Penelitian ini didasari dari ditemukannya fakta dalam menyampaikan informasi pasien COVID-19, pemerintah desa enggan membuka data yang dibutuhkan masyarakat dengan alasan mengurangi kegelisahan. Mengejutkannya, ditemukan beberapa pengelola pemerintah desa yang secara diam-diam menyampaikan informasi COVID-19 hanya pada orang-orang terdekat dan meminta mereka untuk tutup mulut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis permasalahan keterbukaan informasi yang menjadi penghambat pemerintah desa untuk menjalankan keterbukaan informasi dengan didasari dari opini masyarakat kecamatan Sumbermulyo maupun sebagian anggota pemerintah desa terkait COVID-19. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan rentang pengamatan Juni 2020 hingga Februari 2021 serta melibatkan enam informan. Melalui penelitian ini diketahui bahwa problem komunikasi terjadi pada sistem yang memiliki kuasa yaitu pemerintah desa di mana masing-masing satuan unit tugas memiliki aturan dan kebijakan berbeda, faktor kedekatan personal menjadi alasan longgarnya penanganan COVID-19 dan kesediaan mengungkap informasi hanya pada beberapa orang terdekat secara diam-diam, adanya keinginan agar data pasien tidak diungkap transparan karena dikhawatirkan berpengaruh pada skor sebaran COVID-19 kecamatan, dan tidak adanya komunikasi terstruktur yang membuat masyarakat harus membuat kebijakan sendiri.
{"title":"Studi Kasus Opini Masyarakat Terkait Keterbukaan Komunikasi Pemerintah Desa dalam Penanganan COVID-19","authors":"N. Purnamasari","doi":"10.31315/jik.v21i3.4540","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.4540","url":null,"abstract":"Penelitian ini didasari dari ditemukannya fakta dalam menyampaikan informasi pasien COVID-19, pemerintah desa enggan membuka data yang dibutuhkan masyarakat dengan alasan mengurangi kegelisahan. Mengejutkannya, ditemukan beberapa pengelola pemerintah desa yang secara diam-diam menyampaikan informasi COVID-19 hanya pada orang-orang terdekat dan meminta mereka untuk tutup mulut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis permasalahan keterbukaan informasi yang menjadi penghambat pemerintah desa untuk menjalankan keterbukaan informasi dengan didasari dari opini masyarakat kecamatan Sumbermulyo maupun sebagian anggota pemerintah desa terkait COVID-19. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan rentang pengamatan Juni 2020 hingga Februari 2021 serta melibatkan enam informan. Melalui penelitian ini diketahui bahwa problem komunikasi terjadi pada sistem yang memiliki kuasa yaitu pemerintah desa di mana masing-masing satuan unit tugas memiliki aturan dan kebijakan berbeda, faktor kedekatan personal menjadi alasan longgarnya penanganan COVID-19 dan kesediaan mengungkap informasi hanya pada beberapa orang terdekat secara diam-diam, adanya keinginan agar data pasien tidak diungkap transparan karena dikhawatirkan berpengaruh pada skor sebaran COVID-19 kecamatan, dan tidak adanya komunikasi terstruktur yang membuat masyarakat harus membuat kebijakan sendiri.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"4 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139449912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alifiah Ghaniyyu Widyaningrum, A. V. Hubeis, S. Sarwoprasodjo, K. Matindas
Upaya meningkatkan pengetahuan informasi persalinan salah satunya dengan penyuluhan kesehatan dan penyebaran informasi melalui media dan teknologi. Dalam hal ini dibutuhkan komunikasi interpersonal yang menjalin interaksi antara individu, tenaga kesehatan, serta sistem dukungan sosial individu. penggunaan media komunikasi modern, yaitu internet sebagai media menyebarluaskan pengetahuan terkait kesehatan melalui media sosial seperti Instagram, whatsapp, serta blog. Kontribusi tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran penelitian yang sudah dilakukan, dengan tujuan menganalisis masalah-masalah baru dan merumuskan kerangka pemikiran baru terkait komunikasi kesehatan persalinan dalam media sosial. Dengan metode tinjauan sistematis (systematic review). Telaah sistematik ini berdasarkan sintesis empat belas jurnal bereputasi dan sumber literatur tambahan lainnya. Hasilnya artikel tersebut memiliki variasi dalam hal metodelogi dan teori yang digunakan untuk membahas permasalahan penelitian. Belum ada penelitian yang fokus mengenai proses pembelajaran persalinan (VBAC) Vaginal Birth After Caesar dalam percakapan media digital. VBAC ialah melahirkan normal setelah pascaoperasi (SC) section cesarea. Vaginal Birth After Caesar saat ini mulai banyak diterapkan oleh dokter - dokter di dunia serta direkomendasikan dokter di Indonesia.
