Pub Date : 2024-04-24DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.270
S. Sukarman, Lilik Sutiarso, S. Suwardi, Herry Wirianata, Andri Prima Nugroho, S. Primananda, Muhdan Syarovy, Iput Pradiko, Nuzul Hijri Darlan
Ketersediaan air merupakan aspek yang sangat penting agar kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku air melalui monitoring dinamika kelembaban dan suhu tanah menggunakan Soil Moisture Content Monitoring System (SMCMS). SMCMS terdiri atas sensor yang dipasang di lapangan dan sistem monitoring berbasis internet. SMCMS dipasang di perkebunan kelapa sawit pada tanah Ultisol (A), Spodosol dengan perlakuan pecah hardpan dan mounding (B), dan Spodosol tanpa perlakuan (C). Sensor kelembaban dan suhu tanah dipasang pada tiga kedalaman yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa SMCMS dapat beroperasi secara otomatis dan real-time dalam mengukur perilaku air. Berdasarkan hasil monitoring dan pengukuran, dapat diketahui bahwa kelembaban tanah tertinggi terdapat pada lokasi A dengan rerata 46,91%, kemudian diikuti lokasi B 38,40%, dan C yaitu 29,49%. Spodosol dengan perlakuan (B) memiliki suhu tanah terendah dengan rerata 27,36°C, kemudian diikuti Ultisol (A) 27,58°C, dan Spodosol kontrol (C) 28,40°C. Lebih lanjut, kelembaban tanah berkorelasi lemah dengan suhu tanah. Suhu tanah memiliki korelasi yang lemah dengan suhu udara. Sementara itu, kedua perilaku air tanah tersebut memiliki korelasi yang sangat lemah dengan variabel lingkungan, khususnya curah hujan.
水的供应是油棕生长和生产达到最佳状态的一个非常重要的方面。本研究的目的是通过使用土壤水分含量监测系统(SMCMS)监测土壤水分和温度动态,分析水分行为。土壤含水量监测系统由安装在田间的传感器和基于互联网的监测系统组成。SMCMS 安装在 Ultisol(A)、经硬土层破碎和堆积处理(B)和未经处理(C)的 Spodosol 上的油棕种植园中。土壤水分和温度传感器安装在三个不同深度。结果表明,SMCMS 可以自动、实时地测量水分的变化情况。根据监测和测量结果,可以看出 A 处的土壤湿度最高,平均为 46.91%,其次是 B 处的 38.40%和 C 处的 29.49%。经处理(B)的水稻田土壤温度最低,平均为 27.36°C,其次是超土壤(A)27.58°C,对照水稻田(C)28.40°C。此外,土壤湿度与土壤温度的相关性较弱。土壤温度与空气温度的相关性较弱。同时,两种土壤水分行为与环境变量(尤其是降雨量)的相关性很弱。
{"title":"Analisis Perilaku Air Di Perkebunan Kelapa Sawit Pada Tanah Spodosol dan Ultisol Menggunakan Soil Moisture Content Monitoring System (SMCMS)","authors":"S. Sukarman, Lilik Sutiarso, S. Suwardi, Herry Wirianata, Andri Prima Nugroho, S. Primananda, Muhdan Syarovy, Iput Pradiko, Nuzul Hijri Darlan","doi":"10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.270","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.270","url":null,"abstract":"Ketersediaan air merupakan aspek yang sangat penting agar kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku air melalui monitoring dinamika kelembaban dan suhu tanah menggunakan Soil Moisture Content Monitoring System (SMCMS). SMCMS terdiri atas sensor yang dipasang di lapangan dan sistem monitoring berbasis internet. SMCMS dipasang di perkebunan kelapa sawit pada tanah Ultisol (A), Spodosol dengan perlakuan pecah hardpan dan mounding (B), dan Spodosol tanpa perlakuan (C). Sensor kelembaban dan suhu tanah dipasang pada tiga kedalaman yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa SMCMS dapat beroperasi secara otomatis dan real-time dalam mengukur perilaku air. Berdasarkan hasil monitoring dan pengukuran, dapat diketahui bahwa kelembaban tanah tertinggi terdapat pada lokasi A dengan rerata 46,91%, kemudian diikuti lokasi B 38,40%, dan C yaitu 29,49%. Spodosol dengan perlakuan (B) memiliki suhu tanah terendah dengan rerata 27,36°C, kemudian diikuti Ultisol (A) 27,58°C, dan Spodosol kontrol (C) 28,40°C. Lebih lanjut, kelembaban tanah berkorelasi lemah dengan suhu tanah. Suhu tanah memiliki korelasi yang lemah dengan suhu udara. Sementara itu, kedua perilaku air tanah tersebut memiliki korelasi yang sangat lemah dengan variabel lingkungan, khususnya curah hujan.","PeriodicalId":485865,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kelapa Sawit","volume":"92 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140665307","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-04-24DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.268
