kadar zat menguap.
{"title":"PENELITIAN PENDAHULUAN SINTESIS EMULSI BIOFUEL-AIR UNTUK BAHAN BAKAR PENGERINGAN KARET REMAH","authors":"H. Handayani, D. R. Maspanger, Woro Andriani","doi":"10.22302/ppk.jpk.v41i2.870","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v41i2.870","url":null,"abstract":"Pengeringan merupakan salah satu tahapan proses di dalam industri pengolahan karet remah yang cukup kritis dan sangat menentukan mutu akhir karet remah, serta menjadi komponen biaya terbesar karena membutuhkan konsumsi energi yang cukup banyak. Kebutuhan bahan bakar solar di pabrik karet remah cukup besar dengan total tidak kurang dari 90 juta liter/tahun. Bahan bakar yang selama ini digunakan adalah solar industri (Industrial Diesel Oil, IDO) yang merupakan bahan bakar fosil dan ketersediaannya semakin menipis sehingga perlu dicari alternatif energi terbarukan (EBT) bersumber dari biomassa yang ketersediaannya di alam cukup melimpah. Salah satu alternatif bahan bakar yang dapat digunakan adalah emulsi biofuel-air yang lebih murah dan ramah lingkungan namun energi pembakarannya diharapkan sama dengan solar sehingga dapat digunakan secara langsung agar transfer panas dapat lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pembuatan emulsi biofuel-air yang homogen dan stabil (minimal 24 jam) sebagai alternatif energi pengeringan di industri karet remah serta mengkaji pengaruhnya terhadap mutu karet remah yang dihasilkan. Tiga jenis bahan bakar digunakan dalam penelitian ini yaitu solar, biosolar, dan FAME. Ketiga jenis bahan bakar tersebut diemulsikan dengan air pada perbandingan 90:10 (bahan bakar:air) dengan tiga variasi dosis bahan pengemulsi (5%; 7,5%; dan 10%). Campuran diaduk dengan menggunakan mesin pencampur berkecepatan tinggi hingga 23.000 rpm selama 1-2 menit dan diamati kestabilannya selama beberapa hari. Emulsi yang paling stabil selanjutnya digunakan untuk uji coba pengeringan karet remah. Karet kering yang dihasilkan kemudian diuji mutunya sesuai SNI 1903:2017 dan sebagai pembanding digunakan karet remah yang dikeringkan dengan solar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan pengemulsi Span 80 dan Tween 80 (90:10) sebanyak 5% volume bahan bakar emulsi dapat menghasilkan emulsi yang stabil untuk campuran emulsi solar-air dan biosolar-air sedangkan untuk emulsi FAME-air masih belum stabil. Sementara itu pengeringan dengan emulsi solar-air dan biosolar-air menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap mutu karet yang dihasilkan, hampir semua parameter telah memenuhi persyaratan di dalam SNI 1903:2017 kecuali untuk parameter kadar zat menguap.","PeriodicalId":477228,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"38 22","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138605281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-02DOI: 10.22302/ppk.jpk.v41i2.837
Sherly Hanifarianty, Mohammad Irfan Fathurrohman
Busa karet alam yang memiliki struktur mikro-seluler (karet selular) merupakan bahan berbasis biopolimer yang menarik untuk dikembangkan. Beberapa keunggulan karet selular diantaranya ringan, ergonomis karena bersifat berpori, dan ekonomis sehingga cocok digunakan sebagai produk barang jadi karet untuk berbagai keperluan mulai dari teknik hingga rumah tangga. Pada penelitian ini dibuat karet selular dengan menggunakan Azodikarbonamida (ADC) sebagai bahan pengembang (blowing agent). ADC yang digunakan divariasikan menjadi tipe A dan C. Lebih lanjut, bobot kompon karet yang akan dicetak menjadi karet selular divariasikan sebesar 8; 12; 13,5; 15; dan 17 gram. Pembuatan karet selular mengacu pada metode umum pembuatan kompon karet dilanjutkan dengan pencetakan. Evaluasi mutu karet selular dilakukan melalui pengujian visualisasi struktur morfologi, densitas, dan rasio ekspansi. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa bobot kompon terbaik adalah sebesar 13,5 gram karena menghasilkan karet seluler dengan struktur morfologi seragam. Sementara tipe bahan pengembang dipilih tipe A karena menghasilkan karet seluler dengan densitas rendah namun rasio ekspansi tinggi.
{"title":"KAJIAN SIFAT FISIKA DAN MORFOLOGI KARET ALAM SELULAR PADA VARIASI TIPE BAHAN PENGEMBANG DAN BOBOT KOMPON","authors":"Sherly Hanifarianty, Mohammad Irfan Fathurrohman","doi":"10.22302/ppk.jpk.v41i2.837","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v41i2.837","url":null,"abstract":"Busa karet alam yang memiliki struktur mikro-seluler (karet selular) merupakan bahan berbasis biopolimer yang menarik untuk dikembangkan. Beberapa keunggulan karet selular diantaranya ringan, ergonomis karena bersifat berpori, dan ekonomis sehingga cocok digunakan sebagai produk barang jadi karet untuk berbagai keperluan mulai dari teknik hingga rumah tangga. Pada penelitian ini dibuat karet selular dengan menggunakan Azodikarbonamida (ADC) sebagai bahan pengembang (blowing agent). ADC yang digunakan divariasikan menjadi tipe A dan C. Lebih lanjut, bobot kompon karet yang akan dicetak menjadi karet selular divariasikan sebesar 8; 12; 13,5; 15; dan 17 gram. Pembuatan karet selular mengacu pada metode umum pembuatan kompon karet dilanjutkan dengan pencetakan. Evaluasi mutu karet selular dilakukan melalui pengujian visualisasi struktur morfologi, densitas, dan rasio ekspansi. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa bobot kompon terbaik adalah sebesar 13,5 gram karena menghasilkan karet seluler dengan struktur morfologi seragam. Sementara tipe bahan pengembang dipilih tipe A karena menghasilkan karet seluler dengan densitas rendah namun rasio ekspansi tinggi.","PeriodicalId":477228,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"77 26","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138606169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}