{"title":"Komunikasi Kesehatan Persalinan dalam Media Sosial: Kajian Literatur Sistematik","authors":"Alifiah Ghaniyyu Widyaningrum, A. V. Hubeis, S. Sarwoprasodjo, K. Matindas","doi":"10.31315/jik.v21i3.7843","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.7843","url":null,"abstract":"Upaya meningkatkan pengetahuan informasi persalinan salah satunya dengan penyuluhan kesehatan dan penyebaran informasi melalui media dan teknologi. Dalam hal ini dibutuhkan komunikasi interpersonal yang menjalin interaksi antara individu, tenaga kesehatan, serta sistem dukungan sosial individu. penggunaan media komunikasi modern, yaitu internet sebagai media menyebarluaskan pengetahuan terkait kesehatan melalui media sosial seperti Instagram, whatsapp, serta blog. Kontribusi tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran penelitian yang sudah dilakukan, dengan tujuan menganalisis masalah-masalah baru dan merumuskan kerangka pemikiran baru terkait komunikasi kesehatan persalinan dalam media sosial. Dengan metode tinjauan sistematis (systematic review). Telaah sistematik ini berdasarkan sintesis empat belas jurnal bereputasi dan sumber literatur tambahan lainnya. Hasilnya artikel tersebut memiliki variasi dalam hal metodelogi dan teori yang digunakan untuk membahas permasalahan penelitian. Belum ada penelitian yang fokus mengenai proses pembelajaran persalinan (VBAC) Vaginal Birth After Caesar dalam percakapan media digital. VBAC ialah melahirkan normal setelah pascaoperasi (SC) section cesarea. Vaginal Birth After Caesar saat ini mulai banyak diterapkan oleh dokter - dokter di dunia serta direkomendasikan dokter di Indonesia.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"18 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139450454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ketika pandemi COVID-19 menyebar, aktivisme digital muncul sebagai respons terhadap infodemik di Indonesia. Studi ini berfokus pada aktivisme digital Pandemictalks dan bertujuan untuk mengeksplorasi tujuan, strategi, dan dampaknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis. Penelitian ini menggunakan model Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough untuk mengkaji praktik linguistik dan sosiokultural yang digunakan oleh Pandemictalks selama periode penelitian. Temuan mengungkapkan bahwa Pandemictalks dilatarbelakangi oleh kegelisahan awal akibat pandemi di Indonesia, didorong oleh kurangnya kewaspadaan dan transparansi data pemerintah. Studi ini mengidentifikasi lima bidang fokus utama Pembicaraan Pandemi: protokol kesehatan, kebijakan pemerintah, pendidikan, vaksinasi, dan perubahan iklim. Melalui aktivisme digitalnya, Pandemictalks menyediakan saluran informasi alternatif dan jalur pengaduan, sekaligus melakukan kampanye positif bagi masyarakat. Tujuan utama dari Pandemictalks adalah untuk meningkatkan kesadaran akan COVID-19 di masyarakat, berkontribusi pada penyebaran informasi penting. Selain itu, aktivitas mereka memungkinkan mereka mengakumulasi modal sosial, terbukti dengan bertambahnya jumlah pengikut mereka. Dalam hal konstruksi bahasa, Pandemictalks menggunakan gaya bahasa diksi populer dan sindiran untuk menyelaraskan dengan suasana Instagram, sehingga secara efektif melibatkan audiens mereka. Penelitian ini menyoroti pentingnya aktivisme digital selama pandemi dan perannya sebagai sumber informasi alternatif dan platform bagi keprihatinan masyarakat di Indonesia. Studi ini merekomendasikan riset berikutnya untuk menggali lebih dalam upaya komunikasi sains dan komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh para aktivis, pendidik, dan petugas kesehatan selama dan pascapandemi di Indonesia.