Yenni Asbur, Yayuk Purwaningrum
Komposisi tumbuhan di bawah tegakan suatu pohon mencerminkan dampak fitur lingkungan seperti penutupan tumbuhan bawah secara spontan di lorong-lorong tegakan pohon serta merupakan metode konservasi tanah yang sering dilakukan dan memiliki beberapa keuntungan, seperti mengurangi erosi, meningkatkan retensi unsur hara setelah hujan, meningkatkan kandungan karbon tanah dan unsur hara lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi komposisi komunitas tumbuhan, dan mengetahui spesies tumbuhan dominan. Penelitian dilaksanakan di erkebunan kelapa sawit rakyat umur 15 tahun di Desa Naga Rejo, Kecamatan Galang, Deli Serdang, Sumatera Utara. Identifikasi komposisi komunitas tumbuhan di bawah tegakan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat 1 m x 1 m. Spesies tumbuhan yang mendominasi di bawah tegakan kelapa sawit adalah A. trapeziformis dari jenis pakuan, diikuti oleh A. gangetica dari jenis berdaun lebar, P. ensiformis dari jenis pakuan, C. acrescens dari jenis rumputan, serta N. biserrata dari jenis pakuan dengan indeks keanekaragaman jenisnya tergolong sedang (H' = 2.03).
树丛下的植物组成反映了环境特征的影响,如树丛过道中自发的林下闭合,是一种常见的土壤保持方法,具有多种优点,如减少水土流失、增加雨后养分保留、增加土壤碳含量和其他养分。这项研究的目的是确定植物群落的组成,并确定优势植物物种。研究在北苏门答腊 Deli Serdang 市 Galang 区 Naga Rejo 村一个有 15 年历史的小农油棕种植园中进行。采用 1 米 x 1 米四分法鉴定了油棕榈树下的植物群落组成。油棕林下的主要植物物种是阔叶树种中的 A. trapeziformis,其次是阔叶树种中的 A. gangetica,阔叶树种中的 P. ensiformis,禾本科植物中的 C. acrescens,以及阔叶树种中的 N. biserrata,物种多样性指数为中等(H' = 2.03)。
{"title":"Komposisi Komunitas Tumbuhan di Bawah Tegakan Kelapa Sawit Menghasilkan","authors":"Yenni Asbur, Yayuk Purwaningrum","doi":"10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.268","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.268","url":null,"abstract":"Komposisi tumbuhan di bawah tegakan suatu pohon mencerminkan dampak fitur lingkungan seperti penutupan tumbuhan bawah secara spontan di lorong-lorong tegakan pohon serta merupakan metode konservasi tanah yang sering dilakukan dan memiliki beberapa keuntungan, seperti mengurangi erosi, meningkatkan retensi unsur hara setelah hujan, meningkatkan kandungan karbon tanah dan unsur hara lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi komposisi komunitas tumbuhan, dan mengetahui spesies tumbuhan dominan. Penelitian dilaksanakan di erkebunan kelapa sawit rakyat umur 15 tahun di Desa Naga Rejo, Kecamatan Galang, Deli Serdang, Sumatera Utara. Identifikasi komposisi komunitas tumbuhan di bawah tegakan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat 1 m x 1 m. Spesies tumbuhan yang mendominasi di bawah tegakan kelapa sawit adalah A. trapeziformis dari jenis pakuan, diikuti oleh A. gangetica dari jenis berdaun lebar, P. ensiformis dari jenis pakuan, C. acrescens dari jenis rumputan, serta N. biserrata dari jenis pakuan dengan indeks keanekaragaman jenisnya tergolong sedang (H' = 2.03).","PeriodicalId":485865,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kelapa Sawit","volume":"55 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140664397","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penggunaan benih kelapa sawit unggul merupakan salah satu faktor yang menentukan produktifitas dan mutu buah kelapa sawit yang dihasilkan. Untuk memperoleh benih kelapa sawit yang bermutu diperlukan pula pengendalian mutu pada proses produksi benih kelapa sawit. Standar Nasional (SNI) nomor 8211:2015 tentang benih kelapa sawit merupakan standar yang berisi parameter mutu yang harus dipenuhi dalam setiap proses produksi benih kelapa sawit. Namun, informasi terkait implementasi SNI 8211:2015 pada