None Yuni Priskila Ginting, Aksel Stefan Wenur, Cindy Destiani, Michelle Clarisa Candra Halim, Raden Ayu Rani Mutiara Dewi, Steffi Lauw
Visum et Repertum dalam konteks pemerkosaan adalah proses pemeriksaan medis oleh ahli forensik medis terlatih untuk mendokumentasikan bukti-bukti fisik yang berkaitan dengan tindakan pemerkosaan. Ini adalah laporan medis penting dalam proses hukum yang bertujuan untuk memeriksa dan mendokumentasikan cedera atau bukti fisik yang terkait dengan pemerkosaan serta menyediakan bukti kuat dalam pengadilan. Proses pemeriksaan Visum et Repertum melibatkan wawancara dengan korban, pemeriksaan fisik, pengambilan sampel forensik, dokumentasi visual, dan pembuatan laporan medis. Laporan Visum et Repertum menjadi bukti utama dalam kasus pemerkosaan dan harus dibuat dengan cermat dan profesional. Selama proses ini, penting memberikan perlindungan dan dukungan psikologis kepada korban pemerkosaan. Hasil pemeriksaan Visum et Repertum dapat memiliki dampak besar dalam putusan pengadilan dan membantu membuktikan kesalahan pelaku pemerkosaan. Keandalan bukti ini sangat penting, dan dokter forensik harus bekerja secara teliti dan profesional. Visum et Repertum berperan kunci dalam memastikan keadilan bagi korban pemerkosaan dan menghukum pelaku tindakan kriminal ini. Namun, ada kendala dan tantangan dalam pembuktian Visum et Repertum, seperti keterbatasan waktu, kesulitan dalam mengumpulkan bukti fisik, serta koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam proses hukum. Dukungan psikologis dan sosial kepada korban juga menjadi penting dalam menghadapi proses ini. Perkembangan hukum terkait Visum et Repertum di Indonesia mencakup dasar hukum dari Undang-Undang Dasar 1945, KUHAP, perkembangan teknologi medis, kasus-kasus bersejarah, dan peningkatan standar profesionalisme dalam praktik medis. Semua ini berkontribusi pada upaya meningkatkan kualitas dan keadilan dalam proses hukum terkait pemerkosaan dan kasus-kasus lain yang memerlukan pembuktian melalui Visum et Repertum.
{"title":"Pembuktian Visum Et Repertum Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan","authors":"None Yuni Priskila Ginting, Aksel Stefan Wenur, Cindy Destiani, Michelle Clarisa Candra Halim, Raden Ayu Rani Mutiara Dewi, Steffi Lauw","doi":"10.58812/jpws.v2i09.623","DOIUrl":"https://doi.org/10.58812/jpws.v2i09.623","url":null,"abstract":"Visum et Repertum dalam konteks pemerkosaan adalah proses pemeriksaan medis oleh ahli forensik medis terlatih untuk mendokumentasikan bukti-bukti fisik yang berkaitan dengan tindakan pemerkosaan. Ini adalah laporan medis penting dalam proses hukum yang bertujuan untuk memeriksa dan mendokumentasikan cedera atau bukti fisik yang terkait dengan pemerkosaan serta menyediakan bukti kuat dalam pengadilan. Proses pemeriksaan Visum et Repertum melibatkan wawancara dengan korban, pemeriksaan fisik, pengambilan sampel forensik, dokumentasi visual, dan pembuatan laporan medis. Laporan Visum et Repertum menjadi bukti utama dalam kasus pemerkosaan dan harus dibuat dengan cermat dan profesional. Selama proses ini, penting memberikan perlindungan dan dukungan psikologis kepada korban pemerkosaan. Hasil pemeriksaan Visum et Repertum dapat memiliki dampak besar dalam putusan pengadilan dan membantu membuktikan kesalahan pelaku pemerkosaan. Keandalan bukti ini sangat penting, dan dokter forensik harus bekerja secara teliti dan profesional. Visum et Repertum berperan kunci dalam memastikan keadilan bagi korban pemerkosaan dan menghukum pelaku tindakan kriminal ini. Namun, ada kendala dan tantangan dalam pembuktian Visum et Repertum, seperti keterbatasan waktu, kesulitan dalam mengumpulkan bukti fisik, serta koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam proses hukum. Dukungan psikologis dan sosial kepada korban juga menjadi penting dalam menghadapi proses ini. Perkembangan hukum terkait Visum et Repertum di Indonesia mencakup dasar hukum dari Undang-Undang Dasar 1945, KUHAP, perkembangan teknologi medis, kasus-kasus bersejarah, dan peningkatan standar profesionalisme dalam praktik medis. Semua ini berkontribusi pada upaya meningkatkan kualitas dan keadilan dalam proses hukum terkait pemerkosaan dan kasus-kasus lain yang memerlukan pembuktian melalui Visum et Repertum.","PeriodicalId":489181,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian West Science","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135586803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
None Debbi Delviolita, None Encep Iman Maulana, None Sindi Nabila
November lalu, Cianjur diguncang gempa dengan kekuatan 5.6 SR. Hal tersebut menyebabkan banyak rumah warga yang roboh. Selain kerugian materi, banyak warga Cianjur yang mengalami trauma disebabkan oleh gempa tersebut. Korban terbanyak dialami oleh ibu – ibu dan anak – anak, banyak anak kecil yang mengalami acute stress disorder atau disebut juga “stress akut”. Kementerian menyebutkan akan mengirimkan tim tenaga Kesehatan jiwa yang terdiri dari psikiater, psikolog, dan perawat jiwa. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk menangani dan mengentaskan trauma pasca gempa pada anak – anak. Metode dari penelitian ini di antaranya dengan melakukan dokumentasi, observasi, wawancara, dan studi pustaka. Salah satu bentuk trauma healing yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan rekreasional karena dapat memulihkan trauma yang berkepanjangan dengan mengisi waktu melakukan banyak permainan. Melakukan banyak permainan sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, maka dari itu teknik ini sangat baik untuk diterapkan.