{"title":"Digital Activism of Health Professional during Pandemic: a Lesson Learned from @Pandemictalks","authors":"Gustaf Wijaya, Irfan Wahyudi, Rachmah Ida","doi":"10.31315/jik.v21i3.9067","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.9067","url":null,"abstract":"Ketika pandemi COVID-19 menyebar, aktivisme digital muncul sebagai respons terhadap infodemik di Indonesia. Studi ini berfokus pada aktivisme digital Pandemictalks dan bertujuan untuk mengeksplorasi tujuan, strategi, dan dampaknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis. Penelitian ini menggunakan model Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough untuk mengkaji praktik linguistik dan sosiokultural yang digunakan oleh Pandemictalks selama periode penelitian. Temuan mengungkapkan bahwa Pandemictalks dilatarbelakangi oleh kegelisahan awal akibat pandemi di Indonesia, didorong oleh kurangnya kewaspadaan dan transparansi data pemerintah. Studi ini mengidentifikasi lima bidang fokus utama Pembicaraan Pandemi: protokol kesehatan, kebijakan pemerintah, pendidikan, vaksinasi, dan perubahan iklim. Melalui aktivisme digitalnya, Pandemictalks menyediakan saluran informasi alternatif dan jalur pengaduan, sekaligus melakukan kampanye positif bagi masyarakat. Tujuan utama dari Pandemictalks adalah untuk meningkatkan kesadaran akan COVID-19 di masyarakat, berkontribusi pada penyebaran informasi penting. Selain itu, aktivitas mereka memungkinkan mereka mengakumulasi modal sosial, terbukti dengan bertambahnya jumlah pengikut mereka. Dalam hal konstruksi bahasa, Pandemictalks menggunakan gaya bahasa diksi populer dan sindiran untuk menyelaraskan dengan suasana Instagram, sehingga secara efektif melibatkan audiens mereka. Penelitian ini menyoroti pentingnya aktivisme digital selama pandemi dan perannya sebagai sumber informasi alternatif dan platform bagi keprihatinan masyarakat di Indonesia. Studi ini merekomendasikan riset berikutnya untuk menggali lebih dalam upaya komunikasi sains dan komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh para aktivis, pendidik, dan petugas kesehatan selama dan pascapandemi di Indonesia.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"61 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139449777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat perbatasan, khususnya di Papua (Skouw) perlu mendapatkan perhatian khusus, akibat interaksi yang intensif dengan negara tetangga. Interaksi tersebut berupa aktivitas ekonomi, sosial, maupun budaya sebagai negara yang berdampingan dengan Papua Nugini menjadi faktor penting untuk dianalisis, ditinjau dari keuletan dan ketangguhan masyarakat. Interaksi sosial dapat melalui perkembangan teknologi, sosial, budaya, yang menjadi penyebab tergerusnya kearifan lokal di daerah tersebut jika tidak mengoptimalkan filternya sebagai salah satu bentuk kewaspadaan terhadap potensi ancaman. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi interaksi dan persebaran budaya masyarakat perbatasan dengan negara tetangga yang perlu diwaspadai dengan arif dan bijaksana menggunakan strategi penanganan yang efektif dan efisien. Strategi penanganan yang dimaksud memberikan kontribusi pada bidang ilmu komunikasi yang berlandaskan teori model komunikasi SMCR. Mix-metode digunakan untuk pengambilan data melalui penyebaran angket, wawancara mendalam serta observasi yang dilakukan secara langsung di Skouw, Jayapura, Papua, Indonesia. Hasil penelitian ini, menunjukan masyarakat Skouw memiliki nasionalisme dan toleransi yang tinggi. Meskipun mereka sering berinteraksi dengan negara tetangga, akan tetapi, masih mempertahanan keutuhan NKRI dengan menghormati budaya asing yang masuk tanpa meninggalkan budaya asli yang dimilikinya. Penguatan dan peningkatan nilai-nilai kebangsaan perlu menjadi sebuah Gerakan Nasional guna memperkokoh keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan Ketahanan Nasional.