saat produksi benih kelapa sawit belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi SNI 8211:2015 pada setiap proses produksi benih kelapa sawit, sehingga hal tersebut akan menjadi gambaran dan fakta terkait jaminan mutu yang dilakukan oleh produsen dalam menghasilkan benih kelapa sawit yang bermutu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melakukan survei kepada produsen benih kelapa sawit sebagai responden terkait implementasi tolok ukur pada SNI 8211:2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 responden produsen benih kelapa sawit yang diperoleh, implementasi SNI 8211:2015 pada proses produksi sudah dilakukan dengan baik pada 4 (empat) tahapan utama yaitu pemuliaan, reproduksi benih, pemrosesan benih, dan pengemasan. Hal itu menunjukkan bahwa benih kelapa sawit yang dihasilkan terjamin mutunya. Penelusuran lanjutan perlu dilakukan terhadap titik kritis lain yang berpotensi menyebabkan beredarnya benih ilegitim di Indonesia, sehingga produktifitas kelapa sawit di Indonesia dapat meningkat dengan penggunaan benih kelapa sawit unggul.
{"title":"Implementasi Standar Nasional Indonesia (SNI) Pada Produksi Benih Kelapa Sawit di Indonesia","authors":"Febrian Isharyadi, Utari Ayuningtyas, Ellia Kristiningrum, Bambang Prasetya, Biatna Dulbert Tampubolon, Nur Tjahyo Eka Darmayanti, Ary Budi Mulyono, Daryono Restu Wahono, Novin Aliyah, Rika Dwi Susmiarni, Nuring Wulansari","doi":"10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.240","url":null,"abstract":"Penggunaan benih kelapa sawit unggul merupakan salah satu faktor yang menentukan produktifitas dan mutu buah kelapa sawit yang dihasilkan. Untuk memperoleh benih kelapa sawit yang bermutu diperlukan pula pengendalian mutu pada proses produksi benih kelapa sawit. Standar Nasional (SNI) nomor 8211:2015 tentang benih kelapa sawit merupakan standar yang berisi parameter mutu yang harus dipenuhi dalam setiap proses produksi benih kelapa sawit. Namun, informasi terkait implementasi SNI 8211:2015 pada saat produksi benih kelapa sawit belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi SNI 8211:2015 pada setiap proses produksi benih kelapa sawit, sehingga hal tersebut akan menjadi gambaran dan fakta terkait jaminan mutu yang dilakukan oleh produsen dalam menghasilkan benih kelapa sawit yang bermutu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melakukan survei kepada produsen benih kelapa sawit sebagai responden terkait implementasi tolok ukur pada SNI 8211:2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 responden produsen benih kelapa sawit yang diperoleh, implementasi SNI 8211:2015 pada proses produksi sudah dilakukan dengan baik pada 4 (empat) tahapan utama yaitu pemuliaan, reproduksi benih, pemrosesan benih, dan pengemasan. Hal itu menunjukkan bahwa benih kelapa sawit yang dihasilkan terjamin mutunya. Penelusuran lanjutan perlu dilakukan terhadap titik kritis lain yang berpotensi menyebabkan beredarnya benih ilegitim di Indonesia, sehingga produktifitas kelapa sawit di Indonesia dapat meningkat dengan penggunaan benih kelapa sawit unggul.","PeriodicalId":485865,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kelapa Sawit","volume":"64 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140665884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-04-24DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.253
Arfan Nazhri Simamora, Taufiq Caesar Hidayat, Erwin Nazri