{"title":"Penerapan Permainan Sederhana dan Penyediaan Fasilitas Kebersihan sebagai Bentuk Trauma Healing pada Warga Terdampak Bencana Gempa Cianjur di Cugenang, Cianjur","authors":"None Debbi Delviolita, None Encep Iman Maulana, None Sindi Nabila","doi":"10.58812/jpws.v2i09.610","DOIUrl":"https://doi.org/10.58812/jpws.v2i09.610","url":null,"abstract":"November lalu, Cianjur diguncang gempa dengan kekuatan 5.6 SR. Hal tersebut menyebabkan banyak rumah warga yang roboh. Selain kerugian materi, banyak warga Cianjur yang mengalami trauma disebabkan oleh gempa tersebut. Korban terbanyak dialami oleh ibu – ibu dan anak – anak, banyak anak kecil yang mengalami acute stress disorder atau disebut juga “stress akut”. Kementerian menyebutkan akan mengirimkan tim tenaga Kesehatan jiwa yang terdiri dari psikiater, psikolog, dan perawat jiwa. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk menangani dan mengentaskan trauma pasca gempa pada anak – anak. Metode dari penelitian ini di antaranya dengan melakukan dokumentasi, observasi, wawancara, dan studi pustaka. Salah satu bentuk trauma healing yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan rekreasional karena dapat memulihkan trauma yang berkepanjangan dengan mengisi waktu melakukan banyak permainan. Melakukan banyak permainan sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, maka dari itu teknik ini sangat baik untuk diterapkan.","PeriodicalId":489181,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian West Science","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135586806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
None Farah Sekar Wahyuni, None Wava Maulidia Siswanto, None Andri Ardhiyansyah, None Yusuf Iskandar
Kegiatan perkemahan sabtu minggu (PERSAMI) telah lama diakui sebagai sarana efektif untuk pengembangan karakter, peningkatan keterampilan, dan memperluas pengetahuan peserta terutama di kalangan pemuda. Namun, tantangan dalam menjaga kelangsungan dan nilai-nilai positif dari perkemahan sabtu minggu (PERSAMI) di tengah perubahan sosial dan budaya sering kali muncul, terutama di wilayah pedesaan seperti di Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Dalam upaya mengatasi tantangan ini, kolaborasi dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah muncul sebagai alternatif yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis pengalaman pengembangan kegiatan PERSAMI berkelanjutan di Desa Cimaja melalui pendekatan kolaboratif dengan program KKN. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melibatkan observasi partisipatif, wawancara, dan analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi antara kelompok mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Cimaja telah memungkinkan pengembangan kegiatan PERSAMI yang lebih berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kolaborasi antara program KKN dengan kegiatan PERSAMI dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan kegiatan PERSAMI berkelanjutan di SDN Gunung Cabe Desa Cimaja. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif dapat menjadi strategi yang efektif dalam menjaga dan meningkatkan nilai-nilai positif dari kegiatan tersebut di tengah perubahan sosial dan budaya.
{"title":"Pengembangan Kegiatan Perkemahan Sabtu Minggu Berkelanjutan di Desa Cimaja Kecamatan Cikakak melalui Kolaborasi dengan Kelompok KKN Universitas Nusa Putra","authors":"None Farah Sekar Wahyuni, None Wava Maulidia Siswanto, None Andri Ardhiyansyah, None Yusuf Iskandar","doi":"10.58812/jpws.v2i09.611","DOIUrl":"https://doi.org/10.58812/jpws.v2i09.611","url":null,"abstract":"Kegiatan perkemahan sabtu minggu (PERSAMI) telah lama diakui sebagai sarana efektif untuk pengembangan karakter, peningkatan keterampilan, dan memperluas pengetahuan peserta terutama di kalangan pemuda. Namun, tantangan dalam menjaga kelangsungan dan nilai-nilai positif dari perkemahan sabtu minggu (PERSAMI) di tengah perubahan sosial dan budaya sering kali muncul, terutama di wilayah pedesaan seperti di Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Dalam upaya mengatasi tantangan ini, kolaborasi dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) telah muncul sebagai alternatif yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis pengalaman pengembangan kegiatan PERSAMI berkelanjutan di Desa Cimaja melalui pendekatan kolaboratif dengan program KKN. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melibatkan observasi partisipatif, wawancara, dan analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi antara kelompok mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Cimaja telah memungkinkan pengembangan kegiatan PERSAMI yang lebih berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kolaborasi antara program KKN dengan kegiatan PERSAMI dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan kegiatan PERSAMI berkelanjutan di SDN Gunung Cabe Desa Cimaja. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif dapat menjadi strategi yang efektif dalam menjaga dan meningkatkan nilai-nilai positif dari kegiatan tersebut di tengah perubahan sosial dan budaya.","PeriodicalId":489181,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian West Science","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135586804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}