{"title":"Potret Masyarakat Perbatasan Papua: Interaksi, dan Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan Analisis Komunikasi","authors":"Ririt Yuniar, Imania Rahmah","doi":"10.31315/jik.v21i3.9209","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.9209","url":null,"abstract":"Nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat perbatasan, khususnya di Papua (Skouw) perlu mendapatkan perhatian khusus, akibat interaksi yang intensif dengan negara tetangga. Interaksi tersebut berupa aktivitas ekonomi, sosial, maupun budaya sebagai negara yang berdampingan dengan Papua Nugini menjadi faktor penting untuk dianalisis, ditinjau dari keuletan dan ketangguhan masyarakat. Interaksi sosial dapat melalui perkembangan teknologi, sosial, budaya, yang menjadi penyebab tergerusnya kearifan lokal di daerah tersebut jika tidak mengoptimalkan filternya sebagai salah satu bentuk kewaspadaan terhadap potensi ancaman. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi interaksi dan persebaran budaya masyarakat perbatasan dengan negara tetangga yang perlu diwaspadai dengan arif dan bijaksana menggunakan strategi penanganan yang efektif dan efisien. Strategi penanganan yang dimaksud memberikan kontribusi pada bidang ilmu komunikasi yang berlandaskan teori model komunikasi SMCR. Mix-metode digunakan untuk pengambilan data melalui penyebaran angket, wawancara mendalam serta observasi yang dilakukan secara langsung di Skouw, Jayapura, Papua, Indonesia. Hasil penelitian ini, menunjukan masyarakat Skouw memiliki nasionalisme dan toleransi yang tinggi. Meskipun mereka sering berinteraksi dengan negara tetangga, akan tetapi, masih mempertahanan keutuhan NKRI dengan menghormati budaya asing yang masuk tanpa meninggalkan budaya asli yang dimilikinya. Penguatan dan peningkatan nilai-nilai kebangsaan perlu menjadi sebuah Gerakan Nasional guna memperkokoh keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan Ketahanan Nasional.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"43 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139449736","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Proses penyiaran berita di radio tidak terlepas dari pelaksanaan manajemen penyiaran. Radio Dakta merupakan radio yang presentasenya paling tinggi dalam menyiarkan jenis informasi sebanyak 60%. Radio Dakta merupakan radio yang turut berperan aktif dalam bekerjasama dengan pemerintah serta instansi lainnya untuk menyajikan berbagai informasi ter-uptodate. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen penyiaran berita di radio Dakta dalam pemenuhan informasi pendengar serta faktor pendukung dan penghambat. Pendekatan penelitian adalah kualitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen penyiaran berita radio Dakta dilakukan dengan baik. Proses manajemen penyiaran berita radio Dakta dilakukan perencanaan yang meliputi pencarian berita, penyusunan berita, pembagian berita, pelaksana penyiaran berita, tujuan penyiaran berita dan menentukan sasaran. Pengorganisasian meliputi departemenlisasi radio dan pembagian kerja. Pengarahan dan memberikan pengaruh yang meliputi motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pelatihan. Pengawasan yang meliputi evaluasi yang dilakukan internal dan external. Kontribusi penelitian ini memberi pemahaman cara manajemen penyiaran di sebuah radio terkait penyajian informasi-informasi yang sesuai kaidah dalam pemenuhan informasi pendengar.