Aplikasi perbanyakan secara in vitro pada kelapa sawit memiliki berbagai tujuan, seperti perbanyakan varietas klon tenera elit, penyediaan pohon induk dura dan pohon bapak pisifera untuk varietas semi klon dan bi-klon, serta konservasi plasma nutfah. Namun, metode ini memerlukan biaya tinggi terutama untuk media kultur, termasuk sumber karbon (gula), pemadat (agar), dan zat pengatur tumbuh. Upaya untuk mengurangi biaya melibatkan penggunaan gula dan agar komersil yang harganya lebih terjangkau daripada mutu analitik. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan agar dan gula komersil pada media perkembangan kultur menghasilkan pertambahan bobot embrio terbaik sebesar 9,76 gram atau 4,6 kali bobot awal. Perbedaan signifikan terlihat pada faktor tunggal agar dan gula komersil, dengan pertambahan bobot masing-masing sebesar 9,00 dan 8,56 gram. Tidak ada perbedaan pada tingkat nekrosis pada penggunaan agar dan gula analitik maupun komersil, dengan tingkat nekrosis kultur < 25%. Pada kultur tunas, kombinasi agar analitik dan gula komersil menghasilkan pertambahan bobot tunas terbesar, yaitu 10,6 gram atau 5 kali bobot awal. Pertambahan tinggi tunas yang paling signifikan berasal dari penggunaan agar analitik dan gula komersil sebesar 6,39 cm dan pertambahan jumlah helai daun yang paling banyak dicapai dengan menggunakan agar analitik sebanyak 14,7 daun (2,6 kali jumlah awal daun). Penggunaan agar dan gula komersil sebagai pengganti agar dan gula analitik mampu mengurangi biaya hingga 45,49% untuk agar dan 98,54% untuk gula per liter media. Penerapan agar dan gula komersil secara potensial dapat mereduksi biaya produksi dalam skala massal atau komersial pada upaya perbanyakan in vitro tanaman kelapa sawit.
{"title":"Perbanyakan Kultur In vitro Kelapa Sawit Berbiaya Rendah Melalui Penggunaan Agar dan Gula Curah/Komersil","authors":"Arfan Nazhri Simamora, Taufiq Caesar Hidayat, Erwin Nazri","doi":"10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.253","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.253","url":null,"abstract":"Aplikasi perbanyakan secara in vitro pada kelapa sawit memiliki berbagai tujuan, seperti perbanyakan varietas klon tenera elit, penyediaan pohon induk dura dan pohon bapak pisifera untuk varietas semi klon dan bi-klon, serta konservasi plasma nutfah. Namun, metode ini memerlukan biaya tinggi terutama untuk media kultur, termasuk sumber karbon (gula), pemadat (agar), dan zat pengatur tumbuh. Upaya untuk mengurangi biaya melibatkan penggunaan gula dan agar komersil yang harganya lebih terjangkau daripada mutu analitik. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan agar dan gula komersil pada media perkembangan kultur menghasilkan pertambahan bobot embrio terbaik sebesar 9,76 gram atau 4,6 kali bobot awal. Perbedaan signifikan terlihat pada faktor tunggal agar dan gula komersil, dengan pertambahan bobot masing-masing sebesar 9,00 dan 8,56 gram. Tidak ada perbedaan pada tingkat nekrosis pada penggunaan agar dan gula analitik maupun komersil, dengan tingkat nekrosis kultur < 25%. Pada kultur tunas, kombinasi agar analitik dan gula komersil menghasilkan pertambahan bobot tunas terbesar, yaitu 10,6 gram atau 5 kali bobot awal. Pertambahan tinggi tunas yang paling signifikan berasal dari penggunaan agar analitik dan gula komersil sebesar 6,39 cm dan pertambahan jumlah helai daun yang paling banyak dicapai dengan menggunakan agar analitik sebanyak 14,7 daun (2,6 kali jumlah awal daun). Penggunaan agar dan gula komersil sebagai pengganti agar dan gula analitik mampu mengurangi biaya hingga 45,49% untuk agar dan 98,54% untuk gula per liter media. Penerapan agar dan gula komersil secara potensial dapat mereduksi biaya produksi dalam skala massal atau komersial pada upaya perbanyakan in vitro tanaman kelapa sawit.","PeriodicalId":485865,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kelapa Sawit","volume":"55 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140664398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-04-24DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.250
Eko Noviandi Ginting, Edy Sigit Sutarta