{"title":"Manajemen Penyiaran Berita di Radio Dakta Bekasi dalam Pemenuhan Informasi Pendengar","authors":"Intan Ikhtiarti Wilti, Aminah Swarnawati","doi":"10.31315/jik.v21i3.8314","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.8314","url":null,"abstract":"Proses penyiaran berita di radio tidak terlepas dari pelaksanaan manajemen penyiaran. Radio Dakta merupakan radio yang presentasenya paling tinggi dalam menyiarkan jenis informasi sebanyak 60%. Radio Dakta merupakan radio yang turut berperan aktif dalam bekerjasama dengan pemerintah serta instansi lainnya untuk menyajikan berbagai informasi ter-uptodate. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen penyiaran berita di radio Dakta dalam pemenuhan informasi pendengar serta faktor pendukung dan penghambat. Pendekatan penelitian adalah kualitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen penyiaran berita radio Dakta dilakukan dengan baik. Proses manajemen penyiaran berita radio Dakta dilakukan perencanaan yang meliputi pencarian berita, penyusunan berita, pembagian berita, pelaksana penyiaran berita, tujuan penyiaran berita dan menentukan sasaran. Pengorganisasian meliputi departemenlisasi radio dan pembagian kerja. Pengarahan dan memberikan pengaruh yang meliputi motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pelatihan. Pengawasan yang meliputi evaluasi yang dilakukan internal dan external. Kontribusi penelitian ini memberi pemahaman cara manajemen penyiaran di sebuah radio terkait penyajian informasi-informasi yang sesuai kaidah dalam pemenuhan informasi pendengar.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"3 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139449950","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Millennial moms adalah kelompok ibu-ibu yang tumbuh dikelilingi oleh teknologi, internet, dan media sosial. Selama pandemi COVID-19 millennial moms melakukan alternatif dalam memenuhi kebutuhan keluarga secara daring. Pilihan ini dilakukan karena lebih cepat, praktis, dan harga lebih murah. Metode pembayaran pun juga dilakukan non tunai/cashless karena sejalan dengan protokol kesehatan. Fenomena ini digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini untuk mengetahui praktik transaksi daring yang dilakukan oleh millennial moms. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus pada millennial moms di Yogyakarta. Pemilihan pada millennial moms dipilih secara purposive sampling yakni perempuan yang lahir antara akhir 80-an dan 90-an, sudah menikah, memiliki anak, aktif menggunakan internet, dan aktif melakukan transaksi daring selama pandemi COVID-19. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam namun tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukan bahwa millennial moms melakukan pembelian barang secara daring untuk barang-barang tertentu yang tidak ada di swalayan. Metode pembayaran yang digunakan tidak semua millennial moms menggunakan aplikasi dompet digital melainkan ada yang menggunakan metode COD. Kesenjangan digital menjadi penyebab pada praktik ini yakni poin kecakapan digital/digital skills yang harus dimiliki pengguna agar transaksi daring terjadi. Dengan demikian seluruh pengguna dompet digital khususnya millennial moms dapat mengasah kecakapan digitalnya agar praktik transaksi daring dapat dilakukan dengan baik, bijak, dan aman.
{"title":"Penggunaan Dompet Digital dalam Transaksi Daring bagi Millennial Moms selama Pandemi Covid-19","authors":"Indah Wenerda, Nunik Hariyanti","doi":"10.31315/jik.v21i3.5572","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.5572","url":null,"abstract":"Millennial moms adalah kelompok ibu-ibu yang tumbuh dikelilingi oleh teknologi, internet, dan media sosial. Selama pandemi COVID-19 millennial moms melakukan alternatif dalam memenuhi kebutuhan keluarga secara daring. Pilihan ini dilakukan karena lebih cepat, praktis, dan harga lebih murah. Metode pembayaran pun juga dilakukan non tunai/cashless karena sejalan dengan protokol kesehatan. Fenomena ini digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini untuk mengetahui praktik transaksi daring yang dilakukan oleh millennial moms. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus pada millennial moms di Yogyakarta. Pemilihan pada millennial moms dipilih secara purposive sampling yakni perempuan yang lahir antara akhir 80-an dan 90-an, sudah menikah, memiliki anak, aktif menggunakan internet, dan aktif melakukan transaksi daring selama pandemi COVID-19. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam namun tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukan bahwa millennial moms melakukan pembelian barang secara daring untuk barang-barang tertentu yang tidak ada di swalayan. Metode pembayaran yang digunakan tidak semua millennial moms menggunakan aplikasi dompet digital melainkan ada yang menggunakan metode COD. Kesenjangan digital menjadi penyebab pada praktik ini yakni poin kecakapan digital/digital skills yang harus dimiliki pengguna agar transaksi daring terjadi. Dengan demikian seluruh pengguna dompet digital khususnya millennial moms dapat mengasah kecakapan digitalnya agar praktik transaksi daring dapat dilakukan dengan baik, bijak, dan aman.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139450162","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-05DOI: 10.31315/jik.v21i3.10946
Rachmat Kriyantono, Reza Safitri, Fitria Avicenna, Azahar Kasim, Rohmania Chandra Sari, A. Susanto, Moch. Fauzie Said, Ahmad Muwafik Saleh, Muhammad Hafidz Daros Airlangga
Penyebaran covid-19 menyebabkan krisis global yang mengancam berbagai aspek, tidak terlepas sistem pendidikan. Perubahan perilaku mencari informasi ilmiah oleh dosen dan mahasiswa terkait pembelajaran menjadi referensi online. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah situs perpustakaan universitas menjadi sumber utama yang dipilih oleh dosen dan mahasiswa dalam mencari informasi ilmiah sebelum dan selama pandemi, seberapa puaskah dosen dan mahasiswa dalam menggunakan informasi yang ditawarkan melalui website perpustakaan universitas dan bagaimana cara dosen dan mahasiswa berbagi informasi yang diperoleh dari website. Penelitian dilakukan dengan survei online menggunakan kuesioner dengan pemilihan responden melalui convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi melalui online memegang peran vital dalam proses pembelajaran. Website menjadi sumber utama pencarian informasi ilmiah karena sebagai platform internet mampu mengadopsi jenis komunikasi massa dan komunikasi personal. Kemampuan adopsi ini yang menjadi faktor kemudahan bagi pengguna dalam keterbatasan interaksi sosial akibat pandemi. Penelitian memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi yang tidak seimbang karena jumlah responden yang berbeda jauh. Selain itu, untuk penelitian lebih lanjut di waktu yang akan dating, perlu dilakukan penelitian uji korelasional atau uji pengaruh pada data-data yang telah ditemukan. Penelitian kualitatif juga dapat dilakukan untuk memverivikasi motif-motif para informan.