Salah satu faktor pembatas pemanfaatan tanah sulfat masam untuk usaha budidaya tanaman kelapa sawit adalah keberadaan lapisan sulfurik yang berpotensi teroksidasi. Teroksidasinya lapisan sulfurik tersebut dapat menyebabkan pH tanah menjadi sangat masam dan melepaskan sejumlah unsur logam beracun yang dapat menghambar perkembangan akar tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik kimia tanah pada blok tanaman kelapa sawit dengan beberapa kedalaman sulfurik dan pengaruhnya terhadap perkembangan akar kelapa sawit secara vertikal. Penelitian dilakukan di salah satu perkebunan kelapa sawit yang diusahakan pada lahan pasang surut di Kabupaten Aceh Tamiang, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Objek kajian penelitian ini adalah tiga blok tanaman yaitu Blok 27, blok 41, dan blok 42 masing-masing dengan kedalaman lapisan sulfurik 40-60 cm; 60-90 cm; dan > 90 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemasaman, kandungan Al-dd dan Fe tanah pada blok 27 relatif lebih tinggi dibanding blok lainnya. Terdapat hubungan antara pH tanah dengan Al-ddd dan kandungan Fe tanah. Dimana semakin rendah pH maka semakin tinggi kandungan Al-dd dan Fe tanah. Perkembangan total akar kelapa sawit terbaik diperoleh pada blok 41 yaitu sebesar 188,26 g/dm3 dan yang terendah pada blok 27 sebesar 75,99 g/dm3. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa semakin dangkal lapisan sulfurik dari permukaan tanah maka semakin terhambat perkembangan akar kelapa sawit. Perakaran kelapa sawit relatif berkembang baik jika kedalaman lapisan sulfurik > 90 cm.
{"title":"Karakteristik Kimia Tanah Sulfat Masam Pada Kedalaman Lapisan Sulfurik Yang Berbeda Serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Akar Tanaman Kelapa Sawit","authors":"Eko Noviandi Ginting, Edy Sigit Sutarta","doi":"10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.250","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.jur.jpks.v32i1.250","url":null,"abstract":"Salah satu faktor pembatas pemanfaatan tanah sulfat masam untuk usaha budidaya tanaman kelapa sawit adalah keberadaan lapisan sulfurik yang berpotensi teroksidasi. Teroksidasinya lapisan sulfurik tersebut dapat menyebabkan pH tanah menjadi sangat masam dan melepaskan sejumlah unsur logam beracun yang dapat menghambar perkembangan akar tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik kimia tanah pada blok tanaman kelapa sawit dengan beberapa kedalaman sulfurik dan pengaruhnya terhadap perkembangan akar kelapa sawit secara vertikal. Penelitian dilakukan di salah satu perkebunan kelapa sawit yang diusahakan pada lahan pasang surut di Kabupaten Aceh Tamiang, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Objek kajian penelitian ini adalah tiga blok tanaman yaitu Blok 27, blok 41, dan blok 42 masing-masing dengan kedalaman lapisan sulfurik 40-60 cm; 60-90 cm; dan > 90 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemasaman, kandungan Al-dd dan Fe tanah pada blok 27 relatif lebih tinggi dibanding blok lainnya. Terdapat hubungan antara pH tanah dengan Al-ddd dan kandungan Fe tanah. Dimana semakin rendah pH maka semakin tinggi kandungan Al-dd dan Fe tanah. Perkembangan total akar kelapa sawit terbaik diperoleh pada blok 41 yaitu sebesar 188,26 g/dm3 dan yang terendah pada blok 27 sebesar 75,99 g/dm3. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa semakin dangkal lapisan sulfurik dari permukaan tanah maka semakin terhambat perkembangan akar kelapa sawit. Perakaran kelapa sawit relatif berkembang baik jika kedalaman lapisan sulfurik > 90 cm.","PeriodicalId":485865,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kelapa Sawit","volume":"26 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140662804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}