{"title":"Perilaku Komunikasi Dosen dan Mahasiswa UB dan UUM dalam Mencari Informasi Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19","authors":"Rachmat Kriyantono, Reza Safitri, Fitria Avicenna, Azahar Kasim, Rohmania Chandra Sari, A. Susanto, Moch. Fauzie Said, Ahmad Muwafik Saleh, Muhammad Hafidz Daros Airlangga","doi":"10.31315/jik.v21i3.10946","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.10946","url":null,"abstract":"Penyebaran covid-19 menyebabkan krisis global yang mengancam berbagai aspek, tidak terlepas sistem pendidikan. Perubahan perilaku mencari informasi ilmiah oleh dosen dan mahasiswa terkait pembelajaran menjadi referensi online. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah situs perpustakaan universitas menjadi sumber utama yang dipilih oleh dosen dan mahasiswa dalam mencari informasi ilmiah sebelum dan selama pandemi, seberapa puaskah dosen dan mahasiswa dalam menggunakan informasi yang ditawarkan melalui website perpustakaan universitas dan bagaimana cara dosen dan mahasiswa berbagi informasi yang diperoleh dari website. Penelitian dilakukan dengan survei online menggunakan kuesioner dengan pemilihan responden melalui convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi melalui online memegang peran vital dalam proses pembelajaran. Website menjadi sumber utama pencarian informasi ilmiah karena sebagai platform internet mampu mengadopsi jenis komunikasi massa dan komunikasi personal. Kemampuan adopsi ini yang menjadi faktor kemudahan bagi pengguna dalam keterbatasan interaksi sosial akibat pandemi. Penelitian memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi yang tidak seimbang karena jumlah responden yang berbeda jauh. Selain itu, untuk penelitian lebih lanjut di waktu yang akan dating, perlu dilakukan penelitian uji korelasional atau uji pengaruh pada data-data yang telah ditemukan. Penelitian kualitatif juga dapat dilakukan untuk memverivikasi motif-motif para informan.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"46 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139450086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-05DOI: 10.31315/jik.v21i3.11440
Susilastuti Dwi Nugrahajati, Basuki Agus Suparno
Kelompok teroris dalam aktivitasnya yang mengedepankan kekerasan, ancaman, dan ketakutan pada dasarnya menyampaikan pesan politik kepada negara. Dalam kegiatannya mereka menggunakan manajemen komunikasi yang detail dengan memperhatikan komponen-komponen komunikasi seperti komunikator, pesan dan penggunaan media. Deradikalisasi merupakan pendekatan soft power untuk melawan radikalisme yang dilakukan BNPT dengan menggunakan pendekatan persuasi. Deradikalisasi yang dilakukan BNPT merupakan pendekatan soft power untuk mengajak mantan narapidana teroris kembali ke NKRI. Program deradikalisasi tidak bisa serta merta mendorong mantan narapidana untuk kembali ke masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian terhadap mantan narapidana, program deradikalisasi sebaiknya tidak hanya terfokus pada mereka yang sedang menjalani hukuman, namun juga pihak luar yaitu anggota keluarga yang masih berkomunikasi dengan anggota kelompoknya. Program deradikalisasi perlu mempertimbangkan pemilihan komunikator, isi pesan, komunikasi dan media yang akan digunakan.
{"title":"Program Deradikalisasi Dalam Perspektif Komunikasi Politik","authors":"Susilastuti Dwi Nugrahajati, Basuki Agus Suparno","doi":"10.31315/jik.v21i3.11440","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.11440","url":null,"abstract":"Kelompok teroris dalam aktivitasnya yang mengedepankan kekerasan, ancaman, dan ketakutan pada dasarnya menyampaikan pesan politik kepada negara. Dalam kegiatannya mereka menggunakan manajemen komunikasi yang detail dengan memperhatikan komponen-komponen komunikasi seperti komunikator, pesan dan penggunaan media. Deradikalisasi merupakan pendekatan soft power untuk melawan radikalisme yang dilakukan BNPT dengan menggunakan pendekatan persuasi. Deradikalisasi yang dilakukan BNPT merupakan pendekatan soft power untuk mengajak mantan narapidana teroris kembali ke NKRI. Program deradikalisasi tidak bisa serta merta mendorong mantan narapidana untuk kembali ke masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian terhadap mantan narapidana, program deradikalisasi sebaiknya tidak hanya terfokus pada mereka yang sedang menjalani hukuman, namun juga pihak luar yaitu anggota keluarga yang masih berkomunikasi dengan anggota kelompoknya. Program deradikalisasi perlu mempertimbangkan pemilihan komunikator, isi pesan, komunikasi dan media yang akan digunakan.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"85 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139450173","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Sediyaningsih, Ace Sriati Rachman, Lidwina Sri Ardiasih, Gunawan Wiradharma, Melisa Arisanty
Distance Education has great potential to become a model for the world's future education. The rapid development of technology, the demands of the global professional world, as well as various extraordinary events, such as the COVID-19 pandemic which could recur at any time, are the main reasons for the need to implement distance education. Therefore, to maintain the existence of distance education, research is needed that can look at perceptions of brand equity, namely brand awareness and brand association with perceived quality. This research aims to explain how society accepts open and distance state colleges, particularly among students in Indonesia. The research subjects were 812 respondents obtained through probability sampling using multistage random sampling from three regions in Indonesia, namely Vocational High School Bina Warga Bandung representing western Indonesia, Public High School 16 Makassar representing Central Indonesia, and Public High School 1 Jayapura representing the eastern part of Indonesia. The results of the research show that there is a strong relationship between brand awareness and community brand association on the desire to continue studying at open and distance higher education institutions. This research providing recommendations for PTJJ should not only focus on promotion/marketing strategies to increase interest in continuing community studies at PTJJ but also focus on strategies that can increase brand equity.
远程教育具有成为未来世界教育模式的巨大潜力。技术的飞速发展、全球职业界的需求以及各种非常事件,如随时可能再次发生的 COVID-19 大流行病,都是需要实施远程教育的主要原因。因此,为了维持远程教育的存在,需要对品牌资产的感知,即品牌意识和品牌与感知质量的关联进行研究。本研究旨在解释社会如何接受开放式远程国立学院,尤其是印度尼西亚的学生。研究对象是通过多阶段随机抽样的概率抽样方法从印度尼西亚三个地区获得的 812 名受访者,这三个地区分别是代表印度尼西亚西部的职业高中 Bina Warga Bandung、代表印度尼西亚中部的公立高中 16 Makassar 和代表印度尼西亚东部的公立高中 1 Jayapura。研究结果表明,品牌意识和社区品牌联想与继续在远程开放高等教育机构学习的愿望之间存在密切关系。本研究为 PTJJ 提出的建议不仅应侧重于宣传/营销策略,以提高人们对继续在 PTJJ 社区学习的兴趣,还应侧重于可提高品牌资产的策略。
{"title":"Brand Awareness and Brand Association in Continuing Studies at Open and Distance Higher Education","authors":"Sri Sediyaningsih, Ace Sriati Rachman, Lidwina Sri Ardiasih, Gunawan Wiradharma, Melisa Arisanty","doi":"10.31315/jik.v21i3.8843","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jik.v21i3.8843","url":null,"abstract":"Distance Education has great potential to become a model for the world's future education. The rapid development of technology, the demands of the global professional world, as well as various extraordinary events, such as the COVID-19 pandemic which could recur at any time, are the main reasons for the need to implement distance education. Therefore, to maintain the existence of distance education, research is needed that can look at perceptions of brand equity, namely brand awareness and brand association with perceived quality. This research aims to explain how society accepts open and distance state colleges, particularly among students in Indonesia. The research subjects were 812 respondents obtained through probability sampling using multistage random sampling from three regions in Indonesia, namely Vocational High School Bina Warga Bandung representing western Indonesia, Public High School 16 Makassar representing Central Indonesia, and Public High School 1 Jayapura representing the eastern part of Indonesia. The results of the research show that there is a strong relationship between brand awareness and community brand association on the desire to continue studying at open and distance higher education institutions. This research providing recommendations for PTJJ should not only focus on promotion/marketing strategies to increase interest in continuing community studies at PTJJ but also focus on strategies that can increase brand equity.","PeriodicalId":502955,"journal":{"name":"Jurnal ILMU KOMUNIKASI","volume":"85 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139450179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}